BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3Tinjauan Pustaka 2.3.1 Laba
Laba adalah kelebihan pendapatan atau keuntungan yang diterima
perusahaan setelah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain. Laba
menjadi indikasi keberhasilan bagi perusahaan karena laba merupakan faktor
yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Banyak orang memberikan
pendapat yang berbeda tentang laba, sehingga penulis mengutip beberapa
pengertian mengenai laba menurut para pakar ekonomi.
Pengertian laba menurut Soemarso S.R (2009) adalah selisih
pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha sedangkan menurut
pendapat Houston (2006) adalah perubahan ekuitas dalam suatu periode
setelah disesuaikan dengan modal dan distribusi modal yang melebihi
investasi. Definisi lain tentang laba yaitu pengembalian investasi kepada
pemilik yang mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada
investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang serupa dengan posisi
awalnya (Stice, Skousen: 2009). Jika ada jumlah residual yang tertinggal
setelah semua beban termasuk penyesuaian pemeliharaan modal) dikurangkan
dengan penghasilan maka itu merupakan laba, dan sebalikya jika beban
melebihi penghasilan makan itu merupakan kerugian bersih (Ikatan Akuntan
Dari beberapa penjelasan mengenai laba menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa laba merupakan perubahan yang terjadi dalam suatu
periode yang mencakup kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh
perusahaan karena perusahaan bersangkutan telah melakukan pengorbanan
untuk pihak lain. Oleh karena itu, unsur- unsur penting dalam laba yaitu
pendapatan dan biaya. Indikator keberhasilan manager dalam mengelola
manajemen perusahaan yaitu dalam besar kecilnya laba perusahaan.
2.3.1.1Konsep Laba dalam Aspek Tataran ( Level ) Semiotika
Konsep laba berfungsi sebagai panduan dalam proses pembuatan
laporan keuangan dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
bagi pihak tertentu. Oleh karena itu, konsep laba ini sangat penting dalam
dunia bisnis. Konsep laba dalam akuntasi diklasifikasikan dalam tiga
pendekatan yaitu melalui pendekatan semantik, sintatik dan pragmatik.
Penjelasan tentang pendekatan- pendekatan tersebut adalah sebagai
berikut:
- Konsep laba dalam tataran semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan unsur apa yang
harus dilekatkan sehingga perekayasaan laporan pada elemen biaya
sehingga laba berguna sebagai informasi. Tataran ini menekankan pada
makna yang harus dimiliki oleh konsep laba. Laba harus dapat
memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan seperti
kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan perusahaan. Implementasi
1. Pengukur kinerja
Laba dapat diartikan sebagai pengukur efesiensi pada saat dikaitkan
dengan tingkat investasi karena kedua hal itu menjadi suatu
hubungan. Laba dapat menunjukkan efisiensi kinerja tersebut dengan
menentukan ROI dan ROA sebagadi dasar pengukuran investasi
2. Konfirmasi harapan investor
Laba sebagai sarana untuk mengkorfimasi harapan investor karena
apabila ada pengumuman laba, diharapkan investor akan bereaksi
terhapad pengumuman laba tersebut. Jika terjadi kondisi pasar yang
tidak efisien, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan
investor dalam berinvestasi.
3. Estimator laba ekonomik
Laba sebagai estimasi ekonomik berkaitan dengan laba ekonomik
yang didasari oleh konsep likuidasi yang menilai asset sebagai
sediaan akhir. Laba ekonomik adalah laba dari sudut pandang
investor yang digunakan untuk menilai investasi. Dalam hal ini,
laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi yang ada
serta memberikan analisis tentang perhitungan laba kepada investor.
- Konsep laba dalam tataran sintatik.
Konsep laba dalam tataran sintantik berkaitan dengan konsep yang
harus diungkapkan dalam bentuk standard dan prosedur akuntasi maka
angka laba dapat diukur dan juga disajikan ke dalam laporan keuangan.
pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Kriteria dalam
pengukuran laba dibagi terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Pendekatan transaksi ( cash basis )
Pada pendekatan ini, laba diukur pada saat terjadinya transaksi dan
terakumulasi pada saat akhir periode. Pengakuan laba atas dasar
pendekatan transaksi sama dengan pengakuan pendapatan atas kriteria
yang terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria
konsumsi manfaat. Pendekatan ini memilik berbagai kelebihan seperi
jumlah asset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode
serta perubahan dalam asset dan kewajiban/ liabilitas merupakan
perubahan nilai yang akan diakui secara objektif.
