• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Evaluasi PAI Domain Penil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Evaluasi PAI Domain Penil"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

Makalah

Pengembangan Evaluasi PAI

Tentang

Domain Penilaian Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif, Ranah Afektif,

dan Ranah Psikomotor: Konsep dan Teknik Penilaiannya

Dosen Pengampu :

Prof.Dr. Armai Arief, MA

Teuku Ramli Zakaria, MA., Ph.D

Oleh :

Dinil Abrar Sulthani

NIM : 2113011000020

Program Magister Pendidikan Agama Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(2)

2 A. Pengantar

Pendidikan merupakan satu sistem yang terdiri dari banyak komponen yang saling terkait dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Pendidikan yang dilakukan dengan perencanaan yang matang, proses implementasi yang berkelanjutan dan sistematis serta mengkaji atau mengevalusi dari semua aspek yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka membentuk sikap dan pribadi para peserta didik.

Evaluasi dalam pendidikan atau dalam pembelajaran memiliki posisi penting yang tidak dapat ditinggalkan, dengan rutin melakukan evaluasi dalam berbagai skala waktu yang telah disepakati akan mengukur dan melihat keberhasilan proses implementasi pendidikan yang telah dilakukan. Fokus evaluasi adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan dan peningkatan suatu program.1

Secara khusus dalam makalah ini akan menitikberatkan pada kajian evaluasi atau penilaian proses pembelajaran yang dilakukan dan diserap oleh peserta didik. Peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang akan mampu membekali pengetahuan, dengan pengetahuan tersebut akan menunjukkan pada sikap dan keahlian bagi masing-masing peserta didik.

Oleh karena itu, pada pembahasan ini akan memaparkan tentang domain penilaian hasil belajar peserta didik pada penyerapan pengetahuan dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor, serta konsep dan teknik penilaiannya. Makalah ini akan menjadi topik kajian penting untuk diskusi bersama, saran dan kritik dari dosen dan teman sejawat akan menyempurnakan pembahasan pada isi makalah ini, untuk itu penulis ucapkan terimakasih.

Ciputat, 22 September 2014 Dinil Abrar Sulthani

(3)

3 B. Pembahasan

Suatu penilaian tentang hasil pembelajaran dalam proses pendidikan yang dilalui peserta didik menjadi poin penting dalam mengukur sejauhmana keberhasilan pendidikan yang diberikan dan seperti apa output hasil dari pembelajaran tersebut. Penilaian hasil belajar tersebut tentu ditinjau dari banyak aspek yang salah satunya dengan melihat objek pembelajaran tersebut yaitu peserta didik.

Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru tentang perkembangan dan pencapaian kompetensi yang dilakukan anak didik dengan berbagai teknik.2 Penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai peserta didik setelah menempuh pengalaman belajarnya.3

Penilaian dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk memperkuat motivasi belajarnya, memperbesar daya ingat dan transfer belajarnya, memperbesar pemahaman peserta didik terhadap keberadaan dirinya dan memberikan umpan balik tentang efektivitas pembelajaran.4 Untuk itu, penilaian tersebut membutuhkan analisa dan batasan pengataman serta ukuran bagi pendidik dalam mengukur sejauhmana pemahaman, keahlian dan sikap peserta didik pada saat proses dan setelah menyelesaikan suatu pembelajaran.

Seyogyanya bagi pendidik harus mengerti dan memahami suatu bentuk analisa dan penilaian hasil belajar pada peserta didik, yang terdiri pada penilaian pada ranah kognitif (pengetahuan), pada ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor (keahlian/implementasi). Penilaian hasil belajar ini tentu akan menjadi beragam pada masing-masing peserta didik karena dipengaruhi oleh latar belakang peserta didik, maka keahlian pendidik juga menjadi faktor penting dalam memberikan penilaian pada hasil belajarnya.

2

Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya. Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.66

3 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989. hal 2

4 Fathoni, T. “Evaluasi Pembelajaran” dalam Bahan Ajar Training of Trainer Metodologi

Pembelajaran Angkatan Ke-2 Tahun 2011 bagi Para Instruktur di Lingkungan PT. Kereta Api (Persero).

