1. Sebutkan beban TB secara global, apa penyebab meningkatnya beban TB?
1. Kemiskinan tu pd negara berkembang → sanitasi, papan, sandang, pangan buruk
2. Determinan sosial yg buruk → tingkat pendidikan,pendapatan per kapita rendah
3. Kegagalan program TB :
a. Tidak memadainya komitmen politis dan pendanaan b. Tidak memadainya tata laksana pengobatan
c. Tidak memadainya organisasi pelayanan
d. Salah persepsi terhadap manfaat dan efektivitas bcg e. Infrastruktur buruk
f. Jaminan kesehatan yang bisa mencapai masyarakt luas 4. Perubahan demografi dan struktur umum penduduk dunia
5. Besarnya masalah kesehatan lain yg mempengaruhi tetap tingginya beban TB 6. Dampak pandemi HIV
7. Multidrug resistance
2. Apa perbedaan TB MDR dengan TB XDR? Bagaimana tatalaksana TB MDR dan TB XDR? Jenis dan lama pengobatan TB MDR dan TB XDR?
a. TB MDR adalah resisten terhadap isoniazid dan rifampisin secara bersamaan OAT dalam pengobatan TB MDR :
b. TB XDR adalah resisten terhadap isoniazid dan rifampisin +salah satu OAT golongan flurokuinolon (ofloksasin) + salah satu OAT lini ke2 ( kana misin, kapreomisin, amikasin )
3. Jelaskan mengenai kolaborasi program TB dan program HIV (3 macam)? ● Kolaborasi antara program tuberkulosis nasional program kontrol aids
nasional
● Menurunkan kemungkinan menderita TB pada pasien dengan HIV o Menemukan kasus TB
o Terapi preventif dengan isoniazid
● Mengurangi angka kesakitan HIV pada penderita TB o Konseling dan tes HIV
o Metode prevensi HIV
o Terapi prevensi dengan kotrimoksasol o Ensure HIV AIDS care and support o Intrroduksi ARV
4. Sebutkan sistem scoring TB anak!
5. Bagaimana mencegah penyakit TB di tempat kerja? ● Pengendalian Manajerial:
o Adanya kebijakan PPI/PPI TB di RS o Tim pelaksana PPI
o Dukungan dana, logistik dan kegiatan PPI ● Pengendalian Administratif a.l.:
o Rencana pengendalian infeksi (RPI), o Standar prosedur operasional (SPO),
o Triase pasien batuk, etika batuk ruang tunggu
o Pemisahan pasien HIV dari pasien TB MDR/BTA pos,
o Pem. kesehatan pegawai dan surveilans TB pada pegawai berisiko ● Pengendalian Lingkungan/Teknis:
o Mencakup pengaturan ventilasi, penggunaan filter udara dan ultra violet
● Perlindungan Petugas:
o Edukasi, pelatihan, pemantauan perilaku kerja petugas
o Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko
6. Apa manfaat pengobatan TB?
Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat TB untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
7. Apa perbedaan cure rate dan treatment success rate?
Cure rate / angka kesembuhan adalah angka yang menunjukkan persentase
8. Apa tugas PMO? Materi penyuluhan apa saja yang harus diketahui PMO?
∙ Tugas PMO :
a. mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan
b. memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
c. mengingatkan pasien utk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan
d. memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang mempunyai gejalagejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan.
∙ Materi penyuluhan yang harus diketahui PMO:
a. TB disebabkan oleh kuman, bukan penyakit keturuna atau kutukan b. TB dapat disembuhkan dengna berobat teratur
c. Cara penularan TB, gejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya d. Cara pemberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan)
e. Pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur
f. Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya sgera meminta pertolongan ke fasyankes.
