• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SEKOLAH LUAR BIASA C KARYA BHAKTI PURWOREJO - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SEKOLAH LUAR BIASA C KARYA BHAKTI PURWOREJO - Elib Repository"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI

MENTAL DI SEKOLAH LUAR BIASA C KARYA BHAKTI PURWOREJO

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Diajukan oleh: Isnain Eliza Setyani

A11200793

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang saya ajukan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis digunakan sebagai rujukan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Gombong, April 2016

(3)
(4)
(5)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

Skripsi, April 2016

Isnain Eliza Setyani1), Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Mat2), Irmawan Andri Nugroho, S.Kep.,Ns3)

xiv + 50 halaman + 6 tabel + 2 gambar + 6 lampiran

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI

MENTAL DI SLB C KARYA BHAKTI PURWOREJO ABSTRAK

Latar Belakang: Retardasi mental merupakan suatu keadaan dengan intelegensi yang kurang. Anak retardasi mental selain memiliki keterbatasan intelegensi juga memiliki keterbatasan dalam kemampuan perawatan diri sendiri. Sehingga mereka membutuhkan dukungan dari keluarga. Bentuk dukungan keluarga dapat berupa dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan sosial. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 30 responden yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif maupun korelasi menggunakan uji Spearman Rank (Rho).

Hasil Penelitian: Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan Februari 2016, didapatkan hasil bahwa dari 30 responden sebagian besar dukungan keluarga dalam kategori cukup 15 responden (50,0%). Sebagian besar memiliki kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental dalam kategori cukup 17 responden (56,7%). Hasil analisa data dengan menggunakan uji Spearman Rank (Rho), didapatkan ρ-value 0,029 < rs = 0,05.

Kesimpulan: Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo.

Kata Kunci: Anak retardasi mental, dukungan keluarga, kemandirian perawatan diri

--- 1) Mahasiswa S1 Keperawatan

(6)

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

MUHAMMADIYAH HEALTH SCIENCE INSTITUTE OF GOMBONG Minithesis, April 2016

Isnain Eliza Setyani1), Eka Riyanti, M.Kep.,Sp.Mat2), Irmawan Andri Nugroho,

S.Kep.,Ns3)

xiv + 50 pages + 6 tables + 2 figures + 6 appendices

CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND SELF-CARE INDEPENDENCE OF MENTAL RETARDATION CHILDREN AT KARYA BHAKTI EXTRAORDINARY SCHOOL/C OF PURWOREJO

ASBTRACT

Background: Mental retardation is a condition of children who have lack of intelligence. They have both limited intelligence and ability to have self-care independence. Therefore they do need family support to help them. The family support consist of emotional, appreciatory, instrumental, informational, and social supports.

Objecftive: The present study aims at finding out correlation between family support and self-care independence of mental retardation children at Karya Bhakti Extraordinary School C of Purworejo.

Methods: This study used correlational description with cross sectional approach. The samples were 30 respondents taken by purposive sampling technique. Data collecting used questionnaires. Data were analyzed by descriptive analysis and corellation using the Spearman Rank (Rho) test.

Results: There were 15 respondents (50,0%) who had family support at mediocre category. There were 17 respondents (56,7%) who had self-care independence at mediocre category. The Spearman Rank (Rho) test showed that ρ-value 0,029 < rs (0,05).

Conclusion: There was significant correlation between family support and self-care independence of mental retardation children at Karya Bhakti Extraordinary School C of Purworejo.

Keywords: mental retardation children, family support, self-care independence

--- 1) Bachelor of nursing student

(7)

HALAMAN MOTTO

“Sabar, Ikhlas, Berfikir Positif, dan Sadar Manusia Tidak Ada Yang Sempurna” “Kesempurnaan Hanya Milik Alloh SWT”

“Jika hari ini Alloh memberikan nikmat sedih, maka hari ini juga Alloh telah menyiapkan nikmat senang untuk hari esok”

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terucap syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, skripsi ini saya persembahkan kepada :

 Ibu (Sugiharti) dan Bapak (Hadi Sukayat) tersayang yang telah mencurahkan segenap doa dan kasih sayang, pengorbanan dan kerja keras yang telah dilakukan selama ini demi untuk masa depan saya. Semoga Alloh senantiasa memberikan kesehatan, kebahagiaan, lindungan dan rizki yang berkah.

