i
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PENERIMAAN AUDITOR PADA
KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh :
NESSYA DINA NURDIANI NIM. C2C009132
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO
ii
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama penyusun : Nessya Dina Nurdiani Nomor Induk Mahasiswa : C2C009132
Fakultas/Jurusan : Ekonomika Dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PENERIMAAN AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG
Dosen Pembimbing : Dr. P.Th. Basuki Hadiprajitno, MBA, MSA, Akt.
Semarang, 23 Maret 2013 Dosen Pembimbing
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama : Nessya Dina Nurdiani
Nim : C2C009132
Fakultas/Jurusan : Ekonomika Dan Bisnis/Akuntansi
Judul Skripsi : FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PENERIMAAN AUDITOR PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SEMARANG
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 27 Maret 2013 Tim Penguji:
1. Dr. P. Th. Basuki H., MBA., MSA., Akt (...)
2. Dr. H. Agus Purwanto., M.Si., Akt (...)
iv
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertandatangan dibawah ini, saya Nessya Dina Nurdiani, menyatakan bahwa skripsi dengan judul Faktor faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penerimaan Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang,
adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhanatau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah4olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah4 olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 23 Maret 2013 Yang membuat pernyataan,
v
“Tulislah hal terbaik yang kau dengar. Hafalkan hal yang terbaik yang
kau tulis. Bicaralah dengan hal terbaik yang kau hafal”
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu’,”
—
“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat
mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi
pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
(selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah
vi
vi
! " #
" " $ ! " "
% & " ' " ( # )
% %
* +,
%
* -. ,, /
$ !
(
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor4faktor potensial yang mempengaruhi keputusan penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Kualifikasi Subjektif, Ketertarikan Antar Pribadi, Kesamaan Persepsi, Kualifikasi Objektif, Daya Tarik Fisik, Kesan Pertama (Efek Pakaian), ' , dan Kompetensi sebagai variabel independen serta Sistem Penerimaan yaitu Memuaskan dan Tidak Memuaskan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menggunakan teknik dalam
pengumpulan data. Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel. Responden dalam penelitian ini adalah merupakan pegawai Kantor Akuntan Publik di Semarang yang terlibat proses dan proses pengambilan keputusan penerimaan Auditor. Data dianalisis menggunakan analisis regresi logistik dengan menggunakan SPSS 17.00 /
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor4faktor yaitu Kualifikasi Objektif dan Kompetensi tentang sistem keputusan penerimaan Auditor di Kantor Akuntan Publik Semarang berpengaruh terhadap kepuasan sistem penerimaan.
Kata kunci: Auditor, Keputusan Penerimaan, # ,
Kantor Akuntan Publik di Semarang.
viii
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia4Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Faktor4faktor yang mempengaruhi keputusan penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dorongan dan pengorbanan dari berbagai pihak yang turut berperan atas selesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun akan senantiasa penulis harapkan.
Dengan terselesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam4dalamnya kepada:
ix
selesainya revisi penulis. 2 3 bimbingan akan selalu dikenang dan dirindukan sepanjang hidup penulis.
2. Prof. Dr. H. Mohamad Nasir, MSi., Akt., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
3. Prof. Dr. Muchamad Syafruddin, M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.
4. Drs. Sudarno, M.si, Akt, Ph.D, selaku Dosen Wali, yang telah memberikan pengalaman, motivasi dan ilmu.
4 Bapak dan Ibu Dosen Pengampu mata kuliah jurusan Akuntansi yang dengan penuh dedikasi tel ah mengamalkan ilmunya dan mengarahkan penulis menempuh studi. Serta segenap staff karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro atas bantuan.
x
x
7. Nabila Rizka Herdiani, saudara perempuan bungsu yang penulis cintai dan banggakan. Terimakasih penulis ucapkan sudah setia mewarnai hidup penulis setiap hari dengan candaan, tawa, argumen, cerita, dan perjalanan.
8. Keluarga Besar H Tajuddin dan Soekino. Terimakasih atas kebersamaan, kehangatan, dan kebahagiaan yang selalu penulis rasakan.
9. Sang kekasih hati Dito Nanda Supraba., SE sebagai , saudara, sahabat, mentor, obat semangat, serta . Terimakasih atas perhatian, dukungan, dan kesabaran. Terimakasih Tuhan semesta alam atas anugerahMu.
10. Saudara yang lupa Tuhan berikan kemudian menjelma menjadi sahabat terbaik dalam hidup penulis. Lendy Nurul Zazckya, Adin Hangesthi Gati, Dina Nurnitasari, Dwiya Ranyanti, dan Yogi Heru Darmawan. Terimakasih atas semua ketulusan, " , kasih sayang, motivasi, canda tawa, emosi, selalu menghibur penulis, dan menginspirasi. Terimakasih telah mewarnai hidup penulis sehingga penulis tahu arti PERSAHABATAN selama 6 tahun ini.
xi
12. M Hananto Siddik, Sigit Dwi Kurniawan, Yoseph Edo, Tegar N dan Andreas Widhi K. Saudara merangkap teman seperjuangan.
13. Teman seperbimbingan Edo, Liste, Mahendra, Bagas, Tito Gusti, dan Riske. Terimakasih telah berjuang bersama, saling memotivasi, saling memberi informasi, dan saling mendoakan.
14. Keluarga besar Akuntansi angkatan 2009 Reguler 1 dari mulai Nomor Induk Mahasiswa 14163 atas perjuangan menempuh studi bersama.
15. Keluarga bear Keluarga Mahasiswa Akuntansi 3 periode 200942010 , 201042011, dan 201142012 yang telah memberikan pengalaman , arti menghargai pendapat dan kritik, persahabatan, kehangatan, dan rasa kekeluargaan.
16. Saudara baru yang penulis temukan saat menjalankan tugas KKN di Desa Wonodadi Kecamatan Plantungan, Kendal. Mas Ayip, Gata, Mbak Nila, Vivi, Tika, Ali, dan Elisa. Terimakasih atas pengalaman, cerita, dan perjalanan yang tidak akan penulis lupakan sepanjang hayat. Semoga tali silaturahim tidak akan pernah putus dimanapun kita berada. Terimakasih kepada Keluarga Besar Bapak Rosichin dan Bapak Huri, Perangkat desa, serta Warga yang telah menerima Tim II KKN UNDIP dengan menyenangkan.
xii
xii
motivasi, juga sebagai pendamping adik4adik untuk memahami pelajaran sekolah demi terciptanya tujuan.