9. Jelaskan pemantauan sputum pengobatan OAT kategori 1 dan 2!
∙ Apabila hasil pemeriksaan dahak pada akhir tahap awal positif pada pasien baru (OAT kategori 1):
o Lakukan penilaian keteraturan minum obat
o Berikan dosis tahap lanjutan dan lakukan pemeriksaan dahak setelah tahap lanjutan 1 bulan, jika masih +, lakukan pemeriksaan uji kepekaan obat o Jika tidak bisa melakukan uji kepekaan obat, lanjutkan pengobatan, dan
periksa dahak kembali pada akhir bulan ke5
∙ Apabila + pada pasien dengan pengobatan ulang (OAT kategori 2): o Lakukan penilaian keteraturan minum obat
o Pasien dinyatakan terduga MDR TB
o Lakukan uji kepekaan obat atau rujuk ke RS puast rujukan TB MDR
o Apa bila poin di atas tidak bisa, segera berikan dosis OAT tahap lanjutan (tnapa pemberian OAT sisipan) dan diperiksa ulang dahak pada akhir bulan ke 5
∙ Hasil pemeriksaan dahak bulan ke 5 : o Negative : lanjutkan obat hingga selesai
o Positif : pengobatan gagal, pasien dinyatakan TB MDR ü Lakukan uji kepekaan obat atau dirujuk ke RS TB MDR
ü Pada kateagori 1 jika poin di atas tidak bisa dilakukan, beri pengobatan paduan OAT kategori 2 dari awal
ü Pada kategori 2 jika poin di atas tidka bisa dilakukan, beri penjelasan, pengetahuan, dan selalu dipantau kepatuhannya terhadap upaya PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi)
10. ISTC memiliki berapa unsur atau standar? Apa saja kategori beserta standarnya?
∙ Standar untuk diagnosis
o 1 : setiap orang dengan batuk produktif selama 2 minggu atau lebih, yang tidak jelas penyebabnya, harus dievaluasi mengenai tuberkulosis o 2 : Semua pasien (dewasa, remaja, dan anak yang mampu mengeluarkan
dahak) yang diduga menderita tuberkulosis paru harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopik minimal 2 kali yang diperiksa di laboratorium yang kualitasnya terjamin. Jika mungkin paling tidak satu spesimen harus berasal dari dahak pagi hari.
o 3 : Pada semua pasien (dewasa, remaja, dan anak) yangdiduga menderita tuberkulosis ekstra paru, spesimen dari bagian tubuh yang sakit seharusnya diambil untuk pemeriksaan mikroskopik, biakan, dan histopatologi.
o 4 : Semua orang dengan temuan foto toraks diduga tuberkulosis seharusnya menjalani pemeriksaan dahak secara mikrobiologi.
∙ minimal dua kali pemeriksaan dahak mikroskopik negatif (termasuk minimal 1 kali dahak pagi hari);
∙ temuan foto toraks sesuai tuberkulosis;
∙ tidak ada respons terhadap antibiotika spektrum luas (catatan:fluorokuinolon jangan digunakna karena aktif terhadap
M. tuberculosiscomplex
sehingga dapat menyebabkan
perbaikan sesaat pada penderita tuberkulosis).
o 6 : Pada semua anak yang diduga menderita tuberkulosis intratoraks (yakni paru, pleura, dan kelenjar getah bening mediastinum atau hilus), konfirmasi bakteriologis seharusnya dilakukan dengan pemeriksaan dahak (dengan cara batuk, kumbah lambung, atau induksi dahak) untuk pemeriksaan mikroskopik dan biakan. Jika hasil bakteriologis negatif, diagnosis tuberkulosis harus didasarkan pada kelainan radiografi toraks sesuai tuberkulosis, riwayat terpajan kasus tuberkulosis yang menular, bukti infeksi tuberkulosis (uji tuberkulin positif atau interferon gamma release assay
) dan temuan klinis yang mendukung ke arah tuberkulosis.
∙ Untuk anak yang diduga menderita tuberkulosis ekstra paru, spesimen dari lokasi yang dicurigai harus diambil untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopik, biakan, dan histopatologis.