2. Pendekatan kegiatan ( accrual basis )
Pendekatan ini tidak dilihat ada tidaknya tranksasi terjadi, melainkan
melalui kegiatan yang sedang berlangsung. Pada tataran ini, laba akan
muncul bersamaan dengan berlangsungnya aktivitas. Manfaat dari
pendekatan aktivitas adalah informasi laba dapat dipakai dalam berbagai
macam tujuan seperti untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap-
tiap kegiatan.
3. Pendekatan pertahanan kapital
Laba dalam pendekatan pertahanan kapital merupakan konsenkuensi
dari pengukuran kapital dua titak waktu yang berbeda. Dengan konsep
ini, laba diukur atas dasar pendekatan aset dan kewajiban/liabilitas.
dan biaya atas konsep perbandingan. Oleh karena itu, laba berdasarkan
konsep ini berati perbedaan antara nilai kapital/modal pada dua saat
yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
- Konsep laba dalam tataran pragamatik
Konsep laba dalam tatatan pragmatik berhubungan dengan pengaruh
informasi laba terhadap perubahan perilaku dari pihak pemakai laporan
keuangan. Konsep ini menekankan pada pembahasan tentang reaksi pihak
yang dituju oleh infomasi akuntansi yang disediakan. Konsep ini juga
sering dikelompokkan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioural
accounting) karena perilaku manusia sering dikaitkan dengan informasi.
Pendekatan ini jika disimpulkan menghasilkan pernyataan yang bersifat
deduktif maupun induktif.
2.3.1.2Konsep Laba secara Ekonomi dan Akuntansi
Laba ekonomi merupakan peningkatan kekayaan investor sebagai
dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh jumlah biaya
yang berkaitan dengan penanaman modal. Sifat- sifat laba ekonomi
berdasarkan Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup tiga tahapan yaitu:
1. Physical Income
2. Real Income
3. Money income
Pada laba ekonomi, dikenal konsep Capital Maintenance yaitu
konsep yang menyatakan bahwa laba yang muncul seteleh modal yang
pengembalia modal. Konsep ini dinyatakan dalam ukuran uang
(financialcapital) atau dalam ukuran tenaga beli (physical capital).
Financial capital mencakup konsep money maintenance dan konsep
general purchasing power money maintenance. Konsep money
maintenance diukur menurut modal keuangan yang diinvestasikan dan
laba pada konsep ini merupakan perubahan dalam net asset dengan cara
menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan ke dalam satuan uang.
Konsep general purchasing power money maintenance diuukur dengan
jumlah unit daya beli yang sama dan laba di dalam konsep adalah
perubahan net asset setelah diseuaikan transaksi modal yang diukur
dengan daya beli yang sama. Dalam ukuran tenaga kerga (physical
capital) mencakup konsep productive capacity maintenance dan konsep
general purchasing power productive capacity maintenance. Dalam
productive capacity maintenance, modal fisik diukur dengan unit uang
dan kapasitas produksi diartikan sebagai kapasitas fisik dan kapasitas
untuk berproduksi, sedangkan dalam konsep general purchasing
powerproductive capacity maintenance , modal fisik diukur dengan unit
tenaga beli yang sama dan kapasitas produksi fisik perusahaan yang
diukur dalam unit tenaga beli yang sama, dipertahankan dan juga
dipelihara.
Laba akuntansi yaitu perbedaan antara realisasi
penghasilan/pendapatan yang berasal dari perusahaan pada suatu periode
tersebut. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam
SFAC No. 6 mendefinisikan bahwa laba akuntansi / accounting income
merupakan perubahandalam equity (net asset) dari suatu entitas selama
suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transakti dan kejadian/
peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Laba akuntasi perusahaan
merupakan elemen dari ukuran kinerja akuntansi perusahaan.
Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena adanya
perbedaan yang di dalam konsep dasar. Laba ekonomi menganut konsep
likuidasi yang melihat asset/harta sebagai simpanan atau persediaan nilai
setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Laba
akuntansi didasari oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang
aset/harta sebagai simpanan sisa potensi jasa sehingga kos historis
menjadi basis pengukuran.
2.3.1.3Jenis- jenis Laba.