 Kakak (Wakhid Aji Saputra) dan Saudara kembar saya (Isnain Elina Setyarini) yang saya sayangi, terimakasih telah menjadi saudara terbaik saya. Semoga kita selalu saling menyemangati satu sama lain dan bisa meraih masa depan yang lebih baik demi untuk kebahagiaan kedua orang tua kita.

 Mas Yayan Kurniadi yang tercinta, terimakasih untuk semua doa, semangat, cinta, sayang dan perhatian yang telah diberikan. Terimakasih untuk tetap bersamaku dan memberikan semangat untuk skripsiku.

 Sahabat-sahabat terbaikku (Novi Anaswati, Punti Bela Antika, Ratih Meila Sari, Isnaeni Restiana, Muhammad Tegar Cahyo Jati, dan Nurul Annisa) terimakasih untuk selalu bersamaku baik senang ataupun sedih. Terimakasih untuk canda tawa kalian, terimakasih untuk semua doa, semangat, dan kekompakan kalian. Terimakasih untuk kerjasama kalian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Hubungan antara Dukungan Keluarga Terhadap Kemandirian Perawatan Diri pada Anak Retardasi Mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sehingga peneliti mendapat kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. M. Madkhan Anis, S. Kep., Ns. selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong.

2. Isma Yuniar, M. Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong

3. Eka Riyanti, M. Kep., Sp. Mat. selaku pembimbing 1 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Irmawan Andri N, S. Kep., Ns. selaku pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.

Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan mendapatkan balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi penelitian ini.

Gombong, April 2016

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN ABSTRAK (BAHASA INGGRIS) ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

(11)

2.1.1 Dukungan Keluarga ... 9

2.1.2 Kemandirian Perawatan Diri ... 13

2.1.3 Retardasi Mental ... 19

2.2 Kerangka Teori... 27

2.3 Kerangka Konsep ... 28

2.4 Hipotesis ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

3.1 Metode Penelitian... 30

3.2 Populasi dan Sampel ... 30

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 31

3.4. Variabel Penelitian ... 32

3.5 Definisi Operasional... 32

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.7 Teknik Analisa Data ... 34

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 35

3.9 Etika Penelitian ... 36

BAB IV PEMBAHASAN ... 38

4.1 Hasil Penelitian ... 38

4.2 Pembahasan ... 41

4.3 Keterbatasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

5.1 Kesimpulan ... 49

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.5.1 Definisi Operasional... 32

Tabel 4.1.1 Usia Responden ... 38

Tabel 4.1.2 Tingkat Pendidikan Responden... 39

Tabel 4.1.3 Dukungan Keluarga di SLB C Karya Bhakti Purworejo ... 39

Tabel 4.1.4 Kemandirian Perawatan Diri Pada Anak Retardasi Mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo ... 40

(13)

DAFTAR GAMBAR

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Untuk Kepala Sekolah SLB C Karya Bhakti Purworejo

Lampiran II Permohonan Ijin Penelitian Untuk KPMPT Purworejo Lampiran III Surat Tembusan Dari KPMPT Purworejo

Lampiran IV Surat Keterangan Penelitian Lampiran V Permohonan Menjadi Responden Lampiran VI Persetujuan Menjadi Responden Lampiran VII Kuesioner Penelitian

(15)

1 fisik maupun psikis yang telah dialami sejak awal masa perkembangan. Anak dengan retardasi mental adalah salah satu contoh gangguan yang dapat ditemui di berbagai tempat, dengan karakteristik penderitanya yang memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata (Intelligence Quotient (IQ) 84 ke bawah) dan mengalami kesulitan dalam beradaptasi maupun melakukan berbagai aktivitas sehari-hari seperti melakukan perawatan diri (mandi, makan, belajar dan lain-lain). Seorang anak yang mengalami retardasi mental dalam perkembangannya berbeda dengan anak-anak normal (Rahmawati 2014).

