• Tidak ada hasil yang ditemukan

TKB5354 Pertemuan 10 model kematangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TKB5354 Pertemuan 10 model kematangan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Enterprise Architecture Planning

Chalifa Chazar

www.script.id

chalifa.chazar@gmail.com

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Maturity Model

(2)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Masalah

Kemampuan

arsitektur

untuk

berubah

sering

ditentukan oleh tingkat kematangan arsitektur yang

dihasilkan.

Arsitektur yang matang akan dihasilkan oleh proses

penyusunan arsitektur yang juga matang

(3)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Definisi Model

Pedoman dari praktik terbaik yang didefinisikan

oleh organisasi lain yang sukses dan berfungsi

dengan baik.

Representasi dari seperangkat komponen

proses, sistem, atau area subjek yang umumnya

dikembangkan untuk pemahaman, analisis,

peningkatan, dan/atau penggantian suatu

proses.

Representasi dari informasi, aktivitas, hubungan

(4)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Definisi Maturity

Suatu perilaku berevolusi yang terdefinisi

dengan

baik

dalam

mencapai

proses

pengembangan perangkat lunak yang matang

(

mature

).

Tingkat

perbaikan

proses

berdasarkan

(5)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Konsep Maturity

Konsep maturity telah diterapkan pada berbagai aspek

pengembangan baik sebagai alat untuk menilai atau

bagaian dari kerangka kerja peningkatan kualitas.

Prinsip dasar maturity adalah upaya penggambaran

prilaku khas objek (produk, proses, enterprise, dll) dalam

beberapa tingkat kematangan.

(6)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Metode Crosby’s QMMG

Pendekatan Crosby’s

Quality Manajement

Maturity Grid

(QMMG).

Menggambarkan prilaku khas suatu organisasi

menjadi 5 tingkat kematangan, dimana setiap

tingkat

kematangan

memiliki

6

aspek

(7)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Metode Crosby’s QMMG

Berfokus pada evolusi yang ,memaparkan bahwa

manajemen kualitas perusahaan cenderung berevolusi

melalui 5 tingkatan, yaitu:

- Ketidakpastian (

Uncertainty

)

- Kebangkitan (

Awakening

)

- Pencerahan (

Enlightenment

)

- Kebijakan (

Wisdom

)

(8)

Kategori

Pengukuran Pemahaman dan perilaku manajemen

Tingkat I:

Ketidakpastian  Tidak terdapat pemahaman bahwa kualitas merupakanperalatan manajemen.

 Cenderung menyalahkan departemen kualitas atas

masalah-masalah kualitas. Tingkat II:

Kebangkitan Menyadari bahwa manajemen kualitas penting, namun tidakbersedia menyediakan waktu atau uang untuk melaksanakannya.

Tingkat III:

Pencerahan Saat menjalankan program peningkatan kualitas mempelajaribahwa manajemen kualitas, bersifat mendukung dan sangat membantu.

Tingkat IV:

Kebijaksanaan  Berpartisipasi.Mutlak memahami manajemen kualitas.

 Menyadari peranan tiap-tiap pribadi untuk

kesinambungannya Tingkat V:

Kepastian Memandang manajemen kualitas sebagai bagian esensialdalam sistem perusahaan.

(9)

Kategori

Pengukuran Status kualitas organisasi

Tingkat I:

Ketidakpastian  Kualitas hanya diketahui dalam departemen manufakturatau rekayasa

 Tidak terdapat inspeksi

 Menekankan pada peningkatan dan pengurutan

Tingkat II:

Kebangkitan  Terdapat pemimpin yang memperhatikan kualitas namuntetap ditekankan pada peningkatan dan pemindahan produk

 Masih menjadi bagain manufaktur atau lainnya Tingkat III:

Pencerahan  Departemen kualitas melaporkan pada manajemen atas,semua peningkatan tidak ditawa-tawar

 Manajer memiliki peranan dalam manajemen perusahaan

Tingkat IV:

Kebijaksanaan  Manajer kualitas meruypakan eksekutif perusahaanEfektif melaporkan status dan melakukan tindakan preventif

 Terlibat dalam masalah penggunaan dan penugasan

khusus Tingkat V:

Kepastian  Manajer kualitas berada dalam dewan direksiPreventif merupakan pertimbangan utama