18. Pegawai yang bekerja di KAP Semarang yang bersedia menyediakan waktunya untuk membantu penulis dalam pengisian kuesioner.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa dan dukungannya. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membalas seluruh amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dengan keberkahan hidup. Amin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi almamater, sumbangan untuk ilmu pengetahuan, dan semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, 23 Maret 2013
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
6 ( vi ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitan ... 8
1.4 Sistematika Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 ' 7 2 ) % ... 12
2.1.2 # ... 14
2.1.3 Teori Sadili Samsudin... 15
2.1.4 Auditor Independen ... 16
2.1.5 Variabel Kualifikasi Subjektif ... 17
2.1.6 Variabel Ketertarikan Antar Pribadi ... 17
2.1.7 Variabel Kesamaan Persepsi... 20
2.1.8 Variabel Kualifikasi Objektif... 22
2.1.9 Variabel Daya Tarik Fisik... 22
2.1.10 Variabel Kesan Pertama (Efek Penampilan) ... 23
xiv
xiv
2.1.12 Variabel Kompetensi ... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3Ringkasan Penelitian Terdahulu... 27
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis... 34
2.5 Hipotesis ... 35
2.5.1 Kualifikasi Subjektif ... 35
2.5.2 Ketertarikan Antar Pribadi... 36
2.5.3 Kesamaan Persepsi ... 37
2.5.4 Kualifikasi Objektif ... 37
2.5.5 Daya Tarik Fisik ... 38
2.5.6 Kesan Pertama (Efek Penampilan) ... 39
2.5.7 ' ... 40
2.5.8 Kompetensi 40 BAB III METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 42
3.1.1 Variabel Independen ... 42
3.1.2 Variabel Dependen ... 45
3.2 Populasi dan Sampel ... 46
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 47
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 47
3.5 Metode Analisis ... 49
3.5.1 Uji Kualitas Data ... 49
3.5.2 Statistik Deskriptif ... 49
3.5.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 50
3.5.4 Uji Asumsi Klasik... 50
3.5.5 Uji Hipotesis ... 50
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ... 55
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 55
4.2 Gambaran Umum Responden... 57
4.3 Analisis Data Statistik Deskriptif ... 57
xv
4.4.1 Uji Validitas ... 64
4.4.2 Uji Reliabilitas ... 65
4.5 Analisis data ... 66
4.5.1 Uji Multikolinearitas... 67
4.6 Menilai Model Regresi ... 67
4.6.1 Uji Model Fit ... 67
4.6.2 Uji Keseluruhan Model ($ 2 ) ... 68
4.6.3 Uji Koefesien Determinasi ... 70
4.6.4 Uji Kelayakan Model Regresi ... 70
4.6.5 Matriks Klasifikasi ... 71
4.7 Pengujian Hipotesis ... 75
4.7.1 Hipotesis 1... 75
4.7.2 Hipotesis 2... 75
4.7.3 Hipotesis 3... 75
4.7.4 Hipotesis 4... 76
4.7.5 Hipotesis 5... 76
4.7.6 Hipotesis 6... 77
4.7.7 Hipotesis 7... 77
4.7.8 Hipotesis 8... 77
4.8 Pembahasan Hasil... 78
4.8.1 Hipotesis 1... 78
4.8.2 Hipotesis 2... 79
4.8.3 Hipotesis 3... 80
4.8.4 Hipotesis 4... 81
4.8.5 Hipotesis 5... 82
4.8.6 Hipotesis 6... 83
4.8.7 Hipotesis 7... 84
4.8.8 Hipotesis 8... 85
BAB V PENUTUP ... 87
5.1 Simpulan... 87
xvi
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 ' 2 ) % 13
TABEL 2.2 Faktor4Faktor yang Mempengaruhi Persepsi... 21
TABEL 3.4 Nilai Jawaban Kuesioner... 48
TABEL 4.1 Kuesioner yang Disebar dan yang Kembali ... 56
TABEL 4.2 Profil Responden... 57
TABEL 4.3 Hasil Statistik Deskriptif... 58
TABEL 4.4 Distribusi Frekuensi' Dan Kualifikasi Objektif ... 61
TABEL 4.4.1 Hasil Pengujian Validitas ... 65
TABEL 4.4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 66
TABEL 4.5.1 Hasil Uji Multikolinearitas... 67
TABEL 4.6.1 Uji2 68 TABEL 4.6.2 Uji Keseluruhan Model ($ 2 8... 68
TABEL 4.6.2.1$ 2 ( 69 TABEL 4.6.3 Uji Koefesien Determinasi Regresi... 71
TABEL 4.6.4 Uji Koefisien Regresi ... 72
TABEL 4.6.5 Matriks Klasifikasi Regresi ... 72
xviii
xviii
DAFTAR GAMBAR
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I menjelaskan tentang latar belakang dari penelitian yang dilakukan dalam faktor4faktor yang mempengaruhi keputusan penerimaan auditor pada kantor akuntan publik di Semarang. Selain itu, akan dijelaskan tentang rumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini. Selengkapnya dapat dilihat pada sub4bab ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi di bidang Sumber Daya Manusia merupakan investasi yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh sebuah Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah tenaga kerja profesional dan hal itu tidak terlepas dari kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.
Prinsip yang
diterapkan dalam penilaian yang valid dapat menambah nilai bagi organisasi, klien, dan lingkungan. Kimmell, et al (2008) menyebutkan salah satu kegiatan
yang termasuk dalam ruang lingkup adalah . Proses
Keputusan penerimaan penting bagi profesi dan organisasi itu sendiri dalam mempekerjakan auditor yang tepat Hal ini diperlukan agar kantor akuntan publik memperoleh keyakinan yang layak bahwa para auditor yang diangkat memiliki karakter dan pengetahuan yang diperlukan sehingga mereka mampu melaksanakan tugas secara kompeten agar potensinya dapat dimanfaatkan untuk mendapat hasil yang maksimal untuk organisasi.
Rudolph et al., (2009) sebelumnya telah melakukan penelitian mengenai wawancara dengan kondisi eksperimental buatan dan tidak menggunakan situasi wawancara yang riil. Oleh karena itu, beberapa peneliti mempertanyakan persepsi bila menggunakan hasil dari sebuah situasi wawancara riil (Graves dan Powell, 1988). Selain itu juga terdapat sedikit penelitian yang mengangkat topik keputusan penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik dan hal itu dapat disimpulkan bahwa penelitian ini banyak diabaikan dalam literatur akuntansi.
Penelitian terdahulu di Psikologi yang dilakukan oleh Byrne (1971) dengan menggunakan persepsi yang ditangkap melalui yang pernah dilakukan, menunjukkan bahwa # terpengaruh oleh 8 variabel penelitian termasuk kesan pertama (efek penampilan), ketertarikan fisik, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi subjektif, kualifikasi objektif, jenis kelamin, dan sikap.
3
adalah kriteria yang harus ada di dalam para pekerja untuk menunjang kesuksesan. Namun, bagi entry4level, karyawan dengan pengalaman yang terlalu banyak atau keterampilan yang canggih dapat mengganggu kemampuan pekerja untuk mengisi jabatan.
Penelitian yang dilakukan Rahmawati dan Winarna (2002) 9
pada auditor terjadi karena kurangnya pengalaman kerja dan pengetahuan. Djaddang dan Agung (2002) dalam Rahmawati dan Winarna (2002) ketika mengaudit, auditor harus memiliki keahlian yang meliputi dua unsur yaitu pengetahuan dan pengalaman. Adanya pendapat tersebut, pengalaman kerja telah dipandang sebagai suatu faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik, dalam hal ini adalah kualitas audit.
Penelitian Philip, et al. (2011) pada KAP6 +dan objek penelitian yaitu senior manajer atau " dan mengadaptasi model perekrutan Graves dan Powell (1988) bahwa # ers terpengaruh oleh variabel independen yaitu kualifikasi subjektif, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi objektif, daya tarik fisik, kesan pertama (efek penampilan), dan jenis kelamin terhadap hasil # (diterima tapi masuk ke selanjutnya,
diterima, dan ditolak) sebagai variabel dependen.
Penelitian yang dilakukan oleh Philip, et al. (2011) menggunakan teori
Psikologi4Sosial yaitu # Teori ini mengacu pada
situasional yang mempengaruhi hubungan berupa karakter untuk membantu dalam menganalisis hasil (Byrne, 1971).
