• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan antara komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan rsup dr. soeradji tirtonegoro klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA Hubungan antara komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan rsup dr. soeradji tirtonegoro klaten."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA

KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh: GALANG DEWANTARA

F 100 090 048

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

ii

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA

KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh: GALANG DEWANTARA

F 100 090 048

FAKULTAS PSIKOLOGI

(3)

iii

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA

KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Diajukan oleh : GALANG DEWANTARA

F 100 090 048

Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama

(4)
(5)

v

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA KARYAWAN-MANAJER DENGAN KEPUASAN KERJA PADA

KARYAWAN RSUP dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Galang Dewantara

Mohammad Amir

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta galangdewantara@yahoo.com

ABSTRAK

Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu komunikasi interpersonal. Buruknya komunikasi interpersonal karyawan-manajer akan berpengaruh terhadap rendahnya kepuasan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui hubungan antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada Karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 2) Untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal karyawan-manajer terhadap kepuasan kerja. 3) Untuk mengetahui kondisi komunikasi interpersonal karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 4) Untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja”.

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan didasarkan pada karakteristik memiliki masa kerja minimal satu tahun dan merupakan karyawan tetap. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala, yaitu skala komunikasi interpersonal karyawan-manajer dan skala kepuasan kerja dan dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment.

Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari koefisien korelasi (r) sebesar 0,349; dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hipotesis yang diajukan diterima. Sumbangan efektif komunikasi interpersonal karyawan-manajer sebesar 12,18%.

(6)

1 PENDAHULUAN

Sekarang ini dalam dunia perindustrian, didalamnya terdapat berbagai macam perusahaan. Perusahaan merupakan tempat untuk berlangsungnya kegiatan produksi dan tempat para pekerja untuk melakukan kegiatan produksi barang atau jasa. Sumber Daya Manusia atau yang sering disebut karyawan berperan penting dalam proses produksi barang atau jasa suatu perusahaan. Untuk menunjang kemajuan dan berkembangnya kegiatan produksi perusahaan memerlukan Sumber Daya Manusia atau karyawan yang berkualitas.

Pada dasarnya para karyawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan motivasi yang baik agar dapat memenuhi tuntutan kerja perusahaan. Perusahaan harus memikirkan kepuasan kerja karyawan jika ingin terus berkembang dan mencapai tujuan dari perusahaan. Kepuasan kerja seseorang bergantung pada discrepancy (perbedaan) antara kebutuhan atau harapan dengan apa yang telah dicapai dalam pekerjaannya Locke (As’ad, 1998).

Dengan demikian orang akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan.

Indonesia berada di urutan pertama negara tempat orang-orang memiliki tingkat kepuasan dan kebahagiaan terendah di dunia. Di bawahnya, Singapura dan Malaysia. Masalah insentif dan keseimbangan karir dan kehidupan personal dianggap menjadi penyebab utama indeks ini. Hanya 18 persen dari kelompok responden karyawan di Indonesia yang mengatakan puas dengan kualitas kehidupan serta kebahagiaannya di tempat kerja. Ini menempatkan Indonesia di posisi paling bawah tingkat kepuasan para pekerja. Sementara di Singapura, sebesar 76 persen responden mengaku tidak bahagia di tempat kerja. Tiga masalah yang paling dikeluhkan adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, besaran gaji dan tunjangan, serta ketersediaan jenjang karir. (sumber

(7)

2 Pada pengumpulan data awal pada karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten diperoleh informasi bahwa karyawan kurang merasa puas terhadap rutinitas pekerjaanya. Pekerjaan yang padat, sulitnya berkoodinasi dengan atasan, dan kurangnya penghargaan yang diperoleh.

Robbins (dalam Prabu A, 2005) kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kerja, kondisi kerja dan sebagainya.

