Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Ilmu Sosial ( S. Sos ) Dalam Bidang Sosiologi
Disusun oleh:
Nama : Muhammad Deny Haris
NIM : B75213060
Oleh :
MUHAMMAD DENNY HARIS
B75213060
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
ABSTRAK
Muhammad Denny Haris, 2017, Gaya Hidup Kaum Urban Di Tengah Arus Modernisasi (studi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya), Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Gaya Hidup, Kaum Urban, Modernisasi
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana gaya hidp kaum urban dalam menghadapi berbagai problematia kehidupan di era modernisasi. Dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah yaitu apa yang menjadi alasan terdapat banyak kaum urban di Kelurahan Kedungdoro Surabaya, bagaimana gaya hidup kaum urban di tengah arus modernisasi dan apa saja yang mempengaruhi gaya hidup kaum urban di tengah arus modernisasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang diguanakan sebagai alat analisis penelitian ini adalah teori modernitas Anthony Giddens.
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
BAB II GAYA HIDUP KAUM URBAN DALAM PERSPEKTIF TEORI MODERNITAS ANTHONY GIDDENS A. Penelitian Terdahulu ... 15
B. Modernitas Sebagai Bentuk Perkembangan Zaman ... 21
C. Gaya Hidup Masyarakat Urban dalam Perkembangan Modernisasi ... 29
D. Teori Modernitas Anthony Giddens Sebagai Analisis Penelitian Gaya Hidup Kaum Uban ... 38
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 43
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
C. Pemilihan Subjek Penelitian ... 45
D. Tahap-tahap penelitian ... 46
E.Tekhnik Pengumpulan Data ... 47
F. Tahap Analisis Data ... 49
G. Tekhnik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 50
BAB IV MODERNITAS DAN GAYA HIDUP KAUM URBAN DIKELURAHAN KEDUNGDORO SUARABAYA : TINJAUAN ANTHONY GIDDENS A. Deskripsi Umum Penelitian di Keluurahan Kedungdoro Surabaya ... 52
B. Deskripsi Hasil Penelitian di Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 70 1. Alasan Banyaknya Kaum Urban yang Tinggal di Kelurahan
Kedungdoro Surabaya ... 71 2. Bentuk Gaya Hidup Kaum Urban di Kelurahan Kedungdoro
Surabaya ... 80 3. Pengaruh Perubahan Gaya Hidup Kaum Urban di Kelurahan
Kedungdoro Surabaya ... 93 C. Gaya Hidup Kaum Urban di Kelurahan Kedungdoro Surabaya Ditinjau dengan
Teori Modernitas Anthony Giddens ... 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 103 B. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Gambar 4.2 Toko Pakaian Eklusif Sogo ... 66
Gambar 4.3 Tempat Makan AW Tunjungan Plaza ... 66
Gambar 4.4 J.C di Dalam Tunjungan Plaza ... 67
Gambar 4.5 Hotel JW Marriott ... 69
Tabel 4.1 Batas Wilayah Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 53
Tabel 4.2 Geografis Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 53
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 55
Tabel 4.4 Penduduk Menurut Agama ... 55
Tabel 4.5 Penduduk Menurut Usia Kategori Pendidikan ... 56
Tabel 4.6 Penduduk Menurut Usia Kategori Pekerjaan ... 57
Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan ... 57
Tabel 4.8 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 58
Tabel 4.9 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Non Formal ... 59
Tabel 4.10 Tempat Ibadah di Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 59
Tabel 4.11 Lembaga Keagamaan di Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 60
Tabel 4.12 Lembaga Pemuda Keagamaan Tempat Ibadah di Kelurahan ... 59
Tabel 4.13 Sarana Kebudayaan di Kelurahan Kedungdoro Surabaya ... 60
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modernisasi merupakan perubahan dari masyarakat tradisional menuju
masyarakat modern. Dapat dikatakan modernisasi merupakan suatu proses
perubahan ketika masyarakat yang sedang memperbarui dirinya berusaha
mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
Istilah modernisasi juga sering dikaitkan dengan istilah industrialisasi dan
mekanisasi yang dicirikan dengan perkembangan teknologi.
Dari modernisasi yang terjadi disuatu kota dapat juga mempengaruhi
tingkat urbanisasi. Jika kita lihat realitas di kehidupan masyarakat terlihat
bagaimana setiap individu memilih jalan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhanya yang semakin hari semakin kompleks. Dengan begitu banyak
kita jumpai masyarakat desa yang berbondong-bondong mengadu nasib dikota
dengan harapan menuju kehidupan yang lebih sejahtera. Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup mayarakat kota yang “glamor” dan mewah
menjadikan gambaran kehidupan masyarakat modern.
Jika kita lihat kota merupakan suatu tempat yang padat penduduknya,
dengan karakteristik bangunan yang meninggi. Selain itu kota juga dijadikan
banyaknya perindustrian, bisnis, pendidikan, perbelanjaan, dan lain
sebagainya. Kota memang menjadi pilihan kedua bagi orang desa untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi faktanya pada arus modern kota juga
dijadikan masyarakat desa sebagai ajang kemewahan yang meraka anggap
sebagai suatu tingkat kesejahteran tersendiri.
Urbanisasi sebagian dari akibat Revolusi Industri, sejumlah besar orang pada abad kesembilan belas dan abad kedua puluh tercerabut dari tempat asalnya di pedesaan dan pindah ke latar perkokotaan migrasi besar-besaran itu, sebagian besar disebabkan oleh lapangan pekerjaan yang diciptakan oleh sistem industri di wilayah-wilayah perkotaan. Akan tetapi, migrasi menghadirkan banyak kesulitan bagi orang-orang yang harus menyesuaikan diri dengan kehidupan kota. Selain itu, perluasan kota-kota menghasilkan deretan persoalan perkotaan yang tampaknya tidak pernah berkhir1.
Dari pengertian tersebut urbanisasi menjadikan suatu pilihan yang perlu
untuk di pertimbangkan. Selain jauh dari keluarga dan terlepas dari aturan dari
nilai dan norma yang ada di desa setiap individu perlu mempertimbangkan
segala sesuatu agar tidak terlepas dari nilai dan norma yang sudah di tanamkan
sejak tinggal didesa. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam pembahasan
skripsi saya kali ini saya akan membahas mengenai gaya hidup kaum urban di
tengah arus modernisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
Terlihat bagaimana perpindahan penduduk dari desa kekota sebagian besar
dan dominan diakibatkan dari faktor perekonomian yang tak terlepas dari
ketersediaan lapangan kerja yang melimpah dikota, baik dari industrialisai,
mall, dan pusat bisnis yang da di Jawa Timur. Dengan banyaknya kemudahan
dalam memenuhi kebutuhan perekonomian, kota juga memiliki berbagai
permasalahan sosial seperti kebisingan, kemacetan, kepadatan, dan juga
tingginya tingkat kejahatan yang ada dikota. Setiap individu yang tinggal
didesa dan berpindah dikota dituntut untuk bisa beradaptasi dengan
lingkungan skitarnya. Selain itu juga semakin ketatnya persaingan dikota
menjadikan kaum urban harus lebih siap dan sigap dalam menghadapi tekanan
dari permasalahan yang menimpanya nanti.
Jika dilihat dengan cara sosiologis dapat ditelaah dari tradisi tempat tinggal yang lama yang menyangkut kewajiban tradisional serta ketergantungan secara ekonomis. Adapun stabilitas menyangkut kaum urbanisasi setelah mereka menetap di kota. Disitu diperiksa perkembangan adat serta pola kehidupan mereka yang baru. Berkaitan itu Mitchel lebih menuding pada menyimpangnya gaya hidup baru dari gaya hidup tradisional yang mereka miliki dan patuhi sebelum berurbanisasi2.
Berkaca dari arus modernisasi yang berkembang semakin cepat tentu juga
mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dikota. Selain itu, semakin cepat
pertumbuhan modernisasi disuatu kota juga menjadikan masyarakat desa yang
tidak mau ketinggalan dan berharap dapat menggantungkan perekonomianya
untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dari sebelumnya yang ada didesa.
Seperti yang dijelaskan diatas perpindahan penduduk atau yang disebut
urbanisasi dapat mempengaruhi gaya hidup kaum urban. Kebiasaan-kebiasaan
kaum urban yang sebelumnya tinggal didesa kemungkinan besar juga akan
berubah seiring waktu dan sesering individu melakukan interaksi sosial
disekelilingnya.
