KONSEP UANG PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH
NPM.13104654
Jurusan: Ekonomi Syariah
Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) METRO
ii
KONSEP UANG PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH NPM. 13104654
Pembimbing I: Imam Mustofa, MSI. Pembimbing II: Selvia Nuriasari, M.E.I.
Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas: Ekonomi dan Bisnis Islam
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
v
ABSTRAK
KONSEP UANG PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
Oleh:
ULFA HIDAYATUNNIKMAH
Uang merupakan penggerak perekonomian, dengan uang aktivitas ekonomi baik produksi, ditribusi maupun kinsumsi akan berjalan lancar. Sebagian orang beranggapan bahwa uang yang dimilikinya saat ini merupakan hak penuh baginya, maka ia sewenang-wenang dalam menggunakannya, bahkan ada yang disimpan tanpa produktif.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana konsep uang menurut ekonomi Islam dan bagaimana Rosulullah mencontohkan untuk memanfaatkan uang. Jenis penelitian ini adalah pustaka (Library research) dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan buku-buku, jurnal, dan karya-karya sebelumnya yang berkaitan dengan uang. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dokumentasi dan menggunakan teknik analisis data kualitatif. Semua data-data yang terkumpul tersebut dianalisis dengan cara berfikir deduktif.
Menurut hasil penelitian, konsep uang menurut ekonomi Islam terbagi atas
public goods dan flow concept. Public goods merupakan barang umum, dimana uang dianggap sebagai milik masyarakat, tidak boleh dimiliki secara pribadi (private goods), ekonomi Islam melarang pemilik uang menahan atau menimbun uangnya secara berlebih dengan jumlah tidak wajar dan dibiarkan mengendap tidak produktif, namun harus digunakan untuk aktivitas ekonomi, uang harus dinikmati oleh seluruh masyarakat. Sedangkan flow concept adalah konsep mengalir, yakni uang harus mengalir dan berputar dalam aktivitas ekonomi, digunakan dalam investasi sektor riil dan berbagai akad-akad yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti: mudharabah, musyarakah, wadiah
vii
MOTTO
...
Artinya:“...Dan barang siapa menimbun emas dan perak serta tidak membelanjakan di jalan Allah, maka berilah kabar kepada mereka a kan siksa yang teramat pedih” 1
1
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kekuatan dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam selalu
tercurah kenapa Nabi agung Nabi Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan
syafaatnya kelak di yaumil qiyamah, aamiin.
Dengan penuh rasa cinta dan rasa syukur, Skripsi ini ku persembahkan
kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak M. Solihin dan Ibu Siti Romlah,
Kalian adalah guru pertama dalam hidupku, pelita hatimu yang telah
mengasihi dan menyayangiku sejak lahir hingga mengerti luasnya Ilmu di
dunia ini. Segala tirakat dan sucinya do’a yang selalu kalian bisikan di
sepertiga malam mu yang mengahtarku hingga detik ini.
2. Kakakku tersayang Nurul Novitasari, A.Md. kau adalah saudara terhebat,
pendengar yang baik dari segala keluh dan cerita ku. Terimkasih atas segala
petuah mu.
3. Semua guru-guruku yang telah memberikan ilmu tak terhitung. Terkhusus
guru inspiratorku Selvia Nuriasari, M.E.I., Nur Hidayati, MH., Imam
Mustofa, MSI, M. Ramadhan Habibi, Lc. MA. Bairussalim, M.Pd.I. Tamim
Fuadi Abdillah, S.Kom. terimaksih telah memberiku banyak makna,
ilmu-ilmu kalian begitu luar biasa.
4. Sahabat-sahabatku Reni Susilowati, Ranti Suci Lestari, Santiya Wati,
A.Md., Puji Rahmawati, S.E., Renny Mutya, Deni Larasati, Fitri Uswatun
Nisa, Nadia Melisentia, Khusnul Khotimah, Yuni Fitriani. Terimkasih telah
mengajarkanku arti persahabatan.
5. BPH KSEI Filantropi masa amanah 2016/2017 (Reni Susilowati, Risma
Septiana, Umi Lestari, Ajad Sudrajad, Dwi Nugroho, Elman Darmansyah,
ix
kita semoga terlanjutkan oleh generasi tangguh. tetaplah menjadi suadara
terbaikku.
6. Keluarga 40 hari ku kelompok KKN Negeri Jemanten, Marga Tiga,
Lampung Timur. Kebaikan dan jasa kalian tak terlupakan.
7. Keluarga besar KSEI Filantropi IAIN Metro, LDK Al-Ishlah IAIN Metro.
Terimakasih atas segala pengalaman.
8. Saudari-saudariku Asrama Akhwat DS, terus berfastabiqul khoirot ya.
9. Keluarga Ma’had Darussalam Metro.
10. Teman-teman seperjuangan khususnya Ekonomi Syariah 2013 kelas B.
Terimakasih telah mewarnai perjalananku dalam menempuh S1 ini, semua
kenangan tidak akan terlupakan.
11. Spesial untuk seseorang yang masih menjadi rahasia Illahi, yang akan
menjadi pendamping hidupku kelak. Sosok yang akan menemaniku hingga
akhir hayat, imam yang akan menuntunku menuju Ridho-Nya. Siapapun
engkau, aku yakin kaulah yang terbaik yang Allah kirimkan untuk
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ... i
Halaman Judul ... ii
Halaman Persetujuan ... iii
Halaman Pengesahan ... iv
Abstrak ... v
Halaman Orisinalitas Penelitian ... vi
Halaman Motto ... vii
Halaman Persembahan ... viii
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Lampiran ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pertanyaan Penelitian ... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 5
D. Sistematika Penelitian ... 6
E. Penelitian Relevan ... 9
F. Metode Penelitian ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Ekonomi Islam ... 15
B. Pengertian Uang dalam Islam ...20
C. Fungsi dan Peran Uang dalam Islam ...23
D. Jenis-jenis Uang dalam Islam ...26
E. Ciri-ciri Uang dalam Islam ...30
F. Kedudukan Uang Dalam Ekonomi Islam ...31
G. Tujuan Uang Dalam Ekonomi Islam ...43
BAB III KONSEP UANG PRESPEKTIF EKONOMI ISLAM A. Public Goods...50
B. Flow Concept ...65
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
xii DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Keputusan Pembimbing
2. Outline
3. Nota Dinas
4. Surat Bebas Pustaka
5. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Uang merupakan kunci untuk membuka uraian tentang berbagai aspek ekonomi, misalnya produksi. Produksi ditentukan oleh satuan mata uang,
pendapatan juga diukur dengan satuan uang. Uang merupakan faktor yang
sangat penting karena peredarannya tidak dapat diperkirakan begitu saja,
melainkan dalam istilah uang.
