• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Pengemb.Kurikulum.HI.KB.TPA.SPS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "3. Pengemb.Kurikulum.HI.KB.TPA.SPS"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HALAMAN JUDUL

JUDUL

PEDOMAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM PEMBELAJARAN

(KURIKULUM)

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

HOLISTIK INTEGRATIF

SATUAN PAUD : TPA/ KB/ SPS

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Pengembangan terhadap anak usia 0 - 6 tahun dilakukan berdasarkan

pemahaman untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait

secara simultan dan sistematis, sehingga anak dapat tumbuh secara sehat, kuat, ceria,

berkembang optimal dan berakhlak mulia. Atas dasar kondisi dimaksud, maka dengan

mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya

Pedoman

Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Holistik Integratif

yang bersumber dari APBD

Jawa Tengah Tahun Anggaran 2013 ini, berhasil diselesaikan.

Terselenggaranya Pendidikan dan Pengembangan Anak usia Dini secara

menyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasia, Pelayanan secara terpadu tersebut

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan esensial anak, menuju terwujudnya anak

Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Oleh karena itu guna mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal

disegala bidang maka diperlukan adanya

Pengembangan

Pembelajaran

(Kurikulum) dan Perangkat Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

dengan pendekatan Holistik dan Integratif

. Jika ditinjau dari pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35

mengenai standar nasional pendidikan. Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum

pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Demikian pula

Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga mengacu sesuai

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 58 Tahun 2009.

Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum PAUD dan

Perangkat Bahan Ajar PAUD secara Holistik dan Integratif. Sedangkan dalam

implementasinya disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Lembaga PAUD.

(5)

Lingkungan dan suasana pembelajaran yang menyenangkan hendaknya dapat

dirancang dengan tepat. Anak-anak dapat berkembang dan berinteraksi secara positif

dengan Pendidik maupun orang lain. Pendidik juga diharapkan mampu memahami

kondisi dan kebutuhan anak serta dapat memfasilitasi kegiatan bersama anak secara

penuh untuk mengembangkan kemampuan dasar maupun pembentukan karakter anak.

Semua dapat terwujud di Lembaga PAUD jika pembelajarannya tidak menyimpang dari

rambu-rambu sesuai pertumbuhan dan perkembangan anak.

Akhirnya kami mohon kepada para pengguna Buku Pedoman ini untuk berbesar

hati dalam memberikan saran dan kritik dari berbagai pihak demi penyempurnaan di

masa yang akan datang. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua unsur

yang telah ikut andil demi tersusunnya

Pengembangan Pembelajaran (Kurikulum)

dan Perangkat Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Holistik

Integratif

ini.

Semarang, Mei 2013

a.n. Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Tengah

Kepala Bidang PNF-PT

Dr. JASMAN INDRADNO, M.Si

Pembina Tingkat I

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Dasar Hukum ... 1

C. Tujuan ... 2

D. Pengertian-pengertian ... 2

BAB II LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ... 4

A. Landasan Filosofis ... 4

B. Landasan Yuridis ... 4

C. Landasan Keilmuan... 5

BAB III HAKEKAT PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF ... 7

A. Pengertian PAUD Holistik dan Integratif ... 7

BAB IV PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD HOLISTIK INTEGRATIF ... 12

A. Pengembangan Kurikulum ... 12

B. Ruang Lingkup Pengembangan Paud Holistik Integratif Dan Indikator

Capaian ... 14

C. Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Anak Usia Dini Holistik Integratif ... 15

BAB V PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PAUD HOLISTIK INTEGRATIF ... 18

A. Pengertian Bahan Ajar ... 18

B. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ... 18

C. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar ... 18

D. Komponen Bahan Ajar ... 18

(7)

B. Layanan Kesehatan & Gizi ... 38

C. Layanan Pendidikan ... 56

D. Layanan Perlindungan... 80

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar belakang

1.

Usia dini merupakan masa emas perkembangan yang tidak boleh disia-siakan.

2.

Untuk dapat tumbuh-kembang dengan baik anak membutuhkan gizi,

kesehatan, dan pendidikan secara mencukupi dan berkelanjutan.

3.

Layanan tersebut perlu dilakukan secara holistik & integratif, melalui

keterlibatan Keluarga, lingkungan dan mitra terkait.

4.

Bappenas telah menerbitkan Pedoman Umum Pengembangan Anak Usia Dini

Holistik-Integratif.

5.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bertanggungjawab di bidang

pembinaan pendidikannya melalui program PAUD.

B.

Dasar Hukum

Undang Undang Dasar 1945 pasal 4, pasal 9 ayat 1, pasal 28 B ayat 2, pasal

28C ayat 2 pasal 31 ayat 1 dan ayat 3.

Pasal 4 menjelaskan (Perlindungan) setiap anak berhak untuk dapat hidup,

tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan

diskriminasi.

Pasal 9 ayat 1 yaitu setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai

minat dan bakatnya.

Pasal 28 B ayat 2 Amandemen UUD 1945 (Konvensi Hak Anak) berisi setiap

anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak

atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Pasal 28 C ayat 2 Amandemen UUD 1945 yaitu setiap anak berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni, budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia.

Pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan.

(9)

UU No. 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak

Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyakatkan

dan Membudayakan Kewirausahaan.

UU Sisdiknas tentang Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003

Permendiknas 58 tahun 2009

C.

Tujuan

1.

Tujuan Umum

Terselenggaranya pelayanan Pengembangan Anak usia Dini secara

melnyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasian layanan (Pos

PAUD-Posyandu-BKB) di tingkat desa/kel. untuk memenuhi kebutuhan esensial anak

menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak

mulia.

2.

Tujuan Khusus

a.

Terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh yang

meliputi layanan kesehatan dan gizi, perlindungan, pengasuhan, dan

pendidikan.

b.

Terlindunginya anak dari perlakuan salah dari lingkungannya.

c.

Terselenggaranya pelayanan anak usia dini secara terintegrasi dan

selaras antar intansi terkait.

d.

Terwujudnya komitmen seluruh unsur terkait dalam penyelenggaraan

pengembangan anak usia dini secara holistik-integratif.

D.

Pengertian-pengertian

Pengembangan anak usia 0 - 6 th dilakukan berdasarkan pemahaman untuk

memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling terkait secara

simultan dan sistematis, agar anak tumbuh sehat, kuat, ceria dan tumbuh subur

dan optimal berakhlak mulia.

Pengertian Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif

Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah :

1.

Program yang digulirkan untuk kualitas SDM yang paripurna.

2.

Suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai 6 tahun

yang dilakukan melalui pemberian rangsanagn pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan Jasmani dan rohaninya, melalui suatu

program investasi kesehatan dan pendidikan menuju sumber daya manusia

paripurna kompetitif.

3.

Pendidikan Anak Usia Dini yang saling berkaitan antara pendidikan maupun

kesehatannya, dimana melibatkan keluarga, sekolah, dinas pendidikan, dinas

kesehatan, organisasi masyarakat, stakeholder terkait.

(10)
(11)

BAB II

LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

A.

Landasan Filosofis

Didasarkan pada falsafah bangsa

Indonesia “Pancasila”.

B.