Berbicara dengan gaya hidup kaum urban yang notabenya masyarakat
desa, tentunya juga terlihat bagaimana perbedaan yang signifikan. Dengan
latar belakang masyarakat desa yang identik dengan ikatan norma-norma yang
ada dalam masyarakatnya. Hal itu bisa saja luntur ketika ia para kaum urban
dihadapkan dengan germerlap kahidupan di kota yang “glamour”,
komsumerisme, pergaulan bebas dan hedonisme.
Dilihat dari kaum urban yang ada di Kelurahan Kedungdoro Surabaya,
perbedaan itu muncul ketika disaat tingkat perekonomiannya meningkat dan
kemungkinan lebih banyak mereka gunakan uangnya untuk kebutuhan
sekundernya demi menunjang kehidupan sehari-harinya dikota. Berbeda saat
mereka didesa bagaimana mereka lebih mendahulukan kebutuhan primernya
dan menyisihkan sebagian untuk kebutuhan sekundernya.
Dengan alasan mereka menetap lama di kota tentunya ditunjan
penghasilan mereka yang lebi banyak ataupu meningkat dari sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa pendapatan yang meraka dapatkan lebih banyak
di keluarkan untuk kebutuhan tersiernya ketimbang kebutuhan primernya,
dengan alasan untuk menunjang kebutuhan hidupnya saat mereka tinggal di
Kota. dari situ terlihat bagaimana tujuan kaum urban yang awalnya
berurbanisasi untuk meningkatkan tingkat perekonomianya yang ada didesa
tidak semuanya bisa terealisasikan.
Dengan begitu dapat dikatakan bahwa gaya hidup merupakan suatu hal
yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dengan memilih gaya hidup yang
baik juga akan menentukan masa depan yang lebih baik. Seperti yang sudah
kehidupan di masyarakat, namun berbanding terbalik jika kita lihat dari
kebiasaan kaum urban sebalum bertempat tinggal di desa. Dengan pergaulan
yang salah maka akan menjadikan jurang permasalah tersendiri bagi kaum
urban yang bertempat tinggal di kota hal itu dikarenakan dari kebiasaan
sehari-hari masyarakat desa yang didominasi oleh norma-norma yang berlaku
di masyarakat.
Tak terlepas dengan gaya hidup, dimana lokasi Kelurahan Kedungdoro
Surabaya yang letaknya sangat dekat dengan berbagai macam bentuk fasilitas
hiburan dengan aktivitas yang cukup padat. Maka banyak juga kita jumpai
masyarakat yang Hedonis, konsumerisme, dan pergaulan bebas. Hal itulah
yang menjadikan semakin dinamis perubahan gaya hidup masyarakatnya,
misalnya hedonisme yang bisa dikatakan mementingkan kepentingan duniawi,
dimana masyarakatnya sangat terpacu dengan permasalahan dunia dan meraka
anggap semua bisa dibeli dengan uang atau yang sering disebut orang jawa
“kedonyan”. Hedonisme erat kaitanya dengan konsumerisme yaitu ke tidak
terkontrolnya pola kosumsi. Tidak sampai disitu modernisasi juga mempunyai
dampak lain diantaranya penyimpangan sosial yang meliputi : kenakalan
remaja dan kriminalitas.
Dengan letaknya yang berada di tengah kota Surabaya tentunya dapat
mempermudah dan membantu masyarakatnya memenuhi kebutuhan hidup
sehari-harinya. Dengan begitu saya mengambil data untuk penelitian saya
yang meneliti gaya hidup kaum urban khususnya bagi kaum urban yang
lokasinya yang berada ditengah kota, lokasinya juga tidak jauh dari tempat
perbelanjaan yang terbesar dikota surabaya yaitu Tunjungan Plaza Mall dan
tempat hiburan malam yang terbilang mewah.
Penalitian kali ini akan mengulas tetang bagaimana gaya hidup kaum
urban hidup ditengah-tengah arus medernisasi masyarakat kota. Salain itu
penulis juga ingin mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi masyarakat
desa yang memilih bekerja dikota. Dari latar belakang yang ditulis diatas saya
tertarik melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Gaya Hidup Kaum
Urban di Tengah Arus Modernisasi ( Stadi di Kelurahan Kedungdoro
Surabaya )”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang diatas penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi alasan terdapat banyak kaum urban di Kelurahan
Kedungdoro Surabaya ?
2. Bagaimana gaya hidup kaum urban di tengah arus modernisasi yang
ada di kelurahan kedungdoro Surabaya ?
3. Apa saja yang mempengaruhi gaya hidup kaum urban di tengah arus
C. Tujuan Penelitian
Bersadarkan rumusan masalah yang telah dibuat diatas adapun tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui alasan terdapatnya banyak kaum Urban di
Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
2. Untuk mengetahui bagaimana gaya hidup kaum urban ditengah arus
modernisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
3. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi gaya hidup kaum
urban ditengah arus modernisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian mengenai gaya hidup kaum urban ditengah arus
modernisasi diharapkan berdaya guna sebagai berikut :
1. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan
dalam bidang Sosiologi khususnya Sosiologi Perkotaan dan dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan program studi Ilmu Sosiologi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi
penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
masyarakat umum tentang gaya hidup kaum urban ditengah arus
modernisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
E. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan penjelasan dari setiap kata dalam
judul penelitian yang memebutuhkan penjelasan lebih lanjut. Definisi
konsep berguna untuk menjelaskan judul kepada setiap pembaca. Karena
hal tersebut berguna untuk menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan
dalam mengartikan maksud dari judul penelitian.
Peneliti penuh kiranya membatasi sejumlah konsep yang diajukan dalam penelitian yang berjudul “ Gaya Hidup Kaum Urban Ditengah
Arus Modernisasi (Studi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya) adalah
yang mempunyai konsep – konsep sebagai berikut:
1. Gaya Hidup
Menurut David Chaney, “gaya hidup adalah pola – pola tindakan
yang membedakan antara satu orang dengan orang lain3”.
Gaya hidup yang dimaksud di Kelurahan Kedungdoro adalah
perubahan sosial yang terjadi pada kaum urban yang sebelumnya
tinggal di desa yang notabene memiliki nilai dan norma yang berbeda
dari masyarakat kota. nilai dan norma disini misalya slidaritas sosial,
aturan, dan pola konsumsi. Seperti halnya banyaknya kaum urban yang
bertempat tinggal di Kelurahan Kedungdoro surabaya dengan
membawa berbagai bentuk kebudayaan dari tempat mereka tinggal dan
mengalami perubahan yang menyerupai sifat dan karakteristik
masyarakat perkotaan di Kelurahan Kedungdoro Surabaya. Dan
menganggap bahwa itu identitas diri yang baru bagi mereka yang
merasa nyaman untuk ditunjukkan kepada lingkungan disekitar
mereka. Tek terlepas pula bagi kehidupan mereka selanjutnya.
2. Kaum Urban
“Secara etimologis, kata urbanisasi adalah bukan merupakan kata
asli kata bahasa Indonesia, namun berasal dari kata bahasa Inggris “urbanization”. Asal kata urbanization sendiri adalah kata “urban”
yang merupakan kata sifat dan berarti sifat kekotaan4”.
Jika berbicara tentang kaum urban maka sangat erat hubungannya
dengan masyarakat perkotaan yang bersifat kekota – kotaan. Kaum
urban merupakan suatu kelompok atau individu yang bertempat tinggal
dikota yang berasal dari desa dengan tujuan tertentu. Kaum urban
yang dimaksud di Kelurahan Kedungdoro adalah masyarakat yang
berasal dari desa baik itu yang hanya bekerja maupun sudah menetap
di Kelurahan Kedungdoro Surabaya. Namun tidak keseluruhan kaum
urban yang ada di Kelurahan Kedungdoro yang menjadi subjek
penelitian. Karena tidak semua wilayah Kelurahan Kedungdoro
menjadi tempat tinggal kaum urban.
Dengan mengklasifikasikan agar mempermudah memahami
penelitian kali ini kaum urban yang saya maksudkan terbagi menjadi
dua yaitu; pertama kaum urban remaja. Dimana kaum urban remaja
yang dimaksudkan adalah kaum urban yang masih berumur antara
sebelas sampai dua puluh satu tahun. Dimana seusia itu masih banyak
yang duduk di bangku sekolahan dan sebagain yang masih baru
bekerja maupun yang baru lulus dan dalam proses pencarian pekerjaan.
