BAB II
PENGELOLAAN KASUS
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Salah satu unit pelayanan kesehatan di masyarakat adalah
Puskesmas. Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) adalah unit
organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan
dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat
yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. (Muninjaya, 1999)
Puskesmas adalah sebagai garda terdepan untuk meningkatkan upaya
pencapaian derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Puskesmas
merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotive,
preventif, curative, rehabilitatif). Puskesmas juga merupakan pelayanan
kesehatan dasar atau Basic Health Care Services. (Depkes RI, 1991)
2. Tujuan Puskesmas
Pelayanan kesehatan umumnya yang dikenal dengan Puskesmas
mempunyai tujuan. Adapun tujuan Puskesmas menurut Kep. Menkes RI
No. 128 / MENKES / SK / II / 2004 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.
Kegiatan upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah
maupun swasta pada hakekatnya mempunyai tujuan yaitu kegiatan upaya
kesehatan yang bertujuan untuk dapat menyelesaikan atau mengurangi
masalah di lingkunagan kesehatan dan kegiatan upaya kesehatan yang
3. Fungsi Puskesmas
Menurut Azwar (1999) ada 3 fungsi pokok Puskesmas, yaitu
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya,
membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan hidup sehat, memberikan pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Fungsi pokok Puskesmas sesuai Kep. Menkes RI No. 128 / MENKES /
SK/ II / 2004 adalah sebagai berikut :
Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan,
dimana Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Sebagai pusat pemberdayaan
kesehatan, dimana Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama
pemuka masyarakat, keluarga, dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau program pelaksanaan
kesehatan. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, dimana
pelayanan kesehatan perorangan merupakan pelayanan yang bersifat
pribadi dengan tujuan menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan
perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit serta pelayanan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan yang
bersifat publik dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
4. Kegiatan Pokok Puskesmas
Pelaksanaan kegiatan pokok diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat kecil. Oleh karena itu kegiatan pokok Puskesmas
wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki 7 program pokok, yang mana
program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang
wajib dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
(Muninjaya, 1999). Program pokok Puskesmas antara lain :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan
kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seorang klien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan
pemeriksaan.
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun
masyarakat).
3. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana
(KB) yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas
yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada Pasangan Usia
Subur (PUS) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas
serta pelayanan bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penularan penyakit menular/infeksi (misalnya TBC,
DBD, Kusta dan sebagainya).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di Puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu
lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,
6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan
kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi
peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein,
Kurang Vitamin A, keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans
Gizi, dan Pemberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
7. Pencatatan dan pelaporan yaitu Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP).
Adapun program tambahan Puskesmas adalah kesehatan mata,
kesehatan jiwa, kesehatan lansia, kesehatan reproduksi remaja, kesehatan
sekolah dan kesehatan olahraga.
5. Program Pokok Puskesmas dalam Penanggulangan Diabetes Melitus
Dari berbagai penyakit tidak menular yang ada di masyarakat
diantaranya adalah Diabetes Melitus (DM), dimana apabila dikaitkan
dengan 7 program pokok Puskesmas di atas ada 2 program yang
digunakan untuk menangani dan menanggulangi penyakit DM di
masyarakat, yaitu program pengobatan dan promosi kesehatan. Dalam
konteks pengobatan, yaitu dengan cara mengontrol kadar gula darah secara
rutin dan teratur, menjaga pola diet dan mengatur asupan diet yang
bertujuan untuk membantu mengatasi dan mempertahankan derajat
kesehatan. Tujuan dari program pengobatan tersebut untuk mencegah
terjadinya komplikasi dan mengurangi gejala dari DM. Sedangkan dalam
konteks promosi kesehatan diadakanlah penyuluhan kesehatan yang
berkaitan dengan penyakit DM yang bertujuan untuk menambah
A.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalaah Kebutuhan Dasar Nutrisi Kurang dari Kebutuhan pada Klien Diabetes Melitus di Komunitas
1. Konsep Dasar Nutrisi
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab gizawi yang berarti nutrisi.
