BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini variabel independen adalah standar akuntansi berbasis
akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas serta sistem
pengendalian intern sebagai variabel moderating. Sedangkan variabel dependen
adalah kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Kerangka konseptual
penelitian ini digunakan untuk merumuskan hipotesis dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1)
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kota Medan (Y)
Kompetensi Sumber Daya Manusia
(X2)
Akuntabilitas (X3)
3.1.1 Standar Akuntansi Berbasis Akrual Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan
Mengacu dengan amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
keuangan negara, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan kemudian berubah
menjadi PP No. 71 Tahun 2010. Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi
yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah. Maka dari itu, SAP merupakan persyaratan sekaligus
menjadi pedoman yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan
kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah di Indonesia .
Standar Akuntansi Pemerintahan yang baik dan sesuai dengan aturan yang
ada akan menghasilkan kualitas laporan keuangan yang lebih baik jika
dibandingkan dengan laporan keuangan yang tidak menerapkan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintah yang dianut sekarang dan
mulai diberlakukan penggunaannya di tahun 2015 adalah standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual.
Salah satu hasil studi yang dilakukan oleh IFAC Public Sector Committee
(2002) menyatakan bahwa pelaporan berbasis akrual bermanfaat dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan
pencapaian tujuan. Dengan pelaporan berbasis akrual, pengguna dapat
mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, bagaimana
pemerintah mendanai kegiatannya sesuai dengan kemampuan pendanaannya
Dalam penelitian Andini (2015) dijelaskan bahwa Sistem Akuntansi
Pemerintahan berbasis akrual berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hal yang sama juga dijelaskan dalam penelitian Cahyani (2013) bahwa
penerapan standar akuntansi pemerintah berpengaruh positif dan siginikan
terhadap kualitas laporan keuangan.
3.1.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan
Kualitas suatu laporan keuangan juga disertai dengan sumber daya
manusia yang mampu menghasilkan laporan keuangan yang baik. Sumber daya
manusia yang berkualitas adalah orang-orang yang dapat menghasilkan laporan
keuangan yang mampu dipahami dan dimengerti banyak pihak. SDM yang baik
adalah yang mempunyai pengetahuan bagaimana cara penyusunan laporan
keuangan yang baik dan mengetahui dengan jelas standar-standar yang diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan itu sendiri.
SDM yang tidak memahami cara penyusunan dan standar penyusunan
laporan keuangan tidak akan menghasilkan laporan keuangan yang baik. Dalam
penelitian Andini (2015) djelaskan bahwa kompetensi sumber daya manusia
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Hal yang
sama juga dijelaskan dalam penelitian Cahyani (2013) yang menyatakan bahwa
kompetensi sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas
3.1.3 Akuntabilitas Berpengaruh Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan
Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya
serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik (PP No. 24 tahun 2005).
Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah merupakan
pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundang–undangan. Sasarannya adalah laporan keuangan yang mencakup penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran keuangan instansi
pemerintah daerah.
Instrumen utama dari akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan
daerah adalah anggaran pemerintah daerah, data yang secara periodik
dipublikasikan, laporan tahunan dan hasil investigasi dan laporan umum lainnya
yang disiapkan oleh agent yang independen.
UU No. 17 Tahun 2003 menuntut agar laporan keuangan pemerintah
daerah mengandung unsur akuntabilitas. Laporan keuangan yang baik adalah
laporan keuangan yang isinya dapat dipertanggungjawabkan, tepat waktu dalam
penyusunannya serta menyajikan semua transaksi yang ada. Semua kriteria ini ada
di dalam unsur akuntabilitas. Laporan keuangan yang baik adalah laporan
3.1.4 Sistem Pengendalian Intern Mampu memoderasi Hubungan Standar Akuntansi Berbasis Akrual, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Akuntabilitas dengan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja
dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut
beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu
bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja
sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal
control).
Masih ditemukannya penyimpangan di dalam laporan keuangan oleh BPK,
menunjukkan bahwa Laporan Keuangan Pemerintah Daerah belum memenuhi
karakteristik informasi yang disyaratkan. Hasil audit yang dilakukan oleh BPK,
BPK memberikan opini “tidak wajar dan /atau disclaimer diantaranya disebabkan
oleh kelemahan sistem pengendalian intern yang dimiliki oleh pemerintah daerah
terkait.
Dengan diterbitkannya PP Nomor 60 tahun 2008, setiap instansi
pemerintah berkewajiban menerapkan SPIP dalam kegiatannya. Penerapan SPIP
dengan baik dan benar akan meningkatkan citra instansi pemerintah karena
mampu mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, menampilkan laporan
keuangan yang andal, serta menghindarkan negara dari kerugian karena memiliki
Menurut PP No. 60 Tahun 2008 SPIP bertujuan untuk memberikan
keyakinan yang memadai terhadap empat hal, yaitu :
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan negara
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Pengamanan aset negara
4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Tujuan tersebut mengisyaratkan bahwa jika dilaksanakan dengan baik dan
benar, SPIP akan memberi jaminan dimana seluruh penyelenggara negara, mulai
dari pimpinan hingga pegawai di instansi pemerintah, akan melaksanakan
tugasnya dengan jujur dan taat pada peraturan. Akibatnya, tidak akan terjadi
penyelewengan yang dapat menimbulkan kerugian negara.