Jauh sebelum bangsa barat menggunakan uang dalam setiap transaksinya, dunia Islam telah mengenal alat pertukaran dan pengukur nilai
tersebut, bahkan Al Quran secara eksplisit menyatakan alat pengukur nilai
tersebut berupa emas dan perak dalam berbagai ayat. Para fuqaha menafsirkan
emas dan perak tersebut sebagai dinar dan dirham. Sebelum manusia
menemukan uang sebagai alat tukar, ekonomi dilakukan dengan menggunakan
sistem barter, yaitu barang ditukar dengan barang atau barang dengan jasa.2
Perekonomian yang semakin moderen seperti sekarang ini uang memainkan peran yang sangat penting bagi semua kegiatan masyarakat. Uang
sudah merupakan suatu kebutuhan, bahkan uang menjadi salah satu penentu
stabilitas dan kemajuan perekonomian di suatu negara. Namun demikian bukan
berarti sistem barter sudah lenyap, akan tetapi masih digunakan untuk tingkat
2Rahmat Ilyas, ‘Konsep Uang dalam Prepektif Ekonomi Islam’, Jurnal Bisnis dan
perdagangan tertentu saja seperti perdagangan antar negara dan di daerah
pedesaan.
Orang cenderung mengatakan hartalah yang kekal maka mereka berbuat sewenang-wenang terhadap uang. Inilah yang membuat mereka tertarik untuk
berusaha membungakan uang padahal ini merupakan salah satu kejahatan.
Nilai uang selalu berubah dan sifatnya tidak tetap. Proporsi pertukaran,
komoditi dengan uang tidak selalu tetap dan stabil, karena itulah kita
sering mendengar nilai mata uang suatu bangsa turun-naik, hal ini disebabkan
karena rakyat meremehkan arti uang yang sebenarnya.
Bentuk nyata kekayaan bukanlah uang, kekayaan diciptakan melalui
tenaga kerja dalam modal sebagai ukurannya. Bagaimanapun uang memainkan
peran yang lebih efesien dibandingkan barter, uang juga dapat memfasilitasi
aliran barang dari satu pasar ke pasar lainnya, uang juga dapat menjadi media
bagi seseorang untuk mendapatkan suatu barang atau jasa yang ia butuhkan.
Pokok utama dari kegiatan keuangan adalah uang, karena uanglah yang dijadikan inti dari kegiatan lembaga keuangan.3 Uang sudah digunakan untuk
segala keperluan sehari-hari dan merupakan suatu kebutuhan dalam
menggerakkan perekonomian suatu negara. Bahkan uang yang mula-mula
hanya digunakan sebagai alat tukar, sekarang ini sudah berubah menjadi multi
fungsi.4
Secara mikro, perekonomian yang menggunakan uang akan memudahkan para pemilik sumber daya ekonomi dalam menerima pendapatan
3Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2001), h. 11.
yang berupa uang, yang kemudian dapat mereka tukarkan dengan barang dan
jasa yang mereka pilih sendiri. Dalam hal ini masyarakat yang menerima
penghasilannya, baik berupa upah, gaji, sewa, bunga deviden dan segala
sesuatu dalam bentuk uang, akan dengan mudah membelanjakan uang tersebut
untuk memenuhi kebutuhannya.5
Secara makro, mereka yang terlibat di dalam kegiatan produksi barang
dan jasa dapat melakukan pertukaran barang dan jasa tersebut dengan mudah
dan berjalan lancar dengan menggunakan uang sebagai perantara, di mana
sektor rumah tangga yang menerima pendapatannya berupa uang akan
membelanjakan uang tersebut untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sektor usaha dan produksi. Perubahan aliran uang inilah yang membuat
terjadinya perubahan harga output dan atau kuantitasnya, termasuk
berpengaruh juga terhadap perilaku tabungan, investasi dan siklus bisnis.6
Ketika uang dianggap sebagai modal, maka uang akan menjadi barang
pribadi atau private goods, di mana orang dapat menyimpan, menimbun dan
mengendapkan uang dari peredaran dan sirkulasi di masyarakat. Dengan
demikian, peran dan fungsi uang dengan sendirinya beralih dari sebagai alat
tukar menjadi sebagai alat penyimpan nilai kekayaan. Artinya, uang
merupakan stock concept yang dapat diakumulasi sedemikan rupa sebagai
modal dan kekayaan pribadi.7
5Ahmad Mansur, ‘Konsep Uang dalam Prespektif Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional’, Al-Qanun, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel), Vol 12, No. 1/Juni 2017, h. 155-156
Aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu tidak terlepas dari penggunaan kekayaan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dimana arti penting
kekayaan memerlukan keberadaan dan wujudnya, minimal mampu memuaskan
kebutuhuan dasar semua anggota masyarakat.8 Kebutuhan tersebut antara lain:
makan, minum, pakaian, tempat tinggal, pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya.
Islam memandang apapun yang berfungsi sebagai uang, maka
fungsinya hanyalah sebagai medium of exchange. Uang bukan suatu komoditas
yang bisa dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun
bukan. Satu fenomena penting dari karakteristik uang adalah bahwa uang tidak
diperlukan untuk dikonsumsi, uang tidak diperlukan untuk dirinya sendiri,
melainkan diperlukan untuk membeli barang yang lain sehingga kebutuhan
manusia dapat terpenuhi.9
Islam memandang uang sebagai alat tukar, bukan suatu komoditas.
Diterimanya peranan uang ini secara meluas dengan maksud menghapuskan
ketidakadilan dan kezhaliman dalam ekonomi tukar menukar. Karena
ketidakadilan dalam ekonomi tukar menukar (barter) digolongkan sebagai Riba
Fadl, meskipun peranan uang sebagai alat tukar dapat dibenarkan. Barter
adalah sebuah metode penukaran yang tidak praktis dan umunya menunjukan
banyak kepicikan dalam mekanisme pasar.10 Uang itu sendiri tidak
8
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, Pustaka Al Kausar, Jakarta, 2001, h. 67
9Santi Endriani, ‘Konsep Uang: Ekonomi Islam VS Ekonomi Konvensional’, Anterior
Jurnal, (Palangkaraya: Universitas Muhammadiyah), Vol 15, No. 1/Juni 2017, h. 71.
menghasilkan suatu apapun. Meskipun demikian, uang dapat memainkan
perannya sebagai suatu unit account dan sebagai suatu kumpulan nilai.
B.Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep uang menurut ekonomi Islam?
2. Bagaimana konsep penggunaan uang menurut Ekonomi Islam?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana konsep uang menurut sistem ekonomi
Islam.
b. Untuk mengetahui Bagaimana konsep penggunaan uang menurut
Ekonomi Islam.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat secara teoritis:
Untuk memperluas khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dan
penulis terutama pengetahuan mengenai konsep uang menurut ekonomi
Islam.
b. Manfaat secara praktis:
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi semua pihak untuk mengetahui
D.Sistematika Penelitian
Sistematika Penelitian merupakan tahap-tahap atau aturan yang
digunakan sebagai acuan dalam membuat penelitian, adapun sistematika
penulisan ini adalah sebagi berikut:
Latar Belakang
Merupakan BAB pertama dari proposal yang akan menghantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti dan menjadi
acuan penulisan, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Adanya
pandangan konsep uang dalam perspektif Ekonomi Islam. Di sini diuraikan
tentang latar belakang munculnya masalah yang akan dijawab tujuan dan
manfaat penelitian yang merupakan arah ke mana penelitian dilakukan,
penelitian relevan sebagai pembeda dengan penelitian yang dilakukan
sebelumnya, metode penelitian sebagai acuan dan panduan untuk
mempermudah pencarian data.
