• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh salat berjamaah terhadap kedisiplinan santri: studi kasus di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh salat berjamaah terhadap kedisiplinan santri: studi kasus di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SALAT BERJAMAAH TERHADAP KEDISIPLINAN SANTRI (STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN AL-BAKRIYAH

LOMAER BLEGA BANGKALAN)

SKRIPSI

Oleh SAIFULLAH

D01213047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Saifullah, D01213047, Pengaruh Salat Berjamaah terhadap Kedisiplinan Santri studi kasus di Pondok pesantren Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan. Di bawah bimbingan (1) Al-qudus Nofiandri Eko Sucipto Dwijo, Lc. MH.I (2) Dr. H. Amir Maliki Abitolkha, M.Ag.

Salat merupakan ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, apabila ada sebagian dari mereka tidak mengerjakan salat maka mereka termasuk orang-orang yang merugi, karena dalam salat memiliki pengaruh bagi yang melaksanakannya, sebagaimana seorang mukmin melaksanakan salat fardu maupun sunah dengan baik dan benar, dan dengan mentaati ketentuan salat, rukun-rukun dalam salat serta memperhatikan syarat sahnya salat maka mereka termasuk orang-orang yang menjalankan amar

ma’ruf nahi munkar. Hal ini disampaikan oleh Allah SWT dalam firmannya surah al-Ankabut ayat 45:

َِرَكن ْلا َِءاشحَفْلاَِ عَى نتََةاّصلاََّ ِإ

“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”

Pondok pesantren merupakan tempat menuntut ilmu dan memiliki peraturan yang bertujuan untuk menjadikan seorang remaja (santri) dapat disiplin dan berakhlakul karimah, bagaimana pelaksanaan salat berjamaah di pondok pesantren? bagaimana kediplinan santri dipondok pesantren? dan adakah pengaruh salat berjamaah terhadap kediplinan santri di pondok pesantren? Menghadapi hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengungkap prihal tentang Pengaruh Salat berjamaah terhadap Kedisiplian Santri studi kasus di pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah Kegiatan Salat berjamaah mempengaruhi sikap kedisiplinan santri dalam berkaktivitas sehari- hari. Dalam skripsi ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif regresi linier sederhana, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalu penelitian lapangan (field research), adapun untuk mengathui data yang diperlukan penulis menggunakan teknik pengumpulan data di antaranya observasi, interview (wawancara) dan angket atau kuesioner, sebelum instrument digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu penulis melakukan uji validitas dan reabilitas.

Hasil uji koefisien determinasi (r square) menunjukkan bahwa nilai r² adalah sebesar 0,656 atau 65,6% yang artinya bahwa 65,6% Kedisiplinan santri dipengaruhi oleh variabel bebas Salat berjamaah. Sisanya sebesar 34,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Salat berjamaah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap Kedisiplinan santri di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Hipotesis Penelitian ... 10

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 11

G. Definisi Oprasional ... 11

(8)

BAB II KAJIAN TEORI ... 14

A. Tinjauan Teoritis Tentang Salat Berjamaah ... 14

1. Pengertian Salat Jamaah ... 14

2. Dasar Hukum Salat Jamaah ... 15

3. Syarat Sah Salat Jamaah ... 19

4. Tata Cara Salat Jamaah ... 20

5. Manfaat Salat Jamaah ... 22

B. Tinjauan Teoritis Tentang Kedisiplinan ... 25

1. Pengertian Disiplin ... 25

2. Tujuan Disiplin ... 27

3. Faktor-faktor yang Mengaruhi Disiplin ... 29

C. Tinjauan Teoritis Tentang Shalat Berjamaah dan Kedisiplinan ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 34

B. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 42

C. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian ... 44

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 45

E. Populasi dan Sampel ... 47

F. Jenis Data ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ... 51

(9)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 59

A. Deskripsi Data ... 59

B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 83

C. Pembahasan ... 94

BAB V PENUTUP ... 96

A. KESIMPULAN ... 96

B. SARAN ... 98

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ibadah kepada Allah SWT merupakan suatu hal yang sangat penting,