Landasan Yuridis

1. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945, dinyatakan bahwa:

“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”. Selanjutnya pada Amandemen Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa: ”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

2. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 9 Ayat 1 dinyatakan bahwa: ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut".

4. Sedangkan pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1)

Pendidikan Anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidkan formal, nonformal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal: Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal: Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.”

5. Berbeda dengan pernyataan di atas, Bredekamp dan Copple (1997) mengemukakan bahwa, pendidikan anak usia dini mencakup berbagai program yang melayani anak dari lahir sampai dengan usia delapan tahun yang dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik anak.

(12)

C.

Landasan Keilmuan

Konsep keilmuan PAUD bersifat isomorfis, artinya kerangka keilmuan PAUD dibangun dari interdisiplin ilmu yang merupakan gabungan dari beberapa displin ilmu, diantaranya: psikologi, fisiologi, sosiologi, ilmu pendidikan anak, antropologi, humaniora, kesehatan, dan gizi serta neuro-sains atau ilmu tentang perkembangan otak manusia (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 10).

Berdasarkan tinjauan secara psikologi dan ilmu pendidikan, masa usia dini merupakan masa peletakan dasar atau fondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu dan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Dari segi empiris banyak sekali penelitian yang menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini sangat penting, karena pada waktu manusia dilahirkan, menurut Clark (dalam Yuliani Nurani Sujono, 2009) kelengkapan organisasi otaknya mencapai 100 – 200 milyard sel otak yang siap dikembangkan dan diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan optimal, tetapi hasil penelitian menyatakan bahwa hanya 5% potensi otak yang terpakai karena kurangnya stimulasi yang berfungsi untuk mengoptimalkan fungsi otak.

Usia dini (lahir – 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depannya atau disebut juga masa keemasan (the golden age) namun sekaligus periode yang sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya.

Hasil penelitian/kajian ilmiah di bidang Neorologi oleh Osbon, White, Bloom menyatakan bahwa: perkembangan intelektual/kecerdasan anak pada usia:

(13)

Sedangkan pertumbuhan fisik otak anak pada usia:

a. 0 tahun mencapai 25 %

b. 6 tahun mencapai 85 %

c. 12 tahun mencapai 100 %

Jadi anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia SD tidak benar, bahkan pendidikan yang dimulai pada usia TK (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat.

Pernyataan Jean Piaget (1972, p. 27) tentang bagaimana anak

belajar:

“anak seharusnya mampu melakukan

percobaan dan penelitian sendiri. Guru,

tentu saja, bisa menuntun anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang

tepat, tetapi yang terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus

(14)

BAB III

HAKEKAT PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI

HOLISTIK INTEGRATIF

A.

Pengertian PAUD Holistik dan Integratif

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Th 2003 Ttg Sisdiknas).

Secara harfiah, holistis (holistik) adalah berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekedar kumpulan bagian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994). Sementara itu, integral dimaknai tidak terpisahkan atau terpadu, sedangkan integrasi adalah berpadu atau bergabung supaya menjadi kesatuan yang utuh (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994).

Pengembangan anak usia dini holistik dan integratif adalah pengembangan anak usia dini yang dilakukan berdasarkan pemahaman untuk memenui kebutuhan esensial anak yang beragam dan saling berkait secara simultan dan sistimatis (Bappenas, 2006)

Dalam konteks pendidikan anak usia dini, Direktorat Pembinaan PAUD (2011) memberi pengertian bahwa: Holistik; artinya penanganan anak usia dini secara utuh/menyeluruh yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan perlindungan, untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangan anak. Sedang Integratif/terpadu ; artinya penanganan anak usia dini dilakukan secara terpadu oleh berbagai pemangku kepentingan di tingkat masyarakat, pemerintah daerah, dan pusat.

Studi kebijakan pengembangan anak usia dini holistik dan terintegratif yang dilakukan oleh kementerian negara perencanaan pembangunan (2006; 3) menyatakan bahwa pengembangan anak usia dini secara menyeluruh (holistik) mencakup kesehatan dasar, gizi, dan pengembangan emosi serta intelektual anak perlu dilakukan secara baik karena amat menentukan perjalanan hidupnya di kemudian hari. Masa usia dini merupakan masa kritis tumbuh kembang anak yang akan menentukan perkembangan anak pada tahapan selanjutnya. Seluruh dimensi pengembangan akan tumbuh dan berkembang, saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu dengan lainnya. Untuk itu, anak membutuhkan stimulasi holistik (menyeluruh) yang meliputi stimulasi pendidikan, kesehatan dan gizi, dan psikososial.

(15)

Pengembangan anak usia dini yang holistik juga bercirikan adanya pelayanan yang berkesinambungan, dalam hal ini sistem pelayanan harus terkoordinasi dan terintegrasi secara baik dan memberikan pelayanan yang berkelanjutan dari sebelum anak lahir hingga usia 8 tahun. Ciri lain dari pelayanan PAUD holistik adalah adanya pendidikan bagi orangtua dan pengasuh, serta keterlibatan masyarakat, selanjutnya adanya kesempatan untuk mengakses program yang secara budaya tepat, serta memberikan pelayanan untuk anak berkebutuhan khusus.

Hasil studi oleh Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan/Bappenas (2006; 52) menyatakan bahwa pendekatan yang holistik dan integratif pada dasarnya dapat membangun koordinasi lintas sektoral, mempromosikan program-program yang bersifat inovatif, mengurangi kekurangan pengetahuan, sumber daya dan pelayanan, dan membangun program yang lebih efisien dan efektif yang juga tepat secara budaya. Perencanaan yang bersifat kolaboratif ini akan membangun rasa memiliki terhadap kebijakan yang dirumuskan dan ditetapkan (policy ownership) dari para pengambil kebijakan, orangtua dan pelaksana program. Di samping itu, kolaborasi anta rsektor ini juga akan memfasilitasi terumuskannya program yang holistik dan integratif di tingkat lokal.

1. Pentingnya PAUD Holistik dan Integratif

Salah satu kebijakan Direktorat Jenderal PAUDNI tahun 2011 adalah mendorong penyelenggaraan PAUD holistik-integratif yang mampu mengoptimalkan/melejitkan kecerdasan anak, sesuai tahap tumbuh kembang anak, memberikan kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan jangkauan sasaran yang makin luas, bermutu, merata dan berkeadilan.

Berbagai pendapat menyatakan bahwa layanan menyeluruh (holistik) kepada anak usia dini dirasa sangat penting, karena jika salah satu aspek yang seharusnya diberikan kepada anak tidak diberikan secara optimal, maka akan berpengaruh terhadap aspek yang lain. Berbagai pengaruh yang tampak antara lain :

2. Kegiatan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran merupakan wujud dari layanan pendidikan, yang dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing lembaga. Dalam konteks pembelajaran, sebaiknya pendidik dan tenaga kependidikan dapat memilih dan memilah metode, media, sumber belajar, sarana, serta waktu pembelajaran sesuai dengan tahapan usia dan tumbuh kembang anak sesuai dengan Permendiknas No.58 th 2009 tentang Standar PAUD.

