PENGARUH SALAT BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN AL-BAKRIYAH
LOMAER BLEGA BANGKALAN)
SKRIPSI
Oleh SAIFULLAH
D01213047
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM
ABSTRAK
Saifullah, D01213047, Pengaruh Salat Berjamaah terhadap Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok pesantren Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan. Di bawah bimbingan (1) Al-qudus Nofiandri Eko Sucipto Dwijo, Lc. MH.I (2) Dr. H. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag.
Salat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, apabila ada sebagian dari mereka tidak mengerjakan salat maka mereka termasuk orang-orang yang merugi, karena dalam salat memiliki pengaruh bagi yang melaksanakannya, sebagaimana seorang mukmin melaksanakan salat fardu maupun sunah dengan baik dan benar, dan dengan mentaati ketentuan salat, rukun-rukun dalam salat serta memperhatikan syarat sahnya salat maka mereka termasuk orang-orang yang menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT dalam firmannya surah al-Ankabut ayat 45:
َِرَكن ْلا َِءاشحَفْلاَِ عَى نتََةاّصلاََّ ِإ
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”Pondok pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan memiliki peraturan yang bertujuan untuk menjadikan seorang remaja (santri) dapat disiplin dan berakhlakul karimah, bagaimana pelaksanaan salat berjamaah di pondok pesantren? bagaimana kediplinan santri dipondok pesantren? dan adakah pengaruh salat berjamaah terhadap kediplinan santri di pondok pesantren? Menghadapi hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap prihal tentang Pengaruh Salat berjamaah terhadap Kedisiplian Santri studi kasus di pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Kegiatan Salat berjamaah mempengaruhi sikap kedisiplinan santri dalam berkaktivitas sehari- hari. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif regresi linier sederhana, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalu penelitian lapangan (field research), adapun untuk mengathui data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner, sebelum instrument digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu penulis melakukan uji validitas dan reabilitas.
Hasil uji koefisien determinasi (r square) menunjukkan bahwa nilai r² adalah sebesar 0,656 atau 65,6% yang artinya bahwa 65,6% Kedisiplinan santri dipengaruhi oleh variabel bebas Salat berjamaah. Sisanya sebesar 34,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Salat berjamaah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Kegunaan Penelitian ... 8
E. Hipotesis Penelitian ... 10
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 11
G. Definisi Oprasional ... 11
BAB II KAJIAN TEORI ... 14
A. Tinjauan Teoritis Tentang Salat Berjamaah ... 14
1. Pengertian Salat Jamaah ... 14
2. Dasar Hukum Salat Jamaah ... 15
3. Syarat Sah Salat Jamaah ... 19
4. Tata Cara Salat Jamaah ... 20
5. Manfaat Salat Jamaah ... 22
B. Tinjauan Teoritis Tentang Kedisiplinan ... 25
1. Pengertian Disiplin ... 25
2. Tujuan Disiplin ... 27
3. Faktor-faktor yang Mengaruhi Disiplin ... 29
C. Tinjauan Teoritis Tentang Shalat Berjamaah dan Kedisiplinan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 34
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 42
C. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ... 44
D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 45
E. Populasi dan Sampel ... 47
F. Jenis Data ... 51
G. Teknik Pengumpulan Data ... 51
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 59
A. Deskripsi Data ... 59
B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 83
C. Pembahasan ... 94
BAB V PENUTUP ... 96
A. KESIMPULAN ... 96
B. SARAN ... 98
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Ibadah kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang sangat penting,
karena Allah SWT adalah dzat yang menciptakan manusia, bahkan dunia
seisinya. Allah SWT mewajibkan ibadah kepada umat manusia bukan untuk
kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan kita sendiri, agar kita mencapai
derajat taqwa yang dapat menyucikan kita dari kesalahan dan kemaksiatan,
sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan surga-Nya
serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-Nya.1
Tidaklah Allah menciptakan manusia di muka bumi ini kecuali untuk
beribadah kepada-Nya. Tentunya beribadah dengan mengikuti syariat Islam
yang telah dibawah oleh nabi Muhammad SAW. Pokok ibadah dalam Islam
adalah melaksanakan rukun Islam, yaitu : Syahadat bahwa tiada tuhan selain
Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat,
membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah (bila mampu). Sesuai
dengan hadist nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
1
2
ِاي ِبي: َس يِ عيُهاي َصيهايُل س يلاق
يْ ايُدا شيش خي عي اس
يِات ِا ي اصلايِ ِقا ي ُل س ي ح يَ ا يهايَ ِاي لِايال
ي صلا ي اكزلا
يجِح ي اض
(
ِس ي َي ِ لاي ا
)
ِت ْلا
ي
Artinya :“Rosulullah bersabda: islam ditegakkan diatas dasar lima (rukun), Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwsanya Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat, membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah”.2
Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari beberapa
rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk
menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah
SWT. Perintah Allah dalam memerintahkan salat terdapat dalam Firman-Nya
QS. Thaha: 14
ِْكِ ِلي اّصلايِ ِقأ ي ِ عافيا أياِإي لِإياي ّلايا أي ِِّإ
Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”.3
2
Imam Yahya bin Syarif Annawawi, Hadist Arbain, Bab Rukun ba’, hlm 3 3
3
Salat juga sebagai tolak ukur amal perbuatan kita. jika salat kita baik,
maka dianggap baik pula ibadah yang lainnya. Dalam konsepsi Islam juga
dikatakan bahwa ibadah merupakan kerangka umum bagi setiap ajarannya.
Jika ibadah dilaksanakan dengan baik, sebagai imbasnya, baik pula kehidupan
moral dan sosial seseorang. Sebaliknya, jangan pernah percaya bahwa
seseorang punya kehidupan moral dan sosial yang baik sementara ibadahnya
amburadul. 4
Salat mempunyai kedudukan yang utama dibandingkan dengan
ibadah-ibadah yang lain. Tetapi akan lebih utama jika salat dilakukan dengan
secara berjemaah, baik dilakukan di masjid, musholah, surau, pondok dan
tempat-tempat yang lain. Salat berjamaah 27 (dua puluh tujuh) derajat lebih
utama dari pada salat yang dilakukan sendirian. Seperti sabda nabi
Muhammad SAW:
ًج دي ِشِع يع سِبيِّ فْلايِاصي ِيُلضْفأي عا جْلايُاص
Artinya: “Salat berjamaah lebih afdhal daripada salat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)5
Salat adalah sesuatu bentuk pengajaran bagi seorang muslim untuk
memiliki sikap disiplin. Seperti contoh ketika tiba waktu salat seorang
muslim yang sedang mengerjakan sebuah aktifitas, ia meninggalkan sejenak
4
Syekh Tosun Bayrak, Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007), hlm 43
5
4
aktivitasnya dan bergegas mengambil air wudhu disitulah kedisplinan muncul
pada pada dirinya. Memiliki sikap disiplin harus ada niatan dan kebiasaan
yang melekat pada diri, dengan begitu sikap disiplin akan terus mengiringi
kita. Sikap disiplin adalah suatu bentuk kegiatan dan komitmen seseorang
dalam menjalankan aturan. Sikap ini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi ia
harus dibangun dan dijaga.