Istilah ‘self-care’ atau perawatan diri, merupakan perilaku yang dilakukan atau dikerjakan setiap individu untuk mempertahankan hidup kesehatan dan kesejahteraan dan biasanya juga digunakan untuk anak usia sekolah yang memang diharapkan telah mampu menguasai dan meningkatkan keterampilan melindungi dirinya sendiri ( Karrebrock & Lewit, 1999 dalam Tork et al., 2007). Usia sekolah merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak. Pada tahap ini, anak mulai menunjukan karakteristik tersendiri dan mulai belajar untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri (Ling, 2008).

(16)

2

Menurut WHO (World Health Organization) 2000, berdasarkan standar skor dari kecerdasan kategori AAMR (American Association of Mental Retardation) gangguan mental manual klasifikasi penyakit di indonesia menempati urutan kesepuluh di dunia. Menurut WHO 2011 tercatat sebanyak 15% dari penduduk dunia atau 785 juta orang mengalami gangguan mental dan fisik. Data Pokok Sekolah Luar Biasa di seluruh Indonesia (BPS, 2010) berdasarkan kelompok usia sekolah, menunjukkan bahwa: jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 yang menyandang retardasi mental sebanyak 62.011 orang dengan rincian: 60% anak laki-laki dan 40% anak perempuan. Dari jumlah tersebut anak yang terkena retardasi mental sangat berat sebanyak 2,5%, retardasi mental berat sebanyak 2,8%, retardasi mental cukup berat sebanyak 2,6%, dan anak retardasi mental ringan atau lemah pikiran sebanyak 3,5% dan sisanya anak dungu.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah (Pusat Data dan Informasi Kemsos, 2012) jumlah penyandang cacat usia 0-17 tahun yang ada berjumlah 1.732 orang. Dari total jumlah tersebut 31,93% atau 553 orang adalah penderita retardasi mental. Penyandang retardasi mental tersebut tersebar di 10 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan menurut Disnakertransos Kab. Purworejo (2010), jumlah anak yang menderita retardasi mental di kota Purworejo tahun sebanyak 707 anak.

(17)

3

Masalah ketergantungan melakukan perawatan diri sering terdapat pada kelompok anak (orang yang sangat muda), sangat tua, orang yang sakit atau orang yang cacat (Kiiay et al., 2005). Ketergantungan perawatan diri dijelaskan oleh WHO sebagai ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan harian seperti mempertahankan kebersihan diri, makan, dan kesadaran akan bahaya sebagai salah satu masalah terbesar dalam kesehatan di dunia (WHO, 2002).

Beberapa penelitian telah mempelajari fenomena tersebut pada orang dewasa, namun sangat jarang dilakukan pada kelompok anak-anak. Sebuah Survey Rumah Tangga yang dilakukan oleh UNICEF dan University of Wisconsin (2008) untuk memantau kondisi kesehatan pada wanita dan anak-anak di negara berkembang memperoleh data yang memperlihatkan bahwa terdapat 52,4% anak usia 6-9 tahun yang berada di sekolah serta mengalami

disabilitasatau ketidakmampuan melakukan aktivitas harian secara mandiri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grando (2011 dalam Ramawati 2011) menyimpulkan terdapat 3 masalah dalam seseorang individu ketika tidak mampu melakukan keterampilan perawatan diri, yaitu 1) krisis personal, yaitu keadaan seseorang yang mengalami krisis disebabkan ketidakmampuan melakukan perawatan diri; 2) kekerasan dalam hubungan sosial, yaitu kekerasan fisik maupun psikososial yang mengakibatkan penurunan rasa percaya diri dan timbulnya rasa malu yang berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang melakukan perawatan atau melindungi dirinya sendiri; 3) psikosis, yaitu keadaan pada individu yang mengalami

skizofrenia dan tidak mampu merawat diri sehingga menimbulkan hambatan atau keterlambatan dalam membuat keputusan dan melakukan kegiatan perawatan diri.

