• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MOTODE C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MOTODE C"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG MOTODE

COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DAN MOTIVASI

BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPS

Zanuarto Ambar Suryono

Universitas Mmuhammadiyah Buton Email: azanuarto@yahoo.co.id

Abstract:

His watchfulness aims to detect: (1). method use influence cooperative learning with technique jigsaw towards accomplishment learn in subject ips at SMK Negeri 2 Baubau. (2) motivation influence learns student towards in subject ips at SMK Negeri 2 Baubau dan (3). influence between method use cooperative learning with technique jigsaw and motivation learns towards accomplishment learn subject ips this watchfulness population class student x SMK Negeri 2 Baubau, with total 240 students. watchfulness sample as much as 71 students. Result that got from this watchfulness: 1) method use cooperative learning with technique jigsaw influential towards accomplishment learns class student SMK Negeri 2 Baubau. 2) motivation learns influential towards accomplishment lea rn class student x SMK Negeri 2 Baubau 3) according to together method use cooperative learning with technique jigsaw and motivation learns influential towards accomplishment learn class student SMK Negeri 2 Baubau

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi: (1). menggunakan metode pengaruh pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar di ips subjek di SMK Negeri 2 Baubau. (2) pengaruh motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ips di di SMK Negeri 2 Baubau Dan (3). pengaruh antara metode menggunakan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar ips subjek penelitian ini populasi siswa kelas x SMK Negeri 2 Baubau, dengan jumlah 240 siswa. penelitian sampel sebanyak 71 siswa. Hasil yang didapat dari penelitian ini: 1) metode menggunakan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas SMK Negeri 2 Baubau. 2) motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas x SMK Negeri 2 Baubau 3) sesuai dengan metode bersama-sama menggunakan pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas SMK Negeri 2 Baubau

Kata Kunci: metode cooperative learning with technique jigsaw, motivasi

belajar siswa

I. PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya:

(2)

Sebagian sekolah terutama dikota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, sebaliknya sebagian lain masih memprihatinkan.

Untuk mengembangkan siswa ber-pikir kritis, logis dan kreatif, maka guru harus melibatkan siswa sebagai peserta aktif dalam pengajaran. Metode Cooperatif Learning akan memberikan kesempatan pada siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Dalam metode Cooperative Learning siswa harus mempelajari ketrampilan kooperatif yang diajarkan. Ketrampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melan-carkan hubungan kerja dan pembagian tugas antar anggota, agar kelompok dapat bekerja sama secara produktif.Teknik pembelajaran Cooperative Learning yang digunakan peneliti adalah Jigsaw, karena dalam teknik ini terjadi keterlibatan mental dan fisik dari siswa secara penuh, dimana siswa dalam menjelaskan materi tersebut harus mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa yang lain. Dengan pembelajaran ini akan terlihat kemandirian siswa dalam belajar. Siswa benar-benar kerja sama dan dapat mening-katkan daya pikir siswa. Selain tersebut dapat juga memperkecil peluang siswa untuk tidak aktif, karena dalam diri masing-masing siswa sadar bahwa dia mempunyai tanggung jawab untuk menjelaskan kepada teman sekelompoknya.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang metode Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau? 2) Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau? 3) Apakah secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau?

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau. 2) Ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikanmotivasi belajar terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau. 3) Ingin mengetahui apakah secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan persepsi siswa tentang metode Cooperative Learning dengan teknik Jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas X SMKNegeri 2 Baubau.

II. KAJIAN PUSTAKA

Persepsi pada hakikatnya adalah proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Persepsi juga merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan mem-berikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus fisikdan stimulus sosial yang adadi lingkungannya. Sensasi-sensasi dari ling-kungan akan diolah bersama-sama.

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan/ketrampilan yang dikembang-kan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan 2002: 105). Penilaian prestasi belajar sering juga disebut penilaian hasil belajar . Untuk mengetahui hasil belajar siswa perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian/evaluasi. Penilaian pada dasamya adalah, memberikan pertirn-bangan atau nilai berdasarkan kreteria tertentu. .Hasil yang diperoleh dalam bentuk hasil belajar olehsebab itu kegiatan tersebut dinarnakan belajar. Bloom dkk dalam (Sudjana, Nana, 1995: 50) menyebutkan ada tiga tipe hasil belajar yakni: koqnitif, afektif dan psikomotor.

