PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR 22/PER-DJPDSPKP/2017 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH
PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR IKAN BERSIH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan efektivitas dan terukurnya hasil pelaksanaan pengelolaan Bantuan Pemerintah di lingkup Direktorat Jenderla Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, perlu menyempurnakan Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Nomor 12/PER-DJPDSPKP/2017 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433);
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5870);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5726); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1746);
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153);
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR IKAN BERSIH TAHUN 2017.
Pasal 1
Menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 2
Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 digunakan sebagai pedoman bagi satuan kerja lingkup Direktorat Pemasaran, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang menangani urusan kelautan dan perikanan, dan Penyuluh Perikanan serta para pelaku usaha perikanan dalam penyaluran dan pengelolaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017.
Pasal 3
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2017 DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama, dan Humas
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan dari pemberian Bantuan Pemerintah dalam Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih:
1. terlaksananya pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih; dan
2. termanfaatkannya hasil dari pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih,
3. tingkat pemanfaatan/okupansi lapak pedagang ikan sebesar 80% (efektif terhitung di tahun 2018).
B. Sasaran
Sasaran pemberian bantuan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih adalah pemerintah daerah untuk mewujudkan pasar ikan yang bersih dan higienis.
C. Pengertian
1. Pasar Ikan Bersih adalah pasar ikan yang menjual ikan segar, hidup dan olahan yang dilengkapi dengan fasilitas tempat untuk penampungan yang menjaga agar suhu produk ikan tetap beku/dingin. Pasar ikan bersih didukung dengan fasilitas lainnya seperti drainase, sanitasi, sarana listrik dan air bersih serta ketersediaan es curah yang cukup.
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
2. Pembangunan adalah kegiatan untuk membangun fisik pasar ikan bersih dari yang sebelumnya tidak ada. Pembangunan tersebut meliputi sarana utama yang berbentuk bangunan utama serta sarana pendukung lainnya seperti drainase, ketersediaan air bersih dan es. Pembangunan pasar ikan bersih baru dimaksudkan untuk menampung pedagang ikan ikan yang saat tidak mempunyai tempat yang layak untuk berdagang ikan.
3. Revitalisasi adalah proses/kegiatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali pasar ikan yang sudah ada menjadi berfungi kembali. Kegiatan revitalisasi pasar ikan bersih dilakukan pada pasar ikan yang sebelumnya sudah ada namun kondisinya sudah tidak layak pakai, rusak, ataupun tidak berfungsi lagi. Kegiatan revitalisasi tersebut mencakup perbaikan bangunan pasar, penambahan kapasitas dan fasilitas, serta pembangunan bangunan tambahan yang diperlukan. 4. Fasilitas sanitasi adalah sarana fisik bangunan dan perlengkapannya
digunakan untuk memelihara kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan, bak sampah, kamar mandi, peralatan pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan kebersihan.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengelolaan Bantuan Pemerintah berupa pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun 2017 ini meliputi:
1. Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, yang terdiri atas: a. Pemberi Bantuan Pemerintah;
b. Bentuk dan Rincian Bantuan Pemerintah; c. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah; d. Tata Kelola Bantuan Pemerintah;
2. Pertanggungjawaban Bantuan; dan
BAB II
PELAKSANAAN PENGELOLAAN BANTUAN PEMERINTAH
A. Pemberi Bantuan Pemerintah
Satuan kerja pemberi Bantuan Pemerintah Pembangunan/ Revitalisasi Pasar Tahun 2017 adalah Direktorat Pemasaran, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan dan dialokasikan pada Kelompok Akun Belanja Barang untuk diserahkan kepada kelompok masyarakat atau lembaga pemerintahan (pemerintah daerah).
B. Bentuk dan Rincian Bantuan Pemerintah 1. Bentuk Bantuan Pemerintah
Bentuk bantuan pemerintah adalah Pembangunan Pasar Ikan Bersih atau Revitalisasi Pasar Ikan Bersih yang diberikan melalui anggaran Kementerian Kelautan dan Perikanan, yaitu Satuan Kerja Direktorat Pemasaran, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Tahun 2017.
2. Spesifikasi umum Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih meliputi: a. lahan yang clean and clear dengan luas minimal sebesar 1000 s/d
5000 m² atau menyesuaikan kondisi lahan setempat yang dibuktikan dengan sertifikat serta surat lahan lainnya yang dapat dipertanggung jawaban secara hukum;
b. pasar ikan eksisting yang tidak berfungsi karena kondisi yang rusak berat, fasilitas yang tidak memadai, ataupun tidak beroperasi lagi. c. lokasi pembangunan/revitalisasi pasar merupakan tempat yang
sudah ada aktifitas jual beli (embrio pasar) dan berada di tempat keramaian orang;
d. lahan adalah milik Pemerintah Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota, yang dibuktikan dengan sertifikat/bukti kepemilikan yang sah lainnya dan tidak dalam keadaan sengketa;
e. lahan merupakan lahan matang/siap bangun yang tidak memerlukan pengurukan dan pematangan lahan;
f. lahan dengan luasan tertentu yang mencukupi untuk bangunan dan fasilitas pendukung lainnya serta pengembangannya;
g. tidak berlokasi di daerah yang mudah tergenang air atau banjir; h. tersedia infrastruktur pendukung yang memadai seperti akses jalan,
sumber air bersih dan jaringan listrik;
i. lokasi pembangunan/revitalisasi harus di tempat strategis dan mudah dijangkau;
j. mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota termasuk Peraturan Zonasinya;
k. dokumen studi kelayakan pembangunan yang dikeluarkan oleh tenaga ahli; dan
l. memiliki dokumen AMDAL atau UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) (sesuai dengan luasan lahan serta mengacu kepada peraturan yang berlaku.
3. Spesifikasi Teknis Pasar Ikan Bersih a. Layout Bangunan
Layout bangunan akan menyesuaikan dengan kondisi/lokasi setempat.
Gambar 1. Contoh Layout Bangunan Pasar Ikan Bersih
b. Fasilitas yang dibangun sesuai dengan kondisi di lapangan
No. Fasilitas Jenis
1. Prasarana Utama
Bangunan utama, ruang pengelola, lantai, toilet, lapak penjualan, meja penjulan, saluran pembuangan air kotor, IPAL, instalasi air bersih, instalasi listrik, penampungan sampah, area pembongkaran
2. Prasanana Pendukung
Area Parkir, Musholla, Pos Jaga
3. Sarana Pendukung
flake ice machine, meja displai, meja wastafel, timbangan, sarana sanitasi (jet wasser, sapu, pel, dan lain-lain)
Bangunan untuk Pasar Ikan Bersih sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan teknis sebagai berikut:
a. Dinding
1) Kontruksi bangunan dinding tertutup. Permukaan dinding harus rata dan halus, berwarna terang, tidak lembab, dan mudah dibersihkan. Untuk itu, dinding dibuat dari bahan yang kuat, kering, tidak menyerap air, dan dipasang rata tanpa celah/retak. 2) Dinding dapat dilapisi plesteran atau porselen agar tidak mudah
ditumbuhi oleh jamur atau kapang. Keadaan dinding harus dipelihara agar tetap utuh, bersih, dan tidak terdapat debu atau kotoran lain yang berpotensi menyebabkan pencemaran pada ikan yang dipasarkan.