Pertanyaan Penelitian
Berisi Pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peneliti,
pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan untuk memberi gambaran tentang apa
yang akan dibahas.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bagian ini dibuat untuk mengetahui tujuan dan alasan dilakukannya
penenlitian, yang berisi jawaban sederhana dari rumusan masalah. Sedangkan
manfaat penelitian berisi pernyataan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki
Penelitian Relevan
Bagian ini memuat uraian mengenai hasil penelitian sebelumnya, hal ini
menunjukan bahwa penelitian yang dilakukan tidak sama dengan penelitian
yang sudah di lakukan pada penelitian terdahulu.
Landasan Teori
Landasan teori merupakan BAB kedua dari proposal yang akan membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan Konsep Uang menurut
Ekonomi Islam. Pada bagian ini dibahas mengenai pengertian uang, jenis-jenis
uang, fungsi uang, sifat dan karakter uang, kemudian dikhususkan kepada
konsep uang.
Metode Penelitian
Berisi secara rinci langkah-langkah yang akaditempuh dalam melakukan penelitian untuk menjawab permasalahn yang telah ditetapkan.
Jenis dan Sifat Penelitian
Bagian ini peneliti mengemukakan jenis penelitian yang digunakan. Sedangkan sifat penelitian yang biasa digunakan dalam penenlitian kualitatif
adalah deskriptif kualitas.
Sumber Data
Bagian ini memaparkan jenis data dan sumber data, meliputi uraian tentang data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa
Teknik Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan tentang teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti. Dalam hal ini juga dijelaskan data-data yang akan
dikumpulkan melalui teknik-teknik pengumpulan data.
Teknik Analisis Data
Pada bagian ini analisis data menguraikan catatan dan bahan-bahan
hasil penelitian agar peneliti dapat meyajikan temuannya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB ini memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh
dengan menggunakan metode yang diuraikan dalam metode pengumpulan
data. Uraian ini teridiri atas pemaparan dan mengenai bagaimana konsep uang
menurut Islam serta mencantumkan hasil analisis datanya kemudian
menafsirkan temuan/teori yang diungkap dari buku-buku mengenai bagaimana
konsep uang menurut ekonomi Islam. Bab ini memfokuskan analisis secara
menyeluruh dari bab-bab sebelumnya, karena analisis pada bab sebelumnya
bersifat parsial. Dengan demikian maka akan mendapatkan gambaran yang
menyeluruh sehingga dapat ditarik kesimpulan secara menyeluruh.
Penutup
Berisi penutup Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi
simpulan dari hasil pembahsan, memuat temuan pokok atau kesimpulan,
implikasi dan saran untuk pembaca dalam memahami konsep uang, serta saran
E.Penelitian Relevan
Tujuan dari uraian dalam penelitian relevan ini adalah untuk menunjukkan originalitas penelitian dan untuk membedakan dengan hasil
penelitian lain serta untuk mengetahui tidak adanya kerancuan obyek penelitian
dan segala masalahnya yang sudah diteliti orang lain. Namun ada skripsi dari
jurusan Ekonomi Syariah yang hampir ada kemiripan dalam pembahasan dari
skripsi ini, adapun skripsi yang penulis temukan yaitu:
Skripsi Didik Kusno Aji Nugroho yang membahas tentang Studi Komparatif Antara Konsep Kebijakan Moneter Konvensional dan Kebijakan
Moneter Menurut Islam11. Dalam skripsi ini antara lain menggambarkan
tentang bagaimana konsep – konsep kebijakan moneter dan perbedaan antara
konsep kebijakan moneter konvensional dan kebijakan moneter menurut Islam,
adapun hasil penelitian dalam skripsi ini menghasilkan perbedaan antara
kebijakan moneter konvensional dan kebijakan moneter secara Islam, bahwa
dalam Islam kebijakan moneter yang di gunakan harus sesuai dengan
norma-norma Islam dan harus berlandaskan pada Al-Qur’an dan sunnah serta tidak
mengakui instrumen suku bunga. Sedangkan dalam kebijakan moneter
konvensional, hampir semua instrumen yang digunakan cenderung
mengandung unsur suku bunga. Sedangkan persamaan dari penelitian ini
adalah dari pendapat mengenai kebijakan moneter ada beberapa persamaan
yaitu mengatasi inflasi, menajaga stabilitas ekonomi dalam sebuah negara yang
berpihak kepada masyarakat. Seperti politik pasar terbuka, meningkatkan
11Didik Kusno Aji Nugroho, Studi Komparatif Antara Konsep Kebijakan Moneter
cadangan minimum bank umum dan bank Islam dikenal dengan statutory
resereve requiretment, pengawasan kredit secara ketatyang dalam Islam
dikenal dengan credit caling (pembatasan kredit).
Skripsi Liharti Dianing Pertiwi Studi Komperatif Mata Uang Rupiah Dan Mata Uang Dinar Untuk Pembiayaan Perjalanan Ibadah Haji.12 Skripsi ini menggambarkan bagaimana pengaruh dari fluktuasi mata uang rupiah dan
dinar untuk biaya perjalanan ibadah haji, bahwa biaya haji setiap tahunnya
mengalami kenaikan apabila menggunakan rupiah. Karena biaya perjalanan
haji berpatokan dengan dollar, apabila kurs rupiah melemah maka biaya haji
akan meningkat, begitu juga sebaliknya, jika rupiah menguat maka biaya
perjalanan haji akan menurun. Apabila menggunakan dinar maka akan turun
tiap tahunnya karena harga emas di dunia di takar dengan dolar.
Skripsi Yayah Riayah Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Tukar Uang.13 Skripsi ini menggambarkan tentang ketidakstabilan nilai tukar uang
terjadi akibat bergesernya nilai-nilai mengenai hakikat dari penggunaan uang
itu sendiri. Ketika Islam menetapkan bahwa jenis uang terkait pada emas dan
perak, namun kemudian dunia mengalihkan perhaatiannya kepada sistem uang
selain dari keduanya, maka dampaknya adalah apa yang terjadi sekarang yaitu
nilainya yang tidak bisa dijadikan patokan untuk mengukur nilai barang.
Ketika Islam hanya memperkenankan bahwa fungsi uang sebagai alat tukar,
namun kemudian secara realitas uang difungsikan menjadi barang/komoditi
12
Liharti Diniang Pertiwi, Studi Komperatif Mata Uang Rupiah Dan Mata Uang Dinar Untuk Pembiayaan Perjalanan Ibadah Haji, (Metro: Perpustakaa IAIN Metro, 2013)
13Yayah Riayah, Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Nilai Tukar Uang, (Metro:
maka yang terjadii adalah uang menjadi alat yang bisa dipermainkan nilainya,
sehingga cerminan uang sebagai ukuran yang adil telah kehilangan maknanya.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di perpustakaan dengan membaca buku-buku
yang telah tersedia di perpustakaan sebagai data skunder.
Penelitian ini adalah uraian tentang konsep uang yang diperoleh dari
buku-buku yang terkait dengan konsep uang Islam. Kehadiran peneliti
dalam penelitian ini yaitu sebagai pengumpul data dengan mengumpulkan
buku-buku mengenai konsep uang dari dua sistem tersebut di atas.
