• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIOLOGI SISTEM PEREDARAN DARAH S (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BIOLOGI SISTEM PEREDARAN DARAH S (1)"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BIOLOGI

“SISTEM PEREDARAN DARAH, SISTEM PERNAPASAN DAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA”

Dosen Mata Kuliah: Rosman Yunus, Drs. H., M.A.

DISUSUN OLEH: FISKA FADILA NUR FIKRI NPM: 201541500143

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM (FTMIPA)

PROGRAM STUDI S1PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA 2015

(2)

BAB I

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

1. Struktur dan Fungsi Darah a. Plasma Darah

Plasma darah merupakan cairan darah yang berwarna kekuning – kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan, garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein darah: albumin, globulin, dan fibrinogen. Fungsi plasma darah untuk mengatur tekanan osmosis darah, membawa zat – zat makanan ke seluruh tubuh,dan mengangkut sisa metabolisme

dari jaringan tubuh.

Didalam plasma darah terdapat antibody, macam antibodi berdasarkan cara kerja nya:

1. antibodi yang menggumpalkan antigen -> presipitin 2. antibodi yang menguraikan antigen-> lisin

3. antibodi yang menawarkan racun-> antitoksin b. Sel- sel darah

Sel – sel darah terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Sel darah merah ( eritrosit) :

Eritrosit merupakan bagian utama dari darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Bentuknya bikonkaf, serta berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin (mengandung protein, zat besi, dan globin ). Oksigen terikat pada Hb ketika darah melewati paru – paru kemudian eritrosit bergeraak ke jaringan tubuh dan melepas oksigen yang selanjutnya berdifusi ke dalam sel tubuh.

Gambar 1.1 Eritrosit 2. Sel darah putih ( leukosit )

Leukosit bentuknya tidak tetap, memiliki inti, dapat bergerak secara ameboid,dapat menembus dinding pembuluh darah atau bersifat diapeidesis dan Leukosit bersifat fagosit (pemakan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh). Setiap 1mm3 mengandung kira-kira 6000-9000 sel darah putih. Leokosit terdiri dari dua macam yakni :

(3)

a. Granulosit : merupakan sel darah putih yang mempunyai sitoplasma dengan berbutir – butir spesifik dan inti umumnya relative besar. Terdiri atas neutrofil, eosinofil, basofil.

1. Neutrofil berguna untuk menjaga masuknya bakteri . Jumlahnya mencapai 65%-75% dari jumlah seluruh leukosit.

2. Eosinofil jumlahnya sekitar 1% - 3% dari leukosit. Jumlah eosinofil akan meningkat apabila terjadi reaksi alergi dan infeksi oleh cacaing, misalnya oleh cacing trichinella.

3. Basofil jumlahnya paling sedikit dibandingkan sel darah putih lainnya ( 0,5%). Basofil mengandung heparin yang berdifusi kedalam darah untuk mencegah pembekuan darah.

b.Agranulosit : merupakan sel darah putih yang sitoplasmanya tidak bergranula. Terdiri dari dua yaitu :

 Monosit : merupakan leukosit dengan ukuran terbesar, monosit dapat membesar menjadi makrofag (sel besar yang bersifat memekan) . Monosit sangat penting untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi yang bersifat kronis, seperti TBC dan typus.

 Limfosit dibedakan menjadi dua yaitu

- Limfosit B bergerak tetap di sum sum tulang belakang. - Limfosit T bergerak menuju kelenjar timus

Gambar 1.2 Leukosit 3. Keping darah ( trombosit)

Trombosit berbentuk tidak beratur dan tidak berinti. Dalam keadan normal 1mm3 jumlahnya kurang lebih 200 rb – 300rb butir trombosit . Trombosit berperan sebagai proses pembekuan darah.

(4)

2. Alat Transportasi Pada Manusia a. Jantung

Jantung terletak dalam rongga dada dilindungi oleh rangka dada yaitu tulang dada, tulang iga, dan tulang belakang. Jantung terletak dalam dada bersama dengan paru

terdapat diantaranya. Posisi jantung berada agak sebelah kiri dari tulang dada. Fungsi jantung adalah untuk mempompa darah ke seluruh tubuh. Bagian-Bagian Jantung :

1. Jantung dibagi dua bagian yaitu kanan dan kiri yang masing pula yaitu atrium dan ventrikel .

2. Jantung bagian kanan berhubungan dengan fungsi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida di paru-paru dimana jantung kananlah yang memompa darah ke paru-paru.

3. Sedangkan jantung kiri berhubungan dengan fungsi peredaran darah ke seluruh tubuh karena jantung kiri yang memompa darah ke seluruh tubuh.

4. Atrium kanan jantung menerima aliran darah balik dari seluruh tubuh. Atrium kiri jantung menerima darah dari paru-paru. Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru, sedangkan ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh.

5. Katup jantung . Pada masing-masing bagian jantung, atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu katup yang berfungsi mencegah baliknya aliran darah dari ventrikel ke atrium yang secara normal darah mengalir dari atrium ke ventrikel.

(5)
(6)

Cara Kerja Jantung

Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru . Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.

b. Pembuluh Darah

Pembuluh darah terdiri dari tiga macam :

1. Pembuluh nadi (arteri), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari jantung ke seluruh tubuh. Letaknya agak kedalam dari permukaan tubuh . Pembuluh ini dibedakan menjadi aorta, arteri dan arteriole.

Karakterisik pembuluh ini adalah:

 elastik dan tebal sehngga mampu menahan tekanan darah yang berasal dari jantung.