Menurut para psikolog, sesorang yang membiasakan diri pada sesuatu
akan menghadapi dua hal yang bertentangan. Di satu sisi, semakin banyak
waktu yang diluangkan untuk kebiasaannya itu dan ketika semakin sering
mengulanginya, semakin mudah ia melakukannya. Karena itu, Islam sangat
menekankan pentingnya niat, ibadah takkan berubah menjadi
rutinitas-pekerjaan yang dilakukan tanpa kehendak dan kesadaran.6
Umat Islam sangat dikehendaki untuk mempunyai sifat disiplin dan
istiqomah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Ahqof :13
زح ي يا ي ِ عيف خيافيا ا تسايّ ُثي ّلايا ّب يا ُلاقي ِ ّلايّ ِإ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita”.7
6
Op.cit., hlm 103-104 7
5
Islam sebagai agama yang menghendaki umatnya memiliki sikap
disiplin atau Istiqomah, hal ini dijelaskan pula pada hadist Rasulullah SAW:
يتُْقي:لاقي,ي عيُهاي ِض ي ِف َثلايِهاِ عيِ بي ا ْفس عي ِبأيل ِق ي عي ع
غا حأي عيُلأسأياي,يًا قيِاسِإْاي ِفي ِليْلُقي,يِهايل س ا
.
يْلُقي:لاق
س ي ا ي.ي ِتساي ُثي,يِهاِبيت
Artinya:“Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA aku berkata (bertanya)” Ya
Rasulullah di dalam Islam ada sebuah perkataan yang tidak akan bertanya kecuali kepada mu” Rasulullah menjawab “Katakanlah aku beriman kepada
Allah SWT kemudian kamu beristoqomah” (HR. Muslim )8
Umat muslim didorong untuk melakukan salat bersama di masjid.
Salat bersama ini selain memiliki aspek spiritual, juga memiliki aspek sosial,
di mana umat muslim dapat bekumpul bersama-sama membahas masalah
yang mereka hadapi.9
Hampir di seluruh pondok pesantren di Indonesia menetapkan
peraturan-peraturan tertentu bagi santrinya. Tujuan diadakanya peraturan
tersebut untuk melatih sikap disiplin bagi santri. Biasanya peraturan
8
Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I., hlm 35 9
6
disepakati oleh para kiai dan ustad untuk ditaati oleh santri. Sistem pondok
pesantren dalam menerapkan ibadah sangatlah ketat. Salah satu peraturan
yang ditetapkan pondok pesantren adalah salat berjamaah.
Diluar peraturan yang ditetapkan untuk melatih kedisiplinan santri,
dibutuhkan pula tauladan atau contoh yang baik dari lingkungan pendidikan.
Seperti ustad yang memberikan contoh istiqomah shalat berjamaah di masjid.
Kemampuan seorang pendidik/Ustadz merupakan faktor yang sangat
menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu,
program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis,
bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan
yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai
tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik.10
Pondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan adalah salah
satu pondok pesantren yang menerapkan peraturan wajib salat berjamaah bagi
santrinya. Salat berjamaah disini adalah wajib santri ikut serta menjalankan
ibadah salat lima waktu, yakni salat Subuh, salat Dhuhur, salat Asar, salat
Magrib dan salat Isya yang di imami oleh kiai atau ustad di masjid.
10
7
Bagi santri yang tidak salat berjamaah maka akan dikenakan sanksi
berdiri ditengah asrama selama 1 (satu ) jam dan membaca yasin 1 (satu) kali,
dan dihitung kelipatanya jika tidak mengikuti salat berjamaah.
Penulis ingin mengetahui sisi positif dari peraturan yang diwajibkanya
salat berjamaah bagi santri. Apakah salat berjamaah dapat melatih santri
untuk lebih disiplin?. Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di
atas, maka penulis tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam
bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Bakriyah
Lomaer Blega Bangkalan”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau
tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat
mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan yang dijalani.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian
ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan salat berjamaah di pondok pesantren Al-Bakriyah
Lomaer Blega Bangkalan?
2. Bagaimana kediplinan santri dipondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer
Blega Bangkalan?
3. Adakah pengaruh shalat berjamaah terhadap kediplinan santri di pondok
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat berjamaah dipondok pesantren
Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
2. Untuk mengetahui kediplinan santri dipondok pesantren Al-Bakriyah
Lomaer Blega Bangkalan.
3. Untuk mengetahui pengaruh salat berjamaah terhadap kedisiplinan santri
dipondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya
mengembangkan kompetensi peneliti serta untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1).
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ilmu yang
tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat berjemaah terhadap
9
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai
pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam
mengikuti kegiatan salat berjamaah.
b. Bagi Lembaga
Penelitian ini menjadi rujukan pesantren untuk meningkatkan kualitas
peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan salat berjamaah.
c. Bagi Santri
Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas
kedisiplinan mengikuti kegiatan salat berjemaah dan menjadi renungan
bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar
dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.
d. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan ilmu pengetahuan, bahwa salat berjemah memiliki
keistimewaan yang baik dan menjadikan kehidupan lebih teratur dan
10
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”
(Sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Sedangkan menurut
bahasanya hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul.11
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y
(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis alternatif (Ha)
dalam penelitian ini adalah: “Kegiatan salat jamaah mempunyai
pengaruh dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren
Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan”.
2. Hipotesis Nihil (Ho)
Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel X dan
Y (Independent dan Dependent Variable). Jadi hipotesis nol dalam
penelitian ini adalah: “Kegiatan salat jamaah tidak mempunyai pengaruh
dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren
Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan”.
