Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah: Elemen Mesin
Jumlah sks : 2 sks
Waktu Kuliah : 100 menit
Didik Nurhadiyanto, MT.
HP : 08157910438
Email:
abbazzahro@yahoo.com
Mu’in: 085643864481
Ipul: 085292004242
Tujuan
Memperkenalkan Dasar-dasar
Perancangan Elemen Mesin Bagi
Mahasiswa
Perancangan dimaksud meliputi:
Standar Kompetensi
Setelah mengikuti perkuliahan
Elemen Mesin ini mahasiswa mampu
untuk menjelaskan fungsi utama dan
merancang elemen-elemen mesin,
Materi Mata Kuliah
Konsep Dasar Elemen Mesin
Meminda (mereview) Beberapa Hukum
Dasar dan Statika Benda Tegar
Diagram benda Bebas (Free Body
Diagram)
Materi Mata Kuliah
Tipe Tegangan yang Bekerja pada
Elemen Mesin
Konsep tegangan
Macam-macam tegangan
Tegangan yang diijinkan
Materi Mata Kuliah
Perancangan Poros
Dasar-dasar Perancangan Poros (beban
aksial murni, puntir murni, bengkok
murni, gabungan bengkok serta puntir, gabungan bengkok, puntir, dan aksial)
Materi Mata Kuliah
Ban Mesin (Belt)
Tinjauan Umum Sistem Transmisi daya
Rangkaian Sistem Transmisi Daya
Angka Perbandingan Transmisi yang Diijinkan
Perbandingan Transmisi pada Ban Mesin Bila Slip dan Tebal Diperhitungkan
Panjang Ban Mesin
Perhitungan Kekuatan Mesin
Materi Mata Kuliah
Ulir Daya (Power Screws)
Tipe Ulir DayaParameter Perancangan Ulir Daya
Hubungan antara Momen Puntir dan
Gaya Aksial
Tegangan pada Ulir
Tegangan pada Batang Ulir
Materi Mata Kuliah
Perancangan Pegas Ulir (Hellical
Spring)
Tinjauan Umum Tentang Pegas
Bahan Pegas
Parameter Perancangan Pegas Ulir
Lenturan (defleksi) Pegas Ulir
Energi yang Mampu Disimpan Pegas
Materi Mata Kuliah
Perancangan Pegas Daun
Menghitung Kedkuatan Pegas Daun
Lenturan Pegas Daun
Energi Potensial Pegas Daun
Contoh Soal dan Soal Latihan
Perancangan Kopling
Perancangan Kopling Pelat
Perancangan Kopling Kerucut
Materi Mata Kuliah
Perancangan Roda Gigi lurus
Pendahuluan
Istilah, Definisi, dan Simbol dalam Roda Gigi Lurus
Buku Referensi
Buku Ajar Elemen Mesin
Machine Design (1980) karangan Khurmi,
R.S. dan Gupta, J.K.
Elemen Mesin (1980) karangan Kiyokatsu
Suga diterjemahkan Sularso
Perencanaan Teknik Mesin (1986)
karangan Shigley, J.E. dan Mitchell, L.D.
Machine Elements (1990) karangan G.
Komposisi Penilaian
No Komponen Pilihan
I
3 Kehadiran/
Keaktifan Mhs 15
Tidak hadir sebagai
pengurang nilai
4 Tugas/PR/Quiz 25
5 UTS 30 Close book
Pengertian Elemen Mesin
Mesin diartikan sebagai alat untuk
memindahkan benda energi/benda sehingga mempunyai efisiensi.
Efisiensi adalah perbandingan antara
luaran dengan masukan yang berkaitan dengan kerja.
Efisiensi di sini meliputi efisiensi mekanis,
termis, hidrolis, dan elektris.
Elemen adalah bagian penting yang
Pengertian Elemen Mesin
Elemen Mesin adalah bagian dari suatu
alat untuk memindahkan energi/benda yang mempunyai efisiensi mekanis,
termis, hidrolis, maupun elektris.