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian Pustaka
(Library reseach), sebagaimana pendapat Mardalis: “Penelitian kepustakaan
adalah suatu penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan
berbagai macam material yang terdapat dalam ruang perpustakaan seperti
buku-buku, koran, majalah, dokumen, catatan, dan kisah-kisah sejarah.”14
sedangkan sifat penelitian adalah deskriptif, deskriptif adalah penelitian
yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai
situasi-situasi atau kejadian-kejadian.15 Jadi jenis penelitian yang peneliti gunakan
adalah penelitian pustaka dimana pengumpulan data nya dengan cara
mencari informasi dari buku-buku yang berkaitan dan
dokumentasi-dokumentasi lain, seperti kora, majalah dan lai-lain.
14Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (jakarta, Bumi Aksara, 1999) h.
28.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.16 Data
skunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah bentuk publikasi.17
Sedangkan data tersier adalah kumpulan dan kompilasi sumber primer dan
sumber sekunder.
Peneliti dalam memperoleh data tidak secara langsung pada masyarakat tetapi melalui dokumen-dokumen, majalah, dan buku-buku yang ada
relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian dengan
menggunakan data skunder, yaitu bahan yang memeberikan penjelasan
yang bersangkutan dengan Konsep Uang perspektif ekonomi Islam, refrensi
yang digunakan oleh penulis diantaranya Buku Ekonomi Makro Islami
karangan Adiwarman Azwar Karim, dan beberapa refrensi lain yang
berkaitan dengan uang.
Sumber data tersier yaitu sumber perlengkapan yang di ambil dari
kamus, internet dan artikel yang berkaitan dengan konsep uang menurut
Islam baik elektronik maupun cetak.
3. Teknik Pengumpulan Data
Agar suatu penelitian memperoleh hasil yang maksimal dan dapat
dipertanggungjawabkan, maka diperlukan data. Dan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode dokumentasi.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010)h. 172
17Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, berarti “barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidik
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.18
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dokumentasi
adalah penyelidikan yang dilakukan terhadap barang-barang tertulis yang
berkaitan dengan penelitian.
Sedangkan mengenai sumber yang penulis gunakan dalam penyusunan
karya ilmiah adalah sumber data skunder antara lain mencangkup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian berwujud laporan, buku
harian dan seterusnya. Sumber data ini dikelompokan menjadi tiga yaitu :
1. Bahan Primer, bahan primer adalah bahan-bahan yang didapat dari
Al-Qur’an dan hadis.
2. Bahan Skunder yaitu yang memberikan penjelasan mengenai bahan
primer, antara lain : buku-buku mengenai konsep uang Islam.
3. Bahan Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan primer dan skunder antara lain : kamus dan
ensiklopedia.19
4. Teknis Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa data secara
kualitatif, karena data yang diperoleh merupakan data kualitatif, yaitu
berupa keterangan-keterangan dalam bentuk uraian-uraian dan bukan
18Suharsimi Arikunto, Prosedur Penenlitian Suatu P endekatan Praktek,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 274.
berbentuk angka-angka. Untuk menganalisa data dalam penelitian ini
digunakan cara berfikir Deduktif. Sutrisno Hadi mengungkapkan bahwa :
“Berfikir deduktif berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan
tertitik tolak pada pengetahuan yang umum itu kita hendak menilai suatu
kejadian yang khusus”.20
Dalam penelitian ini, dengan menggunakan cara berfikir deduktif,
peneliti akan mencari data tentang prinsip-prinsip ekonomi, konsep dan
tujuan dalam ekonomi Islam. Dalam metode ini peneliti memahami teori
uang menurut Islam dari segi konsep dan tujuannya saja. Dengan
menggunakan ketetapan dan ketentuan dalam berusaha ataupun dalam
kegiatan ekonomi, tapi dalam hal ini peneliti lebih mengkhususkan dalam
bidang konsep uang saja.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ekonomi Islam
Sebelum membahas lebih jauh tentang konsep uang penulis mengawali permbahasan dengan arti dari ekonomi Isalm, terlebih dahulu pahami apa saja prinsip ekonomi Islam tersebut. Thomas Kuhn mengemukakan ada dua paradigma sistem ekonomi Islam, yakni: Pertama, Prinsip (Al-Mabda’), yaitu aqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikian bagi segala pemikiran Islam, seperti ekonomi islam. Kedua, dasar (al-asas), yaitu sejumlah kaidah umur dan mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah Islam, yang secara khusus menjadi landasan bangunan sistem ekonomi Islam.21
Aqidah Islamiyah sebagai paradigma umum Ekonomi Islam
menerangkan bahwa ekonomi Islam adalah agama dan sekaligus iedeologi
sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa terkecuali, termasuk
aspek ekonomi.22 Karena dalam Islam bukan hanya membahas tentang
bagaimana berinteraksi dengan Rabb semesta alam, tapi juga membahas
tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia, terlebih dalam hal
ekonomi, Islam pun membahasnya.
Secara umum Ilmu ekonomi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan
sarana langka yang memiliki kegunaan-kegunaan altenatif. Ilmu ekonomi
adalah studi yang mempelajari cara-cara manusia mencapai kesejahteraan dan
medistribusikannya.23 Untuk mencapai kesejahteraan tersebut ada
kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan ekonomi, kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan tersebut antaralain
pertama: produksi, dimana sebagian manusia berperan dalam hal ini untuk
21
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal wa Tamwil, (Bandung: Pustaka Setia, 2013) H. 2.
22 Ibid.
menciptakan barang atau jasa, kedua: distribusi yakni penyaluran dari pihak
yang menciptakan barang atau jasa kepada pembeli, ketiga: konsumsi, inilah
akhir dari kegiatan ekonomi, dimana setiap manusia memerlukan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan nya.
Dari sisi bahasa, kata “Islam” berasal dari kata “aslama, yusmilu,
islaman” yang berarti “tunduk dan patuh”. Jadi, seorang yang tunduk dan
patuh kepada kepala negara, bisa dikatakan “aslama li-rais ad daulah” inilah
makna generik atau makna bahasa dari Islam.24
Ilmu ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
perilaku manusia sebagai hubungan antara tujuan dan sarana untuk memiliki
kegunaan-kegunaan alternatif berdasarkan hukum Islam.25
Sudut pandang Ekonomi Syariah berdasarkan ekonomi keseimbangan
adalah suatu pandangan Islam terhadap hak individu dan masyrakat
diletakkan dalam neraca kesimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat,
jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan
kekuasaan. Ekonomi yang moderat menurut syariah Islam yaitu dengan tidak
mezalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada
masyarakat kapitalis juga tidak menzalimi hak individu seperti yang
dilakukan kaum sosialis, namun Islam mengakui hak invidu dan masyarakat,
inilah yang dimaksud keseimbangan. 26
24
Sri Nurhayati, wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia , (Jakarta: Salemba Empat. 2015), h. 12.
Sistem Ekonomi Syariah memiliki beberapa tujuan:
1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar
pemikiran QS. Baqarah: 2 & 168, Maidah: 87-88, surat
Al-Jumu’ah: 10).
2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid,
berdasarkan keadilan dan persaudaraan yang universal (QS.
Al-Hujuraat: 13, AL-Maidah: 8, Asy-Syu’araa: 183).
3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata
(QS. Al-An’am: 165, An-Nahl: 71, Az-Zukhruf: 32).