(18)

4

2011), sebuah survey yang dilakukan pada 1.100 keluarga di Inggris, memperlihatkan bahwa keluarga dengan anak disabilitas mengalami kesulitan dalam penyediaan makanan dan alat penghangat didalam rumah, lebih dari 50% keluarga tersebut telah meminjam uang dari kerabat atau teman untuk membayar tagihan atau membeli makanan. Jumlah ini meningkat dari angka 42% ditahun 2008 dan lebih dari 40% keluarga mengajukan bantuan sosial dari negara (meningkat dari 25% pada tahun 2008), dan lebih dari tiga per empat keluarga tersebut (73%) tidak dapat melakukan kegiatan rekreasi (meningkat dari 55% pada tahun 2008). Survey tersebut juga menemukan bahwa mayoritas keluarga dengan anak disabilitas

mengalami kesulitan untuk mempertahankan pekerjaan dan sekaligus merawat anaknya di rumah (Sen, 2010).

Anak dengan retardasi mental mempunyai keterlambatan dan keterbatasan dalam semua area perkembangan sehingga mereka kehidupan sehari-hari. Keberhasilan anak berkelainan dalam menjalankan tugas perkembangannya tidak lepas dari bimbingan dan dukungan yang diberikan oleh keluarga, khususnya kedua orang tua. Orang tua dalam membimbing dan mendidik anaknya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan, (Activity Daily Living/ ADL). Pendidikan merupakan salah satu yang mempengaruhi pola pikir dan pandangan orang tua dalam mengasuh, membimbing dan mendidik anaknya sehingga mempengaruhi kesiapan orang tua untuk menjalankan peran pengasuhannya (Effendi,2008. Reni Puspita 2012).

(19)

5

dukungan orang tua terhadap anak yang mengalami retardasi mental belum semua anak mendapatkan dukungan dari keluarganya terutama orang tuanya. Sebagian anak yang setiap harinya mendapatkan dukungan atau motifasi dari keluarga tentang kemandirian perawatan diri, sudah cukup mampu melakukan perawatan diri seperti melakukan kebersihan diri (personal hygiene), makan, dan berpakainan secara mandiri, walaupun terkadang masih banyak anak yang sering dibantu atau dipantau oleh keluarganya dikarenakan orang tua masih merasa khawatir terhadap anak. Akan tetapi juga masih banyak anak yang belum mampu melakukan perawatan diri secara mandiri dikarenakan dukungan keluarga yang kurang, seperti halnya anak-anak yang tinggal di asrama sekolah. Mereka setiap harinya selalu dibantu oleh pengurus asrama dalam melakukan perawatan diri dan setiap harinya mereka tidak mendapatkan dukungan atau motifasi dari keluarganya terutama orang tua mengenai kemandirian perawatn diri sehingga untuk kampuan kemandirian perawatan diri kurang.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental. Diharapkan melalui penelitian ini didapatkan pengetahuan untuk dapat mengembangkan kemampuan merawat diri pada anak retardasi mental sehingga kelak ketika mereka dewasa dapat bertanggung jawab terhadap diri mereka sendiri dan tidak tergantung kepada orang lain. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan judul “Hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di SLBC Karya Bhakti Purworejo”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah penelitian adalah Adakah hubungan antara dukungan keluarga

terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di

(20)

6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi bentuk dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental

2. Mengidentifikasi bentuk kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental

3. Mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri pada anak retardasi mental, serta menerapkan teori yang telah diperoleh dan menambah kemajuan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

a. Dapat sebagai tambahan kepustakaan untuk bahan bacaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

b. Dapat sebagai bahan informasi tambahan untuk kegiatan dalam penelitian selanjutnya.

1.4.3 Bagi Orang Tua

(21)

7

1.4.4 Bagi Lembaga Pendidikan (SLB)

Dapat menjadi bahan evluasi bagi guru SLB untuk mengembangkan program pengajaran atau pelatihan terkait keterampilan anak retardasi mental dalam melakukan perawatan diri, baik disekolah maupun saat di rumah.