 Denyutnya terasa pada tubuh tertentu yaitu di pergelangan tangan

atau leher.

 Pembuluh ini mempunyai satu katup yang letaknya dekat dengan jantung yang berfungsi menjaga darah agar tidak mengalir kembali ke dalam bilik jantung.

Pembuluh nadi memilki tiga bagian :

- Aorta ( nadi utama ) : letaknya berpangkal pada bilik kiri dan kanan jantung dan berfungsi mengangkut darah bersih yang kaya oksigen. - Arteri : berasal dari bilik kanan yang bertugas membawa darah yang

terkontaminasi karbondiokisda dari setiap bagian tubuh menuju paru – paru.

- Arteriole : pembuluh nadi yang terkecil

2. Pembuluh balik (vena), yaitu pembuluh yang mengangkut darah dari seluruh organ tubuh menuju ke jantung.

Pembuluh vena terdiri dari dua macam yaitu:

- pembuluh vena kava anterior adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh

(7)

- pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian bawah tubuh.

Karakteristik pembuluh ini adalah :

- Dindingnya tipis dan elastic dengan lubang pembuluh lebih besar dari arteri

- Banyak terdapat katup untuk menegah darah tidak mengalir kembali. - Banyak mengandung karbondioksida kecuali vena pulmonalis

- Terletak didekat permukaan tubuh

Gambar 1.4 Perbedaan Arteri dan Vena

(8)

Gambar 1.5 Pembuluh Arteri, Vena, dan Kapiler.

(9)

3. Sistem Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah manusia ada dua jenis, yaitu : a. Peredaran darah kecil ( peredaran pulmonalis ) :

Peredaran darah ini membawa darah tidak beroksigen dari jantung melalui arteri pulmonalis ke paru-paru dan kembali ke jantung melalui vena pulmonalis.

Ventrikel kanan → arteri pulmonalis → paru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.

Atau dapat di singkat menjadi : jantung → paru-paru → jantung b. Peredaran Darah Besar (peredaran sistemik )

Peredaran darah ini membawa darah beroksigen dari jantung melalui aorta ke seluruh bagian tubuh dan kembali ke jantung.

Ventrikel kiri → aorta → arteri → arteriola → kapiler → venula → vena → vena cava superior+vena cava superior → atrium kanan. Atau dapat disingkat : jantung seluruh tubuhjantung

Gambar 1.6 Sistem Peredaran Darah Manusia 4. Gangguan pada system peredaran darah

a. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome )

Merupakan kelainan (kerusakan) system kekebalan tubuh secara meluas. Gejala AIDS diawali dari kelelahan, lemah , penurunan berat badan, demam, diare kronis, napas pendek, dan kelainan sel limfosit ( jumlah dan fungsinya menurun). Peyebab AIDS adalah virus HIV. (Human Immuno Deficiency Virus).

(10)

darah, menggunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang penderita AIDS kepada janin dikandungnya.

(11)

b. Leukimia ( kanker darah ):

Leukopenia adalah penyakit menurunnya jumlah sela darah putih karena infeksi kuman tifus sehingga sel dara putih dapat menurun hingga 3000/ mm³

d. Sklerosis

Sklerosis adalah penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat endapan senyawa lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa lemak disebut

endapan senyawa zat kapur disebut dengan hipertensi dan penyakit ginjal yang kronis.

e. Serangan Jantung ( Heart attack)

Penyakit ini disebabkan karena kurangnya suplai darah ke otot jantung. Suplai darah yang kurang umumnya karena pembuuh darah mengalami arteriokolorosis sehingga otot jantung mengalami gangguan bahka n dapat menyebabkan jantung berhenti detaknya dan akhirnya menimbulkan kematian.

f. Anemia

Adalah penyakit kekurangan jumlah sel darah merah atau kekurangan hemoglobin yang membawa oksigen sehinga darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup untuk tubuh. Macam anemia adalah sebagai berikut :

Anemia Pernisiosa: disebabkan karena makanan yang kurang mengandung vitamin B12 atau karena dinding lambung tidak dapat menghasilkan zat yang dapat menyerap vitamin B12. Penyakit ini ditandai dengan rendahnya sel darah merah. Penyakit ini dapat diobati dengan menambah asupan vitamin B12 ke dalam tubuh baik melalui suntikan ataupun makanan yang mengandung vitamin B12.

Anemia Sel Sabit: merupakan penyakit keturunan. Jika orang

yang terkena penyakit ini pergi ke daerah yang kadar oksigennya rendah seperti di gunung, maka eritrosit yang tadinya berbentuk cakram bikontraf berubah menjadi bentuk sabit. Hal ini terjadi karena kristal hemoglobin mengendap.

g. Thalasemia

(12)

h. Hemofilia : penyakit darah sukar membeku akibat faktor keturunan. i. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi bila nilai ambang

tekanan sistolik140-200 mmHg atau lebih, dan nilai ambang tekanan diastolik sekitar 90-110 mmHg atau lebih.

j. Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik dibawah 100 mmHg.

k. Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat tidak lancarnya aliran darah menuju jantung . Varises umumnya dijumpai pada kaki.

l. Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di sekitar anus melebar. Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga menyebabkan pembuluh darah pada anus membesar atau ada kelainan pada pembuluh darah sehingga aliran darah tertahan.

