• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kritik Sosial pada Film Warkop DKI Reborn: Menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Kritik Sosial pada Film Warkop DKI Reborn: Menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough T1 BAB IV"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

34 BAB IV

HASIL PENELITAN dan PEMBAHASAN

Dalam menganalisis film Warkop DKI Reborn, penulis menggunakan metode Analisis Wacana Kritis yang dikembangkan oleh Norman Fairclough. Dalam menggunakan metode Fairclough, penulis membagi menjadi 3 (tiga) dimensi, yakni: Makrostruktur, Mesostruktur, dan Mikrostruktur. Sebelum masuk pada inti pembahasan, penulis akan memberikan informasi mengenai film Warkop DKI Reborn seperti synopsis dan lain sebagainya. Berikut paparannya:

Film Warkop DKI Reborn

Film Warkop DKI Reborn adalah sebuah film karya anak bangsa yang di dalamnya

menceritakan berbagai kehidupan sosial masyarakat yang sarat akan nilai-nilai sosial, berikut spesifikasinya:

Tayang : 8 September 2016 Genre : Komedi

Sutradara : Anggy Umbara Produser : Hb Naveen, Frederica

Skenario : Anggy Umbara, Andi Awwe Wijaya, Bene Dion Rajagukguk Rumah Produksi : Falcon Pictures

Durasi : 90 Menit Klasifikasi Penonton : Semua Umur

Pemain : - Vino G. Bastian sebagai Kasino - Agus Kuncoro sebagai Hakim - Abimana Aryasatya sebagai Dono - Tora Sudiro sebagai Indro

- Ence Bagus sebagai bos Chips - Bintang Timur

- Inggrid Widjanarko sebagai penumpang motor - Arie Kriting sebagai pencuri

(2)

35 Sinopsis Film Warkop DKI Reborn

JANGKRIK BOSS! mengikuti Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Sudiro) sebagai petugas dari sebuah lembaga swasta bernama CHIPS (Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial). Mereka memiliki semangat yang tinggi dalam melayani masyarakat. Akan tetapi, mereka justru kerap menimbulkan masalah karena tindakan mereka yang konyol dan juga kelucuan mereka. Tentu saja, mereka pun menjadi bulan-bulanan oleh banyak orang, termasuk Boss mereka, yang kemudian membawa Sophie, seorang anggota CHIPS profesional dan cantik dari kantor pusat CHIPS di Perancis untuk membantu trio dalam menangkap preman jalanan.

Selain nama-nama di atas, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! juga turut dibintangi oleh legendaris Indro Warkop, Ence Bagus, Hannah Al Rashid, Fazura, Nikita Mirzani, Arie kriting, Tarzan, Agus Kuncoro, Ge Pamungkas, Mongol Stres, Fico Fachriza, Henky Solaiman, Ingrid Widjarnarko, Temon, Fatih Unru, Asep Suaji, McDanny, Bintang Timur, Bene Rajagukguk, Yuda Keling, Arief Didu, Gita Butar Butar, Mudy Tailor, Ari Tulang dan banyak lainnya.

Film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! akan dipecah menjadi beberapa bagian. Part 1 tayang pada 8 September 2016. Dalam penggarapannya, Falcon Pictures telah meminta izin terkait pembuatan ulang film Warkop DKI untuk melestarikan lawakan yang ada kepada legenda komedian Indonesia, Indro Warkop. Sementara itu, Indro Warkop sendiri juga akan tampil dalam film.1

4.1 Analisis Makrostruktur

Fokus terhadap fenomena dimana teks dibuat. Dengan demikian, menurut Fairclough untuk memahami wacana, kita tidak mampu melepaskan dari konteksnya. Kita perlu menelusuri konteks konsumsi teks, produksi teks dan keadaan sosial budaya yang keseluruhannya mempengaruhi pembuatan teks.

(3)

36 4.1.1 Situasional

Pada tahap ini, mengarah pada suasana mikro (konteks peristiwa saat teks dibuat), dengan arti bahwa teks dihasilkan dalam suatu kondisi atau suasana yang khas atau unik sehingga suatu teks berbeda dengan teks lainnya.

Ciri khas dari komedi Warkop DKI adalah perjalanan misi yang banyak terhadang masalah, komedi slapstick2 dengan simbol-simbol tertentu, dan sosok perempuan yang menjadi pemicu aksi konyol sekaligus heroik para tokoh utamanya. Sepanjang tiga puluh tahun, formula itu terus-menerus digunakan, dan nampaknya dijadikan medium untuk menyampaikan pelbagai isu-isu berbagai kelas dengan cara tersirat yang nyaman dinikmati. Secara alur cerita, ada tiga film Warkop DKI yang menjadi inspirasi bagi pembuatan cerita film Warkop DKI Reborn, yakni Chips, IQ Jongkok, dan Setan Kredit.

Namun bukan hanya dari ketiga film utama tersebut, cerita Warkop DKI Reborn merupakan gabungan dari beberapa film Warkop terdahulu juga. Untuk mendalami masing-masing film yang menjadi otak pada film Warkop DKI Reborn, berikut akan dijelaskan masing-masing film beserta Sinopsisnya:

1) Film Chips

Chips merupakan film komedi yang memplesetkan film seri yang pernah sukses di Indonesai dengan bintang utama Eric Estrada. Kekonyolan yang dilakukan oleh Dono, Kasino dan Indro sebagai tokoh sentral memang menjadi daya tarik tersendiri bagi film ini. Adegan pembuka, Kasino yang merupakan anggota Chips (Cara Hebat Ikut Penanggulangan Masalah Sosial) dengan seragam yang gagah dan motor yang keren, menolong seorang anak yang bolanya jatuh kesungai. Alih-alih ingin menolong, justru Kasino yang jatuh ke sungai. Sedangkan Indro meski menjadi anggota Chips akan tetapi ia juga di kerjai oleh anak-anak dengan bola. Indro anggota ketiga warkop DKI yang paling sering sial dengan masalah wanita, kali ini juga dengan mengendarai mobil Chipsnya tergiur oleh wanita yang sedang menunggu bus kearah blok M. Akhirnya Dono mengajak bersama kearah Blok M. Tapi dasar Dono tentu saja kekonyolan pun dilakukan,

(4)

37

ketika sedang asyik ngobrol dengan cewek seksi, ia tidak sadar menabrak mobil Derek, dan terbawa ke sebuah pembuangan tempat rongsokan. Indro yang disewa untuk menangani kenakalan seorang anak bernama Tommy akhirnya datang kerumah untuk mengatasi kenakalan-kenakalan yang dilakukan. Akan tetapi Indro tidak dapat mengatasinya karena Tomy malah balik mengerjai Indro, Indropun dibuat tidak berkutik. Sementara itu akhirnya Kasino datang untuk membantu Indro, akan tetapi yang terjadi justru bukan Kasino membantu, akan tetapi ikut dikerjai oleh Tommy. Dony yang biasanya sulit dalam masalah perempuan, kali ini mendekati rekannya sesama Chips (Sherly Marlinton). Ketika sedang asyik berpelukan, tanpa disadari mobil yang sedang berhenti jalan sendiri dan masuk ke sungai, akhirnya Dono pun harus berbasah-basahan.

Tiba-tiba intercom Kasino dan Indro memanggil untuk meminta tolong menangkap kucingnya yang hilang di kebun binatang. Setelah berbagi tugas akhirnya Kasinolah yang ditugaskan untuk menolong wanita tersebut. Ketika sedang mencari kucing yang hilang bersama wanita pemiliknya, Kasino memergoki bosnya yang sedang mojok dibawah pohon dengan seorang wanita yang ditutupi dengan Koran karena takut ketahuan. Dengan alasan mencari Jangkrik akhirnya bos tersebut bilang pada Kasino untuk tidak mengatakan pada siapapun. Kasino pun diberi uang. Kata-kata “jangkrik” tersebut akhirnya digunakan oleh Kasino sebagai kata-kata untuk dapat mendapatkan uang dari bosnya. Mengetahui Kasino selalu

mendapatkan uang 5 ribu dengan mengatakan “Jangkrik” pada bosnya, akhirnya

Indro dan Dono pun ikut-ikutan Kasino dengan berkata Jangkrik agar dapat meraih uang seperti Kasino ketika bertemu bosnya. Akan tetapi bukannya uang yang di dapat, nasib berkata lain yang diperoleh oleh Indro dan Dono saat tidak diberi uang. 3

2) Film IQ Jongkok

IQ Jongkok: Tiga mahasiswa miskin (Dono, Kasino, Indro) menolong Pak

(5)

38

Broto (S. Parya) yang kena tabrak lari. Pak Broto meninggalkan sebuah harta karun, dan ketiga mahasiswa itu masuk hutan, naik bukit, menyeberangi sungai mencarinya. Dalam pencarian itu Dono mendapat pacar Maya (Enny Haryono) anak penabrak pak Broto.4

3) Film Setan Kredit

Setan Kredit dibuka dengan wacana ‘kredit’ yang populer kala itu. Segala aktivitas konsumsi bisa dikredit, tentunya oleh orang-orang gedongan. Terbersit dalam salah satu dialog yang menyatakan kalau kredit itu langka, belum bisa dinikmati semua orang. Dalam film tergambar Indro tinggal di rumah mewah, dan dua sahabatnya Dono dan Kasino yang sedang menginap di rumahnya. Reaksi-reaksi Dono dan Kasino terhadap kemegahan rumah Indro mengindikasikan keduanya duduk sebagai kalangan menengah-ke-bawah.