Penelitian Philip K.F. Law (2011) menunjukkan bahwa tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan penerimaan Disebutkan bahwa dihubungkan dengan kualitas audit. Auditor pria akan lebih akurat dalam memberikan opini daripada wanita dan hal itu tidak terbukti. ' terbukti tidak berpengaruh terhadap penilaian . Hal yang sama ditunjukkan Bliss dan Potter (2002) tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan
antara manajer keuangan pria dan wanita.
Penelitian Shlomo Hareli, et al (2008) menunjukkan jenis kelamin yang diproksikan dengan pria dan wanita terhadap seleksi penerimaan mempunyai hasil bahwa jenis kelamin yang diproksikan dengan pria dan wanita mempunyi pengaruh yang signifikan terhadap seleksi penerimaan. Penelitian Shlomo Hareli, et al (2008) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan kualitas pekerjaan dan perbedaan kinerja di antara pria dan wanita dan hal tersebut sangat mempunyai kontribusi yang besar pada seleksi penerimaan.
Literatur yang ditulis oleh Samsudin (2006) juga mendukung penelitian yang akan digunakan, yaitu berupa kualifikasi4kualifikasi yang menjadi dasar dalam proses seleksi antara lain :
1. Keahlian
5
4
Penelitian ini dibuat berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Philip, et al., (2011) dengan menggunakan persepsi yang ditangkap yaitu pertama, menggunakan model keputusan penerimaan yang dikembangkan berdasarkan pada model Graves dan Powell (1988). Kedua, sosial psikologi yaitu # oleh Byrne (1971) yaitu atraksi interpersonal digunakan untuk membantu dalam menganalisis temuan. Ketiga mengacu pada literatur Sadili Samsudin (2006). Oleh karena itu penelitian ini berusaha untuk berkontribusi pada literatur akuntansi karena penelitian ini banyak diabaikan dalam literatur akuntansi serta mencari kebenaran atas inkosistensi dari penelitian terdahulu.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor potensial yang mempengaruhi sistem keputusan penerimaan di Kantor Akuntan Publik sehingga dapat memberikan bukti dan informasi mengenai kriteria yang dibutuhkan untuk menerima auditor di Kantor Akuntan Publik dan dapat dijadikan pedoman dalam penerimaan. Menggunakan persepsi yang sebelumnya pernah terlibat dalam proses # dan pengambilan keputusan penerimaan Auditor. Penelitian ini juga dibuat dengan memberikan beberapa perubahan. Variabel Independen berupa kualifikasi subjektif, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi objektif , daya tarik fisik, kesan pertama (efek penampilan),
Variabel dependen yang dipakai tidak mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Philip, et al., (2011). Salah satu variabel hasil seleksi yairu diterima tapi masuk ke selanjutnya tidak dapat diterapkan pada Kantor Akuntan Publik di Semarang karena yang masih sederhana. Peneliti hanya menggunakan 2 variabel dependen sistem penerimaan auditor berupa variabel memuaskan dan tidak memuaskan.
Penelitian yang dilakukan oleh Philip, et al., (2011) terdapat kelemahan4 kelemahan, untuk itu perlu dipertimbangkan untuk menambah variabel baru guna memperbaiki model dalam penelitian tersebut. Berangkat dari uraian itu, Maka penelitian Philip, et al., (2011) perlu dikaji ulang oleh peneliti dengan memperjelas objek penelitian yaitu pegawai Kantor Akuntan Publik yang terlibat proses pengambilan keputusan penerimaan auditor sehingga mempunyai persepsi/standar.
Penelitian yang dilakukan juga menambah variabel penelitian untuk mengatasi kelemahan4kelamahan yang terdapat dalam penelitian terdahulu. Mengacu pada literatur SDM yang ditulis oleh Samsudin (2006), Thurow (1975), serta penelitian yang dilakukan oleh Lahti(2012) yaitu kompetensi yang diproksikan dengan pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan perilaku.
1.2 Rumusan Masalah
7
mempertanyakan persepsi bila menggunakan hasil dari sebuah situasi wawancara riil
Researh gap penelitian yang dilakukan oleh Byrne (1971) bahwa # terpengaruh oleh variabel penelitian termasuk kesan pertama (efek penampilan), ketertarikan fisik, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi subjektif, kualifikasi objektif, jenis kelamin, dan sikap. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Lahti (2012) menunjukkan bahwa kompetensi adalah kriteria yang harus ada di dalam para pekerja untuk menunjang kesuksesan.
Penelitian dari Shlomo Hareli (2011) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan kualitas pekerjaan dan perbedaan kinerja di antara pria dan wanita dan hal tersebut mempunyai kontribusi yang besar pada seleksi penerimaan. Berdasarkan permasalahan yang berupa research gap dan keterbatasan diatas maka dapat dimunculkan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kualifikasi subjektif adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
2. Apakah ketertarikan antar pribadi adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
3. Apakah kesamaan persepsi adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
5. Apakah daya tarik fisik adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
6. Apakah kesan pertama (efek penampilan) adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
7. Apakah adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
8. Apakah kompetensi adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan guna menjawab beberapa pertanyaan penelitian : 8 dalam rumusan permasalahan penelitian yang dijabarkan. Tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Untuk menguji kualifikasi subjektif adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
9
3. Untuk menguji kesamaan persepsi adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
4. Untuk menguji kualifikasi objektif adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
5. Untuk menguji daya tarik fisik adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
6. Untuk menguji kesan pertama (efek penampilan) adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
7. Untuk menguji adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
8. Untuk menguji kompetensi adalah faktor potensial yang mempengaruhi sistem penerimaan auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang
1.4 Kegunaan Penelitian
2. Hasil penelitian ini berusaha untuk memberikan kontribusi kepada literatur akuntansi agar penelitian ini dapat dikembangkan dan dapat menjadi perhatian dalam literatur akuntansi.
3. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan panduan praktis bagi Kantor Akuntan Publik dan auditor agar meningkatkan kualitas dan independensi keputusan penerimaan.
4. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan bukti, gambaran, serta informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa dan lulusan akuntansi yang ingin melamar di Kantor Akuntan Publik agar meningkatkan kualitas dirinya dengan harapan untuk diterima.
1.5 Sistematika Penulisan
Suatu pola untuk memperoleh gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi dari penulisan ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing4masing bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
11
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan berbagai variabel penelitian dan definisi operasional dari masing4masing variabel tersebut, penentuan sampel, jenis dan sumber data, serta metode analisis yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelasan deksripsi uji penelitian, analisis data dan pembahasan yang didasarkan atas hasil penelitian data.
BAB V PENUTUP
12
BAB II menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan pada penelitian dalam faktor4faktor yang mempengaruhi keputusan penerimaan auditor pada kantor akuntan publik di Semarang. Selain itu, akan dijelaskan mengenai hasil penelitian – penelitian yang dilakukan sebelumnya yang sejenis dengan penelitian ini. Secara sistematis, BAB II mencakup landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis
2.1 Landasan Teori
Pada sub4sub bab landasan teori akan disajikan teori utama yang
mendukung penelitian ini yaitu ' 7 2 ) % "
# , dan Teori Sadili Samsudin (2006). Teori lainnya merupakan teori pendukung dalam menjelaskan variabel4variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini adalah penjelasan mengenai teori4teori yang digunakan.
! " #
13
mengklasifikasikan hasil kandida seperti kemungkinan lolos ke wawancara kedua, kemungkinan penerimaan, atau keputusan menolak.