4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial
(QS. Ar-Ra’du: 36, Luqman: 22)27.
Pada hakikatnya ekonomi Islam adalah metamorfosa nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa Islam
adalah agama yang hanya mengatur persoalan ubudiyyah atau komunikasi
vertikal antara manusia dengan Allah saja.
Ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai suatu cabang
pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui
alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan
maqasid syariah yakni menjaga agama, jiwa manusia, keturunana dan
menjaga kekayaan tanpa mengekang kebebasaan individu.28
Menurut Yusuf Qardhawi ekonomi Islam memiliki karakteristik tersendiri, yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan yang lain adalah ekonomi Rabbaniyah, Ilahiyah, Insaniyah (berwawasan
27Ibid., h.15
kemanusiaan), ekonomi berakhlak dan ekonomi pertengahan, yang dimaksud sebagai ekonomi pertengahan ialah bahwa ekonomi Islam mendayung antara dua karang, kapitalisme dan sosialisme, tetapi ia bukan mengkultuskan kebebasan dan kepentingan individu secara mutlak dalam kepemilikan, bukan pula sosialisme yang mematikan kreativitas individual lantaran adanya prinsip sama rata dan sama rasa. 29
Umer Chapra menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi Islam dibangun berdasarkan prinsip tauhid dan etika serta mengacu pada tujuan syariat (maqashid asy-syariah), yaitu memelihara iman (faith), hidup (life), nalar (intellect), keturunan (posterity), dan kekayaan (wealth). Konsep ini menjelaskan bahwa sistem ekonomu hendaknya dibangun berawal dari suatu keyakinan (iman) dan berakhir dnegan kekayaan (property), yang akhirnya tidak muncul kesenjangan ekonomi atau perilaku ekonomi yang bertentangan dengan prinsip syariat.30
Dasar utama dari sistem ekonomi syariah terletak pada aspek kerangka
dasarnya yang berlandaskan syariat, tetapi juga pada aspek tujuannya, yaitu
mewujudkan suatu tatanan ekonomu masyarakat yang sejahtera berdasarkan
keadilan, pemerataan dan keseimbangan.31
Sistem ekonomi Islam mengutamakan aspek hukum dan etika, yakni adanya keharusan menerapkan prinsip-pinsip hukum dan etika bisnis Islam, prinsip-prinsip itu antara lain prinsip ibadah (at-tauhid) persamaan ( al-musawat), kebebasan (al-hurriyat), keadilan (al-‘adl), tolong-menolong ( at-ta’awun), dan toleransi (at-tasamuh). Prinsip-prinsip ini merupakan pijakan dasar dalam sistem ekonomi Islam, sedangkan etka bisnis mengatur aspek hukum kepemilikan, pengelolaan dan pendistribusian harta, yakni menolak monopoli, eksploitasi, dan diskriminasi serta menuntut keseimbangan antara hak dan kewajiban.32
Ekonomi syariah memiliki nilai-nilai yang berfokus pada amar ma’ruf
nahi mungkar yang berati mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang
dilarang, hal ini dapat dilihat dari 4 sudut pandang sebagi berikut:
29
Muhammad, Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, (Yogyakarata: Graha Ilmu, 2007)., h. 3.
30Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul, h. 5. 31Ibid, h. 6.
a. Ekonomi Illahiyah (ke-Tuhan-an)
Ekonomi ketuhanan mengandung arti manusia diciptakan oleh Allah
untuk memenuhi perintah-Nya dan mencari kebutuhan hidupnya,
manusia harus berdasarkan atura-aturan (syariah) dengan tujuan utama
untuk mendapat ridho Allah.
b. Ekonomi Akhlak
Yang dimaksud ekonomi akhlak adalah antara ekonomu dan akhlaq haus
berkaitan dnegan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan
demikian seorang muslim bisa terkontrol dalam bertindak, ia tidak hanya
mementingkan keuntungan untu pribadinya namun juga memperdulikan
orang lain.
c. Ekonomi Kemanusiaan
Ekonomi kemanusiaan mengandung arti Allah memberikan predikat
“Khalifah” hanya kepada manusia, melalui perannya sebagai “khalifah”
manusia wajib beramal, bekerja keras berkreasi, dan berinovasi.
d. Ekonomi Keseimbangan
Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak invidu dan masyarakat diletakkan dalam nerasa keseimbangan yang adil tentang dunia dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman dan kekuaasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat, khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis. Disamping itu, Islam tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang dilakukan oleh kaum sosialis, namun Islam mengakui hak individu dan masyarakat secara berimbang33. Itulah salah satu ciri ekonomi Islam yang mempunyai konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala lini kehidupan.
Pengertian lain tentang ekonomi Islam adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis yang mengatur urusan perekonomian umat manusia, berikut adalah beberpa pendekatan ekonomi Islam: (a) Konsumsi manusia dibatasi sampai pada tingkat yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia, (b) alat pemuas kebutuhan manusia seimbang dengan tingkat kualitas manusia agar mampu meningkatkan kemampuan teknomloginya untuk menggali sumber alam yang masih terpendam, (c) dalam pengaturan distribusi dan sirkulasi barang dan jasa, nilai-nilai moral harus diterapkan; (d) pemerataan pendapatan dilakukan dengan mengingat sumber kekayaan seseorang yang diperoleh dari usaha halal, maka zat sebagai sarana distribusi pendapatan merupakan sarana ampuh,34
B.Pengertian Uang Dalam Islam
Dalam fikih Islam istilah uang bisa disebut dengan nuqud atau tsaman.
Secara umum, uang dalam Islam adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur
nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian.35
Nuqud adalah semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi, baik Dinar emas, Dirham perak, maupun Fulus tembaga.
Nuqud adalah segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan pengukur nilai, yang boleh terbuat dari bahan jenis apapun.
Nuqud adalah sesuatu yang dijadikan harga (tsaman) oleh masyarakat, baik terdiri dari logam atau kertas yang dicetak maupun dari bahan lainnya, dan dterbitkan oleh lembaga keuangan pemegang otoritas. Nuqud adalah satuan standar harga barang dan nilai jasa pelayanan dan upah yang diterima sebagai alat pembayaran.36
Ulama kontemporer mendefinisikan uang merupakan sesuatu yang
diterima oleh seluruh manusia yang bersifat umum, uang seperti timbangan
yang dipakai untuk menukar, segala bentuk barang akan ditukarkan dengan
uang sebagai media pertukarannya, uang ini berperan seperti timbangan yang
menakar atau mengukur harga suatu barang.37
34Ibid.,h. 4.
35Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), h. 3.
36Ascarya, Akad & P roduk Bank Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2013), h.22. 37M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah al mu’asiroh fii al fiqhi al islami, (Yordania:
Dari definisi dan teori tentang uang, secara umum uang dalam Islam
adalah alat tukar atau transaksi dan pengukur nilai barang dan jasa untuk
memperlancar transaksi perekonomian. Uang bukan merupakan komoditi.