Mereka bukan sekadar kagum, tapi juga memberi celah dari golongan kelas atas yang mereka hadapi. Celah tersebut justru muncul dari segala kelengkapan fasilitas yang mereka temui. Misalnya, saat Kasino ke rumah Indro dan terkesima betapa besarnya rumah tersebut. Muncul komentar “rumah kok ruang tamu semua?” Mencelanya tak saja menjadi cara untuk memahami, tapi juga bentuk kekaguman. Sindiran tersebut menjadi sebuah refleksi juga bagaimana kalangan menengah ke bawah ini punya keterbatasan ruang gerak untuk menikmati fasilitas yang tak terjangkau bagi mereka.

4) Film Naik Kelas

Naik Kelas. Bukan berarti protagonis kita diam saja dan tidak berusaha menaiki tangga kelas sosial untuk memenuhi keinginannya. Masalah kredit ini menjadi isu utama yang ingin ditampilkan secara berkala di hampir semua momen. Dalam rumah gedongan yang mewah, ibu Indro terlihat bersenang-senang dengan sistim kredit. Sementara masyarakat kelas bawah, terlihat dari kunjungan trio Warkop ke sebuah pasar, berjubel melakukan transaksi jual-beli ayam untuk

(6)

39

kebutuhan pangan sehari-hari dengan sistim kredit. Ada perbedaan yang signifikan dalam penggunaan fasilitas kredit di antara kedua kelas. Kemapanan finansial dianggap begitu penting untuk masuk ke dalam sebuah kelompok sosial yang lebih berada, satu problematika yang Dono dan kawan-kawan coba hadapi dan dobrak.

Ada satu kejadian ajaib dan tak masuk akal yang menjadi satir tentang usaha Dono untuk memasuki kelas atas. Saat Dono berpapasan dengan Lia (Minati Atmanegara) di jalan, Dono mencoba membantu Lia menemukan payungnya yang tertinggal dalam bus. Setelah payung didapatkan, Dono tak sengaja terbawa angin dan terbang berputar-putar dengan payung Lia di atas langit Jakarta. Ia melihat keseluruhan kota Jakarta bahkan lebih tinggi dari Monas, bahkan kesempatan jahil mengintip perempuan yang mandi. Setelah berkeliling di udara, Dono mendarat – anehnya– tepat di kolam renang rumah Lia. Saat itu, ia langsung dipukuli karena dianggap melewati batas teritori rumah orang oleh ayah Lia, tetapi posisinya terselamatkan karena membawa payung Lia yang hilang.

Hal serupa tak terulangi di adegan selanjutnya, ketika Dono mencoba mengambil jalan pintas naik ke kamar Lia dengan sebuah tangga. Dono justru menerima dicerca dan diusir ayah Lia. Usaha-usaha ajaib Dono di adegan sebelumnya terlihat kontras dengan realitas yang ada. Batas nyata si miskin dan si kaya memang tak bisa ditembus.

(7)

40 5) Film Menertawai Diri Sendiri

Menertawai Diri Sendiri. Komedi Warkop sukses menghadirkan tertawaan bagi penonton yang seolah menonton dirinya sendiri dan juga tokoh dalam film yang sebenarnya menertawakan dirinya sendiri. Penonton mungkin merasakan kesatiran dalam komedi yang ironi, bagaimana usaha-usaha yang pernah mereka lakukan untuk menapaki kelas sosial yang lebih ditampilkan di depan mata. Saat itu, lewat tontonan penonton lebih bisa menertawakan tokohnya daripada menertawakan diri sendiri. Kala itu, Jakarta yang digambarkan begitu lengang memberikan kesempatan bagi siapa saja yang berlomba-lomba menjadi bagian penting lewat status sosial dan juga properti yang dimiliki. Jalanan dan petak tanah seperti ajang eksibisi yang menampilkan status sosial pemiliknya. Tak jarang mereka yang jauh dari peta sosial kelas atas harus berdarah-darah untuk bisa sampai dalam posisi atas tersebut, meskipun kadang hasilnya tak sebanding usahanya. Hal inilah yang dikritisi dan memposisikan masyarakat sebagai obyek penderita.

Melihat realita masa kini, situasinya terasa tidak terlalu berbeda dengan kondisi sosial masyarakat yang digambarkan Setan Kredit. Upaya ‘naik kelas’

masih kerap dilakukan bahkan dengan cara yang lebih massive bahkan melupakan norma-norma sosial yang konon menjadi batasan. Masalah kredit kini bukan lagi soal cara untuk bertahan hidup saja, tetapi menapaki kelompok sosial tertentu dan melegitimasi posisinya di mata kelompok tersebut. Bukan lagi soal liburan atau bahan pangan yang penting dikredit, kosmetik atau perkakas elektronik menjadi ukuran wajib demi sebuah status sosial baru. Tidak heran, konteks menertawakan diri sendiri masih sangat relevan dilakukan di masa modern meskipun dengan cara yang paling primitif.

(8)

41

heran, menikmati komedi Warkop seolah kita dilupakan dengan segala label yang membatasi segala kenikmatan beropini atau bermain-main dengan segala yang mungkin. Dalam dunia Warkop saat itu, komedi serta sindiran bisa menjadi konsumsi kalangan mana saja, yang mungkin juga sudah bergerak ke masa lebih baru.5

Dari kelima judul film itulah, yang menjadi sumber inspirasi pembuatan Warkop DKI Reborn. Jika dibandingkan tayangan komedi saat ini, maka akan terlihat jauh kualitas keduanya. Disaat industri hiburan berlomba-lomba membuat acara komedi menjurus SARA, Bullying dan tindakan negatif hanya demi sebuah rating untuk keuntungan mereka tanpa memperhatikan kualitas tayangan. Maka berbeda dengan Warkop, walaupun terjun di dunia industri dan mengikuti tren pasar, setidaknya kualitas mereka tidak hilang.

Tagline "tertawalah sebelum tertawa itu dilarang" merupakan sebuah pernyataan yang lucu dan penuh sindirian. Bagaimana tidak di zaman orba semua serba tertutup, ngomong sedikit! vokal sedikit! langsung diberangus. Sampai muncul istilah tersebut, merupakan kalimat lucu namun mengandung sindiran yang satir. Di era 1998 dan pasca reformasi idealisme mereka tetap berjalan, di serial yang mereka bintangi terbitan multivision plus. Mereka sering berceloteh tentang kondisi negeri terutama kritik akan orba. Ada salah satu serial yang berjudul "warisan" di salah satu scenenya menggambarkan kritik sosial. Indro dapat kabar kalau dia dapat warisan, lalu sampai ke dukun dan melakukan ritual aneh mogok bicara. Sebelum melakukan itu Karina istri Indro dalam serial bilang soal harta melimpah hingga disimpan di Swiss. Secara tidak langsung itu merupakan kalimat sarkasme terhadap aristokrasi kekuasaan orde baru. Warkop DKI adalah representasi jika humor tidak murni humor, namun juga media untuk edukasi serta penyadaran. Lewat guyonan yang lucu dibalut aksi kocak, mereka menyisipkan kalimat sarkas nan satir sebagai kritik sosial hingga solusi atas permasalahan sebagai tanggung jawab moral. Begitulah sebenarnya representasi hiburan yang ideal, tayangan televisi yang ideal. Humor bukan sekedar humor namun juga sebagai media protes. Komedi dalam bentuk apapun merupakan karya seni, warkop telah menunjukan kapasitasnya sebagai seniman pro rakyat. Karya mereka bisa dikatakan bertumpu pada realisme sosial, walaupun masyarakat tidak terlalu menangkap maksud mereka. Masyarakat sudah

(9)

42

terhegemoni oleh konstruksi lucu dan humor, hingga selentingan seni itu bukan politik. Tidak salah jika ingin menemukan kritik di karya warkop harus benar-benar serius melihat dan menilai.6

4.1.2 Institusional

Pada awalnya, media lebih banyak menjalankan fungsinya sebagai sebuah institusi sosial yang bertugas untuk melayani kepentingan umum (sosial). Dalam perkembangannya, institusi media mengalami pergeseran idealisme sehingga muncul anggapan bahwa media telah berubah fungsi dari yang tadinya merupakan institusi sosial, dan saat ini kebanyakan menjadi institusi ekonomi dan institusi politik (Junaedi, 2005, p. 165).