Menurut Gilmer (As’ad, 1998) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, faktor-faktor tersebut antara lain : kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, supervisi, faktor intrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas. Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2006) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh

mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam manajemen organisasi, yang pada hakikatnya komunikasi berperan penting dalam menjalin kerja sama antara karyawan dan manajer untuk mencapai tujuan. Tanpa komunikasi, akan menjadi tidak mungkin untuk memanajemeni sikap dan perilaku dalam organisasi. Para manajer dan karyawan banyak mengabdikan sebagian besar waktunya untuk proses komunikasi. Komunikasi ada tiga macam, yaitu: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi horizontal. Komunikasi ke atas lebih bannyak mengalami proses penyaringan bahan-bahan informasi karena para bawahan cenderung untuk menyimpulkan informasi secara terpilih sebelum disampaikan atasan. March & Simon (Makmuri, 2008).

(8)

3 Soeradji Tirtonegoro Klaten”. Kemudian untuk menjawab permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubunngan antara Komunikasi Interpersonal Karyawan-Manajer dengan Kepuasan Kerja pada Karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui hubungan

antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada Karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

2. Untuk mengetahui peranan komunikasi interpersonal karyawan-manajer terhadap kepuasan kerja.

3. Untuk mengetahui kondisi komunikasi interpersonal karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

4. Untuk mengetahui kondisi kepuasan kerja karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

LANDASAN TEORI

Hasibuan (dalam Prabu A, 2005) kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Robbins (dalam Prabu A, 2005) kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar kerja, kondisi kerja dan sebagainya.

(9)

4 apa yang dikerjakannya. Sebaliknya, jika karyawan bersikap negatif, maka ia akan merasa tidak puas terhadap apa yang dikerjakannya.

Anoraga (1992) menyatakan aspek-aspek kepuasan kerja terdiri atas beberapa aspek. Aspek-aspek kepuasan kerja tersebut adalah:

a. Pekerjaan itu sendiri

Termasuk tugas-tugas yang diberikan, ekspresi kerja atau hal lain yang berhubugan dengan pekerjaan, kondisi dan lingkungan kerja, sikap pekerjaan yang ditangani, minat untuk menekuni dan konsentrasi pada pekerjaan.

b. Promosi

Promosi mempunyai hubungan erat dengan masalah kenaikan pangkat maupun jabatan, kesempatan untuk maju, pengembangan karir dan prospek masa depan, prestasi yang merupakan usaha subjek untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan kondisi yang ada pada dirinya.

c. Teman sekerja

Teman sekerja meliputi hubungan antara pegawai,

harapan keluarga, dan pandangan masyarakat atau orang lain terhadap profesi atau pekerjaannya.

d. Gaji dan jaminan sosial

Gaji dan jaminan sosial adalah gaji bersih yang diterima setiap bulan dan jaminan sosial lainnya (jaminan kerja dan jaminan jabatan).

e. Pengawasan atau supervise Hubungan antara karyawan dan atasan, peraturan kerja, pengawasan kerja, da kualitas kerja.

Menurut Gilmer (dalam As’ad, 1998) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut: kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, supervise, faktor intrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas.

(10)

5 orang atau lebih. Weaver (dalam Cangara, 2006) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Barrett (dalam Matin dkk, 2010) komunikasi adalah transisi makna dari satu orang ke orang lain atau banyak orang.

Endang (2009) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Definisi umum komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal.

Komunikasi karyawan-manajer disebut juga sebagai komunikasi ke atas. Menurut Makmuri (2008) komunikasi ke atas yaitu komunikasi dalam organisasi yang mengalir dari karyawan (kelompok tingkatan rendah) ke manajer (kelompok tingkatan tinggi).

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian komunikasi interpersonal karyawan-manajer adalah komunikasi secara langsung atau tatap muka antara karyawan dengan manajer yang dilakukan untuk menyampaikan atau menerima pesan dan informasi.

