• Tidak ada hasil yang ditemukan

S KIM 1106016 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S KIM 1106016 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif. Penelitian kualitatif biasanya berlangsung pada situasi yang alami. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif yang memanipulasi dan mengontrol situasi atau memberi perlakuan (Wiersma, 2009, hlm. 232).

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2005). Penelitian menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. (Burhan Bungin, 2007).

Dalam penelitian deskriptif, peneliti menganalisis data yang didapatkan dalam bentuk aslinya, artinya peneliti tidak melakukan manipulasi terhadap

data yang didapatkan. (Moleong, 2006, hlm. 6).

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

(2)

C. Prosedur Penelitian

Kemampuan tinggi

Kemampuan Sedang

Kemampuan Rendah Perumusan Indikator soal

Analisis Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Pengembangan Instrumen Model Mental-

Interview about Event (IAE)

Revisi

Uji Coba Tes Revisi

Pengambilan Data

Interpretasi Jawaban Siswa

Profil Model Mental Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali

Kelarutan Analisis KI dan KD Kelas

XI Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Validasi Instrumen

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6

Transkripsi Wawancara Ya

Ya

Tidak

Analisis Profil Model Mental

Troublesome Knowledge

Threshold Concept

(3)

Berikut ini penjelasan alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini: a. Tahap Persiapan

Penelitian diawali dengan melakukan studi kepustakaan tentang model mental. Dari berbagai jurnal-jurnal penelitian dan skripsi penelitian model mental ditentukanlah topik kimia yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis standar isi sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman dan keluasan materi. Analisis konsep-konsep juga dilakukan berdasarkan beberapa

textbook kimia dan penelitian-penelitian kesulitan belajar atau miskonsepsi siswa agar konsep-konsep yang digunakan sesuai dan tepat bagi siswa. Selanjutnya dilakukan perumusan indikator soal materi kelarutan dan hasil kali kelarutan untuk selanjutnya dikembangkan dalam bentuk instrumen tes diagnostik model mental

Interview about Event (TDM-IAE). Instrumen yang dipilih dianalisis berdasarkan penelitian penelitian model mental yang pernah dilakukan. Kegiatan selanjutnya yaitu validasi instrumen penelitian. Validasi oleh ahli dilakukan dengan memperhatikan tiga aspek, yaitu kesesuaian pertanyaan dengan indikator, kesesuaian pertanyaan dengan indikator dan kesesuaian jawaban dengan pertanyaan. Sedangkan aspek

keterpahaman pertanyaan diujicobakan kepada siswa secara sampling. Setelah diperoleh saran, instrumen kemudian direvisi dan diujicobakan kembali.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap pengambilan data. Pengambilan data dilakukan memalui wawancara menggunakan

(4)

probing umum, dan apabila masih belum maksimal diberi pertanyaan khusus. Siswa bebas mngekspresikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Wawancara dilakukan secara perorangan. Selain dalam bentuk tulisan pada kertas yang disediakan percakapan direkam menggunakan alat perekam.

c. Tahap Akhir

Jawaban siswa pada proses wawancara ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Pada proses transkripsi, semua jawaban dalam bentuk lisan dan tulisan disatukan dalam bentuk tulisan. Kemudian hasil transkripsi diinterpretasikan dengan cara disederhanakan tanpa mengubah makna jawaban. Selanjutnya dibuat profil model mental siswa berdasarkan kata hasil interpretasi jawaban siswa. Profil model mental siswa kemudian dianalisis sehingga mendapatkan troublesome knowledge, threshold concept danmiskonsepsi.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran beberapa definisi pada penelitian ini, maka disajikan beberapa definisi operasional sebagai berikut :

1. Profil model mental adalah gambaran atau representasi instrinsik dari suatu objek, ide, atau proses yang digenerasikan dalam pikiran siswa

untuk menjelaskan, memprediksi atau memberi alasan terhadap suatu fenomena.

2. TDM-IAE ( Tes Dagnostik Model Mental-Interview about Event) adalah suatu tes diagnostik model mental melalui wawancara yang digunakan untuk menyelidiki pemahaman siswa terhadap suatu fenomena yang disajikan.

