• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KECERDASAN BUATAN DI BERBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN KECERDASAN BUATAN DI BERBAGAI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KECERDASAN BUATAN PADA BIDANG

PENDIDIKAN, KEDOKTERAN, PERINDUSTRIAN, DAN

HANKAM ( PERTAHANAN DAN KEAMANAN )

Dosen pengampu : Ratna Mutu Manikam S.Kom, M.T Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen

Disusun oleh : Nama : Pendi Riyanto NIM : 41814110027

JURUSAN SISTEM INFORMASI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’allah, karena berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENERAPAN KECERDASAN BUATAN PADA BIDANG PENDIDIKAN, KEDOKTERAN, PERINDUSTRIAN, DAN HANKAM ( PERTAHANAN DAN KEAMANAN ). Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul...I

Kata pengantar...II

Daftar isi...III

BAB I PENDAHULUAN...1

I.I. Definisi Sistem Informasi manajemen ...1

BAB II PEMBAHASAN...3

I. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pendididkan...3

II. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Kedokteran...7

III. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Industri...15

IV. Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pertahanan dan Keamanan...19

BAB III PENUTUP...20

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan organisasi yang semakin kompleks dan tuntutan untuk selalu melakukan adaptasi terhadap lingkungan organisasi, mengakibatkan proses pengambilan keputusan dan manajemen juga berkembang. Proses tersebut berkaitan dengan informasi yang merupakan hal penting dan berharga dalam sebuah organisasi dewasa ini, karena informasi yang akurat dan cepat dapat sangat membantu tumbuh kembangnya sebuah organisasi. Maka dari itu, pengelolaan informasi dipandang penting demi kelancaran sebuah pekerjaan dan untuk menganalisis perkembangan dari pekerjaan itu sendiri. Hal tersebut menuntut pembelajaran Sistem Informasi Manajemen dalam menciptakan, mendistribusikan dan memanfaatkan informasi guna mendukung kegiatan manajemen, khususnya pembuatan keputusan dalam kebijakan publik.

Namun, sayangnya banyak organisasi yang ingin membangun Sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya antara lain adalah struktur organisasi yang kurang wajar, rencana organisasi yang belum memadai, sumber daya manusia yang tidak memadai, dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem dan memotivasi seluruh pihak yang terlibat.

(5)

Dari definisi tersebut ada beberapa poin yang perlu diuraikan lebih lanjut:

a) Sistem Informasi Manajemen memiliki sub-sitem informasi. Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem, dimana sub-sistem tersebut mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen.

b) Sistem Informasi Manajemen adalah menyeluruh. Sebuah Sistem Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi Manajemen adalah manajer yang pikirannya akan memproses dan menyebarkan informasi secara berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen.

c) Sistem Informasi Manajemen adalah terkoordinasi. Sistem Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamamin bahwa data yang diproses dapat dioperasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan, serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien.

d) Sistem Informasi Manajemen terintegrasi secara rasional. Sub-sistem dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya, integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem tersebut.

e) Sistem Informasi Manajemen mentransformasikan data ke dalam informasi. Apabila data diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi informasi. f) Sistem Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas. Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti, penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.

g) Sistem Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer. Sistem Informasi Manajemen dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat. Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

I.

Penerapan Kecerdasan Buatan dalam Dunia Pendidikan

Dalam pendidikan AI (Artificial Intelligence) sangat berperan dalam menyampaikan segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar mengajar lebih efektif. Dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence, pebelajar/learner dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung berhadapan dengan guru, dan informasi dalam media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas guru/pendidik dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadapa peserta didik. Jadi dapat pula dikatakan bahawa aplikasi kecerdasan buatan dalam bidang pendidikan yang bertindak sebagai partner bagi pelajar atau mahasiswa dalam mempelajari suatu bidang.