3) Kondisi dinding dapat dikonstruksi tertutup ataupun dikonstruksi semi tertutup (kombinasi antara beton permanen serta kisi-kisi dan kasa maupun hanya kasa/ram), disesuaikan dengan jumlah anggaran yang tersedia.
b. Lantai
1) Lantai berwarna terang, kedap air, rata tidak berpori, dan mudah dibersihkan.
2) Lantai dengan ketinggian tertentu dari permukaan tanah, agar produk terjaga kebersihannya.
3) Pertemuan antara lantai dan dinding dibuat melengkung tanpa sudut agar mudah dibersihkan.
4) Untuk ruang basah (ikan segar), lantai dibuat dengan kemiringan tertentu ke arah saluran pembuangan (drainase) sehingga lantai tetap kering dan air tidak menggenang.
c. Saluran pembuangan/drainase
1) Ruang pemasaran ikan segar/hidup harus dilengkapi dengan saluran pembuangan (drainase) dengan kapasitas yang memadai. Saluran harus terbuat dari bahan yang kedap air, rata tidak berpori, dan halus agar mudah dibersihkan.
2) Kontruksi bagian dasar saluran harus berbentuk melengkung/berbentuk “U” agar mudah dibersihkan.
3) Untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pengunjung serta mencegah masuknya binatang pengerat, maka saluran harus ditutup dengan jeruji logam atau bahan sejenisnya.
Gambar 2. Contoh desain selokan/drainase pembuangan air
limbah cair
d. Atap
1) Atap harus terbuat dari bahan yang mampu melindungi produk yang diperdagangkan dari sinar matahari, hujan dan padatan lain yang akan mengakibatkan terjadinya kontaminasi dan kerusakan fisik ikan serta kemunduran mutu ikan.
2) Atap harus memiliki kemiringan yang cukup untuk menghindari terjadinya genangan air pada atap dan mengantisipasi kebocoran.
3) Atap dapat dilengkapi dengan ventilator roof yang berfungsi untuk mengeluarkan udara panas dari dalam ruangan.
Saluran drainase air limbah berbentuk huruf ”U” Saluran Drainase air limbah di lengkapi dengan jeruji penutup (bahan besi atau sejenisnya)
Gambar 3. Contoh bentuk atap yang dilengkapi dengan ventilator roof e. Penerangan
1) Intensitas pencahayaan ruangan ruang pemasaran harus cukup terang untuk melakukan pekerjaan penanganan ikan secara efektif.
2) Ruangan pemasaran dapat dilengkapi dengan lampu penerangan yang dilengkapi dengan pelindung untuk menghindari pecahan lampu mengkontaminasi produk.
Gambar 4. Contoh Lampu TL Berpelindung
f. Ventilasi Udara
Bangunan atau ruangan tempat pemasaran harus dilengkapi dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman dengan kisaran suhu antara 28 oC – 32 oC. Ventilasi harus cukup untuk mencegah udara
ruangan tidak terlalu panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai, dinding atau langit-langit, dan membuang aroma tidak sedap, asap dan pencemaran lain dari ruangan.
Ventilatorroof
g. Fasilitas Penunjang Pasar Ikan Bersih 1) Meja displai
Jenis desain konstruksi meja displai dapat disesuaikan dengan produk yang dipasarkan. Meja displai untuk memasarkan ikan segar memiliki persyaratan sebagai berikut:
a) Meja displai ikan segar dapat terbuat dari bahan yang mudah untuk dibersihkan, berupa meja permanen beton berkeramik maupun meja tidak permanen berbahan stainless steel
dengan ketebalan minimal 8,5 mm.
b) Memiliki kemiringan yang cukup sehingga memudahkan air lelehan es maupun lendir dan darah ikan terbuang ke saluran pembuangan.
c) Setiap meja dilengkapi pipa pembuangan air limbah yang terhubung langsung ke saluran pembuangan utama.
d) Memiliki ukuran (dimensi) yang memadai, memenuhi karakteristik konstruksi yang cocok bagi produk maupun orang yang bekerja.
Persyaratan meja/rak displai untuk memasarkan produk ikan kering atau olahan sebagai berikut:
a) Meja displai ikan kering/olahan terbuat dari bahan yang mudah untuk dibersihkan, berupa meja permanen dilapisi bahan keramik maupun meja tidak permanen berbahan
stainless steel dengan ketebalan minimal 8,5 mm.
b) Meja dilengkapi dengan etalase terbuat dari kaca atau bahan lainnya yang didesain sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi terhadap produk yang dipasarkan.
Persyaratan meja displai untuk memasarkan produk ikan beku sebagai berikut:
a) Meja displai ikan beku terbuat dari bahan yang mudah untuk dibersihkan, berupa meja permanen yang dilapisi bahan isolasi pendingin untuk menahan suhu ikan maupun meja dengan mesin pendingin seperti freezer.
b) Meja displai ikan beku dapat dilengkapi dengan penutup kaca.
Gambar 5. Contoh Meja Displai Ikan Segar
Gambar 6. Contoh Etalase Produk Ikan Olahan
Gambar 7. Contoh Displai Ikan Beku
2) Meja Penyiangan
a) Meja penyiangan digunakan untuk proses penanganan ikan yang didesain sedemikian rupa sehingga tidak
mengkontaminasi ikan yang sedang dipajang pada meja displai, meja dapat dikonstruksi secara terpisah ataupun menyatu dengan meja displai ikan.
b) Meja ini terbuat dari bahan yang mudah untuk dibersihkan, dapat dibuat berbahan beton permanen dilapisi keramik maupun stainless steel.
c) Disetiap meja penyiangan dilengkapi dengan saluran/kran air untuk mensuplai air bersih, serta lubang saluran pembuangan limbah cair yang terhubung dengan saluran drainase.
3) Fasilitas cuci tangan atau wastafel
a) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di beberapa titik lokasi yang mudah dijangkau konsumen serta dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
b) Wastafel terbuat dari bahan yang halus, kedap air dan mudah untuk dibersihkan.
