• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BIO 1302607 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BIO 1302607 Chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi

eksperimen (quasi experimental research). Desain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Penelitian diawali

dengan pengambilan sampel secara Cluster Random Sampling, yaitu memilih dua

kelompok secara acak untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

(Fraenkel& Wallen, 2008). Kepada masing-masing kelompok, diberikan tes awal

untuk mengidentifikasi tes awal kemampuan siswa. Selanjutnya dilaksanakan

pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen, dan implementasi model

pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol. Setelah selesai, dilakukan tes akhir untuk mengidentifikasi penguasaan konsep

dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan :

O1 = Tes Awal O2 = Tes Akhir

X1 = Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Penugasan Mind Map

X2 = Implementasi Model Pembelajaran Konvensional dengan Penugasan Mind

Map

(2)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA

Al-Kamal Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Sekolah tersebut tidak mengelompokkan

kelasnya berdasarkan tingkat kemampuan (tidak ada kelas unggulan), dengan kata

lain penyebaran siswa di sekolah ini heterogen sehingga dapat mewakili siswa

dari tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua kelas yang dipilih

dengan menggunakan teknik cluster random sampling dengan mengacak kelas untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan teknik

tersebut diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas

eksperimen (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map) dan kelas XI

IPA 2 dengan jumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol (kelas yang memperoleh pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran konvensional dengan

penugasan mind map).

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dijelaskan agar menghindari adanya kesalahan

penafsiran dari setiap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara

operasional istilah- istilah tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang mengkondisikan

siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut “kelompok

asal”. Kemudian siswa juga membentuk “kelompok ahli” yang terdiri dari

perwakilan kelompok asal untuk belajar dan/atau mendiskusikan LKS sebagai

bahan diskusi yang disediakan oleh guru. Setelah kelompok ahli selesai

melaksanakan tugas maka anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal

(3)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pemahaman setiap siswa terhadap materi yang sudah dipelajari. Setelah

pembelajaran selesai siswa diberikan tugas untuk membuat mind map.

2. Model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran ini adalah

pembelajaran ekspositori atau pembelajaran langsung. Pada pembelajaran ini,

guru memegang peran yang lebih dominan dalam menjelaskan materi. Langkah-langkah pembelajaran ekspositori adalah: a) persiapan (preparation),

b)penyajian (presentation), c)korelasi (correlation), d)menyimpulkan (generalization), dan e) mengaplikasikan (application).

3. Penguasaan konsep merupakan skor tes siswa dalam menguasai materi

pembelajaran. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini meliputi aspek kognitif merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, yaitu aspek

mengingat(C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Penguasaan konsep dijaring melalui tes penguasaan konsep yang diberikan

dalam pretest dan postest berupa soal pilihan ganda sebanyak 30 soal

berdasarkan indikator pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia,

yaitu sebagai berikut :

 Menjelaskan pengertian sistem ekskresi

 Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia

 Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada ginjal sebagai organ

ekskresi manusia

 Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.

 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin seseorang.

 Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ

ekskresi manusia

 Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ

ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi.

 Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit

 Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada hati sebagai organ

(4)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

 Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada paru-paru sebagai

organ ekskresi manusia.

 Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi

manusia.

 Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ ekskresi melalui sikap

dalam kehidupan sehari-hari

4. Berpikir kreatif yang dimaksud adalah kemampuan berpikir kreatif yang

dijaring melalui mind map. Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti

berdasarkan acuan dari Ohassta (Ontario history and social science teachers

association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams (Munandar, 1999) yang meliputi keterampilan berpikir asli (originality),

keterampilan berpikir lancar (Fluency), dan keterampilan berpikir memerinci

(Elaboration).

