1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respiratory distress syndrome (RDS) adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru-paru. RDS dikatakan sebagai Hyaline Membrane Descase (HMD). Produksi surfactan penting untuk fungsi respirasi normal. Bayi prematur lahir sebelum produksi surfactan memadai. Pada defisiensi surfactan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosis respiratory. Reduksi pada ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan acidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif (Yuliani, 2001).
Penilaian keadaan pernafasan dapat dilaksanakan dengan mengamati gerakan dada atau perut. Pola pernafasan normal adalah teratur dengan waktu ekspirasi lebih panjang dari pada waktu inspirasi, karena pada inspirasi otot pernafasan bekerja aktif, sedangkan pada waktu ekspirasi otot pernafasan bekerja secara pasif. Pada keadaan sakit dapat terjadi beberapa kelainan pola pernafasan yang paling sering adalah takipnea.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal (Alimul, 2006)
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Proses pernafasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Perawat mempunyai peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan pemeliharaan keseimbangan asam basa klien. Oleh karena itu, perawat harus memahami konsep kebutuhan oksigen dan keseimbangan asam basa. Selain itu, perawat juga harus terampil dalam melakukan intervensi keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan oksigen dan asam basa (Asmadi, 2008)
2 B. Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar perawat khususnya mahasiswa DIII keperawatan, mampu mengingat kembali mengenai konsep pemenuhan kebutuhan oksigenasi dan praktek keperawatan yang bisa diimplementasikan pada klien yang mengalami gangguan oksigenasi.
C. Manfaat
1. Bagi pendidik keperawatan
Menambah wawasan pada tenaga pendidik yang berhubungan dengan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigenasi.
2. Bagi penulis
Menambah pengalaman dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang didapat selama pendidikan.
3. Bagi klien
Sebagai informasi tambahan tentang bagaimana pemenuhan kebutuhan Oksigenasi pada pasien yang memiliki masalah pernafasan.