∙ Standar untuk pengobatan ( standar 713)
∙ Standar untuk penanganan TB dengan infeksi HIV dan komorbid lainnya (standard 1417)
∙ Standar untuk pelayanan kesehatan masyarakat (standard 1821)
11. Bagaimana penularan TB pada manusia atau perjalanan alamiah TB? Cara penularan:
Pasien TB dgn Bta + bisa menularkan 65 % dan dgn Bta – dgn kultur + masih mungkin menularkan (26 %), dgn foto thorax positif 17 %
Sumber penularan : Droplet pada waktu bersin dan batuk. Sekali batuk dapat menghasilkan 3000 droplet
Perjalanan alamiah TB pada manusia: meliputi paparan, infeksi, menderita sakit dan meninggal
a. Peluang: jumlah kasus menular di masyarakat (ARTI), kontak dgn kasus, daya tular dahak,intensitas batuk, kontak erat dgn sumber penulalaran, lama kontak dan faktor lingkungan (konsentrasi kuman diudara, ventilasi, sinar uv, penyaringan b. Infeksi: reaksi daya tahan tubuh akan terjadi setelah 614 mg setelah infeksi
(reaksi imunologi umum: delayed hypersensitivity
) Hasil: dormant, penyebaran
Faktor risiko: tergtg: konsentrasi kuman yg terhirup, lama waktu infeksi, usia dan daya tahan tubuh: gizi/ HIV. Hanya sekitar 10 % yang terinfeksi akan sakit TB, milier, / ekstra paru
Faktor risiko meninggal: Delayed diagnosis, pengobatan tidak adekuat, kondisi kesehatan awal jelek dan penyakit penyerta
Tanpa pengobatan 50 % akan meninggal, terutama dgn HIV positif.
12. Bagaimana diagnosa TB paru pada anak dan dewasa? Diagnosis
Dasar diagnosis:
a. Tanda dan gejala
a. Gejala lokal TB paru
i. Batuk (biasanya dgn dahak) > 2 minggu
ii. Batuk darah
iii. Nyeri dada (bila mengenai pleura)
b. Gejala sistemik yang nonspesifik
i. Demam pada 6580% kasus
ii. Keringat malam hari
iii. Mudah lelah/lemah
iv. Anorexia disertai turun berat badan
v. 1020% kasus TB asimptomatis
b. PF
a. Mungkin normal pada kasus ringan
b. Paru: rales, ronki, efusi pleura
c. Sputum BTA
d. Gambaran foto toraks
e. Pemeriksaan penunjang lain
1. Setiap orang dengan batuk produktif selama 2 minggu atau lebih, yang tidak jelas
penyebabnya, harus dievaluasi untuk tuberkulosis. Untuk pasien anak, selain gejala batuk, entry untuk evaluasi adalah berat badan yang sulit naik dalam waktu kurang lebih 2 bulan terakhir atau gizi buruk
2. Semua pasien (dewasa, remaja, dan anak yang mampu mengeluarkan dahak) yang diduga
menderita tuberkulosis paru harus menjalani pemeriksaan dahak mikroskopik minimal 2 kali yang diperiksa di laboratorium yang kualitasnya terjamin. Jika mungkin paling tidak satu spesimen harus berasal dari dahak pagi hari.
3. Pada semua pasien (dewasa, remaja, dan anak) yang diduga menderita tuberkulosis ekstra
paru, spesimen dari bagian tubuh yang sakit seharusnya diambil untuk pemeriksaan
mikroskopik, biakan, dan histopatologi. Pemeriksaan kearah TB paru tetap dilakukan yaitu pemeriksaan dahak dan foto toraks.
4. Semua orang dengan temuan foto toraks diduga tuberkulosis seharusnya menjalani
pemeriksaan dahak secara mikrobiologi. Untuk pasien anak dilakukan uji tuberkulin
5. Diagnosis tuberkulosis paru sediaan apus dahak negatif harus didasarkan kriteria berikut:
a. minimal dua kali pemeriksaan dahak mikroskopik negatif (termasuk minimal
1 kali dahak pagi hari);
b. temuan foto toraks sesuai tuberkulosis;
c. tidak ada respons terhadap antibiotika spektrum luas (catatan: fluorokuinolon
jangan digunakna karena aktif terhadap M. tuberculosis complex sehingga dapat menyebabkan perbaikan sesaat pada penderita tuberkulosis).