Samler (2003) menjelaskan bahwa ada 5 aspek penting dalam komunikasi interpersonal, yaitu:

a. Inisiasi

Dimana seseorang harus berhubungan dengan orang lain dan interaksi harus berjalan mulus, santai, dan menyenangkan.

b. Responsif

Masing-masing harus mendengarkan kepada yang lain, fokus kepada mitranya dan merespon pembicaraan mitranya.

c. Pengungkapan diri

(11)

6 d. Dukungan emosional

Orang berharap mendapatkan kenyamanan dan dukungan dari temannya dan orang lain. e. Pengelolaan konflik

Suatu hal yang takkan terelakkan bahwa orang tidak akan setuju mengenai gagasan atau perilaku. Komunikasi interpersonal bergantung pada keberhasilan mengenai hal-hal yang tidak akan disetujui.

Baiknya atau buruknya komunikasi interpersonal dipengaruhi olah berbagai faktor. Luhandi (1987) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara lain: faktor psikologi, faktor fisik, faktor sosial, faktor budaya, dan faktor waktu.

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan untuk diuji kebenarannya adalah “Ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja”.

METODE PENELITIAN Variabel di dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tergantung: kepuasan kerja.

2. Variabel bebas: Komunikasi Interpersonal Karyawan-Manajer. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 100 karyawan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non random sampling dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu (disengaja).

(12)

7 HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil perhitungan dengan analisis product momen dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,349; dengan signifikansi (p) = 0,000 (p≤0,01) artinya ada hubungan positif yang signifikan antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja. Hal tersebut menyatakan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan diterima, bahwa ada hubungan positif antara komunikasi interpersonal karyawan-manajer dengan kepuasan kerja.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2006) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Masyarakat yang memiliki komunikasi yang baik akan berdampak pada semakin banyak dukungan sosial yang didapat. Dukungan soaial ini akan membuat hubungan kerja yang baik, menjalin kerjasama yang baik, dan bahkan akan membuat orang senang dan puas melakukan pekerjaannya walau memiliki gaji yang tidak banyak

Hofstede, dkk (2010). Selanjutnya Leaviit (dalam Wijono, 2010) menemukan bahwa kepuasan kerja yang tinggi diantara anggota kelompok adalah jika mereka diletakkan kedalam jalinan komunikasi yang erat. Sedangkan kelompok yang tidak ikut ambil bagian merasa tidak puas dan tidak mau melanjutkan pekerjaanya.

Variabel komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer memiliki rerata empirik (RE) sebesar 65,83 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 55. Secara umum komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer pada subjek tergolong tinggi. Kondisi tinggi ini dapat diartikan aspek-aspek komunikasi interpersonal yaitu inisiasi, responsif, pengungkapan diri, dukungan emosional, dan pengelolaan konflik sepenuhnya dimiliki dan berdampak baik pada subjek.

(13)

8 diartikan aspek-aspek kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, pengawasan atau supervise, gaji, promosi, dan teman sekerja disukai oleh subjek karena hal tersebut sudah sesuai dengan harapan subjek di tempat kerja.

Sumbangan efektif dari variabel komunikasi interpersonal laryawan-manajer terhadap variabel kepuasan kerja yaitu sebesar 12,18%, berarti masih terdapat 87,82% variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja selain komunikasi interpersonal laryawan-manajer. Menurut Gilmer (dalam As’ad, 2003) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut: kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, supervise, faktor intrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, komunikasi, dan fasilitas.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat diambil kesimpulan 1. Ada hubungan positif yang sangat

signifikan antara komunikasi

interpersonal antara karyawan-manajer dengan kepuasan kerja pada karyawan.

2. Peranan atau sumbangan efektif komunikasi interpersonal antara karyawan-manajer terhadap kepuasan kerja sebesar 12,18. 3. Tingkat komunikasi interpersonal

antara karyawan-manajer pada karyawan RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten tergolong tinggi.

4. Tingkat kepuasan kerja pada karyawan RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten tergolong tinggi.

Saran yang diharapkan dapat bermanfaat, yaitu:

1. Bagi perusahaan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan terutama dalam hal tetap menjaga tingginya tingkat kepuasan kerja. Adapun saran yang dapat diberikan guna tetap menjaga dan membina baiknya kepuasan kerja

adalah dengan

(14)

9  Pihak pimpinan perusahaan

lebih berinisiasi untuk berhubungan langsung dengan para karyawan agar interaksi yang terjalin antara pimpinan dan karyawan tidak berjalan searah.  Perusahaan memberikan

kesempatan pada karyawan untuk menyampaikan aspirasi atau masalah dari karyawan dan perusahaan juga harus mau mendengarkan serta mempertimbangkan tentang aspirasi yang disampaikan karyawan.