Keandalan dalam laporan keuangan dapat diraih apabila proses pencatatan
dilakukan dengan standar akuntansi pemerintah yang telah ditetapkan sebelumnya
yakni standar akuntansi berbasis akrual. Jika dalam pencatatan laporan
keuangannya sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka laporan
keuangan juga akan memiliki unsur akuntabilitas dan transparansi yang baik.
Jika dalam penyusunan laporan keuangan sudah menggunakan standar
yang bagus serta dirancang oleh sumber daya manusia yang baik tanpa adanya
pengendalian akan aktivitas tersebut hasil dari laporan keuangan yang dihasilkan
tidak akan maksimal. Dapat juga disimpulkan bahwa pencatatan laporan keuangan
dicatat menggunakan standar yang telah ditetapkan. Laporan keuangan yang
diawasi baik akan menghasilkan informasi yang lebih baik.
3.2 Hipotesis Penelitian
Dari kerangka konsep yang telah dideskripsikan tersebut, maka hipotesis di dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia, dan
akuntabilitas secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.
2. Sistem pengendalian intern mampu memoderasi hubungan standar akuntansi
berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas dengan
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Penelitian ini akan menguji pengaruh standar akuntansi berbasis akrual,
kompetensi sumber daya manusia, dan akuntabilitas terhadap kualitas laporan
keuangan dengan menerapkan sistem pengendalian intern sebagai variabel
moderating di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kota Medan.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
lingkungan Pemerintah Kota Medan. Lama penelitian adalah tiga bulan.
4.3. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh entitas akuntansi di
lingkungan Pemerintah Kota Medan yang berjumlah 61 Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) yang terdiri dari 12 (dua belas) badan, 18 (delapan belas) dinas,
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Sekretariat Korpri, 4 (empat) Kantor dan
1(satu) RSUD, 1 Inspektorat, 1 Satuan Polisi Pamong Praja dan 21 (dua puluh
satu) Kecamatan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
sensus oleh sebab itu, seluruh populasi adalah sampel penelitian. Berikut adalah
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
NO NAMA INSTANSI/ SATUAN KERJA
PERANGKAT DAERAH
Badan Kesatuan Bangsa Politik & Perlindungan Masyarakat Badan Lingkungan Hidup
Badan Ketahanan Pangan Badan Penanaman Modal Badan Pemberdayaan Masyarakat
Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana Badan Kepegawaian Daerah
Dinas Sosial & Tenaga Kerja Dinas Perhubungan
Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Dinas Budaya Pariwisata
Dinas Bina Marga
Dinas Perumahan & Pemukiman Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Dinas Pertamanan
Dinas Kebersihan
Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran (P2k)
Dinas Koperasi Usaha Mikrokecil & Menengah (Kumkm) Dinas Perindustrian & Perdagangan
RSU DAERAH DR. PIRNGADI MEDAN
1
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode
pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan menggunakan
instrumen kuesioner dengan cara memberikan pertanyaan tertulis kepada
responden. Kuesioner dalam penelitian ini adalah adalah adopsi kuesioner dari
penelitian Evicahyani (2013) dan Anjani (2014).
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner yang
nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner dalam penelitian ini berisi
mengenai daftar pernyataan yang ditunjukkan kepada responden yang
berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini yaitu berupa data-data tentang
penerapan standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia,
akuntabilitas, sistem pengendalian intern dan kualitas laporan keuangan.
Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada SKPD yang ada di
lingkungan pemerintah kota Medan. Kuesioner akan dibagikan kepada
pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyusunan laporan keuangan. Peneliti akan
membagikan kuesioner kepada seluruh bendahara dan kasubag keuangan di
SKPD kota Medan.
Data yang diperoleh adalah skala interval, dan biasanya skala ini
digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dipunyai oleh
seseorang.
4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel
Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 maka
diterbitkanlah PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP). SAP digunakan sebagai suatu standar dan prinsip yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Sistem ini harus ditaati dan
digunakan oleh semua badan dan lembaga pemerintah. Oleh sebab itu, SAP
merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum yang bersifat mengikat.
Pergantian sistem pencatatan akuntansi yang berawal dengan basis kas
sampai dengan basis akrual sekarang memerlukan proses yang cukup panjang.
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi
saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas
diterima atau dibayarkan.
Pemerintah dituntut tidak hanya menyajikan laporan keuangan namun
diharapkan mampu menyajikan laporan keuangan yang mempunyai kualitas yang
baik. Komponen akuntabilitas dalam suatu laporan sangatlah penting.
Akuntabilitas pemerintah memegang peranan penting dalam menjamin kualitas
laporan keuangan. Akuntabilitas juga menentukan tingkat kepercayaan
pihak-pihak yang menilai laporan keuangan tersebut, seperti donor, investor, dan
kreditor.
Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bahwa uang
publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan
efektif.Akuntabilitas dapat dicapai dengan menerapkan konsep ekonomis, efisien
dan efektif. Ketiga unsur tersebut berkaitan dengan bagaimana pemerintah
memanfaatkan, menggunakan dan membelanjakan uang dari berbagai sumber
untuk mendukung operasional pemerintah.
Kompetensi SDM mencakup kapasitasnya, yaitu kemampuan seseorang
atau individu, suatu organisasi (kelembagaan), atau suatu sistem untuk
melaksanakan fungsi- fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien.