Oleh para ahli istilah tersebut diubah menjadi gizi. Gizi adalah substansi
organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan
oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004). Kebutuhan
gizi seseorang ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis kegiatan,
dan sebagainya (BKKBN, 1988).
Tubuh manusia terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan.
Karenanya, manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh
zat-zat penting yang dikenal dengan istilah nutrisi tersebut. Nutrisi berfungsi
untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses
dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari
serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi (Suitor &
Hunter, 1980) adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai
proses kimia di dalam tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang
disebut dengan nutrien. Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau
anorganik yang terdapat dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk
menjalankan fungsinya. Setiap nutrien memiliki komposisi kimia tertentu
yang akan menampilkan sekurang-kurangnya satu fungsi khusus pada saat
makanan dicerna atau diserap oleh tubuh. Asupan makanan yang adekuat
terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok nutrien) yang seimbang.
Nutrien mempunyai 3 fungsi utama, yaitu : menyediakan energi untuk
proses dan pergerakan tubuh, menyediakan “stuktur material” untuk
Energi yang dihasilkan oleh nutrien atau makanan disebut sebagai
“nilai kalori”. Kalori = energi yang digunakan untuk pembakaran.
Jumlah kalori yang dihasilkan nutrien (Suitor & Hunter, 1980) : 1 gram karbohidrat dan protein : 4 kkal
1 gram lemak : 9 kkal
Rata-rata pemasukan energi (Guyton, 1986) 45% energi dari karbohodrat
40% energi dari lemak
15% energi dari protein
1. Karbohidrat
Karbohidrat adalah kelompok nutrien yang penting dalam susunan
makanan. Fungsinya adalah sebagai sumber energi bagi tubuh. Fungsi
karbohidrat dalam susunan makanan yaitu, sebagai sumber energi,
sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.
Adapun sumber karbohidrat dalam makanan antara lain :
• Serelia dan makanan yang terbuat dari serelia. Contohnya, gandum, beras, jagung.
• Gula murni
• Sayuran (mis. kentang, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan sayuran akar lain). Akan tetapi, kandungan karbohidrat dalam
panganan tersebut lebih rendah.
• Buah-buahan. Buah mengandung 5% - 10% gula. Makin manis rasa buah, makin tinggi kandungan gulanya.
• Susu. Susu memiliki kandungan gula laktosa. Akan tetapi, keju dan mentega yang terbuat dari susu justru tidak mengandung
karbohidrat.
2. Protein
Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Senyawa ini ditemukan dalam sitoplasma semua sel
hidup, baik hewan maupun tumbuhan. Adapun fungsi protein bagi
penting untuk pembentukan enzim, antibodi dan beberapa hormon,
sebagai sumber energi. Kebutuhan protein setiap orang bervariasi
berdasarkan laju pertumbuhan dan berat badannya. Individu dewasa
memerlukan asupan protein ± 1 gram untuk tiap kg berat badan.
Kebutuhan protein ini meningkat selama periode pertumbuhan.
Kebutuhan protein dapat diperoleh dari sumber pangan hewani dan
nabati. Biasanya kandungan protein hewani lebih tinggi dibandingkan
dengan nabati. Akan tetapi, beberapa sayuran dan kacang-kacangan
seperti kedelai justru mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi.
Sumber protein ini dapat diperoleh dari daging, ikan, roti, serelia, susu,
keju, telur, dan sayuran. Jumlah protein dalam sel ubi dan sayuran
hijau sedikit, kentang menyumbang 3% dari keseluruhan kandungan
protein makanan. Sedangkan kacang-kacangan, seperti kacang kapri,
buncis, dan miju-miju memiliki kandungan protein yang cukup.
Kandungan protein kedelai sangat tinggi dan menjadi sumber protein
penting dalam susunan makanan.