1.5 Keaslian Penelitian

Berdasarkan informasi yang kami peroleh selama ini, penelitian mengenai

“Hubungan antara dukungan keluarga terhadap kemandirian perawatan diri

pada anak retardasi mental di SLB C Karya Bhakti Purworejo belum ada, penelitian yang pernah dilakukan adalah:

1. “Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kemampuan

(22)

8

maka Ho ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kemampuan perawatan diri pada anak retardasi mental di SLB Negeri Ungaran. Persamaan penelitiannya adalah pada motode penelitian yang diambil, yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian deskriptif korelasi dan juga pada teknik sampling yang digunakan juga sama-sama menggunakan teknik

purposive sampling. Pada sampel, sama-sama meneliti keapada orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah tempat penelitian dan jumlah populasi yang diambil.

2. “Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan tingkat

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Ambari, P. (2010).Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keberfungsian Sosial Pada Pasien Skizofrenia Pasca Perawatan Di Rumah Sakit.

Skripsi. Diambil tanggal 10 November 2015 dari

eprints.undip.ac.id/10856/1/Ringkasan_skripsi.pdf

Arfandi. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kemampuan Perawatan Diri Pada Anak Retardasi Mental. Skripsi. Ungaran: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Arikunto, (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi 6. Jakarta: Rineka Cipta.

Chabib, Thoha. 1996. Ciri-ciri Kemandirian Belajar.http://Subliyanto.blogspot. com/2011/05/kemandirian-belajar.html . Diakses pada tanggal 20 Februari 2016.

Barus. (2002).Indigenous, vol.6. journalPsikologiUMS.

Christin, Merlyn. (2010). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Respon Cemas Anak Usia Sekolah terhadap Pemasangan Intravena di Rumah Sakit Advent Medan. Skripsi. Tidak Dipublikasikan.

Delphi. (2006).Terapi Permainan 1. Bandung: Rizqi Press.

Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet.ke-3.

Depkes. (2000).Standar Pedoman Perawatan Jiwa.

Ehrenkrantz, D., Miller, C., Vernberg, D. K., &Fox, M. H. (2001). Measuring Prevelence of Childhood Disability: Addressing Family Needs While Augmenting Prevention.

Eko Kurniawan. (2011). Hubungan Atara Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kemampuan Sosialisasi Anak Retardasi Mental. Skripsi. From:http//www.perpusnwu.web.id/perpustakaan/opac/index.php.

Diakses Pada Tanggal 23 Februari 2016.

Fadilah, Lailatul. (2008). Kendala Penerapan Terapi ABA (Applied Behavior Analisys) Terhadap Kemandirian Anak Retardasi Mental / GDD Di Pusat Terpadu A Plus Malang. Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

(24)

Ghozali.I. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hayati, T. (2003). Kemampuan Merawat Diri sendiri anak Autis Dalam Penatalaksanaan holistik Autism. Kumpulan makalah kongtes nasional autisme Indonesia pertama. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, Jakarta: FKUI.

Kittay, E., Jennings, B., & Wawasan, A. (2005). Dependency, Difference And The Global Ethic of Logterm Care. J.Polit. Philos, 13: 443-469.

Ling, F. (2008).Self-care Behaviors of School-agea Children With Heart Disease. Pediatric Nursing Journals, 34 (2), 131-138.

Meleise. (2007). Theoretical Nursing: Development & Progress. 4thEd. Philadephia: Lippincolt Williams & Wilkins.

M, Indah, Sopa. (2009). Pelaksanaan Bimbingan Dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Yang Mengalami Down Syndrome di SLB-C Yayasan Khrisna Murti Jakarta Selatan. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Mubarak, W.H. (2006). Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto.

Notoatmodjo, S.(2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurani. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian

Pada Anak Retardasi Mental Di SLB Negeri 01 Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nursalam, (2001). Konsep Dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2007). Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktek. Jakarta: Salemba Medika.

Orem, D., E. (2001).Nursing: Concept of Practice.6thEd. St. Louis: Mosby.