 Kualitas dipikirkan oleh pimpinan

(10)

Kategori

Pengukuran Penanganan masalah

Tingkat I:

Ketidakpastian  Masalah-masalah ditangani saat terjadiTidak ada resolusi

 Definisi yang tidak layak

 Banyak pertengkaran dan saling menuduh

Tingkat II:

Kebangkitan  Dibentuk kelompok untuk mengatasi masalah-masalahutama

 Tidak terdapat solusi jangka panjang Tingkat III:

Pencerahan  Terdapat komunikasi mengenai tindakan koreksiMasalah dihadapi secara terbuka dan diselesaikan dengan teratur

Tingkat IV:

Kebijaksanaan  Masalah-masalah diidentifikasi pada awal perkembanganSemua fungsi-fungsi terbuka untuk saran dan peningkatan

Tingkat V:

Kepastian  Pengecualian hanya untuk kasus yang sangat lazimMasalah-masalah dapat dicegah

(11)

Kategori

Pengukuran Biaya kualitas sebagai % dari penjualan

Tingkat I:

Ketidakpastian  Dilaporkan : tidak diketahuaiAktual : 20% Tingkat II:

Kebangkitan  Dilaporkan : 3%Aktual : 18% Tingkat III:

Pencerahan  Dilaporkan : 8%Aktual : 12% Tingkat IV:

Kebijaksanaan  Dilaporkan : 6.5%Aktual : 8% Tingkat V:

Kepastian  Dilaporkan : 2.5%Aktual : 2.5%

(12)

Kategori

Pengukuran Tindakan peningkatan kualitas

Tingkat I:

Ketidakpastian  Tidak ada aktifitas yang terorganisasiTidak ada pemahaman mengenai aktivitas peningkatan kualitas

Tingkat II:

Kebangkitan  Mencoba usaha-usaha “memotivasi”Jangka pendek Tingkat III:

Pencerahan Implementasi program 14-langkah dengan pemahaman danpelaksanaan tiap langkah Tingkat IV:

Kebijaksanaan Melanjutkan program 14-langkah dan memulai Make Certain

Tingkat V:

Kepastian Peningkatan kualitas normal dan merupakan aktivitasberkesinambungan.

(13)

Kategori

Pengukuran Ringkasan postur kualitas perusahaan

Tingkat I:

Ketidakpastian Kami tidak tahu mengapa kami mempunyai masalah dengankualitas Tingkat II:

Kebangkitan Apakah benar-benar penting selalu memiliki masalah dengankualitas Tingkat III:

Pencerahan Melalui komitmen manajemen dan peningkatan kualitas kamimengidentifikasi dan memecahkan masalah kami Tingkat IV:

Kebijaksanaan Mencegahoperasional rutin kamiketidaksempurnaan merupakan bagian Tingkat V:

Kepastian Kami tahu mengapa kami tidak memiliki masalah dengankualitas

(14)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

CMM

Penggunaan konsep kematangan dalam bidang

teknologi informasi adalah untuk mengkuantifikasi

kebaikan dari suatu perangkat lunak.

SEI (

Software Engineering Institute

) tahun 1986

mengembangkan suatu metode pengukuran kebaikan

pengembangan perangkat lunak.

Disebut

Capability Maturity Model for Software

(CMM).

(15)

Level Deskripsi Area Proses

Optimising Umpan balik kuantitatif dari proses

memungkinkan peningkatan proses yang kontinu dan menunjukan ide inovatif dan teknologi

Pencegahan ketidak

sempurnaan Manajemen Perubahan Teknologi Manajemen Perubahan Proses

Managed Ukuran detail proses perangkat

lunak dan kualitas produk

dikumpulkan. Baik proses perangkat lunak dan produknya dipahami

secara kuantitatif dan dikendalikan

 Manajemen Proses

Kuantitatif

 Manajemen Kualitas

Perangkat Lunak

Defined Proses perangkat lunak untuk

aktivitas manajemen dan

kerekayasaan didokumentasikan, distandarisasikan, dan diintegrasikan ke dalam proses standar perangkat lunak bagi organisasi. Semua proyek menggunakan versi lengkap proses standar perangkat lunak organisasi untuk mengembangkan dan

merawat perangkat lunak.