3. Lemak
Lemak adalah suatu senyawa yang mengandung unsur karbon,
hidrogen dan oksigen. Adapun fungsi lemak dalam susunan makanan
adalah sebagai sumber energi, pembentukan jaringan adiposa, sebagai
sumber asam lemak esensial, penyerapan vitamin larut lemak.
Sumber lemak dalam diet meliputi, daging, ikan, mentega,
margarin, susu, krim, keju, makanan panggang, minyak dan lemak
untuk memasak, telur serta makanan lain (mis. es krim, cokelat,
kembang gula, biji-bijian dan kuah salad). Sayur-sayuran dan
buah-buahan mengandung sedikit lemak, kecuali kedelai (24%) dan alpokat
2. Konsep Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidat, lipid
dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin
dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh
sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). Kadar gula
normal dalam darah : kadar glukosa sewaktu : 110 – 200 mg/dL, kadar
glukosa darah saat puasa : 110 – 126 mg/dL, kadar glukosa 2 jam setelah
makan (75 gram glukosa) : 140-200 mg/dL.
Adapun penyebab dari Diabetes Melitus ini sebenarnya terdapat 2
macam kategori diabetes ditinjau dari efek yang ditimbulkan oleh
berlebihnya glukosa terhadap kadar hormon insulin, yaitu Diabetes
Melitus tipe 1 dan Diabetes Melitus tipe 2.
Diabetes Melitus tipe 1, disebabkan oleh destruksi sel β umumnya
menjurus ke arah defisiensi insulin absolut (melalui proes imunologik
(Otoimunologik) dan Idiopatik) sehingga kadar insulin dalam tubuh
terganggu. Untuk itu diberikan penambahan insulin melalui suntikan dan
biasanaya penderita akan tergantung pada pemberian insulin tersebut
seumur hidupnya. Diabetes Melitus tipe 2, disebabkan oleh resistensi
disertai defisiensi insulin relatif yaitu kadar hormon insulin dalam tubuh
normal namun pada proses transport glukosa dan penangkapannya di
organ mengalami penurunan sehingga glukosa akan menumpuk dalam
darah.
Adapun kelompok dengan resiko tinggi untuk menderita diabetes
antara lain:
1. Usia > 40 tahun
2. Obesitas (kegemukan)
4. Riwayat kelurga dengan Diabetes Melitus
5. Riwayat kehamilan dengan berat badan bayi > 4000 gram
6. Riwayat Diabetes Melitus dalam kehamilan
7. Adanya displidemia (kadar HDL rendah < 35 mg/dL dan kadar lipid
darah tinggi > 250 mg/dL).
Tanda dan gejala Diabetes Melitus ini adalah awalnya penderita
akan mengeluhkan gejala yang cukup khas seperti, poliuria (sering buang
air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (banyak makan atau
mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur,
koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau
kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritas) dan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Adapun cara pengobatan Diabetes Melitus dilakukan dengan
tujuan untuk megurangi gejala, menurunkan berat badan bagi yang
kegemukan dan mencegah terjadinya komplikasi. Pada dasarnya ada dua
pendekatan dalam penatalaksanaan diabetes, yang pertama pendekatan
tanpa obat dan yang kedua pendekatan dengan obat.
Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diit dan
olahraga. Apabila dengan langkah pertama ini tujuan penatalaksanaaan
belum tercapai, dapat dikombinasikan dalam langkah farmakologi berupa
terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya.
