SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN
GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011
STUDI EMPIRIS DI BEI
OLEH:
CHRISTINE MARGARETHA
100503161
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi saya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN
GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011 , STUDI
EMPIRIS DI BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang saya buat
sebagai bagian dari tugas akademik guna menyelesaikan studi Strata -1 pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.Bagian dari data yang saya peroleh
dari perusahaan atau lembaga, atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain
telah sesuai dengan prinsip penulisan etika ilmiah.Apabila di kemudian hari
ditemukan adanya plagiatrisme dalam skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 11 Juli 2014
Yang membuat pernyataan,
ABSTRAK
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011, STUDI EMPIRIS DI BEI
Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh ITO, TATO, RTO, dan WCT terhadap kemampuan menghasilkan laba/ ROI perusahaan tekstil dan garment yang yang terdaftar di BEI, baik secara simultan maupun secara parsial. Data yang dipakai pada penelitian ini merupakan data sekunder. Sampel penelitian yang didapat dengan metode purposive sampling sebanyak 15 perusahaan. Sampel ini didapat melalui website BEI dengan software SPSS versi 19.
Metode statistika yang dipakai dalam pengujian adalah pengujian linier berganda. Hasil penelitian memakai uji t menunjukkan bahwa ITO, TATO, WCT tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. RTO berpengaruh signifikan terhadap ROI secara parsial. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa ITO, TATO, RTO dan WCT berpengaruh tidak signifikan secara simultan
ABSTRACT
FACTORS WHICH AFFECT GENERATING PROFIT ABILITY ON TEXTILES AND GARMENT COMPANIES LISTED ON INDONESIAN
STOCK EXCHANGE YEAR 2009-2011, EMPIRICAL STUDY IN IDX
The purpose of this research is to find the influences of ITO, TATO, RTO and WCT on generating profit ability / ROI of textile and garment companies which was listed in Indonesia Stock Exchange year 2009 until 2011 simultaneously or partly. The data used in this research was secondary data. The samples of this research were obtained with purposive sampling method and consist of 15 companies. The data was analysed with SPSS software ver. 19.
The statistical method in this testing the hypothesis is double regression method. The results of t-test in this research showed that ITO, TATO, WCT didn’t have the significant influence on ROI partially. Meanwhile, RTO showed the significant influence partially. The result of F-test showed that ITO, TATO, RTO, and WCT didn’t have significant influence simultaneously.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga sayadapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Menghasilkan
Laba Perusahaan Tekstil dan Garment yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011,
Studi Empiris Di BEI”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran,
motivasi serta doa dari berbagai pihak, terutama dari keluarga peneliti selama
periode penulisan skripsi. Tanpa dukungan dan doa dari keluarga tercinta, peneliti
tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini. Tiada kata yang bisa peneliti gunakan
dalam menggambarkan rasa terima kasih peneliti kepada papa, mama,dan telah
berjasa membesarkan peneliti selama ini serta kedua saudara kandung peneliti,
William Luimenta dan Cindy Luimenta yang telah memberikan dukungan selama
ini kepada peneliti. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada kerabat dan
teman peneliti yang selama ini banyak memberikan nasihat kepada peneliti
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Fahmi Nasution, SE, M.Acc., Ak. selaku Dosen Pembimbing peneliti yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
perbaikan berulang kali dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak. yang juga selaku Dosen Penguji peneliti
yang telah meluangkan waktu untuk membantu mengevaluasi agar penulisan
skripsi peneliti menjadi lebih baik
6. Yang saya sayangi sahabat-sahabat karib saya dalam Fakultas Ekonomi ini yaitu
Merry Christianta dan Khalidazia Ibnu Khaldun , teman-teman kelas international
dan temen- teman reguler stambuk 2010 yang saya tidak bisa sebutkan namanya
satu per satu. Saya sangat berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan
selama ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekuranga.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam memperbaiki
skripsi. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penulis, 11 Juli 2014
DAFTAR ISI
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1 Laba ... 8
2.1.2 Profitabilitas ... 16
2.2Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Konseptual ... 23
2.4 Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1Desain Penelitian ... 28
3.1.1 Populasi dan Sampel ... 28
3.1.3 Definisi Operasional Variabel ... 31
3.2Metode Analisis Data ... 33
3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 33
3.2.2 Pengujian Hipotesis ... 36
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian ... 39
4.2 Analisis Statistik Deskriptif ... 39
4.3Uji Asumsi Klasik ... 41
4.3.1 Uji Normalitas ... 41
4.3.2 Uji Multikolinieritas ... 44
4.3.3 Uji Autokorelasi ... 44
4.3.4 Uji Heterokedastisitas ... 45
4.4Uji Hipotesis ... 47
4.4.1 Uji t ( t-test ) ... 47
4.4.2 Uji F ( F-test ) Normalitas ... 51
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 54
5.3 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA ... 56
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22
Tabel 3.1 Sampel Penelitian... 29
Tabel 3.2 Emiten yang Memenuhi Kriteria Sampel ... 30
Tabel 3.3 Variabel- Variabel Penelitian ... 32
Tabel 3.4Pengambilan Keputusan Autokorelasi ... 35
Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif ... 40
Tabel 4.2 Uji Normalitas Statistik ... 43
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 44
Tabel 4.4Hasil Uji Autokorelasi ... 45
Tabel 4.5Hasil Uji t ... 47
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 4.1P-P Plot untuk Uji Normalitas ... 42
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Rasio ITO ... 59
Lampiran 2 Rasio TATO ... 59
Lampiran 3 Rasio RTO ... 60
Lampiran 4 Rasio WCT ... 60
Lampiran 5 Rasio ROI ... 61
Lampiran 6 Tabel Statistik Deskriptif ... 61
Lampiran 7 Uji Normalitas P-P Plot ... 62
Lampiran 8 Uji Normalitas Statistik ... 62
Lampiran 9 Tabel Uji Multikolinieritas ... 63
Lampiran 10 Tabel Uji Autokorelasi ... 63
Lampiran 11 Grafik Uji Heterokedastisitas ... 63
Lampiran 12 Tabel Uji t ... 64
ABSTRAK
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN MENGHASILKAN LABA PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMENT YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009-2011, STUDI EMPIRIS DI BEI
Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh ITO, TATO, RTO, dan WCT terhadap kemampuan menghasilkan laba/ ROI perusahaan tekstil dan garment yang yang terdaftar di BEI, baik secara simultan maupun secara parsial. Data yang dipakai pada penelitian ini merupakan data sekunder. Sampel penelitian yang didapat dengan metode purposive sampling sebanyak 15 perusahaan. Sampel ini didapat melalui website BEI dengan software SPSS versi 19.
