PEM BAN GUN AN I N FRASTRUKTUR JALAN D AN JEM BATAN
I . Pe n da h u lua n
I nfrast r ukt ur m em egang peranan pent ing sebagai salah sat u roda penggerak pert um buhan ekonom i dan pem bangunan. Keberadaan infrast rukt ur yang m em adai sangat diperlukan sepert i halnya infr ast rukt ur j alan dan j em bat an. Ket erbat asan pem bangunan infr ast ruk t ur j alan dan j em bat an, m enyebabkan m elam bat nya laj u invest asi.
Tahun 2008, Pem erint ah m encurahkan perhat ian lebih pada pem bangunan infrast r ukt ur j alan dan j em bat an dem i m engej ar t arget pert um buhan 6,8% , m endorong laj u invest asi, dan m enggerakkan sekt or riil. Anggaran yang dikeluarkan pun m em bengkak hingga puluhan persen dari t ahun sebelum nya. Pem erint ah m engalokasik an anggaran bagi Depart em en PU sebesar Rp 35,6 t riliun at au naik 41,4% dibandingkan dengan perkiraan realisasi dalam Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara- Perubahan ( APBN- P) t ahun 2007. Anggaran t ersebut akan dim anfaat kan unt uk program peningkat an dan pem bangunan j alan. Sasaran peningkat an pem bangunan j alan di ant aranya Lint as Pulau Sum at era, Jawa, Kalim ant an, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua sebesar Rp 15,5 t riliun. Kem udian, program rehabilit asi dan pem eliharaan dengan anggaran Rp 3,1 t riliun yang dit uj ukan bagi sekit ar 30.000 kilom et er j alan nasional dan 50.500 m et er j em bat an di seluruh provinsi di I ndonesia1. Sedangkan unt uk Tahun Anggaran 2009, alokasi DAK bidang infrast rukt ur m encapai Rp 7,2 t riliun, m engalam i kenaikan sebesar 7,6 persen dibandingk an dengan alokasi t ahun lalu yakni Rp 6,7 t riliun. Tiga bidang yang t ercakup di dalam sekt or infrast rukt ur y ait u bidang infr ast ruk t ur j alan m endapat kan porsi paling besar yakni Rp 4,5 t riliun, infrast r ukt ur ir igasi sebesar Rp 1,6 t riliun dan infrast rukt ur air m inum sert a sanit asi sebesar Rp 1,1 t riliun2.
I I . Pe m ba ha sa n
D e fin isi Ja la n da n Je m ba t a n
Pasal 1 angka 4 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, m em berikan definisi m engenai Ja la n yait u prasarana t r ansport asi darat yang m eliput i segala bagian j alan, t erm asuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya y ang diperunt ukkan bagi lalu lint as, yang berada pada perm ukaan t anah, di at as
1 Sum ber:ht t p: / / ww w.m adani- ri.com / 2008/ 01/ 24/ out look- pem bangunan- infrast rukt ur-
2008-m engguy ur- dana- 2008-m enggapai- asa/
perm ukaan t anah, di bawah perm ukaan t anah dan/ at au air, sert a di at as perm ukaan air, kecuali j alan keret a api, j alan lori, dan j alan kabel.
Adapun definisi Je m ba t a n secara um um adalah suat u Konst ruk si yang dibangun unt uk m elewat kan suat u m assa at au t raffic lewat at as suat u penghalang at au rint angan sepert i sungai, rel keret a api at aupun j alan raya3. Penj elasan Pasal 86 ayat ( 3) PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan m enyebut kan bahwa yang dim aksud dengan “ j em bat an” adalah j alan yang t erlet ak di at as perm ukaan air dan/ at au di at as perm ukaan t anah.
W e w e n a ng Pe n ye le n gga r a a n
Penguasaan infrast ruk t ur berupa j alan dan j em bat an berada pada Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah yang dalam penyelenggaraan dilim pahkan dan/ at au diserahkan kepada inst ansi- inst ansi di daerah at au diserahkan kepada badan usaha at au perorangan. Pelim pahan dan/ at au penyerahan wewenang penyelenggaraan j alan dan j em bat an t idak m elepas t anggung j awab pem erint ah.
