• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menghasilkan Laba Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009-2011 , Studi Empiris Di BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Menghasilkan Laba Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2009-2011 , Studi Empiris Di BEI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.3Tinjauan Pustaka 2.3.1 Laba

Laba adalah kelebihan pendapatan atau keuntungan yang diterima

perusahaan setelah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain. Laba

menjadi indikasi keberhasilan bagi perusahaan karena laba merupakan faktor

yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Banyak orang memberikan

pendapat yang berbeda tentang laba, sehingga penulis mengutip beberapa

pengertian mengenai laba menurut para pakar ekonomi.

Pengertian laba menurut Soemarso S.R (2009) adalah selisih

pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha sedangkan menurut

pendapat Houston (2006) adalah perubahan ekuitas dalam suatu periode

setelah disesuaikan dengan modal dan distribusi modal yang melebihi

investasi. Definisi lain tentang laba yaitu pengembalian investasi kepada

pemilik yang mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada

investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang serupa dengan posisi

awalnya (Stice, Skousen: 2009). Jika ada jumlah residual yang tertinggal

setelah semua beban termasuk penyesuaian pemeliharaan modal) dikurangkan

dengan penghasilan maka itu merupakan laba, dan sebalikya jika beban

melebihi penghasilan makan itu merupakan kerugian bersih (Ikatan Akuntan

(2)

Dari beberapa penjelasan mengenai laba menurut para ahli, dapat

disimpulkan bahwa laba merupakan perubahan yang terjadi dalam suatu

periode yang mencakup kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh

perusahaan karena perusahaan bersangkutan telah melakukan pengorbanan

untuk pihak lain. Oleh karena itu, unsur- unsur penting dalam laba yaitu

pendapatan dan biaya. Indikator keberhasilan manager dalam mengelola

manajemen perusahaan yaitu dalam besar kecilnya laba perusahaan.

2.3.1.1Konsep Laba dalam Aspek Tataran ( Level ) Semiotika

Konsep laba berfungsi sebagai panduan dalam proses pembuatan

laporan keuangan dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

bagi pihak tertentu. Oleh karena itu, konsep laba ini sangat penting dalam

dunia bisnis. Konsep laba dalam akuntasi diklasifikasikan dalam tiga

pendekatan yaitu melalui pendekatan semantik, sintatik dan pragmatik.

Penjelasan tentang pendekatan- pendekatan tersebut adalah sebagai

berikut:

- Konsep laba dalam tataran semantik

Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan unsur apa yang

harus dilekatkan sehingga perekayasaan laporan pada elemen biaya

sehingga laba berguna sebagai informasi. Tataran ini menekankan pada

makna yang harus dimiliki oleh konsep laba. Laba harus dapat

memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan seperti

kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan perusahaan. Implementasi

(3)

1. Pengukur kinerja

Laba dapat diartikan sebagai pengukur efesiensi pada saat dikaitkan

dengan tingkat investasi karena kedua hal itu menjadi suatu

hubungan. Laba dapat menunjukkan efisiensi kinerja tersebut dengan

menentukan ROI dan ROA sebagadi dasar pengukuran investasi

2. Konfirmasi harapan investor

Laba sebagai sarana untuk mengkorfimasi harapan investor karena

apabila ada pengumuman laba, diharapkan investor akan bereaksi

terhapad pengumuman laba tersebut. Jika terjadi kondisi pasar yang

tidak efisien, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan

investor dalam berinvestasi.

3. Estimator laba ekonomik

Laba sebagai estimasi ekonomik berkaitan dengan laba ekonomik

yang didasari oleh konsep likuidasi yang menilai asset sebagai

sediaan akhir. Laba ekonomik adalah laba dari sudut pandang

investor yang digunakan untuk menilai investasi. Dalam hal ini,

laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi yang ada

serta memberikan analisis tentang perhitungan laba kepada investor.

- Konsep laba dalam tataran sintatik.