AI dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan bagi pimpinan lembaga pendidikan akan lebih mempermudah baginya karena data, basis dan pebetahuan informasi yang diperoleh akan lebih akurat dari pada secara manual. Kepala sekolah misalnya, akan lebih mudah dan lebih tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkat kualitas pembelajaran dari data yang diperoleh dari sistem AI - Robot pendidikan (educational robots) : digunakan untuk membantu dalam proses mengajar tentang operasi dan penggunaan dari robot industri.Contoh robot yang digunakan dalam bidang pendidikan:

a. Rhino Robot XR-2 System: Robot ini dibuat oleh Rhino, Inc., dan digunakan untuk simulasi tentang operasi dari robot-robot industri. Rhino XR-2 dapat diprogram melalui komputer

Apple dan programnya dapat disimpan di disk.

b. Microbot: Microbot mempunyai dua macam robot, yaitu Microot Minimower dan Microbot Teachmower. Minimower dapat diprogram dengan komputer Apple atau TRS-80. Teachmower digunakan untuk simulasi robot industri dan menggunakan teach pendant untuk memprogramnya serta dapat digunakan komputer Apple atau TRS-80 untuk menyimpan program.

(7)

Computer Assisted Instruction (CAI )

Intelligence Computer - aided Instruction (CAI) juga termasuk ke dalam lingkup kecerdasan buatan. Komputer ini digunakan sebagai tutor yang dapat melatih dan mengajar. CAI merupakan pengembangan lebih lanjut dari Computer Assisted

Instruction (CAI ). CAI dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. . CAI juga bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games),

Dikutip dari Modul proposal pembelajaran berbasis AI Universitas Pendidikan Indonesia.

(8)

Penerapan Intelligent Tutoring Systems dalam dunia pendidikan

Sebelumnya, apakah Intelligent Tutoring Systems (ITS) itu ? Kebutuhan akan penggunaan kecerdasan buatan semakin meningkat seiring dengan besarnya manfaat yang didapatkan. Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan satu tipe dari sistem kecerdasan buatan yang menangani masalah pembelajaran atau pelatihan. Keuntungan utama digunakannya ITS ini dibandingkan dengan metode yang sering digunakan adalah terciptanya suatu pembelajaran yang lebih efektif.

Dalam hal ini pengguna dituntut tidak hanya memberikan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada dengan benar saja, namun dengan efektif pula, sesuai dengan solusi optimal yang diciptakan oleh sistem kecerdasan buatan yang ada. Sehingga akan membantu user di dalam pembelajaran masalah dengan sangat baik. ITS yang mana didalamnya memuat suatu metode dari sistem kecerdasan buatan akan menghasilkan suatu solusi yang optimal dari permasalahan yang ada. Berdasarakan solusi optimal tersebut, jawaban langkah-langkah yang telah diinputkan akan dibandingkan. Kemudian dengan menggunakan algoritma yang ada, akan dihasilkan suatu keluaran apakah jawaban yang diinputkan sudah efektif atau masih belum.

ITS juga memberikan suatu keluaran berupa evaluasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh pengguna, dimana acuan yang didapatkan diperoleh pada saat pengguna melakukan uji coba. Konsep ITS tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah saja namun juga berguna sebagai suatu sistem yang memberikan evaluasi atau saran kepada pengguna di dalam menyelesaikan masalah. Dalam proses pembelajaran, ITS dapat menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Pada implementasinya, pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi jenis teknologi apa yang nantinya akan digunakan pada ITS tersebut.

ITS memiliki begitu banyak efektifitas bagi para pelajar, terutama dalam mengenal dan membiasakan diri dengan dunia teknologi dan alat pembelajaran yang modern. Tetapi sepertinya, metode ini belum cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena ITS tentunya hanya dapat disediakan untuk sekolah-sekolah yang elit, yang sudah memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana pembelajaran ini. Sedangkan seperti yang kita lihat, sekolah-sekolah di Indonesia belum seluruhnya memiliki kemampuan yang cukup dalam menyediakan sarana ini. Seharusnya, program ini sudah diberlakukan untuk seluruh sekolah di Indonesia agar seluruh pelajar di Indonesia tidak akan canggung lagi saat berhadapan dengan teknologi khususnya komputer di masa-masa yang akan datang. Sebenarnya ini adalah tanggungan pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pengetahuan umum para generasi muda di Indonesia. Semoga di masa-masa yang akan datang, pemerintah sudah sanggup untuk menyediakan program ini untuk seluruh sekolah di Indonesia.