Yang kedua, kaum urban dewasa dimana mereka yang sudah
melewati masa pubertas dan yang berumur dua puluh tahun keatas dan
yang sudah bekerja maupun belum bekerja dan banyak yang terlepas
dari pengawasan orang tua. Hal itu merupakan suatu tanggung jawab
yang harus dijalani selain itu ha itu juga menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi setiap inidividu yang sudah terlepas dari pantauan orang
tua mereka.
3. Modernisasi
Modernisasi adalah proses menuju masa kini atau proses menuju
masyarakat modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari
masyarakat tradisional menuju masyarakat modern5.
Modernisasi mencakup proses yang sangat luas dan sifatnya sangat
relatif, bergantung pada dimensi ruang dan waktu. Dimana
modernisasi didukung dengan suatu perkembangan teknologi ataupun
perindustrian, dengan berbagai dampak yang banyak berpengaruh bagi
kehidupan sosial. Penelintian ini melihat bagaimana lokasi di
Kelurahan Kedungdoro yang mendapat pengaruh modernisasi paling
cepat, karena berada ditengah-tengah kota. Kelurahan Kedungdoro
juga berada di kawasan pusat perbelanjaan terbesar di Kota Surabaya.
Dalam pendapat George Ritzer di buku teori sosiologi modern
bahwa Poggi mengambil tema tentang modernitas yang berkaitan
dengan uang yaitu;
Poggi melihat tiga pandangan tentang modernitas yang ditanyakan dalam karya George Simmel itu. Pertama adalah bahwa modernisasi memberikan keuntungan bagi umat manusia, terutama fakta bahwa melalui modernisasi manusia mampu mengungkapkan berbagai potensi yang belum terungkapkan, tersembunyi, dan yang tertekan dalam masyarakat pramodern. Dalam hal ini Simmel melihat modernisasi sebagai “epiphany”dalam arti sebagai tanda manifestasi kekuuatan intrinsik manusia yang sebelumnya tak terjelmakan. Kedua, Simmel menguraikan besarnya pengaruh uang terhadap masyarakat modern. Ketiga, Simmel memusatkan perhatian pada upaya menjelaskan akibat merugikan dari uang terhadap modernitas, terutama alienasi. Masalah alienasi membawa kita kembali ke masalah sentral dalam teori sosiologi Simmel umumnya maupun dalam sosiologi tentang modernitas: “tragedi
kultur”, melebarnya jurang pemisahan antara kuultur objektif dan kultur subjektif atau seperti dinyatakan Simmel, “terhentinya pertumbuhan kultur individual dan pesatnya pertumbuhal kultur objektif”6
.
Hal itu Pogi melihat modernitas dengan dua paradikma dimana
yang pertama pogi melihat pengaruh baik modernitas terhadap
perkembang umat manusia yang mana modernitas banyak membantu
mempermudah manusia dalam aktivitas manusia. Yang kedua,
modernitas juga mempengaruhi bagi manusia baik dalam diri manusiaa
maupun dalam manusia bermasyarakat.
6
F. Sistematika Pembahasan
a. Bab I Pendahuluan
Peneliti memberikan gambaran tentang latar belakang masalah
yang di teliti. Dengan melihat aktivitas masyarakat di Kelurahan
Kedungdoro dengan gaya hidup yang modern. penelitian saya ini juga
melihat bagaimana gaya hidup masyarakatnya menyangkut kenakalan
remaja, hedonisme dan konsumerisme khususnya bagi kaum urban
yang ada di Kelurahan Kedungdoro Surabaya. Dimana kaum urban
sendiri merupakan penduduk pendatang yang bekerja dan bertempat
tinggal sementara atau bahkan dalam waktu yang lama.
Dengan karakteristik kaum urban di Kelurahan Kedungdoro
Surabaya yang sebelumnya tinggal di Desa, tidak dapat dipungkiri
bahwa gaya hidup merekapun juga akan berubah seiring dengan
perkembangan yang terjadi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya yang
menjadi lokasi mereka bertempat tinggal sekarang ini. Adapun dalam
BAB I ini membahas antara lain mengenai rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, definisi konseptual, metode penelitian
yang terdiri dari pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian,
jenis dan sumberdata, tahap-tahap penelitian, tehnik pengumpulan
data, tehnik analisa data dan tehnik keabsahan data dan sistematika
b. Bab II Gaya Hidup Kaum Urban dalam prespektif Teori
Modernitas Anthony Giddens
Meliputi kajian pustaka yang terdiri dari beberapa referensi
yang di gunakan untuk menelaah obyek kajian, kajian teori yaitu teori
yang digunakan untuk menganalisis masalah penelitian. Saya
menggunakan teori modernitas dikaranekan dapat membantu dalam
menganalisa fenomena yang terjadi di Kelurahan Kedungdoro
Surabaya. Dengan mengunakan teori modernnitas Anthony Giddens
sebagai pisau dalam melihat fenomena yang terjadi di Kelurahan
Kedungdoro Surabaya, dengan pertimbangan
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengaruh dari perkembangan
modernisasi.
c. BAB III Penyajian dan Analisis Data
Penyajian penelitian ini, peneliti menggunakan metode
kualitatif deskriptif, yakni suatu jenis penelitian dimana data yang
diperoleh disajikan dalam bentuk kata-kata dan gambar, dan tidak
menggunakan rumus dalam perhitungan angka. Analisis data yang
dikumpulkan melalui penggalian data yang berasal dari naskah
wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo, dan
d. Bab IV Analisis Data
Peneliti memberikan gambaran tentang data-data yang di
peroleh. Penyajian data dapat berupa tertulis atau dapat juga di
sertakan gambar. Sedangkan analisis data dapat di gambarkan berbagai
macam data-data yang kemudian di tulis dalam analisis deskriptif.
Analisis data yang dilakukan peneliti ini menyangkut gaya hidup kaum
urban ditengah arus modernisaasi. Analisis dilakukan berdasarkan
fakta-fakta yang ada, sesuai dengan yang sudah dilakukan dengan
berbagai tahapan mulai dari observasi, wawancara, dokumentasi dan
trianggulasi. Analisis dilakukan setelah data terkumpul dan
menggabungkannya dengan teori yang sudah ada.
e. Bab V Penutup
Peneliti menuliskan kesimpulan dari permasalahan dalam
penelitian, dan memberikan rekomendasi atau saran. Kesimpulan
diharapkan mampu memberikan gambaran yang luas mengenai gaya
hidup dan juga modernisasi. Selain itu ucapan terimakasih bagi mereka
yang telah yang telah berturut serta membantu dalam penulisan
penelitiaan saya ini. tak terlepas pula dosen yang telah membimbing
BAB II
GAYA HIDUP KAUM URBAN DALAM PERSPEKTIF TEORI
MODERNITAS ANTHONY GIDDENS
A. Penelitian Terdahulu
Dalam judul yang diangkat mengenai “Gaya Hidup Kaum Urban
Ditengah Arus Modernisasi (Studi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya)”
peneliti berupaya membandingkan dengan penelitian yang sudah ada dan
relevan supaya bisa mengetahui metode dan teori apa yang digunakan.
Penelitian terdahulu juga berfungsi sebagai rujukan penelitian supaya
sesuai dengan judul yang diangkat. Ada tiga penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang diteliti sekarang diantaranya sebagai
berikut:
a. Nur Khumala Yunita mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya 2013. Perubahan sosial dari masyarakat rural ke
masyarakat urban (Studi Kasus Di Desa Angsawangi Kecamatan
Sukodono Kabupaten Sidoarjo). Penelitian ini membahas dua hal yang
pertama, bagaimana bentuk perubahan yang ada di Desa Anggaswangi
dampak perubahan bagi masyarakat di desa anggaswangi Kecamatan
Sukodono Kabupaten Sidoarjo7.
Penelitian mengenai perubahan sosial dari masyarakat rural ke
masyarakat urban. Penelitian ini terfokus kepada permasalahan sosial
yang terjadi di Desa Anggaswangi, selain itu penelitian terdahulu ini
lebih condong kepada perubahan sosial dari masyarakat rural ke
masyarakat urban. Masuk dalam pembahasannya penelitian terdahulu
ini banyak membahas bentuk perubahan yang terjadi dan
dampak-dampak yang ditimbulkan.