11
11
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kegiatan shalat
Berjamaah dan Kedisiplinan Santri, lokasi yang diambil adalah Pondok
Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
Agar jelas dan tidak meluas pembahasan dalam skripsi ini, maka kiranya
peneliti untuk memberikan batasan masalah adalah:
1. Pembahasan tentang salat berjamaah.
2. Pembahasan tentang kedisiplinan santri.
G. Definisi Oprasional
1. Pengaruh Salat Berjemaah
Pengaruh adalah Suatu daya yang membentuk watak dan perbuatan
seseorang. Menurut bahasa, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul
dari sesuatu yang berkuasa.12
Salat berjamaah adalah Apabila dua orang sembahyang
bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikut yang lain, keduanya
dinamakan salat berjamaah.13
2. Kedisiplin Santri
Menurut Prof. Komaruddin, kedisiplinan adalah suatu kedaan yang
menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh
12
W.J.S. Poerwardamita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN. Balai Pustaka, 1985), hlm 731
13
12
orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan
yang berlaku harus dihormati dan ditaati.14
Sedangkan yang dimaksud kedisiplinan disini adalah kedisiplinan
santri dalam hal keaktifan dan kerutinan dalam salat, tepat waktu dalam
melaksanakan salat dan juga sesuai dengan tata cara yang ditentukan.
H. Sistematika Pembahasan
Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitin terdahulu, Definisi
Oprasional, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Landasan teori, berisi tentang pengertian salat berjamaah, tujuan
salat berjamaah, tata tertib berjamaah, Keutamaan salat berjamaah,
pengaruh salat bejamaah, pengertian disiplin, pentingnya sikap
disiplin, faktor yang mempengaruhi disiplin dan shalat berjamaah
dan displin.
BAB III : menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi: jenis
penelitian, rancangan penelitian, penentuan populasi dan sampel,
metode pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik
analisis data.
BAB IV : tentang pertama, diskripsi data yang di dalamnya terdapat gambar
umum obyek penelitian yang menguraikan sejarah berdirinya
14
13
pondok pesantren, visi dan misi pondok pesantren, struktur
organisasi, keadaan guru dan santri, keaadaan sarana dan
prasarana. Kedua penyajian data dan analisis data.
BAB V : merupakan bab terakhir dari pembahasan penulisan skripsi yang
meliputi kesimpulan, saran, lampiran, dan penutup.
Setelah pembahasan dari kelima bab tersebut maka pada bagian akhir
dari penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu. Hal ini
dimaksudkan untuk memperjelas dan menjadi rujukan dari inti pembahasan
BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Teoritis Tentang Salat Berjamaah
1. Pengertian Salat Jamaah
Salat berjamaah adalah salat bersama- sama, dimana salah satu orang
menjadi imam dan yang lain menjadi makmum.1Disebut jamaah, karena
ijtima’nya (berkumpulnya) orang-orang untuk melakukan salat dalam satu
waktu dan tempat. Bila berbeda keduanya (waktu dan tempat) atau salah
satunya, maka tidak disebut jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam
melalui radio atau televisi tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat
jamaah.2
Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka
barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak akan
melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik.3
Sedangkan menurut Abu Zahra‟ salat berjamaah adalah salat
bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat
yang adil itu adalah orang yang saleh.4 Menurut Shalih salat berjamaah
1
Sayyid Shaleh Al-Ja'tari, The Miracle of Shalat; Dahsyatnya Shalat, (Jakarta: Gema Insani , 2002), hlm 24
2
Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), hlm 458
3
Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,Ter. dari The four Pillars of lslam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet.I., hlm 63
4
15
adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam
dengan syarat-syarat tertentu.5
Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah
salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh
imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu.
Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk melaksanakannya
di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah tidaklah diwajibkan.
Dalam salat berjamaah Allah melipatgandakan pahala yang diperoleh
sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat seorang diri.
2. Dasar Hukum Salat Jamaah
Sebagian ulama menyatakan hukum shalat berjamaah adalah fardhu
'ain (wajib bagi seluruh individu muslim laki-laki) berdasarkan QS An-Nisa'
4:102 dan dua hadits yang disebut di bawah. Namun mayoritas ulama
madzhab empat menilai dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa shalat
berjamaah hukumnya fardhu kifayah. Yaitu, wajib bagi seluruh muslim
laki-laki, tapi gugur kewajiban itu apabila ada sebagian muslim yang
melakukannya.
5
16
a. Al Quran surah An-Nisa' 4:102
ي ُتْفي اّصلاي ليت قأفي ِ ِفيت ُكيا ِإ
يكع ي ِي فِئاط
ي فِئاطيِ ْأتْل ي ُ ِئا ي ِيا ُ ْفيا جسيا ِفي تحِسأيا ُ خْأ ْل
يّد ي تحِسأ ي ْ ِحيا ُ خْأ ْل يكع يا ُّص ْفيا ُّص ي لي خُأ
عي ُُفغ ي ليا فكي ِ ّلا
يً ي ُ عي ُ ِ في ُ ِتعِت أ ي ُ ِتحِسأي
ي ض ي ت ُكي أي ط ي ِي ًأي ُ ِبي اكيْ ِإي ُ عي ا جيا يً ِحا
يابا عي ِِفا ِْليّ عأي ّلايّ ِإي ُك ْ ِحيا ُ خ ي ُ تحِسأيا عض يْ أ
ا ِ
Artinya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)
lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan
menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu)
17
dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang
golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu
bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap
siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu
lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu
kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan
senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau
karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya
Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir
itu.
b. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan:
ي يمي،ي طتح في طحي ي أيت مي لي،ي بي سف ي لاي
يًااج يىإيفلاخأيمي،ي ا لاي فيًاج ي يمي،ياهي في اصلاب
يًاق عي جي أي ع ي لي بي سف ي لاي ي،ي ه بي عي حأف
اشعلاي شلينت سحي ا ِي أيًا م
Artinya: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku
18
kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh
seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan
mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar
rumah-rumah mereka.
c. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih) menyatakan:
ي لي ي،ي جفلاي اصي ي اشعلاي اصين فا ماي عي اصلايل ثأي إ
ي ي أيت مي لي ي،يًا حي لي يام أيا فيا ي ع
ي ع ي ط ايمي،ي ا لابي ص يًاج ي يمي،ي ا تفي اصلاب
زحي ع يلاج ب
ي
ي،ي اصلاي
ش ياي قيىإي طحي
ه بي عي حأف
Artinya: Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat isya'
dan shalat subuh. Seandainya mereka tahu keutamaannya niscaya mereka
19
agar shalat dilaksanakan. Kemudian aku memerintahkan seorang lelaki
untuk shalat dengan yang lain (secara berjamaah).6
3. Syarat Sah Salat Jamaah
Syarat-syarat berjama’ah dapat dikategorikan menjadi dua, syarat
yang berhubungan dengan imam dan syarat yang berhubungan dengan
makmum.7
a. Syarat yang berhubungan dengan imam :
1) Islam
2) Akil
3) Baligh
4) Laki-laki
5) Imam haruslah orang yang mampu membaca Al-Qur’an dengan
baik.
b. Syarat yang berhubungan dengan makmum :
1) Posisi makmum tidak berada di depan imam.