(13)

BAB II

SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

2.1 Bagian-bagian Saluran Pernafasan pada Manusia Pernafasan atau respirasi mempunyai arti:

- proses pengambilan O2, pengeluaran CO2 dan penggunaan energi yang dihasilkan oleh tubuh

- pertukaran gas antara sel dengan lingkungannya

- reaksi enzimatis, sebab dalam proses tersebut ada satu enzim yang memegang peranan penting yaitu sitokrom (enzim pernafasan) Urutan pernapasan:

Hidung → Laring → Batang Tenggorokan (Trakea) → Bronkus → Bronkiolus → Paru-paru

Bagian-Bagian Saluran Pernapasan Pada Manusia:

Sistem pernapasan mamalia khususnya manusia terdiri dari bagian saluran udara dan bagian pernapasan.

a. Bagian saluran udara terdiri dari :

 Hidung (nasus)  Tekak (pharynx)

 Jakun (larynx)

 Tenggorok (trachea)

 Cabang tenggorok (bronkhus)

 Ranting tenggorok (bronkhiolus) b. Bagian pernapasan

Merupakan tempat terjadinya pengambilan O2 oleh darah dan pelepasan CO2 oleh darah. Bagian pernapasan terdiri dari :

 Bronkhioli respiratori

 Kantung alveolus/ dukti alveoli

 Alveolus

(14)

Gambar 2.1 Saluran Pernapasan

2.2 Struktur Histologi dari Bagian-bagian Saluran Pernafasan a. Hidung

Hidung adalah bagian yang paling menonjol di wajah, yang berfungsi menghirup udara pernafasan, menyaring udara,menghangatkan udara pernafasan, juga berperan dalam resonansi suara.

Rongga hidung (cavum nasi) memiliki sepasang lubang didepan untuk masuk udara, disebut nares; dan sepasang lubang di belakang untuk menyalurkan udara yang dihirup masuk ke tenggorokan, disebut choanae. Rongga hisung sepasang kiri kanan, dibatasi di tengan oleh sekat yang dibina atas tulang rawan dan tulang.

Dinding rongga ditunjang oleh tulang rawan dan tulang. Lantai, di depan terdiri dari tulang langit-langit, di belakang berupa langit-langit lunak. Atap juga ditunjang oleh tulang rawan sebagian dan sebagian lagi oleh tulang. Dari tiap dinding ada tiga tonjolan tulang ke rongga hidung, disebut conchae.

Rongga hidung dibagi atas 4 daerah : 1. Vestibula.

2. Atrium.

3. Daerah pembauan. 4. Daerah pernapasan.

Vestibula adalah bagian depan rongga, atrium adalah bagian tengah. Daerah pembauan berada pada conchae yang atas, sedangkan daerah pernapasan terletak pada dua conchae yang bawah.

(15)

Rongga hisung dilapisi oleh tunica mukosa. Kecuali di bagian depan vestibula sampai ke nares. Di sini dilapisi oleh kulit yang strukturnya sama dengan kulit wajah. Epidermis dibina atas jaringan epitel berlapis menanduk, ada bulu, kelenjar minyak bulu, dan kelenjar peluh. Pada vestibula itu ada bulu yang keras, disebut vibrissae.

Tunica mukosa sendiri dibina atas jaringan epitel berlapis semu bersilia. Di daerah pembauan epitel bersilia itu memiliki struktur dan fungsi khusus, yaitu sabagai indera bau. Diantara sel epitel batang bersilia tersebar banyak sel goblet. Pada lamina propria banyak terdapat simpul vena, simpul limfa dan kelenjar lendir. Tak ada bulu, kelenjar minyak bulu maupun kelenjar peluh. Kelenjar lendir itu di sebut kelenjar Bowman. Tunica mukosa melekat ketat ke periosteum atau perichondrium di bawahnya.

Sekeliling rongga hidung ada empat rongga berisi udara yang berhubungan dengannya, disebut sinus paranasal. Keempat sinus itu berada pada tulang-tulang berikut : 1). Frontal; 2). Maxilla; 3). Ethmoid; 4) sphenoid. Sinus dilapisi oleh tunica mucosa juga, seperti yang melapisi rongga hidung. Hanya saja lebih tipis dan sel-selnya lebih kecil-kecil serta sedikit mengandung kelenjar lendir. Lamina propria tidak terliahat dengan jelas.

b. Tekak ( pharynx )

Daerah simpangan saluran napas dan saluran makan. Dibedakan atas tiga daerah

 Daerah hidung (naso-pharynx)

Merupakan bagian pertama pharynx kebawah, dilanjutkan dengan bagian oral organ ini yaitu oro-pharynx.

 Daerah mulut (oro-pharynx)  Daerah jakun (laryngeo-pharynx)

Di daerah mulut lapisan muscularis-mucosa dari tunica mucosa digantikan oleh serat elastis yang rapat dan tebal. Tunica submucosa hanya ada didinding daerah hidung dan dekat ke kerongkongan. Di tempat lain tunica mukosa melekat langsung ke gumpal otot lurik sekitar leher. Lapisan serat elastis yang ada pada bagian bawah tunica mucosa itu berpaut rapat dan berjalin dengan jaringan interstisial otot.

Lamina propria tunica mucosa terdiri dari jaringan ikat rapat yang berisi jala serat elastis yang halus. Di daerah mulut dan jakun tunica mukosa dilapisi oleh jaringan epitel berlapis banyak dan mengelupas, sedang atapnya dibina atas jaringan epitel batang berlapis bersilia, dengan banyak sel goblet. Pada lamina propria, dibawah lapisan serat elastis, banyak terdapat kelenjar lendir.