(4)

4 Keseimbangan tiga ranah-penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus memuat keseimbangan tiga ranah; kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut;

a. Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi dasar yang harus dicapai

b. Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas

c. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar.5

1. Domain Ranah Kognitif

a. Definisi Ranah kognitif

Ranah kognitif yaitu kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip-prinsip yang

telah dipelajari dan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual.6 Ranah kognitif adalah ranah pembahasan yang berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan. Penilaian aspek kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian indikator hasil belajar dari segi intelektualitas,yaitu kemampuan menggali dan mengolah informasi atau pengetahuan.7 Peserta didik yang memahami materi pelajaran akan dapat diukur dan dinilai dengan beberapa alat atau kuisioner untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman pada masing-masing mata pelajaran.

b. Domain penilaian hasil belajar

Penilaian pada ranah kognitif ini selalu diakhiri dengan serangkaian penilaian, baik dilaksanakan dengan waktu tersendiri maupun termasuk dengan kegiatan belajar mengajar. Sebagaian besar yang menjadi tolok ukur adalah kecerdasan secara umum. 8 Kecerdasan peserta didik secara umum dapat diketahui dengan menggunakan alat bantu pertanyaan yang disiapkan oleh pendidik sesuai dengan materi yang telah disampaikan pada masing-masing mata pelajaran. Penilaian

5

Munif Chatib. Sekolahnya Manusia ; Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung : PT.Mizan Pustaka, 2009. Hal.176

6 Elis Mediawati. Pembelajaran Akuntansi Keungan Melalui Media Komik Untuk Meningkatkan

Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.12 No.1, April 2011

7 Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya. Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.67-68

8 Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan

(5)

5 kognitif merangkumi enam tahap yaitu pengetahuan, kepahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian.9 Domain atau wilayah penilaian ini menjadi landasan pada pengukuran tingkat pemahaman peserta didik terhadap setiap mata pelajaran yang diperolehnya di satuan lembaga pendidikan.

c. Konsep dan teknik penilaiannya

Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah kognitif adalah tes terulis dan tes lisan.

1) Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan meliputi antara lain pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.

2) Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung antara peserta didik dengan penguji dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.10

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tertulis

• Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll.

• Tes isian: isian singkat dan uraian Tes Lisan Daftar pertanyaan

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan komponen dari ranah kognitif sebagai berikut 11:

Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A taxonomy for learning, teaching and assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of educational objectives. New York : Longman.

Levels Definition Key Words

Remember (Mengingat)

Recall data or information. Define, describe, identify, label, list, match, name, outline, recall, recognize, reproduce, select, state Understand Construct meaning from Interpret, exemplify,

9 Azizi Yahaya dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS Professional, 2005. Hal.16

10 BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007. Hal.6-7

11http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K

(6)

6 (Memahami) instructional messages. classify, summarize, infer,

comparing, explain parts and determine how parts relate to one another and to an overall structure of purpose. whole; reorganizing elements into a new pattern or structure.

generate, plan, produce

2. Domain Ranah Afektif

a. Definisi ranah afektif

Ranah afektif adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan dengan emosi. Penilaian aspek afektif dimaksudkan untuk mengevaluasi peserta didik dari segi afeksi dalam proses pembelajaran. Aspek afektif memuat kehendak (konasi) dan dorongan (motivasi) yang menjadi unsur pembentukan sikap hidup.12 Penilaian afektif di sini sangat syarat dengan implementasi sikap yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam menanggapi situasi sosial. Aktifitas sikap dari masing-masing peserta didik menjadi bahan ukuran dan penilain bagi pendidik dalam menentukan sejauhmana pemahaman yang telah diperoleh peserta didik dapat membawa perubahan pada akhlak dan sikap berinteraksi di lingkungan sekitarnya.

b. Domain penilaian hasil belajar

Penilaian pada ranah afektif ini diutamakan pada proses pembelajaran yang berlangsung, baik dilakukan pada ranah kognitif maupun pada ranah psikomotor yang dilakukan oleh guru dalam bentuk pengamatan sikap.13 Domain afektif merangkumi tingkah laku yang berkait dengan sikap, minat, perhatian, mengambil berat, tanggung jawab dan nilai. Domain ini juga berkait dengan

12 Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya. Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.74

13 Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan

(7)

7 emosi, sikap, dan apresiasi. 14 Peserta didik memiliki latar belakang yang berbeda-beda tentu sudah menjadi keniscayaan bahwa sikap terhadap materi pelajaran yang diperolehnya sangat berkorelasi dengan minat, bakat serta pembentukan sikap yang telah diterimanya di lingkungannya sejak kecil. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dalam menentukan pola dan teknik penilaian yang efisien dan fleksibel bagi para peserta didik.

Penilaian afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu penerimaan, tanggapan, penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai atau internalisasi nilai.15

1) Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Contohnya mendengarkan orang lain dengan seksama, mendengarkan dan mengingat nama seseorang yang baru dikenalnya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya. Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Indikatornya adalah peserta didik: bertanya, memilih, mendeskripsikan, mengikuti, memberikan, mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, menyeleksi, mengulangi, menggunakan.

2) Tanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini adalah menekankan pada pemerolehan respon, berkeinginan memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon. Contohnya berpartisipasi di kelas, bertanya tentang konsep, model dan sebagainya agar memperoleh pemahaman, dan menerapkannya. Indikatornya adalah peserta didik: menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormati, berbuat, melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih, menceritakan, menulis.

14 Azizi Yahaya dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS Professional, 2005. Hal.16

(8)

8 3) Penghargaan berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Contohnya peka terhadap perbedaan individu dan budaya, menunjukkan kemampuan memecahkan masalah, mempunyai komitmen. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku. Indikatornya adalah peserta didik: melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang, menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja, mengambil bagian, mempelajari. 4) Pengorganisasian berkaitan dengan memadukan nilai-nilai yang berbeda,

menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten. Contohnya mengakui adanya kebutuhan keseimbangan antara kebebasan dan tanggungjawab, menyelaraskan antara kebutuhan organisasi, keluarga dan diri sendiri. Indikatornya adalah peserta didik: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, melengkapi, mempertahankan, menerangkan, merumuskan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan, mengintegrasikan, memodifikasikan, mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan, mengsintesiskan.

5) Internalisasi nilai berkaitan dengan memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya. Contohnya menunjukkan kemandiriannya saat bekerja sendiri, kooperatif dalam kegiatan kelompok, objektif dalam memecahkan masalah, menghargai orang berdasarkan yang mereka katakan bukan siapa mereka. Indikatornya adalah peserta didik: membedakan menerapkan, mengusulkan, memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan, mempertunjukkan, menanyakan, memecahkan, menggunakan.

(9)

9 merakit instrumen, 9) melaksanakan pengukuran, dan 10) menafsirkan hasil pengukuran.16

c. Konsep dan teknik penilaiannya

Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah kognitif adalah observasi, penilaian portofolio dan jurnal.

1) Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan

pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

2) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk

mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam

kurun waktu tertentu.

3) Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan

secara deskriptif.17

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Observasi (Pengamatan) Lembar observasi (lembar pengamatan) Portofolio Lembar penilaian portofolio

Jurnal Buku catatan jurnal

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan komponen dari ranah kognitif sebagai berikut 18:

Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. (1973). Taxonomy of educational objectives, the Classification of educational goals. Handbook II: Affective domain. New York: David McKay Co., Inc.

Levels Definition Key Words

Receives phenomena (Menerima)

Awareness, willingness to hear, selected attention.

Asks, chooses, describes, follows, gives, holds, identifies, locates, names, points to, selects, sits, erects, replies, uses

16 Sukanti. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.IX. No.1-Tahun 2011. Hal.78

17 BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007. Hal.6-7

18http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K

(10)

10 Learning outcomes may emphasize compliance in responding, willingness to respond, or satisfaction in responding.

Answers, assists, aids, complies, conforms, discusses, greets, helps, labels, performs, practices, presents, reads, recites, reports, selects, tells, writes phenomenon, or behavior. This ranges from simple acceptance to the more complex state of commitment. Valuing is based on the internalization of a set of specified values while clues to these values are expressed in the learner’s overt behavior and are often identifiable.

Completes, demonstrates, differentiates, explains, follows, forms, initiates, joins, justifies, proposes, reads, reports, selects, shares, studies, works

Organizes (Mengatur)

Organizes values into priorities by contrasting different values, resolving conflicts between them, and creating an unique value system. The emphasis is on comparing, relating, and synthesizing values.

Adheres, alters, arranges, combines, compares, completes, defends, explains, formulates, generalizes, identifies, integrates, modifies, orders, organizes, prepares, relates, synthesizes behavior. The behavior is pervasive, consistent, predictable, and most importantly, characteristic

of the

learner. Instructional objectives are concerned with the student's general patterns of adjustment (personal, social, emotional).

(11)

11 3. Domain Ranah Psikomotor

a. Definisi ranah psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan dengan keterampilan atau aktifitas fisik. Pendidik memberikan tugas atau model rekayasa pembelajaran yang dapat dikerjakan baik secara individu maupun kelompok, dengan usaha ini peserta didik akan melakukan pembelajaran praktek yang sangat mengasah kemampuan dalam memahami aspek materi pelajaran. b. Domain penilaian hasil belajar

Penilaian pada ranah psikomotor berdasarkan pengamatan terhadap performance atau unjuk kerja.19 Harrow melengkapkan taksnomi psikomotor Blomm dengan mencadangkan enam tahap yaitu perlakuan refleks, pergerakan asas, keupayaan persepsi yaitu imbangan, keupayaan fisikal, kemahiran pergerakan dan komunikasi tidak merawang yaitu mimik dan persepsi.20

Dalam penilaian psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.