Adanya ot onom i daerah, m aka penyelenggaraan j alan dan j em bat an dipisahkan berdasark an kewenanganny a sebagaim ana diat ur m enurut Pasal 14, Pasal 15 dan Pasal 16 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, yait u :
1. Wewenang Pem erint ah dalam penyelenggaraan j alan m eliput i penyelenggaraan j alan secara um um dan penyelenggaraan j alan nasional [ Pasal 14 ayat ( 1) ] ;
2. Wewenang pem erint ah provinsi dalam peny elenggaraan j alan m eliput i penyelenggaraan j alan provinsi [ Pasal 15 ay at ( 1) ] ;
3. Wewenang pem erint ah k abupat en dalam penyelenggaraan j alan m eliput i penyelenggaraan j alan kabupat en dan j alan desa [ Pasal 16 ayat ( 1) ] ;
4. Wewenang pem erint ah kot a dalam penyelenggaraan j alan m eliput i penyelenggaraan j alan kot a [ Pasal 16 ayat ( 2) ] .
An gga r a n Pe m ba ngun a n
Penyelenggaraan j alan m enj adi t anggung j aw ab Pem erint ah pusat dan Pem erint ah Daerah, oleh karenanya m em punyai kewaj iban unt uk m engat ur, m em bina, m em bangun, dan m engawasi j alan dan j em bat an. Dalam upay a unt uk m em bangun j alan dan j em bat an secara um um , Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah m elakukan kegiat an pem rogram an dan penganggaran, perencanaan t eknis, pelaksanaan konst ruksi, sert a pengoperasian dan pem eliharaan j alan ( t erm asuk j em bat an) .
Anggaran pem bangunan j alan dan j em bat an bersum ber dari APBN/ APBD sebagaim ana diat ur dalam UU t ent ang Anggaran Pendapat an Belanj a Negara, UU t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah, sert a PP t ent ang Dana Perim bangan. Dana pem bangunan t ersebut diperoleh dari penerim aan negara/ daerah m aupun dari pinj am an at au hibah luar negeri.
Pem erint ah Pusat m engalok asikan APBN di bidang infrast ruk t ur khususnya j alan dan j em bat an, baik unt uk pem bangunan, peningkat an m aupun pem eliharaan ke dalam anggaran Depart em en Pekerj aan Um um . Unt uk Pem erint ah Daerah, dana unt uk pem bangunan j alan dan j em bat an dialokasikan dalam APBD m asing- m asing daerah, hal t ersebut sebagaim ana diat ur dalam Pasal 85 ayat ( 1) PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan yait u bahwa:
“ Penganggaran dalam rangka pelaksanaan program penanganan j aringan j alan m erupakan kegiat an pengalokasian dana yang diperlukan unt uk m ewuj udkan sasaran program ” .
Nam un j ika Pem erint ah Daerah t idak m am pu m em biayai pem bangunan j alan secara keseluruhan m aka Pem erint ah Pusat akan m em bant u, sebagaim ana diat ur dalam Pasal 85 ayat ( 2) dan ( 3) PP No. 34 Tahun 2006 yang m enyebut k an :
( 2) “ Dalam hal pem erint ah daerah belum m am pu m em biayai pem bangunan j alan yang m enj adi t anggung j awabnya secara keselur uhan, Pem erint ah dapat m em bant u sesuai dengan perat uran perundang- undangan.
( 3) Ket ent uan lebih lanj ut m engenai t at a car a dan persyarat an pem ber ian bant uan pem biayaan kepada pem erint ah daer ah sebagaim ana dim aksud pada ayat ( 2) diat ur dalam Per at uran Ment eri” .