(9)

Pada dewasa ini sistem informasi kecerdasan buatan (Artifical Intellegance) sangat banyak dibutuhkan dalam berbagai bidang ilmu. Teknologi softcomputing merupakan adalah sebuah bidang kajian penelitian interdisipliner dalam ilmu komputasi dan kecerdasan buatan. Sebagai contohnya dimana beberapa teknik dalam softcomputing diantaranya sistem pakar (expert system), jaringan saraf tiruan (neural Networks), logika fuzzy (fuzzy logic), dan algoritma genetik (genetic algorithms) mulai banyak diterapkan dalam aplikasi-aplikasi yang sangat membantu manusia dalam menjalan kan tugas dan mencapai tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Salah satu sub bidang yang menggunakan sistem kecerdasan buatan untuk mengatasi dan menganalisis permasalah yang ada adalah bidang kedokteran. Pengembangan aplikasi kecerdasan buatan pada bidang kedokteran sangat membantu sekali beberapa user yang terlibat dalam kedokteran.

Penelitian yang dilakukan Ting-Sheng Weng dan Chien-Hung Kuo pada tahun 2009 dengan judul “Development and Research on the Intelligent Emergency Medical Information System: A Case Study of Yunlin and Chiayi Counties in Taiwan ”, merupakan salah satu aplikasi yang sangat membantu pasien untuk mempercepat dan mempermudah dalam mendapatkan pelayanan serta membantu tenaga medis untuk melaksanakan tugasnya dengan cepat dalam menangani pasien. Dalam penelitian tersebut di ciptakan sebuah aplikasi sistem infomasi darurat dalam menangani pasien secara cerdas di suatu daerah. Dimana jika terjadi kecelakaan ataupun pasien yang ingin ke sebuah rumah sakit di daerah tersebut dengan mudah dan cepat dapat ditunjukkan oleh sistem ini atau akan meningkatkan kecepatan dan pelayanan ambulan dalam membantu pelayanan darurat medis serta efisien waktu tempuh untuk menemukan posisi rumah sakit terdekat dengan pasien yang membutuhkan pelayanan. Sistem Kerja: sistem dirancang untuk membantu memecahkan masalah antara pasien dengan tenaga medis/rumah sakit. Dalam sistem ini, diciptakan sebuah tugas fungsi darurat penyelamatan medis. Sistem ini menggunakan peta satelit Formosa 2 (FORMOSAT-2) dan teknologi Ajax untuk mengakses informasi terhadap peta dan memungkinkan operator pusat untuk menentukan lokasi yang benar dari pasien secara tepat waktu.

(10)

Gambar 1. sistem Proses penyelamatan darurat medis

Hasil yang diperoleh: Penelitian yang telah dilakukan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemungkinan bahwa pasien menerima pengobatan yang tepat, dan disesuaikan untuk mengurangi pemborosan waktu yang disebabkan oleh transportasi yang tidak perlu antara rumah sakit. Sistem ini merupakan pengintegrasian sistem informasi rumah sakit dengan menggunakan ASP berbasis Web. Aplikasi mobile, dan bahasa teknologi Ajax, JavaScript dan SQL untuk membuat suatu sistem cerdas untuk informasi medis darurat yang menggabungkan aplikasi web, peta satelit dan fungsi keputusan darurat medis mobile. Diharapkan dengan menggunakan sistem ini, akan dapat meningkatkan efisiensi transportasi pasien di rumah sakit.

Penelitian yang dilakukan Rifat Shahriyar dkk (2009), dengan judul “Intelligent Mobile Health Monitoring System (IMHMS)”, dimana penelitian ini membahas tentang Handphone Health Care merupakan sistem integrasi antara komputasi mobile dengan pemantauan kesehatan manusia. Aplikasi teknologi komputasi mobile ini untuk meningkatkan komunikasi antara pasien, dokter dan petugas kesehatan. Perangkat mobile telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita ternyata dapat diintegrasikan dengan kesehatan manusia. Hal ini memungkinkan penyampaian informasi medis yang akurat kapan saja di mana saja dengan menggunakan ponsel.

(11)

Wearable Body Sensor Network [WBSN] : pada bagian ini terdiri dari banyak sensor-sensor (bio-sensor-sensor) yang di tanam pada tubuh manusia, sensor-sensor ini akan menangkap semua kejadian pada setiap organ tubuh manusia dan kemudian mengirimkannya data-data yang terekam ke central controller, dimana ini merupakan pusat yang bertanggung jawab untuk mentransmisikan data pasien ke telepone, komputer pribadi maupun ke PDA.