6. Pada semua anak yang diduga menderita tuberkulosis intratoraks (yakni paru, pleura, dan
kelenjar getah bening mediastinum atau hilus), konfirmasi bakteriologis seharusnya dilakukan dengan pemeriksaan dahak (dengan cara batuk, kumbah lambung, atau induksi dahak) untuk pemeriksaan m ikroskopik dan biakan. Jika hasil bakteriologis negatif,
diagnosis tuberkulosis harus didasarkan pada kelainan radiografi toraks sesuai tuberkulosis, riwayat terpajan kasus tuberkulosis yang menular, bukti infeksi tuberkulosis (uji tuberkulin positif atau interferon gamma release assay) dan temuan klinis yang mendukung ke arah tuberkulosis.
13. Klasifikasi TB berdasarkan lokasi anatomis, hasil konfirmasi bakteriologis, HIV dan uji kepekaan?
Adalah TB yang terjadi pada parenkim (jaringan) paru. Milier TB dianggap sebagai TB paru klinis. Diagnosis TB ekstra paru harus diupayakan berdasarkan penemuan Mycobacterium
tuberculosis.
Poli Resisten (TB PR) : resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama selain
14. Bagaimana pengobatan OAT kategori 2, lama pengobatan, tahap, jenis, paduan obat yang digunakan tiap tahap dan jadwal pemantauan sputum?
15. Yang termasuk faskes tingkat lanjut yang melakukan tatalaksana TB adalah? 16. Definisi TB resisten obat? TB yang disebabkan oleh M.Tuberculosis yang telah
mengalami kekebalan terhadap OAT
17. Apa yang menyebabkan M. tuberculosis ditakuti pada manusia dan jelaskan! ● Dapat hidup dpt hidup dalam jangka waktu lama antara suhu 470 derajat C ● Sangat peka terhadap sinar matahari, panas dan UV
● Dalam dahak pada suhu 37 derajat C → dapat hidup selama 1 minggu ● Dapat bersifat dorman
18. Jelaskan strategi stop TB!
1. Mencapai, mengoptimalkan dan mempertahankan mutu DOTS
19. Sebutkan 5 tatalaksana TB paripurna!
Tatalaksana TB paripurna
: Promosi, Pencegahan, penemuan dan pengobatan dan
rehabilitasi pasien
20. Tatalaksana penderita bila ditemukan ada reaksi oportunitis PCP (pneumonia pneumokistik carinii)!
Tatalaksana pneumonia nya terlebih dahulu, setelah itu baru mulai terapi ARV setelah terapi lengkap
21. Sebutkan efek samping OAT!
22. Bagaimana cara mencegah TB MDR dan TB XDR?
Dengan tatalaksana DOTS, supaya 95% pasien sembuh dan dicegah gagal/putus berobat
Kunci pencegahan adalah setiap suspek diberi pengobatan standar, dipantau kepatuhan dan ketuntasan berobatnya serta terlapor dalam sistim survailans Setiap pasien yang telah di diagnosis TB MDR harus diobati tuntas di sarana
yang melayani TB MDR, supaya jangan jadi TB XDR
23. Bila pada penderita HIV tidak ditemukan gejala TB/ suspek, obat apa yang diberikan agar tidak terjadi komorbid TB HIV?