Fungsi media yang berubah menjadi institusi ekonomi dan institusi politik sangat kemungkinan berpengaruh terhadap produksi wacana. Institusi bisa berasal dari dalam media ataupun kekuatan eksternal di luar media. Contoh saat pemilihan Presiden 2014, sangat terasa sekali ada 2 (dua) perusahaan televisi swasta ternama yang menyiarkan berita Pemilu. Namun dari hasil yang ditampillan, jelas berbeda sekali antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing televisi cenderung utuk memberitakan kearah salah satu Pemilihan Presiden yang memiliki hubngan dengan sang owner.

Falcon Pictures Profile7

Sebagai rumah produksi, tentu saja Falcon Pictures memiliki tujuan ekonomi atau dalam hal ini bertujuan kapitalisme yakni mencari untung. Namun cara yang dilakukan Falcon dalam mencari untung dengan membuat film yang tentunya berdampak bagi khalayak dengan cara mengedukasi. Selain memiliki tujuan profit, Falcon Pictures juga memiliki agenda politik, yakni melalui film yang diproduksi. Dengan cara seperti itu, Falcon berharap dapat turut serta mengedukasi penonton untuk lebih sadar akan politik yang terjadi di negaranya. Hal itu tampak dalam film Warkop DKI Reborn yang diproduksi. Konten politik yang dibuat merupakan sudut pandang dari sang sutradara akan kondisi politik yang sedang terjadi, dan diharapkan khalayak dapat mengilhami konten tersebut.

6 http://www.kompasiana.com/wahyuekas/warkop-d-k-i-sebagai-pelopor-humor-protester_5752e92461afbdb5135780a7

(10)

43

Falcon Pictures sendiri merupakan perusahaan Film di Indonesia yang didirikan pada tahun 2010, anak perusahaan Falcon Interactive yang berpusat di Jakarta Selatan. Film yang dihasilkan Falcon Pictures cukup berkualitas dan merupakan perusahaan film yang cukup produktif. Falcon Pictures memiliki rumah produksi di daerah Jakarta Selatan, Indonesia. Falcon Pictures dimiliki oleh salah seorang yang bernama HB Naveen. Saat ini Falcon selain menggeluti produksi film layar lebar, Falcon juga menngambil alih distribusi film dan membeli hak cipta serta merestorasi film-film lama. Saat ini sudah lebih dari 300 film menjadi milik mereka, yang meliputi film - film dari Benyamin S, Warkop, Rhoma Irama dan beberapa film legendaris Indonesia lainnya.

Falcon juga berjaya lewat satu film lainnya yang mereka rilis tahun ini, My Stupid Boss arahan Upi, serta dibintangi oleh Reza Rahadian dan Bunga Citra Lestari. Film tersebut sukses meraup 3.052.657 lembar tiket hingga akhir theatrical run-nya. Bila digabungkan, Falcon Pictures lewat film-filmnya (bersama Wa rkop DKI Reborn yang telah berhasil terjual lebih dari satu juta lembar tiket hanya dalam kurun waktu kurang dari lima hari sejak dirilis per 12 September 2016) berhasil menjadi pemegang market share film nasional terbesar sepanjang 2016. Tidak berlebihan bila pandangan tersebut muncul, karena Warkop DKI Reborn masih amat berpeluang terus menambah pemasukan tiket.

Bila diperhatikan lebih jauh, film-film Falcon tersebut ber-genre komedi. Dalam sebuah survei yang dirilis oleh departemen Litbang Kompas di tahun 2014 menyebutkan bahwa sebanyak 33,4 persen dari 687 responden menyebut bahwa komedi adalah genre film favorit mereka. Selebihnya sebanyak 28,4 persen dan 18,4 persen secara berturut-turut lebih memilih genre percintaan (romance) dan aksi (action). Menilik dari hasil survei tersebut, kesuksesan komersil film-film yang diproduksi Falcon Picture tahun ini dapat dimengerti.

(11)

44 Produser8

Dalam film Warkop DKI Reborn, ada 2 (dua) nama produser yang menangani pembuatan film hingga selesai. Yakni H.B Naveen dan Frederica. H.B Naveen sendiri adalah pendiri P.T Falcon Pictures. Naveen menuturkan, salah satu alasannya memilih bidang multimedia, atau yang dia sebut sebagai new media, karena bidang ini merupakan bidang baru yang belum dikuasai oleh pemain besar. Dia menyebutkan, media-media tradisional sudah dikuasai oleh konglomerasi besar dengan modal berlimpah.

Selain itu, ada satu lagi sosok yang tak kalah penting dalam produksi Warkop DKI Reborn, yakni perempuan cantik bernama Frederica. Dia merupakan salah satu ‘aktor’ penting di balik kesuksesan sejumlah film-film box office Tanah Air, seperti My Stupid Bosss, Comic 8, hingga Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1. Di tangannya, film-film ini berhasil mencuri perhatian pencinta film di Indonesia.

Meski baru berusia 34 tahun, nama Frederica tak kalah mentereng dibandingkan produser top lainnya. Terbukti, ia mampu mengantongi penghargaan sebagai Produser Terbaik dalam acara penganugerahan Indonesia Box Office Movie Awards (IBOMA) 2016.

Prestasi perempuan yang akrab disapa Erica ini tak sampai di situ. Film yang diproduksinya di bawah production house atau rumah produksi Falcon Pictures, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 sukses mengukir sejarah. Film yang menampilkan Abimana Aryasatya, Vino Bastian, dan Tora Sudiro sebagai pemeran utamanya ini resmi menjadi film Indonesia nomor satu sepanjang masa.

Hanya dalam kurun waktu 25 hari, film yang disutradarai Anggy Umbara tersebut disaksikan 6.381.000 penonton. Sebuah capaian yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Sosok Frederica pun kian diperhitungkan sebagai salah seorang produser andal di Indonesia.9

8 Produser film berperan dalam mengawasi dan menyalurkan sebuah proyek film kepada seluruh pihak terlibat serta mempertahankan integritas, suara dan visi film tersebut. Mereka juga akan mengambil resiko keuangan dengan mengeluarkan uang mereka sendiri, khususnya selama periode pra-produksi, sebelum sebuah film dapat terdanai sepenuhya.

(12)

45 4.1.3 Sosial

Terkait dengan pembuatan film Warkop DKI Reborn serta setting yang dipilih, maka pada level sosial, peneliti akan menjelaskan tentang negara Indonesia dan aspek-aspek yang berkembang di negara tersebut. Dalam artian bahwa penulis harus peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat dewasa ini. Karena permasalahan sosial akan selalu berkembang dalam setiap jaman. Hal itulah yang membedakan film Warkop yang terdahulu dengan Warkop DKI Reborn.

Masih jelas dalam ingatan, bahwa akses dalam memproduksi film betul-betul terkonsentrasi di tangan para penguasa negara saat itu, dan lembaga sensor sedang di puncak kuasanya pula bertangan dingin lantaran diberi wewenang penuh untuk merevisi karya yang menurut mereka tidak selaras dengan semangat Orde Baru. Para produser film, distributor, pengimpor film, juga pemilik bioskop mau tak mau dikelompokkan ke dalam sebuah organisasi

atau konsorsium yang direstui pemerintah sebagai kelas “less dominant” di bawah represi

Pemerintah Orde Baru. Organisasi semacam itu secara simultan dimanfaatkan sebagai aparatus negara untuk mengendalikan dinamika dunia film Indonesia. Semua produksi film dengan cermat diawasi dan disensor sejak tahap pembuatan naskah. Para pembuat film diorganisasikan dalam sebuah hierarki karir, sehingga akses pembuatan film ada di tangan mereka yang disetujui pemerintah melalui penyediaan Departemen Penerangan (Irwanto 1990: 90)

Orde Baru memiliki bentuk kekuasaan yang cenderung represif jika dibandingkan dengan pemerintahan era Reformasi. Orang-orang film takut mengajukan usulan kepada pemerintah, akhirnya mau tak mau pelaku perfilman menjalankan semua kebijakan yang telah digariskan pemerintah Orde Baru itu dengan tertatih dan penuh beban sekaligus kekhawatiran. Maka perundangan dan hasil kebijakan yang dilahirkan dalam latar belakang pemerintahan dengan kondisi sosial politik yang represif dan hegemonic seperti itu cenderung top-down. Sementara itu undang-undang perfilman yang sifatnya top-down (di era Orde Baru berkuasa) sudah tidak sesuai lagi dengan semangat jaman dan kondisi masyarakat sekarang ini. Hal ini bisa kita lihat pada produk kebijakan perfilman era Orde Baru yaitu UU No. 8 Tahun 1992 yang ketat, mengikat, top- down mengatur para pelaku perfilman hingga tingkat praktis sekalipun. Hasilnya, perkembangan

(13)

46

Pemerintahan era Reformasi dengan agenda politik dan perubahan disana-sini sungguh berat untuk berdiri apalagi berjalan lantaran dibebani dengan amanat desakan keinginan rakyat yang besar, yang telah lama terkungkung di era Orde Baru. Akhirnya perfilman diurus pula oleh pemerintahan yang baru yaitu Reformasi diawali dengan desakan beberapa pelaku perfilman yang telah lama menyoroti usangnya UU No 8 Tahun 1992 buah tangan Orde Baru yang tak lagi relevan untuk dilaksanakan. UU perfilman baru yang mengakomodir aspirasi pelaku perfilman sangat dinanti dan peran Pemerintah begitu ditunggu-tunggu. Cukup lama dari waktu desakan publik film itu melahirkan UU No 33 Tahun 2009.