Bentuk Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dari Aspek
Perilaku keagamaan dan juga perubahan pada aspek pendidikannya
tapi lebih terfokus pada SDN Anggaswangi. Perubahan dari Aspek
Perilaku keagamaan, di tunjukkan dengan melakukan diantaranya
mengadakan selamatan di rumah, atau di mushollah dan juga Khatama Qur’an sebelum akhad nikah. Semuanya terlepas dari unsur-unsur
mistis atau irasional. Dan prosesi itu masing-masing dilakukan berbeda
oleh orang yang punya hajat. Kemudian perubahan pada SDN
Anggaswangi II yang mana perubahannya terletak pada jumlah siswa
dan perubahan pada aturan masuk serta adanya kelas pararel.
7
Dampak dari perubahan perilaku keagamaan diantaranya juga
masyarakatnya bisa berfikir realistis sehingga masyarakatnya
mempunyai semangat kerja yang lebih baik dan berdampak pada
kehidupan ekonominya. Sedangkan dampak dari perubahan dari
berubahnya jumlah siswa, jam masuk sekolah, dan adanya kelas
pararel, itu membuat gurunya terbatas waktu dan tempat saat
mengajar, menimbulkan kecemburuan sosial bagi warga asli terhadap
warga pendatang yang sekolah di SDN tersebut. memberikan
keuntungan ekonomis bagi pedagang yang berjualan di SDN
Anggaswangi II, dan banyak yang membuka jasa tempat belajar atau
(LBB). Perubahan sosial dalam penelitian terdahulu ini terfokus pada
perubahan pola perilaku masyarakat dalam pertumbuhan kelembagaan
di desa anggaswangi. Dengan begitu perubahan itu menjadikan
masyarakatnya bisa memulai membuka diri dan pikiran mereka untuk
menerima suatu hal yang baru yang lebih rasional dan berorientasi ke
masa depan.
b. Muhamad Prasetyo mahasiswa Universitas Negeri Sunan Ampel
Surabaya pada tahun 2015. Buruh Dan Mobilitas Sosial (studi Tentang
Mobilitas Sosial Buruh Urban Di Desa Tropodo Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo). Penelitian ini membahas dua hal yang pertama,
Bagaimana bentuk mobilitas sosial buruh urban di Desa Tropodo
melatarbelakangi buruh urban melakukan mobilitas sosial di Desa
Tropodo Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo8.
Penelitian terdahulu yang kedua, membahas mengenai bentuk
mobilitas sosial buruh urban di desa Tropodo Kecamatan Waru
Kabupaten Sidoarjo. Dimana penelitian ini terfokus pada buruh urban
yang melakukan mobilitas sosial yakni Faktor Ekonomi karena
keadaan ekonomi buruh di daerah asal belum terpenuhi seutuhnya,
dengan melakukan perpindahan atau migrasi ke Desa Tropodo maka
keinginan buruh untuk memenuhi kebutuhan akan terpenuhi dan faktor
geografis karena keadaan daerah Tropodo strategis untuk melakukan
kegiatan ekonomi.
Di dalam penelitian terdahulu ini terlihat berbagai bentuk-bentuk
mobilitas sosial. Mobilitas penduduk vertikal yakni perpindahan status
yang tidak sederajat, mobilitas ini dibagi menjadi dua yakni mobilitas
sosial vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal
kebawah (social sinking). Mobilitas penduduk horizontal yakni
perpindahan status yang sederajat, mobilitas sosial geografis, yakni
perpindahan individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain
8
seperti transmigrasi, urbanisasi, migrasi dan Mobilitas antargenerasi
mobilitas dua generasi atau lebih. Selain itu penelitian ini lebih
membahas perubahan mobilitas yang artinya perubahan status sosial
dalam peningkatan perekonomian buruh dengan membandingkan
tingkat kesejahteraan buruh dari pabrik yang sebelumnya dan pabrik
yang sekarang.
c. M. Sofiyan Arianto, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
pada tahun 2016, Perilaku Konsumtif Dan Gaya Hidup Mahasiswa
(Studi Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Pengguna
Online Shop Di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya).Penelitian ini membahas dari dua hal yaitu yang pertama,
Bagaimana motif mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi dalam
melakukan belanja online. Yang kedua Bagimana gaya hidup
mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Penguna online shop9.
Penelitian ketiga, membahas tentang perilaku konsumtif dan gaya
hidup mahasiswa. Dimana penelitian terdahulu ini membahas perilaku
konsumtif terhadap penggunaan online shop dan gaya hidup
mahasiswa terhadap cara mereka membeli untuk kebutuhan
9
penampilan saat di area dikampus. Diantaranya perilaku konsumtif
dan gaya hidup penguna online shop yang dalam fenomena dewasa ini
sedang boming di kalangan generasi muda khsusnya mahasiswa prodi
ilmu komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. dimana salah satunya
yaitu adanya sebuah motif dalam menggunakan sebuah media secara
terus menerus. Media yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan media “online shop” yang termasuk dalam kategori media baru yaitu
media internet.
Dari ketiga penelitian terdahulu yang sudah dikutip di atas, Maka
penelitian saya ini membahas gaya hidup kaum urban ditengah arus
modernisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya yang belum pernah
diteliti sebelumnya. Dengan demikian dapat dibedakan bahwa
penelitian kali ini membahas perubahan gaya hidup kaum urban dari
yang awalnya tinggal di desa dan berpindah di kota. selain itu
perubahan yang dimaksud disini adalah perubahan gaya hidup kaum
urban seiring berjalanya waktu mengikuti arus modernisasi yang
semakin berkembang di Kelurahan Kedungdoro Surabaya, terutama
perubahan nilai dan norma, prilaku, penampilan, dan interaksi sosial.
Hal tersebut dipicu oleh pekerjaan dan perkonomian kaum urban yang
berbeda dari sebelumnya.
Dengan melihat fenomena yang terjadi di Kelurahan Kedungdoro
Surabaya yang berubah seiring berkembangnya modernisasi. penelitian
Modernisasi (studi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya) belum pernah
dieliti sebelumnya.
B. Modernitas Sebagai Bentuk Perkembangan Zaman
Perkembangan tentunya akan dialami bagi seluruh kehidupan di
dunia, dari mulai masyarakat desa hingga masyarakat kota. Perkembangan
zaman menyangkut berbagai macam perubahan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia baik itu dari segi gaya hidup yang juga mencakup
tentang teknologi, fashion, hiburan, perilaku menyimpang, dll. Selain itu
juga penting bagi negara dalam memajukan mayarakatnya dalam
bidang-bidang yang akan dikembang untuk mensejahterakan masyarakatanya,
disisi lain saat ini indonesia ingin meningkatkan moral masyarakat
khususnya bagi pemuda penerus bangsa baik dalam bidang pendidikan
moral maupun sosialisasi yang gencar-gencar dilakukan oleh pemerintah.
Hal itu merupakan suatu hal yang besar dalam melihat perkembangan
zaman yang terjadi di masyarakat Indonesia. Jika didalam hal yang lebih
kecil misalkan di lihat dari segi wilayah yaitu dalam jangkauan batas
kelurahan sebagai cakupan yang diteliti dalam penelitian ini.
Modernisasi, dalam pengertian produktif infrastruktural, dimulai
pada 1890-an dan 1900-an. Ketika itulah terjadi inovasi teknologi massal,
seabad sebelumnya10. Dengan munculnya modernisme itu memulai
munculnya berbagai bentuk produk-produk modernisme salah satunya
dengan berkembangya teknologi, media massa dan hiburan, serta
pemikiran-pemikiran yang menuju rasionalitas dengan landasan-landasan
ilmu yang realistis.
Namun hal itu masih jauh dari modernisasi, namun dari situlah
berbagai temuan-temuan baru akan teknologi, doktrin melalui media
massa, dan juga ilmu pengetahuan yang realistis dengan mengeser mitos
kepercayaan kuno itu mulai mempercepat perkembangan era modernisasi
yang lebih dinamis. Dilihat di zaman sekarang yang saat ini sudah
menggunakan teknologi dari berbagai bentuk buatan kapitalisme yang juga
merupakan bentuk dari era modern yang saat ini banyak membantu
beraktivitas.
Terlihat juga dalam buku yang melacak akar dari modernisme.
Salah satunya di ambil dalam buku menggugat modernisme. Secara
historis, semangat dan jiwa modernisme sebenarnya bisa ditelusuri
semenjak era renaisans abad ke-16 M dan pencerahan abad ke-18 M.11
Dari munculnya indutrialisasi yang dimana sebelum itu barang diciptakan
hanya untuk memenuhi kebutuhaan sendiri hingga beralih menjadi barang
yang di buat secara massa.