Gambar 9. Contoh tempat cuci tangan/wastafel
4) Fasilitas pengelolaan sampah (tempat sampah dan TPS)
a) Setiap lapak penjualan ikan harus dilengkapi dengan tempat sampah tertutup yang terbuat dari bahan yang tidak berkarat, mudah untuk dibersihkan serta tidak mudah mengkontaminasi produk. Tempat sampah ini digunakan untuk menampung limbah hasil penyiangan (sisik, sirip, insang, dan sisa hasil penyiangan lainnya).
b) Dilorong los penjualan ikan harus disediakan tempat sampah, yang terpisah untuk menampung jenis sampah organik dan anorganik.
c) Tersedia Tempat Pembuangan Sementara (TPS), sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 Tentang Persyaratan Jaminan Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan Dan Distribusi.
d) Sampah harus dikelola setiap hari agar tidak terjadi penumpukan sampah yang mengakibatkan timbulnya sumber kontaminasi dan pencemaran lingkungan.
Gambar 10. Contoh Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
5) Instalasi dan sumber air bersih
a) Setiap Pasar Ikan Bersih harus dilengkapi dengan instalasi air bersih yang digunakan untuk proses penanganan ikan serta pencucian peralatan/lantai maupun fasilitas pasar lainnya. b) Air yang digunakan untuk penanganan ikan adalah air yang
memiliki standar kualitas air minum sesuai dengan SNI. c) Dilengkapi dengan tandon air untuk menjamin
kesinambungan ketersediaan air untuk penanganan ikan, kegiatan pembersihan dan lain-lain.
6) Toilet dan kamar mandi
a) Lokasi toilet harus terpisah dari tempat penjualan serta memiliki pintu yang tidak menghadap langsung ke ruang proses penanganan dan pemasaran ikan.
b) Jumlah kamar mandi dan toilet adalah sebagai berikut: No. Jumlah Pedagang Jumlah Kamar Mandi Jumlah Toilet
1. Sampai dengan 25 1 1
2. 25 s/d 50 2 2
3. 51-100 3 3
Setiap penambahan 40-100 orang harus ditambah satu kamar mandi dan satu toilet
Sumber: Kemenkes, 2008
c) Persyaratan pembuatan toilet lebih lanjut dapat mengacu Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang penyelenggaraan pasar sehat.
7) Fasilitas pengelolaan Air Limbah
a) Setiap Pasar Ikan Bersih minimal dilengkapi dengan bak kontrol air limbah yang digunakan untuk memfilter air limbah sebelum dibuang ke saluran umum.
b) Apabila memungkinkan dari aspek anggaran, sebaiknya Pasar Ikan Bersih dilengkapi dengan Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
8) Peralatan Pembantu
Peralatan pembantu untuk Pasar Ikan Bersih yang digunakan dalam penanganan ikan harus terbuat dari bahan yang kuat, tidak mudah berkarat serta mudah untuk dibersihkan. Secara umum peralatan Pasar Ikan Bersih antara lain yaitu talenan, pisau, timbangan, keranjang ikan, troli, cool box/chest freezer,
dan mesin pemecah es (ice crusher).
Talenan Pisau Timbangan
Keranjang Ikan Troli Cool Box
Chest Freezer Ice Flake machine Keranjang sampah
9) Peralatan Sanitasi
Peralatan sanitasi minimal yang harus dimiliki oleh Pasar Ikan Bersih antara lain yaitu mesin penyemprot air bertekanan dan peralatan kebersihan seperti sapu, penyeka air, sekop, dan sikat keramik/lantai.
4. Rincian Bantuan Pemerintah
Bantuan Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun Anggaran 2017 sejumlah 10 (sepuluh) unit dan bantuan Revitalisasi Pasar Ikan Bersih tahun anggaran 2017 sejumlah 6 (enam) unit.
5. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah berupa pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih dapat diberikan kepada: a. lembaga pemerintah, pemerintah daerah tingkat provinsi atau
kabupaten/kota dan melakukan/menangani urusan kelautan dan perikanan;
b. lembaga nonpemerintah, diutamakan berbadan hukum dan sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan; atau
c. kelompok masyarakat hukum adat, telah mendapatkan penetapan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.
C. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah berupa pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih dapat diberikan kepada:
1. lembaga pemerintah, pemerintah daerah tingkat provinsi atau kabupaten/kota dan melakukan/menangani urusan kelautan dan perikanan;
2. lembaga nonpemerintah, diutamakan berbadan hukum dan sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan; atau 3. kelompok masyarakat hukum adat, telah mendapatkan penetapan,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan melakukan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan.
D. Tata Kelola Bantuan Pemerintah
1. Mekanisme Seleksi Pemberian Bantuan Pemerintah
Mekanisme seleksi Penerima Bantuan Pemerintah meliputi proses identifikasi hingga penetapan Penerima Bantuan Pemerintah yang terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu:
a. Identifikasi Calon Penerima Bantuan
Identifikasi calon penerima bantuan dilakukan oleh Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi perikanan dan/atau dengan Penyuluh Perikanan Kabupaten/Kota kepada calon penerima bantuan pemerintah yang telah dan/atau belum mengajukan usulan.
Identifikasi terhadap calon Penerima Bantuan Pemerintah yang dilakukan wajib memenuhi kriteria Penerima Bantuan Pemerintah yang dipersyaratkan.
b. Pengusulan dan Verifikasi Calon Penerima Bantuan Pemerintah Pengusulan dan verifikasi dokumen usulan dilaksanakan sesuai dengan tahapan sebagai berikut:
1) Calon Penerima Bantuan Pemerintah mengusulkan surat permohonan bantuan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan
Bersih dengan melampirkan dokumen pendukung sesuai yang dipersyaratkan;
2) Calon Penerima Bantuan Pemerintah melampirkan dokumen pendukung yang terdiri dari:
a) Proposal usulan calon Penerima Bantuan Pemerintah; b) Profil calon Penerima Bantuan Pemerintah; dan
c) Pakta Integritas yang menyatakan:
(1) kesiapan, kemampuan dan kesanggupan untuk menerima, mengelola dan memanfaatkan bantuan; (2) kesediaan memberikan keterangan yang benar terhadap
aparat pengawas internal dan eksternal pemerintah terkait dengan bantuan yang diterima; dan
(3) tidak memindahtangankan/memperjualbelikan bantuan yang diterima kepada pihak lain.