1) Peniruan Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

2) Manipulasi Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

3) Ketetapan memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.

4) Artikulasi Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-gerakan yang berbeda.

19 Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan

Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005. hal.38-39

(12)

12 5) Pengalamiahan Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

c. Konsep dan teknik penilaiannya

Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah kognitif adalah penugasan dan penilaian diri.

1) Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek.

2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan kompetensi yang ditargetkan.21

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penugasan individual atau

kelompok

• Pekerjaan rumah • Proyek

Penilaian diri Kuisioner penilaian diri

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan komponen dari ranah psikomotor sebagai berikut 22:

Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioural Objectives. (R J Armstrong, ed.) Educational Innovators Press.

Levels Definition Key Words

Imitation

21 BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007. Hal.6-7

22http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K

(13)

13 Naturalization

(Alamiah)

Automated,

unconscious mastery of activity and related skills at strategic level.

Design, specify, manage, invent, project-manage

C. Kesimpulan

Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman pada peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik, pemahaman tersebut membawa pada perubahan sikap dan prilaku serta mampu mengasah keterampilan peserta didik sehingga dapat tampil dan terampil serta berguna sebagai asset bangsa masa mendatang. Penilaian tersebut merupakan bagian dari standarisasi pengetahuan dalam menempuh jenjang pendidikan di satuan pendidikan.

Penilaian yang diupayakan yaitu menilai pada tiga domain yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Tiga konsepsi ini harus seimbang dan didapatkan oleh peserta didik, maka sudah menjadi keniscayaan setiap satuan pendidikan menyiapkan pendidik yang profesional dan berkompentsi dalam memberikan pemahaman dan mentransfer ilmu pada peserta didik secara baik dan komprehensif.

Pendidik yang baik yaitu mengerti potensi, minat, bakat serta kebutuhan peserta didik akan hal pengetahuan dan kemandirian sikap. Latar belakang peserta didik menjadi faktor yang patut menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik dalam merumuskan konsep dan teknik penilaian hasil belajar di setiap satuan pendidikan. Penilaian yang komprehensif akan memberikan ruang pada peserta didik untuk sungguh-sungguh dalam menerima instruksi dari pendidik, karena bila dalam hal penilaian hasil belajar masih terdapat pola yang tidak sesuai tentu akan merugikan peserta didik.

(14)

14 DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Endang Sri dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005.

BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007.

Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia ; Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung : PT.Mizan Pustaka, 2009.

Fathoni, T. “Evaluasi Pembelajaran” dalam Bahan Ajar Training of Trainer Metodologi Pembelajaran Angkatan Ke-2 Tahun 2011 bagi Para Instruktur di Lingkungan PT. Kereta Api (Persero). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2011.

http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20 and%20Key%20Words.docx , diakses 18 September 2014 pukul 20.00 Wib Mediawati, Elis. Pembelajaran Akuntansi Keungan Melalui Media Komik Untuk

Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.12 No.1, April 2011

Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Wacana Prima, 2009. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1989.

Sukanti. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.IX. No.1-Tahun 2011.

Warnoto, Heribertus Joko. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya. Yogyakarta:Kanisius, 2009.

Referensi

Dokumen terkait

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER APOTEK KIMIA FARMA 24.. JALAN

Kekurangannya tersebut antara lain: (a) membutuhkan waktu karena staf/pegawai BAPKR mengumpulkan data pendistribusian bantuan perantau Minang yang telah diserahkan oleh

Mengingat pentingnya aksesibilitas fisik maupun non fisik bagi penyandang disabilitas dan masih minimnya implementasi dari peraturan perundang-undangan yang ada,

Peserta didik secara berkelompok menata perbedaan struktur dari dua teks editorial/ opini yang telah ditemukan dalam diskusi

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara laporan arus kas dengan harga saham, hal ini dapat dibuktikan dari hasil uji - t, dimana

Model yang digunakan dalam pengambilan keputusan ini adalah menggunakan aplikasi sistem pendukung keputusan dengan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) untuk

Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya

ada penyakit lain yang disertai stigma dan ketakutan. Keadaan ini nampaknya berhubungan dengan kenyataan bahwa kusta menimbulkan kecacatan dan ketidakmampuan tetapi jarang