(16)

Gerbang trakea ini ditunjang oleh beebrapa keping tulang rawan hialain dan elastis, jaringan ikat, serat otot lurik, dan dilapisi sebelah kelumen oleh tunica mucosa. Tunica mucosa itu memiliki kelenjar lendir.

Keping tulang rawan yang menunjang jakun ialah: 1. Tiroid diselaputi epitel berlapis mengelupas. Didaerah lain yaitu dasar epiglotis, trakea dan bronkhus, epitel itu bersilia.

Pada tunica mucosa banyak sel goblet. Kelenjar lendir disini tergolong jenis tubulo-acinus. Sedikit kuncup rasa terdapat tersebar pada bagian bawah epiglotis. dinding tenggorok dapat dibedakan atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia.

Permukaan kelumen diselaputi tunica mucosa, dengan epitel batang berlapis semu dan bersilia, menumpu pada lamina basalis yang tebal. Pada selaput epitel banyak terdapat sel goblet. Lamina propria berisi banyak serat elastis dan kelenjar lendir yang kecil-kecil. Kelenjar terletak sebelah atas lapisan serat elastis. Dibagian posterior tenggorok kelenjar itu menerobos masuk tunica muscularis. Pada lamina propria terdapat pula pembuluh darah dan pembuluh limfa. Tunica muscularis sendiri sangat tipis dan tidak terlihat dengan jelas.

Tunica adventitia juga tidak terlihat secara jelas, dan berintegrasi dengan jaringan penunjang yang terdiri dari tulang rawan dibawahnya.

Tulang rawan di bawah tunica adventitia itu tersusun dalam bentuk cincin-cincin hialin bentuk huruf C. Cincin inilah yang menunjang tenggorok pada sebelah samping dan ventral. Sedangkan dibagian dorsal tenggorok, ditempat itu adalh bagian terbuka cincin, terdapat serat otot polos yang susunannnya melintang terhadap poros tenggorok. Serat otot

(17)

itu melekat kepada kedua ujung cincin, dan berfungsi untuk mengecilkan diameter tenggorok. Jika otot kendur, diameter tenggorok kembali sempurna.

Diantara cincin bersebelahan terdapat serat fibroelastis. Dengan struktur cincin yang tak bulat penuh ini maka tenggorok dapat meregang (membesar) untuk menyalurkan lebih banyak udara ke dalam paru. Di sebelah luar cincin terdapat jaringan ikat yang berisi banyak serat elastis dan retikulosa.

e. Cabang Tenggorok

Ini adalah percabangan tenggorok menuju paru kiri-kanan, disebut bronkhus. Tiap bronkhus bercabang membentuk cabang kecil, dan tiap cabang bronkhus ini membentuk banyak ranting.

Histologi dinding bronkhus sama dengan trachea, yaitu terdiri dari : tunica mucosa, tunica muscularis, tunica adventitia. Cabang yang sudah berada dalam jaringan paru histologi dindingnya banyak berubah. Cincin tulang rawan hilang, digantikan oleh keping tulang rawan, yang susunannya tidak teratur dan menunjang seluruh keliling saluran.

Tunica mucosa pada cabang dan ranting bronkhis yang besar, memiliki epitel bentuk batang bersilia, sedangkan pada ranting yang kecil epitel berubah jadi kubus dan tak bersilia. Ada lamina basalis tebal, membatasi jaringan epitel dari lamina propria terkandugng banyak serat elastis, dan sedikit serat kolagen dan retikulosa. Di bawah lamina propria erdapat tunica muscularis-mucosa.

Kelenjar lendir terkandung dalam tunica mucosa dan tunica submucosa.

Tunica adventitia mengandung serat jaringan ikat, sedikit jaringan lemak, dan dibawahnya terdapat keping tulang rawan yang susunannya tak teratur. Lapis terluar terdiri dari mesothelium, sebagai penerusan selaput dalam pleura.

f. Paru

Cabang bronkhi masuk ke dalam paru (pulmo). Paru ada sepasang kiri-kanan, terdiri dari lima lobi. Tiap lobus oleh septa yang terdiri dari jaringan ikat terbagi-bagi atas banyak lobulli. Masing-masing lobulus dimasuki oleh satu bronkhiolus. Di dalamnya bronkhiolus bercabang-cabang kecil berbentuk bronkhiolus ujung, dan berakhir pada bronkhiolus pernapasan. Dalam lobulli terkandung pula pembuluh darah, pembuluh limfa, urat saraf, dan jaringan ikat. Pada banyak tempat sepanjang cabang dan ranting bronkhus terdapat nodus limfa menempel pada dinding.

Sebelah luar arah ke rongga pleura paru diselaputi oleh penerusan selaput dalam pluera.

(18)

Bronkhus bercabang berkali-kali sampai jadi ranting kecil. Ranting bronkhus itu bercabang halus berbentuk bronkhiolus . Bronkhiolus bercabang lagi membentuk ranting, disebut bronkhiolus ujung. Bronkhiolus ujung ini berakhir pada bronkhiolus pernapasan.

Tunica mucosa pada bagian ini memiliki epitel kubus yang tak bersilia.

Di bawah tunica adventitia tidak ada lagi keping tulang rawan. Lapisan ini mengandung mesothelium sebagai penerusan selaput dalam pleura.