E. Instrumen Penelitian

(5)

menjawab pertanyaan utama kurang optimal, siswa diberikan lima pertanyaan umum. Setiap pertanyaan umum memiliki beberapa pertanyaan probing. Pertanyaan probing digunakan untuk menggali jawaban siswa jika siswa menjawab pertanyaan umum kurang optimal. Pertanyaan probing terdiri dari pertanyaan probing umum dan pertanyaan probing khusus. Pertanyaan

probing khusus diberikan kepada siswa jika tidak dapat menjawab pertanyaan

probing umum dengan optimal. Selain pertanyaan umum dan pertanyaan

probing, jawaban yang mungkin dari setiap butir pertanyaan juga tersedia dalam pedoman wawancara. Pedoman wawancara dapat dilihat secara rinci pada lampiran A.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu analsisis KI dan KD materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kurikulum 2013, analisis konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan, perumusan indikator butir soal, dan pengembangan pedoman wawancara model Interview about Event (IAE). Pada tahap pertama yaitu KI dan KD materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kurikulum 2013 dilakukan sebagai dasar untuk merancang indikator butir soal. Pada tahapan ini, kompetensi dasar (KD) dari kurikulum 2013 dianalisis untuk mengetahui

kedalaman dan keluasan materi agar pada saat merumuskan indikator butir soal lebih terarah. Hasil dari analisis dapat dilihat dari lampiran B.

(6)

Instrumen pedoman wawancara model IAE ini divalidasi oleh validator ahli yaitu empat dosen kimia dan satu guru kimia SMA. Validasi yang dilakukan terdiri dari tiga aspek yaitu validasi ketersesuaian indikator butir soal dengan kompetensi dasar (KD) pada kurikulum 2013, validasi ketersesuaian soal dengan indikator butir soal, dan validasi ketersesuaian jawaban dengan soal. Jika instrumen belum valid, maka dilakukan revisi sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan validator dalam lembar validasi yang diberikan. Namun, jika instrumen sudah valid, maka instrumen tersebut dapat diuji cobakan kepada beberapa siswa sebagai pengujian keterpaham siswa terhadap soal dalam pedoman wawancara. Jika terdapat perbaikan, maka dilakukan revisi kembali. Hasil validasi dan uji coba dijelaskan lebih rinci di bawah ini :

1. Hasil Validasi

Rekapitulasi hasil validasi dapat dilihat ssecara lengkap pada lampiran D. Berikut ini deskripsi hasil validasi :

a. Validasi Ketersesuaian Indikator Soal dengan Kompetensi Dasar (KD) pada Kurikulum 2013

Indikator butir soal ditentukkan dari penurunan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 yang terkait dengan materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan. Terdapat lima indikator yang telah dikembangkan berdasarkan KD. Dari hasil validasi, terdapat banyak perbaikan. Indikator butir soal 3.14.1 diubah tidak hanya menghitung kelarutan garam sukar larut dalam air, tetapi menjelaskan prinsip kelarutan garam sukar larut karena prinsip kelarutan garam sukar larut didalamnya termasuk konsep kelarutan sehingga terdapat cakupan dalam menghitung kelarutan garam sukar larut. Kemudian indikator butir soal 3.14.3 diubah dengan penambahan kata

“kuantitatif” menjadi “menjelaskan secara kualitatif dan kuantitatif pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam sukar larut”. Indikator 3.14.5 diubah dengan penambahan kata “ kuantitatif”

(7)

3.14.2 diubah menjadi “memprediksi terbentuknya endapan akibat

dari penambahan suatu ion.” Dan indikator 3.14.4 diubah menjadi “memprediksi terbentuknya endapan akibat dari kenaikkan pH.”

Selain penambahan kata pada indikator butri soal, perbaikan hasil validasi juga dilakukan terhadap susunan indikator butir soal. Indikator butir soal 3.14.2 diubah menjadi urutan keempat sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.4. Indikator butir soal 3.14.3 diubah menjadi urutan kedua sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.2. Indikator butir soal 3.14.4 diubah menjadi urutan kedua sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.2, dan indikator 3.14.5 diubah menjadi urutan ketiga sehingga menjadi indikator butir soal 3.14.3. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan tuntutan KD 3.14 kurikulum 2013 yaitu memprediksi memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp).

b. Validasi Ketersesuaian Soal dengan Indikator Soal

Butir soal yang terdiri dari pertanyaan umum, pertanyaan

probing umum, dan pertanyaan probing khusus divalidasi. Hasil validasi terdapat beberapa perbaikan dari beberapa validator.