Jenis- jenis laba bedasarkan penyajiannya untuk masing- masing
kelompok penerima dikelompokkan dalam lima jenis yaitu:
1. Value Added (tambahannilai)yaitu perhitungan harga jual produk dikurangi biaya yang dikeluarkan. Penerima informasi pendapatan ini
umumnya para karyawan, pemilik, kreditur dan pemerintah.
2. Enterprise Net Income (laba bersih perusahaan) yaitulaba yang didapatkan dari kelebihan hasil atau revenuedari biaya seluruh
pendapatan/penghasilan dan rugi biaya/beban tidak termasuk pajak,
pemegang saham, pemegang obligasi dan pemegang obligasi dan
pemerintah
3. Net Income To Investors (laba bersih bagi investor) hampir sama
dengan laba bersih perusahaan tetapi setelah dikurangi oleh pajak
penghasilan. Pemegang saham dan pemegang obligasi merupakan
penerima informasi dalam jenis laba ini
4. Net Income to Shareholders hampir sama dengan net income to
investors tetapi seteleh dikurangi oleh bunga obligasi. Penerima
informasi bagi jenis laba ini adalah pemegang saham preferred stock
dan common stock.
5. Net Income to Residual Shareholder (laba bersih untuk pemegang saham residual) merupakan laba bersih kepada pemegang saham dikuragi dengan dividen saham preferen. Penerima informasi pada
jenis laba ini tentunya pemegang saham preferred stock.
Menurut Soemarso SR, mengatakan bahwa jenis- jenis laba adalah
sebagai berikut:
1. Lababersih merupakan selisih lebih antara pendapatan dengan beban- beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.
2. Laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan. Laba masih disebut bruto karena jumlah laba masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.
3. Laba usaha atau laba operasi adalah selisih antara laba bruto terhadap beban usaha. Laba usaha diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan
4. Laba ditahan adalah jumlah/total akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi dengan distribusi laba yang dilaksanakan
Informasi tentang kinerja perusahaan selama satu periode tentu
dapat diperoleh melalui laporan laba rugi. Informasi tersebut diperlukan
untuk pengambilan keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola
perusahaan di masa mendatang. Informasi kinerja juga dapat digunakan
untuk memperikirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilan kas
dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Laba
yang merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu
tujuan utama setiap badan usaha untuk memperoleh laba. Informasi yang
mencakup laba perusahan menjadi sangat penting bagi pihak eksternal
maupun internal perusahaan.
Menurut Harahap (2011), kegunaan laba yaitu sebagai berikut :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan untuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan dalam pengambilan keputusan.
4. Laba digunakan sebagai dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya.
5. Laba dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
2.3.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
laba atau keuntungan dalam suatu preiode. Menurut Michelle dan Megawati
(2005), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(profit) yang menjadi dasar dalam pembagian dividen. Profitabilitas dalam
perusahaan akan menjadi dasar penilaian kondisi keuangan dalam perusahaan.
kelangsungan hidup suatu badan usaha dalam jangka panjang, karena dengan
profitabilitas yang tinggi, prospek badan usaha di masa mendatang juga tinggi.
Pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana
masing-masing dari pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total
aktiva/total assets, dan juga modal sendiri. Ketiga elemen pengukuran tersebut
dapat mmbantu seorang analisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam
hubunganya dengan volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu
dari pihak perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan
dalam laporan laba rugi yang merupakan bagian dari financial
reportperusahaan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan. Kinerja
perusahan yang ditinjau dari segi keuangan perusahaan tentu merupakan
profitabilitas keuangan perusahaan. Pengukuran terhadap profitabilitas
keuangan perusahaan mermelukan analisis terhadap laporan keuangan.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dan mencari laba. Rasio ini juga menunjukkan tingkat
efektifitas dari manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilias
dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara elemen yang ada
di laporan keuangan bagian neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran rasio
profitabilitas dapat dilaksanakan untuk beberapa periode akuntansi sehingga
perkembangan perusahaan dapat terlihat dalam rentang waktu tertentu.
Menurut Kasmir (2008), tujuan penggunan rasio profitabilitas adalah sebagai
berikut:
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dengan tahun sekarang ini.