Oleh karena itu, motif memegang uang dalam Islam adalah untuk transaksi
dan berjaga-jaga saja, dan bukan untuk spekulasi.38
Uang dalam bahasa Arab disebut maal, berati condong atau
menyondongkan ke arah yang menarik. Uang mempunyai daya tarik, yang
terbuat dari logam, misalnya temabag, emas dan perak.39
Ekonomi Islam mendefiniskan uang sebagai fasilitator atau mediasi
pertukaran (medium of exchange), bukan komoditas yang dapat dipertukarkan
dan disimpan sebagai aset dan kekayaan individu. Sadono menjelaskan
bahwa dalam kpnsep ekonomi syariah, uang adalah sesuatu yang berdifat
flow concept dan merupakan public goods. Uang yang mengalir adalah public
goods. Oleh karena itu, dalam Islam diharamkan melakukan praktik riba dan
menimbun barang.40
Imam Malik mendefiniskan uang sebagai suatu komoditas yang
diterima sebagai alat tukar. Artinya segala sesuatu yang tidak mempunyai
nilai sebagai suatu komoditas tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai
alat tukar. Secara agama uang di larang untuk di bungakan, diperlakukan
sebagai komoditas yang diperjualbelikan ataupun dijuak maupun dibeli secara
kredit.41 Imam Malik juga berpendapat sekiranya manusia itu bersepakat
38
Ibid.,23.
39Vinna Sri Yuniarti, Ekonomi Makro Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 96. 40Ibid.
untuk menjadikan kulit menjadi uang, maka aku akan memakruhkan emas
dan perak.42 Hal tersebut berarti bahwa uang adalah sesuatu yang disepakati
oleh masyarakat umum.
Menurut Al-Ghazali dan Ibnu Khaldun, uang adalah apa yang
digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai harga, media transaksi
pertukaran, dam media simpanan. Sedangkan Dr. Muhammad Zaki Syafi’
mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang diterima khalayak untuk
menunaikan kewajiban-kewajiban.43
Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran hutang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan kata lain bahwa uang merupakan alat yang dapat digunakan dalam melakukan pertukaran baik barang maupun jasa dalam suatu wilayah tertentu saja.44 Uang adalah satuan nilai yang dijadikan sebagai alat transaksi dalam setiap pembayaran di masyarakat, dimana pada uang tersebut tercantum nilai nominal, penerbit, serta ketentuan lainnya.45
Menurut Kasmir, mendefinisikan uang secara luas sebagai sesuatu yang
dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah
tertentu atau sebagai alat pembayaran utangn atau sebagai alat untuk
melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan demikian, uang merupakan
alat pembayaran yang dapat diterima secara umum sebagai alat pembayaran,
baik dala pembayaran utang maupun dalam pembelian barang dan jasa di
suatu wilayah tertentu saja.
Menurut Veithzal, menhyebutkan bahwa uang adalah suatu benda yang
dapat ditukar dengan benda lain; dapat digunakan untuk menilai benda lain
42 M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah, h. 138. 43
Ibid., h. 99.
44Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2001), h. 13.
atau sebagai alat hitung; dapat digunaka sebagai alat penyimpan kekayaan,
dan uang dapat juga digunakan untuk membayar utang di waktu yang akan
datang.
Uang dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi hukum dan sisi fungsi. Secara hukum uang adalah sesutu yang di rumuskan oleh undang-undang sebagai uang. Jadi, segala sesuatu dapat diterima sebagai uang jika ada aturan hukum yang menunjukkan bahwa sesuatu itu dapat digunakan sebagai alat tukar. Sementara secara fungsi, yang dapat dikatakan uang adalah segala sesuatu yang menjalankan fungsi sebagai uang, yaitu dapat dijadikan sebagai alat tukar-menukar, penyimpanan nilai, satuan hitung, dan alat pembayaran tertunda.46
C. Fungsi Uang Dalam Islam
Uang bukanlah nama dari suatu aset tertentu, karena aset yang
berfungsi sebagai uang cenderung berubah seiring berjalannya waktu di suatu
Negara antar Negara-negara. Dari sini, pengertian uang secara teoritis
dikaitkan dengan fungsi uang itu sendiri. Secara tradisional fungsi uang ada
empat: (1) media pertukaran atau pembayaran (medium of exchange); (2)
media penyimpan nilai; (3) standar untuk pembayaran tunda (4) sebagai
standar ukuran harga dan unit satuan hitung.47
Dalam Islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya
hanyalah sebagai medium of exchange. Ia bukan suatu komoditas yang bisa
dijualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun bukan.48
Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah disebutkan bahwa al-sharf berarti menjual uang dengan uang lainnya. Al-sharf yang secara harfiyah berarti penambahan, penukaran, penghindaran, atau transaksi jual beli. Dengan demikian al-sharf adalah perjanjian jual beli satu valuta dengan valuta
46Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam: Pendekatan teoritis,(Jakarta: Kencana Media Grup,
2009), h. 2-3.
47Khoirul Umam, ‘Konsep Uang Islam: Antara Uang Komoditas atau Uang Fiat’ Islamic
Economics Journal, (Universitas Darussalam Gontor Ponorogo), h. Vol. 2, No. 1, Juli 2016, h. 94.
lainnya. Valas atau al-sharf secara bebas diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain, seperti dollar Amerika, poundsterling Inggris, ringgit Malaysia dan sebagainya.49
Dalam sistem keuangan syariah ada dua konsep penting
uangberdasarkan fungsinya, yaitu:
1) Uang adalah sesuatu yang mengalir (money as flow concept), dimana uang harus terus berputar secara terus-menerus sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang lebih besar, semakin cepat uang beredar maka semakin banyak pendapatan yang akan didapat. Untuk itu uang perlu untuk diinvestasikan ke sektro riil. Jika tidak, maka uang yang disimpan dan telah mencapai haul dan nisab tertentu akan semakin berkurang karena dikenai zakat.
2) Uang sebagai milik masyarakat umum (money as public goods) bukan
monopoli perorangan (private goods). Oleh karenanya, seseorang tidak
dibenarkan menumpuk-numpuk uang atau dibiarkan tidak produktif
karena dapat menghambat jumlah uang yang beredar, dan harus selalu
diputar untuk usaha. Uang yang terus berputar akan menjaga stabilitas
ekonomi.50
Dengan demikian, secara umum dalam ekonomi Islam uang memiliki
empat fungsi utama, yaitu:
1. Alat tukar (Medium of Exchange), yaitu uang dapat digunakan untuk
membeli semua barang dan jasa yang ditawarkan. Fungsi uang sebagai alat
tukar menukar ini merupakan fungsi eksklusif uang, yaitu fungsi yang
tidak dapat dilakukan oleh barang-barang lain. Tanpa adanya uang sebagai
49Tesis, Ja’far Nasution, Konsep pertukaran mata uang menurut teori taqiyuddin An-nabani
(1909-1977), Program pascasarjana Institut agama islam negeri Sumatera utara 2013, h. 50.
alat tukar menukar maka anggota masyarakat akan sulit untuk memperoleh
barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkannya dala keseharian.51
2. Satuan hitung (Unit of Account), yaitu uang berfungsi sebagai satuan
hitung yang menunjukan nilai dari barang dan jasa yang diperjualbelikan.