(16)

3. Layanan Kesehatan dan Gizi. 1) Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin derajat kesehatan anak. Pemeriksaan kesehatan meliputi kesehatan badan, dan kesehatan gigi. Untuk pemeriksaan kesehatan badan dapat dilakukan setiap 2 bulan sekali sedangkan pemeriksaan kesehatan gigi dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali oleh tenaga medis (ahlinya).

Selain oleh tenaga medis, pemeriksaan kesehatan secara sederhana dapat juga dilakukan secara rutin oleh pendidik, misalnya pemeriksaan kebersihan telinga, hidung, kuku, dan gigi. Pemeriksaan kesehatan yang bersifat insidental/khusus juga perlu dilakukan, misalnya pada saat sering terjadi wabah penyakit, misalnya ketika musim penghujan sering terjadi wabah influenza dan batuk-batuk, atau ketika terjadi wabah penyakit cacar, penyakit kulit, dan lain-lain.

2) Gizi Seimbang

Asupan gizi seimbang sebaiknya diberikan secara berkala kepada anak dalam bentuk pemberian makanan tambahan, minimal seminggu sekali. Pemberian asupan gizi seimbang diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana untuk membantu orangtua dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh anak. Menu yang diberikan sebaiknya bervariasi, disesuaikan dengan kemampuan orang tua (agar orang tua dapat menerapkannya di rumah), namun tetap memenuhi kebutuhan gizi anak (sebaiknya dikonsultasikan dengan ahli gizi dari dinas kesehatan/puskesmas).

Dalam pemberian asupan gizi seimbang lembaga PAUD dapat mengoptimalkan peran orang tua anak dalam hal frekuensi pemberiannya, sumber dana, dan teknis pelaksananya. Pemberian makanan yang bergizi tidak harus yang mewah (mahal), tetapi dapat juga memanfaatkan potensi yang ada. Misalnya sayuran yang dipetik dari pekarangan atau kebun sendiri atau bahan makanan lain yang tersedia yang diolah sedemikian rupa agar tidak membosankan dan dapat merangsang selera makan anak namun tetap memiliki nilai gizi. Orang tua juga dapat dilibatkan dalam pengadaan makanan dengan gizi seimbang.

3) Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK).

Deteksi tumbuh kembang anak harus dilakukan oleh lembaga PAUD untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga lebih mudah untuk diintervensi. Jika penyimpangan-penyimpangan yang terjadi diketahui melewati usia 6 tahun, maka intervensi yang dilakukan lebih sulit yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan permanen.

(17)

gejala-gejala atau ada kecurigaan terhadap ketiga gangguan tersebut. Pelaksanaan DDTK dapat dilakukan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang sudah terlatih. Namun, apabila belum ada tenaga yang terlatih, lembaga dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan atau puskesmas terdekat untuk melakukannya, agar deteksi yang dilakukan benar-benar akurat dan dapat dipertanggung jawabkan hasilnya. Kegiatan deteksi pertumbuhan seperti timbang badan, tinggi badan dan lingkar kepala, dapat dilakukan sebulan sekali, sedang untuk perkembangan anak (bahasa, kognisi, motorik) dapat dilakukan secara berkala, sesuai kebutuhan atau usia anak.

4) Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pola hidup bersih dan sehat merupakan salah satu aspek yang sangat menunjang kesehatan anak. Pendidik dapat mengajarkan, memberi teladan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan lembaga PAUD. Misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, tidak jajan sembarangan, mandi dan gosok gigi 2 kali sehari, buang air besar dan kecil di toilet (toilet training), membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan lembaga, mengajarkan tentang menjaga kebersihan telinga, hidung, mulut dan mata.

4. Perlindungan Anak.

Pada dasarnya setiap anak mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa. Mereka mempunyai hak yang harus dihargai dan dilindungi. Banyak perundangan-undangan yang telah mengatur tentang hak-hak anak. Misalnya undang-undang nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, dan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Perlindungan terhadap anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Hal lain yang perlu mendapatkan perlindungan misalnya: perlindungan dari kekerasan baik fisik maupun mental, diskriminasi, eksploitasi, human trafficking, dan tindakan asusila lainnya. Semua itu harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berahlak mulia, dan sejahtera. Melindungi anak merupakan kewajiban Negara/pemerintah, keluarga, orang tua, dan masyarakat. Menjalin kerjasama antara orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam membimbing, mengawasi dan memberikan perlindungan kepada anak harus dilakukan, agar pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya.

(18)

Pendidik dapat mengimplementasikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak dalam setiap kegiatan, diantaranya menjaga keamanan dan keselamatan anak, menghargai hak anak untuk berbicara dan memberikan pendapat, hak untuk memilih jenis permainan dan APE yang diinginkan, mengawasi dan melindungi anak pada saat bermain, dan sebagainya, begitu juga orang tua dan masyarakat. Dengan adanya jaminan terhadap perlindungan hak-haknya, anak akan dapat menjalani kehidupannya dengan penuh semangat, dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, dan akhirnya dapat mengaktulisasikan dirinya secara optimal untuk memberikan kontribusi positif terhadap bangsa dan Negara.

Hak untuk mendapatkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus juga harus menjadi perhatian tersendiri. Lembaga PAUD harus bersedia menerima anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kesiapan lembaga.

5. Pengasuhan dan Perawatan

Pengasuhan merupakan salah satu kebutuhan esensi anak yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkah laku dan praktik-pratik pengasuhan yang dapat dilakukan seorang pengasuh (ayah, ibu, saudara kandung, kerabat dan lainnya) diantaranya adalah memenuhi kebutuhan makan, menjaga kesehatan, memberikan stimulasi, dukungan sosial dan lain-lain.

Rutter (1984) dalam Satoto (1990) sebagaimana yang dilansir dalam Studi Kebijakan Bappenas (2006) mengemukakan bahwa untuk perkembangan anak yang normal, dibutuhkan kualitas asuhan ibu. Ada enam ciri yang dibutuhkan untuk melakukan pengasuhan, yaitu: (1) hubungan kasih sayang, (2) kelekatan atau keeratan hubungan, (3) hubungan yang tidak terputus, (4) interaksi yang memberikan rangsangan, (5) hubungan dengan satu orang pengasuh, dan (6) melakukan pengasuhan anak di rumah sendiri.

6. Parenting

Parenting atau pendidikan keorangtuaan yang bertujuan memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada orang tua tentang cara mendidik, merawat dan mengasuh anak usia dini secara tepat. Di samping itu parenting juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang proses pendidikan anak usia dini pada satuan pendidikan anak usia dini

(19)

BAB IV

PENGEMBANGAN KURIKULUM

PAUD HOLISTIK INTEGRATIF

A.

Pengembangan Kurikulum

1.

Pengertian

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan ajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu.

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan pasal 35 mengenai standar nasional pendidikan. Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum PAUD Holistik Integratif.

Esensi Pengembangan Kurikulum Holistik Integratif meliputi aspek perkembangan fisik, non-fisik agar anak berkembang dengan sehat, cerdas, ceria, dan berbudi luhur meliputi kesehatan, pemenuhan gizi, psiko-sosial, dan mental.

