A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran merupakan langkah siswa untuk mendapatkan hasil
yang baik. Proses pembelajaran yang baik harus dapat memikat dan mudah
dipahami. Media pembelajaran atau metode pembelajaran dapat digunakan
pengajar untuk mendapatkan proses pembelajaran yang diharapkan.
Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan yang
harus dikuasai seperti menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen)
dan menulis (schreiben). Empat keterampilan berbahasa ini memiliki peran
penting untuk penguasaan bahasa yang baik. Keempat keterampilan berbahasa ini
merupakan sebuah susunan untuk kemampuan bahasa. Dalam pembelajaran
bahasa, hal yang pertama dilakukan adalah menyimak, bagaimana bahasa itu
diucapkan. Seperti layaknya bayi pada awal dia belajar bahasa dia hanya
menyimak apa yang diucapkan oleh orang disekitarnya. Setelah menyimak hal
selanjutnya yang dilakukan adalah berbicara, setelah berbicara membaca dan
terakhir adalah menulis. Proses Pembelajaran bahasa akan berjalan dengan baik
bila empat keterampilan itu dikuasai dengan baik. Untuk menguasai empat
keterampilan berbahasa Jerman tersebut diperlukan pemahaman mengenai
gramatika serta penguasaan kosakata.
Kosakata akan selalu berhubungan dengan empat keterampilan berbahasa,
yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kosakata akan berpengaruh
pada kemampuan berbicara seseorang atau cara seseorang menggunakan bahasa.
Jika seseorang memiliki perbendaharaan kata yang sedikit, maka orang itu tidak
akan berbicara sebaik orang yang memiliki perbendaharaan kata yang banyak.
Kurangnya pengusaan kosakata akan mengakibatkan kurangnya
pemahaman dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Hal ini terjadi
terutama pada pembelajar yang baru belajar bahasa Jerman, mereka akan
adalah hal yang dibutuhkan untuk penguasaaan bahasa yang lebih baik. Oleh
karena itu dalam setiap pembelajaran bahasa Jerman setidaknya juga meliputi
pembelajaran kosakata dan penambahan perbendaharaan kosakata baru bagi
siswa.
Pembelajaran yang baik dan mudah dimengerti oleh siswa adalah
pembelajaran yang terfokus akan materi yang disampaikan dan menarik siswa
untuk belajar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah kurangnya
pengetahuan siswa khususnya terhadap kosakata bahasa Jerman karena belum
adanya pembelajaran yang terfokus pada latihan penguasaan kosakata. Sebelum
siswa secara khusus diberi latihan penguasaan kosakata, siswa masih harus diberi
pembelajaran tentang materi yang diajarkan. Perlakuan pengajar dalam
pembelajaran bahasa Jerman seringkali berkutat pada materi yang diajarkan,
sehingga lupa akan penambahan perbendaharaan kosakata.
Salah satu faktor penyebab pembelajaran kosakata sulit dilakukan adalah
keterbatasan waktu. Pengajar juga dituntut dapat menyampaikan materi baru
dengan menarik. Karena waktu yang terbatas, pembelajaran kosakata yang
penting untuk kemampuan berbahasa menjadi terlewatkan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, penguasaan kosakata harus lebih
ditekankan lagi dalam setiap pembelajaran bahasa. Namun, pada praktiknya siswa
tidak dapat mengikuti materi pembelajaran yang baru dan menghadapi kesulitan
yang disesbabkan kurangnya perbendaharaan kosakata. Bukan berarti terdapat
kesalahan pada sistem pembelajaran, melainkan kurangnya perhatian terhadap
materi penguasaan kosakata. Seperti contoh dalam pembelajaran Negation
Nominativ, jika siswa hanya diberi materi mengenai penggunaan Negation
Nominativ pada gramatika dan pelafalan tanpa memberikan pembelajaran
kosakata terperinci, maka akan dapat mengakibatkan penggunaan kosakata yang
berulang, sedangkan masih banyak kosakata yang dapat digunakan dan lebih tepat
serta beragam. Hal ini terjadi karena Kosakata yang digunakan dalam
pembelajaran Negation Nominativ hanyalah beberapa kata benda yang ada di
oleh guru untuk membuat kalimat percakapan sederhana tentang Negation
Nominativ siswa mengulang kata benda yang sama, contoh A: Ist das ein Buch?
B: Nein, das ist kein Buch, sondern ein Radiergummi“. Karena guru tidak
menekankan penguasaan kosakata, mengakibatkan siswa mengulang terus
penggunaan kata benda yang sama.
Permasalahan kurangnya penguasaan kosakata dapat diatasi dengan media
pembelajaran yang tepat dan membuat siswa menjadi senang untuk belajar dan
meningkatkan penguasaan kosakata. Fungsi dari media pembelajaran itu sangat
banyak dan efektif untuk membantu proses pembelajaran. Media pembelajaran
bukan hanya membuat siswa senang dan tertarik untuk belajar, tetapi memberikan
juga pengalaman nyata mengenai bahasan yang ada dalam media pembelajaran.
Pengalaman nyata sangatlah efektif dan memberi dampak yang akan selalu diingat
siswa. Dalam dunia pendidikan saat ini, media pembelajaran sangat diperlukan
untuk membuat siswa dapat lebih mengerti dan mendapatkan pengalaman nyata
mengenai pembelajaran yang siswa terima.
Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran
menyelesaikan permainan. Dalam pembelajaran bahasa Jerman khususnya untuk
pembelajaran kosakata, permaianan scrabble ini digunakan untuk peningkatan
penguasaan kosakata dan penambahan perbendaharaan kosakata. Seperti yang
telah dipaparkan, penulis ingin mengadakan penelitian mengenai media
permainan scrabble untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap penguasaan
kosata kata bahasa Jerman, oleh karena itu penulis tertarik membuat penelitian
yang berupa skripsi dengan judul: EFEKTIVITAS PERMAINAN SCRABBLE
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas dapat di
indetifikasi bahwa masalah yang terdapat adalah:
1. Siswa mengalami kesulitan menguasai empat keterampilan berbahasa,
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
2. Media dalam pembelajaran kurang menarik.
3. Tidak adanya pembelajaran yang mengkhususkan kosakata.
C. Batasan Masalah
Agar masalah yang dibahas tidak meluas dan tidak membahas yang bukan
menjadi bahasan, juga karena keterbatasan waktu maka penelitian ini hanya akan
meliputi efektivitas permainan scrabble dalam pembelajaran kosakata bahasa
Jerman.
D. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman sebelum dan sesudah
menggunakan permainan scrabble?
2. Apakah permaianan scrabble efektif dalam pembelajaran kosakata bahasa
Jerman?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan untuk penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum dan
sesudah pembelajaran menggunakan permainan scrabble.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, sebagai masukan untuk pembelajaran kosakata bahasa Jerman
menggunakan permainan scrabble.
2. Bagi siswa, dapat mempermudah pembelajaran kosakata bahasa Jerman.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dapat mejadi bahan pertimbangan untuk melakukan