Raza dan Carpenter (1987) juga mengusulkan model yang sama dengan daya tarik fisik sebagai tambahan variabel independen. Berbeda dengan Raza dan Carpenter (1987), Graves dan Powell (1988) tidak mempelajari efek dari ketertarikan fisik dalam model keputusan penerimaan. Melalui literatur Jawahar dan Mattsson et al., (2005), berikut ini diusulkan model dalam keputusan penerimaan untuk dikembangkan. Dengan adanya persepsi diyakini bahwa model yang diusulkan dapat mengevaluasi pengaruh variabel independen dalam keputusan pnerimaan auditor di Kantor Akuntan Publik. Terdapat lima variabel independen dan satu variabel dependen merupakan hasil seleksi yang tercermin dalam gambar
2.1 dibawah ini: Gambar 2.1
! " #
Gender # Outcomes
Interpersonal Attraction
Perceived Similarity
Physical Attractiveness
Objective Qualifications
Subjective Qualifications
Dress Effect
$ % & ' ( '' #'
# (daya tarik interpersonal) adalah teori yang berasal dari Psikologi Sosial yang merupakan dasar dari Akuntansi Keperilakuan. Teori ini dikaitkan dengan pertemuan dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Teori Atraksi Interpersonal dikembangkan oleh Byrne (1971) bahwa berhubungan dengan seberapa besar seseorang menyukai atau tidak menyukai orang lain.
Teori ini dikaitkan dengan perasaan suka atau tidak suka dalam arti cara dalam memandang seorang kandidat pada proses # Cara memandang ini dikaitkan dengan hal4hal yang ditunjukkan kandidat saat # Bila seorang menyukai hal4hal yang ditunjukkan kandidat, lalu merekomendasikan kandidat maka besar harapan seorang kandidat untuk diterima.
Penelitian selanjutnya memberikan dukungan untuk teori ini Goldberg et al., (2005) menyatakan bahwa teori ini memiliki hubungan terhadap keputusan penerimaan, sejauh mana tertarik kepada kandidat (auditor) yang telah terbukti mempengaruhi hal tersebut. Menurut Byrne (1971), atraksi interpersonal diukur sebagai perasaan pribadi mengenai kandidat (auditor), dan keyakinan tentang seberapa besar keinginan seorang kandidat (auditor) ingin menjadi mitra kerja dan bekerja di suatu Kantor Akuntan Publik.
15
(1971) Model Byrne dan menunjukkan bahwa atraksi interpersonal memiliki pengaruh positif terhadap hasil wawancara Goldberg, et al., (2005).
2.1.3 Sadili Samsudin
Kualifikasi4kualifikasi yang menjadi dasar dalam proses seleksi oleh Sadili Samsudin, (2006:96) antara lain :
1. Keahlian
2. Pengalaman Kerja 3. Jenis Kelamin 4. Usia
5. Bakat 6. Tampang 7. Tempramen 8. Karakter 9. Pendidikan 10.
Sadili Samsudin (2006) merumuskan bahwa keahlian, pengalaman kerja, jenis kelamin, usia, bakat, temperamen, tambapng, karakter, pendidikan, dan adalah kualifikasi yang harus ada didalam diri seorang pegawai dan hal itu harus ditemukan pada proses seleksi atau
2.1.4 Auditor Independen
Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi4organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Hierarki organisasi dalam suatu Kantor Akuntan Publik terdiri dari empat tingkatan yaitu :
a. Partner. Partner ini menduduki jabatan tertinggi dalam penugasan, mempunyai tanggung jawab terhadap klien dan semua mengenai auditing. Dan partner ini menanda tangani laporan audit dan
serta bertanggungjawab terhadap penagihan fee audit dari klien.
b. Manajer. Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit; mereview kertas kerja, laporan audit dan .
c. Auditor senior. Auditor senior ini bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor yunior.
17
2.1.5 Kualifikasi Subjektif
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anderson (1988) di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa kemampuan interpersonal merupakan faktor yang berkontribusi terhadap penilaian pewawancara. Bambacas dan Patrickson (2008) juga menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi interpersonal yang efektif adalah atribut yang diharapkan dalam posisi . Penelitian yang dilakukan oleh Graves dan Powell (1988) menyatakan bahwa kualifikasi subjektif berpengaruh secara signifikan terhadap sistem penerimaan
Kualifikasi subjektif berupa kemampuan untuk berkomunikasi yang baik, pengetahuan tentang pekerjaan dan pengaplikasian kemampuan sosial relevan dengan posisi untuk ditempati. Hal tersebut sangatlah diperlukan karena merupakan faktor4faktor yang potensial dalam mempengaruhi sistem penerimaan. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika KAP yakin variabel kualifikasi subjektif dapat mempengaruhi sistem penerimaan dan menjadikan variabel tersebut menjadi standar penerimaan auditor.
2.1.6 Ketertarikan Antar pribadi (& ' ( '' #' )
Elemen4elemen Daya Tarik Interpersonal Pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan untuk selalu menilai sesuatu (Berscheid & Walster, 1978). Byrne & Clore (dalam Bercheid & Walster, 1978), mengemukakan bahwa sebagian besar stimulus dapat diidentifikasikan sebagai hadiah atau hukuman. Bagaimana ketertarikan dapat terbangun selalu bermula dari yang diberikan oleh orang lain. yang disediakan oleh orang lain dalam interaksi yang terjalin diuraikan Berscheid & Walster (dalam Nurfitri, 2008) ke dalam lima elemen, yakni:
a. 9
Ketertarikan dan kedekatan merupakan dua hal yang terkait. Hal ini dikarenakan, pertama, kedekatan membuat bertambahnya kemungkinan untuk memperoleh informasi, baik pro ataupun kontra, mengenai orang lain. Walaupun, Newcomb (dalam Berscheid & Walster, 1978) mengungkapkan 9 lebih cenderung menghasilkan perasaan suka dibanding sebaliknya, karena cenderung memberikan informasi yang menyenangkan. Alasan kedua yang mengakibatkan 9 terkait dengan ketertarikan adalah munculnya faktor kebersamaan.
b. =
19
menyukainya. Hal ini diakibatkan adanya kecenderungan untuk mencari persetujuan dari orang lain.
c.
Manusia cenderung menyukai orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Menurut Berscheid & Walster (1978) terdapat beberapa jenis kesamaan yang memiliki kaitan dengan ketertarikan, yaitu: kesamaan sikap, kesamaan kepribadian, kesamaan karakteristik fisik, kesamaan pendidikan dan kecerdasan, serta ciri4ciri sosial lain seperti latar belakang keluarga, agama,
dan .
d. " "
Pada dasarnya manusia tidak menyukai kesendirian, adanya pengasingan sosial seperti dalam penjara pasti menimbulkan ketidaknyamanan. Kebutuhan akan keberadaan orang lain inilah yang membuat keterasingan dari orang lain menjadi situasi yang memberatkan.
e. (
Model Byrne (1971) adanya atraksi interpersonal mungkin memiliki dampak positif terhadap sistem penerimaan. Model Byrne (1971) menunjukkan bahwa atraksi interpersonal memiliki pengaruh positif terhadap hasil wawancara Goldberg (2005). Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika mempunyai rasa suka atau tidak suka yang ada pada diri terhadap calon pegawai yang nantinya berpengaruh pada hasil rekomendasi. Ketertarikan antar pribadi dinilai memuaskan jika dapat mempengaruhi sistem penerimaan auditor dan dapat menjadikan variabel tersebut menjadi sebuah standar atau pedoman.
2.1.7 Kesamaan Persepsi
Penelitian Graves dan Powell (1981) mendefinisikan kesamaan mengenai latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, usia, hobi, dan status keluarga antara dengan seorang kandidat. Irwanto (1994) mengartikan secara lebih sederhana bahwa persepsi adalah bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan kejadian, obyek, atau orang.