Bronkhiolus Pernapasan

Ini adalah bagian ujung bronkhiolus, saluran pendek yang dilapisi sel epitel bersilia. Sel itu di pangkal bentuk batang, makin ke ujung makin rendah sehingga menjadi kubus dan siliapun hilang. Di bawah lapisan epitel ada serat kolagen bercampur serat elastis dan otot polos. Di sini tak ada lagi keping tulang rawan maupun kelenjar lendir. Lendir di sini dihasilkan oleh sel goblet yang hanya terdapat dibagian pangkal bronkhiolus. Sebagai gantinya ada sel Clara berbentuk benjolan yang menonjol ke lumen. Sel ini menggetahkan surfaktan untuk melumasi permukaan dalam saluran.

Bronkhiolus pernapasan bercabang-cabang secara radial membentuk saluran alveoli.

Saluran alveoli

Ini adalah saluran yang tipis dan dindingnya terputus-putus. Saluran ini bercabang-cabang, tiap cabang berujung pada kantung alveoli. Dinding saluran alveoli pada mulutnya kekantung alveoli dibina atas berkas serat elastis, kolagen dan otot polos.

Kantung alveoli dan alveolus

Kantung alveoli berpangkal pada saluran alveoli. Tiap kantung memiliki dua atau lebih alveoli.

Alvelus adalah unit terkecil paru-paru, berupa gembungan bentuk polihedral, terbuka pada satu sisi, yaitu muara ke kantung alveoli. Dindingnya terdiri dari selapis sel epitel gepeng yang tipis sekali. Dinding alveolus dililit pembuluh kapiler yang bercabang-cabang dan yang beranastomosis. Di luar kapiler ada anyaman serat retikulosa dan elastis.

Antara alveoli bersebelahan ada sekat. Sekat itu terdiri dari dua lapis sel apitel dari kedua sel epitel terdapat serat elastis, kolagen, kapiler, dan fibroblast.

Epitel alveolus dibatasi dari endotel kapiler oleh lamina basalis yang tipis. Ada pula sel epitel yang berbentuk bundar atau kubus, berada pada dinding alveolus, disebut sel sekat atau sel alveolus besar.

(19)

Diperkirakan sel ini mensekresikan lendir. Ia memiliki mikrovilli dan mebentuk kompleks pertautan dengan sel epitel alveolus yang gepeng dan yang lebih kecil. Sel alveolus gepeng itulah dengan endotel kapiler yang melilitnya yang membina membaran pernapasan.

Membran pernapasan berarti disusun atas : membran sel epitel alveolus, sitoplasma sel epitel elveolus, membran sel alveolus, lamina basalis, membarab sel endotel kapiler, sitoplasma sel endotel kapiler, membran sel endotel kapiler. Yang tujuh lapis ini sangat tipis. Karena itu kaluar-masuk gas pernapasan antara lumen alveolus dan lumen kapiler sangat mudah dan cepat.

Di dinding alveoli sering ditemukan fagosit atau makrofag. Karena lazimnya sel ini berisi butiran maka disebut dengan sel debu. Sel ini banyan di temukan pada perokok.

Gambar 2.2 Fungsi Saluran Pernapasan 2.3 Mekanisme Pernapasan

(20)

Kedua cabang tenggorok tersebut mempunyai ranting-ranting seperti pada pohon. Pada ranting-rantingnya yang terakhir terdapat gelembung-gelembung paru-paru yang amat kecil dan amat tipis dindingnya. Gelembung-gelembung itu hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Dalam dindingnya mengalir darah melalui pembuluh-pembuluh kapiler, sehingga mudah terjadi pertukaran gas dari darah ke udara yang terdapat dalam gelembung paru-paru dan sebaliknya. Darah tersebut mengambil zat pembakar (oksigen) dan mengeluarkan karbondioksida.

Antara permukaan paru yang juga dilapisi oleh selaput paru-paru visceral dan dinding rongga selaput paru-paru-paru-paru terdapat celah yang sempit yang berisikan sedikit cairan. Sekat dada khususnya jantung tidak terletak tepat ditengah-tengah rongga dada, tetapi agak ke kiri, sehingga menyebabkan paru-paru kiri lebih kecil dari paru-paru kanan. Isi rongga dada dapat diperbesar berkat pengaruh otot-otot pengangkatan iga-iga, kontraksi sekat rongga badan yang melengkung ke atas. Paru-paru mengikuti perluasan rongga dada maka terhisaplah udara melalui saluran pernapasan yang telah diuraikan di atas. Bila tenaga-tenaga yang melapangkan dada berhenti bekerja, maka kekenyalan dinding dada dan paru-paru menyebabkan penyempitan rongga dada kembali. Pada waktu tersebut iga-iga menurun kembali, sekat rongga badan melengkung lagi ke atas, sehingga kelebihan udara didesak keluar dari paru-paru. Proses tersebut terjadi bila kita menghembuskan nafas (mengeluarkan nafas). Proses pernafasan berlangsung melalui 2 tahap, yaitu :

- inspirasi: yaitu menghirup gas masuk ke paru-paru

- ekspirasi, yaitu menghembuskan gas keluar ke lingkungan

Gambar 2.3 Proses Inspirasi dan Ekspirasi

Mekanisme pernapasan pada manusia a. Pernafasan dada :

Otot antara tulang rusuk berkontraksi maka tulang rusuk terangkat sehingga volume rongga dada membesar. Akibatnya tekanan udara di

(21)

paru-paru mengecil sehingga udara luar mempunyai tekanan lebih besar masuk ke dalam paru-paru, maka terjadilah inspirasi.

Bila otot antartulang rusuk relaksasi maka tulang rusuk tertekan sehingga rongga dada mengecil. Akibatnya tekanan udara di paru-paru membesar sehingga udara keluar, maka terjadilah ekspirasi.

b. Pernafasan perut :

Diafragma berkontraksi sehingga mendatar maka rongga dada membesar. Keadaan ini menyebabkan tekanan udara di paru-paru mengecil sehingga udara luar masuk dan terjadilah inspirasi.