3. Untuk menilai perkembangan yang terjadi pada laba dari waktu ke waktu
4. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal sendiri
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang digunakan.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
2. Mengetahui posisi laba pada tahun sebelumya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
4. Mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari semua dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. Margin Laba Kotor / GrossProfit Margin
Menurut Sawir (2009), gross profit margin adalah “rasio yang
digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau
biaya produksi, mengindikasikan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien”. Gross profit margin merupakan presentase laba kotor/gross
profit dibandingkan dengan sales/penjualan. Semakin besar laba kotor,
semakin baik keadaan operasional perusahaan karena hal ini menujukkan
bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan sales.
Formula gross profit margin yaitu:
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan/sales. Semakin tinggi rasiomargin laba bersih, semakin
baik kegiatan operasional suatu perusahaan. Rumus Net Profit Margin
yaitu:
3. Rentabilitas Ekonomi/ Daya Laba Besar / Basic Earning Power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba sebelum
pajak terhadap total asset/total aktiva. Rentabilitas ekonomi menunjukkan
seberapa besar kemampuan asset/aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
tingkat pengembalian /laba. Rumus rentabilitas ekonomi adalah sebagai
berikut:
4. Return OnInvestment( ROI )
Return on investment merupakan rasio perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. ROImengukur kemampuan perushaan
secara keseluruhan didalam mengasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Rumus return on
investment yaitu:
Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah
pajak terhadap total ekuitas. ROEmerupakan rasio yang memperlihatkan
sejauh manakah perusahaan dapat mengelola modal sendiri atau net worth
secara efektif dan juga mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang modal
perusahaan. ROE dapat dihitung dengan formula:
6. Earning Per Share (EPS)
Earning per share menunjukkan seberapa besar kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba. EPS menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh oleh setiap lembar saham biasa sehingga
manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang
saham sangat tertarik akan rasio ini. Earning per share dihitung dengan
formula:
2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Hutagaol (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage dan Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment Perusahaan
Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen yang diambil adalah current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to
Variabel dependen yang digunakan adalah return on investment (ROI). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara bersamaan variabel current ratio,
cash ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory
turnoverberpengaruh terhadap return on investment. Secara parsial,current ratio,
debt to equity ratio, dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap
return on investment, sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan
account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return on
investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian Nainggolan (2007) dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas
terhadap Return on Investment(ROI)pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan”.
Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah inventory
turnover, account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset
turnover dan total asset turnover, average collection periode. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI) pada perusahaan hanya
dipengaruhi secara signifikan oleh account receiveable turnover, working capital
turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, average collection
periode, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return on investment(ROI).
Penelitan Siahaan (2007) meneliti hubungan rasio aktivitas ROI pada PT.
Putra Lika Perkasa Medan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rasio peputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva,
periode perputaran persediaan, periode peputaran piutang. Hasil penelitian adalah
signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel periode perputaran persediaan,
variabel perputaran piutang mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap
ROI.
Penelitian Andriani (2009) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan
Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever, Tbk”. Variabel
independen penelitian yang digunakan adalah rasio perputaran aktiva tetap, rasio
perputaran total aktiva, rasio perputara piutang, rasio perputaran persediaan.
Variabel dependen yang digunakan adalah ROI. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang
bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran
piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif
dengan ROI. N o Nama, Tahun Penelitian
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Siahaan (2007) “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan
pada PT. Putra Lika Perkasa
Medan”
Variabel Independen:
Rasio perputaran piutang (RTO), rasio perputaran persediaan (ITO), rasio total aktiva (TATO), periode perputran persediaan, periode perputaran piutang.
Variabel Dependen:
Return On Investment (ROI)
Variabel rasio total aktiva mempunyai hubungan positif dan
signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel perputaran persediaan, variabel perputran piutang mempunyai hubungan
negatif dan signifkan terhadap ROI.
2
“Pengaruh Rasio
Variabel indepeden :
Account receiveable
Nainggolan (2007) Aktivitas terhadap Return On Investment (ROI)pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan"
turnover, working capital turnover, fixed asset turnover, total asset turnover dan inventory turnover
Variabel dependen : ROI
(ROI) pada perusahaan hanya dipengaruhi secara signifikan oleh
account receiveable turnover, working capital turnover, fixed
asset turnover, dan total asset turnover, average collection periode, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return on investment(ROI). N o Nama, Tahun
Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3 Andriani(2 009) “Analisis Hubungan Rasio Aktivitas Terhadap Kemampulaban pada PT. Unilever Indonesia, Tbk” Variabel independen :Rasio perputaran aktiva tetap , rasio perputaran total
aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran
persediaan
Variabel dependen : ROI
Rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif dengan ROI.