Robbins (2003) menyatakan bahwa ada sejumlah faktor yang dapat menyebabkan perbedaan persepsi. Faktor tersebut berada pada pihak pelaku Persepsi.
21
Gambar 2.2
Faktor faktor yang Memengaruhi Persepsi Faktor pada Pemersepsi
Sikap Motif Kepentingan
Pengalaman Pengharapan
Faktor dalam Situasi Faktor pada Target
Waktu Hal baru
Keadaan/tempat kerja Gerakan dan Bunyi
Keadaan sosial PERSEPSI Ukuran
Latar Belakang Kedekatan
1 :-;;58
2.1.8 Kualifikasi Objektif
Penelitian telah menemukan bahwa auditor dengan kualifikasi yang baik seperti nilai IPK (skala 4.00) yang tinggi mempunyai harapan yang lebih besar untuk diterima dibandingkan dengan kandidat yang mempunyai kualifikasi yang rendah, Kimmell et al, (2008). AS survei untuk 4 perusahaan besar, Guinn et al. (2004) mengungkapkan bahwa kantor akuntan publik tidak akan mempromosikan seorang karyawan dari level staf ke level senior jika tidak mempunyai sertifikasi CPA.
Kualifikasi objektif telah terbukti mempengaruhi sistem penerimaan. Kualifikasi objekti diproksikan dengan IPK dan gelar akuntan PPA dianggap sebagai persyaratan untuk promosi sebuah posisi yang lebih tinggi di atas level staff. Seseorang dengan kualifikasi objektif yang tinggi akan mempunyai harapan yang lebih besar untuk diterima bahkan menempati level atas di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor memenuhi kualifikasi objektif berupa IPK dan PPA yang disyaratkan oleh KAP.
2.1.9 Daya Tarik Fisik
23
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anderson, et al., (1994) menyebutkan bahwa auditor akuntan publik yang memiliki fisik yang tidak menarik akan kesulitan untuk sukses pada karirnya. Pimpinan dan klien akan lebih tertarik dengan seseorang yang mempunyai fisik yang menarik daripada seseorang yang tidak menarik dalam fisiknya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai daya tarik yang menawan akan mempunyai probabilitas diterima lebih besar karena hal tersebut bagus untuk karier auditor kedepan. Seseorang yang mempunyai daya tarik fisik yang tinggi akan mempunyai probabilitas untuk diterima di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor mempunyai daya tarik fisik yang menarik dan baik untuk menunjang karirnya di masa depan.
2.1.10 Kesan Pertama (efek penampilan)
Memakai pakaian yang profesional adalah aturan yang baku pada proses Seleksi. Di setiap tahap kandidat diharuskan untuk memakai pakaian yang pas, karena efek pakaian sangat berpengaruh terhadap sistem penerimaan daripada komunikasi verbal. Efek pakaian juga menerangkan jati diri sebenarnya pada seorang kandidat dan juga efek pakaian dapat menjadi cerminan kepribadian kandidat.
dipadukan dengan bawahan rok selutut atau celana panjang berbahan kulot untuk penampilan yang rapi (Anderson4Gough et al., 2005).
Kerapian menggambarkan tingkat keprofesionalan seseorang dan hal tersebut menjadi penunjang karir auditor di kemudian hari. Seseorang yang mempunyai kesan pertama yang baik, yaitu dilihat dari segi efek pakaian sebagai kerapian saat wawancara akan menarik minat untuk mempekerjakan di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor terlihat menerapkan penampilan yang baik atau kerapian saat # dan hal itu mempengaruhi rekomendasi serta sistem penerimaan.
2.1.11
Penelitian banyak yang mengangkat isu ' dan hasil penelitian satu sama lain saling bertentangan atau bertolak belakang. Tetapi para peneliti tetap tertarik akan penelitian yang mengatasnamakan jenis kelamin : 8 dan akan tetap menjadi topik yang hangat untuk di angkat.
Gold, et al., (2009) menerangkan bahwa pengaruh klien dan jenis kelamin auditor pada keputusan auditor sangat mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian tersebut juga diterangkan bahwa seorang auditor Pria dalam membuat keputusan audit akan lebih akurat daripada auditor Wanita.
25
diterima lebih besar daripada seorang auditor Wanita di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika KAP memilih jenis kelamin tertentu.
2.1.12 Kompetensi
Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Seangkan, standar umum ketiga (SA seksi 230 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit akan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor.
/ 7 > > ( % (1983) mendefinisikan
keahlian ( 9 ) sebagai keterampilan dari seorang ahli. Trotter (1996) dalam Murtanto (1999) mendefinisikan ahli sebagai orang yang dengan keterampilannya mengerjakan pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah membuat kesalahan. Hayes Roth et.al (1983) dalam artikel yang mendefiniskan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan tersebut dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
mendefinisikan kompetensi sebagai keahlian seorang yang berperan secara berkelanjutan yang mana pergerakannya melalui proses pembelajaran, dari “pengetahuan sesuatu” ke “mengetahui bagaimana”, seperti misalnya : dari sekedar pengetahuan yang tergantung pada aturan tertentu kepada suatu pertanyaan yang bersifat intuitif.
Walaupun terdapat beberapa definisi diatas, secara umum belum ada kesepakatan mengeani definisi keahlian diantara peneliti. Konsekuensinya, konsep dari keahlian harus dioperasikan dengan melihat beberpa variabel atau ukuran, seperti lamanya pengalaman seseorang di bidang tertentu (Mohammadi dan Wright, 1987).
Ashton (1991) dalam Mayangsari (2003) mengatakan bahwa ukuran keahlian tidak cukup hanya pengalaman tetapi diperlukan pertimbangan lain dalam pembuatan suatu keputusan yang baik karena pada dasarnya manusia memiliki sejumlah unsur lain disamping pengalaman. Bebeapa peneliti selanjutnya telah memasukkan unsur kemampuan ( ), pengetahuan (= ) dan pengalaman ( 9 ) ke dalam penelitian mereka (Bonnar dan Lewis, 1990; Libby dan Luft, 1993; Libby dan Tan, 1994 dalam Murtanto (1999).
27
menerima seseorang itu di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika kandidat yang diterima terlihat menerapkan kompetensi yang baik berupa pengetahuan, perilaku, keahlian, dan pengalaman dalam kinerjanya
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian –penelitian terdahulu yang digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian ini antara lain :
1. Byrne, D (1971) dalam ? @ Dependen variabel
adalah Hasil = dan variabel independen nya adalah kualifikasi subjektif, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi objektif, daya tarik fisik, kesan pertama (efek penampilan), sikap, dan jenis kelamin. Hasil penelitian kualifikasi subjektif, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi objektif berpengaruh pada hasil Seleksi. Sedangkan daya tarik fisik, sikap, kesan pertama, dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap hasil seleksi.
2. Chad A Higgins dan Timothy Judge (2004) melakukan penelitian tentang
“ & #
) 1 @ Variabel dependen dari
penelitian ini antara lain
Variabel independen adalah # " 3 " A$
" AB Metode yang digunakan adalah metode survey dan
LISREL 8. Hasil penelitian menyatakan bahwa # "
dan . GPA berpengaruh terhadap
3. I Made Narsa (2006) melakukan penelitian tentang “ 93
dalam Rekrutmen Pegawai Akuntansi dan Keuangan : Observasi terhadap Pola Rekruitmen Terbuka di Media Masa”. Variabel independen yang diteliti ' (laki4laki dan perempuan) dan variabel dependen yang berupa hasil perekrutan. Metode observasi dan olah statistik. Hipotesis pertama menyatakan bahwa jenis kelamin ( ) berhubungan negatif terhadap rekrutmen dan pengguna jasa akuntansi lebih memilih laki4laki dibandingkan perempuan dalam perekrutan.