Laporan keuangan adalah suatu produk yang dihasilkan oleh bidang atau
dari disiplin ilmu akuntansi, oleh karenanya diperlukan SDM yang berkompeten
dalam menyusun dan menghasilkan laporan Keuangan yang berkualitas. Untuk
dibutuhkan SDM yang memahami dan berkompeten dalam melaksanakan
akuntansi keuangan Pemerintah Daerah serta organisasional tentang
pemerintahan. Kompetensi SDM adalah kemampuan SDM untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai.
PP Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian intern adalah
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Ada lima komponen pengendalian intern menurut PP No. 60 Tahun 2008
yaitu:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian risiko
3. Aktivitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan pengendalian intern
Dalam lingkungan pengendalian pemerintah wajib menciptakan dan
memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif melalui
penegakan integritas, kepemimpinan yang kondusif, struktur organisasi yang
sesuai dengan kebutuhan serta hubungan kerja yang baik. Informasi dan
mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk
dan waktu yang tepat. Kegiatan pengendalian berupa pemeriksaan secara rutin
akan laporan keuangan yang dihasilkan beserta proses penyusunannya.
Pemantauan pengendalian intern dimaksudkan kegiatan pengendalian sudah
memang dilaksanakan untuk menghindari fraud.
Sifat kualitatif laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010 di
antaranya meliputi hal-hal sebagai berikut.
h) Dapat dipahami, artinya laporan keuangan mudah untuk dipahami oleh
pemakai.
i) Relevan, artinya laporan keuangan harus sesuai dengan tujuan operasional
perusahaan dan memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan
keputusan.
j) Materialitas, artinya suatu laporan atau fakta dipandang material apabila
kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan mencatat informasi dapat
memengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan analisis bahwa keadaan
lain sebagai bahan pertimbangan lengkap.
k) Keandalan (reliable), artinya informasi laporan keuangan harus bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
representation).
l) Penyajian jujur, artinya informasi akuntansi harus menggambarkan
kejujuran transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan atau
m) Kelengkapan, artinya informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
n) Dapat dibandingkan, artinya informasi akuntansi harus dapat dibandingkan
dengan laporan periode sebelumnya serta dapat dibandingkan dengan
perusahaan lain yang sejenis.
Tabel 4.2
Definisi Operasional Variabel penelitian
Operasional
Variabel Konsep Indikator Skala
Standar Akuntansi Berbasis Akrual
Standar akuntansi pemerintah
berbasis akrual adalah standar
penyusunan laporan keuangan
yang sesuai dengan PP No. 71 Tahun 2010. Kecuali laporan realisasi anggaran yang masih menerapkan standar berbasis kas.
1. Pemahaman terhadap peraturan
dan standar
2. Interaksi dengan sistem
3. Kontrol terhadap SDM
4. Pendidikan dan training
Interval
Akuntabilitas Kewajiban melaporkan dan
bertanggungjawab atas
keberhasilan atau pun kegagalan
pelaksanaan kegiatan dalam
mencapai hasil yang telah
ditetapkan sebelumnya.
1. Kepentingan publik menjadi
tujuan utama
pertanggungjawaban
penyusunan laporan keuangan
2. Laporan keuangan yang disusun
dipublikasikan kepada
masyarakat umum
3. Penyusunan laporan keuangan
sesuai dengan prinsi-prinsip yang telah ditetapkan
Interval
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber
daya suatu organisasi, serta
berperan penting dalam
pencegahan dan pendeteksian
penggelapan (fraud). Pengendalian
1. Integritas Data
2. Ketepatan posting dan input
data
3. Prosedur Otorisasi dokumen
transaksi
4. Tersimpannya dokumen sumber
data dengan baik
4.6 Metode Analisis Data 4.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis yang memberikan gambaran
mengenai jumlah sampel, nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar
deviasi dari data penelitian kita. (Gunawan, 2013: 168)
Dengan Statistika deskriptif, kumpulan data yang diperoleh akan tersaji
dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan informasi inti dari kumpulan data
yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif ini antara lain
ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran data, serta kecenderungan suatu gugus
data.
intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin
atau menyediakan informasi
keuangan yang andal, serta
menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku. (PP No. 60 Tahun 2008)
5. Pembagian Tanggung Jawab
apakah sudah sesuai prosedur
6. Standar penyusunan sudah
diterapkan sesuai peraturan
yang ditetapkan dijelaskan bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah terdiri atas unsur berikut yakni: relevan, andal dapat dibandingkan dan dapat
dipahami. Kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah yang
baik berarti sudah mampu
merapkan standar dan aturan yang ada sehingga akan memperoleh opini WTP dari BPK.
1. Manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan
2. Ketepatan waktu pelaporan
laporan keuangan
dibandingkan dengan periode sebelumnya
8. Kejelasan penyajian informasi dalam laporan keuangan.
4.6.2 Uji Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang
akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner
dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak
diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang
menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.(Gunawan,
2013: 56)
Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.
Validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara
rasional telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas eksternal bila
kriteria di dalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah
ada.
Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas
konstruks) dan content validity (validitisasi). Validitas konstruks adalah kerangka
dari suatu konsep.
Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat para
ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori
tertentu. Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misalnya
konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan ini dapat
dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan alat ukur. Reliabilitas
lebih mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan
homogenitas. Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat
dipercaya sebagai alat ukur data penelitian. (Gunawan, 2013: 81)
4.6.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
maupun variabel dependen terdistribusi secara normal atau tidak. Pertama sekali,
data di dalam penelitian harus memenuhi asumsi kenormalan data. (Kuncoro,
2013 : 102).