a. Terapi tanpa obat, yaitu berupa :
1) Pengaturan diit
Penderita diabetes sangat dianjurkan untuk menjalankan diit sesuai
yang dianjurkan karena terapi diit adalah penatalaksanann gizi paling
penting pada penderita diabetes, tanpa pengaturan jadwal dan jumlah
makanan serta kualitas makanan sepanjang hari, sulit mengontrol kadar
program diet diabetes adalah penghitungan jumlah kalori perhari sesuai
kebutuhan setiap penderita, mengarah ke berat badan normal, menunjang
pertumbuhan, mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal,
mencegah atau memperlambat berkembangnya komplikasi vesikuler,
sesuai dengan kemampuan daya beli setiap penderita, komposisi sesuai
dengan pola makan penderita sehari-hari. Standar komposisi makanan
yang dianjurkan adalah karbohidrat (60-70%), protein (10-15%), lemak
(20-25%), jumlah kandungan serat ± 25 gram/hari. Penentuan jumlah
kalori berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang ditentukan dengan
rumusan IMT = Berat Badan (kg)/Tinggi Badan (m2), dimana IMT < 18,5
(kurus) : BB x 40-60 kalori, IMT = 18,5-22,9 (normal) = BB x 30 kalori,
IMT ≥ 23 (lebih/gemuk) = BB x 20 kalori, IMT > 25 (sangat gemuk) = BB
x 10-15 kalori.
2) Latihan fisik
Prinsip yang disarankan latihan fisik yang dilakukan tidak perlu
olahraga berat, olahraga ringan yang disesuaiakan dengan kemampuan
klien asal dilakukan secara teratur sangat bagus pengaruhnya bagi
kesehatan. Olahraga yang disarankan adalah yang bersifat CRIPE
(Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Edurance Training). Contoh olahraga yang disarankan antara lain jalan pagi, bersepeda dan
berenang dan lain sebagainya. Dengan olahraga teratur sensitivitas sel
terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang ada walaupun
relatif kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Penderita DM
dianjurkan untuk melakukan olahraga secara teratur 3-4 kali/minggu,
setidaknya 20-30 menit.
3) Ramuan tradisional untuk pengobatan Diabetes Melitus
Obat tradisional kembali populer dipilih sebagai obat untuk
menyembuhkan berbagai penyakit karena disamping harganya trejangkau,
tanpa efek samping juga khasiatnya cukup menjanjikan. Salah satu
Dalam laporannya, Fujio L, seorang peneliti dan pemerhati tanaman obat,
mengatakan bahwa kemampuan lidah buaya tak lain karena tanaman ini
memiliki kandungan nutrisi yang cukup bagi tubuh manusia. Menurut
Purbaya (2003), di dalam aloe vera terdapat kandungan bahan aktif yang
tinggi berupa glukomanan yang berfungsi menormalkan kadar gula darah
sehingga baik untuk penderita diabetes. Cara pengolahannya yaitu dengan
2 batang lidah buaya, dicuci, kemudian dikupas dan dipotong-potong dan
direbus dengan 3 gelas air sampai tinggal separoh dari semula. Kemudian
disaring dan diminum ½ gelas 3 kali sehari. Manfaat dari aloe vera
diantaranya membantu menyembuhkan luka, memar dan mencegah
kanker.
b) Terapi obat-obatan
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan
olahraga) belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah, maka perlu
diberikan terapi obat-obatan, baik dalam bentuk terapi Obat Hipoglikemik
(OHO), terapi insulin atau kombinasi keduanya.
Untuk mencegah penyakit diabetes yang telah ada menjadi
komplikasi yang lebih parah maka penderita diabetes harus melakukan :
a) Merubah pola hidup
b) Pengaturan diet (perencanaan makan)
c) Latihan jasmani : dianjurkan untuk melakukan latihan dengan teratur
3-4 kali seminggu selama ± 20-30 menit. Latihan yang dianjurkan
adalah jalan kaki, jogging, lari, senam, renang, bersepeda dan
mendayung.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian
Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan
status nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A–B–C–D.
A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurement )
B : Data biomedis (biomedical data )
C : Tanda-tanda klinis suatu nutrisi (clinical signs)
D : Diet (dietary)
Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap klien untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh klien yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial, spiritual dapat ditentukan. (Bambang, 2009)
Pada tahap pengkajian ini dilakukan pengumpulan data yang
dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan
pada klien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial dan
spiritual. Adapun data yang harus dikaji meliputi data inti yaitu identitas
klien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan, alamat), keluhan utama klien yang dirasakan klien
saat ini, riwayat kesehatan keluarga, riwayat kesehatan saat ini dan masa
lalu, riwayat sehari-hari (persepsi klien terhadap penyakitnya, kebiasaan,
pola nutrisi, pola istirahat/tidur, pola eliminasi, kebiasaan olahraga,
kemampuan melakukan aktivitas, rekreasi), riwayat sosial, riwayat
spiritual dan kultural, pemeriksaan fisik (keadaan umum, tanda-tanda vital
(TD, nadi, pernafasan, TB, BB) dan pemeriksaan head to toe.
