• Tidak ada hasil yang ditemukan

S ADP 1006690 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S ADP 1006690 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini, Pendidikan dan pelatihan merupakan kegiatan yang sangat

penting guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam organisasi

sehingga mampu menyesuaikan diri serta menghadapi berbagai masalah dan

tantangan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman. Menurut

Sastradipoera (dalam Pratiwi, 2012:2) mengemukakan bahwa:

Pelatihan adalah salah satu jenis proses pembelajaran untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pengembangan sumber daya manusia yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dengan metode yang diutamakan praktek daripada teori.

Pelatihan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas seorang pegawai dan

dibutuhkan di masa sekarang. Pelatihan menjadi begitu penting karena:

1. Sumber daya manusia atau pegawai yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi;

2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mempengaruhi suatu

organisasi;

3. Promosi dalam suatu organisasi adalah suatu keharusan, apabila organisasi itu mau berkembang; dan

4. Dalam masa pembangunan ini organisasi-organisasi atau instansi, baik

pemerintah maupun swasta merasa terpanggil untuk

menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para pegawai agar diperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan masa pembangunan (Hamalik dalam Pratiwi, 2012:4).

Pendidikan dan pelatihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi

juga meningkatkan keterampilan bekerja, mengembangkan wawasan, sikap dan

perilaku baru dari setiap peserta pelatihan, menguasai berbagai pengetahuan dan

keterampilan baru yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan persyaratan

kualitatif pekerjaan, dan mengembangkan sikap agar setiap peserta pelatihan cepat

menyesuaikan diri, tanggap, kreatif dan mandiri dalam setiap perubahan

persyaratan kerja yang terus menerus berubah, dengan demikian meningkatkan

(2)

pengembangan sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah upaya

peningkatan kemampuan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan dalam rangka

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Pendidikan dan pelatihan harus diselenggarakan secara efektif sehingga

mampu mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dicapai apabila dalam

lembaga pendidikan dan pelatihan itu sendiri terdapat efektivitas kerja dari para

pegawai sebagai penyelenggara diklat. Organisasi atau lembaga memiliki berbagai

aktivitas yang harus dijalankan demi mencapai tujuan organisasi. Berbagai

aktivitas yang dijalankan oleh organisasi tidak akan lepas dari sumberdaya

manusia, menurut Silalahi (1983: 23) mengemukakan bahwa: “Sumberdaya

manusia merupakan sumberdaya yang penting bagi organisasi dibanding

sumberdaya yang lainnya, hal ini disebabkan sumberdaya manusia mempengaruhi

efektivitas dan efisiensi organisasi”. Efektivitas menunjukkan taraf tercapainya

suatu tujuan. Peranan tenaga kediklatan disini merupakan peranan kunci yaitu

membantu proses belajar peserta diklat agar dapat mencapai perubahan perilaku

dan meningkatkan kompetensi mereka seperti yang diharapkan. Menurut Tamim

dan Hermansjah (2002 : 13) mengemukakan bahwa :

Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara, efisiensi dalam penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia, tercapainya sasaran yang telah ditetapkan bagi program diklat.

Efektivitas kerja sangat penting bagi organisasi karena jika terlaksana

efektivitas kerja maka proses pencapaian tujuan akan lebih lancar dan tertib,

proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, penyusunan program yang

tepat, pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Pusdiklat Geologi merupakan salah satu lembaga pemerintah dalam

mengelola pengembangan sumberdaya manusia di bidang geologi di bawah Badan

Pendidikan dan Pelatihan Energi dan sumber Daya Mineral. Dengan adanya pusat

(3)