3) Selanjutnya Proposal, Profil, dan Pakta Integritas disampaikan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota;
4) Kepala Dinas Kabupaten/Kota memerintahkan Tim Verifikasi untuk melakukan verifikasi administrasi dan lapangan terhadap usulan calon Penerima Bantuan Pemerintah;
5) Apabila dokumen-dokumen dimaksud dianggap telah memenuhi persyaratan, selanjutnya diusulkan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota untuk diusulkan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk dilakukan validasi calon Penerima Bantuan Pemerintah.
c. Validasi Calon Penerima Bantuan
Validasi dokumen usulan tersebut dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan butir-butir kriteria persyaratan teknis, sebagai berikut:
1) dokumen yang diusulkan oleh calon Penerima Bantuan Pemerintah, dilakukan validasi tahap I melalui pemeriksaan kelengkapan administrasi, dan data pendukung lainnya oleh Tim Validasi Provinsi;
2) dokumen usulan seusai pemeriksaan oleh Tim Validasi Provinsi yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk diusulkan kepada Direktur
Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan cq. Direktur Pemasaran;
3) Direktur Pemasaran memerintahkan Tim Validasi Pusat untuk melakukan validasi dokumen melalui pemeriksaan kelengkapan administrasi, dan data pendukung lainnya serta melakukan verifikasi lapangan apabila dirasa perlu untuk pemeriksaan kebenaran kondisi di lapangan dengan kelengkapan administrasi dimaksud kepada calon penerima bantuan; dan
4) dokumen daftar calon Penerima bantuan sesuai pemeriksaan oleh Tim Validasi Pusat yang telah memenuhi persyaratan, selanjutnya disampaikan oleh Direktur Pemasaran untuk diusulkan kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan untuk ditetapkan sebagai Penerima bantuan.
d. Penetapan Penerima Bantuan
Tahapan penetapan Penerima bantuan dilakukan setelah seluruh tahapan identifikasi, verifikasi, dan validasi telah dilaksanakan. Penetapan Penerima bantuan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran yang memuat paling sedikit meliputi:
1) nama institusi/koperasi/kelompok Penerima;
2) daerah kabupaten/kota/provinsi Penerima bantuan; dan 3) jumlah unit dan keterangan rencana pemanfaatan.
2. Kelembagaan Pengelolaan a. Bentuk Pengelolaan
Berdasarkan bentuk-bentuk pengelolaan aset negara/daerah yang ada maka terdapat 4 (empat) bentuk pengelolaan yang dapat diterapkan dalam pengelolaan Pasar Ikan Bersih yaitu:
1) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Pengelolaan Pasar Ikan Bersih secara teknis dan legal dapat dilakukan dengan membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
bawah Dinas KP provinsi/kabupaten/kota yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah. UPT Dinas tersebut merupakan unsur pelaksana operasional dinas di lapangan. Sebelum menetapkan pengelolaan Pasar Ikan Bersih dalam bentuk UPT perlu dipertimbangkan kelebihan dan kekurangan bentuk pengelolaan tersebut. Kelebihan bentuk pengelolaan UPT antara lain:
a) staf teknis pada UPT biasanya menguasai bidangnya utamanya bidang teknis perikanan sehingga memudahkan dalam melakukan pembinaan dalam penanganan dan jaminan mutu produk perikanan yang dijual; dan
b) bentuk UPT biasanya diarahkan pada pelayanan bagi masyarakat sehingga tidak terlalu berorientasi pada upaya mencari keuntungan atau pendapatan asli daerah.
Sementara itu kekurangan bentuk pengelolaan Pasar Ikan Bersih oleh UPT antara lain:
a) UPT biasanya memiliki anggaran dan staf yang terbatas sehingga pengelolaan Pasar Ikan Bersih menjadi tidak optimal;
b) anggaran yang disediakan kurang fleksibel sehingga akan menyulitkan pengelola dalam penggunaannya mengingat pengelolaan Pasar Ikan Bersih sangat dinamis; dan
c) kompetensi staf UPT Dinas KP dalam bidang pemasaran umumnya masih terbatas sehingga pengelolaan Pasar Ikan Bersih tidak dapat optimal.
Berdasarkan pertimbangan diatas, apabila pengelolaan Pasar Ikan Bersih akan dilakukan dalam bentuk UPT maka sumber daya manusia yang profesional dan sumber dana yang cukup harus disiapkan agar pengelolaan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Pengelolaan Pasar Ikan Bersih dapat juga dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang didasarkan Pasal 177 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah. Keuntungan yang diperoleh oleh BUMD dapat menjadi salah satu sumber pendapatan pemerintah daerah. Secara khusus, BUMD banyak diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Pendirian BUMD atau Perusahaan Daerah diprakarsai oleh Pemerintah Daerah dengan modal seluruh atau sebagian berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan. Terdapat 2 (dua) bentuk BUMD, yaitu: a) Perusahaan Umum Daerah (Perumda), yaitu BUMD yang didirikan dengan tujuan menyediakan kemanfaatan umum, pelayanan dasar dan usaha perintisan. Modal Perumda seluruhnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah dan tidak terbagi atas saham. Perumda juga tidak boleh memiliki anak perusahaan dan atau saham pada perusahaan lain. b) Perusahaan Perseroan Daerah (Perseroda), yaitu BUMD
yang bertujuan untuk menyelenggarakan usaha daerah dengan menyediakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa. Sebagian saham Perseroda dapat dimiliki oleh pihak lain selain Pemerintah Daerah maksimum hingga 49%. Perseroda boleh memiliki anak perusahaan atau saham di perusahaan lain. Perseroda berbentuk perseroan terbatas dan sepenuhnya diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Pengelolaan oleh BUMD membutuhkan beberapa persyaratan khusus mengingat tidak semua daerah dapat menjadikan pengelolaan dibawah BUMD. Pada tahap awal bentuk BUMD yang mengelola dapat dipilih berupa Perumda mengingat usaha pengelolaan Pasar Ikan Bersih saat ini dipandang sebagai usaha perintisan. Bagi kabupaten/kota yang sudah berkembang, pengelolaan dalam bentuk Perseroda juga dapat langsung diterapkan jika diperkirakan pengelolaan Pasar Ikan Bersih tersebut dapat memberikan keuntungan atau profit bagi pengelolanya.
3) Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Bentuk pengelolaan Pasar Ikan Bersih yang lainnya adalah dikelola oleh Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Hal ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Pemerintah Daerah dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah yang ditujukan untuk: 1) menyediakan barang dan atau jasa untuk layanan umum dan 2) mengelola dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan atau pelayanan kepada masyarakat.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Keuangan BLU disebutkan bahwa BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Format lembaga pengelola BLU menyerupai dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) suatu Dinas. Manajemen BLU mengarah pada pelayanan masyarakat tetapi tetap diperbolehkan mendapatkan profit atau keuntungan. Apabila dalam operasionalnya lembaga ini merugi, pihak pemerintah daerah dapat memberikan dukungan anggaran keuangan untuk menutupinya.
Aset yang dimiliki oleh BLU merupakan milik pemerintah daerah dan staf serta karyawannya adalah terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan dapat pula dari Pegawai Tidak Tetap (PTT). Apabila BLU ini telah dapat mandiri maka selanjutnya dapat dijadikan sebuah BUMD, dimana nantinya aset akan dipisahkan tersendiri.