Purnawan, I. 2008. Dukungan Keluarga.

http://wawan2507.wordpress.com/author/wawan2507/

Rahmawati. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kemampuan Perawatan Diri Anak Tuna Grahita Di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

(25)

Saryono, (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Citra Medika. Sen, S. (2010). Counting The Cost 2010: Families With Disabled Children

Struggle to Afford Food And Heating, http://Cafamily.org.uk/index.php Diakses pada tanggal 10 November 2015.

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.

Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan, Jakarta: TIM

Sugiyono, (2009). Statistika Untuk Penelitian Cetakan Klima. Bandung: CV ALFABETA.

Supartini. (2004).Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.

UNICEF & University of Winconsin. (2002). Monitoring Child Disability in Developing Countries: Result From The Multiple Indicator Cluster Surveys (MICS). Februari 20, 2011.

Utami. (2003). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Widyartanty. (2009). Hubungan Pemberian Motivasi Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Pada Anak Tunagrahita. From:http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/Kriesty. %20W.pdf. Diakses tanggal 25 Februari 2016.

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

Lampiran V

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth. Ibu

Di Tempat

Dengan hormat,

Saya, yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong :

Nama : ISNAIN ELIZA SETYANI NIM : A11200793

Akan mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C KARYA BHAKTI PURWOREJO TAHUN 2016”. Untuk mkasud tersebut, saya akan mengumpulkan data dari ibu/bapak/saudara/saudari dan dengan kerendahan hati, saya meminta kesediaannya menjadi responden untuk mengisi kuesioner yang akan saya bagikan.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan, kerahasiaan semua informasi akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika ibu/bapak/saudara/saudari tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada paksaan bagi ibu/bapak/saudara/saudari, namun jika bersedia dimohon untuk menandatangani pernyataan kesediaan menjadi responden.

Atas perhatian dan kesediaan ibu/bapak/saudara/saudari, saya ucapkan terimakasih.

Penulis,

(32)

Lampiran VI

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar permohonan menjadi responden, saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh :

Nama : ISNAIN ELIZA SETYANI NIM : A11200793

Judul : HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA

TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C KARYA BHAKTI PURWOREJO

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Purworejo, 2014 Responden

(33)

Lampiran VII

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI PADA ANAK RETARDASI

MENTAL DI SLB C KARYA BHAKTI PURWOREJO

(Diadopsi dari: Juzri Sidik,2014)

Identitas responden

1. Nama Sekolah : SLB C Karya Bhakti Purworejo 2. Jenis Kelamin Responden : Laki-laki / Perempuan

3. Usia :

4. Pendidikan :

Petunjuk Umum Pengisian Kuesioner :

1. Bacalah pernyataan yang diberikan dengan baik sehingga dimengerti. 2. Pilihlah :

SL, jika Anda SELALU melakukan pernyataan tersebut

SR, JIKA Anda SERING melakukan pernyataan tersebut

KD, jika Anda KADANG-KADANG melakukan pernyataan tersebut

TP, jika Anda TIDAK PERNAH melakukan pernyataan tersebut

JR, jika Anda JARANG melakukan pernyataan tersebut 3. Mengisi seluruh nomor pernyataan tanpa bantuan orang lain. 4. Setiap pernyataan hanya berlaku untuk satu jawaban.

5. Berilah tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia.

(34)

Kuesioner Dukungan Keluarga

Keluarga mencari informasi terkait kesehatan anak melalui media massa ataupun

elektronik.

Keluarga menginformasikan kepada anak terkait kondisi anak.

Keluarga mendidik anak sesuai kondisi anak. Keluarga tidak mengetahui fungsi dari tempat pendidikan anak.

Keluarga melatih anak beberapa

keterampilan (seperti belajar makan sendiri, menggunakan pakaian sendiri, mandi sendiri dll).

Keluarga tidak menggunakan kalimat yang mudah dipahami anak ketika berkomunikasi. Keluarga memotivasi anak untuk

berkomunikasi kepada teman-temannya. Keluarga mendampingi anak saat belajar di rumah.

Keluarga merawat anak dengan penuh kasih sayang.

Keluarga memotivasi anak ketika anak tidak ingin makan

Keluarga menanyakan perasaan anak selama di sekolah.

(35)

13.