Terselenggaranya pelayanan Pengembangan Anak usia Dini secara menyeluruh dan terpadu melalui pengintegrasian layanan (Pos PAUD-Posyandu-BKB) di tingkat desa/kel. untuk memenuhi kebutuhan esensial anak menuju terwujudnya anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Kurikulum PAUD Holistik Integratif disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing Lembaga PAUD. Kurikulum pada Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) mengacu pada Permendiknas No.58 Tahun 2009.

2. Pengembangan Kurikulum Holistik Integratif didasarkan pada

prinsip sebagai berikut :

a. Pelayanan yang holistik,

(20)

b. Pelayanan yang berkesinambungan

Pelayanan yang berkesinambungan adalah pelayanan yang di berikan kepada anak usia dini secara terus menerus agar benar–benar terjadi pemantauan terhadap tumbuh kembang AUD yang kita layani.

c. Pelayanan yang tidak diskriminatif

Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan AUD tanpa membedakan latar belakang, sosisl ekonomi, suku, dan agama, dengan tetap memperhatikan empat prinsip hak anak yaitu kepentingan terbaik untuk semua anak, perkembangan kelangsungan hidup, hargai pendapatnya dan non diskriminasi.

d. Perluasan distribusi layanan antar kelompok masyarakat

Menerapkan prinsip aksesibilitas, ketersediaan, keterjangkauan ekonomi, dan penerimaan sosiokultural.

e. Mengembangkan program penguatan PAUD berbasis keluarga/orangtua

(parenting education), yang meliputi program:

 Kelas Orang Tua/Kelompok pertemuan orang tua

 Pelibatan Orang Tua dalam program

 Hari konsultasi

 Kegiatan bersama orang tua

 Kunjungan rumah

f. Partisipasi masyarakat

Memberdayakan masyarakat dan dunia usaha yang ada di sekitar lingkungan pelayanan AUD.

 Sosialisasi dan KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada masyarakat, termasuk tokoh dan pemuka masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha tentang pentingnya tumbuh kembang anak usia dini  Mendorong dan memberikan insentif bagi dunia usaha untuk melakukan

Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk

pengembangan anak usia dini.

g. Berbasis budaya lokal yang konstruktif / bersifat membangun

Diwujudkan dalam bentuk pelayanan kegiatan bermain anak.

h. Pemerintahan yang bersih (Good Governance)

Adanya kerjasama dan koordinasi lintas sektor institusi pemerintah dan organisasi terkait

i. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

(21)

j. Belajar melalui bermain dengan menggunakan media edukatif dan sumber belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

k. Lingkungan yang kondusif

Lingkungan diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan

menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.

l. Menggunakan pembelajaran terpadu

Dicapai melalui pemilihan tema yang menarik dan dapat membangkitkan minat anak.

m. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup yang dilakukan sebagai

pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.

n. Pembelajaran bersifat demokratis

Proses pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak, berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.

o. Pemanfaatan Bahan Ajar dan Sumber Ajar

Mendorong minat belajar anak dengan memanfaatkan media cetak, Audio, Audio Visual, multimedia, internet, dll.

B.

Ruang Lingkup Pengembangan Paud Holistik Integratif Dan Indikator

Capaian

Indikator kinerja kunci keberhasilan pengembangan AUD HI adalah sebagai berikut :

1. Persentase anak yang mempunyai akte kelahiran semakin meningkat.

2. Angka kematian bayi dan balita semakin menurun.

3. Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk semakin menurun.

4. Angka cakupan imunisasi semakin luas.

5. Cakupan vitamin A semakin luas.

6. Cakupan ASI ekslusif semakin luas.

7. Persentase persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan semakin meningkat.

8. Status gizi ibu hamil semakin baik.

9. Cakupan zat besi (FE ) pada ibu hamil semakin tercukupi.

10. Status gizi anak usia dini semakin baik dengan pemberian menu sehat dengan gizi

seimbang.

11. Persentase anak yang mendapat pelayanan pendidikan AUD semakin meningkat.

12. Angka putus sekolah kelas 1,2, dan 3 jenjang SD/MI semakin menurun.

13. Pengetahuan orang tua akan tumbuh kembang anak semakin baik.

14. Pengetahuan guru / pendidik akan tumbuh kembang anak semakin baik.

15. Meningkatnya potensi kecerdasan anak usia dini, sebagai dampak penggunaan bahan ajar yang lengkap dalam mengoptimalkan berbagai macam kecerdasan anak.

(22)

17. Terwujudnya anak usia dini Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

C.

Pengertian Bahan Ajar Pembelajaran Anak Usia Dini Holistik Integratif

1. Pengertian Bahan Ajar

- Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

- Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

- Bahan ajar PAUD adalah seperangkat informasi, bahan dan alat yang digunakan oleh

guru/pendidik dalam kegiatan belajar/bermain sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan bagi peserta didik untuk lebih mudah memahami materi.

2. Jenis Bahan Ajar

Bahan cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.

Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video compact disk, film.

Bahan ajar multimedia interaktif (interacitive teaching material): Computer Assisted Instruction (CAI), compact disk (CD), multimedia pembelajaran interaktif.  Bahan Ajar Berbasis web (web based learning materials)

3. Tujuan Penyusunan Bahan Ajar

 Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dengan mempertimbangkan

kebutuhan peserta didik.

 Menciptakan pembelajaran yang menarik.

 Memudahkan anak usia dini dalam memahami sesuatu.

 Mengurangi terjadinya pembelajaran skolastik (duduk, diam, mengerjakan lembar kerja)

 Mengenalkan berbagai konsep, termasuk konsep baca tulis dan hitung melalui bermain

4. Bahan Ajar Berbasis Budaya Lokal

(23)

 KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA.:Setiap daerah di Indonesia memiliki berbagai budaya yang dapat dieksplorasi sebagai wahana pembelajaran PAUD

 TEORI VIGOTSKY: kontribusi budaya, interaksi sosial dan sejarah dalam

pengembangan mental/perilaku anak sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

 KONSEP DAP (Developmentally Appropriate Practice): pembelajaran untuk

anak usia dini hendaknya sesuai dengan lingkungan sosial dan budaya dimana anak tersebut tinggal.

 Budaya lokal belum optimal, bahkan ada kecenderungan semakin ditinggalkan.

5. Pemetaan Budaya Lokal

Inventarisasi kekayaan budaya lokal

Identifikasi budaya lokal

(24)

6. Alur Penyusunan Bahan Ajar Holistik Integratif

BAHAN AJAR

SUMBER BELAJAR

(BUDAYA LOKAL)

KEGIATAN

PEMBELAJARAN

ASPEK

KECERDASAN

TPP/INDIKATO

R

MATERI

(25)

BAB V

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

PAUD HOLISTIK INTEGRATIF

A.

Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas,

baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

(National Center for Vocational

Education Research Ltd/ National Center for Competency Based Training).

Seperangkat informasi, bahan dan alat yang digunakan oleh guru/pendidik

dalam kegiatan belajar/bermain sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan bagi peserta didik untuk lebih mudah memahami materi

B.

Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Aman, nyaman dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak.

Sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

Sesuai dengan keunikan individu.

Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,

termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

Berorientasi pada kebutuhan anak, (fisik,rasa aman, dihargai, tidak

dibeda-bedakan bersosialisasi dan diakui karena pembelajaran anak usia dini Holistik

Integratif disamping aspek edukasi juga harus memenuhi aspek pelayanan

kesehatan, pelayanan gizi, dan pengasuhan.

C.

Tujuan Pengembangan Bahan Ajar

Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik,.

Menciptakan pembelajaran yang menarik

Memudahkan peserta didik memahami materi

D.

Komponen Bahan Ajar

Bahan cetak (printed): buku, modul, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,

model/maket.

Bahan ajar dengar (audio): kaset, radio, dan compact disk audio.

Bahan ajar pandang dengar (audio visual): video compact disk, film.

Bahan ajar multimedia interaktif (interacitive teaching material):

Computer

Assisted Instruction (CAI), compact disk (CD), multimedia pembelajaran

interaktif.

(26)

BAB VI

PENGEMBANGAN PERANGKAT BAHAN AJAR

PAUD HOLISTIK INTEGRATIF

A.

Layanan Pengasuhan

1.

Kelompok Umur 0

12 Bulan

NO.

LINGKUP

PERKEMB

TPP

MATERI

PEMB.

SUMBER

BELAJAR

BAHAN

AJAR

KEG. PEMB.

EVALUASI

RTL

Nilai agama dan moral

Mendengarkan dan menirukan syair/pantun sederhana bernuansa imtaq

Bersyair sederhana

Kaset, CD, DVD modelling,

Kaset, CD, DVD modelling,

Mendengarkan puisi

Observasi

Memdengarkan dan meniru kata -kata yang baik

Meniru mengucap salam dan menjawab salam

Pendidik Modelling Mendengarkan

cerita pendidik

Observasi

Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian

Bermain bersama dengan orang dewasa

Pendidik Modelling Bermain

Kesukaan

Observasi

Fisik Motorik Reflek

menggengam benda yang menyentuh telapak tangan

Menggenggam mainan yang bertekstur lembut

Mainan bertekstur

Mainan bertekstur

Meraba, menggenggam dan melepas benda secara berulang-ulang

Observasi

(27)

kepala saat ditengkurapkan

n anak mainan n anak dengan

memperlihatkan mainan di depan anak

Berguling ke kanan dan ke kiri

Merangsang anak untuk berguling

Anak, Pendidik

Matras, mainan yang berbunyi

Membunyikan main untuk merangsang anak berguling

Observasi

Memainkan jari tangan dan kaki

Anak bermain jari tangan dan kaki

Anak, Pendidik

Tangan dan kaki anak

Bermain buka tutup jari tangan,

menyentuh jari kaki dengan jari-jari tangan

Observasi

Meraih benda didepannya (3-6)

Anak bermain mainan bola dari kain

Bola dari kain

Bola dari kain, matras

Meraih dan memegang bola yang ada didepannya

Observasi

Memasukkan benda ke dalam mulut

Anak

memasukkan mainan yang tidak berbahaya dan lembut ke dalam mulut

Mainan Perangsang Gigi

Mainan dari plastik yang berisi gel

Memasukkan mainan kedalam mulut dengan jari tangan

Observasi

Memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain

Anak

memindahkan mainan boneka

Boneka Boneka kain

kecil, boneka gel

Membantu anak memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan yang lain diikuti ucapan

Observasi

Berbalik paling sedikit 2 kali dari telentang ke

Anak diberi stimulasi agar dapat telentang

Pendidik, mainan

Mainan anak Pendidik

merangsang anak dengan

(28)

telungkup atau sebaliknya

dan telungkup mainan agar

anak dapat tengkurp dan terlentang Melempar benda

yang dipegang (6-9)

Anak melempar bola kecil

Bola karet Bola karet kecil

Anak duduk melempar bola ke depan

Observasi

Merangkak ke segala arah

Anak merangkak mengambil mainan yang diletakkan di segala arah

Pendidik Mainan dari

plastic, missal: mobil-mobilan, bola

Merangkak bersama mengambil mainan yang disukai

Observasi

Duduk tanpa bantuan

Anak duduk di matras tanpa dibantu

Pendidik Matras dari

busa

Anak duduk bermain mainan kesukaan

Observasi

Berdiri dengan bantuan

Anak berdiri dengan bantuan mainan yang bisa di dorong

Pendidik Mainan kereta

dorong

Anak dibantu guru berdiri dengan berpegangan mainan kereta

Observasi

Bertepuk tangan Anak diajak

bertepuk tangan

mengikuti lagu yang diputar dan dilihat di TV

CD Kaset CD,

tape, TV

Bertepuk tangan mengikuti irama music yang didengar.

Observasi

Memegang benda dengan kedua tangan pada saat yang bersamaan

Memberikan benda kepada anak

Mainan Benda yang

bisa dipegang anak

Observasi

(29)

tanpa bantuan untuk duduk bermain

Kognitif Membedakan apa

yang diinginkan

Anak diberikan beberapa pilihan permainan

Pendidik Berbagai

mainan anak

Mencari mainan kesukaan

Observasi

Berhenti

menangis setelah keinginannya terpenuhi

Memberikan sesuatu yang diingikan anak

Pendidik Mainan,

makanan, benda-benda sekitar anak

Bercakap-cakap Observasi

Mengulurkan kedua tangan untuk digendong

Mengulurkan tangan untuk menggendong

Pendidik Pendidik Menggendong Observasi

Mengamati benda yang dipegang kemudian dijatuhkan (6-9)

Menjatuhkan benda di depan anak

Pendidik Bola Main Pantul Bola observasi

Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil(9-12)

Memanggil nama anak

Pendidik Pendidik Menyanyi nama

panggilanku

Observasi

Bahasa Menangis

Berteriak Bergumam

Mengajak anak berkomunikasi dengan

memegang mainan

Pendidik Mainan anak Bercakap-cakap

tentang mainan

Observasi

Memperhatikan /mendengarkan ucapan orang (3-6)

Mengajak anak berbicara, bercerita

Pendidik Pendidik Bercerita kepada

anak

Observasi

Tertawa terhadap orang yang

Mengajak anak berbicara,

(30)

mengajak berkomunikasi

bergurau

Mulai menirukan ucapan (6-9)

Mengajak anak berbicara

Pendidik Pendidik dan

alat permainan

Menunjuk dan menyebutkanala t permain

Observasi

Merespon permainan cilukba

Mengajak bicara

Pendidik Pendidik Bermain cilukba Observasi

Mengucapkan 2 kata untuk menyatakan keinginan (9-12)

Menawarkan sesuatu yang menarik kepada anak

Pendidik Segala

sesuatu yang menarik

Menawarkan 2 benda

Observasi

Social emosional

Menatap dan tersenyum

Mengajak anak berbicara, bercerita

Pendidik Pendidik Bercerita Observasi

Menangis untuk mengekspresikan ketidaknyamanan nya

Mengamati saat anak BAK/BAB

Anak Anak Toilet Training Observasi

Mengulurkan tangan atau menolak untuk diangkat

(digendong) (6-9)

Mengulurkan tangan untuk menggendong

Anak Anak Menawarkan

untuk

menggendong

Observasi

Dapat makan kue kering sendiri

Memberikan kue kering pada anak

Pendidik Kue kering Makan bersama Observasi

Menyatakan keinginan dengan berbagai gerkan

(31)

tubuh dan ungkapan kata-kata sederhana Meniru cara menyatakan perasaan sayang dengan memeluk

Bernyanyi CD CD Menonton,

mendengarkan

Observasi

2.