Untuk melihat apakah data normal atau tidak dari grafik histogram dan
normal probability plot. Data yang normal akan membentuk atau mengikuti garis
diagonal pada normal probability plot. Data yang normal juga akan terlihat dari
grafik histogram yang seimbang, tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data
yang tidak normal tidak akan mengikuti garis diagonal pada normal probability
plot dan memiliki grafik histogram yang tidak seimbang.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan uji yang menentukan ada tidaknya
hubungan linear antara variabel independen dengan variabel independen lainnya.
Model regresi yang baik tidak boleh memiliki multikolinearitas di dalamnya.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam data penelitian
dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF < 10 maka tidak
terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya jika nilai VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas merupakan uji untuk menentukan apakah variabel
pengganggu di dalam penelitian memiliki varian yang sama atau tidak. Penelitian
yang bagus adalah penelitian yang tidak memiliki heteroskedastisitas melainkan
harus homokedastisitas.(Ghozali, 2011 : 139)
Untuk menentukan apakah data penelitian mengalami heteroskedastisitas
atau tidak dapat dilihat dari Scatterplot hasil SPSS. Apabila titik-titik di
Scatterplot menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas, dan apabila titik-titik di Scatterplot membentuk pola
tertentu, tidak menyebar di atas, di bawah, dan di sekitaran angka nol, maka
terjadi heteroskedastisitas.
4.6.4 Uji Regresi Linier Berganda
Uji Analisis Regresi Linier Berganda merupakan uji yang digunakan untuk
mengetahui hubungan beberapa variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji ini dapat dilakukan apabila telah memenuhi uji asumsi klasik.
Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio. Model ini
digunakan untuk menguji apakah ada hubungan sebab akibat antara kedua
variabel untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel independen,
manusia, dan akuntabilitas terhadap suatu variabel dependen yaitu kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah dan variabel moderating yakni sistem
pengendalian intern. adapun rumus yang digunakan:
Model I Analisis Regresi Linear Berganda untuk menjawab hipotesis pertama :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Model II Uji Residual untuk menjawab hipotesis kedua :
Z = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e | e | = b0 + b3Y
Dimana :
Y = Kualitas Laporan Keuangan Pmerintah Daerah
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi Standar Akuntansi Berbasis Akrual
b2 = Koefisien Regresi Kompetensi Sumber Daya Manusia
b3 = Koefisien Regresi Akuntabilitas
X1 = Standar Akuntansi Berbasis Akrual
X2 = Kompetensi Sumber Daya Manusia
X3 = Akuntabilitas
Z = Pemoderasi Sistem Pengendalian Intern | e | = Absolut Residual
e = Error
4.6.5 Uji Hipotesis Penelitian
a. Uji Statistik F (Uji Signifikansi Simultan)
Uji Signifikansi Simultan (Uji – F) digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama atau simultan variabel independen di dalam penelitian
mempengaruhi variabel dependen. Untuk melihat pengaruhnya dari nilai
Signifikansi F. (Gunawan, 2013: 256).
Uji Signifikansi Simultan (Uji – F) digunakan untuk menguji hipotesis pertama dalam peneilitian ini yakni melihat apakah standar akuntansi berbasis
secara simultan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota
Medan.
Apabila nilai Signifikansi F < 0,05 maka ada pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat, dan
sebaliknya apabila nilai signifikansi F > 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dan F tabel .
Jika nilai F hitung ≤ F tabel maka tidak ada pengaruh variabel independen
secara simultan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai F hitung> F
tabel maka ada pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel
dependen.
b. Uji Statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) digunakan untuk mengetahui
secara parsial apakah setiap variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel bebas. (Gunawan, 2013: 255)
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t) digunakan untuk menguji
hipotesis pertama dalam peneilitian ini yakni melihat apakah standar akuntansi
berbasis akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya manusia memiliki
pengaruh secara parsial terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
kota Medan.
Apabila nilai signifikansi variabel independen > 0,05 maka secara parsial
sebaliknya apabila nilai signifikansi variabel independen < 0,05 maka secara
parsial ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengambilan keputusan juga bisa dilakukan dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel.
Apabila nilai thitung ≤ ttabel maka secara parsial tidak ada pengaruh
signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, dan apabila nilai
thitung> ttabel maka secara parsial ada pengaruh signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (R2) mempunyai tujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah diantara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Kuncoro, 2013 : 247).
4.6.6 Uji Residual
Variabel moderating adalah variabel yang akan memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Dalam
penelitian ini pengujian terhadap variabel moderating dilakukan dengan
menggunakan uji residual. Pengujian Variabel Moderating dengan uji interaksi
multikolinearitas. Untuk mengatasi multikolinearitas ini maka dikembangkan
metode lain yang disebut uji residual (Ghozali, 2011 : 239).
Suatu variabel terbukti menjadi variabel moderating apabila nilai koefisien
parameternya bernilai negatif dan nilai signifikansi dibawah 0,05. Nilai koefisien
parameter dilihat dari nilai B dan t dalam tabel hasil uji residual menggunakan
spss.
Uji residual digunakan untuk menguji hipotesis kedua dalam penelitian ini
yakni melihat apakah sistem pengendalian intern mampu memoderasi hubungan
standar akuntansi berbasis akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian
Sampel pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
sensus. Hasil penelitian ini dijabarkan berupa hasil dari statistik deskriptif,
kualitas instrument, koefisien determinasi, pengujian asumsi klasik, dan pengujian
hipotesis serta pembahasan hasil penelitian.