Metode statistika yang dipakai dalam pengujian adalah pengujian linier berganda. Hasil penelitian memakai uji t menunjukkan bahwa ITO, TATO, WCT tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI. RTO berpengaruh signifikan terhadap ROI secara parsial. Hasil penelitian dengan uji F menunjukkan bahwa ITO, TATO, RTO dan WCT berpengaruh tidak signifikan secara simultan
ABSTRACT
FACTORS WHICH AFFECT GENERATING PROFIT ABILITY ON TEXTILES AND GARMENT COMPANIES LISTED ON INDONESIAN
STOCK EXCHANGE YEAR 2009-2011, EMPIRICAL STUDY IN IDX
The purpose of this research is to find the influences of ITO, TATO, RTO and WCT on generating profit ability / ROI of textile and garment companies which was listed in Indonesia Stock Exchange year 2009 until 2011 simultaneously or partly. The data used in this research was secondary data. The samples of this research were obtained with purposive sampling method and consist of 15 companies. The data was analysed with SPSS software ver. 19.
The statistical method in this testing the hypothesis is double regression method. The results of t-test in this research showed that ITO, TATO, WCT didn’t have the significant influence on ROI partially. Meanwhile, RTO showed the significant influence partially. The result of F-test showed that ITO, TATO, RTO, and WCT didn’t have significant influence simultaneously.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Tujuan utama dalam suatu perusahaan adalah meningkatkan nilai
perusahaan. Pertumbuhan nilai dapat dilihat dari sektor laba. Besarnya laba
dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan operasional dalam suatu
perusahaan. Modal merupakan komponen yang pentingdalam membiayai
kegiatan operasional suatu perusahaan. Sumber modal dalam suatu perusahaan
dapat diperoleh melalui sumber eksternal dan sumber internal. Sumber modal
eksternal dari suatu perusahaan adalah melalui bank, supplier, perusahaan
leasing dan pasar modal. Sebagian besar perusahaan di Indonesia lebih
memilih pasar modal sebagai sumber dananya karena pasar modal
menyediakan berbagai alternatif dan bertindak sebagai penghubung antara
para investor yang memiliki kelebihan dana dengan perusahaan yang
membutuhkan dana tambahan.
Langkah awal bagi para investor sebelum menanamkan modalnya di
perusahaan yang go public di pasar modal adalah dengan melihat kinerja
perusahan tersebut. Kinerja perusahaan dapat diketahui melalui kondisi
keuangannya yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan
keuangan merupakan media komunikasi yang menghubungkan pihak- pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan. Laporan keuangan perusahaan yang
berguna untuk pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Laporan
keuangan juga dapat diolah untuk memprediksi kemungkinan-kemungkinan
yang terjadi di masa mendatang. Analisis yang paling banyak digunakan untuk
menganalisis laporan finansial suatu perusahaan adalah analisis rasio
keuangan. Analisis rasio keuangan dapat menunjukkan tentang posisi
keuangan perusahaan. Analisis rasio mencakup hubungan penting dan
berperan sebagai basis perbandingan dalam menemukan kondisi dan sekaligus
tren yang sukar untuk dideteksi dengan mempelajari komponen- komponen
yang membentuk rasio. Analisis rasio juga membantu untuk mengetahui
penyimpangan- penyimpangan yang mungkin terjadi pada pihak manajemen
perusahaan. Rasio sangat berguna pada saat mencari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi rasio untuk kemungkinan trend dan rasio di masa depan.
Menurut Santoso (2009: 493), profitabilitas adalah suatu ukuran untuk
menunjukkan pelaksaan (performance) perusahaan secara keseluruhan atau
bagaimana efisiensi atas manajemen aktiva, kewajiban dan ekuitas.
Profitabilitas perusahaan dapat mempengaruhi keputusan para investor
terhadap investasi yang dilakukan. Jika tingkat profitabilitas perusahaan tinggi
, maka ini akan menarik para investor untuk menanamkan modalnya, dan
sebaliknya jika kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba rendah maka
ini akan mempengaruhi investor untuk menarik dana mereka. Tingkat
profitabitas yang tinggi akan mempunyai prospek yang tinggi di masa
menghasilkan laba sehingga kelangsungan hidup perusahaan menjadi lebih
terjamin.
Ketidakstabilan perekonomian yang terjadi di Indonesia pada tahun
2008 – 2009 merupakan suatu fenomena yang menjadi ancaman bagi
perusahaan- perusahaan di Indonesia. Hal ini menyebabkan investor lebih
selektif dan hati-hati dalam menanamkan modalnya ke dalam perusahaan.
Sektor industri yang paling diminati para investor adalah sektor industri
pengolahan / manufaktur karena sektor tersebut (migas dan non migas )
memberikan kontribusi terbesar di Indonesia. Kondisi keuangan dalam sektor
industri manufaktur lebih stabil dibandingkan sektor- sektor industri lainnya.
Selain itu, pengelolaaaan aktiva lancar di dalam perusahaan manufaktur perlu
perhatian yang lebih agar produktivitasnya lebih efesien karena bagian aktiva
lancar dari perusahaan manufaktur biasanya mencakup lebih dari sebagian
aktivanya. Aktiva lancar yang berlebih dapat mempermudah perusahaan
dalam merealisasikan pengembalian atas investasi. Memilih perusahaan
manufaktur yang akan ditanamkan modalnya, tentunya profitabilitas
perusahaan harus dianalisis terlebih dahulu faktor- faktor yang
mempengaruhinya. Aspek-aspek aktivitas perusahaan yang menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas meliputi inventory turnover, total
asset turnover, receiveable turnover, dan working capital turnover.
Perputaran persediaan(inventory turnover) merupakan rasio yang menujukkan
efisiensi perusahaan dalam mengatur persediaan, yaitu dengan melihat berapa
turnover) adalah rasio dasar pertimbangan antara penjualan dengan total
aktiva/total aset suatu perusahaan yang menggambarkan tingkat efisiensi
dalam pengunaan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan volume penjualan
tertentu. Rasio perputaran piutang (receivable turnover) digunakan untuk
mengukur efektivitas suatu perusahaan dalam pengelolaan piutang.
Perputaran modal kerja (workingcapital turnover) adalah rasio yang
menujukkan seberapa efisien perusahaan menggunakan modal kerja dalam
melakukan penjualan.
Peneliti terdahulu yang hampir searah dengan penelitian ini adalah
Asiah ( 2011 ) yang melakukan penelitian mengenai analisis faktor- faktor
yang mempengengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan di industri bidang
tekstil yang terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah
receivable turnover (RTO), average collection period, inventory turnover
(ITO), average day’s inventories, total asset turnover (TATO)debt ratio dan
current ratio (CR). Kesimpulan dari penelitian ini menujukan bahwa
inventory turnover (ITO), average day’s inventories, total asset turnover
(TATO)debt ratio dan current ratio (CR) berpengaruh secara parsial terhadap
return on investment (ROI) sedangkan variabel receivable turnover (RTO)
dan average collection period tidak pengeraruh.
Hernawati (2007) melalukan penelitian menggunakan variabel working
capital turnover (WCT), current ratio (CR) dan debt to total asset (DTA) dalam menguji pengaruh variabel tersebut terhadap profitabilitas perusahaan
2002-2005 . Penelitian tersebut menghasilkan variabel working capital
turnover (WCT), current ratio (CR) dan debt to total asset (DTA) berpengaruh terhadap ROI secara simultan .Secara parsial, hanya working
capital turnover (WCT) yang berpengengaruh terhadap ROI.