Penderita diberikan isoniazid (Isoniazid Prevention Therapy) selama 69 bulan untuk mencegah komorbid TBHIV
24. Bagaimana terapi ARV pada pasien koinfeksi TB HIV di mana CD 4 tidak dapat diperiksa? Kalau CD 4 > 350/mm3 bagaimana?
a. CD4 tidak dapat diperiksa:
i. Mulai terapi TB seperti biasa
i. Mulai terapi TB seperti biasa
ii. Tunda terapi ARV dan dievaluasi kembali pada saat minggu ke 8 terapi TB dan setelah terapi TB lengkap
25. Sebutkan saran bagi RS : langkah2 mencegah infeksi TB di tempat kerja! a. Pengendalian manajerial
i. Diadakan kebijakan PPI/PPITB di rumah sakit untuk mencegah pajanan kuman TB ke petugas, pengunjung & pasien lain ii. Tim pelaksana PPI
iii. Dukungan dana, logistik dan kegiatan PPI b. Pengendalian administratif, antara lain:
i. Rencana pengendalian infeksi (RPI) ii. Standar Prosedur Operasional (SPO)
iii. Triase untuk menangani pasien batuk dan etika batuk (ditempel pada ruang tunggu)
iv. Pemisahan pasien HIV dari pasien TBMDR atau TB dengan BTA + v. Pemeriksaan kesehatan pegawai & surveilans TB pada pegawai yang
berisiko
c. Pengendalian lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi konsentrasi
droplet nuclei
& keberadaan kuman di permukaan benda yang terkontaminasi.
i. Mencakup pengaturan ventilasi, pengaturan posisi duduk pasien & dokter, penggunaan filter udara dan sinar UV
d. Perlindungan petugas dengan cara
i. Edukasi, pelatihan dan pemantauan perilaku kerja petugas
ii. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko
26. Tatalaksana : TB + diare akut, TB + anemia!
● TB + Diare Akut : Diagnosis dan terapi diare dulu karena diare mungkin dapat menghambat penyerapan ARV. Mulai terapi ARV setelah diare mereda atau terkendali.
● TB + Anemia tidak berat (Hb: > 8 g/dl) : terapi ARV bila tidak ada penyebab lain dari anemia (HIV sering menyebabkan anemia), hindari AZT.
27. Tujuan pengobatan dan prinsip pengobatan TB! Tujuan pengobatan TB.
● Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktifitas serta kualitas hidup ● Mencegah terjadinya kematian oleh akibat TB tahu dampak buruk selanjutnya ● Mencegah terjadi kekambuhan TB
OAT adalah komponen terpenting dalam pengobatan TB. Pengobatan TB adalah merupakan salah satu upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari kuman TB. Pengobatan yang adekuat harus wcmemenuhi prinsip :
● Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi.
● Diberikan dalam dosis yang tepat.
● Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO sampai selesai pengobatan.
● Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup, terbagi dalam tahap awal dan tahap lanjutan untuk mencegah kekambuhan.
28. Apa saja kriteria sembuh pada penderita yang terkonfirmasi bakteriologi + dan mendapat OAT kategori 1?
Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis positif pada awal pengobatan yang hasil pemeriksaan bakteriologis pada akhir pengobatan menjadi negatif dan pada salah satu pemeriksaan sebelumnya setelah menjalani pengobatan tahap intensif (tiap hr selama 56hr) dan tahap lanjutan (3x seminggu selama 16 minggu)
29. Sebutkan strategi DOTS! Ada 5 komponen kunci, yaitu:
1. Komitmen politis, dengan peningkatan dan kesinambungan pendanaan 2. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin
mutunya
3. Pengobatan yang standar, dengan supervisi dan dukungan bagi pasien 4. Sistim pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
5. Sistim monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
30. Kalau dianggap penularan baru, risiko internal dalam diri seseorang yang bisa menyebabkan dia bisa terkena TB di tempat kerja
● Daya tahan tubuh (imunosupresi, DM, HIV, ginjal) ● Penyakit komorbid
● Malnutrisi/gizi kurang
31. Apa saja 9 pengendalian TB komprehensif? 1) Penguatan layanan lab
2) Public private mix
3) Kelompok rentan (DM, ibu hamil, gizi buruk) 4) Kolaborasi TB –HIV
5) TB anak
6) Pemberdayaan masyarakat dan pasien TB
7) Pendekatan praktis kesehatan paru (Practice Aproach to Lung Health= PAL) 8) Manajemen terpadu pengendalian TB resistan obat (MTPTRO)
9) Penelitian TB
Posisi duduk dokter menghadap pasien dengan jendela di belakang dokter dan pintu di belakang pasien terbuka. Dapat juga jendela ditempatkan di samping tempat duduk dokter dan pasien yang berhadapan, dan pintu terbuka di sisi lainnya, agar arah pergerakan udara lancar.