negara untuk menghasilkan tenaga kerja dan sumberdaya manusia berkualitas dan

berdaya saing tinggi dalam mengarungi era globalisasi, namun dalam setiap

kegiatan selalu ada masalah dan tantangan yang dihadapi, dalam pelaksanaannya

kegiatan pendidikan dan pelatihan bukan hanya semata sebagai kegiatan

penyerapan dana saja namun benar-benar memberikan manfaat kepada

sumberdaya manusia sesuai dengan kebutuhannya di lapangan, sehingga dalam

penyelengaraan diklat harus seefektif dan seefisien mungkin. Beberapa masalah

yang muncul dalam penyelenggaran diklat di Pusdiklat Geologi diantaranya dalam

hal pencapaian perencanaan, masih ada beberapa diklat yang tidak terlaksana,

menurut data evaluasi penyelenggaraan diklat tahun 2013 dari 77 diklat, yang

terlaksana sebanyak 75 diklat saja, begitu juga dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dalam hal teknis, masi ditemukan beberapa kekurangan seperti keterlambatan

pelaksanaan diklat, pemberian modul kepada peserta, juga penanganan pekerjaan

ketika jumlah pekerjaan yang banyak. hal ini mengacu pada efektivitas kerja

pegawai.

Efektivitas berasal dari kata efektif, Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 9)

mengemukakan bahwa: „Efektivitas adalah suatu kesanggupan untuk mewujudkan

sesuatu‟. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009: 59) “Efektivitas merupakan

suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat dicapai”.

Menurut Steers (1985: 46) mendefinisikan bahwa “Efektivitas adalah sejauh mana

organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai semua

sasarannya”. Hal ini sejalan dengan pendapat komarudin (1979: 148) yang

menyatakan bahwa : “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat

keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Efektivitas merupakan hasil dari proses manajemen yang dijalankan oleh

organisasi.

2. Efektivitas merupakan ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam memenuhi

tujuan yang ditetapkan.

(4)

4. Efektivitas adalah kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang

terjadi.

Definisi kerja menurut Muhammad Ali (1996: 181) “kerja adalah

perbuatan melakukan suatu pekerjaan”. Selanjutnya menurut layudi (1996: 134) “keja adalah tenaga (mental, skill, kekuatan, dan jasmaniah) untuk menciptakan atau mewujudkan sesuatu yang sebelumnya merupakan sebuah rencana.

Pendapat Ametembun (dalam Cordelia, 2009: 40) menjelaskan bahwa

pengertian efektivitas kerja sebagai berikut :

Efektivitas kerja adalah keadaan atau keberhasilan suatu kerja dari pegawai untuk memberikan guna yang diharapkan dengan kriteria bahwa tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai melalui kegiatan-kegiatan yang terus menerus ditopang oleh berbagai keadaan, baik kualitas maupun kuantitas, sarana dan alat-alat kerja yang digunakan.

Adapun uraian efektivitas kerja menurut P. Siagian (dalam cordelia,

2002:40) sebagai berikut:

a. Ketepatan sasaran kerja (tujuan). Ketepatan sasaran kerja memiliki aspek yang meliputi ketepatan perencanaan dan pelaksanaan program kerja sesuai dengan sasaran yang hendak dituju oleh lembaga.

b. Ketepatan penyelesaian kerja (ketepatan waktu). Ketepatan

penyelesaian kerja memiliki aspek yang diungkap meliputi ketepatan penyelesaian program kerja sesuai dengan target waktu yang telah direncanakan tanpa mengurangi standar kualitas.

c. Ketepatan penggunaan biaya operasional. Ketepatan penggunaan biaya

operasional ini memiliki aspek yang meliputi ketepatan pengalokasian dan penggunaan anggaran program kerja lembaga.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, The Liang gie

(dalam Pursanto, 2002:37) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kerja adalah :

1. Motivasi kerja

2. Kemampuan kerja

3. Suasana kerja 4. Lingkungan kerja

(5)

Menurut Gibson, Ivancevich, Donnely (dalam Wahid, 1986 : 25) faktor

yang mempengaruhi efektivitas kerja adalah :

Gambar 1.1

Faktor Efektivitas Kerja

(Sumber : Wahid, 1986)

Sumber daya manusia mempengaruhi efektivitas dan efisiensi organisasi,

sehingga efektivitas individu yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap

efektivitas kerja. Dari aspek-aspek yang menjadi efektivitas individu, kemampuan

merupakan suatu unsur penting bagi individu untuk dapat melaksanakan

pekerjaannya. kemampuan menunjukkan potensi orang untuk melaksanakan tugas

atau pekerjaan. kemampuan seseorang merupakan perwujudan dari pengetahuan

dan ketrampilan yang dimiliki. Menurut Gibson, (1996 : 54), “kemampuan ialah

sifat yang dibawa lahir atau dipelajari yang memungkinkan seseorang

menyelesaikan pekerjaannya”.