Penelitian yang dilakukan Latifah (2008) yang menguji dampak
piutang terhadap profitabilitas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Lampung
cabang Kota Metro. Penelitian tersebut menggunakan variabel independen
receiveable turnover ( RTO ) dan variabel dependennya adalah ROI. Hasil
penelitaiannya adalah bahwa RTO memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap profitabilitas ( ROI ) adalah negatif.
Ketidakkkonsistenan dari hasil penelitian terdahulu mengenai
variabel-variabel yang mempengengaruhi kinerja keuangan perusahaan membuat
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap profitabilitas. Sampel yang akan penulis ambil dalam
penelitian ini adalah sub sektor dari perusahaan manufaktur yaitu industri
tekstil dan garment. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang industri
garment karena diantara industri-industri manufaktur lainnya, jumlah industri
tekstik dan garment yang paling banyak terdaftar di BEI. Bedasarkan uraian di
atas, penulis ingin mengetahui seberapa jauh pengaruh rasio aktivitas
(inventory turnover, total asset turnover, receiveable turnover) terhadap
kemampuan menghasilkan laba / profitabilitas yang dimana akan
menggunakan variabel dependen return on investment ( ROI ) perusahaan
Menghasilkan Laba Perusahaan Tekstil dan Garment yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011 , Studi Empiris di BEI ”
1.2Perumusan Masalah
Apakah pengaruh rasio inventory turnover, total asset turnover,
receiveable turnover, dan working capital turnover baik secara simultan
maupun parsialterhadap kemampuan menghasilkan laba ( ROI ) pada
perusahaan manufaktur( tekstil dan garment ) yang terdaftar di BEI pada tahun
2009-2011?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan
sebelumnya, maka tujuan penelitian ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui
pengaruh inventory turnover ( ITO ) , total asset turnover ( TATO ) ,
receivable turnover ( RTO ) , dan working capital turnover ( WCT ) terhadap
kemampuan menghasilkan laba ( ROI ) pada perusahaan tekstil dan garment
1.3.2 Manfaat penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi
beberapa pihak yaitu :
1. Bagi penulis dan pembaca adalah memberikan wawasan baru
mengenai pengaruh rasio aktivitas pada perusahaan tekstil dan
2. Bagi akademisi adalah memberikan kontribusi pada
literatur-litelatur terdahulu yang dapat dijadikan referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
3. Bagi investor adalah memberikan informasi kepada para investor
tentang kinerja keuangan perusahaan yang dapat menpengaruhi
pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
4. Bagi perusahaan adalah dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk lebih memperhatikan kondisi perusahaan
terhadap kemampuan menghasilkan laba sehingga dapat membantu
pertumbuhan perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.3Tinjauan Pustaka 2.3.1 Laba
Laba adalah kelebihan pendapatan atau keuntungan yang diterima
perusahaan setelah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain. Laba
menjadi indikasi keberhasilan bagi perusahaan karena laba merupakan faktor
yang menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Banyak orang memberikan
pendapat yang berbeda tentang laba, sehingga penulis mengutip beberapa
pengertian mengenai laba menurut para pakar ekonomi.
Pengertian laba menurut Soemarso S.R (2009) adalah selisih
pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha sedangkan menurut
pendapat Houston (2006) adalah perubahan ekuitas dalam suatu periode
setelah disesuaikan dengan modal dan distribusi modal yang melebihi
investasi. Definisi lain tentang laba yaitu pengembalian investasi kepada
pemilik yang mengukur nilai yang dapat diberikan oleh entitas kepada
investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang serupa dengan posisi
awalnya (Stice, Skousen: 2009). Jika ada jumlah residual yang tertinggal
setelah semua beban termasuk penyesuaian pemeliharaan modal) dikurangkan
dengan penghasilan maka itu merupakan laba, dan sebalikya jika beban
melebihi penghasilan makan itu merupakan kerugian bersih (Ikatan Akuntan
Dari beberapa penjelasan mengenai laba menurut para ahli, dapat
disimpulkan bahwa laba merupakan perubahan yang terjadi dalam suatu
periode yang mencakup kelebihan pendapatan yang layak diterima oleh
perusahaan karena perusahaan bersangkutan telah melakukan pengorbanan
untuk pihak lain. Oleh karena itu, unsur- unsur penting dalam laba yaitu
pendapatan dan biaya. Indikator keberhasilan manager dalam mengelola
manajemen perusahaan yaitu dalam besar kecilnya laba perusahaan.
2.3.1.1Konsep Laba dalam Aspek Tataran ( Level ) Semiotika
Konsep laba berfungsi sebagai panduan dalam proses pembuatan
laporan keuangan dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
bagi pihak tertentu. Oleh karena itu, konsep laba ini sangat penting dalam
dunia bisnis. Konsep laba dalam akuntasi diklasifikasikan dalam tiga
pendekatan yaitu melalui pendekatan semantik, sintatik dan pragmatik.
Penjelasan tentang pendekatan- pendekatan tersebut adalah sebagai
berikut:
- Konsep laba dalam tataran semantik
Konsep laba dalam tataran semantik berkaitan dengan unsur apa yang
harus dilekatkan sehingga perekayasaan laporan pada elemen biaya
sehingga laba berguna sebagai informasi. Tataran ini menekankan pada
makna yang harus dimiliki oleh konsep laba. Laba harus dapat
memberikan informasi kepada pengguna laporan keuangan seperti
kenaikan jumlah asset dan efektivitas kegiatan perusahaan. Implementasi
1. Pengukur kinerja
Laba dapat diartikan sebagai pengukur efesiensi pada saat dikaitkan
dengan tingkat investasi karena kedua hal itu menjadi suatu
hubungan. Laba dapat menunjukkan efisiensi kinerja tersebut dengan
menentukan ROI dan ROA sebagadi dasar pengukuran investasi
2. Konfirmasi harapan investor
Laba sebagai sarana untuk mengkorfimasi harapan investor karena
apabila ada pengumuman laba, diharapkan investor akan bereaksi
terhapad pengumuman laba tersebut. Jika terjadi kondisi pasar yang
tidak efisien, maka akan mempengaruhi pengambilan keputusan
investor dalam berinvestasi.
3. Estimator laba ekonomik
Laba sebagai estimasi ekonomik berkaitan dengan laba ekonomik
yang didasari oleh konsep likuidasi yang menilai asset sebagai
sediaan akhir. Laba ekonomik adalah laba dari sudut pandang
investor yang digunakan untuk menilai investasi. Dalam hal ini,
laporan keuangan diharapkan dapat menyediakan informasi yang ada
serta memberikan analisis tentang perhitungan laba kepada investor.
- Konsep laba dalam tataran sintatik.