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan dua jenis

instrumen, yaitu instrumen yang disusun dalam bentuk tes dan non tes. Instrumen

dalam bentuk tes yaitu tes untuk pengetahuan konsep dan kemampuan berpikir

kreatif. Sementara instrumen dalam bentuk non tes berupa angket untuk

mengetahui respon siswa terhadap implementasi model pembelajaran kooperatif

jigsaw dengan penugasan mind map. Berikut ini merupakan uraian dari masing-masing instrumen yang digunakan.

a. Tes Penguasaan konsep

Tes penguasaan konsep dibuat untuk mengukur sejauh mana pengetahuan

konsep yang telah dimiliki siswa sebelum dan setelah menerima implementasi

(5)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kelas eksperimen dan implementasi model pembelajaran konvensional dengan

penugasan mind map pada kelas kontrol. Soal tes penguasaan konsep ini disusun

dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 35 soal yang diujicobakan, tetapi terdapat 5

soal yang tidak valid. Jadi, dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan

terdiri dari 30 soal. Soal penguasaan konsep akan diberikan sebelum dan setelah pembelajaran untuk mengukur penguasaan konsep siswa baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun kisi-kisi soal penguasaan konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep

No Indikator Nomor Soal

1. Menjelaskan pengertian sistem ekskresi 1, 2

2. Menyebutkan organ yang berperan dalam sistem ekskresi

manusia 3

3. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada

ginjal sebagai organ ekskresi manusia 4, 5, 6, 7

4. Menjelaskan proses pembentukan urin pada manusia.

8, 9

No Indikator Nomor Soal

5 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah urin

seseorang. 10, 11

6. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada

kulit sebagai organ ekskresi manusia 12, 13

7. Mendeskripsikan struktur, fungsi, dan proses ekskresi pada kulit sebagai organ ekskresi terintegrasi dengan konsep termoregulasi.

14, 15, 16

8. Membedakan sistem ekskresi pada ginjal dan kulit 17

9. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada

hati sebagai organ ekskresi manusia. 18, 19

10. Mendeskripsikan struktur, fungsi dan proses ekskresi pada

paru-paru sebagai organ ekskresi manusia. 20, 21, 22

11. Menjelaskan berbagai kelainan / penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi manusia.

23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 12. Menjelaskan mengenai pentingnya kesehatan organ

(6)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Instrumen tes penguasaan konsep disusun dan dikembangkan oleh peneliti

berdasarkan prosedur penyusunan yang baik dan benar. Sebelum tes digunakan,

terlebih dahulu dilakukan validasi muka dan isi instrumen oleh para ahli yang

berkompeten. Kemudian, tes diujicobakan secara empiris. Tujuan dilakukan

validasi muka adalah agar susunan kalimat atau kata-kata dalam tes tersebut jelas pengertiannya, sehingga tidak terjadi salah tafsir atau pengertian saat diberikan

kepada sampel penelitian. Tujuan validitas isi adalah untuk melihat kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi soal. Setelah pemeriksaan validasi dilakukan, instrumen

kemudian direvisi jika ada masukan dari dosen pembimbing dan para ahli.

Instrumen penguasaan konsep secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3.

b. Kemampuan berpikir kreatif

Kemampuan berpikir kreatif dibuat untuk mengukur sejauh mana

kemampuan berpikir kreatif yang telah dimiliki siswa sebelum dan sesudah

menerima implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan

penugasan mind map pada kelas eksperimen dan implementasi model

pembelajaran konvensional dengan penugasan mind map pada kelas kontrol.

Kemampuan berpikir kreatif dijaring melalui mind map yang dibuat oleh siswa.

Indikator kemampuan mind map yang dianalisis meliputi kemampuan berpikir asli

(originality), kemampuan berpikir lancar (Fluency),dan kemampuan berpikir memerinci (Elaboration). Tugas mind map yang telah dibuat siswa dinilai dengan

menggunakan rubrik mind map yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind mapdari Ohassta (Ontario history and social science teachers

association, 2004) dan indikator berpikir kreatif menurut rumusan Williams

(Munandar, 1999). Rubrik penilaian mind map dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan

secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2.

(7)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Krite ria Level 4 – Sangat Sumber : dikembangkan oleh peneliti berdasarkan acuan rubrik mind map dari Ohassta (Ontario

history and social science teachers association, 2004)dan indikator berpikir kreatif munandar (1999).

c. Angket

Angket yang digunakan berupa sebuah daftar pernyataan yang dibuat

(8)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

selesai pembelajaran. Angket diberikan kepada siswa yang mendapatkan

implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, dengan tujuan untuk memperoleh tanggapan siswa mengenai manfaat dan

kesulitan yang dialami dalam implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan penugasan mind map pada konsep sistem ekskresi manusia.