Konsep laba dalam tataran sintantik berkaitan dengan konsep yang

harus diungkapkan dalam bentuk standard dan prosedur akuntasi maka

angka laba dapat diukur dan juga disajikan ke dalam laporan keuangan.

(4)

pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Kriteria dalam

pengukuran laba dibagi terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Pendekatan transaksi ( cash basis )

Pada pendekatan ini, laba diukur pada saat terjadinya transaksi dan

terakumulasi pada saat akhir periode. Pengakuan laba atas dasar

pendekatan transaksi sama dengan pengakuan pendapatan atas kriteria

yang terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria

konsumsi manfaat. Pendekatan ini memilik berbagai kelebihan seperi

jumlah asset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode

serta perubahan dalam asset dan kewajiban/ liabilitas merupakan

perubahan nilai yang akan diakui secara objektif.

2. Pendekatan kegiatan ( accrual basis )

Pendekatan ini tidak dilihat ada tidaknya tranksasi terjadi, melainkan

melalui kegiatan yang sedang berlangsung. Pada tataran ini, laba akan

muncul bersamaan dengan berlangsungnya aktivitas. Manfaat dari

pendekatan aktivitas adalah informasi laba dapat dipakai dalam berbagai

macam tujuan seperti untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap-

tiap kegiatan.

3. Pendekatan pertahanan kapital

Laba dalam pendekatan pertahanan kapital merupakan konsenkuensi

dari pengukuran kapital dua titak waktu yang berbeda. Dengan konsep

ini, laba diukur atas dasar pendekatan aset dan kewajiban/liabilitas.

(5)

dan biaya atas konsep perbandingan. Oleh karena itu, laba berdasarkan

konsep ini berati perbedaan antara nilai kapital/modal pada dua saat

yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.

- Konsep laba dalam tataran pragamatik

Konsep laba dalam tatatan pragmatik berhubungan dengan pengaruh

informasi laba terhadap perubahan perilaku dari pihak pemakai laporan

keuangan. Konsep ini menekankan pada pembahasan tentang reaksi pihak

yang dituju oleh infomasi akuntansi yang disediakan. Konsep ini juga

sering dikelompokkan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioural

accounting) karena perilaku manusia sering dikaitkan dengan informasi.

Pendekatan ini jika disimpulkan menghasilkan pernyataan yang bersifat

deduktif maupun induktif.

2.3.1.2Konsep Laba secara Ekonomi dan Akuntansi

Laba ekonomi merupakan peningkatan kekayaan investor sebagai

dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh jumlah biaya

yang berkaitan dengan penanaman modal. Sifat- sifat laba ekonomi

berdasarkan Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup tiga tahapan yaitu:

1. Physical Income

2. Real Income

3. Money income

Pada laba ekonomi, dikenal konsep Capital Maintenance yaitu

konsep yang menyatakan bahwa laba yang muncul seteleh modal yang

(6)

pengembalia modal. Konsep ini dinyatakan dalam ukuran uang

(financialcapital) atau dalam ukuran tenaga beli (physical capital).

Financial capital mencakup konsep money maintenance dan konsep

general purchasing power money maintenance. Konsep money

maintenance diukur menurut modal keuangan yang diinvestasikan dan

laba pada konsep ini merupakan perubahan dalam net asset dengan cara

menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan ke dalam satuan uang.

Konsep general purchasing power money maintenance diuukur dengan

jumlah unit daya beli yang sama dan laba di dalam konsep adalah

perubahan net asset setelah diseuaikan transaksi modal yang diukur

dengan daya beli yang sama. Dalam ukuran tenaga kerga (physical

capital) mencakup konsep productive capacity maintenance dan konsep

general purchasing power productive capacity maintenance. Dalam

productive capacity maintenance, modal fisik diukur dengan unit uang

dan kapasitas produksi diartikan sebagai kapasitas fisik dan kapasitas

untuk berproduksi, sedangkan dalam konsep general purchasing

powerproductive capacity maintenance , modal fisik diukur dengan unit

tenaga beli yang sama dan kapasitas produksi fisik perusahaan yang

diukur dalam unit tenaga beli yang sama, dipertahankan dan juga

dipelihara.