Gambar 2 . WBSN

Patients Personal Home Server [PPHS]: Merupakan seperangkat server rumah pribadi pasien bisa berupa satu komputer pribadi atau perangkat mobile seperti ponsel / PDA. PPHS mengumpulkan informasi dari pusat pengendali WBSN. PPHS mengirim informasi ke Intelligent Medical Server [IMS]. PPHS berisi logika untuk menentukan apakah akan mengirim informasi ke IMS atau tidak. Personal Computer PPHS berdasarkan berkomunikasi dengan IMS menggunakan Internet. perangkat PPHS Mobile untuk berkomunikasi dengan IMS menggunakan GPRS / EDGE / SMS.

(12)

Pada penelitian yang dilakukan Prasdl dkk (2011) dengan judul “An Approach to Develop Expert System in Medical Diagnosis using Machine Learning Algorithms (Asthma) and a Performance Study”, mengatakan bahwa Mesin Intelijen memainkan peranan penting dalam perancangan sistem pakar dalam diagnosis medis. Di India banyak orang yang menderita beberapa jenis penyakit seperti asma, kanker diabetes, dan banyak lagi. Dalam penelitian ini peneliti mempertimbangkan untuk membuar sistem pakar diagnosis asma. Data diagnosis asma dapat dilakukan dengan dua cara 1) melalui kuesioner dan 2) melalui data klinis. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengn menggunakan pendekatan Machine Learning Algorithmts, metode Backpropogation, algoritma C45, Bayesian Network, dan Particle Swarm Optimazation.

Sistem Kerja: Pertama-tama pasien diberikan beberapa pertanyaan yang harus dijawab, berdasarkan pertanyaan ini seleksi Sistem Pakar akan ditentukan asma atau penyakit lain yang terjadi dalam sistem pernapasan pasien yang melakukan konsultasi apakan penyakit pasien derita seperti asma kronis, gagal jantung kongestif, Episodic Asma, Infeksi Saluran Pernapasan, Infeksi Viral. Dan kemudian pasien melaporkan jenis darah klinis untuk analisa lebih lanjut kemuadian dilakukan diagnosis dengan menggunakan algoritma yang telah dipilih, gejala asma dan data klinis yang dianalisis akan menghasilkan beberapa faktor seperti validasi, kehandalan, efektivitas , dan akurasi hasil analisis yang tepat yang bisa dipetakan dengan pengetahuan dari ahli.

Hasil yang diperoleh: dari penelitian ini pula dapat didefinisikan konteks memori tergantung pada jaringan neurel-asosiatif dan Particle Swarm Optimazation adalah salah satu algoritma terbaik dari jaringan Bayesian, Backpropogation dan C4.5.

Particle Swarm Optimazation adalah salah satu metode yang paling menjanjikan untuk merancang dan mengembangkan sistem pakar dalam diagnosis medis. Bila dibandingkan dengan algoritma backpropogation, Particle Swarm Optimazation adalah metode menjanjikan dari analisis neurel network.

Masih tentang penelitian sistem pakar, tetapi penelitian yang dilakukan Gang lou dkk, (2009) dengan judul “Intelligent Consumer-Centric Electronic Medical Record ”, menjelaskan tentang pemanfaatan sistem pakar berbasis web-base untuk memperluas cakupan pasein tentang medical record. Sebuah sistem pakar menggunakan pengetahuan medis untuk mengubah informasi dalam EMRs menjadi satu set "panduan pencarian informasi" yang mencerminkan situasi medis pengguna dan kebutuhan kesehatan.

(13)

Gambar 7. Arsitektur intelligent CEMR

iCEMR cerdas mengantisipasi kebutuhan pengguna di muka dan secara otomatis menyediakan satu set informasi kesehatan. Pengguna sering tidak tahu sebelumnya apa yang mereka inginkan karena kurangnya pengetahuan medis, sementara mereka biasanya dapat mengetahui apakah informasi kesehatan membantu ketika mereka disajikan dengan informasi tersebut. Hasil yang diperoleh: Harapan yang ingin dicapa dengan dibuatnya intelligent CEMR ini untuk mempermudah masyarakat dalam memantau kesehatan secara online dan berfokus pada memfasilitasi kegiatan sehari-hari konsumen.