4. Carl R. Phillips dan Antoinette S. Phillips (1996) dalam ?B "
@ Variabel independen yang diteliti adalah
dan . Variabel dependen berupa
dan . Metode penelitian
menggunakan alat analisis statistik regresi dan data primer. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa past performance tidak berpengaruh
signifikan terhadap " dan
tidak berpengaruh terhadap
5. Shlomo Hareli, Motti Klang, dan Ursula Hess (2008) dalam ?
@
29
Menggunakan alat statistik ANOVA. Hasil penelitian adalah jenis kelamin yang diproksikan dengan pria dan wanita berpengaruh signifikan terhadap seleksi penerimaan .
6. Ken Lahti (2012) dalam ?6 1 6 ) 1
= ( @. Variabel
independen adalah kompetensi yang diproksikan dengan pengetahuan, kemampuan, pengalaman, dan perilaku. Variabel dependen berupa
Tabel 2.3
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Variabel Penelitian Metode
31
No.
Peneliti Judul Variabel Penelitian Metode
Analisis Hasil Penelitian
ANOVA Jenis kelamin yang diproksikan dengan ada di dalam para pekerja dan hal tersebut
berpengaruh terhadap
1 6 = =
2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis
Prinsip yang
diterapkan dalam penilaian yang valid dapat menambah nilai bagi organisasi, klien, dan lingkungan. Dengan menggunakan ' 2
teori Sadili Samsudin model menilai hubungan antara karakteristik kandidat dan sistem penerimaan. Model kemudian mengklasifikasikan hasil seperti kemungkinan sistem yang memuaskan dan tidak memuaskan.
Berdasarkan telaah pustaka dan beberapa penelitian terdahulu, penelitian ini menggunakan Variabel Independen berupa kualifikasi subjektif, ketertarikan antar pribadi, kesamaan persepsi, kualifikasi objektif , daya tarik fisik, kesan pertama (efek penampilan), " dan kompetensi. Variabel dependen yang dipakai yaitu sistem penerimaan yaitu memuaskan dan tidak memuaskan. Keterkaitan antar 8 variabel independen dengan variabel dependen adalah:
1. Variabel Kualifikasi Subjektif. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor terlihat menerapkan kualifikasi subjektif berupa inisiatif, kemampuan berkomunikasi yang baik yang baik di dalam kinerjanya.
2. Variabel Ketertarikan antar pribadi. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika Recruiters mempunyai rasa suka atau tidak suka yang mempengaruhi hasil rekomendasi dan sistem penerimaan.
33
4. Variabel Kualifikasi Objektif. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor memenuhi persyaratan kualifikasi objektif berupa IPK yang dibutuhkan.
5. Variabel Daya tarik fisik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor mempunyai daya tarik fisik yang menarik dan baik untuk menunjang karirnya di masa depan.
6. Variabel Kesan pertama (efek penampilan). Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika terlihat menerapkan penampilan yang baik dan hal itu mempengaruhi rekomendasi serta sistem penerimaan.
7. Variabel ' Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor yang diterima di KAP tidak dibedakan berdasarkan mereka.
8. Variabel Kompetensi. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor terlihat menerapkan kompetensi yang baik berupa pengetahuan, perilaku, keahlian, dan pengalaman dalam kinerjanya.
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran teoritis
Kualifikasi Subjektif H1 (+)
Ketertarikan Antar pribadi H2 (+)
Kesamaan Persepsi H3 (+)
Kualifikasi Objektif H4 (+) Sistem Penerimaan
1. Memuaskan
Daya Tarik Fisik H5 (+) 2. Tidak Memuaskan
Kesan Pertama
(efek penamp ilan) H6 (+)
' H7 (+)
Kompetensi H8 (+)
35
2.5 Hipotesis
2.5.1 Kualifikasi Subjektif
Kualifikasi subjektif adalah kemampuan kandidat untuk berkomunikasi dengan baik, kandidat mempunyai inisiatif, dan mempunyai pengetahuan akan pekerjaan yang dipilih oleh kandidat. Penelitian yang dilakukan oleh Graves dan Powell (1988) menyatakan bahwa kualifikasi subjektif berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
Kualifikasi subjektif menjadi hal yang terpenting di dalam sistem penerimaan. Kualifikasi subjektif diidentifikasikan sebagai kemampuan berkomunikasi yang baik menjadi hal yang pokok untuk dipertimbangkan. Kesuksesan karir ditentukan oleh bagaimana cara individu di sebuah organisasi tersebut mengekspresikan idenya yang dituangkan menjadi kalimat atau cara berkomunikasi yang baik.
Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor terlihat menerapkan kualifikasi subjektif berupa inisiatif, kemampuan berkomunikasi yang baik di dalam kinerjanya. Kualifikasi subjektif tinggi yang tinggi akan menarik minat seorang Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
2.5.2 Ketertarikan Antar Pribadi (& ' ( '' #' )
Berscheid & Walster (1978) mengatakan bahwa daya tarik interpersonal merupakan sikap (positif atau negatif) seseorang terhadap orang tertentu. Kemudian Baron dan Byrne (Irwanto dkk., 1991) menyebutkan bahwa daya tarik interpersonal adalah suatu evaluasi yang dibuat seseorang pada orang lain di sepanjang dimensi sikap positif dan negatif yang menunjukkan tingkat dari rasa suka yang dibuat sampai rasa yang tidak disuka.
Model Byrne (1971) mengenai atraksi interpersonal menunjukkan bahwa kesamaan dirasakan dan adanya atraksi interpersonal antara dan kandidat mungkin memiliki dampak positif terhadap hasil keputusan penerimaan. Selanjutnya penelitian telah mengkonfirmasi bahwa Model Byrne 1971) menunjukkan bahwa atraksi interpersonal memiliki pengaruh positif terhadap hasil wawancara Goldberg (2005).
Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika Recruiters mempunyai rasa suka yang mempengaruhi hasil rekomendasi dan sistem penerimaan. Ketertarikan seseorang berhubungan dengan proporsi kesamaan sikap yang berasosiasi dengan orang lain secara baik. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H2 : Auditor dengan ketertarikan antar pribadi yang baik
37
2.5.3 Kesamaan Persepsi
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa derajat kesamaan persepsi kandidat dengan recruiter mempunyai pengaruh yang positif dengan hasil seleksi. Penelitian oleh Graves dan Powell (1988) dan Byrne (1971) menunjukkan bahwa kesamaan dalam hal sikap dan latar belakang dilihat recruiter akan mempunyai pengaruh pada persepsi kandidat terhadap organisasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat kesamaan persepsi antara kandidat (auditor) dengan memiliki pengaruh positif terhadap hasil wawancara. Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika merasa kandidat mirip dengan dirinya dalam sikap dan latar belakang, akan melihat kandidat lebih cocok untuk diterima. Garca et al. (2008) menunjukkan bahwa kesamaan dianggap akan mempengaruhi kecocokan persepsi kandidat untuk organisasi (Kantor Akuntan Publik). Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika kandidat yang diterima pada saat # mempunyai berbagai kesamaan dalam hobi, latar belakang keluarga dan status dengan Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H3 : Auditor dengan kesamaan persepsi yang baik berpengaruh
positif terhadap kemungkinan kepuasan sistem penerimaan. 2.5.4 Kualifikasi Objektif
mempunyai peluang yang besar untuk diterima. Kualifikasi objektif tersebut meliputi IPK yang dibutuhkan.