Kelompok Umur 12

24 Bulan

NO

.

LINGKUP

PERKEMB

TPP

MATERI

PEMB.

SUMBER

BELAJAR

BAHAN

AJAR

KEG. PEMB.

EVALUASI

RTL

01 Nilai dan

Moral Agama Dapat

mendengarkan doa yang di bacakan

Doa

Contoh tauladan (modelling) , kaset, CD

buku panduan do’a sehari -hari

Doa Proyek

Pembiasaan

Dapat

mendengarkan nama tuhan

Cerita tentang Tuhan

Buku cerita Cd asmaul

husna

Cerita tentang tuhan

Bercerita Pembiasaan

Dapat menirukan sebagian gerakan ibadah

Menirukan cara

berdoa Modelling

Cd gerakan sembahyang

Menirukan cara berdoa

Demonstrasi Pembiasaan

Dapat meniru menyebutkan nama tuhan

Menyebut nama tuhan

Modelling

Cd ,gambar, Menyebut nama

tuhan

Praktek langsung

Pembiasaan

Mendengar dan menirukan lagu bernuasa keagamaan

Menyanyikan lagu

Modelling ,

Kaset,CD Menyanyikan

lagu

Bernyanyi

(32)

Mendengarkan dan menirukan syair/pantun sederhana bernuansa imtaq

Bersyair

sederhana Modelling

Kaset, CD,

DVD Bersyair

sederhana

Demostrasi

Pembiasaan

Memdengarkan dan meniru kata -kata yang baik

Meniru mengucap salam dan menjawab salam

Modelling Kaset, CD,

DVD

Meniru mengucap salam dan menjawab salam

Praktek

langsung Pembiasaan

Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian

Bermain bersama dengan orang dewasa

Modelling

Kaset, CD, DVD

Bermain bersama dengan orang dewasa

Bermain Pembiasaan

Menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitarnya

Merawat lingkungan sekitar sekolah

Lingkungan sekolah

Kaset, CD, DVD

Merawat lingkungan sekitar sekolah

Bermain, praktek

langsung Pembiasaan

02 Fisik Motorik Naik

tangga/tempat yang lebih tinggi dengan

merangkak

Naik tangga , naik kursi dengan merangkak

modelling Tangga, sofa

Naik tangga 3 anak tangga dengan merangkak

Observasi Pembiasaan

Memegang alat tulis

Anak memegang pensil tanpa dibantu

Modelling pensil Mencorat coret

kertas dengan pensil

(33)

Membuat coretan bebas

Anak membuat coretan bebas dengan menggunakan krayon

Krayon, kertas

Buku Mencorat coret

kertas

menggunakan krayon

Observasi

Menyusun

menara dengan 3 balok

Anak menyusun balok menjadi menara

Balok busa/baha n yang tidak berat

Buku,CD Membuat

menara

Unjuk kerja

Memegang gelas dengan 2 tangan

Anak memegang gelas plastik dengan 2 tangan melalui bermain menuang dan mengisi air di ember

Modelling Gelas, ember,

air

Mengisi gelas plastik dengan air dari ember

Unjuk kerja

Menumpahkan benda-benda dan wadah dan memasukkan kembali

Anak menuang pasir ke ember kemudian menumpahkan ke bak pasir

Bak pasir,

ember kecil VCD

Menuang pasir kedalam ember dengan sendok dan

menumpahkann ya ke bak pasir

Unjuk kerja

Mempertemukan dua kubus kecil yang dipegang tangan kanan dan kiri

Memberikan 2 kubus kecil pada anak

(34)

Mengambil benda kecil dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

Mengambil makanan berukuran kecil di atas piring

modelling Piring,

makanan kec il, contoh : sereal, biscuit kecil

Mengambil biskuit dari piring

Observasi

Naik tangga atau tempat yang lebih tinggi dengan berpegangan

Naik turun tangga dengan dibantu orang guru

modelling Matras,tangga Naik turun

tangga

Observasi

Berjalan mundur beberapa langkah

Berjalan mundur

mengikuti lagu

Modelling VCD,CD Jalan mundur

mengikuti lagu

Observasi

Menarik benda tidak terlalu berat

Mengangkat kursi plastik dan memindahkan ke tempat lain

Kursi ,modelling

VCD,CD Memindahkan

kursi plastik

Observasi

Meniru garis vertikal dan horisontal

Menulis garis vertikal dan horisontal dengan pensil

Pensil,kerta s

Buku Menulis garis

vertikal dengan pensil diatas kertas

Obsevasi

Memasukkan benda ke dalam wadah yang sesuai

Membereskan mainan dalam kotak

Mainan Kaset Mengembalikan

mainan ketempat semula

Obsevasi

Pembiasaan

Membalik halaman buku walau belum sempurna

Membuka buku cerita secara acak

Buku cerita Buku Membuka buku

cerita

Observasi

Merobek kertas Merobek kertas

koran

(35)

Memegang sendiri

cangkir/gelas dan meminumnya tanpa tumpah

Makan bersama Modelling,c angkir/gela s

VCD Makan bersama observasi

Dapat melepas pakaiannya sendiri

Mandiri, bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri

Baju,celana VCD Melepas baju

dan celana sendiri

observasi

Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah

Makan bersama Peralatan makan,mej a kursi

Buku Makan bersama Obsevasi

03 Kognitif Mulai memahami perintah

sederhana

Mampu mendengar aktif, mampu menangkap makna dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tubuh

Benda-benda yang dibutuhkan

Kaset VCD Melihat film

DORA

Observasi

Menunjukkan reaksi saat namanya dipanggil

Mengetahui identitas diri, mampu mendengar aktif, mampu menangkap makna dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan tubuh

Modelling Buku Merespon

ketika namanya dipanggil

(36)

Menanyakan nama benda yang belum dikenal

Melihat dan memanfaatkan peluang/kesem patan

Benda sekitar anak

Menanyakan benda yang dilihat

observasi

Mempergunakan alat semaunya seperti balok dipukul-pukul

Main balok Modelling Balok Memukul balok

semaunya

Observasi

Mulai memahami gambar wajah orang

Menyebutkan foto orang tua

Modelling Foto keluarga Menyebut foto

anggota keluarga

Observasi

Anak bisa mengetahui bahwa dirinya sehat/sakit

Anak melihat film tentang anak yang sehat/sakit

Kaset, VCD Melihat Fim

orang sakit

Observasi

04 Bahasa Menunjukkan bagian tubuh yang ditanyakan

Menyebutkan nama-nama anggota tubuh

Modelling Gambar, buku Menunjukkan

bagian tubuh

Observasi

Merespon pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak

Menjawab pertanyaan

Modeling Vcd , Menjawab

pertanyaan guru

Observasi

Mengucapkan kalimat yang terdiri atas 2 kata

Menanyakan sesuatu yag berkaitan dengan tema

Modeling Buku Menanyakan

gambar yang dibawa guru

Observasi

Tertarik pada gambar-gambar dalam buku

Melihat gambar dibuku

Gambar Buku Mendengar

cerita guru

Observasi

Menggunakan kata-kata

sederhana untuk

Anak bertanya dengan cara menunjuk

Modelling Foto Menanyakan

orang yang ada disekitar

(37)

menyatakan keingintahuan

orang yang ditanyakan

05 Sosial Emosional

Menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap orang yang baru dikenal