4) Operator/Pengelola Pasar Ikan Bersih
Pengelola Pasar Ikan Bersih ditunjuk/ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kabupaten/Kota atau ditetapkan oleh
pimpinan wilayah untuk unit yang mengelola pasar dalam wilayah yang bersangkutan.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Pengelola wajib mematuhi ketentuan – ketentuan pengelolaan yang tertuang dalam Pedoman Pengelolaan Pasar Ikan Bersih. Untuk kelancaran pelaksanaan pemanfaatan, Pengelola dapat berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota serta SKPD lainnya yang berkaitan.
Pengelola berhak mendapat pembinaan dan pengawasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan serta SKPD lainnya yang berkaitan.
b. Struktur Pengelolaan Pasar Ikan Bersih
Untuk mengoptimalkan keberhasilan pengelolaan Pasar Ikan Bersih perlu dibentuk struktur pengelolaan yang meliputi fungsi-fungsi antara lain:
1) Fungsi Manajerial adalah fungsi kelembagaan yang berperan dalam mengelola Pasar Ikan Bersih secara menyeluruh dan menjadi kunci keberhasilan pengelolaan Pasar Ikan Bersih; 2) Fungsi Adminstratif adalah fungsi kelembagaan yang berperan
dalam pelaksanaan adminstratif, pengaturan pengeluaran dan pemasukan keuangan serta pembukuan operasional Pasar Ikan Bersih;
3) Fungsi maintenance dan inventory adalah fungsi kelembagaan yang berperan dalam operasional Pasar Ikan Bersih dan melakukan pemantauan serta pemeliharaan Pasar Ikan Bersih; dan
4) Fungsi kelembagaan diatas dapat digambarkan dalam contoh struktur operasional sebagai berikut:
Contoh Model Struktur Operasional
PENGELOLA/OPERATOR
Administrasi & Keuangan
Pembelian dan
Penjualan Quality Control
Kebersihan dan Keamanan
c. Hak dan Kewajiban 1) Kewajiban Pengelola:
a) melaksanakan operasional Pasar Ikan Bersih;
b) membayar kewajiban kepada pemerintah daerah sesuai ketentuan yang berlaku;
c) menjamin Pasar Ikan Bersih beroperasi dalam penyelenggaraan jual beli ikan;
d) mengoperasionalkan Pasar Ikan Bersih untuk mempertahankan kualitas dan meningkatkan nilai jual hasil perikanan sesuai fungsi;
e) melakukan pemeliharaan terhadap Pasar Ikan Bersih dan fasilitas penunjangnya;
f) melengkapi peralatan pendukung sesuai kebutuhan; dan g) menyampaikan laporan kegiatan setiap semester dan
tahunan atau sewaktu-waktu bila diminta kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan cq. Direktur Pemasaran ditembuskan kepada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota.
2) Hak Pengelola:
a) mendapatkan pembinaan teknis dari pemerintah pusat dan atau pemerintah daerah dalam rangka optimalisasi Pasar Ikan Bersih;
b) mengusahakan aset yang dikelola untuk mendapat keuntungan yang optimal;
c) memperoleh informasi dan akses pasar; dan
d) dapat menambah prasarana tanpa merubah struktur dasar atas persetujuan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota. Apabila prasarana tersebut dikembalikan kepada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, Pengelola tidak menuntut ganti rugi atas biaya yang telah dikeluarkan.
3) Larangan:
a) dilarang memindahkan hak kepada pihak lain; dan
b) dilarang menyimpan produk perikanan yang tidak sesuai peraturan.
3. Pembiayaan pengelolaan a. Biaya Operasional
Biaya operasional Pasar Ikan Bersih meliputi biaya listrik, BBM, upah tenaga kerja serta biaya lain-lain. Seluruh biaya tersebut menjadi beban Pengelola.
b. Modal Kerja
Pengelola Pasar Ikan Bersih wajib menyediakan biaya untuk pembelian bahan baku sebagai modal kerja. Besaran modal kerja yang harus disediakan paling sedikit dapat membiayai operasional pasar untuk dua bulan. Modal Kerja tersebut sepenuhnya disediakan oleh Pengelola/Operator.
c. Rekayasa Sosial
Dalam rangka mendukung dan mewujudkan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih perlu dilakukan rekayasa sosial kepada masyarakat/stakeholder yang terkait dengan proses pembangunan/revitalisasi pasar tersebut. Pedagang ikan yang berada pada lokasi pembangunan/revitalisasi akan dipindahkan di ke lokasi sementara selama proses pembangunan, sehingga kegiatan jual beli tetap dapat berlangsung.
Selain itu dengan selesainya pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih, diharapkan agar masyarakat mau dan beralih untuk membeli ikan di pasar yang bersih melalui kegiatan sosialisasi untuk membeli ikan yang bersih dan juga gerakan untuk memasyarakatkan makan ikan (GEMARIKAN).