2) Makmum nengetahui gerakan imam.
3) Makmum dan imam berkumpul di satu tempat dalam satu masjid.
6
http://ressinatasumanda.blogspot.co.id/2014/03/dalil-sholat-berjamaah.html (Diakses 26/04/2017 pukul 2:27)
7
20
4) Niat bermakmum atau berjama’ah kepada imam.
5) Gerakan makmum harus sejalan dengan imam baik dalam hal
melakukan atau meninggalkan sunnah yang mempunyai bentuk
yang sangat berbeda.
6) Mengikuti gerakan imam.8
4. Tata Cara Salat Jamaah
Imam dan makmum adalah sebutan orang muslim yang
mengerjakan salat secara berjamaah. Salat yang dilakukan secara
bersama-sama membutuhkan tata aturan, supaya pelaksanaan sesuai dengan ajaran
Islam. Umat Islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai dengan Al Quran
dan Hadist yang shahih. Sabda Rasulullah SAW “Salatlah kalian
sebagaimana kalian melihat aku salat”.
Amalan ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada
perintah ajaran dalam Islam dan sesuai tata tertib, sehingga diharapkan
tujuan dan makna ibadah tersebut dapat tercapai, maka tata tertib
mendirikan jamaah harus diketahui, baik tata tertib sebagai imam dan
makmum. Tata tertib salat berjamaah menyangkut sifat imam, adab imam
dan sikap makmum. Mengenai tata tertib tersebut yaitu, imam jamaah
hendaklah orang yang mempunyai sifat-sifat di bawah ini:
8
21
a. Hendaklah imam-imam jamaah menunaikan amanah Allah, yakni
memelihara diri dari fusuq (kefasikan), dari dosa besar dan dari
perkenalan dosa kecil.
b. Keadaan imam tidak cidera pembacaan Al Quran (Al Fatihah dan surah
dan dzikir) .
c. Islam, baliq, berakal, laki-laki tulen, sehat, suci dari hadast dan najis,
berlidah fasih.
Adab imam salat berjamaah yaitu:
a. Mengetahui hukum-hukum salat Yaitu mengetahui yang mengesyahkan
salat dalam segala sudut karena itu tidak syah diikuti orang-orang tidak
sedikit juga mengetahui Al Quran dan fiqh. Dikehendaki dengan
mengetahui fiqh disini ialah: mengetahui hukum-hukum bersuci dan
hukum salat.
b. Imam (laki-laki) hendaklah berdiri di tengah shaf (dan di belakangnya
orang-orang dewasa.
c. Berniat menjadi imam dan tidak ada dinding yang menghalangi imam
dan makmum.
Sikap makmum sholat yang dilakukan secara bersama-sama:
a. Makmum selalu mengikuti imam, takbirotul ihrom makmum dilakukan
setelah takbirotul ihrom imam.
b. Hendaklah para makmum mengingatkan imamnya apabila imam lupa
22
c. Jangan terdepan atau sama tempatnya dengan imam artinya makmum
tidak boleh di depan atau bersamaan tempatnya dengan imam.
5. Manfaat Salat Jamaah
Setiap ibadah mempunyai nilai keutaman bagi mukmin yang
mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah. Salat berjamaah
mempunyai beberapa keutamaan.
Di dalam ajaran Islam salat dapat mencegah manusia untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi orang lain
maupun bagi dirinya sendiri. Sebab, dengan mendirikan salat dapat
menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai dengan
firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45:
يِ عي ي اّصلايّ ِإي اّصلايِ ِقأ يِ اتِ ْلاي ِيك لِإي ِح ُأيا يُل ا
ّلا ي ْكأيِّلاي ْكِ ل يِ ْلا يِاشحفْلا
ع ص يا ي ع ي
Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat
Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.9
9
23
Sedemikian besar keutamaan salat jamaah, dibanding salat sendirian,
tentu ada hikmah dan makna yang tersirat dibalik keutamaan yang
dinyatakan Rasulullah SAW.Nikmatnya salat akan lebih terasa kalau orang
yang mengerjakan ibadah ini menghayati manfaatnya.10 Disini akan dibahas
mengenai hikmah atau manfaat salat.
a. Jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka salat berjamaah itu dapat
membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan yang
dilakukan dengan bersama-sama akan menambah semangat orang yang
melakukannya, seperti timbulnya perasaan bahwa yang dikerjakan itu
penting, sehingga dorongan untuk mengerjakannya meningkat.
b. Anak-anak yang dapat melakukan salat berjamaah, akan mendapat
pengalaman melalui contoh bacaan imam.
c. Salat berjamaah juga membawa dampak yang positif bagi remaja, karena
suasana keagamaan yang terjadi dalam setiap kali salat berjamaah
dilaksanakan, menimbulkan rasa akrab dengan seluruh anggota keluarga.
d. Manfaat lainnya dari salat jamaah juga mampu memberikan pengajaran
kepada Imam dalam berlaku disiplin dan jujur terhadap jamaah.11
e. Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara para jamaah. Pertemuan
sukarela itu memberikan masyarakat muslim kecepatan untuk bertindak
pada saat-saat darurat. Mereka berkumpul pada saat panggilan salat
10
Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat, (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. I, hlm 50 11
24
dikumandangkan. Dengan itu pertemuanlah yang menyatukan mereka
dengan tujuan yang sama untuk mematuhi perintah Tuhan.12
f. Doanya tidak ditolak. Ada waktu dimana doa yang tidak ditolak antara
azan dan iqomat. Faktor yang menyebabkan kita menggunakan waktu
yang berharga tersebut untuk berdoa diantaranya adalah salat berjamaah.
