• Tidak ada hasil yang ditemukan

c4bf9 sessi 2. sistem penunjang keputusan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "c4bf9 sessi 2. sistem penunjang keputusan"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

(2)

Pengambilan keputusan

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

2

Apa itu pengambilan keputusan?

memilih alternatif terbaik dari dua atau

(3)

Pengambilan keputusan dan Pemecahan Masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

3

Apa itu masalah?

Suatu kondisi yang tidak diinginkan

(4)

Pengambilan keputusan dan Pemecahan Masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

(5)

Kapan masalah terjadi?

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

5

Masalah terjadi jika sebuah 

sistem:

Tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan

Hasil tidak sesuai dengan yang telah diperkirakan/diprediksi

(6)

BAGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

(7)

Proses Pengambilan

Keputusan

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

7

Proses memilih sebuah tindakan diantara beberapa alternatif tindakan, dengan tujuan untuk mencapai sebuah target.

4 tahap pengambilan keputusan:

Fase Intelligence: mengamati lingkungan mencari kondisi-kondisi

yang perlu diperbaiki

Fase Merancang (Design): menemukan, mengembangkan dan

menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.

Fase Memilih (Choice): memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari

beberapa yang tersedia.

Fase Implementasi: menjalankan, memonitor dan mereview pilihan

(8)

Fase Intelligence

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

8

Identifikasi masalah

Klasifikasi masalah

Penguraian masalah

(9)

Identifikasi masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

9

Dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan

sasaran organisasional yang berkaitan dengan isu

yang diperhatikan.

Pada fase ini seseorang berusaha menentukan

apakah ada suatu masalah, mengidentifiaksi

gejala-gejalanya,

menentukan

keluasannya,

dan

mendefinisikannya secara eksplisit.

Bedakan antara masalah dengan gejala dari suatu

(10)

Identifikasi masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

10

Eksistensi masalah dapat ditentukan dengan meminitor

dan menganalisis tingkat produktivitas organisasi.

Ukuran produktivitas didasarkan pada data riil.

Kumpulan data dan estimasi terhadap data di masa

(11)

isu yang muncul dalam

pengumpulan dan estimasi data

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

11

– Data tidak tersedia

– Pemerolehan data bisa jadi memerlukan biaya yang besar – Data mungkin tidak akurat atau tidak cukup tepat

– Estimasi data sering subjektif – Data bisa jadi tidak aman

– Data penting yang memperngatuhi hasil dapat bersifat kualitatif

– Hasil akhir dapat terjadi lebih dari periode yang ditentukan

(12)

Identifikasi masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

12

Menentukan apakah masalah benar-benar ada, dimana,

dan seberapa signifikan dapat dilakukan setelah investigasi awal selesai dilakukan.

Poin kunci adalah apakah sistem informasi melaporkan

(13)

Klasifikasi masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

13

Konseptualisasi terhadap suatu masalah dalam rangka

menempatkannya dalam suatu kategori yang dapat

didefinisikan, mengarah pada suatu pendekatan solusi standar.

Pendekatan penting dalam mengklasifikasikan

(14)

Strukturisasi masalah keputusan (Simon, 1977)

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

14

Masalah Terpogram

o Masalah-masalah yang terstruktur dengan baik yang

berulang serta rutin, dan untuk masalahmasalah tersebut telah dikembangkan modelmodel standar.

o Contoh : Jadwal mingguan karyawan, seterminasi

(15)

Strukturisasi masalah keputusan (Simon, 1977)

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

15

Masalah Tidak Terpogram

o Masalah tidak terstruktur yang belum dikenal

sebelumnya dan tidak terjadi lagi.

o Contoh : Menangani proyek penelitian dan

pengembangan yang rumit, keputusan merger dan akuisisi, memilih suatu pekerjaan, mengevaluasi

inisiatif e-commerce.

(16)

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

16

o Masalah dapat menjadi tidak terstruktur ketika

pengetahuan atau informasi yang tersedia sangat minim atau tidak ada.

o Mengembangkan pengetahuan mengenai suatu masalah

(17)

Kepemilikan masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

17

Ketika pemilikan masalah tidak ditentukan, maka seseorang

tidak melakukan tugasnya atau masalah akan diidentifikasi seabgai masalah orang lain.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk secara

sukarela “memiliki” atau menugaskannya kepada orang lain.

Fase intelegensi berakhir dengan pernyataan masalah

(18)

Penguraian (dekomposisi) masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

18

Masalah yang kompleks dapat dibagi menjadi banyak sub-masalah.

o Memecahkan sub-masalah yang lebih sederhana dapat

membantu memecahkan masalah yang kompleks.

o Dekomposisi memfasilirasi komunikasi diantara para

(19)

Kepemilikan masalah

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

19

Menentukan kepemilikan masalah merupakan hal penting

pada fase intelegensi.

Sebuah masalah ada di dalam sebuah organisasi hanya jika

seseorang atau beberapa kelompok mengambil tanggung jawab untuk mengatasinya dan jika organisasi memiliki

(20)

Fase Desain

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

20

Meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis

tindakan yang mungkin untuk dilakukan.

Meliputi pemahaman terhadap masalah dan menguji solusi

yang layak.

Sebuah model pengambilan keputusan dikonstruksi, dites

(21)

Fase Desain

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

21

Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan

mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuaantitatif dan atau kualitatif.

Untuk sebuah model matematika, variabel-variabel

(22)

Fase Desain

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

22

Model yang sederhana mengarah pada biaya pengembangan

yang lebih rendah, manipulasi yang lebih mudah, dan solusi yang lebih cepat tetapi tidak akurat.