Berdasarkan hasil validasi indikator butir soal maka harus ada penyesuaian dengan soal. Penyesuaian yang pertama terhadap pertanyaan utama. Karena dua indikator butir soal terakhir merupakan target dari KD maka pertanyaan utama berubah menjadi:

1) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan apabila ke dalam tabung reaksi I ditambahkan 10 mL K3PO4 1 M ?

2) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan apabila tabung reaksi II dinaikkan pH-nya ?

Selain pertanyaan utama, pertanyaan umum dan probing pun harus menyesuaikan. Sehingga untuk butir soal pada indikator 3.14.1 harus diperbaiki. Pertanyaan umum 1 berubah menjadi “jelaskan

(8)

secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan kelarutan garam sukar larut didalam air.

Pada beberapa indikator butir soal yang terjadi perubahan untuk menambahkan penjelasan secara kuantitatif maka pertanyaan umum dan probing dari indikator butir soal tersebut disuaikan yaitu dengan menambahkan soal mengenai perhitungan. Selain itu indikator butir soal 3.14.4 dan 13.4.5 dibuatkan pertanyaan umum dan probing . Pertanyaan umum dari kedua indikator butir soal ini merupakan pengulangan dari pertanyaan utama. Sedangkan pertanyaan probing merupakan langkah untuk menjawab pertanyaan utama/umum tersebut. Selain itu kalimat butir soal harus disesuaikan dengan tanda baca. Agar sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan).

c. Validasi Ketersesuaian Jawaban dengan Soal

Berdasarkan hasil validasi, terdapat beberapa saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Perbaikan yang disarankan oleh beberapa validator terdapat pada susunan langkah menjawab soal perhitungan. Kemudian jawaban yang menuntut pengertian diminta oleh validator untuk dikaji kembali dari berbagai sumber, agar sesuai

dengan konsep keilmuwan yang benar. Sebagai contoh pengertian tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion pada kesetimbangan kelarutan dipangkatkan masing-masing koefisiennya.

2. Hasil Uji Coba

Instrumen hasil validasi yang telah direvisi kemudian diuji coba kepada siswa. Uji coba dilakukan agar mengetahui aspek keterpahaman siswa terhadap soal. Berdasasarkan hasil uji coba, ada beberapa perbaikan terkait soal-soal dalam pedoman wawancara. Pada pertanyaan

utama ditambahkan kata “CaCO3” menjadi :

(9)

2) Prediksikan apa yang terjadi pada endapan CaCO3 dalam tabung reaksi II apabila tabung reaksi II pada video dinaikkan pH-nya!

Perbaikan dilakukan agar jawaban dari prediksi siswa tidak terlalu jauh. Hal ini terjadi karena ada beberapa jawaban pada hasil uji coba ketika siswa diberi pertanyaan utama mereka menprediksi endapan bertambah karena ada zat lain yang masuk ke dalam tabung reaksi sehingga endapan dalam tabung bertambah. Oleh sebab itu agar fokus terhadap garam sukar larut yang ada dalam video yaitu CaCO3 maka pertanyaan utama diubah. Kemudian berdasarkan hasil uji coba perlu penambahan pertanyaan probing khusus pada pertanyaan probing umum menjelaskan secara perhitungan. Karena dari ketiga siswa dari tiga tingkatan yang berbeda yang diuji coba merasa kesulitan ketika menjawab perhitungan. Oleh karena itu dibuat beberapa pertanyaan

probing khusus pada beberapa pertanyaan probing umum perhitungan.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap enam orang siswa yang terdiri dari dua orang siswa kemampuan tinggi, dua orang siswa kemampuan sedang dan dua orang siswa kemampuan rendah. Pengelompokkan siswa dilakukan berdasarkan prestasi yang diraih siswa

(10)

Waktu pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan waktu luang siswa agar dalam proses wawancara siswa merasa nyaman. Proses wawancara berlangsung sekitar 90-120 menit. Perbedaan waktu ini dikarenakan proses wawancara setiap siswa berbeda-beda. Ketika siswa menjawab pertanyaan dengan mudah maka waktu wawancara akan lebih cepat. Setiap siswa disediakan alat tulis yaitu pulpen, dan kertas serta alat hitung agar mempermudah siswa menjawab pertanyaan perhitungan. Data wawancara didapat dalam bentuk tulisan, dan rekaman suara ketika mereka menjawab pertanyaan. Data tersebut kemudian dianalisis.