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Kota Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah bendahara dan
kassubag keuangan di setiap SKPD Kota Medan. Jumlah Populasi dalam
penelitian ini adalah 122 responden. Penggunaan kuesioner sebagai instrumen
penelitian dilakukan melalui penyampaian langsung kepada setiap bendahara dan
kassubag keuangan di masing-masing SKPD Kota Medan.
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruhnya
populasi yakni 122 responden hal ini karena teknik pengambilan sampel yang
dilakukan adalah dengan metode sensus dimana seluruh populasi akan dijadikan
sampel dalam penelitian. Dari 122 kuesioner yang disebarkan secara langsung,
keseluruhan responden menyampaikan kembali hasil jawaban kuesioner. Rincian
data dalam penelitian ini berdasarkan jawaban kuesioner yang diterima langsung
Tabel 5.1 Pengumpulan Data
No Keterangan Jumlah Persentase (%)
1. Kuesioner yang diserahkan 122 100%
2. Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3. Kuesioner yang diterima 122 100%
4. Kuesioner yang dianalisis untuk uji hipotesis 122 100%
Sumber : Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
5.1.2 Deskriptif Data
Deskripsi data dimulai dengan gambaran obyek penelitian dan deskripsi
responden. Gambaran obyek penelitian dimasukkan untuk memperoleh gambaran
utuh tentang obyek penelitian. Adapun deskripsi responden dimaksudkan untuk
menjelaskan latar belakang responden dalam penelitian ini. Data penelitian ini
dikumpulkan dengan menyebarkan 122 kuesioner secara langsung pada bendahara
dan kassubag keuangan pada masing-masing SKPD Kota Medan. Waktu
penyebaran dilakukan pada bulan Desember 2016 pengumpulan kuesioner
berlangsung selama 14 hari yaitu bulan Januari 2017 dan diperoleh 122 kuesioner.
5.1.2.1 Deskripsi Responden
Berdasarkan metode penentuan sampel yang digunakan, maka dalam
penelitian ini akan diterangkan karakteristik responden sebanyak 122 responden
yakni bendahara dan kassubag keuangan dari masing-masing SKPD Kota Medan.
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data
kuesioner yang diterima oleh peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari
jawaban kuesioner yang diterima oleh peneliti, diperoleh data karakteristik
responden berdasarkan instansi, nama responden, jenis kelamin, usia, pendidikan,
Hasil penelitian yang diperoleh dari pengolahan data berdasarkan instansi
menunjukkan bahwa badan sebanyak 12, dinas sebanyak 18, secretariat kota
Medan sebanyak 1, secretariat korpri sebanyak 1, kantor sebanyak 5, RSUD
sebanyak 1, inspektorat sebanyak 1, satuan polisi pamong praja sebanyak 1, dan
kecamatan sebanyak 21. Karakteristik sampel berdasarkan instansi dapat dilihat
pada tabel 5.2.
Tabel 5.2
Karakteristik responden berdasarkan instansi
Sektor Perusahaan Frekuensi
Badan 12
Dinas 18
Sekretariat Daerah Kota Medan 1
Sekretariat Korpri 1
Kantor 5
RSUD 1
Inspektorat 1
Satuan Polisi Pamong Praja 1
Kecamatan 21
Total 61
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan
bahwa responden yang berjenis kelamin pria sebanyak 57 orang dan wanita
sebanyak 65 orang. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
Tabel 5.3
karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Keterangan Frekuensi
Pria 57
Wanita 65
Total 122
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan usia responden menunjukkan bahwa
responden yang berusia dibawah 30 tahun sebanyak 2 orang, usia 31-40 tahun
sebanyak 33 orang, usia 41-50 tahun sebanyak 58 orang dan usia diatas 51 tahun
sebanyak 29 orang. Karakteristik respoden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 5.4.
Tabel 5.4
karakteristik responden berdasarkan usia
Keterangan Frekuensi
< 30 tahun 2
31-40 33
41 – 50 >51 tahun
58
29
Total 122
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan responden menunjukkan
bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 18 orang,
5 orang. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat
dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 5.5
karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan formal
Keterangan Frekuensi
SMA 18
Akademi 3
S1 96
S2 5
Total 122
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan lama bekerja responden menunjukkan
bahwa lamanya bekerja responden < 10 tahun sebanyak 18 orang, 10-30 tahun
sebanyak 93 orang dan diatas 30 tahun sebanyak 11 orang. Karakteristik
responden berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada tabel 5.6.
Tabel 5.6
karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Keterangan Frekuensi
< 10 tahun 18 orang
10-30 tahun Diatas 30 tahun
93 orang
11 orang
Total 122
Sumber: Jawaban kuesioner data diolah oleh peneliti (2017)
Hasil penelitian berdasarkan latar belakang pendidikan responden
orang, sementara dari latar belakang pendidikan non akuntansi sebanyak 89 orang.
Karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada
tabel 5.7.
Tabel 5.7
karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikan
Keterangan Frekuensi
Akuntansi 33 orang
Non Akuntansi 89 orang
Total 122
5.1.2.2. Deskripsi Statistik
Deskripsi statistik memberikan gambaran tentang data seperti rata-rata,
standar deviasi, dan varians data tersebut (Ghozali,2006:19). Deskripsi statistik
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8
Dari tabel 5.8 deskripsi statistik variabel penelitian menunjukkan bahwa
jumlah responden (N) adalah 122 orang. Masing- masing variabel memiliki nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai standar deviasi yang
1. Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1) memiliki nilai minimum sebesar
17,00 dan nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata standar akuntansi
berbasis akrual adalah 20,86 menunjukkan bahwa standar akuntansi berbasis
akrual yang telah dilakukan Account Representative terhadap responden
sudah baik. Nilai standar deviasi standar akuntansi berbasis akrual adalah
1,387 yang berarti bahwa penyimpangan atas standar akuntansi berbasis
akrual sangat kecil.
2. Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) memiliki nilai minimum sebesar
16,00 dan nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata kompetensi sumber
daya manusia adalah 20,82 menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya
manusia yang telah dilakukan Account Representative terhadap responden
sudah baik. Nilai standar deviasi kompetensi sumber daya manusia adalah
1,671 yang berarti penyimpangan atas kompetensi sumber daya manusia
sangat kecil.
3. Akuntabilitas (X3) memiliki nilai minimum sebesar 17,00 dan nilai
maksimum sebesar 33,00. Nilai rata-rata akuntabilitas adalah 27,93
menunjukkan bahwa akuntabilitas yang telah diberitahukan Account
Representative terhadap responden sudah baik. Nilai standar deviasi
akuntabilitas adalah 3,028 yang berarti penyimpangan atas akuntabilitas
sangat kecil.
4. Sistem Pengendalian Intern (Z) memiliki nilai minimum sebesar 20,00 dan
nilai maksimum sebesar 24,00. Nilai rata-rata sistem pengendalian intern
diberitahukan Account Representative responden sudah baik. Nilai standar
deviasi sistem pengendalian intern adalah 1,205 yang berarti penyimpangan
atas sistem pengendalian intern sangat kecil.
5. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Y) memiliki nilai
minimum sebesar 19,00 dan nilai maksimum sebesar 25. Nilai rata-rata
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Account Representative adalah
20,94 menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
Account Representative menurut responden sudah baik. Nilai standar deviasi
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Account Representative adalah
1,130 yang berarti penyimpangan atas kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah Account Representative sangat kecil.
5.2 Pengujian Kualitas Data
Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner diperoleh
jawaban dari 122 responden. Uji kualitas data dilakukan dengan uji validitas dan
uji reliabitas pada tingkat signifikansi 5%.
5.2.1 Uji Validitas Data
Berdasarkan hasil uji validitas data, nilai corrected item-total
correlation> sehingga dinyatakan valid. Nilai dilihat dari df : 122-3=
119, maka = 0,186. Hasil uji validitas data dapat dilihat pada tabel 5.9, tabel
Tabel 5.9
Uji Validitas Variabel Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1) Item
Uji Validitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Item
Uji Validitas Variabel Akuntabilitas (X3)
Item
SPIP3 0,542 0,186 Valid
SPIP4 0,767 0,186 Valid
SPIP5 0,530 0,186 Valid
Tabel 5.13
Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan (Y)
Berdasarkan uji reliabilitas data, seluruh pertanyaan-pertanyaan variabel
penelitian ini berada diatas 0,7 sehingga dapat dinyatakan reliabel. Hasil uji
reliabilitias data dapat dilihat pada tabel 5.14, tabel 5.15, tabel 5.16, tabel 5.17,
dan tabel 5.18.
Tabel 5.14
Uji Reliabilitas Variabel Standar Akuntansi Berbasis Akrual (X1) Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0.731 5 Reliabel
Tabel 5.15
Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
Tabel 5.16
Uji Reliabilitas Variabel Akuntabilitas (X3) Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0.884 7 Reliabel
Tabel 5.17
Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Intern (Z) Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0. 728 5 Reliabel
Tabel 5.18
Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Medan (Y)
Cronbach’s Alpha N of Item Hasil Uji
0. 866 5 Reliabel
5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.
5.3.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel residual memiliki distribusi normal. Pada penelitian ini uji normalitas
dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hasil analisis grafik terlihat pada Gambar 5.1 dan 5.2 serta hasil
Gambar 5.1 Histogram
Berdasarkan Gambar 5.1 dan Gambar 5.2 dapat disimpulkan bahwa
grafik histogram berbentuk lonceng sempurna dan grafik normal P-P Plot tersebar
sepanjang garis diagonal. kedua grafik ini menunjukkan bahwa data terdistribusi
normal.
Tabel 5.19 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan Tabel 5.19 nilai signifikansinya pada 0,298 dimana nilainya
lebih besar dari α = 0,05 (Asymp. Sig = 0,298 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan data residual terdistribusi normal.
5.3.2 Hasil Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas dengan grafik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 91
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2,83549445
Most Extreme Differences Absolute ,047
Positive ,047
Negative -,036
Test Statistic ,047
Asymp. Sig. (2-tailed) ,298c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
scatterplot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin), yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang beraturan (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas dan jika ada pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.3
sebagai berikut :
Gambar 5.3 Grafik Scatterplot
Berdasarkan Gambar 5.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada
model regresi.
5.3.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian
(VIF). Data dikatakan tidak mengalami multikolinearitas apabila nilai Tolerance ≥
0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.20
sebagai berikut :
Tabel 5.20
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 AKRUAL
,922 1,085
SDM
,925 1,082
AKUNTABILITAS
,952 1,050
a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Tabel 5.20 menunjukkan bahwa seluruh variabel
independen memiliki Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 sehingga data penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas.