33. Faskes yang terlibat dalam pelayanan tatalaksana TB di Indonesia?
Seluruh FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama); meliputi puskesmas, DPM (Dokter Praktik Mandiri) dan BKPM (Balai Kesehatan Paru Masyarakat) dan FKTRL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Rujukan Lanjut); meliputi RS Pemerintah dan swasta dan RSP.
34. Kondisi TB di dunia tahun 2013 adalah? (Pilih salah 1!)
● Tingginya angka prevalensi dan insiden TB → 8,6 juta orang ● Jumlah pasien TB dari Afrika → 8,6 juta x 75% = 6,45 juta orang ● Angka kematian akibat TB pada pria →
● Jumlah ODHA pada wanita dan jumlah wanita mati akibat HIV → ● Jumlah kasus TB anak → 530.000 anak per tahun
35. Jelaskan pengertian ARTI dan angkanya!
ARTI adalah singkatan dari Annual Risk of Tuberculosis Infection
. Pengertiannya
adalah risiko suatu populasi dalam satu tahun untuk menderita TB. Angkanya 13%, artinya dalam satu tahun, dari 100 individu, 13 orang berisiko terinfeksi TB.
PMO (Pengawas Menelan Obat) adalah seseorang yang secara sukarela membantu dokter, dll
Apa saja tugas PMO?
1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal pengobatan sampai
sembuh.
● Membuat kesepakatan antara PMO dan pasien mengenai lokasi dan waktu menelan obat.
● PMO dan pasien harus menepati kesepakatan yang sudah dibuat. ● Pasien menelan obat dengan disaksikan oleh PMO
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap dan teratur.
● Meyakinkan kepada pasien bahwa TB bisa disembuhkan dengan menelan obat secara lengkap dan teratur.
● Mendorong pasien untuk tetap menelan obatnya saat mulai bosan.
● Mendengarkan setiap keluhan pasien, menghiburnya dan menumbuhkan rasa percaya diri.
● Menjelaskan manfaat bila pasien menyelesaikan pengobatan agar pasien tidak putus berobat.
3. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa ulang dahak sesuai jadwal.
● Mengingatkan pasien waktu untuk mengambil obat berdasarkan jadwal pada kartu identitas pasien (TB 02).
● Mengingatkan pasien waktu untuk periksa dahak ulang berdasarkan jadwal pada kartu identitas pasien (TB 02).
● Memastikan bahwa pasien sudah melakukan periksa dahak ulang.
4. Menemukan dan mengenali gejalagejala efek samping OAT dan merujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
● Menanyakan apakah pasien mengalami keluhan setelah menelan OAT. ● Melakukan tindakan sesuai dengan keluhan yang dialami pasien. ● Menenangkan pasien bahwa keluhan yang dialami bisa ditangani. 5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk.
6. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien atau orang yang
tinggal serumah :
● TB disebabkan oleh kuman, tidak disebabkan oleh gunaguna atau kutukan dan bukan penyakit keturunan,
● TB dapat disembuhkan dengan berobat lengkap dan teratur, ● Cara penularan TB, gejalagejala TB dan cara pencegahannya, ● Cara pemberian obat (tahap awal dan lanjutan),
● Pentingnya pengawasan agar pasien berobat secara lengkap dan teratur, ● Kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta
pertolongan ke sarana pelayanan kesehatan
37. Kemungkinan risiko terjadinya TB di tempat kerja?
● Risiko infeksi TB dan skit TB pada petugas kesehatan di negara berkembang 5,77 dan 5,71 kali dibanding populasi umum
● Sabah Malaysia prevalensi TB pada petugas kesehatan di RS 280?100.000 sdangkan pada populsi umum 157/ 100.000
● Kementerian Kesehatan: ● Patients’ safety
→ PPI (kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi
‘airborne
’)
● Health workers’ safety
→ K3RS, kesehatan & keselamatan kerja pegawai yg
bekerja di tempat berisiko tinggi terpajan
● Kolaborasi TBHIV dan Programmatic Management Drugresistant
Tuberculosis
(PMDT)
● Infeksi TB → transmisi airborne
(Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya, SK Menkes No. 270 tahun 2007; Pedoman Pelaksanaan PPI RS SK Menkes No. 387 tahun 2007)
● M.tb → hazard
biologis di tempat kerja fasyankes
(Pedoman K3 RS, SK Menkes No. 432 tahun 2007; Standar K3RS SK Menkes No. 1087 tahun 2010)
● Di Indonesia, PPI TB di RS dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, bagian dari PPI RS
● Tujuan PPI:
● Mencegah pajanan kuman TB ke petugas, pengunjung, dan pasien lain ● Menurunkan penyebaran infeksi
● Tindakan PPI meliputi kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan cara penularan (transmisi)
● Penularan M.tb (kuman TB / TB MDR) terjadi melalui transmisi airborne
→ pilar
pengendalian infeksi TB: manajerial & administratif, lingkungan/teknis, dan perlindungan diri petugas
PPI TB di RS
● Pengendalian Manajerial:
● Adanya kebijakan PPI/PPI TB di RS ● Tim pelaksana PPI
● Dukungan dana, logistik dan kegiatan PPI ● Pengendalian Administratif a.l.:
● Rencana pengendalian infeksi (RPI), ● Standar prosedur operasional (SPO),
● Triase pasien batuk, etika batuk → ruang tunggu ● Pemisahan pasien HIV dari pasien TB MDR/BTA pos,
● Pem. kesehatan pegawai dan surveilans TB pada pegawai berisiko ● Pengendalian Lingkungan/Teknis:
● Untuk mengurangi konsentrasi droplet nuclei
dan keberadaan kuman di
permukaan benda terkontaminasi;
● Mencakup pengaturan ventilasi, penggunaan filter udara dan ultra violet ● Perlindungan Petugas:
● Edukasi, pelatihan, pemantauan perilaku kerja petugas
● Penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat risiko
Pengendalian Risiko di tempat praktik ● Prinsip:
● Manajerial ● Administratif
● Lingkungan: ventilasi, ● arah pergerakan udara ● → posisi duduk ● pasiendokter ● Perlindungan diri
● Etika batuk & higiene respirasi ● Daya tahan tubuh
● Imunosupresi, DM, HIV, ginjal?
Rekomendasi WHO
● Untuk ruangan dengan risiko tinggi penularan melalui udara: minimal 12 ACH ● yang berarti: 80 liter/detik/pasien untuk ruangan dengan volume 24 m3 ● udara yang diganti sebanyak 12x volume ruangan dalam 1 jam
● ACH = air changes per hour
39. Apa saja 3 jenis kebijakan kolaborasi TBHIV? Membangun mekanisme kolaborasi
Menurunkan beban TB pada ODHA
a. Mengintensifkan penemuan kasus TB
b. Memperkenalkan terapi pencegahan dengan INH
Menurunkan beban HIV pada pasien TB
a. Menyediakan konseling dan tes HIV sukarela (KTS) untuk pasien TB b. Memperkenalkan metode pencegahan HIV dan IMS
c. Pengobatan pencegahan dengan kortimoksasol (PPK) dan infeksi oportunistik lainnya d. Perawatan, dukungan, dan pengobatan HIV AIDS
e. Memperkenalkan ARV