4. Analisis Usaha a. Biaya investasi
Harga/ Umur
satuan Ekonomis
Nilai Investasi Pasar Ikan Bersih paket 1 3,000,000,000 3,000,000,000 30 70,000,000 900,000,000
Jumlah (Rp) 3,000,000,000 70,000,000 900,000,000
Biaya Investasi
Nilai sisa
No Jenis Biaya Satuan Jumlah Nilai (Rp) Penyusutan per
b. Biaya operasional
c. Pendapatan
d. Proyeksi laba rugi
No Jenis Biaya Satuan Jumlah 1 Thn Harga/Satuan Nilai (Rp)
1 Biaya Listrik bulan 12 35,000,000 420,000,000
2 Air bulan 12 75,300,000 903,600,000
3 Tenaga Kerja orang
a. Petugas kebersihan orang 7 3,500,000 318,500,000 b. Petugas keamanan orang 5 3,500,000 227,500,000
c. Tenaga administrasi keuangan orang 1 4,000,000 52,000,000
d. Tenaga perawatan (maintenance) orang 2 4,000,000 104,000,000 e. Kepala pasar orang 1 25,000,000 325,000,000
f. Manajer kebersihan + maintenance orang 1 10,000,000 130,000,000
g. Manajer keamanan orang 1 10,000,000 130,000,000 h. Manajer keuangan orang 1 10,000,000 130,000,000 4 Biaya kebersihan bulan 12 2,500,000 30,000,000 5 Biaya lain-lain bulan 12 5,000,000 60,000,000 6 Biaya Asuransi bulan 12 2,500,000 30,000,000
7 Biaya Perawatan tahun 1 7,500,000 7,500,000
Jumlah Biaya Operasional 2,868,100,000
Biaya Operasional Pengelolaan Pasar Ikan Bersih
Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10
1. Pendapatan 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 2. Pengeluaran a. Biaya Operasional 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 c. Penyusutan 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 d. Kredit 881,095,215 831,803,175 782,511,135 733,219,095 683,927,055 634,635,015 585,342,975 536,050,935 486,758,895 437,466,855 Jum lah 3,819,195,215 3,769,903,175 3,720,611,135 3,671,319,095 3,622,027,055 3,572,735,015 3,523,442,975 3,474,150,935 3,424,858,895 3,375,566,855
Laba sebelum pajak 122,804,785 172,096,825 221,388,865 270,680,905 319,972,945 369,264,985 418,557,025 467,849,065 517,141,105 566,433,145 Pajak 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000
3. Laba rugi 83,384,785 132,676,825 181,968,865 231,260,905 280,552,945 329,844,985 379,137,025 428,429,065 477,721,105 527,013,145
Profit margin % 2.12% 3.37% 4.62% 5.87% 7.12% 8.37% 9.62% 10.87% 12.12% 13.37%
RASIO - LABA RUGI
No Rincian Satuan Nilai (per tahun) Jumlah Keterangan
Fasilitas Utama
1 Lapak/kios ikan standar (unit) 108 250,000 perm2 27,000,000 2,916,000,000 luas 3x3m2 2 Jasa Penyediaan Ice flake 324,000 1,500 /kg 486,000,000 486,000,000
Fasilitas Pendukung 3 toilet 6 2,000 penggunaan 540,000,000 540,000,000 3,942,000,000 Nilai Pendapatan Total Pendapatan
e. Rasio kelayakan
Uraian Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20
1. Pendapatan 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 2. Pengeluaran a. Biaya Operasional 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 c. Penyusutan 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 70,000,000 d. Kredit - - - -Jum lah 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000 2,938,100,000
Laba sebelum pajak 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 1,003,900,000 Pajak 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000
3. Laba rugi 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000 964,480,000
Profit margin % 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47% 24.47%
RASIO - LABA RUGI
Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Inflow a. Pendapatan - 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 b. Kredit - investasi 3,000,000,000 - - - - - - - - modal kerja 1,107,670,000 - - - - - - - -c. Dana Sendiri - investasi - - - - - - - modal kerja 2,868,100,000 - - - - - - - -d. Nilai sisa - - - - - - -Jum lah 6,975,770,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 Inflow untuk IRR - 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 Outflow a. Biaya investasi 6,975,770,000 - - - - - - - -b. Biaya operasional - 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 c. Angsuran - 881,095,215 831,803,175 782,511,135 733,219,095 683,927,055 634,635,015 585,342,975 536,050,935 486,758,895 437,466,855 d. Pajak - 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 Jum lah 6,975,770,000 3,788,615,215 3,739,323,175 3,690,031,135 3,640,739,095 3,591,447,055 3,542,155,015 3,492,862,975 3,443,570,935 3,394,278,895 3,344,986,855 Outflow untuk IRR 6,975,770,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 Arus Bersih (NCF) - 153,384,785 202,676,825 251,968,865 301,260,905 350,552,945 399,844,985 449,137,025 498,429,065 547,721,105 597,013,145
Cashflow untuk IRR (6,975,770,000) 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 Cummulative Cash Flow (6,975,770,000) (5,941,290,000) (4,906,810,000) (3,872,330,000) (2,837,850,000) (1,803,370,000) (768,890,000) 265,590,000 1,300,070,000 2,334,550,000 3,369,030,000
PV Factor 100% 89.29% 79.72% 71.18% 63.55% 56.74% 50.66% 45.23% 40.39% 36.06% 32.20%
PV of Cash flow (6,975,770,000) 923,642,857 824,681,122 736,322,431 657,430,742 586,991,734 524,099,762 467,946,216 417,809,122 373,043,859 333,074,874
Cummulative PV (6,975,770,000) (6,052,127,143) (5,227,446,020) (4,491,123,590) (3,833,692,848) (3,246,701,114) (2,722,601,352) (2,254,655,136) (1,836,846,014) (1,463,802,155) (1,130,727,282)
NPV 751,220,040
No
1 IRR 13.69% tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun 7
2 Net B/C ratio DF 12 % 1.11 6,975,770,000 153,384,785 202,676,825 251,968,865 301,260,905 350,552,945 399,844,985 449,137,025
3 NPV DF 12 % (Rp) 751,220,040 6,822,385,215 6,619,708,390 6,367,739,525 6,066,478,620 5,715,925,675 5,316,080,690 4,866,943,665
4 Pay Back Period 13,1 tahun Kriteria Kelayakan
Uraian Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun 16 Tahun 17 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20 Inflow a. Pendapatan 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 b. Kredit - investasi - - - - - - - - modal kerja - - - - - - - -c. Dana Sendiri - investasi - - - - - - - - modal kerja - - - - - - - -d. Nilai sisa - - - - - - - -Jum lah 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 Inflow untuk IRR 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 3,942,000,000 Outflow a. Biaya investasi - - - -b. Biaya operasional 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 2,868,100,000 c. Angsuran - - - - - - - -d. Pajak 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 39,420,000 Jum lah 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 Outflow untuk IRR 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 2,907,520,000 Arus Bersih (NCF) 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000
Cashflow untuk IRR 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 1,034,480,000 Cummulative Cash Flow 4,403,510,000 5,437,990,000 6,472,470,000 7,506,950,000 8,541,430,000 9,575,910,000 10,610,390,000 11,644,870,000 12,679,350,000 13,713,830,000
PV Factor 28.75% 25.67% 22.92% 20.46% 18.27% 16.31% 14.56% 13.00% 11.61% 10.37%
PV of Cash flow 297,388,280 265,525,250 237,076,116 211,675,104 188,995,628 168,746,097 150,666,158 134,523,355 120,110,139 107,241,195
Cummulative PV (833,339,001) (567,813,751) (330,737,635) (119,062,531) 69,933,097 238,679,194 389,345,352 523,868,707 643,978,845 751,220,040
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN
A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah
Proses pengadaan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan dalam hal pelaporan realisasi pelaksanaan pemberian bantuan, Direktur Jenderal wajib menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan pemberian bantuan kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal paling lambat tanggal 10 setiap 3 (tiga) bulan sebagaimana format berikut:
B. Ketentuan Perpajakan
Pemungutan pajak atas Bantuan Pemerintah dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan yang berlaku.
