Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pada awalnya, guru sejarah di SMPLBN-A Pajajaran Bandung tidak
membuat perecanaan pembelajaran. Ia akan membuat perencanaan ketika
ada pengawas dari Dinas Pendidikan atau perencanaan dibuat ketika
akhir semester dan akhir tahun. Hal ini mungkin karena, ia kurang
memahami pentingnya atau karena lingkungan dan pihak sekolah yang
kurang memahami pentingnya perencanaan pembelajaran. Setelah
mendapat penjelasan dari peneliti, sedikit banyak memahaminya dan
membuat RPP walaupun mungkin hanya sebatas untuk kepentingan
penelitian.
2. Setelah bertukar pikiran dan setelah dilakukan pendekatan-pendekatan
persuasif, guru mengawali pembelajaran sejarah tepat waktu dan selalu
melakukan apersepsi sebelum melanjutkan kepada materi berikutnya
sehingga tampak lebih komunikatif dengan siswa. Pada beberapa sesi
pembelajaran, terkadang ia memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan menanggapi pertanyaan. Dalam proses pembelajaran melalui
metode sinektik, siswa dibuat menjadi tiga kelompok kecil. Tampak
kreatifitas siswa dan suasana kelas mulai hidup. Terkadang siswa berani
mendiskusikan beberapa masalah dengan guru. Mereka pun berani tampil
untuk mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian dalam setiap
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
99 kelompok selesai yang mana peran guru di sini sebagai moderator. Setelah
itu, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan,
memberikan tugas pada siswa, melakukan tes di setiap pertemuanya dan
yang sangat menggembirakan suasana kelas jauh lebih hidup dibandingkan
dengan sebelum diterapkannya metode sinektik.
3. Dari indikasi suasana kelas tersebut, berkorelasi dengan nilai test di akhir
pertemuannya terus meningkat, baik kemampuan kognitif maupun afektif
serta semakin eratnya interaksi sosial sesama siswa.
4. Sebenarnya kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran sejarah di
SMPLBN-A Pajajaran Bandung masih bersifat klasik. Di bawah ini
disebutkan beberapanya:
a. Kurangna sumber belajar siswa
b. Minimnya media yang tersedia
c. Guru yang memegang mata pelajaranya bukan dari jurusan yang
bersangkutan
d. Kondisi kelas yang kurang mendukung
e. Kurangnya motivasi dari guru
f. Banyak siswa yang bersifat ekstropet sehingga sulit untuk diberikan
jalan ke luarnya
Dengan metode sinektik yang dikembangkan beberapa kali dalam
proses pembelajaran sejarah, beberapa kendala di atas dapat di atasi. Karena
kegiatan pembelajaran lebih berorientasi kepada pengembangan kreatifitas
Fitriyadi Muhlis, 2012
Implementasi Metode Sinektik Dalam Pembelajaran Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
100
B. Saran
Setiap metode memiliki kekurangan di samping keunggulan. Begitu
juga dengan metode sinektik yang diterapkan pada siswa kelas VII SMPLB
Pajajaran Bandung. Metode ini memerlukan waktu cukup lama dalam
merubah tatanan yang telah ada sebelumnya. Metode ini mungkin bisa dipakai
alternatif dari sekian banyak metode lainnya dalam pembelajaran sejarah.
Tentu masih banyak kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu, diperlukan tindak lanjut dari berbagai pihak agar penelitian
ini mencapai hasil yang lebih baik. Dalam hal ini diperlukan keterlibatan
pihak sekolah, guru, pemerintah dan masyarakat demi meningkatkan:
1. Propesionalisme guru
2. Penyedian sumber belajar yang memadai
3. Suasana sekolah yang kondusif
4. Inovasi dan penelitian pembelajaran di sekolah
5. Lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan pembelajaran
siswa
B. Penutup
Demikian penulisan skripsi ini, semoga bermanfaat bagi pembaca dan
berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan, terutama menjadi inspirasi
bagi peneliti selanjutnya.
Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini menjadi salah satu