Model yang lebih sederhana biasanya memerlukan lebih

(23)

Fase Desain

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

23

Model memiliki variabel keputusan yang menggambarkan

alternatif yang harus dipilih oleh seorang manajer.

Contoh : bagaimana beriklan pada waktu khusus, server web

(24)

Fase Desain

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

24

Sekumpulan variabel hasil seperti laba, pendapatan atau

penjualan menggambarkan tujuan atau sasaran dari masalah pengambilan keputusan.

Variabel atau parameter yang tidak dapat dikontrol seperti

kondisi krisis ekonomi menggambarkan lingkungannya.

Proses pemodelan meliputi menentukan

(25)

Memilih sebuah prinsip

pilihan

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

25

Prinsip pilihan adalah sebuah kriteria yang menggambarkan

akseptabel dari sebuah solusi (kemampuan untuk dapat diterima).

Pada sebuah model prinsip tersebut adalah sebuah variabel

hasil.

Memilih sebuah pilihan melibatkan bagaimana membangun

sasaran pengambilan keputusan dan bagaimana sasaran tersebut disatukan kedalam model.

(26)

Model normatif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

26

Model dimana alternatif yang dipilih merupakan alternatif

terbaik dari semua alternatif yang mungkin.

Untuk menemukan alternatif terbaik, harus diuji semua

alternatif dan membuktikan bahwa alternatif yang dipilih benar-benar yang terbaik.

(27)

Model normatif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

27

Optimaslisasi dapat dicapai dalam salah satu dari ketiga cara berikut :

o Dapatkan tingkat terbaik dari pencapaian tujuan dari sekumpulan sumber daya yang ditentukan.

Contoh : alternatif mana yang akan memberikan laba maksimum dari investasi senilai $10juta?

o Temukan alternatif dengan rasio tertinggi dari pencapaian tujuan dengan biaya atau maksimalkan produktivitas.

Contoh : laba per dollar yang diinvestasikan.

o Temukan alternatid dengan biaya paling rendah yang akan memenuhi tingkat yang dapat diterima.

(28)

Model deskriptif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

28

Menggambarkan berbagai hal sebagaimana adanya atau

bagaimana hal-hal tersebut diyakini.

Umumnya didasarkan secara matematis.

Sangat berguna untuk menyelidiki konsekuensi dari

(29)

Model deskriptif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

29

Analisis deskriptif memeriksa performa sistem untuk

sekumpulan alternatif yang telah ditentukan ketimbang untuk semua alternatif.

Tidak ada jaminan sebuah alternatif yang dipilih adalah

alternatif yang optimal, dalam banyak kasus hanya memuaskan.

Metode pemodelan deskriptif paling umum misalnya

(30)

Model deskriptif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

30

Kelas-kelas model deskriptif, meliputi :

– Keputusan-keputusan inventori yang rumit. – Analisis dampak lingkungan

– Perencanaan keuangan – Aliran informasi

– Analisis skenario – Simulasi

(31)

Mencari (menghasilkan) alternatif

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

31

Bagian signifikan dari pembangunan model

Menghasilkan alternatif sangan tergantung pada

ketersediaan dan biaya informasi, dan keahlian yang diisyaratkan di area yang menjadi masalah.

Pencarian terhadap alternatif terjadi setelah menentukan

(32)

Mengukur hasil akhir

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

32

Nilai dari sebuah alternatif dievaluasi dalam hal pencapaian tujuan.

• Contoh :

(33)

Fase Pilihan (Choice)

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

33

Fase dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan

diambil satu komitmen untuk mengikuti suatu tindakan tertentu.

Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi

terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.

Solusi untuk sebuah model adalah sekumpulan nilai spesifik

(34)

Fase Pilihan

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

34

Pendekatan pencarian melibatkan : – Teknik analitik

memecahkan suatu formula – Algoritma

prosedur langkah-langkah – Heuristik

pencarian terbimbing – Blind Search

(35)

Fase Pilihan

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

35

Masing-masing alternatif harus dievaluasi.

• Jika memiliki banyak tujuan, maka semua tujuan harus diuji dan seimbang satu dengan yang lainnya.

Analisis sensitivitas digunakan untuk

menentukan ketangguhan sembarang alternatif yang diberikan.

Analisis bagaimana-jika digunakan untuk

(36)

Fase Implementasi

Sigit Setyowibowo, ST., MMSI | STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang

SLIDE

36

Menjalankan solusi.

Melakukan pelatihan user.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah 54. Perpres Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan

Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan menekan laju erosi, dapat menerapkan pola usaha tani konservasi melalui sistem penanaman ganda (Multiple cropping) , dan

I then provide empirical evidence that these reforms suc- ceeded in substantially increasing the labor market attachment of the target population and that local welfare

SEHUBUNGAN DENGAN PENGUMUMA PEMENANG, MAKA BERSAMA INI DISAMPA KAN

In our simulation, high-cost appli- cants, who were approximately 20 percent less likely to retake the test and 36 percent less likely to take the test a third time conditional

[r]

Berdasarkan Surat Penetapan Daftar Pendek Nomor 03/P2-R40/3/2011 tanggal 4 Maret 2011, dengan ini kami mengumumkan daftar pendek pekerjaan Fasilitasi Penerapan Q Seal yaitu

Dengan ini diberitahukan bahwa berdasarkan Surat Penetapan Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pengembangan Permukiman dan Tata Bangunan Nomor : 60a/TAP/FSK/APBD/P2TB/VI/2012 tanggal 12