Konsep laba dalam tataran sintantik berkaitan dengan konsep yang
harus diungkapkan dalam bentuk standard dan prosedur akuntasi maka
angka laba dapat diukur dan juga disajikan ke dalam laporan keuangan.
pengukuran dan perbandingan antara pendapatan dan biaya. Kriteria dalam
pengukuran laba dibagi terbagi menjadi tiga yaitu:
1. Pendekatan transaksi ( cash basis )
Pada pendekatan ini, laba diukur pada saat terjadinya transaksi dan
terakumulasi pada saat akhir periode. Pengakuan laba atas dasar
pendekatan transaksi sama dengan pengakuan pendapatan atas kriteria
yang terealisasi dan sama dengan pengakuan biaya atas dasar kriteria
konsumsi manfaat. Pendekatan ini memilik berbagai kelebihan seperi
jumlah asset dan kewajiban secara otomatis tersedia pada akhir periode
serta perubahan dalam asset dan kewajiban/ liabilitas merupakan
perubahan nilai yang akan diakui secara objektif.
2. Pendekatan kegiatan ( accrual basis )
Pendekatan ini tidak dilihat ada tidaknya tranksasi terjadi, melainkan
melalui kegiatan yang sedang berlangsung. Pada tataran ini, laba akan
muncul bersamaan dengan berlangsungnya aktivitas. Manfaat dari
pendekatan aktivitas adalah informasi laba dapat dipakai dalam berbagai
macam tujuan seperti untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas tiap-
tiap kegiatan.
3. Pendekatan pertahanan kapital
Laba dalam pendekatan pertahanan kapital merupakan konsenkuensi
dari pengukuran kapital dua titak waktu yang berbeda. Dengan konsep
ini, laba diukur atas dasar pendekatan aset dan kewajiban/liabilitas.
dan biaya atas konsep perbandingan. Oleh karena itu, laba berdasarkan
konsep ini berati perbedaan antara nilai kapital/modal pada dua saat
yang berbeda atau kenaikan kapital dalam suatu periode.
- Konsep laba dalam tataran pragamatik
Konsep laba dalam tatatan pragmatik berhubungan dengan pengaruh
informasi laba terhadap perubahan perilaku dari pihak pemakai laporan
keuangan. Konsep ini menekankan pada pembahasan tentang reaksi pihak
yang dituju oleh infomasi akuntansi yang disediakan. Konsep ini juga
sering dikelompokkan sebagai akuntansi keperilakuan (behavioural
accounting) karena perilaku manusia sering dikaitkan dengan informasi.
Pendekatan ini jika disimpulkan menghasilkan pernyataan yang bersifat
deduktif maupun induktif.
2.3.1.2Konsep Laba secara Ekonomi dan Akuntansi
Laba ekonomi merupakan peningkatan kekayaan investor sebagai
dari hasil penanaman modalnya, setelah dikurangi seluruh jumlah biaya
yang berkaitan dengan penanaman modal. Sifat- sifat laba ekonomi
berdasarkan Fischer, Lindahl dan Hicks mencakup tiga tahapan yaitu:
1. Physical Income
2. Real Income
3. Money income
Pada laba ekonomi, dikenal konsep Capital Maintenance yaitu
konsep yang menyatakan bahwa laba yang muncul seteleh modal yang
pengembalia modal. Konsep ini dinyatakan dalam ukuran uang
(financialcapital) atau dalam ukuran tenaga beli (physical capital).
Financial capital mencakup konsep money maintenance dan konsep
general purchasing power money maintenance. Konsep money
maintenance diukur menurut modal keuangan yang diinvestasikan dan
laba pada konsep ini merupakan perubahan dalam net asset dengan cara
menyesuaikan transaksi modal yang dijabarkan ke dalam satuan uang.
Konsep general purchasing power money maintenance diuukur dengan
jumlah unit daya beli yang sama dan laba di dalam konsep adalah
perubahan net asset setelah diseuaikan transaksi modal yang diukur
dengan daya beli yang sama. Dalam ukuran tenaga kerga (physical
capital) mencakup konsep productive capacity maintenance dan konsep
general purchasing power productive capacity maintenance. Dalam
productive capacity maintenance, modal fisik diukur dengan unit uang
dan kapasitas produksi diartikan sebagai kapasitas fisik dan kapasitas
untuk berproduksi, sedangkan dalam konsep general purchasing
powerproductive capacity maintenance , modal fisik diukur dengan unit
tenaga beli yang sama dan kapasitas produksi fisik perusahaan yang
diukur dalam unit tenaga beli yang sama, dipertahankan dan juga
dipelihara.
Laba akuntansi yaitu perbedaan antara realisasi
penghasilan/pendapatan yang berasal dari perusahaan pada suatu periode
tersebut. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam
SFAC No. 6 mendefinisikan bahwa laba akuntansi / accounting income
merupakan perubahandalam equity (net asset) dari suatu entitas selama
suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transakti dan kejadian/
peristiwa yang berasal bukan dari pemilik. Laba akuntasi perusahaan
merupakan elemen dari ukuran kinerja akuntansi perusahaan.
Laba akuntansi berbeda dengan laba ekonomi karena adanya
perbedaan yang di dalam konsep dasar. Laba ekonomi menganut konsep
likuidasi yang melihat asset/harta sebagai simpanan atau persediaan nilai
setiap saat sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya. Laba
akuntansi didasari oleh konsep kontinuitas usaha yang memandang
aset/harta sebagai simpanan sisa potensi jasa sehingga kos historis
menjadi basis pengukuran.
2.3.1.3Jenis- jenis Laba.
Jenis- jenis laba bedasarkan penyajiannya untuk masing- masing
kelompok penerima dikelompokkan dalam lima jenis yaitu:
1. Value Added (tambahannilai)yaitu perhitungan harga jual produk
dikurangi biaya yang dikeluarkan. Penerima informasi pendapatan ini
umumnya para karyawan, pemilik, kreditur dan pemerintah.
2. Enterprise Net Income (laba bersih perusahaan) yaitulaba yang didapatkan dari kelebihan hasil atau revenuedari biaya seluruh
pendapatan/penghasilan dan rugi biaya/beban tidak termasuk pajak,
pemegang saham, pemegang obligasi dan pemegang obligasi dan
pemerintah
3. Net Income To Investors (laba bersih bagi investor) hampir sama
dengan laba bersih perusahaan tetapi setelah dikurangi oleh pajak
penghasilan. Pemegang saham dan pemegang obligasi merupakan
penerima informasi dalam jenis laba ini
4. Net Income to Shareholders hampir sama dengan net income to
investors tetapi seteleh dikurangi oleh bunga obligasi. Penerima
informasi bagi jenis laba ini adalah pemegang saham preferred stock
dan common stock.
5. Net Income to Residual Shareholder (laba bersih untuk pemegang
saham residual) merupakan laba bersih kepada pemegang saham dikuragi dengan dividen saham preferen. Penerima informasi pada
jenis laba ini tentunya pemegang saham preferred stock.
Menurut Soemarso SR, mengatakan bahwa jenis- jenis laba adalah
sebagai berikut:
1. Lababersih merupakan selisih lebih antara pendapatan dengan beban- beban dan merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.