H. Analisis Data

Sumber data yang diperoleh yaitu wawancara model mental diolah melalui analisis deskriptif. Jawaban siswa yang didapat dalam bentuk lisan dan tulisan ditranskripsikan dalam bentuk tulisan. Kemudian hasil transkripsi jawaban diinterpretasikan sesuai konsep yang dianggap penting dalam materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Interpretasi ini dilakukan dengan cara penghalusan dan penyederhanaan jawaban siswa menjadi kalimat yang singkat ini tanpa mengubah makna dari jawaban siswa berdasarkan pada konsep atau subkonsep dalam materi kelarutan dan hasil kelarutan. Adapun konsep atau subkonsep pada pola jawaban siswa dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

Prinsip kelarutan garam sukar larut

Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena garam sukar larut

(11)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan) Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

ketika dilarutkan di dalam air akan terbentuk endapan Menghitung kelarutan CaCO3 dalam air Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level simbolik dari fenomena garam sukar larut ketika dilarutkan di dalam air.

CaCO3(s) ⇌ Ca2+(aq) + CO32-(aq)

s M s M

Ksp = [Ca2+] [CO32-] 3,8 × 10-9 = s s

3,8 × 10-9 = s2

s = √3,8 × −

s = 6,2 × 10-5

s = 6,16 × 10-5 M

Dilihat dari nilai kelarutannya, hanya 6,16 × 10-5 mol CaCO

3 yang dapat larut dalam satu liter air. nilai tersebut sangat kecil sehingga dapat dikatakan CaCO3 merupakan garam sukar larut.

Menjelaskan pengaruh ion senama secara kualitatif terhadap kelarutan garam sukar larut Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena penambahan larutan CaCl2 menyebabkan endapan CaCO3 pada tabung reaksi I bertambah.

Endapan CaCO3 yang terbentuk

(12)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

Menjelaskan secara kuantitatif pengaruh ion senama terhadap kelarutan

garam sukar larut

Penambahan endapan CaCO3 dalam tabung reaksi I juga dikarenakan kelarutan CaCO3 dalam 10 mL larutan CaCl2 1 M lebih kecil dibandingkan dengan kelarutan CaCO3 dalam air. Seperti pada perhitungan berikut ini :

- Menghitung molalitas 10 mL larutan CaCl2 1M

mol CaCl2 = M × V = 1 M × 10 mL

= 10 mmol

- Menghitung konsentrasi Ca2+ dalam tabung reaksi I

CaCl2(aq) → Ca2+(aq) + 2Cl-(aq)

10 mmol 10 mmol 20 mmol Volume campuran = 10 mL+10 mL = 20mL

[Ca2+] = � [Ca2+] = 0,5 M

- Menghitung kelarutan CaCO3

CaCO3(s) ⇌ Ca2+(aq) + CO32-(aq)

s M s M s M

CaCl2(s) ⇌ Ca2+(aq) + 2 Cl-(aq)

0,5 M 0,5 M 1 M

[Ca2+] = 1 M + s M (karena s << 1M;

maka [Ca2+] 1M)

[CO32-] = s M

Ksp = [Ca2+] [CO32-] 3,8 × 10-9 = s (0,5)

s = , × −9

(13)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

s = 7,6 × 10-10 M - Membandingkan nilai kelarutan CaCO3

sebelum dan setelah penambahan CaCl2

�� � � � � ℎ � � >

�� � � � ℎ � ℎ � �

Oleh karena itu endapan CaCO3 dalam tabung reaksi I bertambah

Menjelaskan secara kualitatif pengaruh penurunan pH terhadap kelarutan garam sukar larut Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level submikroskopik dari fenomena penambahan HNO3 menyebabkan endapan CaCO3 pada tabung reaksi II berkurang

Endapan CaCO3 bertambah ketika

ditambahkan HNO3 karena terjadi perubahan

spesi. Dalam tabung reaksi II setelah penambahan 10 mL larutan HNO3 1 M

terdapat spesi Ca2+, CaCO3, CO32-, NO3-, H+, dan H2O. Ketika H+ dan NO3- masuk ke dalam tabung reaksi maka CO32- akan bereaksi dengan H+ seperti pada persamaan reaksi berikut ini:

CO32- + 2H+→ H2CO3

Adanya reaksi antara CO32- dengan H+ menyebabkan konsentrasi CO32- dalam reaksi kesetimbangan kelarutan CaCO3 menjadi berkurang sehingga akan

menyebabkan pergeseran kesetimbangan ke arah ke arah pembentukkan ion-ionnya. Oleh karena itu endapan CaCO3 dalam tabung reaksi II berkurang.