4 Hutagaol (2011) “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio AKtivitas terhadap Return On Investment Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Variabel independen:
Current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory turnover.
Variabel dependen :
Secara bersamaan, variabel current ratio, cash ratio,debt ratio, debt to equity ratio , fixed asset
turnover, account receivable turnover,
inventory turnover berpengaruh kepada ROI.
Secara parsial, current ratio, debt to equity ratio,
24 BEI.” ROI berpengaruh signifikan
kepada ROI sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan
account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhap ROI perusahaan makanan dan minuman di
BEI.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.5Kerangka Konseptual
Menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008:54), kerangka konseptual
penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual dari variabel-variabel
penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan
variabel- variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas/independen
dengan variabel terikat/dependen. Kerangka konseptual juga berperan untuk
mengidentifikasi jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi
masalah yang sedang diteliti. Jika dalam penelitian ada berkenaan dua variabel
atau lebih, maka perlu dikemukakan dalam kerangka konseptual penelitian. Jika
penelitian hanya membahas sebuah variabel saja, maka perlu dilakukan deskripsi
teoritis masing- masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya
variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual dapat diperoleh dari hasil sintesis
oleh proses berpikir deduktif dan induktif, dan kemudian dengan kemampuan
yang kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:
Inventory Turnover
(X1)
Total Assets Turnover Kemampuan
Menghasilkan Laba/ H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan variabel dependen yaitu
kemampuan menghasilkan laba (ROI)dan variabel independen yang merupakan
bagian dari rasio aktivitas yaitu:
1. Inventory Turnover
Rasio Inventory Turnover merupakan rasio yang menunjukkan seberapa cepat
perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Rasio ini mengukur
efesiensi pengelolaan dalam persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan
indikasi untuk menilai efisiensi operasional. Inventory turnover juga
menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan/inventory
dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio inventory
turnover dihitung dengan formula:
����������������� =�������������������
����������
2. Total Assets Turnover
Rasio Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan perputaran
total asset diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh
kemampuan asset menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan
antara penjualan dengan total aktiva/total aset di dalam suatu perusahaan di mana
rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam suatu periode
tertentu. TATO ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan
tidaknya penggunaan seluruh aktiva/ aset dalam perusahaan. Rasio Total Assets
Turnover dihitung dengan formula:
������������������� = ���������
�����������
3. Receiveable Turnover
Rasio Receiveable Turnover merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas
dalam pengelolaan piutang perusahaan. Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan berhubungan erat dengan jumlah penjualan kredit. Posisi piutang dan
perkiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto)
dengan piutang rata- rata. Rasio receiveable turnover dihitung dengan formula:
�������������������= ���������������
����������� − ����
4. Working Capital Turnover
Rasio Working Capital Turnover adalah rasio yang menunjukkan hubungan
antara modal kerja keseluruhan dengan jumlah laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Modal kerja/working capital selalu dalam keadaan operasi atau
berputar di dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam
keadaan usaha periode perputaran modal kerja /working capital turnover period
berawal dari saat dimana kas mulai diinvestasikan dalam elemen-elemen modal
kerja sampai dimana menjadi kas kembali. Rasio working capital
turnoverdihitung dengan formula:
���������������������� = ���������
���������������ℎ
���������������������� = ���������
������������ − ������������
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis memiliki arti makna simpulan yang sifatnya masih rendah (Idrus,
2009). Secara singkat, hipotesis dapat dinyatakan sebagai simpulan sementara
penelitian. Fungsi hipotesis yaitu sebagai jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti. Penetepan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan
manfaat sebagai yaitu:
1. Memberikan batasan dan membantu dalam memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian
2. Mensiagakan peneliti kepada keadaan fakta dan hubungan sesama fakta, yang
kadangkala hilang dari perhatian peneliti
3. Sebagai alat sederhana untuk memfokuskan fakta yang awalnya
bercerai-berai tanpa koordinasi ke satu kesatuan penting secara menyeluruh
4. Sebagai paduan dalam pengujian, penyesuaian dengan fakta dan juga sesama
fakta.
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1:Inventory Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H2:Total Assets Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H3:Receiveable Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H5: Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Receiveable
Turnover,Working Capital Turnover berpengaruh secara simultan terhadap