2. Laba bruto merupakan selisih antara penjualan bersih terhadap harga pokok penjualan. Laba masih disebut bruto karena jumlah laba masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha.
3. Laba usaha atau laba operasi adalah selisih antara laba bruto terhadap beban usaha. Laba usaha diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan
4. Laba ditahan adalah jumlah/total akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan terbatas dikurangi dengan distribusi laba yang dilaksanakan
Informasi tentang kinerja perusahaan selama satu periode tentu
dapat diperoleh melalui laporan laba rugi. Informasi tersebut diperlukan
untuk pengambilan keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola
perusahaan di masa mendatang. Informasi kinerja juga dapat digunakan
untuk memperikirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilan kas
dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Laba
yang merupakan indikator kesuksesan suatu badan usaha, oleh karena itu
tujuan utama setiap badan usaha untuk memperoleh laba. Informasi yang
mencakup laba perusahan menjadi sangat penting bagi pihak eksternal
maupun internal perusahaan.
Menurut Harahap (2011), kegunaan laba yaitu sebagai berikut :
1. Laba digunakan sebagai perhitungan pajak
2. Laba digunakan sebagai dasar perhitungan untuk pembayaran dividen kepada para pemegang saham.
3. Laba dijadikan dasar dalam menentukan kebijakan investasi dan dalam pengambilan keputusan.
4. Laba digunakan sebagai dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya.
5. Laba dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi.
2.3.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan
laba atau keuntungan dalam suatu preiode. Menurut Michelle dan Megawati
(2005), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(profit) yang menjadi dasar dalam pembagian dividen. Profitabilitas dalam
perusahaan akan menjadi dasar penilaian kondisi keuangan dalam perusahaan.
kelangsungan hidup suatu badan usaha dalam jangka panjang, karena dengan
profitabilitas yang tinggi, prospek badan usaha di masa mendatang juga tinggi.
Pengukuran kinerja terhadap profitabilitas perusahaan dimana
masing-masing dari pengukuran tersebut dihubungkan dengan volume penjualan, total
aktiva/total assets, dan juga modal sendiri. Ketiga elemen pengukuran tersebut
dapat mmbantu seorang analisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam
hubunganya dengan volume penjualan jumlah aktiva dan investasi tertentu
dari pihak perusahaan. Profitabilitas keuangan perusahaan dideskripsikan
dalam laporan laba rugi yang merupakan bagian dari financial
reportperusahaan yang digunakan oleh pihak yang berkepentingan. Kinerja
perusahan yang ditinjau dari segi keuangan perusahaan tentu merupakan
profitabilitas keuangan perusahaan. Pengukuran terhadap profitabilitas
keuangan perusahaan mermelukan analisis terhadap laporan keuangan.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dan mencari laba. Rasio ini juga menunjukkan tingkat
efektifitas dari manajemen suatu perusahaan. Penggunaan rasio profitabilias
dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara elemen yang ada
di laporan keuangan bagian neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran rasio
profitabilitas dapat dilaksanakan untuk beberapa periode akuntansi sehingga
perkembangan perusahaan dapat terlihat dalam rentang waktu tertentu.
Menurut Kasmir (2008), tujuan penggunan rasio profitabilitas adalah sebagai
berikut:
2. Untuk menilai posisi laba perusahaan pada tahun sebelumnya dengan tahun sekarang ini.
3. Untuk menilai perkembangan yang terjadi pada laba dari waktu ke waktu
4. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan baik modal sendiri
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana yang digunakan.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh yaitu:
1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode
2. Mengetahui posisi laba pada tahun sebelumya dengan tahun sekarang. 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu
4. Mengetahui besarnya laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri 5. Mengetahui produktivitas dari semua dana perusahaan yang digunakan
baik modal sendiri maupun modal pinjaman.
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:
1. Margin Laba Kotor / GrossProfit Margin
Menurut Sawir (2009), gross profit margin adalah “rasio yang
digunakan untuk mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau
biaya produksi, mengindikasikan perusahaan untuk berproduksi secara
efisien”. Gross profit margin merupakan presentase laba kotor/gross
profit dibandingkan dengan sales/penjualan. Semakin besar laba kotor,
semakin baik keadaan operasional perusahaan karena hal ini menujukkan
bahwa harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan sales.
Formula gross profit margin yaitu:
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan/sales. Semakin tinggi rasiomargin laba bersih, semakin
baik kegiatan operasional suatu perusahaan. Rumus Net Profit Margin
yaitu:
3. Rentabilitas Ekonomi/ Daya Laba Besar / Basic Earning Power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan antara laba sebelum
pajak terhadap total asset/total aktiva. Rentabilitas ekonomi menunjukkan
seberapa besar kemampuan asset/aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan
tingkat pengembalian /laba. Rumus rentabilitas ekonomi adalah sebagai
berikut:
4. Return OnInvestment( ROI )
Return on investment merupakan rasio perbandingan antara laba bersih
setelah pajak dengan total aktiva. ROImengukur kemampuan perushaan
secara keseluruhan didalam mengasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Rumus return on
investment yaitu:
Return on equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih setelah
pajak terhadap total ekuitas. ROEmerupakan rasio yang memperlihatkan
sejauh manakah perusahaan dapat mengelola modal sendiri atau net worth
secara efektif dan juga mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan oleh pemilik modal sendiri atau pemegang modal
perusahaan. ROE dapat dihitung dengan formula:
6. Earning Per Share (EPS)
Earning per share menunjukkan seberapa besar kemampuan per
lembar saham dalam menghasilkan laba. EPS menggambarkan jumlah
rupiah yang diperoleh oleh setiap lembar saham biasa sehingga
manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang
saham sangat tertarik akan rasio ini. Earning per share dihitung dengan
formula:
2.4Tinjauan Peneliti Terdahulu
Hutagaol (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio
Leverage dan Rasio Aktivitas terhadap Return on Investment Perusahaan
Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen yang diambil adalah current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to
Variabel dependen yang digunakan adalah return on investment (ROI). Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara bersamaan variabel current ratio,
cash ratio, fixed asset turnover, account receivable turnover, inventory
turnoverberpengaruh terhadap return on investment. Secara parsial,current ratio,
debt to equity ratio, dan inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap
return on investment, sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan
account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap return on
investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian Nainggolan (2007) dengan judul “Pengaruh Rasio Aktivitas
terhadap Return on Investment(ROI)pada PT. Hutan Barumun Perkasa Medan”.
Variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian adalah inventory
turnover, account receivable turnover, working capital turnover, fixed asset
turnover dan total asset turnover, average collection periode. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI) pada perusahaan hanya
dipengaruhi secara signifikan oleh account receiveable turnover, working capital
turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover, average collection
periode, sedangkan inventory turnover tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap return on investment(ROI).
Penelitan Siahaan (2007) meneliti hubungan rasio aktivitas ROI pada PT.