Menjelaskan secara kuantitatif pengaruh Pertanyaan ini untuk melihat penjelasan siswa pada level

Penambahan CaCO3 dalam tabung reaksi II juga dikarenakan kelarutan CaCO3 dalam 10 mL larutan HNO3 1 M lebih kecil

(14)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

penurunan pH terhadap kelarutan garam sukar larut

simbolik dari penjelasan level submikroskopik dari pengaruh ion senama.

dalam air. Seperti pada perhitungan berikut ini :

Menghitung molalitas dari 10 mL larutan HNO3 1 M

mol HNO3 = M × V

= 1 M × 10 mL = 10 mmol

- Menghitung konsentrasi H+ dalam tabung reaksi II

HNO3 (aq) → H+(aq) + NO3-(aq)

10 mmol 10 mmol 20 mmol Volume campuran = 10 mL+10 mL = 20mL

[H+] = � [H+] = 0,5 M

- Menghitung konsentrasi CO32- dalam

tabung reaksi II

HNO3(s) → H+(aq) + NO3-(aq) 0,5 M 0,5 M 0,5 M

2 H+(aq) + CO32-(aq) → H2CO3(aq) 0,5 M 0,25 M 0,25 M

- Menghitung kelarutan CaCO3

Ksp = [Ca2+] [CO32-] 2,8 × 10-9 = s (s-0,25 M)

2,8 × 10-9 = s2– 2,5 × 10-1s

0 = s2– 2,5 × 10-1s - 2,8 × 10-9 untuk mencari s digunakan rumus :

s1,2 = − ±√ −

(15)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

s1 =

− − , × − +√ − , × − − , × −9

s1 = − − , ×

+√ , ×

s1 = , ×

+ , ×

s1 = ×

s1 = 2,5 × 10-1 M

- Membandingkan kelarutan CaCO3 sebelum dan setelah penambahan larutan HNO31M

�� � � � � ℎ � <

�� � � ℎ � ℎ �

Oleh karena itu endapan CaCO3 setelah ditambahkan larutan HNO3 1 M

Memprediksi endapan CaCO3 yang terbentuk akibat penambahan K3PO4 dalam tabung reaksi I

Endapan CaCO3 akan berkurang. Hal tersebut terjadi karena setelah penambahan K3PO4 terdapat spesi H2O, CaCO3, Ca2+, CO32-, Cl-. K+, dan PO43-. Ketika K+ dan PO43- masuk ke dalam tabung reaksi maka akan terbentuk banyak interaksi seperti berikut ini :

1) 2K+ + CO32-→ K2CO3 2) Ca2+ + PO43-→ Ca3(PO4)2

(16)

Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)

Konsep/

Subkonsep Fungsi Jawaban yang diharapkan

K3PO4. maka konsentrasi spesi Ca2+ dalam kesetimbangan kelarutan CaCO3 akan berkurang. Akibatnya reaksi kesetimbangan kelarutan akan bergeser ke arah kanan sehingga endapan CaCO3 berkurang.

Memprediksi endapan CaCO3 yang terbentuk akibat

penurunan pH pada tabung reaksi II

Endapan CaCO3 akan berkurang. Hal tersebut terjadi karena ketika dilakukan kenaikkan pH. Maka dalam tabung reaksi II terdapat spesi-spesi Ca2+, CaCO

3, CO32-, NO3-, H+, H

2O, dan OH-. Ketika OH- masuk ke dalam tabung reaksi II maka akan

terbentuk interaksi yaitu OH- dan Ca2+ seperti pada persamaan berikut :

OH- + Ca2+→ Ca(OH)2

Ca(OH)2 adalah garam sukar larut lain. Maka konsentrasi spesi Ca2+ dalam kesetimbangan kelarutan CaCO3 akan berkurang karena ada yang beraksi dengan

OH-membentuk Ca(OH)2. Akibatnya akan terjadi pergeseran kesetimbangan ke arah kanan, maka endapan CaCO3 yang terbentuk dalam tabung reaksi II akan berkurang.