Lahirnya kebijakan perfilman yang baru, yang menggantikan UU perfilman buatan Orde Baru bukannya melenggang tanpa masalah. Orde reformasi sejak kehadirannya sebenarnya telah menanggung beban berat perombakan sistem tata negara. Dalam arti yang sebenarnya reformasi lahir di dalam kondisi sosial politik yang kronis. Kemudian tumbuh lambat laun di tengah kondisi masyarakat yang serba curiga. Reformasi lemah pada persoalan ketegasan dan kesigapan mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah-masalah kronis yang ditinggalkan masa pemerintahan Orde Baru. Mengaca dari beberapa hal tersebut, kita dapat mengkaji ulang dalam latar belakang situasi dan kondisi yang bagaimana kebijakan perfilman tersebut dilahirkan, kemudian bagaimana para penguasa mengasuh dan mengelola kebijakan tersebut sekaligus dapat melihat seberapa dalam keikutsertaan pemerintah dalam melahirkan undang-undang.

4.2 Analisis Meostruktur (Discourse Practice)

(14)

47 4.2.1 Produksi Teks

Norman Fairclough secara sosiologis tidak menyelidiki cara-cara produksi suatu teks. Yang sering terjadi Norman Fairclough mengambil titik awal linguistik pada teks-teks konkrit, dengan mengidentifikasi wacana apa yang digunakan dan bagaimana wacana itu secara antartekstual menggunakan teks-teks lain. Teks yang lahir merupakan perpaduan antara kondisi sosial yang terjadi saat orde lama (film asli Warkop) dengan kondisi sosial orde Reformasi yang

tentunya sangat berbeda. Selain dari segi sosial yang terjadi, peneliti juga memaparkan latar belakang dari penulis naskah karena hal ini dapat mempengaruhi terciptanya sebuah karya.

1. Anggy Umbara

Anggy Umbara (lahir di Jakarta, 21 Oktober 1980; umur 35 tahun) adalah seorang sutradara asal Indonesia. Anggy memulai kariernya sebagai penulis skenario semenjak duduk di bangku SMA dan menjadi editor pada umur 20 tahun. Sambil meneruskan hobinya menulis, ia mulai duduk di kursi penyutradaraan setahun kemudian dengan debutnya lewat sebuah video musik band Metal bernama Purgatory.

Di awal 2004, Anggy meneruskan keseriusannya menjadi sutradara dalam industri periklanan dan video musik. Ratusan iklan dan puluhan video musik dari berbagai artis seperti Dewa 19, Agnes Monica, D'masiv, Bunga Citra Lestari, Indah Dewi Pertiwi, Letto, Afgan, Nidji, Samsons, Sherina, Peterpan, Geisha, Ridho Rhoma, Iwan Fals, ST 12 sampai video Indah Dewi Pertiwi yang kabarnya berbujet Rp 1 miliar.

Anggy memulai karya perdananya di industri film layar lebar lewat 'Mama Cake' yang rilis pada 2012. Film Anggy selanjutnya masih bekerjasama dengan Falcon Pictures. Ia mengarahkan 'Coboy Junior The Movie' yang cukup sukses dengan meraih lebih dari 700 ribu penonton. Pencapaian lebih tinggi didapatkan sutradara kelahiran 21 Oktober 1980 itu lewat film 'Comic 8'. Dalam 11 hari pemutarannya, film tersebut sudah menembus angka satu juta penonton, dan terus menghitung karena masih tayang. 10

Dengan banyaknya karya dari berbagai genre yang disutradarai, Anggy memiliki sejuta pengalaman dalam meracik film. Tetapi genre yang mengandung unsur komedi yang didalamnya mengandung banyak sentilan terhadap para penguasa merupakan debut pertama

(15)

48

Anggy. Dengan keberanian untuk membuat film Warkop, Anggy sengaja menggandeng penulis skenario yang merupakan jebolan dari Stand Up Comedy. Hal ini dilakukan supaya film Warkop yang didalamnya mengandung unsur sindiran akan berimbang dengan candaan khas.

2. Andi ‘Awwe’ Wijaya

Andi Wijaya atau yang dikenal dengan nama panggung Awwe (lahir di Bekasi, Indonesia, 20 Juli 1985; umur 31 tahun) adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Awwe adalah pelawak tunggal atau komika jebolan Stand Up Indo Bekasi yang sudah aktif ber stand up comedy sejak tahun 2011. Nama Awwe sendiri adalah singkatan dari nama panjangnya, Andi Wijaya. Sebenarnya pada awalnya ditulis "AW", namun untuk lebih unik namanya ditulis sesuai dengan cara membacanya, jadilah nama "Awwe" yang dipilih. Awwe dikenal sering membawakan materi mengenai Bekasi, yang merupakan kota asalnya dengan gaya yang sedikit nyablak.

Sebelumnya pria yang dikenal dengan cara bicaranya yang nyablak saat ber stand up comedy ini pun pernah menjadi seorang pegawai di sebuah perusahaan swasta. Tertarik dengan stand up comedy karena sejak remaja sudah doyan membanyol, Awwe nekat mencoba tampil open mic pertama kali di Coffee Toffee di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, dan menjajal gig pertamanya di Eco Bar di kawasan Kemang. Namun hasilnya malah tidak lucu dan lebih sering nge bomb. Pertemuannya dengan Pandji Pragiwaksono lah yang akhirnya membuat dirinya serius ber stand up comedy. Awwe sendiri tidak mendapatkan pengajaran khusus, namun keinginannya untuk belajar serta banyak bertanya pada Pandji maupun Raditya Dika lah yang membuat percaya dirinya makin bertambah. Sehingga Awwe sendiri mulai sering tampil baik on air maupun off air hingga tampil di stasiun TV nasional. Pengalaman Awwe di stand up comedy juga bisa dibilang bukan main-main. Terbukti beberapa kali Awwe ikut terlibat dalam stand up comedy tour Pandji Pragiwaksono, salah satunya yang bertajuk Mesakke Bangsaku World Tour 2014 yang membuatnya bersama beberapa komika lain ikut ber stand up comedy hingga ke luar negeri.

(16)

49

Melalui jam terbang yang dimiliki Awwe, Awwe berusaha membungkus sebuah sindiran atau kritikan dalam film dengan pembawaan yang tidak kaku.

4.2.2 Teknis Produksi

Menggambarkan dan menjelaskan bagaimana suatu wacana kritis yang berusaha dikembangkan film ini, untuk menggambarkan suatu realitas sosial yang saat ini sedang terjadi di tengah masyarakat. Dari berbagai sumber kita akan dapat mengetahui bagaimana hasil dari produksi yang telah dibuat dalam film tersebut. Anggy Umbara, Benedion Rajagukguk, dan Andi Awwe Wijaya adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 sebagai sebuah penghormatan (tribute). Pendekatan yang mereka pilih adalah referensi candaan. Ketika pertama kali trailer-nya beredar, penonton diajak untuk mengingat kembali judul-judul film ikonik yang pernah Warkop DKI buat, seperti Dongkrak Antik, Setan Kredit, sampai Maju Kena Mundur Kena. Sayangnya ketika judul-judul itu diucapkan oleh para pemerannya sekarang terasa seperti dipaksakan. Kesannya menjadi hambar saja.

Saat film dimulai, wajah Indro ditampilkan sedang membawakan program Berita Dalam Dunia. Kepala Indro terlihat lebih besar dari badannya, mungkin untuk langsung memberikan efek lucu. Ketika diulang terus-menerus, bukannya terasa lucu, yang ada hanya rasa jengah. Di sepanjang film, kehadiran Indro berkostum Katy Perry sampai Minion (untuk memparodikan meme dirinya yang sempat beredar di internet) terasa murahan. Tampilnya Indro di film ini juga malah membebani Tora Sudiro yang harus memerankan dirinya. Alhasil sang aktor susah keluar dari bayang-bayang pemeran aslinya.

(17)

50

adalah Anggy berusaha terlalu keras melucu, menjejalkan semuanya ke penonton sampai melupakan ceritanya. Dan sudahlah, jangan bahas ceritanya. Memang benar film-film Warkop DKI kebanyakan tidak punya cerita, tapi setidaknya masih enak diikuti karena jelas sebab-akibatnya. Sesuatu yang diabaikan oleh film ini. Masalah lainnya adalah Anggy seakan-akan membuat daftar panjang hal-hal yang harusnya tak dilakukan dalam sebuah film komedi. Film ini seksis dan rasis. Jika di film-film Warkop DKI terdahulu selalu ada hukuman setiap kali anggota Warkop DKI melontarkan candaan yang merendahkan perempuan, di film ini candaan tersebut dirayakan. Misalnya baris kalimat "Wah, gue belum pernah nyoba yang kayak Rihanna gini nih." Susah bahkan untuk membayangkan kalimat tersebut diucapkan oleh Kasino yang asli.