Unt uk m em bant u Pem erint ah Daerah dalam rangka pem bangunan, peningkat an dan pem elihar aan j alan dan j em bat an, m aka Pem erint ah Pusat m em berikan bant uan pem biayaan yang diberikan m elalui Dana Alok asi Khusus ( DAK) bidang I nfrast rukt ur at aupun Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang I nfr ast rukt ur. Dana Alokasi Khusus ( DAK) m erupakan j enis t ransfer dana perim bangan dar i pem erint ah pusat kepada daerah yang bersifat spesific
grant ( bant uan spesifik ) . DAK bidang I nfrast rukt ur at aupun DAK Non Reboisasi
bidang I nfr ast rukt ur ini, penet apan alokasi dan pedom an um um nya diat ur dengan Perat uran Ment eri Keuangan ( m isal : PMK No. 128/ PMK.07/ 2006 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2007 dan PMK No. 142/ PMK.07/ 2007 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alokasi Khusus TA 2008)
m em bent uk t im penyelenggara yang t erdiri dari unsur Bappeda, dinas t eknis t erkait , dan sat uan k erj a pusat di daerah ( Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jem bat an–P2JJ) . Unt uk m elaksanakan kegiat an di t ingkat kabupat en/ kot a yang didanai oleh DAK, bupat i/ w alikot a m em bent uk t im penyelenggara yang t erdiri dari unsur Bappeda dan dinas t erkait . Kepala SKPD yang m em bidangi urusan j alan bert anggung j awab secara fisik dan keuangan at as pelaksanaan kegiat an yang dibiay ai dengan DAK.
Dalam Perat uran Ment eri PU di at as, t erdapat pasal t ent ang sanksi bagi penyelenggara DAK y ang t idak m elaksanakan t ugasnya sesuai dengan Perat uran Ment eri PU ini dalam bent uk penilaian k inerj a yang akan dit uangkan dalam laporan m ent eri kepada Menkeu, Meneg PPN, Mendagri, dan DPR. Unt uk m em berikan penilaian yang dim ak sud m ent eri m em erlukan laporan pelaksanaan kegiat an DAK set iap daerah penerim a. Pelaporan pelak sanaan kegiat an DAK dilakukan secara berj enj ang oleh k epala SKPD, kepala daerah, dan m ent eri. Dalam Pasal 102 UU No. 33 Tahun 2004, m em beri kewenangan kepada Menkeu unt uk m em berikan sanksi berupa penundaan penyaluran dana perim bangan, t erm asuk DAK, kepada daerah yang t idak m enyam paikan inform asi. Hal ini kem ungkinan akan berakibat bahwa set iap penundaan penyaluran dana ke daerah berdam pak pada t erham bat nya perekonom ian rak yat di daerah.
Pe m ba ngun a n Ja la n da n Je m ba t a n
Dalam rangka pem bangunan j alan dan j em bat an, m aka penyelenggara harus m em perhat ikan UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa Konst ruksi, UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan, PP No. 29 Tahun 2000 t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruk si, PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan, dan Keppres No. 80 Tahun 2003 t ent ang Pedom an Pelak sanaan Pengadaan barang/ Jasa Pem erint ah, dan perat uran t eknis lainnya yang t erkait langsung dalam penyelenggaraan pem bangunan j alan dan j em bat an.
Nam un dengan banyaknya kerusak an j alan dan j em bat an ham pir pada sebagian besar daerah di I ndonesia, Pem erint ah dianggap gagal m em bangun j alan dan j em bat an sesuai st andar t eknisnya. Unt uk it u, perlu segera dilakukan
engineering audit t erhadap penyelenggara j alan. Kerusakan st rukt ural j alan
dipengaruhi t iga fak t or pent ing, yait u: Pert am a, kendaraan berat dengan m uat an lebih (overloading) ; Kedua, kondisi drainase perm ukaan j alan; dan Ket iga, m ut u pelaksanaan k onst ruk si j alan.
Fakt or lain yang t idak kalah pent ing adalah m ut u pelaksanaan konst ruksi j alan. Muly ono ( 2008) m enyim pulk an ada lim a aspek t eknis y ang m em engaruhi m ut u pelaksanaan, yait u: Pert am a, ket epat an pem ilihan m at erial; Kedua, ket epat an kualit as peralat an lapangan; Ket iga, ket epat an penguj ian m ut u; Keem pat , ket epat an disain; Kelim a, kom pet ensi pelaksana di lapangan. Fakt a lapangan m enunj ukkan ket idak t epat an pelaksanaan y ang t erj adi karena lem ahnya pengendalian aspek m ik ro oleh kont rakt or dan pengawas4.
Salah sat u kendala yang sering diungkapkan penyelenggara j alan adalah ket ent uan Keppres No. 80 Tahun 2003, y ang m ensyarat kan t ender t erbuka sehingga m em erlukan j eda wakt u dalam t ender penanganan j alan. langkah unt uk m engant isipasi kendala t ersebut dapat dilak ukan dengan :
1. Melakukan kont rak m ult i t ahun berbasis kinerj a (perform ance based
cont ract) kepada kont rakt or, sehingga t idak ada alasan unt uk t idak segera
m em perbaiki kerusakan j alan dalam j angka w akt u t erkont rak.
2. Melakukan audit m ut u konst ruksi j alan, audit sist em drainase dan t at a air penunj ang, sert a audit beban m uat an lebih angkut an barang.
3. Kont rak berbasis k inerj a dapat j uga dilak ukan dengan m em bundel pengelolaan j em bat an t im bang dengan pem eliharaan j alan5.
4. Melakukan engineering audit t erhadap j alan dan j em bat an yang t elah selesai dibangun dan diperbaiki, sehingga apabila dit em ukan penyelew engan dapat segera dit indak. Engineering audit t ersebut m eliput i proses konst ruksi, perencanaan, pelaksanaan, konsult an, proses t ender, pengawas, hingga proses penyerahan dar i kont rak t or ke penyelenggara j alan saat perbaikan j alan dinyat akan selesai.
Be be r a pa Pe r a t ur a n Ya ng Te r k a it D e nga n Pe m ba n gu na n Ja la n da n Je m ba t a n
Anggaran
1. UU t ent ang Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara ( APBN) dan UU t ent ang Perubahan APBN ( APBN- P) ;
2. UU No. 33 Tahun 2004 t ent ang Perim bangan Keuangan Ant ara Pem erint ah Pusat dan Pem erint ah Daerah;
3. PP No. 55 Tahun 2005 t ent ang Dana Perim bangan;
4. PP No. 2 Tahun 2006 t ent ang Tat a Cara Pengadaan Pinj am an dan/ At au Penerim aan Hibah Sert a Penerusan Pinj am an Dan/ At au Hibah Luar Negeri;
5. Keppres No. 42 Tahun 2002 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara sebagaim ana t elah diubah dengan Keppres No. 72 Tahun 2004;
6. Perat uran Ment eri Keuangan ( PMK) No. 119/ PMK.05/ 2006 t ent ang Tat a Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pengelolaan Dana Dukungan I nfr ast ruk t ur sebagaim ana t elah diubah dengan PMK No. 136/ PMK.05/ 2006;
7. PMK t ent ang Penet apan Alok asi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alok asi Khusus, ant ara lain :
a. PMK No. 128/ PMK.07/ 2006 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alok asi Khusus TA 2007;
b. PMK No. 142/ PMK.07/ 2007 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alok asi Khusus TA 2008;
c. PMK No. 171.1/ PMK.07/ 2008 t ent ang Penet apan Alokasi dan Pedom an Um um Pengelolaan Dana Alok asi Khusus TA 2009.
8. Perat uran/ Keput usan Ment eri Pekerj aan Um um ( PU) t ent ang Pem anfaat an/ Penggunaan Dana Alok asi Khusus, ant ara lain :
d. Keput usan Ment eri PU No. 63/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang Pet unj uk Teknis Pem anfaat an Dana Alok asi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang I nfrast r ukt ur Tahun 2004;
e. Keput usan Ment eri PU No. 607/ KPTS/ M/ 2005 t ent ang Pet unj uk Teknis Pem anfaat an Dana Alok asi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang I nfrast r ukt ur Tahun 2006;
f. Perat uran Ment eri PU No. 39/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang I nfrast rukt ur Tahun 2007;
g. Perat uran Ment eri PU No. 42/ PRT/ M/ 2007 t ent ang Pet unj uk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang I nfrast rukt ur.
9. Perat uran Ment eri PU No. 18/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis Pengendalian Pinj am an Dan/ At au Hibah Luar Negeri Bidang Pekerj aan Um um .
Penyelenggaraan
1. UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa Konst ruksi; 2. UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan;
3. PP No. 28 Tahun 2000 t ent ang Usaha Dan Peran Masyarakat Jasa Konst ruksi;
4. PP No. 29 Tahun 2000 t ent ang Penyelenggaraan Jasa Konst ruksi;
5. PP No. 30 Tahun 2000 t ent ang Penyelenggaraan Pem binaan Jasa Konst ruksi;
6. PP No. 15 Tahun 2005 t ent ang Jalan Tol;
7. PP No. 6 Tahun 2006 t ent ang Pengelolaan Bar ang Milik Negara/ Daerah;
8. PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan;
9. Keppres No. 34 Tahun 2003 t ent ang Kebij akan Nasional Di Bidang Pert anahan;
10. Keppres No. 80 Tahun 2003 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pem erint ah, sebagaim ana t elah beberapa kali diubah t erakhir dengan Perpres No. 95 Tahun 2007;
11. Perpres No. 36 Tahun 2005 t ent ang Pengadaan Tanah Bagi Pelak sanaan Pem bangunan Unt uk Kepent ingan Um um , sebagaim ana t elah diubah dengan Perpres No. 65 Tahun 2006;
12. Perat uran Ment eri PU No. 78/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Leger Jalan, Form at Leger, Cat at an Hasil Leger, Hasil Leger, Cont oh Kart u Leger;
13. Perat uran Ment eri PU No. 207/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Pedom an Pengadaan Jasa Konst r uksi Pem erint ah Secara Elekt ronik;
15. Perat uran Ment eri PU No. 392/ PRT/ M/ 2005 t ent ang St andar Pelay anan Minim al Jalan Tol;
16. Perat uran Ment eri PU No. 603/ PRT/ M/ 2005 t ent ang Pedom an Um um Sist em Pengendalian Manaj em en Penyelenggaraan Pem bangunan Prasarana Dan Sarana Bidang Pekerj aan Um um ;
17. Perat uran Ment eri PU No. 22/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pengam anan dan Perkuat an Hak At as Tanah Depart em en Pekerj aan Um um ;
18. Perat uran Ment eri PU No. 28/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Perizinan Perwakilan Badan Usaha Jasa Konst ruksi Asing;
19. Perat uran Ment eri PU No. 32/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pet unj uk Teknis Dokum en Pem asukan Barang dan/ at au Peralat an Dalam Rangka Bant uan Pinj am an dan/ at au Hibah Luar Negeri Dilingkungan Depart em en Pekerj aan Um um ;
20. Perat uran Ment eri PU No. 37/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Kegiat an Bidang Pekerj aan Um um Yang Merupakan Kewenangan Pem erint ah Dan Dilaksanakan Sendiri Tahun 2007;
21. Perat uran Ment eri PU No. 38/ PRT/ M/ 2006 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Kegiat an Bidang Pekerj aan Um um Yang Merupakan Kewenangan Pem erint ah Dan Dilaksanakan Melalui Dekonsent rasi Dan Tugas Pem bent ukan Tahun 2007;
22. Perat uran Ment eri PU No. 43/ PRT/ M/ 2007 t ent ang St andar dan Pedom an Pengadaan Jasa Konst r uksi;
23. Perat uran Ment eri PU No. 02/ PRT/ M/ 2008 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Kegiat an Depart em en Pekerj aan Um um yang m erupakan Kewenangan Pem er int ah dan Dilaksanakan sendiri;
24. Perat uran Ment eri PU No. 03/ PRT/ M/ 2008 t ent ang Pedom an Pelaksanaan Kegiat an Depart em en Pekerj aan Um um yang m erupakan Kewenangan Pem erint ah dan Dilaksanak an m elalui Dekonsent rasi dan Tugas Pem bant uan;
25. Keput usan Ment eri PU No. 339/ KPTS/ M/ 2003 t ent ang Pet unj uk Pelak sanaan Pengadaan Jasa Konst r uksi Oleh I nst ansi Pem erint ah;
26. Keput usan Ment eri PU No. 257/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang St andar dan Pedom an Pengadaan Jasa Konst r uksi;