Laba akuntansi yaitu perbedaan antara realisasi

penghasilan/pendapatan yang berasal dari perusahaan pada suatu periode

(7)

tersebut. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam

SFAC No. 6 mendefinisikan bahwa laba akuntansi / accounting income

merupakan perubahandalam equity (net asset) dari suatu entitas selama

suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transakti dan kejadian/

peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Laba akuntasi perusahaan

merupakan elemen dari ukuran kinerja akuntansi perusahaan.

Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena adanya

perbedaan yang di dalam konsep dasar. Laba ekonomi menganut konsep

likuidasi yang melihat asset/harta sebagai simpanan atau persediaan nilai

setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Laba

akuntansi didasari oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang

aset/harta sebagai simpanan sisa potensi jasa sehingga kos historis

menjadi basis pengukuran.

2.3.1.3Jenis- jenis Laba.

Jenis- jenis laba bedasarkan penyajiannya untuk masing- masing

kelompok penerima dikelompokkan dalam lima jenis yaitu:

1. Value Added (tambahannilai)yaitu perhitungan harga jual produk dikurangi biaya yang dikeluarkan. Penerima informasi pendapatan ini

umumnya para karyawan, pemilik, kreditur dan pemerintah.

2. Enterprise Net Income (laba bersih perusahaan) yaitulaba yang didapatkan dari kelebihan hasil atau revenuedari biaya seluruh

pendapatan/penghasilan dan rugi biaya/beban tidak termasuk pajak,

(8)

pemegang saham, pemegang obligasi dan pemegang obligasi dan

pemerintah

3. Net Income To Investors (laba bersih bagi investor) hampir sama

dengan laba bersih perusahaan tetapi setelah dikurangi oleh pajak

penghasilan. Pemegang saham dan pemegang obligasi merupakan

penerima informasi dalam jenis laba ini

4. Net Income to Shareholders hampir sama dengan net income to

investors tetapi seteleh dikurangi oleh bunga obligasi. Penerima

informasi bagi jenis laba ini adalah pemegang saham preferred stock

dan common stock.

5. Net Income to Residual Shareholder (laba bersih untuk pemegang saham residual) merupakan laba bersih kepada pemegang saham dikuragi dengan dividen saham preferen. Penerima informasi pada

jenis laba ini tentunya pemegang saham preferred stock.

Menurut Soemarso SR, mengatakan bahwa jenis- jenis laba adalah

sebagai berikut:

1. Lababersih merupakan selisih lebih antara pendapatan dengan beban- beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.

2. Laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan. Laba masih disebut bruto karena jumlah laba masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.

3. Laba usaha atau laba operasi adalah selisih antara laba bruto terhadap beban usaha. Laba usaha diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan

4. Laba ditahan adalah jumlah/total akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi dengan distribusi laba yang dilaksanakan

(9)

Informasi tentang kinerja perusahaan selama satu periode tentu

dapat diperoleh melalui laporan laba rugi. Informasi tersebut diperlukan

untuk pengambilan keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola

perusahaan di masa mendatang. Informasi kinerja juga dapat digunakan

untuk memperikirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilan kas

dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Laba

yang merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu

tujuan utama setiap badan usaha untuk memperoleh laba. Informasi yang

mencakup laba perusahan menjadi sangat penting bagi pihak eksternal

maupun internal perusahaan.

Menurut Harahap (2011), kegunaan laba yaitu sebagai berikut :

1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak

2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan untuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham.

3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan dalam pengambilan keputusan.

4. Laba digunakan sebagai dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya.

5. Laba dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.

2.3.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan

laba atau keuntungan dalam suatu preiode. Menurut Michelle dan Megawati

(2005), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

(profit) yang menjadi dasar dalam pembagian dividen. Profitabilitas dalam

perusahaan akan menjadi dasar penilaian kondisi keuangan dalam perusahaan.