Satu poin lagi yang mesti dibahas: dua penulis naskah utama film ini adalah stand up comedian. Beberapa tahun belakangan banyak pelawak baru berjaya, meskipun sebenarnya mengandalkan teknik yang terlalu bersandar pada formula. Bisa dibilang film ini benar-benar mengandalkan referensi sebagai caranya bercanda. Meski ada juga slapstick, kritik sosial, dan beberapa gaya komedi lainnya, referensi adalah yang utama; mulai dari candaan yang sudah pernah ada di Warkop DKI, candaan yang beredar di media sosial (meme Khong Guan, ibu-ibu naik motor melawan arah), dan lainnya. Akan susah untuk menikmati film ini tanpa mengerti referensi yang mereka maksud. Banyak sekali candaan disodorkan begitu saja sehingga mudah ditebak, nyaris tak ada kejutan. Padahal penting sekali menciptakan percikan ketika bercanda. Kalau kata Remy Sylado, komedi itu logika yang dibengkokkan.

Satu hal sedih lainnya adalah betapa banyaknya adeganbagus yang pernah dibuat Warkop DKI dihancurkan begitu saja. Misalnya lagu "Nyanyian Kode", yang dalam film aslinya ( Pintar-Pintar Bodoh) berhasil karena interaksi Kasino dan Dono yang tidak dapat ditebak. Kasino yang terkenal karena celotehannya makin kuat dengan kehadiran Dono dan dua banci yang mengganggunya. Sementara adegan pencarian di bandara di film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 dipanjang-panjangkan sehingga kehilangan daya kejutnya. Selain itu, vokal Vino G. Bastian ketika menyanyi juga sebaiknya disimpan untuk di ruang karaoke saja.

(18)

51

memasukkan bloopers adalah sangat tepat, setidaknya bagian tersebut terasa apa adanya dan menghibur.11 Lalu juga ada beberapa teknik produksi dari Warkop DKI Reborn yang menjadi ciri khas dari film Warkop sebelumnya:

1. Warkop identik dengan mengisi kekosongan frame dengan stock shoot yang menampilkan fenomena sosial di masyarakat yang tidak jarang tetap mempertahankan ritme humor di dalam film nya. Mulai dari kelakuan pengemudi motor di jakarta sampai tulisan-tulisan lucu di bagian belakang truck.

2. Indro pernah mengatakan kalau Warkop sebenarnya adalah Stand up comedian yang selalu membawa isu sosial politik di berbagai panggung. Sayangnya untuk generasi kayak kami belum sempat menikmati hal tersebut karena hanya tau film-film slapstick nya saja. Di film ini jelas sekali banyak isu sosial politik yang ingin di sampaikan. Meskipun sangat sulit membungkusnya dengan komedi.

3. Jangan lupa, Warkop juga identik dengan editing keren yang malah menghasilkan kelucuan. Di film-film terdahulu, Warkop menggunakan trik kamera yang unik dan imajinasi yang liar. Kali ini (karena kecanggihan jaman) editing juga di tambahkan dengan CGI (Computer Graphic Image) yang menambah kelucuan. Meskipun editing nya jelas sekali, tapi selalu bisa di amini saat menonton film humor.

4. Warkop memiliki pembagian peran yang sangat baik antara ketiga pemainnya. Indro menjadi playmaker, Kasino menjadi eksekutor dan Dono menjadi target man atau bisa juga jadi sasaran utama. Uniknya, Dono selalu memiliki hoki paling tinggi diantara semuanya. Sehingga menjadi kekayaan cerita dan humor tersendiri.

5. Warkop identik dengan musik juga. Beberapa lagu yang dibawakan mereka langsung bisa diingat dengan baik. Tidak jarang masyarakat mengklaim lagu yang dibawakan adalah lagu warkop (padahal beberapa adalah adaptasi bahkan cover dari lagu lain). Sayangnya di film ini Vino G. Sebastian menyanyikan "Nyanyian kode" saya rasa kurang berhasil. Memang

(19)

52

Vino bukan seorang penyanyi, berbeda dengan Kasino yang terkenal paling jago masalah lagu.

6. Sisanya adalah Jokes Slapstick, Warkop Angel yang sexy, dan komponen-komponen lainnya.12

4.3 Analisis Mikrostruktur (Text)

Tahapan ini memiliki kegunaan untuk menganalisis teks dengan lebih detail supaya memperoleh data yang dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan dalam pembuatan teks (representasi) tersebut. Selain itu juga, akan menjelaskan secara detail mengenai aspek yang dibutuhkan dalam tingkat analisis, yang berisi garis besar atau isi teks, lokasi, sikap, serta tindakan tokoh atau pemeran tersebut dan seterusnya.

Norman Fairclough melihat teks dalam beberapa tingkatan. Sebuah teks bukan hanya menampilkan bagaimana hubungan suatu objek digambarkan tetapi juga bagaimana hubungan antar objek didefinisikan. Ada 3 (tiga) elemen dasar dalam model Norman Fairclough, yang dapat digambarkan dalam tabel berikut:

Tabel 3. Tiga Elemen Dasar dalam Model Norman Fairclough

Unsur Yang ingin dilihat

Representasi Bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apapun ditampilkan dan digambarkan dalam teks. (Bagaimana realitas sosial di

representasikan )

Relasi Bagaimana hubungan antar pembuat film/ media, khalayak dan partisipan berita ditampilkan (artis-aktor yang memainkan peran)

Contoh: seperti apa teks disampaikan,secara informal atau formal, terbuka atau tertutup.

(20)

53

Identitas Bagaimana konstruksi dari identitas pembuat film/ media, khalayak dan partisipan berita (artis-aktor yang memainkan peran ) ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Sumber: (Junaedi, p. 289)

1. Norman Fairclough mengusulkan sejumlah piranti bagi analisis teks, berikut istilah-istilah yang memiliki kecenderungan pada bidang linguistik (Jorgensen, 2007, p. 152).

2. Kendali interaksional, hubungan antara penutur-penutur, termasuk pertanyaan tentang siapa yang menetapkan agenda percakapan (Fairclough, 1992b:152ff) 3. Etos – bagaimana identitas dikonstruksi melalui bahasa dan aspek-aspek tubuh

(1992b: 166ff)

4. Metaforaa (1992b: 194ff) 5. Kata (1992b: 190)

6. Tata bahasa (1992b; 158ff, 169ff)

Istilah tersebut memberikan wawasan mengenai cara-cara teks memperlakukan peristiwa dan hubungan sosial dan juga mengkonstruksi versi realita tertentu, identitas sosial, dan

hubungan sosial.

Scene 1

(21)

54

Scene Gambar Visual Time Dialog

1 1 Indro Warkop sedang

berperan menjadi seorang pembaca berita, dimana memiliki latar belakang berada di studio televisi, dengan backdrop gambar peta dunia, dan juga satu buah LCD TV.

01;10;33 – 01;10;05

Indro: Terkait dengan kasus suap impor daging, kedua partai tersangka menyatakan tidak pernah menerima suap sama sekali, dan hal ini memicu kontroversi, dimana ibu kandung dari ketua partai tersebut memberikan pernyataan sebaliknya.

Menurut Ibu kandungnya ini, ketua partai tersebut saat masih kecil, sangat sering menerima suap dari ibunya. Tapi ibunya mengancam, jika anaknya tetap tidak mengakui, maka ibunya akan mengambil langkah nyata, untuk mengutuknya menjadi batu

Dalam scene satu (1) di awal film mulai, muncul tokoh Indro Warkop yang asli. Indro menjadi pembaca berita di sebuah stasiun televisi. Adegan tersebut merupakan pengulangan dari film Warkop DKI yang asli, dimana Dono yang biasanya menjadi pembaca berita, yang biasanya juga mengenakan pakaian wanita.

(22)

55

suap diibaratkan seperti seorang anak yang memang saat kecil sering menerima suap makanan dari sang ibu.

Juga terdapat pesan moral yang diselipkan dalam film ini. Sang sutradara Anggy Umbara

nampaknya ingin memberikan suatu pesan positif, dimana dikatakan bahwa “jika tidak mengakui

pernah disuap,akan dikutuk ibunya menjadi batu”. Hal ini memberikan suatu pesan bahwa kita

jangan sekali-kali berbuat dosa kepada orang tua, ter-khusus ibu.

Scene 1

Gambar 2. Indro sedang membacakan sebuah berita kriminal

Scene Gambar Visual Time Dialog

1 2 Indro Warkop sedang

berperan menjadi seorang pembaca berita, dimana memiliki latar belakang berada di studio televisi, dengan backdrop gambar peta dunia, dan juga satu buah LCD TV.

01;09;58– 01;09;27

Indro: Belakangan marak kasus begal yang meresahkan warga ibu kota. Para begal ini merampas barang-barang berharga seperti: sepeda motor, handphone, TV, kulkas,

payung, piring cantik, dan ratusan hadiah lainnya.