Dalam penelitian yang berjudul “SAPHIRE - Intelligent Healthcare Monitoring based on Semantic Interoperability Platform - The Homecare Scenario - ”, yang dilakukan oleh Andreas Hein dkk,(2006) dimana perancangan dan pembuatan sistem informasi monitoring kesehatan yang di beri nama SAPHIRE. Proyek Saphire bertujuan untuk mengembangkan pemantauan kesehatan pemantauan cerdas dan sistem pendukung keputusan pada platform mengintegrasikan data sensor nirkabel medis dengan sistem informasi rumah sakit. Dalam proyek Saphire, pemantauan pasien akan dicapai dengan menggunakan teknologi agen dimana "agent behaviour " akan didukung oleh sistem pendukung keputusan klinis yang cerdas akan didasarkan pedoman komputerisasi praktek klinis, dan akan mengakses riwayat medis pasien disimpan dalam sistem informasi medis melalui layanan web.

(14)

III.

Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Industri

Teknologi industri Pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. .Industri berbasis pertanian (agroindustri) dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian.Teknologi Industri Pertanian didefinisikan sebagai disiplin ilmu terapan yang menitikberatkan pada perencanaan, perancangan, pengembangan, evaluasi suatu sistem terpadu (meliputi manusia, bahan, informasi, peralatan dan energi) pada kegiatan agroindustri untuk mencapai kinerja (efisiensi dan efektivitas) yang optimal. Disiplin ini menerapkan matematika, fisika, kimia/biokimia, ilmu-ilmu sosial ekonomi, prinsip-prinsip dan metodologi dalam menganalisis dan merancang agar mampu memperkirakan dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sistem terpadu agroindustry. Sebagai paduan dari dua disiplin, teknik proses dan teknik industri dengan objek formalnya adalah pendayagunaan hasil pertanian.

Teknologi Industri Pertanian memiliki bidang kajian sebagai berikut :

1. Sistem teknologi proses industri pertanian, kegiatan pertanian yang berkaitan dengan perencanaan, instalasi dan perbaikan suatu sistem terpadu yang terdiri atas bahan, sumberdaya, peraltan dan energi pada pabrik agroindustri.

2. Manajemen industri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, pengoperasian dan perbaikan suatu sistem terpadu pada permasalahan sistem usaha agroindustri.

3. Teknoekonomi agroindustri, kajian yang berkaitan dengan perencanaan, analisis dan perumusan kebijakan suatu sistem terpadu pada permasalahan sektor agroindustri. 4. Manajemen mutu, penerapan prinsip-prinsip manajemen (perencanaan, penerapan dan

perbaikan) pada bahan (dasar, baku), sistem proses, produk, dan lingkungan untuk mencapai taraf mutu yang ditetapkan.

(15)

PENTINGNYA TEKNOLOGI PERTANIAN

Indonesia tidak bisa begitu saja melupakan pertanian, bagaimanapun sektor agraris tetap saja menjadi sektor paling penting. Pembangunan pertanian harus berlanjut, sebagaimana ditempuh negara tetangga Thailand dan Vietnam. Usaha penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.

Kemampuan petani dalam penerapan dan penguasaan teknologi pertanian harus ditumbuhkan melalui kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan. Sedangkan untuk memperlancar keanekaragaman produksi serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditi pertanian perlu dipacu melalui usaha agroindustri dan agrobisnis. Untuk mewujudkan arah pembangunan sektor pertanian tersebut, komponen teknologi pertanian muncul sebagai tulang punggung. Bagaimanapun hanya melalui penggunaan teknologi yang maju sektor pertanian bisa menjadi efisien dan tangguh.

Dalam buku Menggerakan dan Membangun Pertanian, A.T.Mosher menjelaskan, bahwa teknologi yang senatiasa berubah merupakan syarat mutlak adanya pembangunan pertanian. Kalau tidak ada perubahan dalam teknologi maka pembangunan pertanian pun akan terhenti. Produksi terhenti kenaikannya, bahan dapat menurun karena merosotnya kesuburan tanah atau karena kerusakan yang makin meningkat oleh hama penyakit yang main merajalela.