Bila otot diafragma relaksasi maka rongga dada mengecil, akibatnya tekanan di paru-paru membesar sehingga udara keluar maka terjadilah ekspirasi.

Frekuensi Pernapasan :

Cepat atau lambatnya manusia bernapas ditentukan oleh faktor: 1. Umur (lebih cepat usia muda)

2. Jenis kelamin (lebih cepat laki-laki) 3. Suhu tubuh (lebih cepat saat panas)

4. Posisi tubuh (semakin lelah, semakin banyak oksigen yang dibutuhkan)

Volume udara pernafasan :

- Udara pernafasan /tidal volume (UP) : udara yang masuk atau keluar sebanyak 500 cc saat inspirasi atau ekspirasi biasa. Setelah menghembuskan 500 cc tersebut (ekspirasi biasa) masih tersisa 2500 cc lagi di paru-paru.

- Udara komplementer (UK) : udara sebanyak 1500 cc yang masih dapat dihirup lagi dengan cara inspirasi yang maksimum setelah inspirasi biasa.

- Udara cadangan (UC) : udara sebanyak 1500 cc yang dapat dihembuskan lagi pada ekspirasi maksimum dengan mengerutkan otot perut kuat-kuat.

- Udara residu /udara sisa (UR) : udara sebanyak 1000 cc yang tidak dapat dihembuskan lagi dan menetap di paru-paru.

- Kapasitas vital paru-paru (KVP) : volume udara yang dapat dikeluarkan dari paru-paru melalui penghembusan nafas sekuat-kuatnya, setelah melakukan penarikan nafas sedalam-dalamnya. - Volume total paru-paru (VTP) : keseluruhan udara yang dapat di

tampung oleh paru-paru. Volume total paru-paru adalah kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu (VTP = KVP + UR).

Reaksi pernafasan :

Oksigen yang masuk ke dalam tubuh hanya sedikit yang dapat disimpan dalam tubuh, yaitu berupa oksimioglobin (dalam otot) dan sebagai okihemoglobin (dalam darah).

2.4 Kelainan Pernapasan Pada Manusia

(22)

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan disertai penjelasan pengertian atau definisi singkat yaitu seperti :

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

 Penyempitan saluran pernafasan akibat asma atau bronkitis. Bronkis disebabkan oleh bronkus yang dikelilingi lendir cairan peradangan sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.

 Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.  Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.

 Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.

 Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus

paru-paru atau disebut pleura.

 Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus

 Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus

pneumonia yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.

 Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.

 Masuknya air ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara

 Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.

 Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.

4. Gangguan sistem pernafasan :

 Asfiksi : ganguan dalam penangkutan O2 ke jaringan atau

gangguanpenggunaan O2 oleh jaringan

 Difteri : penyakit daluran pernafasan bagian atas karena infeksi bacteri Corynebacterium diphtheriae

 Pneumoniae : radang dinding aleolus yang disebabkan oleh infeksi bacteri Diplococcus pneumonia

 Tonsilitis : radang pada faring yang di sebabkan oleh bacteri pada

tonsil.

 Faringitis : radang pada faring yang disebabkan oleh bacteri atau

viris tertentu.

 Asma : gangguan pernafasan dengan gejala sukar bernafas, bunyi

mendesak dan batuk yang disebabkan alergi, psikis ataun karena penyakit menurun.

 Kanker paru-paru : akibat sering merokok

(23)

 Emfisema : gangguan pernafasan karena alveoli menjadi luas secara berlebihan, akibat terjadi penggembungan paru-paru secara berlebihan.

 Polip pada hidung dan amandel membesar pada tekak sehingga

(24)

BAB III

SISTEM SARAF MANUSIA

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Sistem saraf termasuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer (sistem saraf tepi). Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menerima informasi dalam bentuk rangsangan atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.

1. Struktur Saraf

Sistem saraf pada manusia terdiri dari sel saraf yang biasa disebut dengan neuron dan sel gilial. Neuron berfungsi sebagai alat untuk menghantarkan impuls (rangsangan) dari panca indra menuju otak dan kemudian hasil tanggapan dari otak akan dikirim menuju otot. Sedangkan sel gilial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada neuron. a. Sel Saraf (Neuron)

Unit terkecil penyusun sistem saraf adalah sel saraf atau bisa juga disebut neuron. Sel saraf adalah sebuah sel yang berfungsi untuk menghantarkan impuls (rangsangan). Setiap satu sel saraf (neuron) terdiri atas tiga bagian utama yang berupa badan sel saraf, dendrit, dan akson. Berikut adalah gambar dan bagian-bagian struktur sel saraf (neuron) beserta penjelasannya:

(25)

Gambar 3.1 Struktur Saraf

1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron).

4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya satu pada setiap neuron.

5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.

6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).

7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.

(26)

disebut neurotransmiter. Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.

Sel-sel saraf (neuron) bergabung membentuk jaringan saraf. Ujung dendrit dan ujung akson lah yang menghubungkan sel saraf satu dan sel saraf lainnya. Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls (rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.

2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot. Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.

3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik ke sel saraf motorik.

b. Sel Glial

Sel Glial berfungsi diantaranya untuk memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrosit, mikroglia, dan makroglia.

2. Sistem Saraf Pusat

Pusat saraf berfungsi memegang kendali dan pengaturan terhadap kerja jaringan saraf hingga ke sel saraf. Sistem saraf pusat terdiri atas otak besar, otak kecil, sumsum lanjutan (medula oblongata), dan sumsum tulang belakang (medula spinalis). Otak terletak di dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang.

Tiga materi esensial yang ada pada bagian sumsum tulang belakang serta otak antara lain, yaitu:

1. Substansi grissea atau bagian materi kelabu yang terbentuk dari badan sel.

2. Substansi alba atau bagian materi putih yang terbentuk dari serabut saraf.

3. Jaringan ikat atau sel-sel neuroglia yang ada di dalam system saraf pusat tepatnya di antara sel-sel saraf yang ada.

Selain itu, pada sistem saraf pusat terdapat juga Jembatan varol (ponds varoli) yang tersusun atas serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dengan sumsum tulang belakang. Jembatan varol berfungsi menghantarkan rangsang dari kedua bagian serebelum.

(27)

Gambar 3.2 Sistem Saraf Pusat a. Otak Besar (serebrum)

Otak besar wujudnya kenyal, lunak, ada banyak lipatan, serta berminyak. Otak besar dikelilingi oleh cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan. Di dalam otak besar terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen ke otak besar.

Bila otak besar pada laki-laki beratnya kira-kira 1,6 kg sedangkan bagi perempuan berat otak besar yang di miliki kira-kira adalah 1,45 kg. Jadi otak laki-laki yang lebih berat dikarenakan ukurannya yang juga lebih besar di bandingkan dengan otak wanita. Namun kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang baik laki-laki maupun perempuan tidak tergantung dengan berat otak yang mereka miliki. Tapi yang mengukur dan menentukn tingkat kecerdasan yang ada pada otak yaitu yang jumlah hubungan antar saraf satu dengan lainnya itu dalam jumlah banyak.

b. Otak Kecil (serebelum)

Otak Kecil terletak di bagian belakang kepala dan dekat leher. Fungsi utama otak kecil adalah sebagai pusat koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Jika terjadi rangsangan yang membahayakan, gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan. Otak kecil merupakan pusat keseimbangan. Apabila terjadi gangguan (kerusakan) pada otak kecil maka semua gerakan otot tidak dapat dikoordinasikan.

c. Sumsum Lanjutan (medulla oblongata)

(28)

dan pusat pernapasan. Selain itu, sumsum lanjutan berperan untuk mengantarkan impuls yang datang menuju otak. Sumsum sambung pun mempengaruhi refleks fisiologi, seperti jantung, tekanan darah, volume, respirasi, pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

d. Sumsum Tulang Belakang (medulla spinalis)

Sumsum tulang belakang atau medula spinalis berada di dalam tulang belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapisan, yaitu lapisan luar yang berwarna putih dan lapisan dalam yang berwarna kelabu. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh tulang belakang atau tulang punggung yang keras. Tulang punggung terdiri dari 33 ruas. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat gerak refleks.

Di dalam sumsum tulang belakang, terdapat saraf sensorik, motorik, dan saraf penghubung. Fungsi saraf-saraf tersebut adalah sebagai pengantar impuls dari otak dan ke otak.

Sumsum tulang belakang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Fungsi tersebut antara lain menghubungkan impuls dari saraf sensorik ke otak dan sebaliknya, menghubungkan impuls dari otak ke saraf motorik; memungkinkan menjadi jalur terpendek pada gerak refleks. Skema gerak biasa adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > otak > saraf motorik > otot > gerakan

Skema gerak refleks adalah: impuls (rangsangan) > saraf sensorik > sumsum tulang belakang > saraf motorik > otot > gerak refleks

3. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kranial) dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom)

1. Sistem Saraf Sadar (Saraf Kranial)

Sistem saraf sadar adalah saraf yang mengatur gerakan yang dilakukan secara sadar, di bawah kendali kesadaran kita, contohnya tangan kita sadar bergerak untuk mengambil gelas. Sistem saraf sadar (

kraniospinal

) meliputi sistem saraf kepala (

kranial

) dan sistem saraf tulang belakang (

spinal

). Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala.

(29)

Gambar 3.3 Saraf kranial dan letaknya

Sistem saraf spinal disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang. Saraf tulang punggung melayani reseptor dan efektor lain (selain reseptor dan efektor yang disarafi oleh otak) [baca : Sistem Saraf Pusat (Otak dan Sumsum Tulang Belakang)]. Berdasarkan asalnya, saraf tersebut dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.

Pada tubuh manusia dijumpai adanya pleksus (gabungan), yaitu beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 3 macam pleksus yaitu sebagai berikut:

1.

Pleksus servikalis

, merupakan gabungan urat saraf leher yang

memengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

2.

Pleksus brakialis

, yaitu gabungan urat saraf lengan atas yang

memengaruhi bagian tangan

3.

Pleksus lumbo sakralis

, adalah gabungan urat saraf punggung

dan pinggang yang memengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)

(30)

Gerak Refleks]. Di samping sistem saraf sadar, kita memeliki sistem saraf tak sadar atau otonom, yang bekerja secara otomatis, tidak di bawah kehendak saraf pusat, contohnya adalah denyut jantung, gerak alat pencernaan, dan pengeluaran keringat. Sistem saraf ini terletak khusus di sumsum tulang belakang [baca : Perjalanan Impuls Saraf]. Susunan saraf otonom terdiri atas susunan saraf

simpatetik

dan saraf

parasimpatetik

. Perbedaan struktur antara saraf simpatetik dan parasimpatetik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatetik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang punggung yang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga memiliki serabut preganglion pendek dan memiliki serabut postganglion yang panjang. Sebaliknya, saraf parasimpatetik memiliki serabut praganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu efektor dan memiliki serabut postganglion pendek. Serabut praganglion yang dimaksud adalah serabut saraf yang keluar dari ganglion.

a. Sistem saraf simpatetik

Sistem saraf simpatetik terletak di depan ruas tulang belakang dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut saraf.

b. Sistem saraf parasimpatetik

susunan saraf parasimpatetik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh. Fungsi susunan saraf parasimpatetik merupakan kebalikan dari fungsi saraf simpatetik.