5.4 Hasil Uji Hipotesis
Sugiyono (2013) menjelaskan secara statistik hipotesis diartikan sebagai
pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Pengujian
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi (Adjusted R2),
5.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adjusted
R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat dilihat pada Tabel 5.21 sebagai
berikut :
Tabel 5.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), AKUNTABILITAS, AKRUAL, SDM
b. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan Tabel 5.21 nilai koefisien korelasi (R) mempunyai nilai
sebesar 0.702 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara
variabel independen dengan variabel dependen sebesar 70.2%. Artinya koefisien
pengaruh standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan
akuntabilitas mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah, karena diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 70.2%.
Untuk koefisien determinasi (Adjusted R2) mempunyai nilai sebesar
0.575. Artinya sebesar 57.5% kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dapat
dijelaskan oleh variable standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber
daya manusia dan akuntabilitas. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 42.5%
5.4.2 Hasil Uji Simultan (Uji F)
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan
terdahap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 5.22 sebagai
berikut :
Tabel 5.22 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 804,573 3 268,191 33,008 ,000b
Residual 958,746 118 8,125
Total 1763,320 121
a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
b. Predictors: (Constant), AKUNTABILITAS, SDM, AKRUAL
Berdasarkan Tabel 5.22 dapat dilihat nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hasil uji statistik F bahwa menunjukkan semua variabel independen (standar
akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas)
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah).
5.4.3 Hasil Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh satu variabel
independen secara individual atau parsial dapat menerangkan variasi variabel
Tabel 5.23
a. Dependent Variable: KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
Nilai t tabel dapat dilihat melalui rumus df = n-k. Dimana n adalah
jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen. Maka nilai df pada
penelitian ini adalah 119. Nilai t tabel dengan df 119 adalah 1,98010.
Berdasarkan Tabel 5.23 dapat diketahui bahwa nilai signifikan variabel
standar akuntansi berbasis akrual sebesar 0,000 dan t hitung adalah 7,363,
kompetensi sumber daya manusia sebesar 0,004 dan t hitung adalah 2,658 serta
akuntabilitas sebesar 0,001 dan nilai t hitung adalah 2,752. Nilai signifikansi
masing-masing variabel independen lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih
besar dari t tabel sehingga secara parsial standar akuntansi berbasis akrual,
kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas berpengaruh signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Dari nilai-nilai koefisien
tersebut, maka dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 2,831 + 0,096 + 0,134 + 0,231
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Konstanta
Konstanta bernilai positif pada penerapan standar akuntansi berbasis
akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas, ini menandakan
artinya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah akan meningkat seiring
dengan meningkatnya penerapan standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi
sumber daya manusia dan akuntabilitas.
b. Standar Akuntansi Berbasis Akrual (
Berdasarkan nilai signifikan dengan α = 0,05 variabel kualitas pelayanan
memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga secara parsial variabel standar akuntansi berbasis akrual berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh positif
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya standar akuntansi berbasis akrual
sebesar 1% maka akan semakin meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah sebesar 0,096. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya
penerapan standar akuntansi berbasis akrual sebesar 1% maka akan semakin
menurunkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,096.
c. Kompetensi Sumber Daya Manusia (
Berdasarkan nilai signifikan dengan α = 0,05 variabel sosialisasi
perpajakan memiliki nilai signifikan 0,004 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga secara parsial variabel kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh
positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kompetensi sumber daya
manusia sebesar 1% maka akan semakin meningkatkan kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah sebesar 0,134. Demikian juga sebaliknya semakin menurunnya
kompetensi sumber daya manusia sebesar 1% maka akan semakin menurunkan
d. Akuntabilitas (
Berdasarkan nilai signifikan dengan α = 0,05 variabel sanksi memiliki
nilai signifikan 0,001 lebih kecil dari α = 0,05 sehingga secara parsial variabel akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Pengaruh positif menunjukkan bahwa semakin
meningkatnya akuntabilitas sebesar 1% maka akan semakin meningkatkan
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,231. Demikian juga
sebaliknya semakin menurunnya akuntabilitas sebesar 1% maka akan semakin
menurunkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,231.
5.4.4 Hasil Uji Moderating (Uji Residual)
Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah variabel moderating dapat
memperkuat atau memperlemah pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Kriteria uji residual adalah P-Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien
parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi, apabila P-Value (Sig) >
0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi. Hasil
uji residual profesionalisme AR (Z) dapat dilihat pada Tabel 5.24 sebagai berikut :
Tabel 5.24
Tabel 5.25
Berdasarkan Tabel 5.24 dan Tabel 5.25 dapat dilihat persamaan hasil uji residual :
Y = 11,966 + 0,381 + 0,004 + 0,196 | e | = 4,183 – 0,064 Y
Tabel 5.25 menggambarkan nilai signifikan 0,042 lebih kecil dari α = 0,05 dengan nilai koefisien parameter negatif yaitu 0,042, maka variabel maka
dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengendalian intern Account
Representative sebagai variabel moderating dan dapat memoderasi hubungan
antara standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan
akuntabilitas dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada seluruh
SKPD Kota Medan.