Mengajak jalan-jalan dengan memperkenalka n orang-orang disekitar

Modelling Orang disekitar

anak

Mengenalkan orang disekitar anak

observasi

Bermain bersama teman tetapi sibuk dengan mainannya sendiri

Bermain peran mikro

Modelling Teman sekelas Bermain

bersama

observasi

Mengekspresikan berbagai reaksi emosi (senang, marah, takut, kecewa)

Bercerita tentang pengalaman yang

menimbulkan reaksi emosi senang, marah, takut, kecewa

Lingkungan sekitar anak

Buku cerita bergambar yang berisi berbagai macam

ekspresi wajah

Berbagi cerita Observasi

Menunjukkan reaksi menerima atau menolak kehadiran orang lain

Mengajak anak ke dalam lingkungan yang baru

Guru Lingkungan

yang baru

Jalan-jalan Observasi

Bermain bersama teman dengan mainan yang sama

Memainkan sebuah mainan bersama teman

Teman Mainan anak Bermain

bersama

(38)

Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta

Makan bersama Guru /modelling

Peralatan makan, meja, kursi

Makan bersama observasi

Cuci tangan sebelum dan sesudan makan dengan sabun

Anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Modelling Air mengalir, sabun, sebet

Mencuci tangan sblm dan sesudah makan

observasi

3.

Kelompok Umur 24

36 Bulan

No

Lingkup

Perkembang

an

TPP

Materi

Pembelajara

n

Sumber

belajar

Bahan Ajar

Kegiatan

Pembelajara

n

Evaluasi

RTL

1, Nilai moral dan agama

Mulai memahami kapan

mengucapkan salam, terima kasih, maaf, dsb.

Penanaman pembiasaan harian, Bercerita, Bernyanyi

Modeling (pendidik/p eserta didik)

Foto gambar, kaset, vcd, film,

Bercerita gambar seri, mendongeng, bernyanyi lagu-lagu rohani

Observasi, dialog

Pembiasaan sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Penanaman

pembiasaan

Model, foto/gambar,

Bermain peran Observasi Pembiasaan

(39)

mengidentifikasi perbuatan salah-benar, baik-buruk

VCD, Film Pembimbinga

n terhadap anak yang belum mampu Mengucap dan

menjawab salam dari guru

Modeling (pendidik/p eserta didik)

Kalimat salam Mengucap dan

menjawab salam

Observasi, demonstrasi

Pembiasaan sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Mau meminta

maaf apabila melakukan kesalahan

Model, buku panduan

Bermain peran, Meminta maaf, Memberi maaf,

Observasi Pembiasaan

sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu

2 Fisik motorik Naik-turun tangga

atau tempat yang lebih tinggi/ rendah dengan berpegangan

Naik turun kursi pendek

Lingkungan , modeling (pendidik/p eserta didik)

Kursi, tangga kecil

Melakukan gerakan naik dan turun kursi pendek

Observasi, unjuk kerja

Naik turun tangga

3 Kognitif Mengenal

bagian-bagian tubuh (lima bagian)

Menyebutkan bagian-bagian tubuh

Modeling (pendidik dan peserta didik)

Gambar/foto/vi deo/

Menyebutkan bagian bagian tubuh dan belajar cara merawatnya

Observasi, unjuk kerja

Pembiasaan merawat diri

4 Bahasa Memahami

cerita/dongeng Sederhana

Bercerita sesuai dengan tema

Modeling (pendidik dan peserta

Gambar/foto, Bercerita

dengan gambar,

Observasi, unjuk kerja

(40)

didik) anak

Memahami perintah

sederhana seperti letakkan mainan di atas meja, ambil mainan dari dalam kotak

Mengikuti kegiatan dengan aturan

Modeling (pendidik dan peserta didik)

Video, praktek langsung

Merapikan mainan setelah bermmain

Observasi, dialog, unjuk kera

Beres-beres mainan, pembiasaan sehari-hari.

5 Sosial

emosional

Mulai bisa mengungkapkan ketika ingin buang air kecil dan buang air besar

Toilet Training Modeling

(pendidik dan peserta didik), kamar mandi, toilet

Video, Cuci tangan,

cuci kaki, buang air kecil buang air besar

Observasi Pembiasaan

sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu

Mulai memahami hak orang lain (harus antri, menunggu Giliran

Pembiasaan antri di semua aktivitas yang dilakukan secara bergantian

Modeling (pendidik dan peserta didik)

Video, praktek langsung

Antri saat menunggu giliran

Unjuk kerja Pembiasaan

sehari-hari, Pembimbinga n terhadap anak yang belum mampu Menyatakan

perasaan terhadap anak lain (suka dengan teman karena baik hati, tidak suka karena nakal, dsb.

Bermain bersama dengan berkelompok

Modeling (pendidik dan peserta didik)

Video, praktek, audio visual

Berbagi mainan dengan orang lain.

Observasi Pembiasaan

(41)

Mampu melepas pakaiannya sendiri

Bermain peran Modeling

(pendidik dan peserta didik)

Video, multimedia pembelajaran aktif

Memakai dan melepas pakaian secara mandiri

Observasi Pembiasaan

(42)

4.

Kelompok Umur 36

48 Bulan (3

4 Tahun)

NO. LINKUP

PERKEMB.

TPP

MATERI

SUMBER

BELAJAR

BAHAN

AJAR

KEG. PEMB.

EVALUASI

RTL

1 Nilai moral

agama

Mulai memahami pengertian perilaku yang berlawanan meskipun belum selalu

dilakukan seperti pemahaman perilaku baik-buruk, benar-salah, sopan-tidak sopan.

Mengenalkan perbuatan baik dan buruk

Buku cerita Buku cerita berjudul “anak yang suka menolong”

Bercerita ttg “anak yang suka menolong”

Observasi Pembiasaan

Mulai memahami arti kasih

dan sayang kepada ciptaan Tuhan.

Menyayangi sesama teman

guru Web / cd - Guru

membuka web / CD - Anak melihat

bagaimana cara

menyayangi teman

Observasi Pembiasaan

2 Bahasa

Menerima bahasa

Pura-pura membaca cerita bergambar dalam buku

dengan kata-kata sendiri.

Membaca buku cerita “Aku bisa Mandi sendiri”

Guru Buku Cerita -Guru

menyediakan buku cerita -Anak

menceritakan gambar sesuai

Observasi & Unjuk Kerja

(43)

Mulai memahami dua

perintah yang diberikan bersamaan contoh: ambil mainan di atas meja lalu berikan kepada ibu pengasuh atau pendidik.