10
Richard appignanesi, mengenal posmodernisme for beginners, (bandung : Mizan, 1998), hlm 11
11
Dilihat dalam awal mula munculnya modernisasi yang berarti
proses berlangsungnya proyek mencapai kondisi modernitas yang
digerakan oleh semangat rasionalitas instrumental modern. Modernisasi
mencakup proses pengucilan karya-karya klasik, karena modernitas pada
hakikatnya mengambil posisi yang berlawan dengan hal-hal lama demi
terciptanya hal-hal baru12. Dengan begitu munculnya suatu yang baru, baik
itu suatu budaya ataupun suatu barang yang menjadikan modernisasi terus
berkembang dari yang ada sebelumnya.
Kelurahan Kedungdoro Surabaya merupakan suatu wilayah yang
cukup padat di kawasan Surabaya pusat dengan karakteristik masyarakat
yang beranekaragam, dengan keberadaanya yang berada ditengah kota itu,
kawasan ini menjadikan masyarakatnya yang sensitif dari budaya baru.
Dilihat dari aktifitas setiap harinya bagaimana setiap pagi ruas jalan
utamanya yang menghubungkan dengan jalan raya utama Surabaya.
Dengan lebar jalan yang kurang lebih lima meter itu terlihat dipadati oleh
berbagai bentuk aktivitas masyarakatnya baik dari anak-anak hingga
remaja yang mulai berangkat untuk pergi bersekolah hingga para pekerja
yang khususnya bekerja di Tunjungan Plaza yang bertempat tinggal di
sekitaran maupun diluar kawasan Kelurahan Kedungdoro Surabaya yang
sangat mendominasi keramain dilokasi tersebut. Keramaian itu terkadang
tak pernah surut hingga larut malam.
12
Dengan kepadatan dari aktivitas yang terjadi di kelurahan
Kedungdoro Surabaya terlihat banyaknya perubahan-perubahan yang
berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat yang berada disekitar
keramaian tersebut. Banyaknya pelaku-pelaku kapitalisme yang bersaing
dalam berbagai strateginya, mereka memperkenalkan hasil dari
produk-produk yang dibutuhkan masyarakat dalam kehidup modern saat ini. Baik
dalam kosumsi pola makan, konsumsi berpakaian, dan juga kosumsi
hiburan. Dengan persaingan kapitalisme yang ketat itu pula setiap individu
tanpa sadar telah masuk dalam belenggu-belenggu kapitalisme. Hakikat
dari modernistas itu pula yang juga menjadikan suatu alasan yang kuat
dalam perubahan suatu individu dalam suatu kelompok ataupun suatu
wilayah. Suatu resiko bagi individu yang tidak mampu beradaptasi dalam
era modernisasi.
Penyesuain terhadap perkembangan modernisasi sangat dibutuhkan
dalam mejaga kesetabilan perubahan yang dinamis, tentunya penyesuain
terhadap berbagai hal yang juga ditimbulkan dari modernitas itu sendiri.
Jika individu dapat menyesuaikan diri dari modernisasi dalam suatu
wilayah pada saat itu, belum tentu individu mampu bertahan dalam
berbagai bentuk perubahan modernisasi yang akan mendatang. Berbicara
dengan waktu, maka pentingnya individu dalam membedakan dampak
bagi kehidupanya memiliki makna perubahan tersendiri.
Dapat diambil dari kasus perkembangan modernisasi dalam bentuk
Pembangunan Mall terbesar Surabaya yang sekarang sering disebut TP
(Tunjungan Plasza). Tidak dapat dipungkiri bahwa TP juga merupakan
produk kapitalisme yang dalam suatu strategi pemasaran terpusat dalam
menjangkau kebutuhan konsumen. TP juga dapat disebut sebagai pasar
modern dengan fasilitas yang tak lepas dari tehknologi terkini.
Melihat dari prespektif Berman yang mengatakan, menjadi modern berarti mendapati diri kita dari lingkungan yang menjajikan kita berpetualangan, kekuasaan, kegembiraan, pertumbuhan transformasi diri dan dunia kita sampai pada saat yang sama, dia mengancam dan merusak segala yang kita punya, segala yang kita ketahui, segalanya dari diri kita.13
Hal itulah yang perlu diperhatikan dalam memilih suatu produk
yang benar-benar penting atau suatu produk yang seharusnya memang
wajib dalam kosumsi sehari-hari atau yang kita sebut kebutuhan primer,
dengan membedakan nilai guna pentingnya suatu yang akan dibeli dalam
memenuhi kebutuhan hidup maka akan terhindarkan dari sifat hedonisme
dan budaya konsumtif, namun hal tersebut bertolak belakang dari sistem
kapitalis yang menuntut perubahan harus bersifat dinamis dengan
menciptakan produk-produk inovasi yang bernilai ekonomi dan berguna
dalam perkembangan modernisasi.
Modernisasi juga dapat dibandingkan dari nilai kemiskinan yang
berada diwilayah itu sendiri. Kawasan Kelurahan Kedungdoro Surabaya
termasuk kawasan dengan angka kemiskinan yang cukup tinggi, namun
tidak sedikit masyarakatnya yang tidak mengenal akan adanya gadget.
13
Dari harga yang rendah sampai yang mahal, dari spesifiksi rendah hingga
spesifikasi yang tinggi, dan juga dari merk yang kekinian sudah ada yang
memilikinya. Selain itu pula bagaiman meraka bisa menikmati fasilitas
hiburan dari yang sekelas cafe sampai diskotik.
Gambaran diatas merupakan salah satu contoh tingginya
modernisasi diwilayah Kelurahan Kedungdoro Surabaya. Dapat dikatakan
bahwa modernisasi di wilayah Kelurahan Kedungdoro Surabaya ini bukan
hanya menjadi suatu identitas kesejahteraan, namun juga memilki arti
tersendiri bagi setiap individu yang hidup di era modernisasi selain itu
modernisasi juga suatu wujud kebutuhan manusia dalam kehidupan
sekarang ini.
Dibandingkan dengan para petani di abad ke-18, manusia modern
memiliki cakupan hubungan, ruang dan tempat interaksi yang lebih luas.
Termasuk ruang dan hubungan kerja, keluarga dan sahabat, namun sumber
global ditelevisi, e-mail dan wisata14. Dengan perkembangan tehknologi
yang dirasakan saat ini, itu adalah hasil dari produk-produk inovasi dari
industrialisasi yang terlahir di era modern ini.
Dengan sistem kapitalisme yang merajalela di kawasan itu,
tekhnologi memiliki peranan penting dalam membentuk suatu kebudayaan
baru yang berkembang di masyarakat Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
Dengan begitu maka terbentuk ruang dimensi yang cukup luas dan
14
membuat jalur yang bercabang bagi tujuan hidup individu dalam
bermasyarakat.
Dengan begitu pentingnya dalam memilih gaya hidup juga dapat
menentukan masa depan individu.George Ritzer & Douglas J. Goodman
dalam buku teori sosiologi modern juga menjelaskan gagasan Anthony
Giddens tentang Modernitas Juggernaut sebagai berikut :
“Modernitas memperoleh dinamismenya melalui tiga aspek penting teori strukturasi Giddens : pertama Pemisahan waktu dan ruang distanciation ( meski proses yang semakin memisah ini tidak unilinier, tetapi bersifat dialektik) .... Dalam hal ini baik waktu maupun ruang “dikosongkan” dari isinya; tak ada waktu dan ruang khusus yang istimewa; keduanya menjadi bentuknya yang murni .... Menurut Giddens, tempat semakin menjadi “phantasmagoric”, artinya “tempat terjadi peristiwa sepenuhnya ditembus dan di tentukan oleh pengaruh sosial yang jauh jaraknya dari tempat terjadinya peristiwa itu”15
.
Dengan demakin luas cakupan itu, tentunya juga membawa
dampak yang lebih banyak bagi kehidupan manusia, dengan keinginan
individu yang diluar dari batas kemampuanya itulah yang manjadikan
setiap individu terjerumus dalam belenggu dari dampak modernisasi yang
berujung kepada hedonisme dan kenakalan remaja maupun tindak
kejahatan yang terselubung. Tanpa disadari hal itu merupakan beberapa
imbas dari suatu modernisasi.