d. Lembar Observasi

Lembar observasi pada penelitian ini adalah lembar observasi untuk

aktivitas guru dan aktivitas siswa di kelas. Lembar observasi disusun berdasarkan

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map dengan tujuan untuk melihat keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada

kelas eksperimen selama proses penelitian berlangsung. Lembar observasi berupa daftar ceklis yang digunakan oleh observer pada saat proses pembelajaran

berlangsung untuk memantau aktivitas guru dan siswa. Observer dalam penelitian

ini adalah peneliti yang bertugas memantau aktivitas guru dan rekan guru pada

sekolah tersebut bertugas memantau aktivitas siswa saat proses pembelajaran

berlangsung. Lembar observasi yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Uji coba instrumen a. Analisis Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Untuk mengetahuivaliditas

tiap butir soal dilakukan pengujian dengan teknik korelasi produk moment

pearson yang dikemukakan oleh Arikunto (2012) sebagai berikut:

(9)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Keterangan :

rxy = Validitas (Koefisien korelasi variable X dan Y) N = Banyaknya subyek

X = Skor jawaban masing- masing item Y = Skor total

∑x = Jumlah Betul Dalam Satu Soal ∑y = Jumlah Total Betul Seluruh Soal

Kriteria Validitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.4:

Tabel 3.4 Kriteria Validitas

b. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek

yang sama (Arikunto, 2003). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut

reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek

yang sama. Menurut Arikunto (2012), rumus untuk menghitung reliabilitas tes

adalah:

( )

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) ∑pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q

N = banyaknya item

Rentang Indeks Validitas Kriteria

0.80 ≤ rxy≤ 1.00 Sangat tinggi

0.60 ≤ rxy≤ 0.80 Tinggi

0.40 ≤ rxy≤ 0.60 Cukup

0.20 ≤ rxy≤ 0.40 Rendah

(10)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi dalah akar varians)

Kriteria Reabilitas menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada Tabel 3.5:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Soal Kriteria 0,90 < r11  1,00 Sangat tinggi 0,70 < r11  0,90 Tinggi 0,40 < r11  0,70 Sedang 0,20 < r11  0,40 Rendah

r11  0,20 Sangat rendah

c. Analisis Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa tergolong mampu (tinggi

prestasinya) dengan siswa yang tergolong lemah prestasinya. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

D

=

-

=

PA - PB Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(11)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2012) dapat dilihat pada

Tabel 3.6:

Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang DP Kriteria

0,00- 0,20 Jelek

0,21- 0,40 Cukup

0,41- 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik sekali

e. Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari

segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar (Arikunto, 2012)

Tingkat kesukaran soal dapat ditentukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

P =

Keterangan:

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria

0,00≤ P < 0,30 Soal Sukar

(12)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

0,70 ≤ P < 1,00 Soal Mudah

3. Hasil Uji Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes penguasaan

konsep yang terdiri dari 35 butir soal pilihan ganda. Sebelum diujicobakan

instrumentelah di judgement oleh dosen ahli.

Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa kelas XII IPA yang telah

mendapat pembelajaran konsep sistem ekskresi. Analisis hasil uji coba instrumen

tes penguasaan konsep meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran, menggunakan program Anates 4.0 For Windows. Berdasarkan hasil uji

coba instrumen penguasaan konsep dari 35 soal yang diuji cobakan terdapat 5 soal yang tidak valid sehingga menurut peneliti tidak layak untuk digunakan. Jadi

dalam hal ini tes penguasaan konsep yang digunakan terdiri dari 30 butir soal

yang cukup mewakili penguasaan konsep siswa pada setiap indikator pembelajaran materi sistem ekskresi.

Sedangkan untuk koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep setelah dilakukan perhitungan adalah sebesar 0,96 dan berkategori sangat tinggi. Hasil uji

coba instrumen penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan secara

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 3.8 Rekap Hasil Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep No

Soal D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan

1 0,500 Sangat Mudah 0.380 Signifikan Digunakan

2 0,875 Sedang 0.695 Sangat

Signifikan Digunakan 3 0,500 Sedang 0.438 Sangat

(13)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4 0,875 Sedang 0.614 Sangat 9 0,500 Sangat Mudah 0.390 Signifikan Digunakan