Adapun ciri-ciri begal menurut kesaksian korban:

(23)

56

berdasi, dan sering meng-atas-namakan rakyat. Maaf, ini adalah ciri-ciri begal uang rakyat.

Masih dalam scene satau (1), Indro menyampaikan sebuah berita yang mengandung unsur

slapstick. Indro menyebutkan sebuah berita tentang maraknya sebuah kasus begal yang sering terjadi di masyarakat. Di saat menyebutkan ciri-ciri pelaku begal yakni “mengendarai mobil mewah, berdasi, dan sering meng-atas-namakan rakyat”, jelas mengarah ke salah satu ciri para petinggi. Para petinggi yang dimaksud adalah para orang pemegang kekuasaan. Yang sudah sering juga di berita kita dengar banyak kasus yang menjerat para pemegang kekuasaan tersebut. Tidak

(24)

57 Scene 3

Gambar 3. Dono, Kasino, Indro saat sedang berpatroli dan bertemu rombongan ibu-ibu

Gambar 4. Rombongan ibu-ibu yang tidak memakai helm

Scene Gambar Visual Time Dialog

3 3 Anggota Chips yakni Dono, Kasino, dan Indro yang sedang berpatroli mengelilingi kota. Namun saat menjumpai kemacetan, mereka memutuskan putar balik. Setelah putar balik, mereka terkejut ketika melihat rombongan motor

01;07;26– 01;06;55

Kasino: Muke Gile! Yang kaya

gini ka’ga bisa dilawan. Maap ya, map…maap. Mari, mari

buk.

Indro: Ini baru yang namanya maju kena, mundur kena.

(25)

58 matic yang dikendarai oleh ibu-ibu tidak mengenakan helm dan melawan arah.

Pada scene tiga (3) diperlihatkan adegan dimana Chips sedang ber-patroli keliling kota dan melihat segerombolan motor matic yang digunakan oleh ibu-ibu. Ibu-ibu tersebut terlihat tidak menggunakan helm, dan seakan tak ada yang mampu menghalangi, bahkan Chips takut untuk memberhentikan mereka.

Adegan tersebut tentunya sudah tak asing di tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Dimana para pengendara motor yang sering melanggar lalu lintas, terlebih jika pengendara motor adalah seorang ibu. Oleh karena itu di film Kasino mengatakan “Muke Gile! Yang kaya gini ka’ga bisa

dilawan. Maap ya, map…maap. Mari, mari buk”.

Scene 5

(26)

59

Gambar 6. Pelanggar berusaha membujuk Kasino damai

Gambar 7. Terjadi negosiasi antara petugas dan pelanggar

Scene Gambar Visual Time Dialog

5 11

12 & 13

Kasino sedang

memberhentikan mobil yang memasuki jalur

busway.

Pelanggar berusaha membujuk Kasino agar tidak ditilang.

01;05;17 – 01;04;54

Kasino: Stop, Stop, Stop!

Kasino: Selamat siang. Pelanggar: Siang pak

(27)

60

lintas. Coba tulung surat-suratnya.

Pelanggar: Waduh maaf pak, saya ga bawa, ketinggalan. Damai aja ya pak.

Kasino: Lu mau nyogok

petugas? Ka’ga bisa! Atas nama Undang-undang, mobilnya saya sita, untuk saya bawa ke kantor polisi.

Pada scene ke-lima (5), ada adegan dimana pengguna mobil yang menerobos jalur busway yang dimana jalur tersebut hanya khusus digunakan oleh bus. Oleh karenanya Kasino sebagai petugas memberhentikan pelanggar tersebut. Dalam dialog, pelanggar meminta untuk damai dengan petugas. Namun Kasino dengan tegas menolak ajakan damai tersebut. Tentu hal tersebut yang diharapkan untuk wajah petugas hukum di Indonesia, dimana petugas tegas dan anti suap.

Scene 6

(28)

61

Gambar 9. Pelanggar sedang melakukan tawar menawar dengan petugas

Gambar 10. Pelanggar memberikan sejumlah uang ke petugas

Scene Gambar Visual Time Dialog

6 8 Indro yang melihat

pelanggar lalu lintas, lalu memberhentikannya.

01;03;58- 01;02;55

Indro : Selamat siang pak, tadi itu bapak melawan arah.

(29)

62 9

10

Indro dan pelanggar lalu lintas sedang berdialog.

Pelanggar memberikan uang kepada Indro.

01;02;34 - 01;02;22

Pelanggar: Jangan pak. Damai deh damai

Indro: Mau kasih berapa kau? Pelanggar: 20 Ribu

Indro: Genapin aja lah, 50 ribu.

Indro: Nah udah 2 kali kan? 100 Ribu.

Pelanngar (memberikan uang dengan raut muka kesal)

Pada scene enam (6), terdapat kasus yang serupa dengan scene lima (5), yakni pelanggar lalu lintas. Bedanya adalah pelanggarnya menggunakan sepeda motor. Petugas kali ini adalah Indro, dimana Indro bersembunyi di semak-semak, lalu muncul dan memberhentikan pelanggar. Tentu hal tersebut membuat terkejut si pelanggar, dan akhirnya pelanggar meminta untuk damai. Berbeda dengan Kasino, Indro tergiur oleh ajakan damai pelanggar, yang akhirnya pelanggar memberikan uang 100 ribu kepada petugas. Dalam scene kali ini berisi sindirian kepada petugas hukum di Indonesia yang memiliki perilaku seperti Indro.

Scene 7

(30)

63

Gambar 12. Ibu-ibu sedang marah kepada Dono

Scene Gambar Visual Time Dialog

7 11

12

Dono sedang berniat baik membantu anak-anak mengambil bola diatas pohon. Namun anak-anak tersebut justru lari dan mencuri buah manga. Ibu-ibu sedang emosi dan menuduh Dono penyebab pencurian.

01;02;10- 01;00;42

Dono: Nih Adek, nah.

Anak: Om, makasih om (lari dengan mencuri mangga)

Ibu: Berseragam kok nyolong kamu ya?!

Dono: Bukan buk, bukan!

(31)

64

Dengan tak segan si ibu berteriak “Berseragam kok nyolong kamu ya?!”. Dalam penggalan

kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang mendalam. Karena yang dimaksud ibu tersebut sudah sangat sering terjadi di Indonesia. Dimana orang yang memiliki pangkat, jabatan, dan berseragam lah yang menjadi pencuri-pencuri uang rakyat. Atau dalam bahasa Inggris sering dikenal “white

collar crime”.13

Scene 8

Gambar 13. Kasino berusaha menertibkan peserta demo

Scene Gambar Visual Time Dialog

8 13 Kasino sedang berusaha menertibkan peserta demo yang berasal dari kalangan mahasiswa.

01;00;41- 00;58;32

Kasino: Eh stop stop stop! Tulung turun! Lu semua pada demo apaan dimari? Kalian dari mana?

Pendemo: Kami ini perwakilan dari aliansi masyarakat yang menolak tanggal merah di hari

(32)

65

minggu. Kami masyarakat merasa dicurangin.

Kami ini sudah susah, hari libur di curi juga!

Pada scene delapan (8), anggota Chips yakni Kasino dihadapkan oleh aksi pendemo yang menyatakan keberatannya akan tanggal merah di hari libur. Dalam aksinya demonstran berkata

“kami ini sudah susah, hari libur di curi juga!”. Penggalan demonstran tersebut sering terjadi dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Terkadang ada beberapa perusahaan yang menerapkan hari kerja walaupun sebenarnya hari itu merupakan hari libur. Tentu hal ini telah melanggar hak pekerja untuk bisa memiliki waktu beristirahat.

Sebenarnya hak untuk menikmati libur adalah hak setiap pekerja/buruh. Hak ini berkaitan dengan waktu kerja pekerja/buruh itu sendiri. Di dalam Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) disebutkan bahwa setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. Waktu kerja itu meliputi (Pasal 77 ayat [2] UU Ketenagakerjaan):14

a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; atau

b. 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.

Dari ketentuan pasal di atas menunjukkan bahwa paling tidak di dalam satu minggu, pekerja/buruh dapat beristirahat dan menikmati hari libur sekurang-kurangnya satu hari. Hak ini juga merupakan bentuk perlindungan bagi pekerja/buruh dan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh, termasuk hak untuk menikmati hari libur.

(33)

66 Scene 13

Gambar 14. Kasino yang sedang memergoki bosnya berselingkuh di kantor

Gambar 15. Bos sedang menyuap Kasino dengan uang.

Scene Gambar Visual Time Dialog

13 14 Kasino sedang memergoki bos Chips yang sedang berselingkuh dengan seorang wanita di kantor.

00;54;17- 00;51;56

(34)

67 15

Kasino: Maaf bos, abis ambil kunci ketinggalan. Nah bos sendokir lagi ngapain?