Dengan demikian untuk makin tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian, maka pengembangan dan aplikasi teknologi pertanian sangat diperlukan, dengan kata lain perlu dimasyarakatkan. Untuk mengantisipasi perkembangan keadaan, masyarakat tani harus melek teknologi, paling tidak mampu mengadopsi teknologi tepat guna dan diterapkan dalam usaha taninya. Dalam sektor pertanian senantiasa terjadi perubahan teknologi (technology change) dan muncul inovasi (innovation). Dalam beberapa dekade terakhir hal itu terlihat jelas pada sub sektor tanaman pangan. Khususnya padi. Berkat perkembangan teknologi, Indonesia yang semula berstatus sebagai negara pengimpor beras terbesar di dunia, sempat berubah menjadi negara berswasembada beras, bahkan pernah mengekspor.

(16)

hingga ke Balai Penelitian tidak henti-hentinya berupaya mencari dan menemukan teknologi terbaru, yang diharapkan mampu mendongkrak perkembangan sector pertanian. Kalau padamulanya perhatian relatif terfokus pada sub sektor tanaman pangan, maka kini sub sektor lainnya pun terus diperhatikan secara serius, baik hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan, bahkan kini telah berdiri Kementerian Kelautan dan Perikanan. Selain itu Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Hasil Pertanian (Agroindustri) pun turut berupaya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Dengan adanyanya dukungan Kementerian, BPPT, Bappenas, perguruan tinggi, LSM, dan sebagainya, maka pengembangan teknologi pertanian pun makin marak. Untuk memasyarakatkan teknologi baru memang tidak mudah, memerlukan waktu dan proses, juga tergantung pada bagaimana kondisi masyarakat tani. Menurut Prof Mubyarto, begitu petani merasa suatu hasil teknologi baru menguntungkan maka ia akan menerimanya. Tidak hanya petani Indonesia tetapi petani di mana saja, bahkan di Amerika Serikat dan Australia, memerlukan waktu berpikir yang lama.

Petani Iowa (Amerika Serikat) memerlukan waktu rata-rata Sembilan tahun untuk mengadopsi jagung hibrida; petani Australia Selatan membutuhkan waktu 12 tahun untuk mengadopsi penggunaan pupuk sejak pertama kali diperkenalkan. Sedangkan petani Indonesia hanya memerlukan waktu setahun untuk mempertimbangkan untung ruginya menanam padi varietas PB 8 dan PB 5. Pengembangan teknologi pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan; memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha; mengisi dan memperluas pasar dalam dan luar negeri; meningkatkan keanekaragaman hasil; meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi; dan menunjang pembangunan wilayah. Hal itupun tertuang dalam program pembangunan bahkan semasa Orde Baru berkuasa masuk dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN). (Atep Afia).

Permasalahan Pertanian di Indonesia dan Peranan Teknologi Pertanian

Permasalahan pertanian di Indonesia dikelompokkan menjadi 4 permasalahan menurut penulis. Berikut adalah permasalahan-permasalahan yang ada:

 Minimnya Infrastruktur yang ada.

 Kurangnya pemberdayaan petani.

 Perkembangan posisi tawar petani yang kecil.

(17)

Indonesia Expanding Horizons menyatakan beberapa poin yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Fokus dalam pendapatan para petani; titik berat di padi tidak lagi dapat menjamin segi

pendapatan petani maupun program keamanan pangan

2. Peningkatan produktifitas adalah kunci dalam peningkatan pendapatan petani, oleh karena itu pembangunan ulang riset dan sistem tambahan menjadi sangat menentukan 3. Dana diperlukan, dan dapat diperoleh dari usaha sementara untuk memenuhi

kebutuhan kredit para petani melalui skema kredit yang dibiayai oleh APBN

4. Pertanian yang telah memiliki sistem irigasi sangat penting, dan harus dipandang sebagai aktifitas antar sektor. Pemerintah perlu memastikan integritas infrastruktur dengan keterlibatan pengguna irigasi secara lebih intensif, dan meningkatkan efisiensi penggunaan air untuk mencapai panen yang lebih optimal hingga setiap tetes air

5. Fokus dari peran regulasi dari Departemen Pertanian perlu ditata ulang. Kualitas input yang rendah mempengaruhi produktifitas petani; karantina diperlukan untuk permasalahan yang disebutkan penulis, maka solusinya bisa ditemukann dengan penerapan teknologi pertanian (untuk poin1, 3 dan 4). Teknologi pertanian merupakan teknologi yang digunakan untuk menangani masalah pertanian baik pada waktu pra panen maupun pasca panen. Pada pra panen bisa digolongkan penyediaan alat-alat pertanian yang cukup, sedangkan pasca panen berperan dalam pengolahan dan penanganan hasil-hasil pertanian agar tetap segar dan kualitasnya tetap terjaga.