Moenir (2000 : 81) menyatakan bahwa “kemampuan dalam hubungannya

dengan pekerjaan sebagai variabel individu”. Kemampuan tidak dapat dipisahkan

(6)

sejak lahir atau dipelajari) yang memungkinkan seorang melakukan sesuatu yang

bersifat mental atau fisik, maka ketrampilan dinyatakan sebagai kecapan yang

berhubungan dengan tugas yang dimiliki dan dipergunakan dalam tugas. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian kemampuan adalah pengetahuan

dan keterampilan yang dimiliki oleh para pegawai yang diperoleh melalui

pendidikan, latihan, dan pengalaman yang diperguankan dalam melaksanakan

tugas.

Keberhasilan tujuan organisasi berhubungan dengan kemampuan seorang

pegawai, Streers (1985 : 147) berpendapat bahwa “keberhasilan manajemen erat

hubungannya dengan tingkat kemampuan intelektual seseorang”. Dengan

demikian dapat disimpulan bahwa kemampuan kerja adalah kesanggupan pegawai

untuk mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya dalam rangka

melaksanakan tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan Kerja

mengacu kepada beberapa indikator, menurut Gibson (1996: 55) menjelaskan ada

beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh pegawai untuk mencapai

efektivitas dan efisiensi kerja, yaitu “kemampuan berinteraksi (interaction

ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), kemampuan

Administrasi/teknis.”

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan kerja

merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja pegawai yang menjadi

permasalahan di pusdiklat geologi, diharapkan dengan adanya penelitian yang

membahas mengenai dua variable ini mampu memberikan titik terang sebagai

solusi pemecahan masalah.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang

Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung berpengaruh

terhadap efektivitas kerja. Oleh karena itu, penelitian ini berjudul “PENGARUH

(7)

B. Identifikasi Masalah penelitian

Efektivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan kunci dari

tercapainya tujuan organisasi tersebut. Dalam Penyelenggaraan diklat di Pusdiklat

Geologi Bandung Efektivitas kerja sangat dibutuhkan sesuai yang dikemukakan

Tamim dan Hermansjah (2002: 13) bahwa :

Efektivitas diklat dapat terlihat antara lain dari terlaksananya seluruh program diklat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan, rapinya penyelenggaraan seluruh kegiatan diklat berkat disiplin kerja, dedikasi dan kemampuan para penyelenggara.

Dengan kata lain apabila terjadi efektivitas kerja pegawai maka tujuan

organisasi akan dapat dicapai secara maksimal. Masalah yang ditemukan di

Pusdiklat Geologi sebagaimana data hasil evaluasi penyelenggaran diklat tahun

2013 bahwa masih ada diklat yang tidak terlaksana, disebutkan dari 77 diklat 75

diklat yang terlaksana, selain itu sering terjadi keluhan dari peserta diklat adanya

keterlambatan penyelenggaraan serta keterlambatan penyampaian modul diklat

sehingga menghambat proses pembelajaran peserta diklat. Jumlah diklat yang

tidak sedikit dalam satu tahun dengan sumber daya pegawai yang ada seringkali

membuat dinamika kerja pegawai sangat sibuk di akhir tahun dan memerlukan

tenaga tambahan. Masalah diatas berkaitan dengan efektivitas kerja.