Perubahan-perubahan yang dinamis dalam modernisasi itu pula
yang juga berpengaruh terhadap perkembangan sampai saat ini hingga
15
batas waktu yang mendatang. Dengan demikian tidak ada batasan dalam
perkembangan zaman di kehidupan manusia, di era modern yang menuntut
perubahan yang dinamis .
Selain itu dilihat dalam buku tulisan George Ritzer yang
menyebutkan kepercayaan (trust) yang sangat penting dalam masyrakat
modern dipengaruhi oleh sistem abstrk dan oleh pemisahan ruang-waktu
yang sangat besar16. Ditambah dengan suatu perubahan dalam suatu hal yang dari dulu dianggap “lumrah” yaitu suatu kepercayaan. Diera modern
ini suatu kepercayaan sangatlah langkah, dengan menilai suatu
kepercayaan saja dizaman ini harus lebih dipertimbangkan. Degan
beragam himpitan keluarga yang semakin mendesak diiringi keterbatasan
ekonomi dan kebutuhan hidup yang semakin mahal.
Dengan melihat latar belakang seseorang dan melihat tujuan dan
manfaat yang akan ditimbulkan adalah salah satu cara dalam memberi
suatu pertibangan dalam memberikan kepercayaan kepada seeorang
teruma bagi orang yang baru pertama kita kenal bahkan terhadap
seseorang yang sudah lama kita kenal. Maraknya tidak kejahatan yang
beragam yang diiringi berbagai alasan himpitan kehidupan yang
menjadikan harus lebih waspada dalam menyikapinya.
16
C. Gaya Hidup Masyarakat Urban Dalam Perkembangan Modernisasi
Gaya hidup merupakan suatu yang penting untuk dipertimbangkan.
Dalam pendangan setiap manusia tentunya memliki cara tersendiri dalam
memaknai kehidupannya. Tentunya gaya hidup setiap seseorang pasti
berbeda-beda dan memiliki tujuan tersendiri dari apa yang sudah ia
ekspresikan keseharinya. Tentunya hal tersebut juga tidak hanya di dasari
dari diri individu itu sendiri, tetapi dapat diadaptasi dari berbagai hal yang
ada diluar baik itu dalam lingkungan maupun suatu hal yang sering dilihat.
Hal itu pula ditunjukan dalam serbuan gaya hidup dari berbagai cara lewat
industri iklan dan televisi yang sudah merasuk kedalam mineside pribadi para individu ditambah lagi dengan media sosial.
Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. dalam interaksi sehari-hari kita dapat menerapkan suatu gagasan megenai gaya hidup tanpa perlu menjelaskan apa yang kita maksud; dan kita benar-benar bertentanga serta sulit menemukan deskripsi umum mengenai hal-hal yang merujuk pada gaya hidup . oleh karena itu gaya hidup membantu memahami (yakni menjelaskan tapi bukan berarti membenarkan) apa yang orang lakukan, mengaa mereka melakukanya, dan apa yang mereka lakukan bermakna bagi dirinya maupun orang lain.17
Dewasa ini gaya hidup juga sering dijadikan suatu target dalam
berbagai penjualan baik dalam suatu produk kesehatan, kecantikan,
makanan, pakaian,dll. Gaya hidup dianggap umum bagi kebanyakan
orang, namun jika diklasifikasikan gaya hidup mempunyai arti yang luas
dan memiliki dampak yang berbeda-beda dari setiap gaya hidup yang akan
dijalani.
17
Dilain sisi suatu hal yang menonjol adalah pandangan masyarakat
tetang gaya hidup masyarakat kota sebagai bentuk atau ciri-ciri
modernisasi. Dimana Kelurahan Kedungdoro Surabaya merupakan salah
suatu daerah yang menunjukan daya tarik tersendiri bagi
kalangan-kalangan yang mengkarakterkan akan gaya hidup perkotaan yang “glamour”.
Numun dari penelitian disini saya merespon akan dua hal
diantaranya adalah modernitas banyak membantu mempermudah
kehidupan manusia yang dapat menciptakan gaya hidup yang baik dalam
perkembangannya kepada tehknologi, dimana modernitas juga
menimbulkan gaya hidup yang tanpa sadar merubah pola kehidupan yang
hedonisme, konsumerisme, dan juga kenakalan remaja.
Dalam buku George Ritzer teori sosiologi modern mengatakan
pemahaman Gidens tentang dunia modern sebagai dunia reflektif salah
satunya yaitu :
Kita tak hanya bertangung jawab merencanakan diri kita sendiri, tetapi juga tubuh kita. Yang penting untuk menciptaan refleksif dan pemeliharaan kedirian adalah penampilan tubuh dan kelakuannya yang tepat dalam berbagai macam keadaan dan tempat. Tubuh pun tunduk terhadap berbagai jenis “rezim” (contoh, buku diet dan gerak badan) yang tidak hanya membantu individu membentuk tubuh mereka, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap refleksivitas kedirian maupun refleksivtas modernitas pada umumnya. Akibatnya adalah obsesi terhadap tubuh kita dan kedirian kita dalam dunia modern18.
18
Berkaca dalam pengertian diatas medernitas memiliki suatu sistem
tatanan hidup dalam perubahan terhadap individu dalam melakukan,
menciptakan, dan menempatkan diri terhadap situasi tertentu. Dalam hal
ini modernitas juga memiliki suatu bentuk yang tidak dapat dilawan dan
akan tertindas jika dilawan. Hal itu menjadikan individu harus
menempatkan diri dalam situasi yang stabil dalam mengikuti
perkembangan zaman.
Di Kelurahan Kedungdoro Surabaya yang berada di Tengah kota
Surabaya itulah yang menjadikan lokasi ini menjadikan kepadatan dari
berbagai individu yang ingin merintis keinginan dengan harapan dapat
terwujudkan. Ditambah dengan Kota yang merupakan Ibu Kota Jawa
Timur itulah yang turut menambah tingginya urbanisasi di wilayah
tersebut.
“....Heterogenitas cenderung merusak struktur-struktur sosial yang kaku dan menciptkan mobilitas, ketidak setabilan, situasi tidak aman, yang terus meningkat dan afiliasi individu-individu dengan berbagai kelompok sosial plural dengan tingkat keanggotaan yang berubah-ubah. Hubungan material cenderung menggantikan hubungan-hubungan personal dan lembaga yang ada cenderung memenuhi kebutuhan massa dari pada kebutuhan individu. Oleh karena itu bisa efektif manakala ia bertindak melalui kelompok-kelompok yang teorganisir.19
Alasan-alasan itu masuk akal jika dilihat juga diwilayah Kelurahan
Kedungdoro Surabaya banyak didirikan kost-kostan, kontrakan, dll.
Dimana tempat yang disediakan bagi para pendatang yang bertempat
19
tinggal sementara maupun dengan waktu yang lama. Dengan begitu cukup
banyak menarik kaum urban yang bertempat tinggal diwilayah itu.
Selain itu juga menarik ketertarikan juga bagi saya dalam
mendalami penelitian saya yang mengambil objek para kaum urban dalam
melihat gaya hidup kaum urban dengan perkembangan modernisasi. Gaya
hidup perkotaan yang menjadi pioener dalam perkembangan modernisasi
inilah yang juga berpengaruh bagi para kaum urban. Dimana kaum urban
sendiri merupakan para pendatang atau pindahan dari suatu wilayah yang
saat ini di tempati.
Kata urban sendiri diadopsi dari kata urbanisasi atau yang sering
disebut perpindahan penduduk dari desa ke kota. dengan kata lain kaum
urban adalah para individu yang berpindah kekota dan memiliki sifat
kekotaan. Sifat kekotaan sendiri dimaksudkan bagi mereka kaum urban
yang memiki sifat meyerupai mereka yang sudah lama bertempat tinggal di wilayah perkotaan dan memiliki sifat atau perilaku yang “glamor”
penuh kemewahan.
“....Semua orang ingin menjadi penonton dan sekaligus ditonton.
Ingin dilihat namun sekaligus dilihat. Disinilah gaya sudah mulai menjadi
kamu tidak bergaya, siap-siaplah untuk dianggap “tidak ada”: diremehkan, diabaikan, atau mungkin dilecehkan”20
.
Maka dari itu perubahan terhadap gaya hidup saat ini menjadikan
individu menjadi agresif dalam mengikuti arus modernisasi saat ini.
Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk Kota Surabaya terutama
yang diakibatkan dari urbanisasi di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
Terdapat banyaknya kaum urban yang bertempat tinggal diwilayah
tersebut, tentunya menjadikan ruang dimana mereka para kaum urban juga
menunjukan gaya hidupnya yang tak jauh beda dari gaya hidup perkotaan.
Hal itu juga dapat dirasakan dari perkembangan remaja, dewasa, hingga
orang tua. Dengan mengklasifikasikan berdasarkan ketiga tahapan itu bisa
dijadikan untuk memahami dampak modernisasi yang tidak mengenal
umur.
Pertama, kaum urban remaja merupakan salah satu yang paling
rentan terhadap gaya hidup dari modernitas, remaja yang sering dikenal “darah muda” itulah yang mengambarkan ciri-ciri dari masa pubertas.
Dari kebayakan remaja Kelurahan Kedungdoro Surabaya dapat di pastikan
dalam HP (hand phone) terdapat vidio porno. Dengan kemudahan dalam
mengakses situs-situs dewasa menjadikan remaja mudah melihat film yang
20
seharus tidak layak di tonton bagi remaja dibawah umur yang diukur dari
nilai dan norma yang ada.
Kemudahan tehknologi yang kehadirannya banyak mempermudah
komunikasi, disisi lain itu juga disalah gunakan bagi para remaja urban
diwilayah tersebut. bagi mereka hal tersebut bukan lagi menjadi hal yang
tabu dalam perbincangan sehari-hari dengan teman remajanya. Bahkan
dalam observasi dilapangan pernah saya jumpai dimana seorang remaja
saling barter film porno dengan remaja lain. gaya hidup seperti itu menjadikan akar dari pergaulan bebas bagi remaja-remaja diwilayah itu.
Dengan jangka waktu yang panjang tentunya hal tersebut dapat
menggeser nilai dan norma. Selain itu akan menimbulkan presepsi suatu
karakter gaya hidup remaja modern pada umumnya, yang sebelumnya
dianggap melanggar nilai dan norma di wilayah tersebut. Hal inilah yang
ditimbulkan dari gaya hidup yang tidak baik. Selain itu dalam
perkembangannya kaum urban ini juga sangat labil dalam menentukan apa
yang akan mereka pilih.
muda. Baik pria maupun wanita, yang diperuntukan khusus bagi para ABG (anak baru gede) yang mungkin tengah gelisah mencari identitas dan citra diri ini, kini banyak beredar dengan kemasan yng tak kalah luks dibandingkan dengan media transnasional. Bacaan kawula mud ini banyak menawarkan aya hidup dengan budaya selera sputar perkembangan tren busana, problem gaul, pacaran, shopping, dan acara mengisi waktu senggang yang jelas perlahan tapi pasti akan ikut membentuk budaya kawula muda (youth culture) yang berorientasi gaya hidup fun!21.
Dengan melihat fenomena berikutnya dimana meraka juga
memberanikan diri dalam persaingan di dunia kerja yang mana mereka
juga harus menanggung beban hidup keseharianya dengan hidup mandiri
jauh dari keluarga dengan usia yang masih muda. Terlebih lagi jika
mereka dihadapkan dengan pergaulan bebas yang ada di Kelurahan
Kedungdoro Surabaya.
Seperti didefinisikan Giddens, ada dua tipe mekanisme
keterlepasan yang penting peranya dalam masyarakat modern. yang
pertama adalah tanda simbolik, yang paling terkenal adalah uang. Uang
memungkinkan pemisahan ruang-waktu. Dengan uang kita mampu terlibat
dalam transaksi dengan orang lain yang jauh dipisahkan dari kita oleh
waktu22. Dengan mulainya bekerja dan memiliki penghasilan tetap hal
itulah awal terbukanya pikiran mereka dalam mendewasakan diri dalam
menentukan meraka kedepannya.
Kedua, kaum urban yang sudah melewati masa-masa pubertas atau
yang sudah melewati masa-masa remaja juga tak luput dari pengaruh
21
David Chaney, Life styles (Jala Sutra : Yogyakarta, 1996), hlm 9. 22
modernisasi. Dimana mereka yang sudah menemukan jati diri meraka
dalam menggambarkan gaya hidupnya, namun tidak menuntut
kemungkinan mereka melepaskan diri dari perkembangan modernitas,
mereka juga akan mengikuti perkembang modernitas dengan gaya hidup
yang mereka maknai. Dengan sifat dewasa yang mereka miliki menjadikan
diri merekan menjadi individu yang mandiri dan mulai meyadari beban
yang harus dijalaninya.
Dilihat di Kelurahan Kedungdoro Surabaya yang kebayakan orang
bekerja di tempat-tempat yang mengutamakan penampilan menarik dan
trendi inilah yang menjadikan dampak bagi beberapa individu dalam
memahami gaya hidup tidak menuntut kemungkinan juga perubahan gaya
hidupnya yang dinamis. Tuntutan yang mengharuskan mereka
berpenampilan menarik dalam lingkungan kerja itupun juga menjadikan
suatu ruang dimana pergaulan mereka dengan sesama rekan kerjanya
diluar ikatan kerja. Diliahat dari segi pola konsumsi setiap harinya, dimana
kehadiran barang baru yang memberikan makna tersendiri bagi individu
walau barang lama tidak bagus dari barang baru yang dibelinya.
“Selain itu pula ditambah dari, perubahan yang disebabkan oleh cara-cara baru dalam produksi dan tidak dapat dipishkan dari disintegrasi budaya religius kontinental yang menjadi wilayah-wilayah ekonomi baru, selain itu juga, selain itu juga bergantung pada perkembangan sikap positif dalam menilai barang-barang yang menjadi tren, peralatan rumah tangga, dan cara-cara dalam penyelidikan dan menentukan topik untuk diskusi”23.
23
Dengan gaya hidup yang tidak melihat nilai kegunaan suatu benda
itu yang juga dapat menimbulkan gaya hidup yang boros. Kebanggaan
akan pekerjaannya yang menuntut mereka berpenampilan menarik itu juga
terbawa dan ditunjukan diluar lingkungannya. menggunakan aksesoris
yang glamor, mewah dan kekinian yang mengambarkan suatu kelas sosial
tinggi. Dimana meraka tetap berpenampilan menarik dengan terus
mengikuti tren terkini, juga menjadikan keinginan menabung untuk
memenuhi kebutuhan hidup jangka panjang terlupakan.
Dengan uang lebih yang biasanya ditabung sekarang mereka lebih
memilih membeli barang untuk memenuhi gaya hidup mereka yang boros.
Yang tanpa disadari itu merupakan bentuk dari pola-pola yang disusun
dalam perkembangan industrialisasi. Hal itulah yang memunculkan salah
satu sifat konsumerisme yang merugikan jika sudah ketergantungan.
Dalam buku life styles sebuah pengantar komprehensif David
Chaney menulis gagasan Featherstone yang membagi menjadi tiga salah
satunya yaitu mengenai hubungan antara penggunaan benda-benda dan
cara-cara melukiskan status: “fokusnya di sini mengenai caara-cara yang
berbeda ketika orang menggunakan benda-benda untuk menciptakan
ikatan ataupum pembedaan sosial 24. Hal tersebut juga dapat menjadikan
wawasan dalam pemilihan suatu barang yang berguna dalam pembelian
24
produuk-produk kapitalis. Dengan pemahaman tentang konsumerisme
dapat menyadarkan diri dari pengaruh buruk bagi kehidupan.