Contoh mekanis pesawat angkat,
dongkrak, mesin pres, mesin tekuk, mesin perkakas, dll
Contoh termis ketel uap, motor
bakar, mesin uap, turbin uap, dll
Contoh hidrolis pompa air, turbin
air, dll
Contoh elektrik pembangkit listrik,
Pengertian Elemen Mesin
Bagian-bagian dari mesin tersebut di
atas terdiri dari baut, pegas, poros,
bantalan, kopling, roda gigi, pulli dsb
Bagian-bagian tersebut dinamakan
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Hukum Paralelogram Gaya: Dua buah
gaya yang bereaksi pada suatu zarah
(titik) dapat diganti dengan sebuah gaya resultan, yang apabila ujung keduanya dihubungkan dengan garis, akan
membentuk jajaran genjang.
Hukum Transmisibilitas Gaya: Sistem
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Hukum I Newton: Bila Resultan gaya
(
Σ
F) dan atau momen (
Σ
M) yang
dikenakan benda sama dengan nol
maka sistem akan seimbang
Σ
F = 0 (kesetimbangan gaya)
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Hukum II Newton: Jika resultan
gaya/momen yang dikenakan pada
benda tidak sama dengan nol, maka
benda tersebut akan mendapat
percepatan linier atau anguler
berbanding lurus dengan resultan
yang bersangkutan.
a =
Σ
F/m (untuk gerak lurus)
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Hukum III Newton: Setiap benda
yang mendapat gaya aksi akan
memeberikan gaya reaksi yang
besarnya sama dengan gaya aksi,
namun arahnya berlawanan.
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Keseimbangan gaya
Dua buah gaya seimbang
harganya sama, berlawanan arah, dan segaris kerja
Gaya yang bekerja dalam
kesetimbangan, bila dijumlahkan scr
geometris akan membentuk segibanyak tertutup
Tiga buah gaya atau lebih seimbang
Review beberapa Hukum Dasar
dan Statika Benda Tegar
Keseimbangan Momen
Momen adalah perkalian antara gaya
dengan lengan gaya yang tegak lurus dengan arah gaya
Momen resultan dari beberapa buah
gaya sama dengan jumlah momen komponennya
Jumlah momen sama dengan nol jika
Diagram Benda bebas
(
Free Body Diagram
)
DBB/FBD: merupakan bagian potongan
dari elemen atau struktur yang dilengkapi gaya/momen yang bekerja padanya
DBB banyak digunakan baik untuk
penyelesaian sistem mekanis atau dinamis
Langkah DBB: menentukan semua gaya
Gaya Luar
Gaya berat elemen mesin yang
bersangkutan
Gaya karena daya yang ditransmisikan
Gaya Luar
Gaya karena perubahan suhu
Gaya tumbukan
Gaya pegas
Gaya inersia
Gaya aksi/reaksi
Gaya gravitasi bumi arahnya ke bawah
Gaya normal arahnya tegak lurus permukaan
sentuh
Gaya gesek arahnya berlawanan arah dengan
gerak benda
Gaya tekan pada roda gigi yg berpasangan
digambar searah dgn sudut tekan
Tumpuan jepit/las memberikan reaksi gaya
vertikal, horizontal dan momen bengkok
Tumpuan engsel memberikan reaksi gaya
harizontal dan vertikal
Tumpuan rol memberikan reaksi vertikal
Tumpuan normal memberikan reaksi gaya tegak
Contoh gaya aksi/reaksi
Bola pada dinding ditahan oleh tali DBB pada bola W
S
Macam-macam pembebanan
Pemb tarik Teg. tarik
Pemb tekan Teg. tekan
Pemb geser Teg. geser
Pemb bengkok Teg. tarik &
tekan
Pemb puntir Teg. geser
Pemb campuran
Konsep Tegangan
Tegangan adalah pembebanan per
satuan luas
Istilah tersebut untuk analisis
kekuatan benda padat
Untuk benda cair dan gas
Pemb & Teg Tarik
F F
A
= F/A
= Tegangan tekan (N/m2) A = luas penampang (m2)
Pemb & Teg Tekan
F F
A
= F/A
= Tegangan tekan (N/m2) A = luas penampang (m2)
F = Gaya yang bekerja (N)
•Konsep sama dengan tegangan tarik
Pemb. Dan Teg. Geser
F F
A
ζ = Teg geser (N/m2)
F= Gaya yang bekerja (N)
A = Luas penampang paku (m2)
Momen Bengkok & Teg. Yg Terjadi
F
L b
t
= tegangan yang terjadi (N/m2) M = F . L (Nm)
Y = t/2 (m) I = b t3/12 (m4)
I
y
M
b
Momen Puntir & Teg. Yg Terjadi
d
T T
ζ = tegangan yang terjadi (N/m2)
T = Torsi yang tejadi r = d/2 (m)
J = π d4/32 (m4)
Beban Kombinasi Tarik-Tekan-Bengkok
F
L b
t
= F/A M. y/L
Beban Kombinasi
Tarik-Tekan-Bengkok-Puntir
2 2 min 2 2 xy y x y x 2 2 min 2 2 xy y x y x 2 2 min 2 xy y xx dan y mengacu pada
teg bengkok, tarik atau tekan.