(10)

kelangsungan hidup suatu badan usaha dalam jangka panjang, karena dengan

profitabilitas yang tinggi, prospek badan usaha di masa mendatang juga tinggi.

Pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana

masing-masing dari pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total

aktiva/total assets, dan juga modal sendiri. Ketiga elemen pengukuran tersebut

dapat mmbantu seorang analisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam

hubunganya dengan volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu

dari pihak perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan

dalam laporan laba rugi yang merupakan bagian dari financial

reportperusahaan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan. Kinerja

perusahan yang ditinjau dari segi keuangan perusahaan tentu merupakan

profitabilitas keuangan perusahaan. Pengukuran terhadap profitabilitas

keuangan perusahaan mermelukan analisis terhadap laporan keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dan mencari laba. Rasio ini juga menunjukkan tingkat

efektifitas dari manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilias

dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara elemen yang ada

di laporan keuangan bagian neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran rasio

profitabilitas dapat dilaksanakan untuk beberapa periode akuntansi sehingga

perkembangan perusahaan dapat terlihat dalam rentang waktu tertentu.

Menurut Kasmir (2008), tujuan penggunan rasio profitabilitas adalah sebagai

berikut:

(11)

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dengan tahun sekarang ini.

3. Untuk menilai perkembangan yang terjadi pada laba dari waktu ke waktu

4. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal sendiri

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang digunakan.

Sementara itu, manfaat yang diperoleh yaitu:

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode

2. Mengetahui posisi laba pada tahun sebelumya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu

4. Mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari semua dana perusahaan yang digunakan

baik modal sendiri maupun modal pinjaman.

Yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

1. Margin Laba Kotor / GrossProfit Margin

Menurut Sawir (2009), gross profit margin adalah “rasio yang

digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau

biaya produksi, mengindikasikan perusahaan untuk berproduksi secara

efisien”. Gross profit margin merupakan presentase laba kotor/gross

profit dibandingkan dengan sales/penjualan. Semakin besar laba kotor,

semakin baik keadaan operasional perusahaan karena hal ini menujukkan

bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan sales.

Formula gross profit margin yaitu:

(12)

Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak

terhadap penjualan/sales. Semakin tinggi rasiomargin laba bersih, semakin

baik kegiatan operasional suatu perusahaan. Rumus Net Profit Margin

yaitu:

3. Rentabilitas Ekonomi/ Daya Laba Besar / Basic Earning Power

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba sebelum

pajak terhadap total asset/total aktiva. Rentabilitas ekonomi menunjukkan

seberapa besar kemampuan asset/aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan

tingkat pengembalian /laba. Rumus rentabilitas ekonomi adalah sebagai

berikut:

4. Return OnInvestment( ROI )

Return on investment merupakan rasio perbandingan antara laba bersih

setelah pajak dengan total aktiva. ROImengukur kemampuan perushaan

secara keseluruhan didalam mengasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Rumus return on

investment yaitu:

(13)

Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah

pajak terhadap total ekuitas. ROEmerupakan rasio yang memperlihatkan

sejauh manakah perusahaan dapat mengelola modal sendiri atau net worth

secara efektif dan juga mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang

telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang modal

perusahaan. ROE dapat dihitung dengan formula:

6. Earning Per Share (EPS)

Earning per share menunjukkan seberapa besar kemampuan per

lembar saham dalam menghasilkan laba. EPS menggambarkan jumlah

rupiah yang diperoleh oleh setiap lembar saham biasa sehingga

manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang

saham sangat tertarik akan rasio ini. Earning per share dihitung dengan

formula:

2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Hutagaol (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio

Leverage dan Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment Perusahaan

Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel

independen yang diambil adalah current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to

(14)

Variabel dependen yang digunakan adalah return on investment (ROI). Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara bersamaan variabel current ratio,

cash ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory

turnoverberpengaruh terhadap return on investment. Secara parsial,current ratio,

debt to equity ratio, dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap

return on investment, sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan

account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return on

investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian Nainggolan (2007) dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas

terhadap Return on Investment(ROI)pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan”.

Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah inventory

turnover, account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset

turnover dan total asset turnover, average collection periode. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI) pada perusahaan hanya

dipengaruhi secara signifikan oleh account receiveable turnover, working capital

turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, average collection

periode, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap return on investment(ROI).

Penelitan Siahaan (2007) meneliti hubungan rasio aktivitas ROI pada PT.

Putra Lika Perkasa Medan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rasio peputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva,

periode perputaran persediaan, periode peputaran piutang. Hasil penelitian adalah

(15)

signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel periode perputaran persediaan,

variabel perputaran piutang mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap

ROI.

Penelitian Andriani (2009) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan

Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever, Tbk”. Variabel

independen penelitian yang digunakan adalah rasio perputaran aktiva tetap, rasio

perputaran total aktiva, rasio perputara piutang, rasio perputaran persediaan.

Variabel dependen yang digunakan adalah ROI. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan bahwa rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang

bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran

piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif

dengan ROI. N o Nama, Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Siahaan (2007) “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan

pada PT. Putra Lika Perkasa

Medan”

Variabel Independen:

Rasio perputaran piutang (RTO), rasio perputaran persediaan (ITO), rasio total aktiva (TATO), periode perputran persediaan, periode perputaran piutang.

Variabel Dependen:

Return On Investment (ROI)

Variabel rasio total aktiva mempunyai hubungan positif dan

signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel perputaran persediaan, variabel perputran piutang mempunyai hubungan

negatif dan signifkan terhadap ROI.

2

“Pengaruh Rasio

Variabel indepeden :

Account receiveable

(16)

Nainggolan (2007) Aktivitas terhadap Return On Investment (ROI)pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan"

turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, total asset turnover dan inventory turnover

Variabel dependen : ROI

(ROI) pada perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan oleh

account receiveable turnover, working capital turnover, fixed

asset turnover, dan total asset turnover, average collection periode, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment(ROI). N o Nama, Tahun

Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

3 Andriani(2 009) “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulaban pada PT. Unilever Indonesia, Tbk” Variabel independen :Rasio perputaran aktiva tetap , rasio perputaran total

aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran

persediaan

Variabel dependen : ROI

Rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif dengan ROI.

4 Hutagaol (2011) “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio AKtivitas terhadap Return On Investment Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Variabel independen:

Current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover.

Variabel dependen :

Secara bersamaan, variabel current ratio, cash ratio,debt ratio, debt to equity ratio , fixed asset

turnover, account receivable turnover,

inventory turnover berpengaruh kepada ROI.

Secara parsial, current ratio, debt to equity ratio,

(17)

24 BEI.” ROI berpengaruh signifikan

kepada ROI sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan

account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhap ROI perusahaan makanan dan minuman di

BEI.

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.5Kerangka Konseptual

Menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008:54), kerangka konseptual

penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual dari variabel-variabel

penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan

variabel- variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas/independen

dengan variabel terikat/dependen. Kerangka konseptual juga berperan untuk

mengidentifikasi jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi

masalah yang sedang diteliti. Jika dalam penelitian ada berkenaan dua variabel

atau lebih, maka perlu dikemukakan dalam kerangka konseptual penelitian. Jika

penelitian hanya membahas sebuah variabel saja, maka perlu dilakukan deskripsi

teoritis masing- masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya

variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual dapat diperoleh dari hasil sintesis

oleh proses berpikir deduktif dan induktif, dan kemudian dengan kemampuan

yang kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru.