C. Sanksi
Penerima Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih wajib melaksanakan pemanfaatan sesuai dengan peruntukannya
dengan mengacu pada petunjuk teknis, apabila Penerima Bantuan Pemerintah dimaksud tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan sesuai dengan peruntukannya dengan mengacu pada petunjuk teknis dan peraturan yang berlaku maka:
1. jika Penerima Bantuan Pemerintah tidak dapat mengoperasionalkan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih sesuai dengan peruntukannya, maka akan dilakukan penarikan oleh Ditjen PDSPKP terhadap Bantuan Pemerintah dimaksud;
2. jika Penerima Bantuan Pemerintah melakukan pelanggaran bersifat administratif, Penerima Bantuan Pemerintah dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program Bantuan Pemerintah pada tahun yang akan datang; dan
3. jika Penerima Bantuan Pemerintah sedang mengalami persoalan hukum atas Bantuan Pemerintah lainnya yang telah diterima pada tahun sebelumnya maka tidak akan direkomendasikan untuk menerima Bantuan Pemerintah pada tahun berjalan sesuai dengan persoalan hukum selesai sesuai dengan ketentuan.
BAB IV
PEMBINAAN, MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
A. Pembinaan
Pembinaan terhadap pemanfaatan dan pengelolaan dilakukan secara berjenjang, mulai dari tingkat pusat (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan), tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang membidangi kelautan dan perikanan maupun instansi lainnya.
1. Tingkat Pusat
a. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka monitoring dan evaluasi pemanfaatan Pasar Ikan Bersih.
b. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Pasar Ikan Bersih atau hal lain yang diperlukan.
c. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran produk hasil perikanan dalam peningkatan saing produk kelautan dan perikanan.
d. Melakukan pembinaan teknis dan hal lain yang diperlukan kepada pengelola sesuai dengan kewenangannya.
e. Melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan. 2. Tingkat Provinsi
a. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka monitoring dan evaluasi pemanfaatan Pasar Ikan Bersih;
b. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota dan atau instansi lainnya dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pengelolaan Pasar Ikan Bersih atau hal lain yang diperlukan.
c. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran produk hasil perikanan dalam peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan.
d. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi atas pemanfaatan dan pengelolaan kepada Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
e. Memfasilitasi penyediaan sarana prasana yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Pasar Ikan Bersih serta hal lain yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya.
3. Tingkat Kabupaten/Kota
a. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah Kabupaten/Kota di daerahnya dalam rangka pembinaan dan optimalisasi pemanfaatan Pasar Ikan Bersih.
b. Melakukan monitoring secara berkala atas pemanfaatan dan pengelolaan Pasar Ikan Bersih.
c. Mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana pemasaran produk hasil perikanan dalam peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan.
d. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi atas pemanfaatan dan pengelolaan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi atau yang membidangi dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan.
e. Memfasilitasi penyediaan sarana prasana yang diperlukan dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Pasar Ikan Bersih serta hal lain yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya.
B. Monitoring
Monitoring merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengendalian pemanfaatan Pasar Ikan Bersih agar sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah ditentukan. Monitoring dilakukan dengan cara menggali informasi tentang aktivitas pemanfaatan/pengelolaan, hambatan-hambatan dan permasalahan dalam menjalankan/mengoperasikan asettersebut.
Kegiatan monitoring dilakukan oleh KKP dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota atau SKPD terkait yang mendapat tugas monitoring. Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan antara lain:
1. Monitoring secara berkala (periodik)
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara berkala setiap (enam) 6 bulan sekali setelah asetberoperasi.
2. Monitoring sewaktu-waktu
Pelaksanaan monitoring bisa dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. Monitoring sewaktu-waktu dilakukan atas dasar kebutuhan informasi terkait pengelolaan aset yang mendadak untuk bahan perumusan pengambilan kebijakan.
Fokus utama monitoring adalah menyajikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut masukan (input), pelaksanaan (proccess), keluaran (output), tujuan, dan sasaran kegiatan, serta memuat pula usulan tentang apa yang perlu diperbaiki dan diamati lebih seksama selama pengelolaan berlangsung.
C. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pencapaian akhir dari pengelolaan aset apakah sudah sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah ditetapkan.
1. Evaluasi Proses (Formatif)
Evaluasi proses dilakukan pada setiap tahapan operasionalisasi asset. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan setiap tahapan proses kegiatan telah sesuai prosedur operasional atau belum. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai bahan perbaikan setiap tahapan proses yang dilaksanakan.
2. Evaluasi Akhir (Summatif)
Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengukur dampak keberadaan aset terhadap peningkatan mutu hasil perikanan dan peningkatan penghasilan pelaku usaha perikanan. Dengan kata lain evaluasi ini dilakukan untuk menilai aspek manfaat dari keberadaan asettersebut.
D. PELAPORAN
Pengelola diwajibkan untuk membuat laporan dan menyampaikannya kepada Dinas Kabupaten/Kota, kemudian disampaikan secara berjenjang dari Dinas Kabupaten Kota ke Dinas Propinsi ke Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Laporan setiap bulan dikirimkan ke Dinas Kabupaten/Kota.
2. Dinas Kabupaten/Kota mengkompilasi laporan dari setiap pengelola untuk disampaikan ke Dinas Propinsi dan ditembuskan ke Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. 3. Laporan paling lambat disampaikan tanggal 10 setiap bulannya.
Laporan operasional ditujukan kepada Direktur Pemasaran dengan alamat:
Direktorat Pemasaran, Ditjen PDSPKP
Kantor Pusat Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari III Lantai 13
Jl. Medan Merdeka Timur No 16 Jakarta Pusat Telp/Fax 021- 3521977
email: [email protected]
Substansi laporan yang disampaikan adalah terkait dengan pemanfaatan secara keseluruhan, jumlah, dan ikan yang dipasarkan, harga rata-rata dan data-data lain yang dapat digunakan dalam pengembangan. Substansi laporan dimaksud juga merupakan klausul kerja sama pengelolaan yang akan dilakukan antara Penerima dengan Pengelola.
BAB V PENUTUP
Petunjuk Teknis ini merupakan salah satu acuan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih yang memfokuskan kegiatannya pada pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih. Dengan demikian diharapkan tercipta kesamaan pandangan dan persepsi antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta stakeholders lainnya dalam kegiatan pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih.
Dengan tersedianya Pasar Ikan Bersih diharapkan dapat mempertahankan ketersediaan ikan dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat yang membutuhkan ikan dapat terfasilitasi dengan kemudahan mendapatkan ikan berkualitas. Selain itu pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan konsumsi ikan nasional serta terjaminnya ketersediaan ikan nasional.
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017 (KOP SURAT DITJEN PDSPKP)
BERITA ACARA SERAH TERIMA
NOMOR: ………….
Pada Hari Ini …… Tanggal ………. Bulan ……….Tahun ………. (………..), kami yang bertanda tangan di bawah ini:
I. Nama : ………
NIP : ………..