Dalam mengambil keputusan pengobatan, keluarga tidak melibatkan anak.

Keluarga memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan yang disenangi.

Keluarga tidak mengetahui makanan yang disukai oleh anak

Keluarga tidak melibatkan anak dalam kegiatan sehari-hari.

Keluarga menyemangati dan menghibur anak ketika anak merasa tidak diterima di

lingkungan sekitar.

Keluarga menyediakan transportasi dan biaya berobat ketika anak sakit.

Keluarga menyiapkan makanan bergizi untuk kebutuhan sehari-hari anak.

Keluarga meluangkan waktu untuk menjaga dan merawat anak di rumah.

Keluarga menciptakan lingkungan yang aman untuk anak dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Keluarga acuh terhadap kebutuhan sekolah anak.

23.

24.

Dukungan Sosial

Keluarga meluangkan waktu untuk berkumpul bersama.

(36)

25.

26.

teman-temannya.

Keluarga mengajak anak dalam kegiatan keagamaan.

Keluarga tidak mengajarkan anak rasa empati terhadap orang lain.

(37)

KEMANDIRIAN PERAWATAN DIRI ANAK RETARDASI MENTAL

Keterangan :

SL : SELALU dibantu/mampu/diawasi

KD : KADANG-KADANG dibantu/mampu/diawasi

TP : TIDAK PERNAH dibantu/mampu/diawasi

Berikan tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban yang sesuai dengan kemampuan anak retardasi mental sehari-hari.

NO KEGIATAN TP

1. Kebersihan badan

1.1. Mencuci muka sendiri 1.2. Mencuci tangan sendiri 1.3. Mencuci kaki sendiri 1.4. Menyikat gigi sendiri

1.5. Menyuci rambut dengan shampo 1.6. Menyisir rambut sendiri

1.7. Mandi sendiri 2. Eliminasi

2.1. Buang air kecil sendiri 2.2. Buang air besar sendiri 3. Makan dan minum

3.1. Memegag piring sendiri 3.2. Memegang sendok sendiri 3.3. Menyendok makanan dari piring sendiri

(38)

3.5. Memegang gelas sendiri

3.6. Menuang air ke dalam gelas sendiri 3.7. Menggerakan gelas ke dalam mulut sendiri

4.1. Memakai kaos sendiri 4.2. Memakai kemeja sendiri

4.3. Memakai rok/celana pendek sendiri 4.4. Memakai rok/celana panjang sendiri 4.5. Memakai pakaian dalam sendiri

4.6. Memakai kaos kaki sendiri 4.7. Memakai sepatu sendiri 4.8. Mengikat tali sepatu sendiri 4.9. Melepaskan kaos sendiri

4.10.Melepaskan kemeja sendiri 4.11. Melepaskan rok/celana sendiri 5. Mobilisasi/ Pergerakan

5.1.Berjalan dalam bidang datar 5.2.Berjalan dalam bidang miring 5.3.Berjalan di dalam rumah 5.4.Berjalan mengelilingi sekolah 5.5.Berlari

5.6.Menggeser kursi/ meja 5.7.Memindahkan kursi/ meja 5.8.Turun dari tempat tidur

(39)

KEGIATAN TP

6. Sosialisasi dan Perkembangan TP Diawasi

KD Diawasi

SL Diawasi

6.1. Bermain dengan teman di rumah 6.2. Bermain dengan saudara/ kerabat dalam keluarga

6.3. Bermain dengan teman di sekolah

KEGIATAN TP

6.4. Dapat menuliskan huruf/ abjad

6.5. Dapat menuliskan 1 kata atau lebih 6.6. Dapat menuliskan angka

6.7. dapat menyebutkan huruf/ abjad dengan benar

6.8. Dapat membaca 1 kata 6.9. Dapat membaca 1 kalimat 6.10. Dapat mengikuti perintah 7. Komunikasi

7.1. Menampakan kesukaan terhadap sesuatu/ seseorang

(40)

KEGIATAN TP Mampu

KD Mampu

SL Mampu

8.4. Membersihkan jendela 8.5. Mencuci pakaian

8.6. Membersihkan ruang/ kamar tidur 8.7. Membantu menyediakan makanan bagi anggota keluarga yang lain 9. Perlindungan diri

9.1. Anak merokok

9.2. Anak memakai helm bila naik sepeda

9.3. Menghindari api

(41)

Lampiran VIII

Std. Deviation ,747

Variance ,557

Skewness -,286

Std. Error of Skewness ,427 Kurtosis -1,095 Std. Error of Kurtosis ,833

Minimum 1

Maximum 3

a. Calculated from grouped data.