Putra Lika Perkasa Medan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah rasio peputaran persediaan, rasio perputaran piutang, rasio total aktiva,
periode perputaran persediaan, periode peputaran piutang. Hasil penelitian adalah
signifikan terhadap ROI, sedangkan variabel periode perputaran persediaan,
variabel perputaran piutang mempunyai hubungan negatif dan signifikan terhadap
ROI.
Penelitian Andriani (2009) dengan judul penelitian “Analisis Hubungan
Rasio Aktivitas terhadap Kemampulabaan Pada PT. Unilever, Tbk”. Variabel
independen penelitian yang digunakan adalah rasio perputaran aktiva tetap, rasio
perputaran total aktiva, rasio perputara piutang, rasio perputaran persediaan.
Variabel dependen yang digunakan adalah ROI. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang
bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap, rasio perputaran
piutang dan rasio perputaran persediaan mempunyai hubungan yang negatif
dengan ROI.
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Siahaan persediaan (ITO), rasio total aktiva (TATO), periode
Variabel indepeden :
Account receiveable
Nainggolan
Variabel dependen : ROI
(ROI) pada perusahaan
Penelitian Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
3 Andriani(2 :Rasio perputaran aktiva tetap , rasio perputaran total
aktiva, rasio perputaran piutang, rasio perputaran
persediaan
Variabel dependen : ROI
Rasio perputaran total aktiva mempunyai hubungan yang bergerak positif dengan ROI, rasio perputaran aktiva tetap,
Current ratio, cash ratio, debt ratio, debt to equity ratio, fixed asset turnover, account receivable cash ratio,debt ratio, debt to equity ratio , fixed asset
turnover, account receivable turnover,
inventory turnover berpengaruh kepada ROI.
BEI.” ROI berpengaruh signifikan kepada ROI sedangkan cash ratio, debt ratio, fixed asset turnover dan
account receivable turnover tidak berpengaruh signifikan terhap ROI perusahaan makanan dan minuman di
BEI.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 2.5Kerangka Konseptual
Menurut Sapto Haryoko dalam Iskandar (2008:54), kerangka konseptual
penelitian menjelaskan secara teoritis model konseptual dari variabel-variabel
penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang berhubungan dengan
variabel- variabel penelitian yang ingin diteliti, yaitu variabel bebas/independen
dengan variabel terikat/dependen. Kerangka konseptual juga berperan untuk
mengidentifikasi jaringan hubungan antar variabel yang dianggap penting bagi
masalah yang sedang diteliti. Jika dalam penelitian ada berkenaan dua variabel
atau lebih, maka perlu dikemukakan dalam kerangka konseptual penelitian. Jika
penelitian hanya membahas sebuah variabel saja, maka perlu dilakukan deskripsi
teoritis masing- masing variabel dengan argumentasi terhadap variasi besarnya
variabel yang akan diteliti. Kerangka konseptual dapat diperoleh dari hasil sintesis
oleh proses berpikir deduktif dan induktif, dan kemudian dengan kemampuan
yang kreatif-inovatif, diakhiri dengan konsep atau ide baru.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:
Inventory Turnover
(X1)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan variabel dependen yaitu
kemampuan menghasilkan laba (ROI)dan variabel independen yang merupakan
bagian dari rasio aktivitas yaitu:
1. Inventory Turnover
Rasio Inventory Turnover merupakan rasio yang menunjukkan seberapa cepat
perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Rasio ini mengukur
efesiensi pengelolaan dalam persediaan barang dagangan. Rasio ini merupakan
indikasi untuk menilai efisiensi operasional. Inventory turnover juga
menggambarkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan/inventory
dan tendensi untuk adanya overstock (Riyanto, 2008:334). Rasio inventory
turnover dihitung dengan formula:
����������������� =�������������������
����������
2. Total Assets Turnover
Rasio Total Assets Turnover merupakan rasio yang menunjukkan perputaran
total asset diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh
kemampuan asset menciptakan penjualan. Rasio ini merupakan perbandingan
antara penjualan dengan total aktiva/total aset di dalam suatu perusahaan di mana
rasio ini menggambarkan kecepatan perputaran total aktiva dalam suatu periode
tertentu. TATO ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan
tidaknya penggunaan seluruh aktiva/ aset dalam perusahaan. Rasio Total Assets
Turnover dihitung dengan formula:
������������������� = ���������
�����������
3. Receiveable Turnover
Rasio Receiveable Turnover merupakan rasio yang menunjukkan efektivitas
dalam pengelolaan piutang perusahaan. Piutang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan berhubungan erat dengan jumlah penjualan kredit. Posisi piutang dan
perkiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat
perputaran piutang tersebut yaitu dengan membagi total penjualan kredit (neto)
dengan piutang rata- rata. Rasio receiveable turnover dihitung dengan formula:
�������������������= ���������������
����������� − ����
4. Working Capital Turnover
Rasio Working Capital Turnover adalah rasio yang menunjukkan hubungan
antara modal kerja keseluruhan dengan jumlah laba bersih yang diperoleh
perusahaan. Modal kerja/working capital selalu dalam keadaan operasi atau
berputar di dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam
keadaan usaha periode perputaran modal kerja /working capital turnover period
berawal dari saat dimana kas mulai diinvestasikan dalam elemen-elemen modal
kerja sampai dimana menjadi kas kembali. Rasio working capital
turnoverdihitung dengan formula:
���������������������� = ���������
���������������������� = ���������
������������ − ������������
2.6 Hipotesis Penelitian
Hipotesis memiliki arti makna simpulan yang sifatnya masih rendah (Idrus,
2009). Secara singkat, hipotesis dapat dinyatakan sebagai simpulan sementara
penelitian. Fungsi hipotesis yaitu sebagai jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diteliti. Penetepan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan
manfaat sebagai yaitu:
1. Memberikan batasan dan membantu dalam memperkecil jangkauan
penelitian dan kerja penelitian
2. Mensiagakan peneliti kepada keadaan fakta dan hubungan sesama fakta, yang
kadangkala hilang dari perhatian peneliti
3. Sebagai alat sederhana untuk memfokuskan fakta yang awalnya
bercerai-berai tanpa koordinasi ke satu kesatuan penting secara menyeluruh
4. Sebagai paduan dalam pengujian, penyesuaian dengan fakta dan juga sesama
fakta.
Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1:Inventory Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H2:Total Assets Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H3:Receiveable Turnover berpengaruh secara parsial terhadap ROI.
H5: Inventory Turnover, Total Assets Turnover, Receiveable
Turnover,Working Capital Turnover berpengaruh secara simultan terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian
Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain
penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Pola desain penelitian
dalam setiap bidang ilmu memiliki kekhasan masing-masing, namun dalam
prinsip-prinsip umumnya terdapat banyak kesamaan. Desain penelitian
dikelompokkan dalam dua jenis yaitu desain penelitian konklusif dan desain
penelitian eksploratif. Desain penelitian konklusif dibagi menjadi dua yaitu
deskriptif dan kausal. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan identifikasi awal sebelum riset yang lebih mendalam
dilaksanakan. Penelitian konklusif merupakan penelitian yang tujuan dan data
yang akan dikumpulkan sudah didefinisikan dengan jelas dan mampu
menghasilkan kesimpulan dan saran tindak lanjut bagi pengambilan keputusan.