(18)

IV.

Penerapan Kecerdasan Buatan pada Bidang Pertahanan dan

Keamanan

Implementasi sistem pakar di bidang pertahanan militer. Bentuk implementasi system pakar di bidang ini antara lain pada radar. Fungsi radar secara umum ialah mendeteksi keberadaan benda di lingkungan dimana radar berada. Jarak jangkauan radar bermacam-macam. Semakin berkembangnya teknologi kemampuan radar semakin canggih. Radar saat ini dapat mendeteksi keberadaan awak yang tidak dikenal, dan menampilkan informasi yang mendukung tentang benda yang ditangkap pada radar. Bentuk lain aplikasi sistem pakar dalam pertahanan adalah pada pesawat tempur. Pesawat tempur memiliki kemampuan yang sangat canggih. Pada persenjataanya dapat mengunci sasaran, rudal secara otomatis akan mengenai sasaran yang telah ditunjuk. Pada sistem keamanan setiap perusahaan juga menerapkan sistem pakar pada kasus otorisasi menggunakan sidik jari, pemindai retina, bahkan suara.

Sistem memiliki data pada database, setiap input yang dimasukkan akan dicocokkan pada database apakah user memiliki hak untuk menggunakan sesuatu yang dilindungi oleh alat ini. Alat ini biasanya menggunakan sensor yang canggih. Tetapi kendala yang dihadapi kasus ini adalah kemiripan ciri yang dimiliki seseorang sehingga mungkin saja orang yang memiliki kemiripan akan dapat menggunakan fasilitas yang dilindungi. Kemiripan inilah yang menjadikan kendala pada perkembangan di bidang ini.

Keuntungan penggunaan sistem pakar pada bidang ini adalah: 1. Mempertahanan sebuah instansi atau bahkan Negara.

2. Membantu dalam sistem keamanan yang terbatas dapat dilakukan oleh manusia. 3. Mengurangi penyalahgunaan alat yang penting.

Kerugian penggunaan sistem pakar pada bidang ini:

1. Penyalahgunaan dari kelemahan sistem ini akan berakibat fatal. 2. Tingkat keamanan harus sangat diutamakan.

(19)

BAB III

PENUTUP

Sistem pakar adalah suatu aplikasi dari kecerdasan tiruan yang dapat menyelesaikan masalah dalam bidang tertentu dan dapat bertindak sebagai penasehat seperti seorang pakar dimana solusi atau jalan keluar yang dihasilkan sistem pakar berkualitas seperti seorang pakar.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/19715245/Penerapan-kecerdasan-buatan-dalam-dunia-pendidikan

http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/aplikasi-artifical-intelligent-pada.html

https://www.academia.edu/9220265/teknologi_agribisnis

Gambar

Gambar 1. sistem Proses penyelamatan darurat medis
Gambar 2 . WBSN
Gambar 7. Arsitektur intelligent CEMR

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2013 pelanggaran dalam bentuk kekerasan agama mengalami penurunan di bandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun dalam hal perbaikan kualitas jaminan kebebasan

Menurut Undang-Undang KUP Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 18 Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menetukan jumlah pokok pajak sama

7) Terlaksananya Tes mutasi PNS yang masuk ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 7) 250 orang 8) Terlaksananya Pemberkasan Pensiun PNS 8) 6 kegiatan 9) Terlaksanannya koordinasi

Maka apabila amanah diabaikan dengan golongan yang tidak berkelayakkan diberi tempat untuk menguruskan hal ehwal masyarakat, atau golongan jahil diberi ruang untuk

tanaman, yaitu dengan mengajak anak menyiram dan merawat tanaman. c) Halaman TK PKK Marsudisiwi lebih asri dan rapi sehingga lebih nyaman. Sasaran Kegiatan :

Penelitian mengenai faktor-faktor kondisi yang mendukung kontinuitas aktivitas budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Teluk Lampung telah dilakukan pada Bulan Agustus 2009.

Yuan Chen China not provided 895179673@qq.com MEMBER Primary nurse. Weixiang Chen China 13266948117 lullabychnn@hotmail.com

Pengujian regresi untuk hipotesa 1 pada model 1 menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,786 yang artinya pengaruh antara tingkat pengungkapan informasi secara komprehensif