10 0,000 Sangat Sukar -0.018 - Tidak

Soal D.Pembeda(% ) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Keterangan

(14)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 26 0,750 Sedang 0.620 Sangat

Signifikan Digunakan 27 0,875 Sedang 0.667 Sangat

Signifikan Digunakan

28 0,375 Sangat Mudah 0.265 - Tidak Digunakan

29 0,625 Sedang 0.408 Sangat

Signifikan Digunakan 30 0,625 Sedang 0.408 Sangat

Signifikan Digunakan 31 0,125 Sangat Sukar 0.104 - Tidak

Digunakan 32 0,500 Sedang 0.436 Sangat

Signifikan Digunakan

33 0,500 Sedang 0.436 Sangat

Signifikan Digunakan 34 0,375 Sedang 0.314 Signifikan Digunakan

35 0,375 Sedang 0.314 Signifikan Digunakan

E. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tahap

akhir.Berikut ini merupakan uraian untuk setiap tahapan tersebut:

1. Tahap Perencanaan

a. Melaksanakan studi pendahuluan untuk mengobservasi keadaan tempat dan subjek penelitian.

b. Melaksanakan studi kepustakaan untuk menganalisis secara teoris

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map, serta

asesmen yang mungkin digunakan dalam pembelajaran tersebut.

c. Menganalisis dasar teori tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir

kreatif siswa. Selanjutnya menentukan indikator-indikator yang akan menjadi

fokus penelitian dan sekaligus mempersiapkan sumber dan bahan informasi

(15)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

d. Menyusun dan melaksanakan bimbingan penyusunan proposal, seminar

proposal, dan mempersiapkan surat-surat perizinan untuk melaksanakan

penelitian.

e. Membuat perangkat pembelajaran dan lembar kerja siswa serta menyusun

perangkat instrumen penelitian untuk mengukur penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

f. Judgement instrumen oleh dosen yang berkompeten pada bidang tersebut, sebagai upaya untuk mendapatkan validitas isi instrumen.

g. Melaksanakan uji coba instrumen untuk instrumen penguasaan konsep pasca

judgement.

h. Melakukan analisis instrumen penguasaan konsep yang telah diujicobakan

dengan menggunakan software Anates versi 4,0 untuk memperoleh validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

i. Melakukan perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil uji coba

instrumen.

j. Menentukan dua kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan

kelas kontrol. Berdasarkan penentuan diperoleh kelas XI IPA 1 dengan jumlah

30 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 dengan jumlah 30

siswa sebagai kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pembiasaan pembuatan mind map pada materi sebelumnya (sistem

pernapasan) sebanyak 2 kali pertemuan.

b. Melaksanakan tes awal (pretest). Pemberian pretest bertujuan untuk

mengetahui kemampuan awal siswa.

c. Memberikan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

dengan penugasan mind map pada kelas eksperimen dan model pembelajaran

(16)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan pada masing-masing kelas. Alokasi

waktu yang diberikan dalam satu pertemuan yaitu 2 x 45 menit.

d. Selama pembelajaran, peneliti dan seorang rekan yaitu guru biologikelas X di

sekolah tersebut bertugas sebagai observer yang melakukan observasi

terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan lembar observasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa perlakuan yang

diberikan pada kelas tersebut berjalan sesuai dengan rancangan penelitian. e. Melakukan tes akhir (posttest). Posttest dilakukan pada pertemuan berikutnya

setelah pembelajaran selesai. Posttest dilakukan untuk mengetahui apakah

penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif siswa menunjukkan peningkatan setelah pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dengan penugasan mind map.

f. Memberikan angket pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap

pembelajaran melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw dengan penugasan mind map.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh

b. Menganalisis dan membahas hasil temuan

c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data

d. Mengusun laporan berdasarkan hasil temuan, analisis, pembahasan, dan kesimpulan.

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah berlangsungnya penelitian diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian berupa data mentah yang belum memiliki

makna. Agar data hasil penelitian memiliki makna dan memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan, maka data harus diolah terlebih dahulu, sehingga

(17)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Mengidentifikasi penguasaan konsep siswa berdasarkan hasil tes dari soal-soal

yang diberikan.

a. Pemberian skor tertinggi dan terendah untuk jawaban yang diberikan

siswa dari soal-soal yang diberikan.

2. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27%

3. Mengidentifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menilai mind map

yang telah dibuat oleh siswa.

4. Menghitung N-gain untuk melihat peningkatan yang diperoleh siswa untuk

memperoleh data tambahan dengan langkah- langkah sebagai berikut: a. Mencari gain penguasaan konsep tes awal dan tes akhir (X1 – X2) b. Rumus indeks gain

Kriteria peningkatan gain yang dinormalisasi, kemudian dibuat menjadi

persentase oleh peneliti. Menurut Hake (1999) kriteria perolehan skor gain

dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kriteria Perolehan Skor Gain

Batasan Kategori

>70 Peningkatan tinggi

30-70 Peningkatan sedang

<30 Peningkatan rendah

5. Uji Prasyarat dan Uji Hipotesis

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas variansi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

(18)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dimaksudkan untuk menunjukkan apakah data terdistribusi normal atau tidak.

Jikan nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka dapat

disimpulkan data terlebut terdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas varians data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan bantuan programSPSS versi 20.0 for Windows. Uji

homogenitas bertujuan untuk mengetahui homogen tidaknya variansi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Hasil uji homogenitas menunjukkan

jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari α = 0,05, maka data tersebut

homogen.

c. Uji Hipotesis Perbedaan Dua Rata-Rata

Perbedaan penguasaan konsep siswa pada kedua kelas sampel akan dianalisis dengan menggunakan Independen sampel t-test, jika data pretest

dan posttest kedua kelas sampel tersebut berdistribusi normal dan homogen.

Sebaliknya, jika data ada yang tidak normal atau tidak homogen, maka

analisisnya akan dilakukan dengan menggunakan uji Mann-Whitney. Uji

Mann-Whitney dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikiansi perbedaan

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika nilai signifikansi yang diperoleh

kurang dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data yang dibandingkan

berbeda signifikan.

Hipotesis pengujian uji perbedaan rata-rata adalah sebagai berikut:

H0: μ1 = μ2 (Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

H1: μ1 ≠ μ2 (Terdapat perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

6. Analisis angket siswa terhadap implementasi model kooperatif tipe jigsaw

dengan penugasan mind map dianalisis dari hasil angket. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dengan cara menghitung jumlah siswa

(19)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pertanyaan pada angket. Langkah selanjutnya yaitu dengan dilakukan

perhitungan persentase jawaban siswa untuk setiap pertanyaan dengan rumus

sebagai berikut:

(Sudjana, 2010)

Setelah dilakukan perhitungan persentase skor tiap jawaban siswa

kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan dan

Akdon (2007) sebagai berikut:

0% - 20% = Sangat Lemah

(20)

Lilis Sulistiawati, 2016

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Alur Penelitian

Kelompok Eksperimen (Pembelajaran Kooperatif tipe

jigsaw dengan penugasan Mind

Kelompok kontrol (Pembelajaran

Konvensional dengan penugasan

Mind Map)

Hasil dan Pembahasan

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep
gambar/simbol hanya
Tabel 3.4 Kriteria Validitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

The results showed that application of varieties increased long of tuber per sample, height tuber per sample, weight tuber per plot, index of yield and doses Bokashi

Penerapan Metode Turnamen Membaca Pada Cerita Teks Narasi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV.. Jurnal PGSD

Pemilik tanah pertanian absentee yang telah mengajukan permohonan hibah kepada Menteri Pertanian dan Agraria sedang permohonannya ternyata kemudian ditolak, diberi kesempatan

Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa riwayat keluarga dan pola konsumsi manis mempunyai hubungan dengan terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik pada penderita

Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara mastery experience dengan self efficacy perawat dalam melaksanakan resusitasi pasien henti

APRESIASI DAN ATAU MOTIVASI MASYARAKAT TEMBELING PULAU LADI TERHADAP PENDIDIKAN KHUSUSNYA PADA TINGKAT

Kalau kita telusuri sejarah turunnya Alquran, maka kita akan melihat bahwa teks Alquran terbentuk dalam rentang waktu lebih dari dua puluh tahun sebagai respon

Suatu gantungan yang diikat kelangit-langit dengan 4 buah baut harus menahan beban sebesar 10 000 N, Jika baut terbuat dari bahan Fe 490 dengan faktor keamanan yang