Penelitian deskriptif bertujuan untuk menghasilkan data yang menggambarkan
komposisi dan karakteristik populasi atau sekelompok unit penelitian. Penelitian
kausal memiliki tujuan untuk menentukan hubungan antara suatu sebab akibat
atau causal dari suatu hal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain
penelitian asosiatif kausal karena desain ini dirumuskan untuk memberi jawaban
pada permasalahan yang bersifat hubungan/ pengaruh antar satu variable dengan
variable lainnya.
Menurut Sugiyono (2011), populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang tekstil dan garment yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Periode yang diambil adalah dari tahun 2009 –
2011.Berikut adalah sampel penelitian:
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Dalam purposive sampling, data diambil dengan pertimbangan
NO. EMITEN
PT. Century Tekstile Industry
Tbk SAMPEL 3
PT. Sunson Textile Manufacturer
Tbk SAMPEL 12
14 PT. Star Petrochem Tbk
15 PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk SAMPEL 13 16 PT. Trisula International Tbk
17 PT. Nusantara Inti Corpora Tbk SAMPEL 14
tertentu (Sugiyono, 2011: 68). Kriteria yang ditentukan adalah sebagai
berikut:
1. Sampel penelitian merupakan perusahaan yang terdaftar di BEI dalam
sjak tahun 2009- 2011.
2. Memiliki laporan keuangan yang lengkap selama listing di Bursa Efek
Indonesia
3. Laporan keuangannya telah diaudit.
4. Tidak de-listing selama periode 2009-2011
Berikut adalah daftar emiten yang memenuhi kriteria sampel :
Tabel 3.2 Emiten yang Memenuhi Kriteria Sampel 3.1.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu
data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder.
No Saham Emiten
1 ADMG PT. Polychem Indonesia Tbk 2 ARGO PT. Argo Pantex Tbk
3 CNTX PT. Century Tekstile Industry Tbk 4 ERTX PT. Eratex Djaja Tbk
5 ESTI PT. Ever Shine Tex Tbk
6 HDTX PT. Panasia Indo Rescourse Tbk 7 INDR PT. Indo Rama Synthetic Tbk 8 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 9 PBRX PT. Pan Brothers Tbk
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan ke masyarakat (Erlina: 2008). Data itu berupa laporan keuangan
yang berakhir pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Sumber data diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)
3.1.3 Definisi Operasional Variabel
Bedasarkan pada permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis,
berikut adalah tabel ringkasan variabel- variabel yang akan diteliti:
Variabel
Penelitian Definisi operasional Parameter
Variabel
Penelitian Definisi operasional Parameter
Working jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan.
Tabel 3.3 Tabel Variabel- Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu variabel
independen (bebas) dan variabel dependen (tidak bebas)
Varibel independen yaitu variabel yang menjadi sebab berubahnya dan
timbulnya variabel terikat (Idrus, 2009:79). Adapun variabel
independen pada penelitian ini yaitu inventory turnover, total assets
turnover, receivable turnover dan working capital turnover.
2. Variabel dependen
Menurut Idrus (2009:79), variabel dependen/ variabel terikat adalah
“variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel
bebas.” Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on
investment (ROI).
3.2 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi berganda yaitu dengan menggunakan bantuan software SPSS. Ada dua
jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini yaitu uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis.
3.2.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.2.1.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011), tujuan dari uji normalitas adalah ingin
mengetahui apakah model regresi variabel penganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Jika nilai residual tidak mengikuti distribusi normal , uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. ). Cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal
atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
Selain itu, bisa juga melalui uji analisis statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S),
yang dijelaskan oleh Ghozali. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho : Data residual berdistribusi normal
Ha : Data residual tidak berdistribusi normal
Bila sig > 0, 05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal ( Ho
diterima), sebaliknya bila sig < 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data
tidak normal (Ha diterima).
3.2.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam dalam suatu model regresi
linear berganda. Jika ada korelasi tinggi diantara variabel-variabel bebasnya,
maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi
terganggu (Sunjoyo dkk., 2013 : 65). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
a. Menganalisis matrik korelasi variabel – variabel independen, jika
diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya
diatas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
b. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya
(2) variance inflation factor (VIF), nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance> 0,10 atau
Beberapa alternatif cara untuk mengatasi masalah multikolinieritas (
Sunjoyo dkk,2013 : 66) adalah sebagai berikut:
a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.
b. Menambah jumlah observasi
c. Mentransformasikan data kedalam bentuk lain misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.
d. Dalam tingkat lanjut dapat digunakan metode regresi bayessian yang masih jarang sekali digunakan.
3.2.1.3 Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi
linier berganda terdapat korelasi antara residual periode t dengan residual
periode t-1 (sebelumnya). Dengan menggunakan progam SPSS, ada tidaknya
masalah autokorelasi, uji statistik yang paling sering dipergunakan yaitu uji
Durbin- Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl . d . du
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 . du . d . 4 - dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif Tidak ditolak
du < d <4 - du
3.2.1.4 Uji Heterokedastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varias dari residual satu ke residual
yang lain. Model regresi yang memenuhi pesyaratan adalah terdapat
kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap
atau disebut homokedasitas. (Sunjoyo, 2013: 69). Untuk melihat ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan grafik
scatterplot antara nilai prediksi variabel dengan nilai residualnya. Jika ada
pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.2.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesa dilakukan untuk menguji kemampuan variabel independen
(inventory turnover, total assets turnover, receivable turnover dan working
capital turnover) dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu return on
investment (ROI) dapat menggunakan alat analisa statistik berupa uji T dan uji F.
3.2.2.1 Uji t
Tujuan digunakan uji tadalah untuk mengetahui apakah secara individu
independen lainnya konstan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho ditolak
atau Ha diterima jika nilai signifikan t atau p value < 5%.
H1: inventory turnover,H2: total asset turnover, H3: receivable turnover, dan H4
: working capital turnover di uji masing – masing dengan menggunakan uji –t,
dalam hal ini adapun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima apabila t hitung < t table
Ha diterima apabila t hitung > t table
3.2.2.2 Uji F
Tujuan penggunaan uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel
independen (inventory turnover, total assets turnover, receivable turnover,
dan working capital turnover) secara bersamaan mempunyai pengaru terhadap
ROI perusahaan. Dasar pengambilan keputusan adalah: Ho akan ditolak atau
Ha diterima jika nilai signifikansi F < 5 %.
Y = α + β1X1
+ β2X2
+ β3X3+ β4X4 + e
Keterangan :
Y : Kemampuan menghasilkan laba/ Return on Investment
X1 : Inventory Turnover
X2 : Total Assets Turnover
X3 : Receivable Turnover
X4 : Working Capital Turnover
α : Konstanta
3.3Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak bulan November 2013 sampai selesai, dan
dilakukan dengan memgambil data dari situs BEI berupa laporan keuangan.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia. Data sekunder yang diambil adalah laporan keuangan perusahaan
tekstil dan garment yang telah memenuhi kriteria sampel dan dipublikasikan oleh
BEI. Periode laporan keuangan yang dipakai adalah tahun 2009 – 2011.
Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel ada 15 perusahaan dari 18 perusahaan
tekstil dan garment yang terdaftar di BEI.
Metode analisis data yang dipakai berupa metode analisis statistic yang
berupa analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis. Dalam uji
asumsi klasik, pengujian yang dipakai merupakan uji normalitas,
menggunakan t- test dan F-test. Pengujian tersebut menggunakan software SPSS
vers 19.
4.2 Analisa Statistik Deskriptif
Analisa statistik merupakan bagian dari statistika yang menggunakan
pengumpulan, penyajian, pengolahan serta peringkasan data. Analisis deskriptif
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis mengenai nilai
minimum, maksimum ,range ,nilai rata-rata (mean), standard deviation , dan
variance dari data yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan mengenai alat
pada analisis statistik deskriptif adalah sebagai berikut :
1. Nilai maksimum adalah nilai yang tertinggi di antara data lainnya
2. Nilai minimum adalah nilai yang terendah di antara data lainnya.
3. Range merupakan selisih antara nilai terbesar dan terkecil
4. Nilai rata-rata (mean) merupakan jumlah keseluruhan nilai yang ada pada
data dibagi dengan jumlah data yang tersedia
5. Standard deviation atau yang sering dinamakan simpangan baku ,
merupakan ukuran penyebaran yang terbaik karena dapat digunakan untuk
membandingkan suatu rangkaian data dengan data lainnya.
6. Variance digunakan untuk mengetahui tingkat keragaman dalam data.
Semakin tinggi nilai variance, semakin bervariasi dan beragam suatu data.
Tabel 4.1 Tabel Statistik Deskriptif.
N Minimum Maximum Range Mean
Std.
Deviation
Variance
TATO 45 .34 2.53 2.19 1.0192 .45302 .205
RTO 45 1.92 75.45 73.52 9.6250 10.67178 113.887
WCT 45 -278.45 749.75 1028.20 23.0604 141.73722 20089.439
ROI 45 -.42 .49 .91 .0068 .13149 .017
Valid N (listwise) 45
Sumber: Diolah oleh SPSS ver 19
Berikut perincian data yang telah diolah :
1. Variabel ITO memiliki nilai minimum 1.03 dan nilai maksimum 13.10
sehingga menghasilkan nilai range sebesar 12.07 . Nilai rata-rata
sebesar 5.1814 , standard deviation senilai 2.68721 dan nilai variance
adalah 7.221
2. Variabel TATO memiliki nilai minimum 0.34 dan nilai maksimum
2.53 sehingga menghasilkan nilai range sebesar 2.19. Nilai rata-rata
sebesar 1.1092, standard deviation sebesar 0.45302 dan nilai variance
sebesar .205
3. Variabel RTO memiliki nilai minimum sebesar 1.92 dan nilai
maksimunya adalah 75.45 sehingga menghasilkan nilai range yaitu
73.52. Nilai rata- rata dalam variabel ini adalah 9.6250, nilai standard
deviation sebesar 10.67178 dengan angka variance 113.887.
4. Variabel WCT memiliki nilai minimum sebesar -278.45 dan nilai
maksimunya adalah 749.75 sehingga menghasilkan nilai range yaitu
standard deviation sebesar 141.73722 dengan angka variance
20089.439.
5. Variabel ROI memiliki nilai minimum sebesar -0.42 dan nilai
maksimunya adalah 0.49 sehingga menghasilkan nilai range yaitu
0.91. Nilai rata- rata dalam variabel ini sebesar 0.0068, nilai standard
deviation sebesar 0.13149 dengan angka variance 0.17.
4.3Uji Asumsi Klasik 4.3.1 Uji Normalitas
Fungsi dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Pembuktian bahwa data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari normal
probability plot (P-P Plot). Pada normal probabilityplot, data dikatakan normal
jika penyebaran titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal dan sebaliknya apabila dapat menyebar jauh dari
Gambar 4.1 P-P Plot untuk Uji Normalitas
Sumber: Diolah oleh SPSS ver 19
Dalam gambar P-P Plot di atas, dapat dilihat penyebaran titik-titik di
sekitar garis diognal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Oleh
karena itu, model regresi dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
Secara statistik, uji normalitas dapat menggunakan alat analisis One
Sample Kolmogrorov- Smirnov. Dalam pengujian ini, hipotesis yang diajukan
adalah sebagai berikut:
Dalam pengambilan kesimpulan, pedoman yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Jika Sig.(p) > 0.05 maka Ho diterima
2. Jika Sig.(p) < 0.05 maka Ho ditolak.
Tabel 4.2 Uji Normalitas Statistik
Unstandardized
Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .12025179
Most Extreme Differences Absolute .190
Positive .154
Negative -.190
Kolmogorov-Smirnov Z 1.272
Asymp. Sig. (2-tailed) .079
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Diolah oleh SPSS ver 19
Dalam penelitian ini , digunakan unstandardized residual dengan asumsi
bahwa varians untuk semua residu adalah sama. Dari output di atas, dapat diliat
nilai signifikannya 0.079 di mana lebih besar dari 0.05 sehingga data residual
berdistribusi normal.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah adanya korelasi
antara variabel bebas satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Syarat yang
dipakai untuk melihat multikolineraritas yaitu torelance > 0,010 dan VIF
(Variance Inflation Factor) < 10. Jika kedua syarat tersebut dipenuhi, maka tidak
terjadi gejala multikolinearitas.
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Diolah oleh SPSS ver 19
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai tolerance > 0, 1 untuk semua
variabel yanag ada. Nilai VIF < 10 untuk semua variabel yang ada sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
4.3.3 Uji Autokorelasi
Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalah penganggu periode t-1. Penyebab terjadinya autokorelasi terjadi
lainnya. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, peneliti memakai uji Durbin-
Watson. Untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi yaitu :
1. Angka D-W di bawah -2 berati ada ditemukan autokorelasi positif.
2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berati tidak ada ditemukan
autokorelasi
3. Angka D-W di atas +2 berati ada ditemukan autokorelasi negatif.
Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Diolah oleh SPSS ver 19
Tabel hasil uji korelasi di atas. menunjukkan bahwa nilai Durbin – Watson
antara -2 dan +2 yang menujukkan tidak ada autokorelasi dalam penelitian ini.
4.3.4 Uji Heterokedastisitas
Tujuan uji heterokedastisitas adalah untuk mengetahui apakah di dalam model
regresi ini terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak acak
lebih variabel. Model regresi yang termasuk baik adalah model regresi yang
tidak terjadi heterokedastisitas dengan cara grafik. Dasar analisis yang
digunakan untuk menentukan adanya heterokedastisitas yaitu sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentk pola tertentu
yang teratur , maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik- titik menyebar di atas dan di
bahwah angka 0 pada sumbu Y , maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Grafik heterokedastisitas pada penelitian ini ada sebagai berikut :