3. Alat penyimpanan kekayaan (Store of Value), yaitu menyimpan sejumlah kekayaan senilai uang yang disimpan. Uang yang disimpan dapat berupa uang tunai atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk rekening. Namun uang adalah penyimpan nilai yang tidak sempurna. Jika harga meningkat, jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan jumlah uang tertentu akan turun. Memegang uang biasanya memiliki beberapa motif, antara lain:
-Kemudahan bertransaksi yang ditentukan oleh tingkat pendapatan sesorang. -Berjaga-jaga yang juga ditentukan oleh tingkat pendapatan seseorang.52
4. Standar atau pengukur Nilai (Standard/Measure of Value), yaitu uang
dapat mempermudah menentukan standar pencicilan utang piutang baik
secara tunai maupun angsuran. Dengan adanya uang dapat secara mudah
dapat diketahui berapa besar nilai utang piutang yang harus diterima atau
dibayar sekarang atau di masa yang akan datang.53 Selain itu uang sebagai
alat tukar menukar sekaligus implisit di dalamnya fungsi sebagai pengukur
nilai suatu benda atau jasa yang ditukarnya.54
Menurut pendapat Imam Malik & Hanafi: fulus/uang kertas fungsi dan nialinya sama dg atsman (emas dan perak) sehingga wajib di zakati dan tidak boleh digunakan transaksi yang mengandung riba nasiah. Sedangkan pendapat kedua menurut Imam Syafi’i & Hambali: uang tidak sama dengan
atsman, sehingga tidak dikenakan zakat, kecuali dg sebab lain, misal atsman
terebut dipakai untuk perniagaan atau pertanaian maka harus dibayarkan
51Rahmat Firdaus, Pengantar teori moneter serta Aplikasinya pada Sistem Ekonimu
Konvensional dan Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 13.
52Ibid., h. 10. 53Ibid.
zakat nya. Menurut Imam Syafi’i dan Hambali yang wajib dizakati hanya emas dan perak.55
Adapun pendapat yang paling rojih (kuat) adalah pendapat yg pertama
yakni pendapat Imam Malik dan Hanafi, karena untuk pendapat kedua
ditakutkan akan timbulnya riba.
Nabi Muhammad menyukai penggunaan uang dibandingkan
menukarkan barang dengan barang. Pelarangan atas riba fadl dalam Islam
adalah langkah menuju transisi ke suatu perekonomian uang dan juga suatu
upaya yang diarahkan untuk membuat tranaksi berter bersifat rasional dan
bebas dari elemen ketidakadilan serta eksploitasi.56
D.Jenis-jenis Uang Dalam Islam
Ada beberapa jenis uang baik terbuat dari logam maupun kertas, adapun
media uang adalah emas atau perak atau kulit atau kayu atau batu atau besi,
selama manusia mengakui dan menyepakati sesuatu tersebut itu adalah uang
maka itulah nuqud.57
Menurut A. Karim, jenis uang berdasarkan kepentingannya, terdiri atas
sebagai berikut:
a. Bedasarkan Bahan yang Digunakan untuk membuat Uang
1) Uang logam, yaitu uang yang dibuat dari logam, emas, perak, tembaga,
atau nikel dengan bentuk, kadar berat, dan ciri-ciri tertentu untuk
menghindari pemalsuan. Ciri-ciri tersebut diumumkan oleh pemerintah
agar diketahui masyarakat.
55
M.Utsman Subair, Al-mu’amalat al amliyah, h. 150-151.
56Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2009), h.141.
2) Uang kertas, yaitu uang yang dibuat dengan kertas khusus agar sulit
dipalsukan.
b. Bedasarkan lembaga yang mengeluarkannya
1) Uang kartal (kepercayaan), yaitu uang yang dikeluarkan oleh negara
berdasarkan undang-undang dan berlaku sebagai alat pembayaran yang
sah. Uang kartal terdiri atas logam dan uang kertas.
2) Uang giral (simpanan di Bank), yaitu dan yang disimpan pada rekening
koran di bank-bank umum yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan
untuk melakukan pembayaran dengan perantara cek, bylet giro, atau
perintah bayar. Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dan merupakan
uang yang tdak berwujud karena hanya berupa saldo tagihan di Bank.
c. Bedasarkan Nilainya
1) Uang bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai intrinsik)
sama dengan nilai nominalnya. Pada umumnya uang yang bernilai penuh
terbuat dari logam.
2) Uang tidak bernilai penuh, yaitu uang yang nilai bahannya (nilai
intrinsik) lebih rendah daripada nilai nominalnya. Pada umumnya uang
yang tidak bernilai penuh terbuat dari kertas.
d. Berdasarkan Penerbitnya
1)Uang kartal dapat berfungsi sebagai alat pemabayaran yang sah. Jenis
uang ini diterbitkan dan diedarkan oleh bank sentral. Di Indonesia, yang
ditunjuk sebagai Bank sentral adalah Bank Indonesia, terdapat 2 jenis
2)Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang terbuat
dari kertas yang memiliki ciri-ciri:
a) Dikeluarkan oleh pemerintah
b) Dijamin dengan UU
c) Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya
d) Ditandatangani oleh menteri keuangan. Akan tetapi, sejak berlakunya
UU No. 13/1968, uang negara dihentikan peranannya dan diganti
dengan uang Bank.
3) Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang
logam dengan kertas. Ciri-ciri uang Bank:
a) Dikeluarkan oleh bank sentral
b) Dijamin dengan emas atau valuta asing disimpan di bank serta
bertuliskan nama bank sentral negara nersangkutan.
c) Ditandatangani oleh gubenur bank sentral
4) Uang giral merupakan rekening giro pada bank yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran dengan perantara cek atau giro. Jenis uang ini
diterbitkan oleh bank umum atau bank komersial. Bank komersial dapat
dibagi dua, yaitu bank milik pemerintah dan milik swasta.
Bahwasanya pada suatu negara yang mana lebih banyak beredar
uang giral maka itu semakin menunjukan perekonomian negara tersebut
adalah lebih dinamis dan angka transaksi yang terlibat di sana juga
semakin tinggi. Namun pada negara dengan penggunaan uang kartal
finansialnya masih rendah dibandingkan negara yang lebih dominan
mempergunakan uang giral.58
5) Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebgai
pembayaran. Biasanya uang ini terdiri atas deposito berjangka dan
tabungan serta rekening.59
Ekonomi Islam membagi uang dalam beberapa jenis, diantara
jenis-jenis tersebut yaitu:
a. Commodity money merupakan alat tukar yang memiliki nilai komoditas
apabila tidak digunakan sebagai uang. Uang komditas ini terbagi kepada:
1) Full-bodied money, mencetak uang pada komoditas yang bernilai penuh
seperti emas dan perak tidak akan mebabkan inflasi, sedangkan kenaikan
harga umumnya adalah dalam bentuk jumlah nominal uang (fulus) bukan
dalam nilai emasnya.
2) Representative money, yaitu uang yang dicetak tidak terbuat dari logam
mulia tetapi merupakan representasi dari logam mulia tersebut. Bagi
yang di jamin 100% oleh logam mulia nilainya hampir sama dengan
Full-bodied money dengan syarat pemerintah harus menyatakan sebagai
alat pemabayar yang sah.60
b. Uang yang dijamin (fiduciary money), yaitu uang yang sudah tidak lagi
dikaitkan dengan logam mulia seperti emas dan perak, oleh karenanya jenis
uang ini sangat rentan mengkibatkan inflasi.