Model penelitian yang dilakukan oleh Graves dan Powell (1988) dan Byrne tentang kualifikasi objektif telah terbukti mempengaruhi hasil wawancara atau penerimaan. Kualifikasi objekti diproksikan dengan IPK dianggap sebagai persyaratan untuk promosi sebuah posisi yang lebih tinggi di atas level staff. Seseorang dengan kualifikasi objektif yang tinggi akan mempunyai harapan yang lebih besar untuk diterima bahkan menempati level yang lebih tinggi (senior) di Kantor Akuntan Publik. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika kandidat yang diterima memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Auditor dengan kualifikasi objektif yang baik berpengaruh
positif terhadap kemungkinan kepuasan sistem penerimaan. 2.5.5 Daya Tarik Fisik
Model penerimaan Graves dan Powell (1988) menyatakan fisik seseorang menjadi salah satu daya tarik seseorang terhadap orang lain. Hasil penelitian dari US Anderson, et al., (1994) menyebutkan bahwa akuntan publik yang memiliki fisik yang tidak menarik akan kesulitan untuk sukses pada karirnya.
lebih tertarik dengan seseorang yang mempunyai fisik yang menarik daripada seseorang yang tidak menarik dalam fisiknya.
39
karirnya. lebih tertarik dengan seseorang yang mempunyai fisik yang menarik daripada seseorang yang tidak menarik dalam fisiknya. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mempunyai daya tarik yang menawan akan mempunyai probabilitas lebih besar untuk sukses dalam karier nya kedepan. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika auditor mempunyai daya tarik fisik yang menarik dan baik untuk menunjang karirnya di masa depan. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Auditor dengan daya tarik fisik yang baik berpengaruh
positif terhadap kemungkinan kepuasan sistem penerimaan 2.5.6 Kesan Pertama (efek penampilan)
Memakai pakaian yang profesional adalah aturan yang baku pada proses seleksi. Di setiap tahap , kandidat diharuskan untuk membuat penampilannya semenarik dan serapi mungkin, karena efek penampilan sangat berpengaruh terhadap keputusan penerimaan. Efek penampilan juga menerangkan jati diri pada seorang kandidat dan juga dapat menjadi cerminan kepribadian kandidat, Graves dan Powell (1988).
penerimaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H6 : Auditor dengan kesan pertama (efek penampilan) yang baik
berpengaruh positif terhadap kemungkinan kepuasan sistem penerimaan.
2.5.7
Penelitian yang dilakukan Gold, et al., (2009) menerangkan bahwa pengaruh klien dan jenis kelamin auditor pada keputusan auditor sangat mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian tersebut juga diterangkan bahwa seorang auditor Pria dalam membuat keputusan akan lebih akurat daripada auditor Wanita.
Penelitian yang dilakukan oleh Shlomo Hareli, et al (2008) menunjukkan jenis kelamin yang diproksikan dengan pria dan wanita mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap seleksi penerimaan. Terdapat perbedan kualitas pekerjaan dan perbedaan kinerja antara auditor pria dan wanita. Sistem penerimaan berjalan memuaskan apabila perbedaan mempengaruhi sistem atau standar dalam penerimaan auditor di Kantor Akuntan Publik.
H7 : auditor berpengaruh positif terhadap kemungkinan
kepuasan sistem penerimaan. 2.5.8 Kompetensi
41
kesuksesan. Standar umum pertama (SA seksi 210 dalam SPAP, 2001) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Oleh karena itu, maka setiap auditor wajib memiliki kemahiran profesionalitas dan keahlian dalam melaksanakan tugasnya sebagai auditor.
Samsudin (2006) menyatakan bahwa keahlian pekerjaan pengetahuan dan keterampilan sosial diterapkan secara khusus relevan dengan posisi terbuka utama penentu keputusan perekrutan Dari uraian diatas dilihat terdapat deskripsi yang jelas tentang kompetensi. Kompetensi menunjang kinerja mereka yang berkarir di Kantor Akuntan Publik maupun organisasi lain. Sistem penerimaan auditor di KAP memuaskan atau berjalan dengan baik jika kandidat yang diterima terlihat menerapkan kompetensi yang baik berupa pengetahuan, perilaku, keahlian, dan pengalaman dalam kinerjanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H8 : Auditor dengan kompetensi yang baik berpengaruh positif
42
Bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang digunakan pada penelitian yang berjudul “Faktor4faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penerimaan Auditor pada Kantor Akuntan Publik di Semarang”. Pada bagian ini akan dijelaskan pula tentang populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah karateristik yang nilai datanya bervariasi dari satu pengukuran ke pengukuran berikut. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel independen dan variabel dependen.
3.1.1 Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang membantu menjelaskan varians dalam varaibel terikat (Sekaran, 2009). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel Kualifikasi Subjektif (SUBJQUALI)
43
Pengukuran variabel kualifikasi subjektif diukur dengan kemampuan interpersonal yang baik dan indikatornya yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dan pengetahuan tentang seluk beluk mengenai pekerjaannya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut menggunakan jawaban kuesioner yang telah diisi oleh responden diukur dengan lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
2. Variabel Ketertarikan Interpersonal (INTERATTRACT)
Berscheid & Walster (1978) mengatakan bahwa daya tarik interpersonal merupakan sikap (positif atau negatif) seseorang terhadap orang tertentu. Kemudian Baron dan Byrne (Irwanto dkk., 1991) menyebutkan bahwa daya tarik interpersonal adalah suatu evaluasi yang dibuat seseorang pada orang lain di sepanjang dimensi sikap positif dan negatif yang menunjukkan tingkat dari rasa suka yang dibuat sampai rasa yang tidak disuka. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan menggunakan jawaban responden pada kuesioner yaitu lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
3. Variabel Kesamaan Persepsi (PERCEIVESIM)
keadaan/tempat, kerja, dan keadaan sosial. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan menggunakan jawaban responden pada kuesioner yaitu lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
4. Variabel Kualifikasi Objektif (OBJQUALI)
Kualifikasi objektif diukur dengan proksi yaitu IPK dan PPA. Persepsi responden terhadap indikator menggunakan dua item pernyataan dalam kuesioner, dan jawaban atas pertanyaan tersebut diukur dengan skala ya atau tidak. Jika jawaban ya akan diberi skor 1, sebaliknya jika tidak diberi skor 0.
5. Variabel Daya Tarik Fisik (PHYSICATTRACT)
Fisik seseorang menjadi salah satu daya tarik seseorang terhadap orang lain (Graves dan Powell, 1981). Pengukuran dilakukan dengan ukuran kecantikan dan ketampanan seseorang, postur tubuh, rambut, panca indera dan sebagiannya. Persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan menggunakan jawaban responden yaitu lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
6. Variabel Kesan Pertama (DRESSEFFECT)
45
kuesioner yaitu dengan lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
7. Variabel'&>%& ('&>%& )
Variabel ini diukur dengan persepsi responden menggunakan satu item pernyataan, dan jawaban atas pernyataan diukur dengan jawaban reponden melalui kuesioner yaitu skala ya atau tidak. Jika jawaban ya akan diberi skor 1, sebaliknya jika tidak diberi skor 0.
