• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan kadar alkaline phosphatase pada saliva dengan tahap maturasi vertebrata servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan kadar alkaline phosphatase pada saliva dengan tahap maturasi vertebrata servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemahaman mengenai tahap pertumbuhan merupakan hal yang sangat penting dalam perawatan ortodonti. Setiap individu memiliki variasi waktu, durasi dan kecepatan pertumbuhan yang berbeda dengan individu lainnya, sehingga penentuan umur skeletal sangat penting dalam menentukan rencana perawatan yang tepat. Status maturasi sekeletal dapat berpengaruh terhadap diagnosis, tujuan perawatan, rencana perawatan serta hasil dari perawatan ortodonti.1-4

Penentuan waktu optimal perawatan berbagai kasus maloklusi, penggunaan traksi ekstra-oral, pesawat fungsional, penentuan ekstraksi atau non- pada perawatan ortodonti, atau bedah ortognati, setidaknya memerlukan pertimbangan tahap pertumbuhan pasien.Perawatan maloklusi skeletal dengan manipulasi pertumbuhan seperti penggunaan traksi ekstra-oral atau pesawat fungsional dilakukan pada saat pertumbuhan aktif, sehingga prediksi tentang waktu dan durasi pertumbuhan aktif, terutama pada kompleks kraniofasial akan sangat berguna bagi ortodontis, karena dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas perawatan ortodonti.1,2,4

(2)

hasil perawatan fungsional ortopedi yang lebih baik jika dilakukan pada tahap pre-pubertal growth spurt, dan untuk tindakan bedah ortognati atau maloklusi dental sebaiknya dirawat pada tahap post-pubertal growth spurt.5,6

Penentuan fase pertumbuhan aktif (growth spurt) dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator pertumbuhan seperti umur kronologis, umur skeletal (maturasi skeletal), umur fisiologis (maturasi seksual) dan umur dental. Umur kronologis saja tidak dapat dijadikan acuan dalam menentukan tahap growth spurt, sehingga pada kondisi tertentu diperlukan penentuan umur skeletal untuk menentukan

growth spurt. Di antara beberapa indikator tersebut, tahapan maturasi skeletal merupakan metode baku dengan validitas paling tinggi sampai saat ini. Dasar pengukuran umur skeletal melalui radiografi adalah perbedaan pusat osifikasi yang terlihat dan maturasi pada saat yang berbeda. Urutan, kecepatan, dan waktu kemunculan dan perkembangan osifikasi dari berbagai pusat osifikasi akan terjadi melalui rangkaian yang dapat diprediksi.1,-3

Beberapa metode dapat digunakan untuk menentukan maturasi skeletal pada setiap individu, seperti; melihat ossifikasi tulang pergelangan tangan dengan menggunakan radiografi hand wrist, penentuan maturasi skeletal dengan menggunakan vertebra servikalis yang dilihat dari sefalometri lateral dan penentuan maturasi dengan melihat tahap perkembangan gigi melalui radiografi panoramik.1,3

(3)

sefalometri lateral dapat digunakan untuk menentukan maturasi skeletal karena memiliki korelasi yang kuat dengan maturasi pergelangan tangan. Mahajan (2011) meneliti korelasi antara Cervical Vertebrae Maturation Index (CVMI) dengan

Skeletal Maturation Indicators (SMI), dan hasilnya terdapat korelasi yang sangat kuat secara statistik dengan koefisien korelasi 0.976 dan P<0.0001.3,7

Pada kondisi tertentu jika diperlukan pemantauan terus menerus status maturasi skeletal secara dinamis, maka pencitraan radiografi berulang dapat menimbulkan paparan radiasi sinar X yang berlebihan. Hal ini akan bertentangan dengan prinsip ALARA (As Slow As Reasonably Achievable) dalam penggunaan sinar radiasi dan akan berdampak negatif terhadap pasien, operator maupun lingkungan.7,8

Penggunaan biomarker dapat dijadikan sebagai salah satu acuan untuk untuk menilai maturasi skeletal, biomarker dapat menghindari paparan sinar X, dan biomarker sendiri merupakan suatu agen yang terlibat langsung dalam pertumbuhan dan remodeling tulang. Biomarker formasi tulang yang dapat diukur dalam saliva dan serum terdiri dari: Insulin-like growth factor (IGF) growth hormone (GH), Alkalin phosphatase (ALP), Creatinine, Osteocalcin, dan Procollagen type 1.2,3,8

(4)

Alkaline phosphatase (ALP) merupakan salah satu enzim yang berperan dalam mineralisasi tulang dan merupakan enzim yang pertama kali ditemukan dalam cairan sulkus gingiva (CSG).12 Belakangan ini, aktivitas ALP telah digunakan sebagai sarana diagnostik dalam bidang ortodonti dan periodontologi.11-15 Travade et al

(2015) telah meneliti bahwa ada hubungan antara kadar salivary ALP dengan tahap perkembangan MP3,9 sedangkan Perinetti et al (2011) melihat ada hubungan antara aktifitas alkaline phosphatase pada CSG dengan tahap pertumbuhan pubertas dengan melihat maturasi skeletal vertebra servikalis.16

Saliva merupakan cairan mulut yang kompleks, komponen saliva terdiri dari enzim, imounoglobulin, hormon, bakteri dan produknya, ion, fibroblas dan komponen pendukung lainnya. Penggunaan saliva sebagai media diagnostik menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan serum maupun CSG dan telah digunakan lebih dari 10 tahun belakangan dalam bidang kedokteran dan kedokteran gigi.15,17,18

Sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat aktifitas ALP pada saliva terhadap maturasi vertebra servikalis. Berhubung belum ada data mengenai hubungan kadar ALP pada saliva terhadap maturasi vertebra servikalis, maka penelitian ini akan mengkaji hal tersebut pada perempuan usia tumbuh kembang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

(5)

2. Apakah terdapat perbedaan kadar ALP pada saliva pada setiap tahap maturasi vertebra servikalis pada pada perempuan usia tumbuh kembang.

1.3 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara kadar ALP pada saliva dengan tahap maturasi vertebra servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang.

2. Terdapat perbedaan kadar ALP pada saliva pada setiap tahap maturasi vertebra servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hubungan antara kadar ALP pada saliva dengan tahap maturasi vertebra servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang.

2. Mengetahui perbedaan kadar ALP pada saliva pada setiap tahap maturasi vertebra servikalis pada perempuan usia tumbuh kembang.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui kadar ALP pada saliva, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat teoritis

1. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai peranan ALP pada saliva sebagai biomarker formasi tulang.

(6)

1.5.1 Manfaat parktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya mengenai biomarker formasi tulang, khususnya alkaline phosphatase (ALP).

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Uji LSD menunjukkan adanya perbedaan signifikanantara kadar ALP dengan kelompok tahap maturasi MP3 (p=0.0001) dan kadar ALP tertinggi berada di tahap pubertal yaitu

Hasil : Uji LSD menunjukkan adanya perbedaan signifikanantara kadar ALP dengan kelompok tahap maturasi MP3 (p=0.0001) dan kadar ALP tertinggi berada di tahap pubertal yaitu

Salivary alkaline phosphatase level as diagnostic marker for..