(3)

inforrmasi mengenai hasil yang diperoleh siswa dalam hubungannya dengan pengua-saan bahan pelajaran.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran yang fokus kajiannya seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMK/MAK mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Ekonomi, Sosiologi dan Antro-pologi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi Warga Negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab dan warga dunia yang cinta damai.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat. Kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.

Model Cooperative Learning didefinisikan sebagai lingkungan belajar dimana siswa belajar dalam suatu kelompok kecil yang kemampuannya berbeda-beda untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pengorganisasian pembelajaran dicirikan oleh struktur, tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif (Ibrahim dkk,

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta membantu satu sama lain untuk mem-pelajari topik mereka. Setelah pembahasan kelompok asal berusaha menjelaskan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Selanjutnya diakhir pelajaran siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Model pembelajaran melalui cooperative learning dengan teknik Jigsaw dianggap salah satu teknikyang efektif untuk memberikankesempatan pada siswa bersama guru untuk mengkontruksikan pengetahuan sendiri dalam berkomunikasi satu sama lain secara simultan.

Motivasi berprestasi adalah motivasi yang terarah pada pencapaian prestasi belajar dengan standar yang baik. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil prestasi yang dapat dicapai oleh siswa setelah berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Dengan demkian kedua faktor tersebut adalah model pembelajaran Cooperative Learning Teknik Jigsawdan motivasi belajar akan meberikan pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.

Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Ada pengaruh yang signifikanpersepsi siswa tentang metode Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau. 2) Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau. 3) Ada pengaruh yang signifikan persepsisiswa tentang metodeCooperative Learning dengan Teknik Jigsaw dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran IPS di SMK seluruh siswa merupakan populasi penelitian yang akan diteliti. Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh/sensus. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiono, 2003 :78)

Tabel 1

(4)

Instrumen penelitian ini adalah pengukuran variabel yang dituangkan masing-masing kelas sebanyak 6 kelas siswa SMK Negeri 2 Baubau di Kota Baubau. Dari variabel itu mengacu beberapa teori yang telah dikemukakan oleh: 1) Variabel motivasi berprestasi, diukur dengan menggunakan tes motivasi berprestasl yang dikembangkan oleh Smith (1978: 95) yang diadaptasikan oleh penetiti.Dengan menggunakan tes ini akan dapat menentukan karakteristik motivasi berprestasi siswa yang dipilih menjadi motivasi berprestasi tinggi sedang dan rendah. 2) Variabel gaya kognitif, diukur dengan menggunakan tes gaya kognitif yang dikembangkan oleh Suhargono (1990 : 82),dengan rnenggunakan tes ini akan dapat ditentukan gaya kognitif siswa dengan pilihan gaya kognitif fild dependent dan fild independent. 3) Variabel cara belajar siswa adalah cara-cara yang dipakai oleh siswa untuk belajar, yang mencakup cara mengikuti pelajaran, cara membuat catatan, cara membaca buku, cara mempersiapkan ujian, cara memahami dan menghafal isi pelajaran dan cara mengatur jadwal serta tempat belajar.

Teknik mengumpuikan data dengan menggunakan metode angket. Dengan menggunakan metode ini diharapkan agar data yang dikumpulkan benar-benar validitasnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta dapat digunakan untuk memecahkanpermasalahan yang dihadapi.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode questionare tipe pilihan dalam bentuk multiple choise, mengingat bahwa bentuk ini terdiri dari beberapa altematif jawaban yang bertingkat, sehingga akan lebih jelas dan lebih mudah bagi peneliti untuk mengkategorikan jawaban responden dibanding dengan tipe lainnya.

Adapun tahapan-tahapan yang dilaku-kan dalam mengumpuldilaku-kan data adalah: 1) Melaksanakan uji coba untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitasangket ter-hadap 71 responden didasari pendapat Slovin dalam Umar (2004: 108) yang

menyatakan bahwa uji coba angket dilaku-kan sekitar responden. Analisis uji coba dilaksanakan dengan bantuan computer program SPSS (Santoso, 2000: 209) 2) Mengumpulkan data untuk seluruh siswa di SMK Negeri 2 Baubau sebagai responden sesuai dengan teknik pengumpulan data yang dirancang, selanjutnya ditabulasikan untuk dianalisissesuai dengan analisis yang telah disiapkan.

Analisis data sesuai rancangan penelitian menggunakan metode kore-lasional untuk mengungkapkan pengaruh atau hubungan antara variabel dengan bantuan komputer program SPSS versi 17 (Santoso, 2000: 201 ).

Tahapan yang dilakukan dalam analisis penelitian yaitu: 1) Tahap persiapan, mencakup penyelesaian data empirisyang ada di instrument koesioner dipindahkan kedalam matriks data menurut tabel yang sudah disiapkan. Dan dibuat scoring jawaban dari item atau variabel-variabel yang diteliti. 2) Tahap uji hipotesis menggunakan analisis korelasi parsial (partial correlation) dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.00 (Santoso, 2000 : 201).

IV.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Analisis yang digunakan dengan menggunakan metode statistik maka data yang telah ada harus diubah terlebih dahulu ke dalam data kuantitatif. Dari hasil pengolahan data penelitian ini dapat dideskripsikan berdasarkan dua deskripsi yaitu: pertama, penerapan metode active learning dengan teknik jigsaw. Kedua, motivasi belajar siswa. Ketiga, prestasi belajar mata pelajaran IPS. Deskripsi data tersebut berasal dari jawaban responden yang berjumlah 71 siswa terhadap instrument penelitian yang berupa kuesioner dan dokumentasi hasil belajar mata pelajaran IPS.

(5)

item jawaban, variabel motivasi belajar siswa terdapat 30 pertanyaan dan 5 item jawaban. Sehingga hasil dari penyekoran pada variabel masing-masing penerapan metode active learning dengan teknik jigsaw diperoleh skor tertinggi 15 x 5 = 75 sedangkan skor terendah adalah 15 x 1 = 15, hasil penyekoran pada variabel motivasi belajar siswa diperoleh skor tertinggi 30 x 5 = 150 sedangkan skor terendah adalah 30 x 1 =30. Dari angket yang telah diisi oleh responden, hasil skornya kemudian dikategorikan menjadi tiga. Dengan nilai interval sebanyak 20.

1. Deskripsi Persepsi Metode

Cooperative Learning dengan Teknik Jigsaw

Hasil dari pengumpulan dan penyekoran pada angket tentang penerapan metode active learning, maka dapat ditentukan jumlah frekuensi penerapan metode active learning teknik jigsaw dengan perhitungan interval dan peng-kategorian dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.

Distribusi Frekuensi dan Persentase Persepsi Metode Cooperative Learning

Dengan Teknik Jigsaw

No Interval

skor Frekuensi Persentase Kategori 1 55 – 75 61 85.91 Baik 2 35 – 54 8 11.27 Cukup 3 15 – 34 2 2.82 Kurang

Jumlah 71 100.00

Sumber : Survei tahun 2014

Pada tabel di atas diperoleh data mengenai persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw bahwa : (1) terdapat 61 siswa atau 85.91% berada pada kategori persepsi siswa baik, (2) 8 siswa atau 11.27% pada kategori cukup, dan (3) 2 siswa atau 2.82% berada pada kategori kurang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa persepsi siswa SMK Negeri 2 Baubau pada kategori baik. Adapun histogram frekuensi persepsi tentang metode cooperatif learning dengan

teknik jigsaw SMK Negeri 2 Baubau dapat dilihat pada gambar berikut:

Hasil dari pengumpulan dan penye-koran pada angket tentang penerapan motivasi belajar, maka dapat ditentukan jumlah frekuensi motivasi belajar dengan perhitungan interval dan pengkategorian dalam tabel berikut ini:

Tabel 3

Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar No Interval

skor Frekuensi Persentase Kategori 1 110 – 150 57 80.28 Baik 2 70 – 109 8 11.27 Cukup 3 30 – 69 6 8.45 Kurang

Jumlah 71 100.00

Sumber : Survei tahun 2014

Pada tabel di atas diperoleh data mengenai motivasi belajar bahwa: (1) terdapat 58 siswa atau 80.28% berada pada kategori baik, (2) 8 siswa atau 11.27% pada kategori cukup, dan (3) 6 siswa atau 8.45% berada pada kategori kurang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Baubau pada kategori baik.

Hasil dari pengumpulan dan penye-koran pada dokumentasi prestasi belajar mata pelajaran IPS, maka dapat ditentukan jumlah frekuensi prestasi belajar dengan perhitungan interval dan pengkategorian dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.

Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

No Interval

skor Frekuensi Persentase Kategori 1 79 –

100 9 12.68 Baik sekali 2 68 – 78 48 67.60 Baik 3 56 – 67 9 12.68 Cukup 4 50 – 55 5 7.04 Kurang 5 0 – 49 - - Kurang sekali

Jumlah 71 100.00

Sumber : Survei tahun 2014

(6)

sekali dan cukup, (2) 48 siswa atau 67.60% berada pada kategori baik, (3) 5 siswa atau 7.04% berada pada kategori kurang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Baubau pada kategori baik.

2. Analisis Signifikansi Persepsi Siswa Tentang Metode Cooperatif Learning

dengan Teknik Jigsaw dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS.

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, hubungan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi

belajar (Y) diperoleh nilai koefisien regresi b = 0.269 dan nilai konstanta a = 54.936. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi sederhana yaitu Y’ = 54.936 + 0.269X1. Untuk mengetahui apakah model

persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan ataua apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis variansi (uji-F). kriteria penilaian adalah jika nilai signifikansi (probabilitas) kurang dari 0,05 maka persamaan regresi adalah signifikan, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan dari bantuan program SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar

10.726 dengan tingkat signifikansi 0.002 kurang dari 0.05. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh dapat dinyatakan signifikan. Oleh karena itu

persamaan regresi Y’ = 54.936 + 0.269X1

dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dengan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS.

Dari persamaan regresi Y’ = 54.936 +

0.269X1 mempunyai arti : (1) apabila

persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) =0

maka prestasi belajar (Y) dapat ditaksir sebesar 54.936, dan (2) apabila terjadi perubahan persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw

(X1) sebesar satu satuan maka prestasi

belajar dapat ditaksir sebesar 0.269 pada satuan konstanta 54.936. Hasil analisis varians dapat dilihat pada tabel berikut.

Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi

belajar (Y) menghasilkan harga koefisien korelasi r 0.367. Nilai tersebut menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dengan prestasi belajar. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi r yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil analisis uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 3.275 dengan tingkat signifikansi 0,002 kurang dari  = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) dengan prestasi

belajar mata pelajaran IPS (Y) signifikan. Hasil analisis regresi sederhana tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw maka semakin tinggi pula prestasi belajar mata pelajaran IPS. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak H0 dan

menerima H1 yang menyatakan “ada

pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa SMK Negeri 2 Baubau”.

Daya ramal persamaan regresi pengaruh antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) terhadap prestasi belajar mata

(7)

lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Besarnya kontribusi persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat dilihat dari nilai adjusted R Square yaitu0.122. Nilai ini memberikan pengertian bahwa kontribusi persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar 12.2%.

3. Analisis Signifikansi Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS.

Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana, hubungan antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar mata

pelajaran IPS (Y) diperoleh nilai koefisien regresi b = 0.245 dan nilai konstanta a = 42.433. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi sederhana yaitu Y’ = 42.433 + 0.245X2. Untuk mengetahui

apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan ataua apakah persamaan regresi yang telah diperoleh signifikan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis variansi (uji-F). kriteria penilaian adalah jika nilai signifikansi (probabilitas) kurang dari 0,05 maka persamaan regresi adalah signifikan, demikian pula sebaliknya.

Berdasarkan dari bantuan program SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar

108.123 dengan tingkat signifikansi 0.00 kurang dari 0.05. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh dapat dinyatakan signifikan. Oleh karena itu

persamaan regresi Y’ = 42.433 + 0.245X2

dapat digunakan untuk menjelaskan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS.

Dari persamaan regresi Y’ = 42.433 +

0.245X2 mempunyai arti : (1) apabila

motivasi belajar (X2) =0 maka prestasi

belajar mata pelajaran IPS (Y) dapat ditaksir sebesar 42.433, dan (2) apabila terjadi perubahan motivasi belajar (X2)

sebesar satu satuan maka kinerja guru dapat ditaksir sebesar 0.245 pada satuan konstanta 42.433. Hasil analisis varians dapat dilihat pada tabel berikut.

Perhitungan korelasi sederhana terhadap pasangan data variabel motivasi belajar (X2) dengan prestasi belajar mata

pelajaran IPS (Y) menghasilkan harga koefisien korelasi r 0.781. Nilai tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi r yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji-t. Hasil analisis uji-t diperoleh nilai t hitung sebesar 10.398 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari  = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara motivasi belajar (X2) dengan prestasi

belajar mata pelajaran IPS (Y) signifikan. Hasil analisis regresi sederhana tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar mata pelajaran IPS. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak H0 dan menerima H1 yang menyatakan “ada pengaruh yang

signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa di SMK Negeri 2 Baubau”.

Daya ramal persamaan regresi hubungan antara motivasi belajar (X2)

terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS (Y) dapat diketahui dari hasil koefisien determinasinya. Dari hasil analisis diperoleh koefisien determinasi sebesar 0.610 yang berarti bahwa 61.0% variasi variabel prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat dijelaskan oleh variabel motivasi belajar. Sedangkan 39.0% lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(8)

4. Analisis Signifikansi Persepsi Siswa Tentang Metode Cooperatif Learning Dengan Teknik Jigsaw dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, hubungan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw(X1) dan motivasi

belajar (X2) dengan prestasi belajar mata

pelajaran IPS (Y) diperoleh nilai koefisien regresi b1 = 0.129, b2= 0.231 dan nilai

konstanta a = 36.558. Dengan demikian diperoleh persamaan regresi berganda yaitu Y’ = 36.558+ 0.129X1 + 0.231X2. Untuk

mengetahui apakah model persamaan regresi tersebut dapat digunakan untuk menarik kesimpulan ataua apakah per-samaan regresi yang telah diperoleh signify-kan atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan analisis variansi (uji-F). kriteria penilaian adalah jika nilai signify-kansi (probabilitas) kurang dari 0,05 maka persamaan regresi adalah signifikan, demi-kian pula sebaliknya.

Berdasarkan dari bantuan program SPSS versi 17.00, diperoleh Fhitung sebesar

60.314 dengan tingkat signifikansi 0.00 kurang dari 0.05. Dengan demikian model persamaan regresi yang diperoleh dapat dinyatakan signifikan. Oleh karena itu persamaan regresi Y’ = 36.558 + 0.129X1 +

0.231X2.dapat digunakan untuk

menjelas-kan dan mengambil kesimpulan lebih lanjut mengenai pengaruh antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS.

Dari persamaan regresi Y’ = 36.558 + 0.129X1 + 0.231X2 mempunyai arti : (1)

apabila persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1)= 0 dan motivasi belajar (X2) =0 maka

prestasi belajar mata pelajaran IPS (Y) dapat ditaksir sebesar 36.558, (2) apabila terjadi perubahan persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw(X1) dan motivasi belajar (X2)

sebesar satu satuan maka kinerja guru dapat ditaksir sebesar 0.129 dan 0.231 pada

satuan konstanta 36.558. Hasil analisis varians dapat dilihat pada tabel berikut.

Perhitungan korelasi ganda terhadap pasangan data variabel persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) dan motivasi belajar (X2)

dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS (Y) menghasilkan harga koefisien korelasi r 0.800. Nilai tersebut menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS.

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda yang diperoleh signifikan atau tidak, dilakukan pengujian dengan menggunakan uji-F. Hasil analisis uji-F diperoleh nilai F hitung sebesar 60.314 dengan tingkat signifikansi 0,000 kurang dari  = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw(X1) dan motivasi belajar (X2)

dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS(Y) signifikan.

Hasil analisis regresi ganda sebagai-mana tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar mata pelajaran IPS. Temuan dalam penelitian ini sekaligus menolak H0 dan menerima H1 yang menyatakan “ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa di SMK Negeri 2 Baubau”.

Daya ramal persamaan regresi hubungan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw (X1) dan motivasi kerja (X2)

(9)

dijelaskan oleh variabel persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar. Sedangkan 36.0% lainnya ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Besarnya kontribusi persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat dilihat dari nilai adjusted R Square yaitu0.629. Nilai ini memberikan pengertian bahwa kontribusi persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar 62.9%.

V. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Cooperatif Learning Dengan Teknik Jigsaw dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Hasil analisis statistik deskiptif untuk variabel persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw di SMK Negeri 2 Baubau sebagian besar berkategori baik. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh nilai korelasi antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS sebesar 0.367 dengan nilai signifikan 0,002 kurang dari 0.05. Dengan demikian hipotesis H0

ditolak dan H1 diterima yang berarti “ada

pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dengan prestasi

belajar mata pelajaran IPS”.

Berdasarkan hasil analisis diatas yang menerangkan bahwa ternyata metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

Menurut teori pembelajaran kon-struktivisme belajar adalah proses meng-konstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi ini dilakukan secara pribadi dan sosial dan proses ini adalah

proses yang aktif. Beberapa faktor seperti pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan ling-kungan berpengaruh terhadap motivasi belajar. Kelompok belajar dianggap sangat membantu proses belajar karena mengan-dung beberapa unsur yang berguna untuk menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang.

2. Hubungan Antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Hasil analisis statistik deskiptif untuk variabel motivasi belajar siswa di SMK Negeri 2 Baubausebagian besar berkategori baik. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh nilai korelasi antara motivasi belajar dengan kinerja guru sebesar 0.781 dengan nilai signifikan 0,000 kurang dari 0.05. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak

dan H1 diterima yang berarti “ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS

”. Hal ini berarti bahwa pada umumnya

prestasi belajar yang baik dihubungkan dengan motivasi yang baik. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan prestasi yang kurang baik.

(10)

diamati secara langsung, sedangkan yang dapat diamati adalah manifestasi dari motivasi itu dalam bentuk tingkah laku yang nampak pada individu setidaknya akan mendekati kebenaran apa yang menjadi motivasi individu bersangkutan.

3. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Metode Cooperatif Learning dengan Teknik Jigsaw dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Berdasarkan nilai korelasi berganda antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa di SMK Negeri 2 Baubau sebesar 0.800 dengan nilai signifikan 0,000 kurang dari 0.05. Dengan demikian hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti “ada pengaruh yang

signifikan antara persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS secara

bersama-sama”.

Hal ini berarti Prestasi belajar mata pelajaran IPS sangat ditentukan oleh kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pem-belajaran ini dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pendekatan pembela-jaran yang digunakan dan motivasi belajar siswa.

VI. KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1) Persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau yang berarti bahwa semakin tinggi persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw maka semakin tinggi pula prestasi belajar mata pelajaran IPS. 2) Motivasi belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau yang berarti bahwa semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula prestasi belajar mata pelajaran IPS. 3) Persepsi

siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS di SMK Negeri 2 Baubau. Apabila persepsi siswa tentang metode cooperatif learning dengan teknik jigsaw dan motivasi belajar ditingkatkan maka prestasi belajar mata pelajaran IPS dapat meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2003) Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV Eka Jaya.

Anonim. (2006) Permen No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Mata Pelajaran IPS Untuk SMK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Arindita, S.(2003)Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanan dan Citra Bank dengan Loyalitas Nasabah. Surakarta: Fakultas Psikologi UMS

Arikunto, Suharsimi. (2002) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2002) Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. (2002) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, S. (1983) Metodologi Research.Yogyakarta: Andi Offset.

Hamalik, O. (1994) Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

(11)

Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi.

Ibrahim, dkk. (2005) Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Unesa.

Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu.

Kerlinger, Fred N. (1990) Aspek-aspek Penelitian Behaviorai. Terjemahan oleh Landeng R. Simatupang. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Lie, Anita .(2007) Cooperative Learning : Mempraktekan Cooperative Learning Di Ruang -Ruang Kelas. Jakarta: Girasindo

Lie, Anita .(1999) Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya: Citra Media CV

Martin, A, dan Bhaskara. (2002) Kamus Bahasa Indonesia Millenium. Surabaya: Karina.

Muller, Johammes.(1980) Pendidikan sebagai jalan pembebasan manusia dan cengkeraman kemelaratan, Education Poverty.Juli Volume 87, 42-52

Mujiono dan Dimyati.(1999) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Narbuka, Cholid dan Abu, Achmad. (2001) Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S. (2001) Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Nahawi, H. (2001) Metode Penelitian Bidang Social. Gajah Mada University. Press. Yogyakarta.

Nur, M , dkk. (2004) Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya : University Press Unesa.

Purwanto, Ngalim M. (1990) Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Poerwodarminto.(1991) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bina Ilmu.

Santoso. (2000) SPSS Versi 10 Mengelola Data Statistik Secara Profesional, Jakarta: PT Ale Kompetindo.

Santoso, Barokah. (2002) Kurikulum Berbasis Kompetensi Jenjang SLTP. Interprestasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jurnal Gentengkali. Vol 4 No. 3 dan 4

Slameto. (2003) Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sholeh, Muhammad. (2006) Pengaruh Persepsi Tentang Model Pembelajaran Kooperatif dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 2 Porong Kabupaten Sidoarjo, Malang: Program Studi Pendidikan IPS Program Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang.

Sholihatin, Etin, dkk. (2007) Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara

Soeryabrata, S, Drs. (1989) Proses Belajar Mengajar Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Andi Ofset.

Sudjana, Nana. (1995) Penilaian Hasil Proses Belajar. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya

(12)

Sumanto, (2001) Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Soaial Dan Pendidikan. Unesa University Press, Surabaya.

Supeno, Bambang. (1997) Statistik Terapan Dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Surakhmad, W. (2000) Landasan Yang Kuat Dan Kebijaksanaan Pendidikan Yang Benar. Makalah Disajikan Dalam Konvesni Nasional Pendidikan Indonesia. Jakarta 19-22 September.

Suryabrata, Sumadi. (2002) Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa Rajawali.

Thabrany, H. (1994) Rahasia Kunci Sukses Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

The Liang Gie. (1987) Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.

Tim Tetap Penulis. (2005) Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Kanjuruhan Malang.

Umar, H. (2004) Riset Pemasaran Dan Perilaku Dan Konsumen.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Vredenbergh. (1983) Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Galio.

Walgito, Bimo. (2003) Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset

Gambar

Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan dengan tingkat korelasi yang rendah antara gender dengan kemampuan memecahkan masalah dan siswa laki-laki mendapat

Pada ketiga formula es krim sayur tersebut untuk aroma langu berkisar antara agak tidak langu hingga tidak langu, hal ini dikarenakan karena perbandingan pasta

ada peserta lelang yang mengajukan sanggahan atau keberatan atas penetapan pemenang lelang untuk pekerjaan Pengadaan Rehabilitasi Gedung Pengadilan Tinggi Agama

Namun, berkaitan dengan kemungkinan dan kenyataan akan keadaan sakit dan kekeliruan ini, tidak akan membutakan kita terhadap kemungkinan dan kenyataan lain bahwa

BEBERAPA JENIS GAMBAR RAJAH

Setiap anggota biasa (dari Notaris aktif) yang mengajukan permohonan pindah tempat kedudukan atau perpanjangan masa jabatan wajib memperoleh rekomendasi dari Pengurus Daerah

 Dari ilustrasi di atas, menurut anda bagaimana jalannya sinar yang dibiaskan oleh cermin cembung saat sinar datang sejajar sumbu utama.

Kepala KPKNL menerima permohonan penetapan penggunaan BMN yang dioperasikan oleh pihak lain dari pengguna barang dan mendisposisikan surat permohonan tersebut