Memahami dua perintah

Guru CD Interaktif dengan

bahasa anak -Guru

menyiapkan CD Interaktif -Anak

Mengikuti perinntah dalam cd tersebut

Unjuk Kerja

Mengungkapkan bahasa

Mulai

menyatakan keinginan dengan mengucapkan kalimat

sederhana (saya ingin main bola)

Mulai

menceritakan pengalaman yang dialami

dengan cerita sederhana.

Penyampaian keinginan untuk toilet Training

Menceritakan Pengalaman Menyayangi adik bayi

Anak

Anak

Buku cerita berseri

Foto Adik bayi

- Guru

menjelaskan cara-cara toilet training yang benar - Anak

memperagak an cara-cara toilet training yang benar - Guru

menyediakan foto

- Anak bercerita tentang menyayangi adik bayi

Unjuk Kerja

Obesevasi & Unjuk Kerja

Pembiasaan

Pembiasaan

3 Social

emosional Mampu

mengendalikan

Mulai bisa melakukan buang air kecil tanpa bantuan

Toilet training Anak Audio Visual -Guru

Menayangkan film

-Anak

(44)

emosi

Bereaksi

terhadap hal-hal yang dianggap tidak benar (marah apabila diganggu atau diperlakukan berbeda).

pertahanan diri Anak

Audio visual mempergaka

n cara toilet training

- Guru

menyiapkan lcd

- Anak

mempergaka n cara

mempertahan kan diri

(45)

B.

Layanan Kesehatan & Gizi

Pembelajaran

Sumber

Belajar

Bahan

Ajar

Kegiatan

Pengembangan

Evaluas

i

RTL

1

Nilai agama dan moral

Dapat

mendengarka n doa yang di bacakan

Doa sebelum melakukan kegiatan

Pendidik CD Doa –

doa harian

Pembiasaan

mendengarkan doa sebelum melakukan kegiatan

Observasi

Dapat

mendengarka n nama tuhan

Cerita tentang

Tuhan Pendidik

Buku cerita bergambar

Mendengarkan cerita

Observasi

Memdengarka n dan meniru kata -kata yang baik

Meniru

mengucap salam dan menjawab salam

Pendidik, orang tua

Praktek langsung

Terbiasa

mendengarkan kata –

kata yang baik Observasi

Dapat merasakan sayang dan cinta kasih melalui belaian

Bermain

bersama dengan orang dewasa

Pendidik, orang tua

Praktek langsung

Terbiasa merasakan sayang dan ci nta kasih

Observasi

Menaruh perhatian terhadap lingkungan sekitarnya

Menunjukkan dan

mengenalkan benda – benda disekitarnya

Pendidik, orang tua

Macam –

macam gambar dan benda yang ada di sekitarnya

Mengenalkan hal – hal baru kepada anak

Observasi

2 Fisik Motorik Reflek

menggengam

Menggenggam mainan yang

Benda – benda yang

Mainan ( boneka bulu,

Mengenalkan tekstur

(46)

benda yang menyentuh telapak tangan

bertekstur lembut

ada di sekitar bola duri )

Menegakkan kepala saat ditengkurapka n

Menengkurapkan

anak Anak

Matras, mainan

Stimulasi Observasi

Tengkurap Anak belajar

tengkurap Anak

Matras,

mainan Stimulasi Obsevasi

Berguling ke kanan dan ke kiri

Merangsang anak untuk berguling

Anak

Matras, mainan yang berbunyi

Stimulasi Obsevasi

Memainkan jari tangan dan kaki

Anak bermain jari tangan dan kaki

Tangan dan

kaki anak Stimulasi Observasi

Memegang benda dengan 5 jari

Anak bermain menggenggam mainan yang berisi gel

Benda / mainan yang ada di sekitar

Mainan dari plastik yang berisi gel, bola kain

Stimulasi Observasi

3

Kognitif

Membedakan apa yang diinginkan

Anak diberikan beberapa pilihan permainan

Mainan anak

Mainan

Stimulasi Observasi

Berhenti menangis setelah keinginannya terpenuhi

Memberikan sesuatu yang diinginkan anak

Pendidik,oran g tua,

mainan anak

Mainan anak

Stimulasi Observasi

4

Bahasa

Menangis Berteriak Bergumam

Mengajak anak berkomunikasi

Pendidik, orang tua

Praktek

Langsung Stimulasi Observasi

(47)

tersenyum untuk

berkomunikasi

orang tua langsung

dan mainan Menangis

untuk

mengekspresi kan

ketidaknyama nannya

Mampu

mengekspresika n diri secara tepat

Pendidik,

orangtua Anak Praktek langsung Observasi

2.

Usia 3

6 bulan

No

Lingkup

Perkembanga

n

TPP

Materi

Pembelajaran

Sumber

Belajar

Bahan

Ajar

Kegiatan

Pengembangan

Evaluasi

RTL

1

Fisik motorik Meraih benda

didepannya

Anak bermain mainan bola dari kain

Anak Mainan Stimilasi Observasi Tengkurap

dengan dada diangkat dan kedua tangan menopang

Anak mengangkat dada dengan kedua tangan menopang tubuh saat tengkurap

Anak

Praktek langsung,

matras

Stimulasi Observasi Duduk dengan

bantuan

Anak dilatih duduk dengan bantuan

Anak, pendidik, orang tua

Praktek

langsung Stimulasi Observasi Memasukkan

benda ke dalam mulut

Anak memasukkan biscuit bayi ke dalam mulut

Anak, Makanan bayi

( biscuit ) Praktek langsung Observasi Memindahkan

mainan dari satu tangan ke tangan yang lain

Anak

memindahkan mainan

Gambar

gambar wajah orang
Gambar/foto/video/
gambar sesuai
Gambar anggota
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF (PAUD HI). PELAKSANAAN KEAMANAN PANGAN DI DESA. PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI ANAK. PENGEMBANGAN KETAHANAN DAN KESEJAHTERAAN

Mata kuliah ini berisi tentang karajteristik dan cara belajar anak, jenis- jenis lembaga pendidikan anak usia dini, kurikulum PAUD, anatomi kurikulum PAUD, kurikulum TK 1968,

PAUD Holistik Integratif adalah penanganan anak usia dini secara utuh (menyeluruh) yang mencakup layanan gizi dan kesehatan, pendidikan dan pengasuhan, dan

Tujuan khusus Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif adalah: Pertama, terpenuhinya kebutuhan esensial anak usia dini secara utuh meliputi kesehatan dan

2014 tentang Standar Nasional PAUD. Kurikulum 2013 PAUD terdiri atas: 1) Kerangka Dasar Kurikulum; 2) Struktur Kurikulum; 3) Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak; 4)

Skripsi Yang Berjudul : Intervensi Dini Anak Autis di PAUD HI (Holistik Integratif) Terpadu Pelita Hati Kota Banjarmasin, ditulis Oleh Riana Handayanie, NIM: 1401271558,

KESIMPULAN Berdasarkan Hasil pembahasan yang penelitian di PAUD Kadeudeuh bahwa im- plementasi pembelajaran holistik integratif untuk anak usia dini pada kelompok B meningkatkan

(2015: 47) menyatakan bahwa” kurikulum PAUD holistik-integratif adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang