Pentingnya Perlindungan Profesi Guru Oleh : Faridha Ariyani
Profesi guru memang profesi yang sangat membanggakan. Tidak hanya
waktu dan pikiran, seorang guru juga mengorbankan perasaannya dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Seluruh waktunya tersita baik di
sekolah maupun di rumah untuk mempersiapkan pembelajaran yang berkualitas.
Selain itu juga masih banyak tuntutan administratif yang harus dia penuhi sebagai
seorang pegawai. Kebanggan seorang guru bukanlah pada saat mendapatkan
hadiah bolpoint, tas, ataupun baju pada saat hari guru. Kebanggaan seorang guru
adalah saat melihat dan mendengar bahwa anak didiknya telah tumbuh menjadi
manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
Guru merupakan suatu profesi yang selalu berkaitan dengan pendidikan.
Seorang guru harus menguasai substansi bidang studi dan metodologi
keilmuannya sebagai sub dari kompetensi profesional. Untuk memenuhi
kompetensi pedagogik, guru juga dituntut untuk mampu merancang kegiatan
belajar yang mendidik, sehingga proses transfer pengetahuan dapat terarah pada
tujuan pembelajaran. Sebagai seorang pendidik guru merupakan panutan untuk
ditiru dan diteladani oleh siswa baik dari kepribadian maupun dalam berinteraksi
sosial. Diharapkan dengan semua kompetensi tersebut dapat mewujudkan insan
Indonesia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah, sesuai dengan visi pendidikan nasional.
Demikian besar peran seorang guru dalam membangun generasi bangsa.
Sehingga dalam menjalankan profesinya, seorang guru berhak mendapat
perlindungan. Pasal 39 Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menetapkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat,
organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan
terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. Perlindungan terhadap guru tersebut
meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan
berhak mendapatkan perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta
didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.
Begitu tegasnya peraturan telah dibuat, namun perlindungan terhadap
profesi guru masih sangatlah lemah. Ketika guru terkena masalah hukum
khususnya yang berkaitan dengan tugasnya, ataupun ketika seorang guru harus
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan administrasi kepegawaiannya,
seolah dia harus berjuang sendiri. Guru mempunyai kewajiban untuk memberikan
pelayanan prima terhadap seluruh peserta didiknya. Namun di sisi lain ia sebagai
konsumen atas pelayanan birokrasi sangat jarang mendapatkan pelayanan yang
memuaskan. Para guru diposisikan sebagai pihak yang membutuhkan bantuan
untuk pelayanan birokrat. Guru juga dipandang sebagai seorang individu ketika
mendapatkan tuntutan hukum yang berkaitan dengan perlindungan anak.
Perlindungan profesi guru harusnya tidak hanya tertulis dalam kitab
hukum Undang-Undang, tetapi juga harus nyata terealisasi seiring dengan
pelaksanaan tugas keprofesionalan guru. Karena harus dipahami bersama bahwa
tugas mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas semua pihak. Baik pendidik
maupun stakeholder harus bisa bersinergi membangun pendidikan yang
berkualitas. Sehingga perlindungan terhadap profesi guru haruslah mendapatkan