27. Keput usan Ment eri PU No. 16/ KPTS/ KE/ 2004 t ent ang Sist em Manaj em en Mut u Konst ruksi Bagi Badan Usaha Pelaksana Konst ruksi Golongan Kecil;
28. Keput usan Ment eri PU No. 349/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang Pedom an Penyelenggaraan Kont rak Jasa Pelaksanaan Konst ruksi ( Pem borongan) ;
29. Keput usan Ment eri PU No. 362/ KPTS/ M/ 2004 t ent ang Sist em Manaj em en Mut u Konst ruksi Depart em en Perm uk im an Dan Prasarana Wilayah;
31. Surat Edaran Ment eri PU No. 03/ SE/ I J/ 2006 t ent ang Tat a Cara Pem erik saan Pem ilihan Penyedia Jasa Pelaksanaan Konst ruksi/ Pem borongan dan Jasa Konsult ansi Konst ruksi t ert ent u;
32. Surat Edaran Ment eri PU No. 12.1/ SE/ M/ 2006 t ent ang Pelak sanaan Pem ilihan Pengadaan Barang/ Jasa Pem erint ah sebelum dokum en anggaran disahkan;
33. Surat Edaran Ment eri PU No. 13/ SE/ M/ 2006 t ent ang Persyarat an Perusahaan Asing dalam Mengik ut i Proses Pengadaan Barang/ Jasa di I ndonesia;
34. Surat Edaran Ment eri PU No. 59/ SE/ M/ 2006 t ent ang Prosedur Perizinan Penyewaan Tanah Depart em en Pekerj aan Um um ;
35. Surat Edaran Ment eri PU No. 01/ SE/ M/ 2007 t ent ang Pendapat Ahli Hukum Kont rak unt uk Kont rak Pekerj aan Barang/ Jasa bernilai diat as Rp.50.000.000.000,00 ( Lim a Puluh Milliar Rupiah) .
I I I . Pe n ut up
Pem erint ah dan Pem erint ah Daerah sebagai penyelenggara j alan sebagaim ana diam anat kan Pasal 13 UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan m em punyai kewaj iban waj ib m em riorit askan pem eliharaan, perawat an dan pem eriksaan j alan secara berkala unt uk m em pert ahankan t ingkat pelay anan j alan sesuai dengan st andar pelayanan m inim al yang dit et apkan. Pem biayaan pem bangunan j alan um um dan j em bat an m enj adi t anggung j awab Pem erint ah dan/ at au pem erint ah daerah. Unt uk m engat asi kendala y ang dihadapi dalam pem bangunan j alan dan j em bat an:
1. Pem erint ah pusat dapat m em bant u sesuai dengan perat uran perundang-undangan, bant uan pem biayaan yang diberikan m elalui Dana Alokasi Khusus ( DAK) bidang I nfrast ruk t ur at aupun Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi Bidang I nfrast rukt ur. Dana Alok asi Khusus ( DAK) m erupakan j enis t ransfer dana perim bangan dari pem erint ah pusat k epada daerah y ang bersifat spesific grant ( bant uan spesifik) .
3. Engineer ing audit ( audit t ehnik) m eliput i proses konst ruksi, perencanaan, pelaksanaan, konsult an, proses t ender, pengawas, hingga proses penyerahan dari k ont r akt or ke penyelenggara j alan saat perbaik an j alan dinyat akan selesai.
Re f e r e n si :
1. UU No. 18 Tahun 1999 t ent ang Jasa Konst r uksi;
2. UU No. 33 Tahun 2004 t ent ang Per im bangan Keuangan Ant ara Pem er int ah Pusat dan Pem er int ah Daerah;
3. UU No. 38 Tahun 2004 t ent ang Jalan;
4. PP No. 29 Tahun 2000 t ent ang Peny elenggaraan Jasa Konst ruk si; 5. PP No. 55 Tahun 2005 t ent ang Dana Per im bangan;
6. PP No. 34 Tahun 2006 t ent ang Jalan;
7. ht t p: / / ww w .m adani- ri.com / 2008/ 01/ 24/ out look- pem bangunan- infr ast r ukt 2008- m engguy ur-dana- m enggapai- asa/;
8. Bam bang Susant ono & A. Taufik Muly ono, “Jalan rusak dan good gov ernance” , Bisnis I ndonesia, 1 Apr il 2008;
9. ht t p: / / id.w ik ipedia.or g/ wik i/ Jem bat an;
10. ht t p: / / ww w .pu.go.id/ bapek in/ Mut u/ default _referensi.ht m; 11. ht t p: / / ww w .pu.go.id, Senin 24 Novem ber 2008;