 Perusahaan memberikan kepercayaan penuh pada karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tidak ada rasa curiga diantara manajer dan karyawan.

 Pihak perusahaan bersedia untuk menyampaikan infomasi dengan apa adanya jika informasi tersebut penting bagi para karyawanya. Perusahaan bersedia menyediakan

waktu khusus untuk sekedar bersosialisasi secara kolektif kepada seluruh anggota perusahaan.

2. Bagi karyawan diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada tenaga dan pikiran terutama dalam peningkatan kualitas kinerja dan semangat kerja yang erat kaitannya dalam komunikasi interpersonal karyawan, sehingga dapat menimbulkan kepuasan kerja. Adapun saran yang dapat diberikan pada karyawan dengan melibatkan aspek yang perlu diperhatikan antara lain : karyawan harus lebih berinisiasi untuk menyampaikan jika mengalami masalah atau keluhan dalam pekerjaan, karyawan harus lebih mencintai pekerjaan, berinteraksi dengan rekan kerja secara baik serta saling mendukung antara karyawan atau dengan manajer.

(15)

10 lain yang mempengaruhi kepuasan kerja selain komunikasi seperti kesempatan untuk maju, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen, supervise, faktor intrinsik dari pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial dalam pekerjaan, dan fasilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 1992. Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

As'ad, M. 1998. Psikologi Industri: Seri Sumber Saya Manusia. Yogjakarta: Liberty.

Cangara, H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Endang, E dan Ganari, H. 2009. Terapi Kognitif Perilaku dan Kecemasan Menghadapi Prosedur Medis pada Anak Penderida Leukimia. Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Vol 1, No. 1, Hal. 77-85.

Hofstede, G, Hofstede, G. J, Minkov, M. 2010. Cultures and Organizations: SOFTWARE OFTHE MIND. New York: McGraw.Hill.

http://sosbud.kompasiana.com/2012/ 03/31/pekerja-di-indonesia- paling-tidak-puas-mengapa-450763.html. Diakses pada 2 oktober 2013.

Luhandi. 1987. Komunikasi Mengena: Meningkatkan Efektifitas Konunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta : Kasinus.

Makmuri, M. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : UGM

Matin, H. Z, Jandaghi, G, Karimi, F. H, dan Hamidizadeh, A. 2010. Relationship Between Interpersonal Communication Skill And Organization Commitmen (Case Study: Jahad Prabu, A. 2005. Pengaruh Motivasi

(16)

11 6, Sriwijaya: Universitas Negeri Sriwijaya.

Samler, W. 2003. Friendship Interaction Skills Across The Life-Span. Handbook of Communication and Social Interaction Skill. Mahwah, N.J.: Erlbaum.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut, serta untuk mengetahui dunia kerja di bidang boadcasting terutama bidang editing yang sesungguhnya, maka penulis telah melaksanakan sebuah

Dampak positif keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi akan bertambah besar apabila diikuti oleh penanaman modal asing (PMA), penyaluran kredit domestik

teaching learning process, teaching English to young learners, teaching. children, and teaching English as

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas. Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Minuman Santan Kelapa (Cocos nucifera l.) Rendah Lemak dengan Penambahan Ekstrak Daun Stevia

Dari hasil diatas diketahui bahwa intensitas nyeri dipakai sebagai variabel bebas, dan disabilitas sehari-hari sebagai variabel tergantung, maka diketahui dari

Berdasarkan hasil kajian kelayakan finansial pabrik Fraksinasi Minyak Sereh Wangi dan Isolasi Sitronelal yang merupakan pengembangan pabrik berbahan minyak atsiri

Uji statistik menggunakan SPSS v.16.0 dengan menggunakan rumus one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat dismenore pada aktivitas ringan, sedang dan