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada variable X yaitu

kemampuan kerja pegawai dengan dimensi kemampuan berinteraksi (interaction

ability), kemampuan konseptual (conceptual ability), dan kemampuan

administrasi. Sedangkan Variabel Y, peneliti membatasi masalah mengenai

efektivitas kerja dengan dimensi hasil kerja, metode kerja, dan pemanfaatan

sumber daya.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis

dapat menyimpulkan rumusan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana kemampuan kerja pegawai di Bidang Penyelenggaraan dan

(8)

2. Bagaimana efektivitas kerja di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat

Pusdiklat Geologi Bandung?

3. Seberapa besar pengaruh kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja

di Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi Diklat Pusdiklat Geologi Bandung?

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang seberapa besar pengaruh kemampuan kerja

pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang penyelenggaraan dan evaluasi

diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

a.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan kerja

pegawai di bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi

Bandung.

b.Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai efektivitas kerja di

bidang penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

c.Untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja di bidang

penyelenggaraan dan evaluasi diklat Pusdiklat Geologi Bandung.

3. Manfaat Penelitian a. Segi Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai pengaruh

kemampuan kerja pegawai terhadap efektivitas kerja, sebagai sarana

memberikan referensi untuk pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan

(9)

b. Segi Operasional

1) Bagi Peneliti, diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan

menambah wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu

Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh kemampuan kerja

pegawai terhadap efektivitas kerja

2) Bagi lembaga, diharapkan dengan dilakukan penelitian ini dapat menjadi

masukan bagi pihak lembaga dalam efektivitas kerja sehingga

meningkatkan pencapaian tujuan lembaga dan kepuasan peserta pendidikan

dan pelatihan.

E.Struktur Organisasi Penelitian

Secara garis besar struktur organisasi penulisan skripsi ini dibagi menjadi

lima bagian atau bab, yang dimulai dari Bab I berisi Pendahuluan. Kemudian

berturut-turut: Bab II berisi Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu, Kerangka

Pemikiran, dan Hipotesis Bab III berisi Metode Penelitian, Bab IV tentang Hasil

Penelitian dan Pembahasan, serta Bab V berisi Kesimpulan dan Saran.

Bab I PEDAHULUAN berisi beberapa sub bab, yaitu: Latar Belakang

Penelitian; Identifikasi Masalah Penelitian; Rumusan Masalah

Penelitian; Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian; serta Struktur

Organisasi Skripsi.

Bab II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN terdiri dari sub bab:

Kemampuan Kerja Pegawai dan Efektivitas Kerja, Penelitian

Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian.

Bab III METODE PENELITIAN terbagi menjadi sub bab: Lokasi, Populasi

dan Sampel; Desain Penelitian; Metode Penelitian; Definisi

Operasional; Instrumen Penelitian; Proses Pengembangan Instrumen;

(10)

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN terdiri dari sub bab:

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Analisis Data.

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN, terbagi menjadi sub bab: Kesimpulan

Gambar

Gambar 1.1 Faktor Efektivitas Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh modalitas fisioterapi dengan sinar Infra Red dapat mengurangi rasa nyeri, penggunaan massage dapat memberikan relaksasi pada otot dan

Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai pedoman bagi

Pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik sebesar \O.O3Yy. Nilai p value tersebut lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 yang berarti bahwa hipotesis yang

Maka dari hasil analisa terhadap rumusan hipotesis menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan Media Powerpoint berbasis Model Pembelajaran Picture

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pengembangan proses kepribadian dalam menimba ilmu pengetahuan dari pendidikan dasar yang telah ditempuh sebelumnya

Untuk mendukung percepatan adopsi varietas unggul padi, perlu kebijakan dalam bentuk peraturan daerah peningkatan produksi padi, jaminan sumber permodalan, penyediaan input terutama

melakukan pembinaan ditengah-tengah masyarakat Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdiri atas dua poin utama yaitu satu, dalam bidang pendidikan, kehadirannya

pertanggungjawaban penggunaan Belanja Kebutuhan Tanggap Darurat pada status keadaan darurat bencana terbatas pada pengadaan barang dan/atau jasa, diberikan perlakuan