1) Token money, merupakan alat tukar yang terbuat dari tembaga (fulus) dan
nilainya tidak dikaitkan dengan emas dan perak.61
2) Fiat money, merupakan alat tukar yang terbuat dari kertas dan tidak
didukung oleh komoditas apa pun.62
c. Uang bank (deposit money) dalam bentuk cek atau giro. Para ekonomi Islam
tidak pernah menganggap uang bank sebagai sesuatu yang dapat dikatakan
uang. Karena dia sebenarnya hanyalah merupakan alat perintah tertulis
untuk melakukan pemindahan uang.
Pada dasarnya uang yang digunakan dalam Islam adalah uang yang
tidak mengandung riba dalam penciptaanya. Bentuknya dapat full
bodiedmoney atau fiat money dengan 100% standar emas. Prinsipkeduanya
sama, yaitu membatasi penciptaan uang sehingga stabilitas nilai uang
terjaga.63
Allah ta’ala menciptakan dua logam mulia, emas dan perak, sebagai
ukuran nilai bagi semua akumulasi modal. Demikianlan penduduk dunia, seringkali menganggapnya sebagai harta kekayaan dan hak milik. Dan bila, dalam keadaan tertentu, barang-barang yang dicari itu tidak lain demi tujuan yang secara puncak hanya untuk memperoleh emas dan perak. Semua barang lain merupakan subyek bagi pergolakan pasar, kecuali emas dan perak. Keduanya merupakan dasar dari keuntungan, kekayaan dan hak milik.64
E.Ciri-ciri Uang dalam Islam
Uang merupakan segala sesuatu yang dapat diterima dan disepakati
oleh masyarakat umum, adapun ciri-ciri uang adalah sebagai berikut:
61Ibid.
62
Ibid.
63Ibid.,h. 7.
64Ibn Khaldun, Muqaddimah, Ahmadie Thoha, Muqaddimah, (Jakarta: Pustaka Firdaus,
1. Diterima umum
2. Memiliki nilai tertentu dan stabil nilainya, tidak mengalami perubahan dari
waktu ke waktu
3. Tidak mudah rusak, awet/tahan lama
4. Mudah di bawa
5. Tidak mudah ditiru atau digandakan oleh berbagai pihak
6. Dapat dibagi ke dalam satuan ukur yang lebih kecil.65
7. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
8. Bendanya mempunyai mutu yang sama.66
F. Kedudukan Uang Dalam Ekonomi Islam
Modal merupakan faktor penting dalam kegiatan produksi, tanpa
adanya modal produsen tidak bisa menghasilkan suatu barang dan jasa. Modal
adalah sejumlah kekayaan yang bisa berupa assets ataupun intangible assets,
yang bisa digunakan untuk menghasilkan kekayaan.67
Modal dalam fiqih disebut ra’sul mal yang berarti uang dan barang.
Modal merupakan kekayaan yang menghasilkan kekayaan lain. Pemilik modal
harus berupaya memproduktifkan modalnya. Ayat yang berhubungan dengan
modal terdapat pada QS. Al-Imron ayat 1468:
65Muhammad amin suma 227-228 66
Vinna Sri yuniarti 84
67Qory Stevany Oki, “Pengertian modal dalam ekonomi Islam”, dalam
www.kompasiana.com diunduh pada 28 Januari 2018.
68
Artinya:“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa -apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-bintang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia, dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS. Al-Imron ayat 14)69
Mencintai harta kekayaan dan usaha pengumpukannya kadang kala
dengan tujuan membanggakan diri dan berlaku sombong serta angkuh terhadap
orang-orang yang lemah dan fakir miskin adalah hal dan kelakukan yang
tercela. Namun jika tujuannya untuk menfakahkannya dalam usaha sosial dan
kebajikan atau untuk bersilaturahmi bagi kerabat maka hal dan kelakukan yang
demikian itu sangat dipuji dan dianjurkan oleh syari’at.70
Harta disini merupakan modal bagi kita untuk mencari keuntungan,
namun tidak boleh berlebihan yang menyebabkan lalai terhadap perintah-Nya.
Maka jadikanlah sebagai modal untuk kesejahteraan dunia serta akhirat.
Dalam ekonomi Islam, uang merupakan alat tukar dan alat satuan
hitung. Tetapi uang bukanlah komoditas yang dapat diperjual belikan layaknya
barang dan jasa ekonomi. Karena uang bukan merupakan komoditas, maka
uang tidak identik dengan modal dan tidak boleh dianggap sebagai modal.
69 QS. Al-Imron (3): 14
70Anggota IKAPI, Terjemah singkat tafsir ibnu katsier 2, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2005),
Sebagai alat tukar uang tidak boleh diendapkan. Uang harus terus mengalir,
bergulir dan berputar dalam masyarakat untuk digunakan dalam kegiatan
ekonomi. Karena itu konsep uang dalam ekonomi Islam adalah flow concept
dan bukan stockconcept.
Pengertian uang sebagai modal pada gilirannya akan memunculkan ide bunga sebagai harga dari penggunaan uang tersebut. Hal ini tentu saja tidak dapat diterima oleh Islam, karena uang tidak identik dengan modal, sehingga uang tidak boleh diperjual belikan layaknya barang-barang komoditas ekonomi lainnya. Akan tetapi Islam menerima uang sebagai alat tukar maupun sebagai alat satuan hitung untuk mengukur suatu nilai barang dan komoditas ekonomi dalam suatu sistem perekonomian untuk menggantikan sistem perekonomian barter yang penuh dengan praktek ketidakadilan dan ketidakjujuran.71
Modal tidak identik dengan uang, karena modal tidak hanya berupa
uang namun bisa berupa barang atau assets yang dapat dijadikan sebagai
modal. Uang yang diterima sebagai pendapatan adalah flow concept,
sedangkan uang yang diterima dalam jangka waktu tertentu adalah stock
concept.
Uang dalam ekonomi Islam adalah sesuatu yang bersifat flow concept
bukan stock concept. Artinya uang itu harus mengalir, beredar di kalangan
masyarakat dalam kehidupan ekonomi. Ekonomi Islam secara jelas telah
membedakan antara money dan capital. Dalam Islam, uang adalah public
goods/milik masyarakat, dan oleh karenanya penimbunan uang (atau dibiarkan
tidak produktif) berarti mengurangi jumlah uang beredar.
Implikasinya, proses pertukaran dalam perekonomian terhambat. Disamping itu penumpukan uang/harta juga dapat mendorong manusia cenderung pada sifatsifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat, infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas
yang tidak baik terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam
melarang penumpukan/penimbunan harta, memonopoli kekayaan, “al-kanzu”
sebagaimana telah disebutkan dalam QS. At Taubah 34-35 berikut:
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka aka n mendapat) siksa yang pedih. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS. At-Taubah (9): 34-35)72
Uang tidak memiliki harga, tetapi merefleksikan harga semua ba-rang,
atau dalam istilah ekonomi klasik dikatakan bahwa uang tidak memeberi
kegunaan langsung (direct utility function), hanya bila uang itu digunakan
untuk memberi barang, maka akan memberi kegunaan. Dalam teori ekonomi
neo-klasik dikatakan bahwa kegunaan uang timbul dari daya belinya, jadi uang
memberikan kegunaan tidak langsung (indi-rect utility function).73
Dalam