Jabatan : Direktur ……….. bertindak untuk dan atas nama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker …………, untuk selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
II. Nama : ……..
Jabatan : Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota … untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Sebagai tindak lanjut Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing
Produk Kelautan dan Perikanan Nomor ……….. tentang Penerima Bantuan
Pemerintah berupa pembangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun ……., maka dalam rangka tertib administrasi pengelolaan, pencatatan, dan pelaporan Barang Milik Negara di lingkungan Direktorat Jenderal PDSPKP, dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan serah terima bangunan untuk diserahkan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan … tahun anggaran ……… pada satker …………, dengan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
PIHAK KESATU menyerahkan dan PIHAK KEDUA menerima penyerahan dari
PIHAK KESATU berupa bangunan/revitalisasi Pasar Ikan Bersih tahun
anggaran …….. pada satuan kerja ……….., berupa 1 (satu) paket ……… senilai Rp. ... ( ) dengan perincian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Berita Acara Serah Terima ini.
Pasal 2
PIHAK KESATU akan menyelesaikan proses hibah sesuai ketentuan paraturan
perundangan yang berlaku, dan PIHAK KEDUA akan memelihara, menjaga dan memanfaatkan bangunan tahun anggaran ……. yang telah diserahkan oleh
Pasal 3
PIHAK KESATU akan melakukan monitoring atas pelaksanaan hibah ini untuk
menjamin difungsikannya OBYEK HIBAH oleh PIHAK KEDUA, baik secara berkala maupun sewaktu-waktu. Apabila dipandang bahwa dalam pelaksanaan pemanfaatan OBYEK HIBAH oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan ketentuan dan tujuan pembangunan/revitalisasi, maka PIHAK KESATU dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA.
Demikian Berita Acara Serah ini dibuat sebagai bukti yang sah dan mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
Kepala ………. Direktur …………..
……….. ………
NIP NIP ……….
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
Ketua ………. Direktur ……….
……….. ………
NIP ………
Mengetahui
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten/kota…………..
NIP. …………..
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017 DAFTAR BARANG PERSEDIAAN UNTUK DISERAHKAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN ANGGARAN ……. KEPADA ………., KABUPATEN/KOTA ……..
No Nama Barang Merek/Spesifikasi Jumlah Satuan Harga (Rp) Total Kondisi Keterangan
1 Pasar Ikan Bersih 1 paket Baik Digunakan sebagai pendukung
operasional ………….. dan
mendukung program penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan
Jumlah 1 Paket
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
(KOP INSTITUSI/KOPERASI/KELOMPOK MASYARAKAT)
Nomor : ... 2017 Sifat : Penting
Hal : Permohonan Bantuan Pemerintah Pembangunan/Revitalisasi Pasar Ikan Bersih Tahun Anggaran 2017
Yth. Plt. Direktur Pemasaran Di -
Jakarta
Sehubungan dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2017 berupa Bantuan Pemerintah Pembangunan Pasar Ikan Bersih kepada institusi/koperasi/kelompok masyarakat, bersama ini kami mengajukan permohonan Bantuan Pemerintah berupa Pembangunan Pasar Ikan Bersih untuk ….. (nama institusi/koperasi/kelompok masyarakat) di ….. (alamat institusi/koperasi/kelompok masyarakat).
Sarana tersebut digunakan untuk mendukung program Gerakan Memasyarakatkan Ikan dan rantai dingin (cold chain system) dalam rangka peningkatan daya saing produk kelautan dan perikanan.
Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini terlampir kami sampaikan Surat Pernyataan Kesiapan Menerima Bantuan Pemerintah dan Kesanggupan Memanfaatkan.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.
Mengetahui, Yang Menyatakan,
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten/Kota ... Ketua ... (…nama…) NIP. (…nama…) DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Kelautan dan Perikanan
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
(KOP INSTITUSI/KOPERASI/KELOMPOK MASYARAKAT)
SURAT PERNYATAAN KESIAPAN MENERIMA BANTUAN PEMERINTAH DAN KESANGGUPAN MEMANFAATKAN
Nomor: Yang bertanda tangan di bawah Ini:
Nama :
Jabatan : Ketua ………….
Alamat :
Sesuai dengan surat permohonan Bantuan Pemerintah yang diajukan ….(nama Institusi/Koperasi/Kelompok Masyarakat), apabila lembaga kami mendapat bantuan berupa 1 (satu) paket Pembangunan Pasar Ikan Bersih, Saya menyatakan:
1. bersedia menerima Bantuan Pemerintah Pembangunan Pasar Ikan Bersih untuk diserahkan kepada masyarakat tahun anggaran 2017 pada Satuan Kerja Direktorat Pemasaran;
2. sanggup memanfaatkan dan mengoperasionalkan Bantuan Pemerintah untuk diserahkan kepada masyarakat tahun anggaran 2017 pada Satuan Kerja Direktorat Pemasaran sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku;
3. melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk mendapatkan bimbingan dan pengarahan; serta
4. bersedia menyampaikan laporan pelaksanaan program dan pemanfaatan Bantuan Pemerintah kepada Dinas Kelautan dan Perikanan setempat serta Direktorat Pemasaran.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dalam rangka permohonan Bantuan Pemerintah tahun anggaran 2017 pada Satuan Kerja Direktorat Pemasaran.
…….. , ……. ………. 2017
Ketua …… (nama institusi/koperasi/kelompok)
Meterai 6000
(nama ketua) DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
(KOP DINAS KP PROVINSI/KABUPATEN/KOTA)
SURAT PERNYATAAN
KESIAPAN MENERIMA BANTUAN PEMERINTAH BANTUAN PEMERINTAH PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR IKAN BERSIH TAHUN 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini: N a m a : N I P : Jabatan : Unit Kerja : Alamat Kantor : Nomor Telpon/HP:
Menyatakan bersedia menerima program prioritas KKP berupa Bantuan Pemerintah (BP) Bantuan Pemerintah berupa Pembangunan Pasar Ikan Bersih dari Direktorat Pemasaran, Direktorat jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan pada Tahun Anggaran 2017.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
………, ……… 2017
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi/Kota/Kabupaten ………..,
……… NIP.
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Kelautan dan Perikanan
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas
PENANGGUNG JAWAB/CALON PENGELOLA
No. Nama
Institusi/Koperasi/Kelompok yang berbadan hukum
Alamat Penanggung
Jawab Nomor Telepon/ alamat email Nomor KTP Fotokopi KTP
………, ……… 2017
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota/Kabupaten ………..,
……… NIP.
DIREKTUR JENDERAL
PENGUATAN DAYA SAING PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd.
NILANTO PERBOWO
Nomor 22/PER-DJPDSPKP/2017
tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Bantuan Pemerintah
Pembangunan/Revitalisasi Pasar
Ikan Bersih Tahun 2017
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama,
dan Humas