 Fokus Proses Organisasi

 Definisi Proses Organisasi

 Program Pelatihan

 Manajemen Perangkat

Lunak Terintegrasi

 Kerekayasaan Produk

 Perangkat Lunak

Koordinasi antar

(16)

Level Deskripsi Area Proses

Repeatable Terdapat proses manajemen proyek

dasar untuk melacak biaya, jadwal, dan fungsionalitas. Terdapat disiplin proses yang penting untuk

mengulang kesuksesan proyek sebelumnya dengan aplikasi yang serupa.

 Manajemen Kebutuhan

Perencanaan Proyek Perangkat Lunak

 Pelacakan Proyek

Perangkat Lunak

 Manajemen

Subkontrak Perangkat Lunak

 Jaminan Kualitas Perangkat Lunak

 Manajemen Konfigurasi

Perangkat Lunak

Initial Karakteristik proses perangkat lunak

bersifat adhoc, dan bahkan sering bersifat chaotic. Beberapa proses telah terdefinisi, dan sukses

bergantung pada usaha individual.

(17)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

CMMI

Merupakan pengembangan dari CMM, menyediakan

kerangka kerja untuk peningkatan dalam bidang:

- Rekayasa perangkat lunak

- Kerekayasaan sistem

- Pengembangan produk dan proses-proses terintegrasi

- Pengadaan vendor

CMMI

(

Capability

Maturity

Model

integration

)

(18)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

CMMI memberikan 2 pendektan dalam pengukuran

tingkat kematangan.

Continuous representation

model yang mengukur

tingkat kemampuan (

capability level

) untuk memberikan

suatu peningkatan relatif bagi suatu area proses tunggal.

(19)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

(20)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Pengukuran tingkat kematangan suatu objek dilakukan

dengan mengidentifikasi proses (kapabilitas area proses).

Untuk menentukan kapabilitas area proses dilakukan

dengan menganalisis area proses yang dikelompokan

menjadi 3 kelompok:

Komponen yang diperlukan

menggambarkan apa yang

harus dicapai organisasi untuk memenuhi area proses

Komponen yang diharapkan

menggambarkan hal spesifik

apa yang akan diimplementasikan

oleh organisasi untuk

mencapai komponen yang diperlukan.

Komponen informatif

menyediakan detail-detail yang

(21)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Kesimpulan

Walaupun banyak model kematangan untuk fokus masalah

yang berbeda-beda.

Namun, terdapat kesamaan antara model-model tersebut,

yaitu dalam pendefinisian jumlah dimensi area proses

dalam beberapa tingkat atau level kematangan yang

terpisah.

Tidak ada ketentuan khusus untuk jumlah tingkatan

kematangan.

(22)

</TERIMA KASIH>

Chalifa Chazar, S.T, M.T

Email: chalifa.chazar@gmail.com

script.id

Referensi

Dokumen terkait

dalam penelitian ini yaitu berupa Penelitian Tindakan Kelas kualitatif deskriptif, karena menghitung dan mendeskripsikan hasil pengamatan yang dilakukan dari

Formasi Lemau (Tml) Satuan Formasi Lemau pada umumnya berupa batupasir tufan, gampingan, batulempung gampingan dengan sisipan batugamping yang mengandung foram dan

masuk dalam tahap operasional formal, (2) gaya belajar siswa visual. Jika dilihat dari sumber daya penunjang baik dari segi siswa dan guru, sekolah tersebut juga sudah tersedia.

Apabila Calon Penerima Beasiswa atau Penerima Beasiswa yang akan menempuh studi di perguruan tinggi tujuan studi luar negeri yang telah memiliki LoA Unconditional

Lebih jauh Reeves (2010) menjelaskan bahwa untuk lebih memperbaiki pembelajaran melalui penilaian dapat dilakukan melalui: (1) guru mengeidentifikasi

Merupakan kriteria yang mengacu pada konsep penyebab tunggal =hubungan satu sebab!satu akibat&gt;&#34; yaitu jika sebuah faktor spesik hanya berhubungan dengan sebuah penyakit

Teknik rehabilitasi ekosistem terumbu karang menggunakan konsep “gardening of coral reef” ini akan menjadi studi yang menarik di Pulau Sempu dimana kondisi terumbu

Dalam penelitian ini,penelitian menggunakan interview bebas dimana pewancara bebas menanyakan apa saja,tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.Peneliti