2. Analisa Data
Analisa kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan
data dengan keluhan yang dirasakan klien secara subjektif dan objektif,
sehingga dapat diketahui masalah yang dihadapi oleh klien baik itu
diperoleh melalui data subjek dan data objek. Data subjek bersifat
subjektif yaitu data dapat diperoleh dari keluhan yang dirasakan klien,
sedangkan data objek bersifat objektif yaitu data diperoleh dengan
melakukan pengukuran, misalnya mengukur tanda-tanda vital (TD, RR,
HR, suhu, BB, TB) yang hasilnya berbentuk angka. Data objek juga bisa
dilihat langsung dengan mata misalnya melihat secara langsung bagaimana
kondisi klien.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis data yang diperoleh, maka dapat diketahui
masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh klien
yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah yang telah
dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu,
perawat harus membuat prioritas masalah. Prioritas masalah dapat
ditentukan berdasarkan kebutuhan dasar manusia. (Bambang, 2009)
4. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan klien (Bambang, 2009). Jadi, perencanaan asuhan
keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah
ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup
elemen-elemen berikut: Perumusan tujuan
Perumusan tujuan asuhan keperawatan dibuat sebagai patokan
untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan.
Rencana tindakan keperawatan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan antara lain
sebagai berikut : identifikasi alternatif tindakan keperawatan,
akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan klien,
mengarah pada tujuan yang akan dicapai, tindakan harus bersifat
realistis.
Kriteria hasil
Kriteri hasil adalah suatu hasil yang diharapkan dari suatu
C. Asuhan Keperawatan Kasus Diabetes Melitus di Komunitas 1. PENGKAJIAN
KASUS:
Seorang klien bernama Ny. A berusia 50 tahun, dengan BB 55 kg dan TB
160 cm, status sudah menikah, agama kristen, suku batak toba, sehari-hari
menggunakan bahasa Indonesia, pendidikan SMA, bekerja sebagai wiraswasta.
Alamat jalan Garu II B Kelurahan Harjosari Lingkungan XII. Saat dikaji klien
mengeluh sering merasa lapar, sering BAK, sering merasakan haus yang
berlebihan, cepat lelah dan sering kesemutan. Ny. A pernah memeriksakan
kesehatannya ke dokter, dan didiagnosa menderita Diabetes Melitus dengan gula
darah sewaktu 250 mg/dL. Sejak 1 tahun yang lalu Ny. A sudah menderita
Diabetes Melitus. Ny. A memiliki kebiasaan makan tidak teratur, kadang klien
makan 3 kali sehari dan lebih sering 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit. Klien
kehilangan selera makan dan pada waktu makan klien merasa mual dan ingin
muntah. Berat Badan biasa 60 kg, klien mengalami penurunan Berat Badan 5 kg.
Ny. A juga suka mengkonsumsi makanan dan minuman manis seperti manisan
FORMAT PENGKAJIAN KLIEN I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Suku : Batak Toba
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Garu II B Kelurahan Harjosari Ling. XII
Tanggal Pengkajian : 17 Juni 2013
II. KELUHAN UTAMA :
Klien mengeluh sering merasa lapar, sering BAK, sering merasakan haus
yang berlebihan, mudah capek dan lelah jika melakukan aktivitas dan sering
kesemutan.
III. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
Diabetes Melitus, dan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga klien.
IV. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
Klien menderita penyakit Diabetes Melitus.
V. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
VI. RIWAYAT SEHARI-HARI
a. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Klien mengatakan bahwa penyakitnya bisa disembuhkan, karena klien
yakin bahwa Tuhan akan menyembuhkannya.
b. Kebiasaan
Klien memiliki kebiasaan makan tidak teratur, jumlah makanan yang
dikonsumsi kadang tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter
dan kadang makan dengan porsi yang sedikit. Klien juga suka
mengkonsumsi makanan dan minuman manis, seperti manisan dan
makan gorengan.
c. Pola nutrisi
Pola nutrisi klien tidak teratur, kadang klien makan 3 kali sehari dan
lebih sering 2 kali sehari dengan porsi yang sedikit. Klien kehilangan
selera makan dan pada waktu makan klien merasa mual dan ingin
muntah. Berat Badan biasa 60 kg, klien mengalami penurunan BB 5 kg
dan sekarang BB klien 55 kg.
d. Pola istirahat/tidur
Waktu tidur klien teratur, pada malam hari klien tidur 6-7 jam dan
jarang terbangun di malam hari, tidak ada hal yang membuat tidur
klien terganggu. Dan pada siang hari biasanya klien tidur 1-2 jam.
e. Pola eliminasi
Pola eliminasi klien 9-12 kali dalam sehari dan pada malam hari klien
lebih sering BAK, dengan karakter urin normal yaitu berwarna kuning.
f. Kebiasaan olahraga
Klien jarang sekali berolahraga.
g. Kemampuan melakukan aktifitas
Klien bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri (tanpa
bantuan orang lain), tetapi klien tidak bisa melakukan pekerjaan yang
terlalu berat dengan mandiri karena kondisi fisiknya sudah mulai
berkurang. Pada saat melakukan aktivitas klien mudah capek dan lelah.
h. Rekreasi
VII. RIWAYAT SOSIAL
Hubungan klien dengan keluarga, tetangga dan penduduk tempat ia tinggal
adalah baik, klien mengikuti kegiatan sosial yang ada di lingkunan tempat
tinggalnya.
VIII. RIWAYAT SPIRITUAL & KULTURAL
Klien taat beragama, sekali seminggu klien pergi ke gereja untuk
beribadah. Dalam budaya batak toba, klien mengatakan beribadah lebih utama dan
orang batak toba sangat taat beragama.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien baik, hanya saja klien mudah capek dan lelah
saat melakukan aktivitas.
b. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 37 0 C
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Tinggi Badan : 160 cm
Berat Badan : 55 kg
c. Pemeriksaan mulut
• Keadaan bibir : simetris dan membran mukosa kering
• Keadaan gusi dan gigi : tidak ada pembengkakan pada gusi dan gigi ada yang berlobang yaitu gigi geraham di sebelah kanan
• Keadaan lidah : normal d. Pemeriksaan abdomen
• Inspeksi : bentuk abdomen simetris dan tidak ada benjolan • Auskultasi : bising usus normal yaitu 15 x/menit
e. Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
XI. RIWAYAT TERAPI
Sebelumnya klien pernah memeriksakan kesehatannya ke dokter, yaitu
sekitar 1 tahun yang lalu, tetapi klien mengatakan tidak mengingat obat apa saja
2. ANALISA DATA
No. Data Masalah keperawatan
1. DS :
Klien mengatakan pola makannya
tidak teratur, kadang makan 3 kali
sehari dan lebih sering 2 kali sehari
dengan porsi yang sedikit. Klien
kehilangan selera makan dan pada
waktu makan klien merasa mual dan
ingin muntah.
DO :
• Penurunan BB 5 kg
• Porsi diet yang dberikan tidak habis
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
2. DS :
Klien mengatakan sering BAK yaitu
sekitar 9-12 kali dalam sehari dan
pada malam hari lebih sering dengan
karakter urin berwarna kuning.
DO :
• Keadaan bibir klien : membran mukosa
kering
• Turgor kulit menurun
Kekurangan volume cairan
3. DS :
Klien mengatakan mudah capek dan
lelah pada saat melakukan aktivitas
dan klien tidak bisa melakukan
pekerjaan yang terlalu berat dengan
mandiri karena kondisi fisiknya
sudah mulai berkurang.