Tegangan yang diijinkan
Teg. Yg diijinkan adalah: tegangan
maksimum yang boleh bekerja pada
bahan , agar bahan tersebut tidak
mengalami deformasi plastis.
Tegangan ini diperoleh melalui
Uji tarik dari bahan liat
plastis elastis
y uts
AK
uts t
t = tegangan ijin (N/m2)
Dinamika Pembebanan
Statis (Dongkrak, Ragum, dll)
Berulang (klep/katup motor, poros vertikal, dll) t
waktu
t
Dinamika Pembebanan
berganti (Poros Transmisi, dll)
Kejut (mesin tempa, keran jalan, dll) t
waktu
t
Angka keamanan
Bila angka keamanan beban statsi
sudah diketahui, maka secara impiris angka keamanan untuk beban yang lain bisa ditentukan menggunakan perbandingan.
Perancangan Poros
Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang, pd umumnya berpenampang lingk., berfungsi memindahkan putaran atau
Jenis Poros dilihat dari Fungsinya
Poros dukung, misalnya gandar,
poros motor, poros gerobag.
Poros transmisi, misalnya poros
motor listrik, poros gigi transmisi
pada
gear box
.
Gabungan dukung dan transmisi,
Penentuan Tegangan
Bahan liat (
ductile material
)
menggunakan tegangan geser
maksimum
Bahan getas (
brittle material
)
Tujuan perancangan poros, yaitu
menentukan ukuran diameter
Poros Terkena Beban Aksial Murni
(Tarik/tekan)
2
4
d
F
t
Poros pejal:
Poros bolong: 2
1 2
0
4 d d
F
Poros Terkena Beban Puntir Murni
3
16
d
T
t
Poros pejal:
Poros bolong:
4 1 4
0
0
16
d d
Td
Poros Terkena Beban Bengkok Murni
3
32
d
M
bb
Poros pejal:
Poros bolong: 4
1 4
0 0
32 d d
d Mb
Poros Terkena Beban Gabungan
Bengkok dan Puntir
2 3 . . 16 p p b b t M K M K d Poros pejal:
Poros bolong: 2
Poros Terkena Beban beban
Gabungan Bengkok, Puntir, dan
aksial
2 . 2 38
.
.
.
.
16
p p b b tM
K
d
F
M
K
d
Poros pejal:Poros bolong: . 2
Harga K
b
dan K
t
Beban Kb Kt
Beban gradual 1.0 1.0
Beban Mendadak 1.5 – 2.0 1.5 – 2.0
Untuk poros diam
Untuk poros berputar
Beban gradual 1.5 1.0
Beban Mendadak tak berkejut
1.5 – 2.0 1.0– 1.5
Beban Mendadak berkejut
Sistem Trasmisi Daya
Tujuan transmisi daya adalah
untuk memindahkan daya dari
sumber daya ke mesin pemakai
daya, shg mesin pemakai daya
tersebut bergerak sesuai
Proses Transmisi Daya
Langsung, menggunakan kopling
Tidak langsung, menggunakan belt,
rantai, roda gigi, roda gesek.