Sebab pada umunya, orang yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu
menyibukkan diri dengan zikir dan doa.13
g. Rasulullah sangat memperhatikan lurusnya shaf-shaf salat, karena hal ini
merupakan sarana utama untuk terwujudnya faedah berjamaah. Shaf salat
yang benar seumpama bangunan yang kokoh.14
Dari beberapa penjelasan mengenai keutamaan salat berjamaah,
dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan
manfaat yang tidak merugikan setiap orang. Salah satunya adalah kegiatan
salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid. Dari beberapa
penjelasan mengenai manfaat yang terjadi bila kita menjalankan salat
berjamaah salah satunya adalah mempererta tali persaudaraan antar ummat.
Dimana Allah menjaminkan surga bagi mereka yang terus menjaga tali
silaturrahmi hambanya. Dengan ini yang hanya bertemu satu orang, di
masjid ia akan lebih banyak bertemu dengan orang yang belum dikenalinya
12
Sudirman Tebba,op.cit. hlm 117 13
Abu Abdillah Musnid Al-Qathani, 40 Manfaat Salat Berjamaah, (Jakarta: Yayasan Al- Sofwa, 1997) Cet.I., hlm 64
14
25
hingga persaudaraan itu terus berjalan. Manfaat itu sendiri akan dirasakan
bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan salat berjamaah
tersebut.
B.Tinjauan Teoritis Tentang Kedisiplinan 1. Pengertian Disiplin
Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti
berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah
pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan. 15 Mendikbud
menambahkan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengemangan tabiat.16
Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata
disiplin menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki
atau patut.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin‟
mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada
peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin‟
pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti
15
Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997), hlm 58
16
26
murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah
masalah tingkah laku.17
Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus
Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai
kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,18 sehingga
dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu
yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.19
Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin
yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur
yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah
organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.20
Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin
adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan
yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan
atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui peraturan-
peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa,
sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu
17
Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, hlm 51 18
Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), hlm 345
19
Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, hlm79 20
27
sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri
(Self Dispicliner).21
Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu
tata tertib, ketaatan kepada peraturan.22 Sedangkan dalam Kamus Saku
Bahasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya
menaati tata tertib atau kepatuhan dan peraturan.23
Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat
disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh
setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat
siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka
bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing
bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan
dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan
juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari
orang-orang sekeliling, terutama bagi orang-orang tua.
2. Tujuan Disiplin
Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat
mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak
21
H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, hlm 40 22
Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, hlm 92 23
28
ketergantungan dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak
digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki
agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.24 Hal ini oleh
Piet Sahertian dalam bukunya ”dimensi-dimensi administrasi sekolah”
bahwa:
Dalam buku Leadership In Elementary Schooladministrasion and supervision, Elsbree menjelaskan bahwa: “he sould accept the philosophy
that discipline anyaction have two purpose”
Kedua tujuan itu adalah:
a. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat
ketergantungan kearah tidak ketergantungan.
b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan
situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala
peraturan yang ada dengan penuh perhatian.25
Dalam kaitan ini Piet Sahertian lebih lanjut mengatakan bahwa:
Disiplin dalam sekolah modern adalah merupakan pertolongan kepada
murid-murid supaya dapat berdiri (help for self help).
Menolong dalam mengenal dirinya untuk menciptakan kondisi yang
lebih baik maupun menegakkan disiplin diri yang timbul dari dalam diri
anak untuk mencapai cita-cita hidup.26
24
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2, hlm 134 25
29
Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang
positif bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang
pendidikan dan disiplin tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk
mereka dimasa yang akan datang. Dengan adanya praktek yang dilakukan
siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih dalam mengendalikan diri sehingga
pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu sendiri. Seperti dikatakan oleh
Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik bersedia untuk tunduk
dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan
semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka
memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas
sekolah.27 Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan juga bahwa kedisiplinan
digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki
agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.28
3. Faktor-faktor yang Mengaruhi Disiplin
Dalam merealisasikan suatu disiplin ada suatu dorongan sehingga
siswa-siswi mau menerapkan rasa disiplin. Adapun faktor- faktor disiplin
sebagai berikut:
a. Teladan Pemimpin
26
Piet Sahertan, Dimensi-Dimensi Administrasi, hlm 127 27
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, hlm134 28
30
Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan
guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung untuk
mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam kepemimpian
itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain itu kepala
sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang yang bertugas
menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang dibuatnya. Sebab alah
satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai adalah adanya model, maka
model-model disini adalah staf akademik, staf administrasi, dan
orang-orang yang menjalankan disiplin itu.29
Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang
pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya. Teladan
pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan, pembelajaran,
adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang kepala seklah yang
sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya kehadiran di sekolah
sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan kepala sekolah ia juga
harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan atau
wibawa juga muncul jika pimpina mempunyai adab dan sopan santun
yang baik seperti cara berpakaian yang rapi dan sopan, tutur kata yang
halus dan ramah, dan saling menghormati. Jika kepala sekolah
melakukan teladan pimpinan ini dengan baik maka bukan hanya siswa
29
31
yang termotivasi untuk melakukan hal yang sama tetapi para guru dan
staf lainnya pun juga akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan
keteladan meskipun secara bertahap.
b. Pengawasan
Pengawasan merupakan tindakan nyatayang efektif untuk
mewujudkan kedisiplinan. Dengan adnya pengawasan yang konsisten
maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena tentunya
siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan pengarahan apabila
berbuat kesalahan.
Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru
dan juga siswa, pengawsan guru kepada siswa, dan pengawasan siswa
kepada siswa lainnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah
kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kehadiran
guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan,
memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.
Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan
dengan mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian
siswa dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan siswa terhadap siswa
lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua kelas
yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan dalam kelas.
32
Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian.
Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini tidak seperti
hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah hukuman
yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik inilah yang
diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan siswa dalam melanggar disiplin
dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan
pelajaran yang ketinggalan atau apa saja yang bersifat mendidik.30
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa yang
telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak hanya dari diri
sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap kedisiplinan,
dengan adanya faktor, siswa akan diberikan penambahan sikap agar
dirinya memiliki sikap disiplin. Sikap disiplin sangatlah penting dalam
kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan menunjukkan arti
kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah dibiasakan dari dini.