DO :
Klien tampak lelah
3. RUMUSAN MASALAH MASALAH KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Kekurangan volume cairan
3. Kelelahan
DIAGNOSA KEPERAWATAN ( PRIORITAS )
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan
oral, anoreksia, mual dan muntah d/d penurunan BB 5 kg dan porsi
diet yang diberikan tidak habis.
2. Kekurangan volume cairan b/d osmotik diuresis d/d membran mukosa
kering dan turgor kulit menurun.
4.PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/
tanggal
No. Dx Perencanaan Keperawatan
18 Juni
2013
1. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan
keperawatan diharapkan kebutuhan
nutrisi klien dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
• Klien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien
yang tepat.
• Berat badan stabil atau penambahan ke arah
rentang biasanya.
Rencana Tindakan Rasioanal
1.Timbang BB sesuai indikasi.
2.Tentukan program diet, pola
makan dan bandingkan dengan
makanan yang dapat dihabiskan
klien.
3.Auskultasi bising usus, catat
adanya nyeri abdomen/perut
kembung, mual, muntahan
makanan yang belum sempat
dicerna dan pertahankan keadaan
puasa sesuai indikasi.
Mengkaji pemasukan
makanan yang adekuat.
Mengidentifikasi
dan elektrolit
menurunkan motilitas
atau fungsi lambung
(distensi atau ileus
4.Berikan makanan cair yang
mengandung nutrisi dan elektolit.
Selanjutnya memberikan makanan
yang lebih padat.
5.Identifikasi makanan yang
disukai.
6.Libatkan keluarga klien dalam
perencanaan makanan.
7.Observasi tanda hipoglikemia
(perubahan tingkat kesadaran, kulit
lembab/dingin, denyut nadi cepat,
lapar, peka rangsang, cemas, sakit
kepala, pusing).
8.Lakukan pemeriksaan gula darah
dengan finger stick.
9.Kolaborasi pemberian Insulin.
Pemberian makanan
melalui oral lebih baik
diberikan pada klien
sadar dan fungsi
gastrointestinal baik.
pada keluarga untuk
memahami kebutuhan
nutrisi klien.
Pada metabolisme
karbohidrat gula darah
akan berkurang dan
sementara tetap
diberikan insulin maka
terjadi hipoglikemia
tanpa memperlihatkan
tingkat kesadran.
Analisa terhadap gula
darah lebih akurat
daripada memantau
gula dalam urin.
Insulin dengan cepat
membantu
memindahkan glukosa
5.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi Keperawatan
No. Dx Hari/ tanggal Pukul Tindakan Keperawatan
1. Rabu/
19 Juni 2013
11.30
WIB
Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Diabetes Melitus dan diit
Diabetes Melitus
Menentukan program diet dan mengidentifikasi makanan yang
disukai pasien
Menganjurkan klien untuk
mengkonsumsi makanan yang
mengandung nutrisi dan elektolit Melibatkan keluarga klien dalam
perencanaan makanan
1. Kamis/
20 Juni 2013
11.30
WIB
Mengobservasi keadaan klien : auskultasi bising usus, memeriksa
ada atau tidaknya nyeri
abdomen/perut kembung, mual dan
muntah
Mengobservasi apakah klien menghabiskan diet yang telah
dianjurkan
Menganjurkan klien untuk
melakukan olahraga secara teratur Merencenakan jadwal latihan fisik
klien di rumah
1. Jum’at/
21 Juni 2013
11.30WIB Mengajarkan latihan fisik yang
disesuaikan dengan kemampuan
klien.
Menganjurkan klien untuk
teratur
Menganjurkan klien untuk
konsultasi ke dokter tentang
pengobatan insulin
6.EVALUASI HASIL
No. Dx. Kep. Hari/tanggal Evaluasi
1. 1. Jum’at/
21 Juni 2013