Bos: Eh, anu, saya sedang membersihkan berkas-berkas yang sudah tidak terpakai. (Akhirnya Kasino memergoki bahwa di bawah meja ada seorang wanita)

Bos: (Menyodorkan uang) Kasino: Ga usah repot-repot bos, jangan. Kalau bos maksa saya terima.

Bos: Tapi ingat jangan bilang siapa-siapa.

Kasino: pokoke beres bos!

Dalam scene (13), menceritakan hubungan antara Kasino sebagai anak buah dan bos Chips. Diceritakan bahwa bos Chips membawa selingkuhan di kantor dan Kasino tak sengaja mengetahui hal tersebut. Lantas saja si bos memberikan sejumlah uang tutup mulut, atau dalam bahasa Warkop

DKI Reborn dikenal dengan “Jangkrik Bos”.

(35)

68 Scene 20

Gambar 16. Dono, Kasino, dan Indro di pengadilan

(36)

69

Gambar 18. Hakim yang sedang marah

(37)

70

Scene Gambar Visual Time Dialog

20 16 & 17

18

19

Dono, Kasino, dan Indro sedang menjalani proses persidangan, karena tersangkut banyak kasus.

Hakim yang sedang marah.

Bos Chips sedang marah terhadap Dono, Kasino, dan Indro 00;27;04- 00;24;20 00;27;04- 00;24;20 00;24;20- 00;23;00

Hakim: Para terdakwa dinyatakan bersalah.

Kasino: Tapi pak, cuman lukisan doang, kalau kebakar bisa dibuat lagi kok. Enteng.

Hakim: (Nada marah-marah) Kalau hutan yang terbakar, ndak apa! Tapi kalau lukisan tidak!

Hakim: Kamu ngelawan pengadilan? Kamu berani sama saya? Tolong beri saya UANG! Indro: Lagi-lagi uang.

Hakim: Ruang! Kamu tadi dengernya apa? Ruang kan?

Bos: JANGKRIK!

Kasino: (menghitung uang, lalu menyerahkan ke Bos) Bos: Apa ini?! (Lalu uang diambil)

(38)

71

Pada scene (20), khusus menampilkan adegan dimana Dono, Kasino, dan Indro berada di sebuah pengadilan karena kecerobohan mereka dalam bekerja. Mereka bertemu dengan seorang hakim ketua yang sangat tegas cenderung memiliki sifat temperamental dalam menyelidiki.

Kasus pertama yang dipermasalahkan adalah mengenai lukisan yang terbakar di sebuah museum galeri. Namun yang membuat persidangan menjadi semakin tegang dan aneh adalah

ketika sang hakim yang berkata “Kalau hutan yang terbakar, ndak apa! Tapi kalau lukisan tidak!”.

Tentu perkataan hakim tersebut mengingatkan kita pada seorang hakim yang memimpin sebuah kasus kebakaran hutan di Provinsi Riau. Hakim tersebut dengan jelas memiliki nada membela perusahaan yang melakukan illegal logging dengan cara dibakar. Tentu scene tersebut seolah menyindir dan berusaha membuka kembali ingatan masyarakat Indonesia.

Pada kasus kedua adalah ketika hakim marah-marah, dan tak sengaja yang keluar dari

perkataannya adalah membutuhkan “Uang”. Namun, sang hakim pura-pura salah dalam berucap

dan membenarkan perkataannya dengan kata “ruang” dan berusaha meyakinkan yang lainnya bahwa tadi ia memang berkata “ruang”.

Pada kasus ketiga adalah ketika persidangan berakhir, bos Chips datang dan memperingatkan kepada Dono, Kasino dan Indro untuk mempertanggungjawabkan kasusnya sendiri. Karena kesal, bos tersebut berkata Jangkrik! Karena seolah sudah menjadi kode untuk minta uang, maka Kasino ber-inisiatif mencari receh dan memberikan recehnya pada si bos. Namun kejadian tak disangka adalah ketika bos tetap mengambil uang, walaupun hanya memiliki

(39)

72 Scene 22

Gambar 20. Dono, Kasino dan Indro berada di halaman rumah Joglo

Scene Gambar Visual Time Dialog

22 20 Dono, Kasino, dan Indro sedang berada di halaman rumah Pakdhe Dono,

untuk keperluan

meminjam uang.

00;21;16- 00;20;49

Kasino: Ini halaman apa alun-alun ya? Gede banget. Dibikin Wisma atlet cakep ni Ndro.

Indro: Macam Hambalang ya.

Kasino: Kasus Ndro!

Pada scene ke (26), Dono, Kasini, dan Indro berkunjung ke rumah Pakdhe dari Dono, dengan kepentingan meminjam uang. Saat tiba di halaman rumah, Indro dan Kasino kagum akan

halaman yang sangat luas untuk ukuran perumahan. Dengan berbisik Kasino berkata “Ini halaman

apa alun-alun ya? Gede banget”. Sontak Indro menjawabnya dngan jawaban singkat “Macam

Hambalang ya”. Lalu Kasino juga menambahkan dengan berkata “Kasus Ndro!”.

(40)

73 Scene 23

Gambar 21. Kasino sedang membagikan uang palsu ke anak kecil.

(41)

74

Scene Gambar Visual Time Dialog

23

23

21

22

Dono, Kasino, Indro

membagikan uang

palsunya ke anak kecil, ketika tau bahwa koper nya berisi uang palsu.

Anak kecil yang memalak uang ke Dono, Kasino, Indro

00;12;38- 00;12;14

00;09;49- 00;08;57

Kasino: Lu mau tong? Anak: Mana bagi om.

Kasino: Ini buat bikin bioskop yang banyak, buat bakal lu nyaleg, buat bikin perusahaan tambang emas di kampung elu.

Indro: Udah jangan kebanyakan, nanti kena KPK dia.

Kasino: Tolong kerja samanya.

Anak: Ga mau diaduin kan? Duit dulu.

Indro: (menyodorkan uang) Anak: Tapi, nol nya kurang om.

Kasino: Berisik aja! Lu mau meres temen gua lu!

Anak: Dasar miskin!

(42)

75

Dalam scene (23) ditampilkan interaksi antara Dono, Kasino, Indro yang baru saja mendapatkan uang dalam jumlah banyak, namun ternyata hanyalah uang palsu. Lalu mereka membagikannya ke anak kecil. Dalam membagikan uang palsu, Kasino berkata

bermacam-macam, salah satunya” buat bakal lu nyaleg”. Dalam ucapan tersebut sang penulis scenario seakan

ingin memberi pesan bahwa dalam suatu pencalonan Legislatif atau apapun yang berhubungan dengan dunia politik, sangatlah dibutuhkan biaya yang besar agar mampu berhasil. Sembari

memberi uang, Indro menambahkan “Udah jangan kebanyakan, nanti kena KPK dia”. Ucapan

Indro tersebut jelas mencerminkan kehidupan politik di Indonesia, dimana sudah banyak kasus yang berhubungan dengan penangkapan karena kasus uang oleh KPK.

Masih dalam scene yang sama, disebutkan dalam percakapan ketika sang anak meminta imbalan uang lebih kepada Indro, namun Indro tak memiliki uang lagi. Maka dari itu si anak

dengan santai berkata kepada si Indro “Dasar miskin”. Karena sang anak berkata seperti itu, Kasino menambahkan dengan berkata “Kecil-kecil malak, gedenya jadi ketua ormas kali ya”. Entah apa yang disampaikan Kasino, yang jelas banyak Ormas (Organisasi Massa) yang saat ini beraliran tidak benar. Dalam artian ormas dapat dibeli dengan uang oleh penguasa, untuk menggerakkan massa, dan untuk mengguncang suasana politik dan stabilitas negara.

Dalam kejadian di atas dapat dikatakan sebagai KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang kerap menjadi banyak pembicaraan khalayak saat ini. Korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah/pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, di mana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

(43)

76

kesepakatan perjanjian yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin agar segala urusannya menjadi lancer.

Nepotisme berarti lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya bukan berdasarkan kemampuannya.. Sebagai contoh, kalau seorang manajer mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi namun bukan saudara, manajer tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar biologi telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari pemilihan saudara.

Scene 26

Gambar 23. Dono, Kasino, dan Indro sedang berdiskusi.

Scene Gambar Visual Time Dialog

23 23 Dono, Kasinso dan Indro sedang mendiskusikan

penemuan yang

diperkirakan sebuah peta harta karun. Mereka menduga dimana lokasi harta karun tersebut berada.

00;01;42- 00;01;34

(44)

77

Dono: Walah, ambil harta karun kok di negara orang.

Indro: Kau pikir harta karun kita di Papua siapa yang ambil? Negara orang kan.

Dalam scene terakhir yang mengandung kritik sosial, yakni scene (30), sedang ada diskusi antara Dono, Kasino, dan Indro untuk mencari sebuah harta karun. Harta karun yang disebutkan terletak di negeri Malaysia. Lalu Dono dengan santainya berkata “Walah, ambil harta karun kok

di negara orang”. Mendengar ucapan Dono, Indro lalu menimpali dengan berkata “Kau pikir harta karun kita di Papua siapa yang ambil? Negara orang kan”.