Frequency Table

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

(42)

Tingkat Pendidikan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE SKEWNESS SESKEW KURTOSIS SEKURT

(43)

Frequency Table

Dukungan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 9 30,0 30,0 30,0

cukup 15 50,0 50,0 80,0 kurang 6 20,0 20,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

Kemandirian Perawatan Diri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 9 30,0 30,0 30,0

(44)

EXAMINE VARIABLES=Dukungan BY Kemandirian /PLOT BOXPLOT STEMLEAF NPPLOT

/COMPARE GROUPS

/STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95

/MISSING LISTWISE /NOTOTAL.

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation ,527

Minimum 1

Maximum 2

Range 1

Interquartile Range 1

(45)

95% Confidence Interval for

Std. Deviation ,748

Minimum 1

Maximum 3

Range 2

Interquartile Range 2

Skewness ,099 ,550 Kurtosis -1,047 1,063 kurang Mean 2,50 ,289

95% Confidence Interval for Mean

Std. Deviation ,577

Minimum 2

Maximum 3

Range 1

Interquartile Range 1

(46)

CROSSTABS

/TABLES=Dukungan BY Kemandirian /FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL.

Crosstabs

Case Processing Summary Cases

Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent Dukungan

Keluarga * Kemandirian Perawatan Diri

(47)

Dukungan Keluarga * Kemandirian Perawatan Diri Crosstabulation % within Kemandirian Perawatan Diri 55,6% 47,1% 50,0% 50,0% % of Total 16,7% 26,7% 6,7% 50,0% % within Kemandirian Perawatan Diri 100,0% 100,0

% 100,0

%

100,0%

(48)

NONPAR CORR

/VARIABLES=Dukungan Kemandirian /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations

Correlations

Dukungan Keluarga

Kemandirian Perawatan

Diri Spearman's rho Dukungan Keluarga Correlation Coefficient 1,000 ,400*

Sig. (2-tailed) . ,029

N 30 30

Kemandirian Perawatan Diri

Correlation Coefficient ,400* 1,000 Sig. (2-tailed) ,029 .

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

(49)
(50)
(51)
(52)

Gambar

Tabel 3.5.1
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................

Referensi

Dokumen terkait

ditawarkan dalam iklan lowongan pekerjaan. Komitmen organisasi adalah kepercayaan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesediaan untuk melakukan upaya ekstra

Di Kota Tanjung komoditas yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi selama bulan November 2014 antara lain: bensin, cabai rawit, ikan gabus, pasir,

Prosentase tumbuh plantlet dihitung dari total plantlet yang hidup sehat dibagi planlet yang ditanam sesuai perlakuan kerapatan dikali 100%, pada tabel 2

Six sigma merupakan suatu metode pengendalian kualitas yang terdiri dari DMAIC ( define, measure, analyze, improve, control ) yang diharapkan melalui tahap tersebut

Pentanahan peralatan adalah tindakan pengamanan dengan cara menghubungkan badan peralatan atau instalasi yang diproteksi dengan hantaran netral yang

Apabila perusahaan memiliki anak cabang perusahaan maka transaksi yang dimiliki klien rumit karena terdapat laporan konsolidasi yang perlu diaudit oleh auditor

2. Upaya BP4 dalam mengatasi problematika perceraian di wilayah Astanajapura dan Pangenan lebih memilih bersifat preventif yaitu sebagai pencegah dari pada

Data rata-rata waktu pertama jatuh mencit, jumlah kumulatif jatuh mencit selama (3x60) menit, dan persen proteksi pada penentuan dosis kafein.