8. Variabel Kompetensi (COMPETENCY)
Variabel kompetensi diukur dengan indikator berupa keahlian, pengalaman, pengetahuan, dan perilaku. Dengan menggunakan item pernyataan kuesioner persepsi responden terhadap indikator tersebut diukur dengan lima skala likert dari point 1 yaitu “Sangat Tidak Setuju” sampai point 5“Sangat Setuju”.
3.1.2 Variabel Dependen
Sistem Penerimaan (SYSTEM)
3.2 Populasi dan Sampel
a) Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu)yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah 18 KAP di Semarang. Nama dan alamat KAP diambil dari Direktori Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2012 yang bekerja sama dengan direktorat pembinaan dan jasa penilai Dirjen Lembaga Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Alasan penentuan KAP di Semarang dilakukan dengan pertimbangan bahwa Semarang merupakan ibukota propinsi Jawa Tengah. Semarang juga memiliki KAP yang relatif cukup banyak bila dibandingkan dengan kota4kota sekitar. Pelamar yang mendaftar sebagai auditor cukup banyak dan tersebar di berbagai KAP Semarang.
b) Sampel
47
3.3 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli, melalui pertanyaan tertulis (kuesioner) yang dibagikan kepada Kantor Akuntan Publik di Semarang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket dan wawancara. Metode angket yang berupa pertanyaan tertulis (kuesioner) dan wawancara lisan. Kuesioner dikirim dengan cara mengantar langsung kepada alamat – alamat KAP di wilayah Semarang. Petunjuk pengisian kuesioner dibuat sederhana dan sejelas mungkin untuk memudahkan pengisian jawaban. Kuesioner berasal dari penelitian terdahulu.
Kuesioner diberikan secara langsung kepada responden. Responden diminta untuk mengisi daftar pertanyaan tersebut, kemudian memintanya untuk mengembalikannya melalui peneliti yang secara langsung akan mengambil angket (kuesioner) yang telah diisi tersebut pada KAP yang bersangkutan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agar angket yang tidak lengkap pengisiannya tidak diikutsertakan dalam analisis.
Pernyataan berjumlah 21 butir adalah pernyataan yang mengukur 8 variabel independen yang ada di dalam penelitian ini. Instrumen berjumlah 21 butir yang berhubungan dengan variabel independen yang diteliti serta diukur menggunakan skala Likert dari 1 s/d 5.. Responden diminta memberikan pendapat setiap butir pertanyaan, mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
Pertanyaan 1 butir adalah pernyataan yang mengukur variabel dependen yaitu sistem penerimaan auditor di KAP Semarang sudah berjalan memuaskan atau tidak memuaskan. Dalam penelitian ini sistem penerimaan auditor ditanyakan kepada 40 responden dengan cara mengkonfirmasi ulang dan datang ke KAP. Jadi item kuesioner total berjumlah 22 butir.
Tabel 3.1 menunjukkan nilai untuk setiap pilihan jawaban:
Tabel 3.4 Nilai Jawaban
Jawaban Nilai
Sangat tidak setuju (STS) 1
Tidak setuju (TS) 2
Netral (N) 3
Setuju (S) 4
49
3.5 Metode Analisis 3.5.1 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data digunakan untuk mendapatkan kepastian mengenai apakah instrumen yang digunakan sudah mengukur hal yang tepat dan apakah hasil yang ada dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Untuk mengukur hal tersebut digunakan Uji Reliabilitas dan Uji Validitas. Masing4 masing akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat apakah masing4masing pernyataan dari setiap indikator valid atau tidak. Kita dapat melihat validitas setiap pernyataan dari r hitung dan r tabel. Jika, r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka pernyataan tersebut dikatakan valid (Ghozali 2011).
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila jawaban dari responden konsisten dan stabil. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai > 0,70 (Nunnally 1994, dalam Ghozali 2011).
3.6 Statistik Deskriptif
uji normalitas, dan uji asumsi klasik pada variabel dependennya (Ghozali, 2011). Metode analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel – variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata – rata : 8 "standar deviasi, maksimum, minimum dan distribusi frekuensi (Ghozali,2011).
Statistik deskriptif menyajikan ukuran – ukuran numerik yang sangat penting bagi sampel. Penelitian ini juga menggunakan statistik deskriptif yaitu (
agar dapat mengklasifikasikan variabel independen dengan proksi mana saja yang mempengaruhi sistem penerimaan memuaskan dan tidak memuaskan.
3.7 Uji Multikolinieritas
51
3.8 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis D (Regresi Logistik). Regresi Logistik tidak memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel dependennya (Ghozali, 2011). Regresi Logistik sesuai untuk diterapkan dalam penelitian ini karena variabel dependen dalam penelitian ini dichotomous (Subramaniam et al., 2009).
Variabel dependen yang digunakan, yaitu sistem penerimaan (diterima atau ditolak) dalam keputusan penerimaan auditor. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan campuran antara variable kontinyu (metric) dan kategorial (non4metrik) sehingga regresi Logistik dapat dipakai (Ghozali, 2011).
Persamaan Regresi Logistik dalam penelitian ini adalah :
P = α + ß1SUBQUALI) + ß2INTERATT) +
LN ß3PERCSIMI + ß4OBJQUALI + ß5PHYATTR) + ß6
1 P DRESEFFE + ß7GENDER + ß8COMPETENCY + e
Keterangan :
Sistem Penerimaan =Variabel dummy sistem penerimaan dimana bernilai 1 untuk variabel independen/kualifikasi yang memuaskan dan 0 untuk sebaliknya.
α = Konstanta
PERCSIMI = Kesamaan Persepsi
OBJQUALI = Kualifikasi Objektif berupa variabel dummy Ya (skor 1) untuk mempengaruhi sistem dan Tidak (skor 0) tidak mempengaruhi sistem penerimaan.
PHYATTRA = Daya Tarik Fisik
DRESEFFE = Kesan Pertama (Efek Pakaian)
GENDER = Jenis kelamin berpengaruh atau tidak (Ya atau Tidak berupa variabel dummy jika berpengaruh terhadap sistem penerimaan maka diberi nilai 1 dan 0 untuk sebaliknya.) COMPETENCY = Kompetensi
e = Kesalahan Residual
Analisis pengujian model regresi logistik :
a. Menilai Model Regresi
Regresi logistik adalah model regresi yang sudah mengalami modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan signifikansi secara ststistik berbeda dalam dari regresi berganda. Kesesuaian model: 8dapat dilihat dari R2 ataupun F test. Penilaian model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian
) D 7 ' . Pengujian ini dilakukan untuk
menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai probabilitas (sig.) pada uji ) D '
53
jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2011).
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
Menilai$ 2
Untuk menilai keseluruhan model ( ) ditujukan dengan D = (nilai –LL) yaitu dengan cara membandingkan antara nilai 4 2LL pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai 4 2LL, pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai 42LL Block Number = 0 > nilai 42LL Block Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. D = pada regresi logistic mirip dengan pengertian “ & ” pada model regresi, sehingga penurunan log likehood menunjukkan model yang semakin baik.
c. Menguji Koefisien Determinasi (R2)
memprediksi variasi variable dependen. Dalam Regresi Logistik menguji R2 menggunakan uji Cox & Snell dan Nagelkerke (Ghozali, 2011).
d. Menguji Koefisien Regresi
Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald dan nilai profitabilitas (sig.) dengan cara nilai/ dibandingkan dengan( 3 tabel, sedangkan nilai probabilitas (sig.) dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat signifikansi (α) 5% dengan kriteria :
a. H0 tidak dapat ditolak apabila nilai probabilitas (sig.) > α (5%), hal ini berarti Ha. alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan variable bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.