Setelah dilakukan interpretasi jawaban siswa, kemudian dibuat profil

(17)

Apabila siswa menjawab pertanyaan utama dengan benar tanpa diberi pertanyaan umum dan pertanyaan probing maka akan diberi warna biru pada bentuk persegi dengan siku tumpul, apabila jawaban siswa benar dengan bantuan pertanyaan umum dan pertanyaan probing maka akan diberi warna hijau pada bentuk persegi dengan siku tumpul.

Apabila siswa menjawab pertanyaan umum dengan benar tanpa pertanyaan probing umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga dengan garis putih pada bentuk persegi dengan sudut 90°. Apabila siswa

menjawab pertanyaan umum dengan benar dengan pertanyaan probing

umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga dengan garis coklat pada bentuk persegi dengan sudut 90°. Apabila siswa menjawab sebagian benar pertanyaan probing umum/khusus maka akan diberi warna dasar jingga

dengan garis putus-putus coklat pada bentuk persegi dengan sudut 90°. Apabila siswa menjawab pertanyaan probing umum dengan benar tanpa pertanyaan probing khusus maka akan diberi warna dasar hijau pada bentuk lingkaran. Apabila siswa menjawab pertanyaan probing umum dengan benar menggunakan pertanyaan probing khusus maka akan diberi warna dasar ungu pada bentuk lingkaran. Apabila siswa menjawab pertanyaan probing

(18)

Prediksikan apa yang terjadi pada endapan CaCO3

apabila :

1. Tabung I pada video ditambahkan 10 mL larutan K3PO4 1M.

2. Tabung II pada video dinaikkan pH

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

DENGAN TDM-IAE

Menjelaskan prinsip kelarutan garam sukar larut

Identifikasi spesi Identifikasi interaksi antar spesi Menghitung kelarutan garam sukar larut Membandingkan kekuatan interaksi antar spesi Menjelaskan Pengertian Tetapan Kesetimbangan Menuliskan persamaan tetapan kesetimbangan

kelarutan (Ksp)

Menentukan kelarutan

berdasarkan nilai Ksp

Menjelaskan pengaruh pH terhadap kelarutan garam sukar

larut Menjelaskan pergeseran kesetimbangan akibat penurunan pH Menghitung kelarutan akibat penurunan pH Menentukkan perubahan konsentrasi

spesi setelah pH diturunkan

Menjelaskan pengaruh ion senama terhadap kelarutan garam

sukar larut

Menjelaskan pergeseran kesetimbangan akibat penambahan ion senama

Menghitung kelarutan akibat penambahan ion

senama Menentukan perubahan

konsentrasi spesi setelah penambahan ion senama

Memprediksi pengaruh penambahan larutan K3PO4 1M

pada tabung I dalam video

Menentukkan perubahan konsentrasi spesi akibat Menganalisis pergeseran

kesetimbangan akibat

penambahan larutan K3PO4

1M

Identifikasi interaksi antar spesi

Memprediksi pengaruh kenaikan pH pada tabung II

dalam video

Menentukkan perubahan konsentrasi spesi akibat

Gambar

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)
Tabel 3.1. Tabel Analisis Interpretasi Jawaban (lanjutan)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Namun, ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler tersebut, yang memanfaatkan tekanan-temperatur tinggi untuk membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam

Terima kasih Pa Uhar dengan Blog yang Bapak buat sangat membantu saya dalam menambah wawasan tentang inovasi pendidikan

Kita semua perlu bahu-membahu (harus juga solid. Tidak boleh kalah solid dengan setan), dan perlu instrumen hukum untuk menjeratnya agar para sponsor (setan yang merasuki mereka,

Sistem pakar dapat membantu petani ikan untuk membuat formulasi pakan ikan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu, berdasarkan jenis ikan, umur ikan dan bahan pakan

efektivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten.

“Pengaruh Penggunaan Teknologi Informasi, Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi, Kepercayaan Atas Sistem Informasi Akuntansi, dan Kesesuaian Tugas pada Kinerja

Usaha khusus dapat dilakukan untuk menangani faktor pembatas tersebut dengan tujuan agar diperoleh tingkat kesesuaian lahan yang lebih baik yang akan berdampak pada hasil