5.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat dibuat pembahasan
sebagai berikut :
5.5.1 Pengaruh Standar Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa standar akuntansi
keuangan pemerintah daerah. Pengaruh positif dilihat dari nilai koefisien regresi
0,096 dan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa standar akuntansi berbasis akrual searah dengan kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, dimana semakin meningkatnya standar
akuntansi berbasis akrual maka akan semakin meningkat juga kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya
standar akuntansi berbasis akrual maka akan semakin menurun juga kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh signifikan menunjukan bahwa
standar akuntansi berbasis akrual mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Christanti (2015) yang
menyatakan bahwa standar akuntansi berbasis akrual mempunyai pengaruh secara
parsial terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah provinsi Jawa Barat. Hal
ini menunjukkan bahwa jika laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip serta
standar yang sudah ditetapkan maka kualitas laporan keuangan yang dsusun akan
lebih baik. Itulah gunanya ada standar dalam menyusun laporan keuangan agar
laporan keuangan yang dihasilkan dapat dinilai.
5.5.2 Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa kompetensi sumber
daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Pengaruh positif dilihat dari nilai koefisien regresi
menunjukkan bahwa kompetensi sumber daya manusia searah dengan kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, dimana semakin meningkatnya kompetensi
sumber daya manusia maka akan semakin meningkat juga kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah, demikian juga sebaliknya semakin menurunnya
kompetensi sumber daya manusia maka akan semakin menurun juga kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh signifikan menunjukan bahwa
kompetensi sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andini (2015) dan
Evicahyani (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia
memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten
Tabanan. Hal yang sama juga ada dalam penelitian Masita (2015) yang
menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia mempunyai pengaruh
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Kabupaten Bone
Bolango. Hal ini menunjukkan bahwa jika semakin tinggi kompetensi sumber
daya manusia, maka kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dimana
kompetensi sumber daya manusia ini merupakan variabel paling berpengaruh
dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
5.5.3 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa akuntabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
signifikan 0,001 lebih kecil dari α = 0,05. Pengaruh positif menunjukkan bahwa akuntabilitas searah dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, dimana
semakin meningkatnya akuntabilitas maka akan semakin meningkat juga kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah, demikian juga sebaliknya semakin
menurunnya akuntabilitas maka akan semakin menurun juga kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anjani (2014) yang
menyatakan bahwa akuntabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota Tasikmalaya. Hal ini
menunjukkan bahwa jika syarat akuntabilitas sudah terpenuhi dalam laporan
keuangan pemerintah daerah maka, kualitas akan laporan juga akan baik. Namun
jika hal yang sebaliknya terjadi apabila akuntabilitas belum dapat dipenuhi dalam
sebuah laporan keuangan pemerintah daerah maka kualitas laporan juga tidak
akan baik.
5.5.4 Pengaruh Standar Akuntansi Berbasis Akrual, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa variabel
standar akuntansi berbasis akrual, akuntabilitas dan kompetensi sumber daya
manusia secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan pemerintah daerah. Hal ini dapat diketahui pada Tabel 5.24 dimana nilai
5.5.5 Sistem Pengendalian Intern sebagai Variabel Moderating
SPI merupakan kegiatan pengendalian terutama atas pengelolaan sistem
informasi yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 pasal 2
menyatakan bahwa pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan
dilaksanakan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP). SPI bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintah negara, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
SPI sebagai sistem yang mengawasi terciptanya kualitas laporan
keuangan sangat penting. Jika pemerintah daerah mampu menciptakan SPIP yang
baik maka kualitas laporan keuangan pemda juga sejalan dengan SPIP hal ini
dapat dilihat dari tujuan SPIP itu sendiri.
Proses penyusunan laporan keuangan juga akan melibatkan banyak pihak
dan banyak hal didalamnya. Jika laporan keuangan disusun oleh orang-orang
berkompeten di dalamnya dan diawasi dengan baik melalui SPIP maka laporan
keuangan yang dihasilkan juga baik.
Penerapan standar yang ada dalam penyusunan laporan keuangan juga
menjadi bagian yang penting. SPIP sesuai dengan tujuannya sebagai sistem
mengawasi laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang ada.
Dalam penelitian ini Sistem Pengendalian Intern terbukti sebagai variabel
0,05 dan memiliki nilai koefisien parameternya negative yaitu -0,064, maka maka
dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengendalian intern pemerintah sebagai
variabel moderating dan dapat memoderasi hubungan standar akuntansi berbasis
akrual, kompetensi sumber daya manusia dan akuntabilitas terhadap kualitas
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pembahasan yang dilakukan pada
bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara simultan standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber
daya manusia dan akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan. Secara parsial variabel
penerapan standar akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya
manusia dan akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah kota Medan.
2. Sistem pengendalian intern terbukti dapat memoderasi hubungan standar
akuntansi berbasis akrual, kompetensi sumber daya manusia dan
akuntabilitas dengan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota
Medan karena memiliki nilai parameter negative dan signifikan.
6.2 Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari masih terdapat keterbatasan penelitian pada penelitian
ini, antara lain :
1. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang jawabannya
berdasarkan persepsi jawaban responden, sehingga kemungkinan terjadi
bias atau ketidaksesuaian dengan keadaan yang sebenarnya dan
2. Variabel independen yang digunakan hanya mampu menjelaskan 57.5%
pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota
Medan sehingga kemungkinan masih banyak variabel lain yang
dimungkinkan dapat mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah kota Medan.
6.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penyempurnaan yang disarankan peneliti
untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Variabel independen dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan
57,5% (nilai adjusted R2) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah kota Medan. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat melakukan
penelitian terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah kota
Medan diharapkan untuk menambah variabel lain diluar penelitian yang
lebih berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
kota Medan.
2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan teknik pengamatan tidak hanya
menggunakan kuesioner namun menambahkan teknik seperti wawancara