(31)

Gambar 3.4 Sistem Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik 4. Penyakit Pada Sistem Saraf

a. Encephalitis

Encephalitis (Yunani: encekphalos (otak) dan itis (peradangan)) adalah peradangan otak. Peradangan otak ini dapat melibatkan pula struktur terkait lainnya. encephalomyelitis adalah peradangan otak dan sumsum tulang belakang, dan meningoencephalitis adalah peradangan otak dan “meninges” (membran yang menutupi otak). Penyebab encephalitis paling sering adalah karena infeksi mikroorganisme atau zat-zat kimia seperti timbal, arsen, merkuri (air raksa), dll.

b. Stroke

(32)
(33)

c. Alzheimer

Penyakit alzheimer ditandai oleh kerusakan sel saraf dan sambungan saraf di kulit otak dan kehilangan massa otak yang cukup besar. Gejala khas pertama yang muncul adalah pikun. Ketika makin buruk, kehilangan ingatan si penderita juga makin parah. Keterampilan bahasa, olah pikir, dan gerak turun drastis. Emosi jiwa dan suasana hati jadi labil. Penderita cenderung rentan dan lebih peka terhadap stres. Mudah terombang-ambing antara marah, cemas, atau tertekan. Pada tahap lebih lanjut, penderita kehilangan responsibilitas dan mobilitas serta kontrol terhadap fungsi tubuh.

d. Gegar Otak

Kehilangan sementara fungsi otak yang disebabkan oleh luka relatif ringan pada otak dan tak selalu berkaitan dengan ketidaksadaran. Orang yang kena gegar otak mungkin tak ingat apa yang terjadi sesaat sebelum atau setelah luka. Gejala gegar otak antara lain cadel berbicara, kebingunan berat, koordinasi otot terganggu, sakit kepala, pusing, dan mual.

e. Epilepsi

Epilepsi adalah kelainan kronik yang dicirikan oleh serangan mendadak dan berulang-ulang yang disebabkan oleh impils berlebihan sel-sel saraf dalam otak. Serangan dapat berupa sawan, hilang kesadaran beberapa saat, gerak atau sensasi aneh bagian tubuh, tingkah laku aneh, dan gangguan emosional. Serangan epilepsi umumnya berlangsung hanya 1-2 menit. Kemudian diikuti oleh kelemahan, kebingungan, atau kekurangtanggapan.

f. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang ditandai dengan serangan tidur tiba-tiba dan tak terkendali di siang hari, dengan gangguan tidur di malam hari. Penderita bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja bahkan saat berdiri atau berjalan. Tidur berlangsung beberapa detik atau menit dan bahkan lebih dari sejam.

g. Afasia

Afasia adalah kerusakan dalam pengungkapan dan kepahaman bahasa yang disebabkan oleh kerusakan lobus frontal dan temporal otak. Afasia bisa disebabkan oleh luka kepala, tumor, stroke, atau infeksi.

h. Dementia

(34)

DAFTAR PUSTAKA

https://ceppyndutz.files.wordpress.com/2010/06/darah-ipa-21.pdf https://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB wQFjAAahUKEwj6p5j3zazIAhWJkY4KHSEaCHY&url=https%3A%2F

%2Fanugrahjuni.files.wordpress.com%2F2010%2F11%2Fsistem-

pernafasan-manusia.doc&usg=AFQjCNGXBaQU3Ou_-Et-PRrtvhir193I_w&bvm=bv.104317490,d.dGo

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/04/sistem-saraf-pada-manusia.html

http://softilmu.blogspot.co.id/2015/04/sistem-saraf-tepi-kranial-otonom.html

Gambar

Gambar 1.2 Leukosit
Gambar 1.3 Bagian-Bagian Jantung
Gambar 1.4 Perbedaan Arteri dan Vena
Gambar 1.5 Pembuluh Arteri, Vena, dan Kapiler.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem saraf Susunan saraf pusat Otak (ensefalon) Otak besak (serebrum) Otak tengah (mesensefalon ) Otak kecil (serebellum) Sumsum lanjutan (medulla oblongata) Sumsum tulang

Saraf tepi terdiri dari pasangan-pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor

korpora kuadrigemina, adalah bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat

Aorta adalah pembuluh yang dilewati darah dari bilik kiri jantung menuju keseluruh tubuh.. Pembuluh nadi paru-paru ( arteri

Pada sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu sistem peredaran darah besar/sistemik (bilik kiri – aorta – pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena

Sistem saraf terdiri atas 2 bagian besar yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, sistem syaraf pusat terdiri dari otak (enchepalon) dan sumsum

Bagian utama otak adalah otak besar(Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di

Sistem peredaran darah besar dimulai dari bilik kiri jantung, menuju ke seluruh tubuh, lalu kembali ke serambi kanan jantung.. Alur lengkapnya adalah sebagai berikut 1 Darah keluar