Dari jawaban Indro tersebut seakan menegaskan dan menyadarkan masyarakat ter-khusus khalayak penonton untuk tidak pernah lupa akan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Karena kekayaan tersebutlah yang menjadi incaran negara asing untuk mengambil dan mengolah SDA yang melimpah. Salah satunya adalah Tambang Emas yang ada di Papua di kelola oleh salah satu perusahaan asing.

Freeport mulai banyak menarik perhatian masyarakat setelah terungkapnya berbagai

permasalahan dan insiden yang terjadi di wilayah konsesi pertambangan perusahaan tersebut.

Berbagai pendapat, baik dari media, lembaga swadaya masyarakat, serta akademisi menyoroti

masalah yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan, adaptasi sosio-kultural, keterlibatan TNI,

bahkan hal-hal yang berkaitan dengan politik separatis dari kelompok penduduk asli. Pengelolaan

pertambangan Freeport yang tidak optimal bagi pemerintah Indonesia. Akibatnya, manfaat

(45)

78

mengalami kerugian negara yang sangat besar karena tidak optimal, tidak adil, tidak transparan

dan bermasalahnya pengelolaan sumberdaya mineral itu.

4.4 Refleksi

Dimensi pertama dalam kerangka Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough ialah dimensi

Makrostruktural, yang dibagi dalam:

1. Situasional

Setiap teks yang lahir pada umumnya lahir pada sebuah kondisi (lebih mengacu pada waktu) atau

suasana khas dan unik. Atau dengan kata lain, fenomena dimana teks dibuat.

2. Institusional

Level ini melihat bagaimana persisnya sebuah pengaruh dari institusi organisasi pada praktik

ketika sebuah wacana diproduksi. Institusi ini bisa berasal dari kekuatan institusional aparat dan

pemerintah juga bisa dijadikan salah satu hal yang mempengaruhi isi sebuah teks.

3. Sosial

Aspek sosial melihat lebih pada aspek mikro seperti sistem ekonomi, sistem politik, atau sistem

budaya masyarakat keseluruhan. Dengan demikian, melalui analisis wacana model ini, kita dapat

mengetahui inti sebuah teks dengan membongkar teks tersebut sampai ke hal-hal yang mendalam.

Dimensi kedua yang dalam kerangka analisis wacana kritis Norman Fairclough ialah dimensi kewacanaan/ Meostruktural (discourse practice). Dalam analisis dimensi ini, penafsiran dilakukan terhadap pemrosesan wacana yang meliputi aspek penghasilan, penyebaran, dan penggunaan teks. Beberapa dari aspek-aspek itu memiliki karakter yang lebih institusi, sedangkan yang lain berupa proses-proses penggunaan dan penyebaran wacana. Berkenaan dengan proses-proses institusional, Fairclough merujuk rutinitas institusi seperti prosedur-prosedur editor yang dilibatkan dalam penghasilan teks-teks media. Praktik wacana meliputi cara-cara para pekerja media memproduksi teks. Fairclough mengemukakan bahwa analisis kewacananan berfungsi untuk mengetahui proses produksi, dan teknis produksi.

(46)

79

cerita. Karena dari situlah khalayak dapat mengetahui bagaiamana sebuah cerita tersebut dapat

terkonstruksi dengan baik. Lalu juga di bagian teknis produksi dalam pembahasan dijelaskan

bagaimana suatu wacana kritis yang berusaha dikembangkan film ini, untuk menggambarkan suatu realitas sosial yang saat ini sedang terjadi di tengah masyarakat. Dengan demikian, kedua tahapan tersebut mesti dilakukan dalam menganalisis dimensi kewacanaan.

Setelah kedua dimensi tersebut digunakan, barulah dimensi yang ketiga yakni

Mikrostruktural digunakan. Penempatan diakhir karena dalam tahap ini akan dianalisis teks-teks

pada setiap adegan yang sekiranya mengandung unsur kritik sosial. Setiap teks secara bersamaan

memiliki tiga fungsi, yaitu representasi, relasi, dan identitas. Fungsi representasi berkaitan dengan

cara-cara yang dilakukan untuk menampilkan realitas sosial ke dalam bentuk teks. Dari situ penulis

akan mencari adegan yang terjadi pada realitas sosial yang dianggap memiliki nilai yang tak sesuai

dengan kebenaran.

Dalam mengkaji dan menganalisis bagaimana wacana kritis disampaikan dalam film ini, peneliti menemukan bahwa wacana kritis disampaikan dengan menyelipkan komedi slapstick (komedi yang berisi sindiran terhadap kaum tertentu) atau dalam hal ini ditujukkan pada penguasa negeri. Pada film Warkop DKI Reborn, hal ini terlihat jelas bagaimana Dono, Kasino, dan Indro dalam setiap adegan yang ada tak jarang menyentil keadaan sosial yang ada pada negara ini.

Adegan-adegan ditampilkan dengan keadaan yang sama dengan keadaan yang ada di lapangan, dengan ditambah beberapa adegan komedi. Cara tersebut membuat penonton merasa terhibur dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima. Cara penyampaian pesan tersebut dipilih dengan tujuan agar dapat diterima dan dimengerti oleh penonton, mengingat pembuat film tidak akan mengetahui latar belakang dari penonton film tersebut.

(47)

80

Wacana yang ditampilkan dalam Warkop DKI Reborn:

1. KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)

Dalam banyak scene mengandung adegan yang merepresentasikan kegiatan KKN. Seperti pada scene 1, dimana dimunculkan kasus suap daging impor sapi yang mengingatkan kita pada kasus suap yang menyeret ketua partai PKS Ahmad Fathanah. Selain itu banyak adegan yang menyuguhkan aksi suap antara masyarakat dengan petugas chips, maupun proses suap dalam instansi chips. Selain itu juga di scene 22 dikaitkan dengan kasus proyek wisma atlet Hambalang yang mangkrak, karena diduga terjadi paraktik korupsi pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

2. Pelanggaran Lalu Lintas oleh Masyarakat.

Beberapa adegan yang kerap terjadi di sekitar masyarakat, seperti pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di jalan raya, dikonstruksikan dengan ditambah lelucon dalam penyampaiannya kepada khalayak. Seperti terjadi pada situasi yang ada saat ini, dimana masyarakat tidak tertib lagi dalam berlalu lintas. Masyarakat seakan mengindahkan peraturan yang telah dibuat.

3. Ketegasan Pemerintah terkait Penanaman Modal Asing.

Disinggung dalam pembicaraan pada scene 26, dimana kekayaan alam di Indonesia sering sekali dinikmati oleh asing. Seperti PT. Freeport yang ada di Papua contohnya. Hal ini terjadi pada situasi tertentu dimana pada saat persetujuan kontrak terjadi pada era pemerintahan Presiden Soeharto. Sehingga pemerintahan saat ini pun tidak bisa serta merta merubah kesepakatan kontrak yang telah dibuat.

4. Penegakan hukum yang timpang.

Adegan dalam scene 20 dimana sering menyindir keadaan hukum yang sebenarnya terjadi di Indonesia. Ketika hukum yang ada di negeri sering tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Yang dimaksudkan tajam ke bawah adalah hukum bekerja pada orang yang lemah dan tidak memiliki kuasa, begitupun sebaliknya.

5. Penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

(48)

Gambar

Tabel 3. Tiga Elemen Dasar dalam Model Norman Fairclough
Gambar 1. Indro sedang membacakan sebuah berita
Gambar Visual
Gambar 2. Indro sedang membacakan sebuah berita kriminal
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dinamika sistem pendidikan di Indonesia yang begitu pelik, maka penulis akan mengambil beberapa isi Tumblr “YeahMahasiswa” ini yang menggambarkan relasi dosen

Dalam studi kebudayaan, Tilaar (2009: 126-129) mengungkapkan praksis pendidikan dapat dibedakan menjadi antara pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan

Namun, penulis memfokuskan 32 post yang menggunakan komik meme untuk menggambarkan bentuk kekuasaan dalam perkuliahan, karena dari percakapan mahasiswa dengan dosen

Kekuasaan dosen dapat terlihat dalam proses perkuliahan yang terjadi, seperti mengadakan atau membatalkan kuis dan ujian, telat atau ijin tidak hadir di kelas,

Fairclough menggunakan istilah teks sebagai bahasa lisan atau tulisan dan diproduksi dalam peristiwa diskursif, sedangkan wacana berkaitan dengan penggunaan bahasa yang

Kerangka Tiga-Dimensi Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Wacana menurut Fairclough memiliki tiga dimensi: merupakan teks bahasa lisan atau tulis; suatu interaksi antar

Dari analisis teks dapat disimpulkan, bahwa ketika pesan teks verbal menggunakan bahasa gaul, ringan, remeh-temeh (tidak penting) atau strategi humor lainnya

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) Majalah Tempo memanfaatkan kata eksperiensial untuk mengangkat hal-hal yang kurang baik mengenai peristiwa atau