David Chaney dalam buku life styles berpendapat bahwa Giddens
juga menyebutkan perkembangan gaya hidup dan perubahan struktural modernitas saling terhubung melalui reflektivitas institusional; “karena
‘keterbukaan’(opennes) kehidupan sosial masa kini, pluralisasi konteks
tindakan dan anekaragam ‘otoritas’, pilihan gaya hidup semakin penting
dalam penyusunan identitas diri dan aktivitas keseharian25
D. Teori Modernitas Anthony Giddens Sebagai Analisis Penelitian Gaya
Hidup Kaum Urban
Dalam penelitian kali ini mengenai gaya hidup kaum urban
ditengah arus modernisasi peneliti menggunakan teori modernisasi
Anthony Gidden. Peneliti menggunakan teori tersebut karena dirasa dapat
membantu menganalisis kasus dari penelitian diatas. Adapun teori tersebut
yaitu :
Giddens adalah teoritis sosial Ingris masa kini yang sangat penting dan salah seorang dari dari teoritis yang sangat berpengaruh didunia. Giddens lahir 18 januari 1938 (Clark, Modgil dan Modgil, 1990). Ia blajar di Universitas Hull, di the London School of Economic, dan di unoversitas London. Tahun 1961 ia diangkat menjadi dosen di Universitas Leicester. Karya awalnya bersifat empiris dan memusatkan masalah pada bunuh diri. Tahun 1969 ia beralih jabatan emnjadi dosen sosiologi di Universitas Cambridge dan sebagai anggota King’s College. Ia terlibat dalam studi percampuran culture, kemudian menghasilkan bukunya yang pertama yang mencappai penghargaan internasional, berjudul the Class Structure of Advenced Societis tahun 1975. Selama dekade beriktnya, ia menerbitkan
25
sejumlah karya teoritis penting. Dalam karya-karyanya selangkah demi selangkah ia memulai membangun tentang teoritisnya sendiri yang terkanal sebagai teori strukturasi. Tahun 1984 karir Gidden mencapai puncaknya dengan terbitnya buku The Constitution oh Soceity, yang merupakan pernyataan tunggal tentang terpenting perspektif Giddens.26
Giddens berpengaruh dalam teori sosiologi lebih dari dua dekade. Ia pun berperan penting dalam membentuk sosiologi Ingris masa kini. Salah satunya, ia menjadi konsultan editor dua perusahaan penerbitan. Sebagai teoritisi Giddens sanagt berpengaruh terutama di AS mupun di bergabagai bagain dunia lain, namun yang menarik karyanya agak kurang diterima di negerinya sendiri (Inggris). Hal ini mungkin disebabakan oleh sebagaian kenyataan bahwa ia telah berhasil memenangkan pelombaan mendapat pengikt teoritis di seluruh dunia
27
.
Gidden mendefinisikan modernitas menjadi empat dasar. Yang pertama, ialah kapitalisme, yang dicirikan secara akrab, olek produksi komoditas, kepemilikan pribadi atas modal, buruh upah yang tidak punya harta benda, dan suatu sistem kelas yang berasal dari karaterikstik-karateristik itu. Kedua, ialah industrialisme, yang melibatkan sumber-sumber tenaga tidak berjiwa dan peralatan mesin untuk menghasilkan barang-barang. Ketiga, kemampuan pengawasan, pengawasan mengacu kepada pengawasan kegitan-kegiatan populasi subjek (terutama tetapi tidak secara eksklusif) di dalam lingkungan politis. Keempat, dimensi kekuasaan militer, atau pengendalian atas alat-alat kekerasan, termasuk industrialisasi perang28.
Gaya hidup memang dimulai dengan adanya modernitas. Arus
modernitas yang melaju cepat akan membuat masyarakat modern
mengikuti perkembangannya. Berkitan dengan perekonomian, modernitas
juga membawa pengaruh bagi masyarakat desa untuk menjadikan kota
sebagai tempat tujuan untuk mencari uang. Tak jarang kaum urban yang
lama menetap dikota terbawa arus modernitas kemudian menjadikan gaya
hidupnya menyerupai gaya hidup masyarakat asli kota.
26
George Ritzer, Teori Sosiologi Modern, (jakarta : Prenada Media, 2005) hlm 554
27Ibid, 554
28
George Ritzer & Douglas J. Goodman dalam buku teori sosiologi
modern menjelaskan gagasan Anthony Giddens tentang Modernitas
Juggernaut sebagai berikut :
Kehidupan kolektif modern ibarat panser raksasa yang tengah melaju hinggga taraf tertentu bisa dikemudikan, tetapi juga terancam akan lepas kendali hingga menyebabkan dirinya hancur-lebur. Panser rasaksa ini akan menghancurkan orang yang menentangnya dan meski kadang-kadang menempuh jalur yang teratur, namun juga sewaktu-waktu dapat berbelok kearah yang terbayangkan sebelumnya. Perjalanannya bukannya sama sekali tak menyenangkan dan berubah sesuaai yang diharapkan. Tetapi, sepanjang institusi modernitas ini terus berfungsi, kita takkan pernah mampu mengendalikan sepenuhnya baik arah maupun kecepatan perjalanannya. Kitapun takkan pernah merasa aman sama sekali karena kawasan yang dijelajahi penuh dengan bahaya29.
Kota yang identik dengan gemerlap dan pergaulannya yang
berbeda dengan desa. Jika dilihat di Kelurahan Kedungdoro Surabaya
dimana lokasi tersebut berada didekat pusat pembelanjaan, tentu
menjadikan masyarakat Kedungdoro sangat rentan terbawa arus
modernitas. Ditambah dengan sistem kapitalisme yang di kemukakan oleh
Anthony Giddens kaum urban dapat dijadikan konsumen yang royal
terhadap penjualan suatu produk di wilayah Kelurahan Kedungdoro
Surabaya. Sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh Anthony Gidden
tentang modernitas ini sangat berkaitan dengan fenomena yang terjadi
pada masyarakat urban di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
Namun dalam perkembangannya modernitas juga mempunyai
pengaruh yang besar terhadap masyarakatnya, dapat dikatakan
29
modernisasi juga mempunyai titik lemah yang dapat merusak sistem
tatanan kehidupan masyarakatnya. Modernisasi adalah suatu kebudayaan
resiko. Dengan hal itu saya tidak memaksudkan bahwa kehidupan sosial
pada dasarnya lebih beresiko daripada biasanya; bagi sebagian besar orang
bukan itu masalahnya. Lebih tepatnya, konsep resiko menjadi fundamental
bagi cara aktor awam maupun spesialis teknis untuk mata dunia sosial. Menurut George Ritzer, “Modernitas mereduksi keberesikoan
wilayah-wilayah tertentu dan cara-cara kehidupan secara keseluruhan,
namun pada saat yang sama memperkenalkan parameter-parameter resiko
baru yang lebih besar, atau sama sekali, tidak dikenal pada era-era
sebelumnya”30.
Dengan fenomena yang sudah dijelaskan diatas dapat dilihat dari
karakter masyarakat yang terbuka akan hal baru baik dari segi kebudayaan
yang dibawa dari luar atupun pengaruh yang masuk. Menjadikan
masyarakat di Kelurahan Kedungdoro Surabaya dihadapkan pada
parameter-parameter resiko baru yang semakin kompleks. dengan
pembahasan masyarakat resiko yang dikemukakan oleh Anthony Giddens
menggambarkan bagaimana resiko yang akan dihadapi oleh kaum urban
dari belenggu kemewahan yang ada di Kelurahan Kedungdoro Surabaya.
George Ritzer mengangkat pendapat dari Anthony Giddens tentang
masyarakat resiko yaitu ;
“Modernitas adalah kultur beresiko. Ini bukan berarti bahwa kehidupan sosial kini lebih berbahaya daripada dahulu; bagi
30
kebanyakan orang, itu bukan masalah. Konsep resiko menjadi masalah mendasar baik dalam cara mendapatkan aktor biasa maupun aktor yang berkemampuan spesialis-teknis dalam organisasi kehidupan sosial. Modernitas mengurangi resiko menyeluruh bidang dan gaya hidup tertentu, tetapi pada waktu bersamaan memperkenalkan parameter resiko baru yang sebagian besar atau seluruhnya tidak dikenal di era sebelumnya31.
Dengan belenggu kemewahan dan juga berbagai pilihan yang
memiliki porsi-porsi resiko dari setiap parameter kehidupan. Dengan
begitu mejadikan tantangan masyarakat urban dalam berurbansasi disuatu
tempat. Tentunya membentuk tujuan yang kuat dalam berurbanisasi atau
memperkuat niatanya agar tidak terbelenggu dalam hal yang tidak
diinginkan.
31
43 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, yakni
suatu jenis penelitian dimana data yang diperoleh disajikan dalam bentuk
kata-kata dan gambar, bukan angka-angka yang menggunakan rumus.
Penggunaan jenis penelitian kualitatif karena ada pertimbangan. Pertama,
jenis penelitian deskriptif merupakan bagian dari karakteristik pendekatan
kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan deskriptif dengan
kata-kata atau gambar, dan bukan data yang berupa perhitungan angka – angka
yang yang menggunakan rumus seperti yang terdapat dalam penelitian
kuantitatif
Data yang dikumpulkan melalui penggalian data yang berasal dari
naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan, memo,
dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian
kualitatif ini adalah untuk menggambarkan realita empirik dibalik
fenomena secara mendalam serta rinci. Oleh karena itu penggunaan