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:

Inventory Turnover

(X1)

Total Assets Turnover Kemampuan

Menghasilkan Laba/ H1

(18)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan variabel dependen yaitu

kemampuan menghasilkan laba (ROI)dan variabel independen yang merupakan

bagian dari rasio aktivitas yaitu:

1. Inventory Turnover

Rasio Inventory Turnover merupakan rasio yang menunjukkan seberapa cepat

perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Rasio ini mengukur

efesiensi pengelolaan dalam persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan

indikasi untuk menilai efisiensi operasional. Inventory turnover juga

menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan/inventory

dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio inventory

turnover dihitung dengan formula:

����������������� =�������������������

����������

2. Total Assets Turnover

Rasio Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan perputaran

total asset diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh

kemampuan asset menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan

antara penjualan dengan total aktiva/total aset di dalam suatu perusahaan di mana

rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam suatu periode

tertentu. TATO ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan

(19)

tidaknya penggunaan seluruh aktiva/ aset dalam perusahaan. Rasio Total Assets

Turnover dihitung dengan formula:

������������������� = ���������

�����������

3. Receiveable Turnover

Rasio Receiveable Turnover merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas

dalam pengelolaan piutang perusahaan. Piutang yang dimiliki oleh suatu

perusahaan berhubungan erat dengan jumlah penjualan kredit. Posisi piutang dan

perkiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat

perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto)

dengan piutang rata- rata. Rasio receiveable turnover dihitung dengan formula:

�������������������= ���������������

����������� − ����

4. Working Capital Turnover

Rasio Working Capital Turnover adalah rasio yang menunjukkan hubungan

antara modal kerja keseluruhan dengan jumlah laba bersih yang diperoleh

perusahaan. Modal kerja/working capital selalu dalam keadaan operasi atau

berputar di dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam

keadaan usaha periode perputaran modal kerja /working capital turnover period

berawal dari saat dimana kas mulai diinvestasikan dalam elemen-elemen modal

kerja sampai dimana menjadi kas kembali. Rasio working capital

turnoverdihitung dengan formula:

���������������������� = ���������

���������������ℎ

(20)

���������������������� = ���������

������������ − ������������

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis memiliki arti makna simpulan yang sifatnya masih rendah (Idrus,

2009). Secara singkat, hipotesis dapat dinyatakan sebagai simpulan sementara

penelitian. Fungsi hipotesis yaitu sebagai jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti. Penetepan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan

manfaat sebagai yaitu:

1. Memberikan batasan dan membantu dalam memperkecil jangkauan

penelitian dan kerja penelitian

2. Mensiagakan peneliti kepada keadaan fakta dan hubungan sesama fakta, yang

kadangkala hilang dari perhatian peneliti

3. Sebagai alat sederhana untuk memfokuskan fakta yang awalnya

bercerai-berai tanpa koordinasi ke satu kesatuan penting secara menyeluruh

4. Sebagai paduan dalam pengujian, penyesuaian dengan fakta dan juga sesama

fakta.

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1:Inventory Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.

H2:Total Assets Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.

H3:Receiveable Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.

(21)

H5: Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Receiveable

Turnover,Working Capital Turnover berpengaruh secara simultan terhadap

Gambar

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan bahwa harga pokok penjualan, biaya administrasi, pajak, persediaan, aktiva tetap, piutang, dan bunga merupakan variabel pembentuk return on investment

Adapun judul Laporan Akhir ini adalah “ Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Perputaran Total Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan

Menganalisis pengaruh secara simultan perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran total aktiva terhadap profitabilitas pada Perusahaan Otomotif

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011, STUDI EMPIRIS DI BEI.. Penelitian ini

N Minimum Maximum Range

Jimena, 2016) dalam penelitiannya yang Efek dari perputaran persediaan, perputaran total aset, perputaran tetap, rasio saat ini dan perio- de pengumpulan rata-rata pada

Bersadarkan rasio aktivitas yang mengalami kenaikan maupun penurunan secara fluktuatif , berdasarkan rasio perputaran piutang, perputaran persediaan, perputaran aset tetap

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Perputaran Kas, Piutang Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas Dan Likuiditas Pada Perusahaan Tekstil