Mesin sumber daya umumnya mempunyai
putaran tinggi
Proses reduksi menggunakan roda gigi,
Ban Mesin (Belt)
Poros I – II
d1 . n1 = d2 . n2 i1 = n1/n2 = d2/d1
Poros II – III d3 . n2 = d4 . n3 i2 = n2/n3 = d4/d3
Poros III – IV d5 . n3 = d6 . n4 i3 = n3/n4 = d6/d5
Poros I Poros II Poros III Poros IV Motor listrik d1 d4 d2 d3
Panjang Open Belt Drive
H
K
G
E
F J
Panjang Crossed Belt
Drive
H
K
G E
F J
PERHITUNGAN KEKUATAN MESIN
Ketika bekerja ada sisi yang tertarik dan sisi yang kendor
Kekuatan belt bisa dihitung berdasarkan tegangan tarik yang diijinkan, yaitu berkisar 25 s.d. 40 N/mm²
Hubungan untuk flat belt
Hubungan untuk v-belt
= sudut kontak (radian)
= sudut kemiringan v-belt dalam derajat = koefisien gesek ban dengan puly
e = bilangan natural = 2.72 T1 = gaya sisi tarik (N)
Kelompok Ulir
Ulir Pengikat (Threated Fasteners):
untuk menyambung atau mengikat
dua elemen (contoh: Mur dan Baut)
Ulir daya (Power Screws): untuk
Gambaran Ulir
Seperti sebuah lembaran segitiga yang digulung α Π d p dα = sudut helik P = picth
d = diameter
Pitch and Kisar (Lead)
Pitch: jarak antar puncak dengan
puncak berikutnya
Lead: jarak tempuh mur bila ulir
diputar satu putaran
1. Ulir
tunggal
Kisar =
p
2. Ulir
ganda
3. Ulir
tripel
Kisar =
2p
Kisar =
3p
p
p
Tipe Ulir Daya
Ulir segi empat
Ulir trapesium
Ulir gigi gergaji
p p/2
p/2
p
h = 0.5 p + 0.25 mm
0.37 p
0.634 p
θ = 150
p 0.125 p
0.75 p
Perancangan Ulir Daya
ro
ri
rm b
h θ
θn rm = radius rerata ro = radius luar ri = radius dalam θ = sudut profil
Hubungan momen puntir dan gaya
aksial ulir trapesium
c c
n s
n s
m
r
r
W
T
.
cos
tan
.
1
Hubungan momen puntir dan gaya
aksial ulir segi empat
c c s s m
r
r
W
T
.
tan
.
1
tan
T= Torsi yang digunakan untuk memutar ulir, Nm
W = gaya atau beban yang sejajar dengan sumbu ulir, N rm = jari-jari rerata ulir, m
rc = jari-jari rerata colar
μc = koefisien gesek pada colar
μs = koefisien gesek antara ulir dengan mur α = sudut heliks
PENGERTIAN
Pegas merupakan elemen mesin
yang mempunyai fungsi memberikan
gaya, melunakkan tumbukan,
menyerap/menyimpan energi,
mengurangi/menambah getaran.
Berdasarkan bebannya pegas
JENIS PEGAS MENURUT BENTUK
Pegas Ulir
Pegas Volut
Pegas Daun
Pegas Piring
Pegas cincin
BAHAN PEGAS
STANDAR JIS
SUP dengan G = 8 x 10
3kg/mm
2dan
uts= 60 s.d. 70 kg/mm
2
ST-70 dengan
b= 5.000 kg/mm
2,
ijin= 4.000 kg/mm
2, E = 2.200.000
PARAMETER PERANCANGAN PEGAS
A F J r . 2 4 4 / 32 / 2 / 2 / . d F d d D F D d d D F . 2 1 . . 8 3 Ø kawat (d)F
T F
maks = teg puntir + teg geser
maks = w + s
C d D F . 2 1 1 . . 8 3
PARAMETER PERANCANGAN PEGAS
kecil C dengan pegas untuk C C C K atau C K wahls koreksi Faktor ; 615 , 0 4 4 1 4 . 2 1 1C = indeks pegas =faktor kelengkungan pegas
Semakin kecil C, maka semakin tajam kelengkungan pegas
3
.
.
8
d
D
F
K
maksmaks = tegangan geser total pada pegas, N/m2 F = gaya aksial (tarik atau tekan), N
LENTURAN PEGAS ULIR
Akibat gaya tekan/tarik menyebabkan pegas akan memanjang atau
memendek, hal ini disebut sebagai
lenturan/defleksi
d
G
n
FC
y
.
8
3
n
C
d
G
k
y
F
38
.
KEKAKUAN PEGAS
Pegas disusun paralel
k = k1 + k2 +k3 +
….+ kn
Pegas disusun seri
n k k k k k 1 ... 1 1 1 1 3 2 1
k1 k
2 k3
k1
ENERGI YANG MAMPU DISIMPAN PEGAS
V
GK
E
y
k
E
maks
2 2
2
4
.
2
1
E = energi pegas, J
V = volume kawat pegas, m3