C.Tinjauan Teoritis Tentang Shalat Berjamaah dan Kedisiplinan
Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali, dan
dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, seperti pada
waktu badan sehat, situasi aman, tidak sedang berpergian dan lain-lain
melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-keringanan. Melihat
begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini menunjukkan bahwa salat salah
30
33
satu indikator orang bertakwa kepada Allah. Begitu juga dengan pelaksanaan
salat secara berjamaah yang dinilai sangat penting sampai-sampai Rasulullah
SAW pernah bersabda melalui hadits yang disanadkan oleh Abu Hurairah :
ج د ني ْشعو عْ سب ّ فْلا اص ْنم لضْفأ عامجْلا اص
Artinya: “Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)31
Dikatakan kelak pada hari kiamat, ada sekelompok orang yang
dibangkitkan dalam keadaan wajah-wajah mereka laksana bintang gemerlapan.
Malaikat akan bertanya kepada mereka :”apa gerangan amal-amal kalian?” dan
mereka akan menjawab:”Kami dahulu, apabila mendengan azan segera bangkit
untuk berwudhu, tak satupun menyibukkan kami darinya”. Kemudian akan
dibangkitkan sekelompok lainnya, wajah-wajah mereka laksana bulan purnama
dan setelahditanya, mereka akan berkata “kami selalu berwudhu, sebelum
masuk waktu salat. “kemudian, dibangkitkan pula lainnya, wajah-wajah
mereka laksana matahari dan mereka akan berkata, “kami selalu mendengar
azan di dalam masjid”.32
Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam salat berjamaah, jika kita
dengan bersungguh-sungguh melakukan salat jamaah tersebut tidak akan terasa
nikmat yang kita dapatkan melalui salat jamaah tersebut. Salat berjamaah salah
31
K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, loc.cit. hlm 29 32
34
satu pengaplikasian kita dalam menerapkan sikap disiplin, karena ketika azan
berkumandang, itu berarti panggilan untuk kita agar tergegas ke masjid untuk
salat. Dengan begitu kita bisa mengatur waktu ketika datangnya waktunya salat
semua aktivitas harus kita tinggalkan. Disitulah sikap kedisiplinan muncul
BAB III
METODE PENELITIAN
Sebelum memasuki pembahasan masalah metode Penelitian dan agar
mempermudah untuk memahami gambaran objek yang akan diteliti, berikut
penulis paparan data tentang objek penelitian.
A.Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Profil Umum Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan
Nama :Al-Bakriyah
Alamat : Ds. Jumpora Desa Lomaer Kecamatan Blega Kota
Bangkalan Provinsi Jawa Timur
No Telepon : 031 3041604
Tahun Berdiri : 1373H/1954 M
Pendiri : KH. Ach. Zayyadi
Pimpinan : KH. Hamim Hakam
2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan
Pondok pesantren Al-Bakriyah adalah lembaga pendidikan pertama
yang ada di desa lomaer. Berdiri pada tahun 1954 M. Tepatnya di desa
Lomaer Kecamatan Blega kabupaten Bangkalan. Didirikan oleh
KH.Achmad Zayadi bin Ismail. Beliau berasal dari desa Ombul Kecamatan
Tambelangan Sampang.Disana beliau mendirikan pondok pesantren yang
35
ke kecamatan Blega lalu mendirikan pondok pesantren juga. Beberapa tahun
kemudian beliau hijrah ke desa Lomaer, ditempathijrah yang terakhir ini
beliau kembali merintis pondok pesantren. Namun pada tahun 1970 M,
KH.Achmad Zayadi Wafat dan pondok pesantren diteruskan oleh cucu
beliau KH. Abdul HakamFudholi. Semula pondok pesantren asuhan KH.
Achmad Zayadi pondok pesantren belum mempunyai nama lembaga.
Namun pada masa asuhan KH. Abdul Hakam Fudholi lembaga ini diberi
nama Al-Bakriyah, sesuai dengan nama julukan KH. Achmad Zayadi yaitu
“Bindereh Bekri”.
3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Visi dari Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
ini adalah mencentak santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
Misi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan:
1. Berakhlak Mulia
2. Beriman Sempurna
3. Berilmu luas
4. Beramal ikhlas
4. Lokasi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Pondok Pesantren Al-Bakriyah terletak di desa Lomaer, tepatnya di
wilayah kecamatan Blega Bangkalan Madura Provinsi Jawa Timur.adapun
jalur yang dapat dilewati untuk menuju pondok pesantren Al-Bakriyah
36
sebelum depan pasar Lomaer ada gapura, masuk lurus. Begitu juga dari
arah timur melalui jalur besar Sampang-Bangkalan sampai depan pasar
Lomaer. Lokasi Pondok Pesantren yang terletak di daerah pedesaan
membuat Pesantren ini menjadi asri sehingga dapat tercipta suasana yang
nyaman dan kondusif untuk proses pendidikan.
5. Jumlah dan Keadaan Kyai, Ustadz dan Santri Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Jumlah dan keadaan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer
Blega Bangkalan.
Tabel 3.1
Jumlah Pengasuh Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Pengasuh Ponpes Jumlah Pengasuh Menurut Pendidikan
Formal & Jenis Kelamin Jumlah Pengasuh
yang Berpendidik an Pesantren
Jumlah Pengasuh
Keseluru han Tidak
Berpend idikan Formal
SMA S1 S2
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
[image:47.595.136.525.253.522.2]
37
[image:48.595.137.523.153.520.2]Keadaan Ustadz di Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan
Tabel 3.2
Jumlah Ustadz Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Ustadz Ponpes Jumlah Ustadz Menurut Pendidikan Formal
& Jenis Kelamin Jumlah Ustadz yang Berpendidik an Pesantren Jumlah Ustadz Keseluru han Tidak Berpend idikan Formal
SMA S1 S2
Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr
0 0 23 20 3 0 2 0 27 20 27 20
Keadaan Santri di Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan
Tabel 3.3
Jumlah Santri Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Santri
Santri Mukim (Tinggal di Asrama)
Santri Non Mukim (Tidak Tinggal di
Asrama)
Jumlah Santri Keseluruhan
Lk Pr Lk Pr Lk Pr
170 150 0 0 170 150
6. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Untuk menunjang berbagai kegiatannya, Pondok Pesantren
Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan memiliki sarana dan prasarana antara
38
Tabel 3.4
Sarana Ponpes Al-Bakriyah
Sarana Jumlah
Asrama Santri 2
Gedung Madrasah Diniyah (MADIN) 2
Gedung SMA 1
Gedung SMP 1
Ruang Kelas MADIN 18
Ruang Kelas SMA 6
Ruang Kelas SMP 6
Kantor 4
Masjid 1
Mushola 1
Perpustakaan 1
Koprasi Pesantren 2
Aula 1
Laboratorium Komputer 1
Kantin 2
Dapur 2
Kamar Mandi 4
Toilet 8
7. Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Berikut ini dipaparkan jadwal kegiatan yang dilakukan santri
[image:49.595.133.509.114.510.2]Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan:
Tabel 3.5
Jadwal Kegiatan Harian Santri Pesantren Al-Bakriyah
No Waktu Kegiatan
1 03:30-04:30 SalatTahajjud
2 04:30-05:30 Jama’ahSalat Subuh
3 05:30-06:30 Pendidikan Al-Quran
5 05:30-06:30 Pembacaan Manaqib Abdul Qodir
5 06:30-07:00 Kajian Kitab Kuning (Tafsir Jailani)
6 07:00-12:00 Sekolah SMP-SMA
7 07:00-12:00 Sekolah Nidhomiah
39
9 14:00-15:00 Sekolah Madin
10 15:00-16:00 Jama’ahSalatAsar
11 16:00-17:00 JiarohMaqbaroh
12 17:30-18:00 Jama’ahSalatMaghrib
13 18:00-18:30 Pendidikan Al-Quran
14 18:30-19:00 Jama’ahSalatIsya’
15 20:00-22:00 Sekolah Marhala
[image:50.595.132.519.110.519.2]16 22:00-03:30 Istirahat
Tabel 3.6
Jadwal Mingguan Santri Al-Bakriyah LomaerBlega Bangkalan
No Hari Jam Kegiatan
1 Senin 19:00-22:00 Istighosa& ekstra
2 Selasa 06:00-07:00 Roan (bersih-bersih)
3 Kamis 19:00-21:00 Diba’iyah
4 Jumat 06:00-07:00 Roan (bersih-bersih)
6 Sabtu 19:00-21:00 Kajian kitab Ta’limulmuta’lim
8. Program Ungulan Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Pondok pesantren Al-Bakriyah juga mempunya beberapa program
unggulan, diaantarnya adalah :
a. Boarding School System: Pondok Pesantren adalah sistem pendidikan
berasrama di mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang
terpadu. Sekolah, keluarga, dan masyarakat berada dalam satu
lingkungan sehingga lebih memungkinkan dalam menciptakan suasana
yang kondusif dan memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman,
ilmu, dan amal, antara teori dan praktek dalam satu kesatuan. Hal ini
40
b. Miniatur Masyarakat Islami: Sebuah masyarakat mini yang terdiri dari
santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren, para santri merupakan subjek dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan
mereka sendiri (self government) melalui berbagai aktifitas, kreatifitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi pendidikan mereka.
c. Agama 100% Umum 100%: Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan
ilmu umum, karena orientasi pendidikan dan pengajaran di pondok
pesantren Al-Bakriyah adalah penanaman aqidah sebagai asas, menuntut
ilmu sebagai ibadah, dan kemasyarakatan sebagai amal.
Program-program unggulan diatas diterapkan didalam agenda-agenda
1) Program hafalan Al-Qur’an menggunakan sistemOne Day One Ayat. 2) Pengajaran kitab klasik (kitab kuning).
3) Pelatihan Tim Cyber dan IT oleh Trainer dan Praktisi IT Nasional.
4) Peningkatan tiga bahasa. Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa
Indonesia yang baik.
5) Study Tour Keilmuan dan Kebudayaan di Luar Negeri dan dalam negeri Study Tour Keorganisasian dan kepemimpinan.
9. Pelaksanaan Pembiasaan Salat Fardhu Lima Waktu Berjamaah di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan
Pelaksanaan salatberjama’ahlima waktu ini sebenanyasudah
41
pondok pesantren Al-Bakriyah, yakni KH. Ach.Zayyadi. Pembiasaan ini
didasarkan pada aspek teologis, filosofis, psikologis maupun yang lain.
Dalam aspek teologis, pembiasaan salatberjamaah ini didasarkan pada dalil
naqli dan aqli, yang juga berkaitan dengan qoul ulama yang menekankan
untuk melaksanakan salat secara bejamaah, bahkan ada yang
menghukumisalatberjamaah adalah wajib. Sedangkan dalam aspek filosofis
dan psikologis, pembiasaan salatlima waktu berjamaah ini dilaksanakan atas
dasar keyakinan bahwa perintah Allah yang berupa salatberjamaah ini pasti
memiliki banyak faidah dan keutamaan dibaliknya. Atas dasar itulah,
pondok pesantren Al-Bakriyahmewajibkan para santri untuk melaksanakan
salat lima waktu secara berjamaah sebagai upaya dalam membiasakan para
santri untuk untuk melaksanakan salat secara berjamaah. 1
Tabel 3.7
Jadwal Shalat Fardhu Berjamaah Ponpes Al-Bakriyah
No Salat Waktu
1 Subuh 04:30
2 Duhur 11:50
3 Asar 15:15
4 Maghrib 17:50
5 Isya 19:00
Adapun salat lima waktu dilaksanakan di Masjid yang berada di
lingkungan pesantren. Sedangkan yang menjadi imam salatyakni dari salah
satu pengasuh.Jika terdapat halangan untuk mengimami maka digantikan
42
oleh ustadz atau pengurus yang sudah dijadwalkan. Dan untuk mengontrol
para santri agar benar-benar melaksanakan salatberjamaah, maka dibentuk
pula tim penggerak salat yang terdiri dari beberapa santri pengurus pondok
pesantren.2
Berikut ini adalah tata tertib shalat berjamaah di pondok pesantren
[image:53.595.122.517.237.521.2]Al-Bakriyah:
Tabel 3.8
Tata Tertib Salat Berjamaah Ponpes Al-Bakriyah TATA TERTIB SALAT BERJAMAAH TIDAK BERJAMAAH
1x berdiri 1 jam dan membaca 1 surat yasin 2x berdiri 2 jam dan membaca 2 surat yasin 3x berdiri 3 jam dan membaca 3 surat yasin 4x berdiri 4 jam dan membaca 4 surat yasin
5x potong gundul (pada hari Jum’at)
LAIN-LAIN Tidak boleh Ramai dan Tidur ketika wiridan
berlangsung.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan menggunakan
analisa statistik yang biasanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan
antar variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai
nilai prediksi.3
43
Dalam penelitian ini, peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian
setelah dilakukan analisis data secara kuantitatif. Data kuantitatif adalah
jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa
informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau
berbentuk angka.4
2. Rancangan Penelitian
a. Tahapan Penelitian
Rancangan penelitian ini dibagi tiga tahap, yaitu:
1) Penentuan masalah penelitian dalam tahap ini peneliti mengadakan
studi pendahuluam yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan
pemasalahan penelitian dan melakukan observasi awal atau
pemahaman awal terlebih dahulu.
2) Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan
menentukan sumber data yaitu buku-buku dan data lapangan.
3) Analisis dan pengkajian data, yaitu menganalisis data yang masuk
dan akhirnya ditarik sutu kesimpulan.
b. Sumber Data
44
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian, menurut
Suharsimi Arikunto adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.5
Adapun sumber data terdiri dari dua macam:
1) Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.6 Dalam
penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah
hasil data tentang pembiasaan salat berjamaah dan kedisiplinan
santri Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan,
yang diambil dengan instrumen angket.
2) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, yang berwujud
laporan, buku uraian dan sebagainya.7 Data sekunder yang
diperoleh penulis adalah data yang diperoleh langsung dari
pihak-pihak yang berkaitan.
C. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian
45
1. Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian
sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang
akan diteliti.8 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel diartikan
sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.9 Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini
berlaku dua variabel yang menjadi obyek penelitian yaitu:
a. Variabel bebas atau Independen variable (variabel X) yaitu variabel
yang mempengaruhi dan mempunyai suatu hubungan dengan
variabel yang lain. Independen variabel pada penelitian ini adalah
pengaruh salat berjamaah sebagai variabel bebas, dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Pemantauan terhadap keikut sertaan santri dalam salat
berjama’ah.
2) Pemantauan terhadap kegiatan pembiasaan salat berjama’ah di
Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
3) Pemantauan terhadap tata tertib tentang salat berjama’ah.
4) Pemberian hukuman bagi santri yang tidak ikut salat berjama’ah.
46
5) Pemantauan ketersediaan sarana-prasarana untuk shalat
berjama’ah.
b. Variabel terikat atau Dependent variable (variabel Y) yaitu variabel
yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dependent variabel pada
penelitian ini adalah kedisiplinan santri Pondok Pesantren
Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan sebagai variabel terikat, dengan
indikator:
1) Melaksanakan semua aktivitas sehari-hari secara konsisten
(istiqamah) dan kontinyu.
2) Selalu tepat waktu
3) Motivasi kedisiplinan
4) Sanksi ketidak disiplinan
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya baik.10 Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah metode angket, observasi dan dokumentasi.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh salat berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan santri di
Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.
47
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.11 Berangkat dari
pengertian tersebut, dapatlah dipahami bahwa populasi merupakan
individu-individu atau kelompok atau keseluruhan subyek yang akan
diteliti dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah santri putra dan putri Al-Bakriyah Lomaer Blega
Bangkalan yang berjumlah 320 santri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diteliti.12 Menurut Soemanto, sampel adalah sebagian subyek penelitian
yang dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan populasi.13 Sedangkan
mengenai jumlah sampel yang akan diambil, maka peneliti mendasarkan
kepada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa, "Apabila subyek
penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga
penelitiannya adalah populasi." Aka n tetapi, bila subyeknya
lebih dari 100 orang, maka diperbolehkan untuk mengambil sampel 10%
-15% dan 20% - 25% atau lebih.14
11 Ibid., h. 115.
12 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, h. 61
13 Soemanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Metode Kuantitatif dan Statistik Dalam Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset Ed. II, 1995), h. 39
48
Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik
Stratified
Random Sampling, yaitu dengan mengambil 25% dari jumlah populasi
yang ada. Yaitu akan mengambil sampel sebesar 25%. Yaitu 320x
Dikarenakan populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata.
Strata dalam hal ini ditentukan menurut jenjang Madrasah Tsanawiyah
(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Dengan demikian masing-masing
sampel untuk tingkat jenis pendidikan harus proposional sesuai dengan
populasi. Berikut ini adalah perhitungan sampel berstrata:
Diketahui populasi sebanyak 320 santri yang terdiri dari santri
MTs = 171 dan santri MA 149.
MTs =
MA =
80 = 37 santri
Jadi jumlah sampel =43 + 37 = 80.
Berikut adalah responden yang diajukan sebagai sampel dalam penelitian
[image:59.595.149.515.195.556.2]ini:
Tabel 3.9
Daftar Nama Responden
No Nama Usia Sekolah Jenis
49
1 Ahmad Muzaki 13 MTs L
2 Abdur Rahman 13 MTs L
3 Muhammad Fajar Maulana 13 MTs L
4 Ahmad Dziky Asrori 13 MTs L
5 Mohammad Nur Hadi 13 MTs L
6 Adib Subaktiar 14 MTs L
7 Muhammad Abdul Aziz 13 MTs L
8 Muhammad Rifqi R 13 MTs L
9 Gusti Ainul Y 13 MTs L
10 Ahmad Syaifudin A. K 13 MTs L
11 Abdu Rahman Ardusi 14 MTs L
12 Franch Maylana Aljufri 14 MTs L
13 Muhammad Rizki R 14 MTs L
14 Andi Maulana Prabawa 14 MTs L
15 Zain Zunfaqor 14 MTs L
16 Muhammad Nurdin Wahid 13 MTs L
17 Inzaghi Fidwido P 15 MTs L
18 Rochatul Qonaah 15 MTs P
19 Siti Taqdimul Kamaliyah 15 MTs P
20 Safira Rizqiah 13 MTs P
21 Yulita Eka 13 MTs P
22 Emi Syamila 13 MTs P
23 Sayyidatul Maghfioh 13 MTs P
24 Novia Umi Hanik 13 MTs P
25 Hasna Ulfadilah 13 MTs P
26 Sri Nur C