karena Allah SWT adalah dzat yang menciptakan manusia, bahkan dunia

seisinya. Allah SWT mewajibkan ibadah kepada umat manusia bukan untuk

kepentingan-Nya, melainkan untuk kebaikan kita sendiri, agar kita mencapai

derajat taqwa yang dapat menyucikan kita dari kesalahan dan kemaksiatan,

sehingga kita dapat keuntungan dengan keridhaan Allah SWT dan surga-Nya

serta dijauhkan dari api neraka dan adzab-Nya.1

Tidaklah Allah menciptakan manusia di muka bumi ini kecuali untuk

beribadah kepada-Nya. Tentunya beribadah dengan mengikuti syariat Islam

yang telah dibawah oleh nabi Muhammad SAW. Pokok ibadah dalam Islam

adalah melaksanakan rukun Islam, yaitu : Syahadat bahwa tiada tuhan selain

Allah dan bahwasanya Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat,

membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah (bila mampu). Sesuai

dengan hadist nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

1

(11)

2

ِاي ِبي: َس يِ عيُهاي َصيهايُل س يلاق

يْ ايُدا شيش خي عي اس

يِات ِا ي اصلايِ ِقا ي ُل س ي ح يَ ا يهايَ ِاي لِايال

ي صلا ي اكزلا

يجِح ي اض

(

ِس ي َي ِ لاي ا

)

ِت ْلا

ي

Artinya :“Rosulullah bersabda: islam ditegakkan diatas dasar lima (rukun), Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwsanya Muhammad adalah Rosulullah. Menegakkan salat, membayar zakat, puasa ramadhan dan haji kebaitullah”.2

Salat merupakan salah satu rukun Islam yang kedua dari beberapa

rukun Islam lainnya. Salat merupakan kewajiban bagi umat muslim untuk

menyembah Allah yang menjadi salah satu ketaqwaan kita kepada Allah

SWT. Perintah Allah dalam memerintahkan salat terdapat dalam Firman-Nya

QS. Thaha: 14

ِْكِ ِلي اّصلايِ ِقأ ي ِ عافيا أياِإي لِإياي ّلايا أي ِِّإ

Artinya : “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka

sembahlah Aku dan laksanakanlah salat untuk mengingat Aku”.3

2

Imam Yahya bin Syarif Annawawi, Hadist Arbain, Bab Rukun ba’, hlm 3 3

(12)

3

Salat juga sebagai tolak ukur amal perbuatan kita. jika salat kita baik,

maka dianggap baik pula ibadah yang lainnya. Dalam konsepsi Islam juga

dikatakan bahwa ibadah merupakan kerangka umum bagi setiap ajarannya.

Jika ibadah dilaksanakan dengan baik, sebagai imbasnya, baik pula kehidupan

moral dan sosial seseorang. Sebaliknya, jangan pernah percaya bahwa

seseorang punya kehidupan moral dan sosial yang baik sementara ibadahnya

amburadul. 4

Salat mempunyai kedudukan yang utama dibandingkan dengan

ibadah-ibadah yang lain. Tetapi akan lebih utama jika salat dilakukan dengan

secara berjemaah, baik dilakukan di masjid, musholah, surau, pondok dan

tempat-tempat yang lain. Salat berjamaah 27 (dua puluh tujuh) derajat lebih

utama dari pada salat yang dilakukan sendirian. Seperti sabda nabi

Muhammad SAW:

ًج دي ِشِع يع سِبيِّ فْلايِاصي ِيُلضْفأي عا جْلايُاص

Artinya: “Salat berjamaah lebih afdhal daripada salat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)5

Salat adalah sesuatu bentuk pengajaran bagi seorang muslim untuk

memiliki sikap disiplin. Seperti contoh ketika tiba waktu salat seorang

muslim yang sedang mengerjakan sebuah aktifitas, ia meninggalkan sejenak

4

Syekh Tosun Bayrak, Murtadha Muthahhari, Energi Ibadah, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007), hlm 43

5

(13)

4

aktivitasnya dan bergegas mengambil air wudhu disitulah kedisplinan muncul

pada pada dirinya. Memiliki sikap disiplin harus ada niatan dan kebiasaan

yang melekat pada diri, dengan begitu sikap disiplin akan terus mengiringi

kita. Sikap disiplin adalah suatu bentuk kegiatan dan komitmen seseorang

dalam menjalankan aturan. Sikap ini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi ia

harus dibangun dan dijaga.

Menurut para psikolog, sesorang yang membiasakan diri pada sesuatu

akan menghadapi dua hal yang bertentangan. Di satu sisi, semakin banyak

waktu yang diluangkan untuk kebiasaannya itu dan ketika semakin sering

mengulanginya, semakin mudah ia melakukannya. Karena itu, Islam sangat

menekankan pentingnya niat, ibadah takkan berubah menjadi

rutinitas-pekerjaan yang dilakukan tanpa kehendak dan kesadaran.6

Umat Islam sangat dikehendaki untuk mempunyai sifat disiplin dan

istiqomah, sesuai dengan firman Allah QS. Al-Ahqof :13

زح ي يا ي ِ عيف خيافيا ا تسايّ ُثي ّلايا ّب يا ُلاقي ِ ّلايّ ِإ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita”.7

6

Op.cit., hlm 103-104 7

(14)

5

Islam sebagai agama yang menghendaki umatnya memiliki sikap

disiplin atau Istiqomah, hal ini dijelaskan pula pada hadist Rasulullah SAW:

يتُْقي:لاقي,ي عيُهاي ِض ي ِف َثلايِهاِ عيِ بي ا ْفس عي ِبأيل ِق ي عي ع

غا حأي عيُلأسأياي,يًا قيِاسِإْاي ِفي ِليْلُقي,يِهايل س ا

.

يْلُقي:لاق

س ي ا ي.ي ِتساي ُثي,يِهاِبيت

Artinya:“Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA aku berkata (bertanya)” Ya

Rasulullah di dalam Islam ada sebuah perkataan yang tidak akan bertanya kecuali kepada mu” Rasulullah menjawab “Katakanlah aku beriman kepada

Allah SWT kemudian kamu beristoqomah” (HR. Muslim )8

Umat muslim didorong untuk melakukan salat bersama di masjid.

Salat bersama ini selain memiliki aspek spiritual, juga memiliki aspek sosial,

di mana umat muslim dapat bekumpul bersama-sama membahas masalah

yang mereka hadapi.9

Hampir di seluruh pondok pesantren di Indonesia menetapkan

peraturan-peraturan tertentu bagi santrinya. Tujuan diadakanya peraturan

tersebut untuk melatih sikap disiplin bagi santri. Biasanya peraturan

8

Imam Muslim, Shahih Muslim, (Al-Azhar: Jumhur Al-Arabiah,tt), juz. I., hlm 35 9

(15)

6

disepakati oleh para kiai dan ustad untuk ditaati oleh santri. Sistem pondok

pesantren dalam menerapkan ibadah sangatlah ketat. Salah satu peraturan

yang ditetapkan pondok pesantren adalah salat berjamaah.

Diluar peraturan yang ditetapkan untuk melatih kedisiplinan santri,

dibutuhkan pula tauladan atau contoh yang baik dari lingkungan pendidikan.

Seperti ustad yang memberikan contoh istiqomah shalat berjamaah di masjid.

Kemampuan seorang pendidik/Ustadz merupakan faktor yang sangat

menentukan demi tercapainya suatu tujuan pendidikan, oleh karena itu,

program pengajaran yang telah dicanangkan guru harus sejalan sesuai dengan

tujuan yang ditetapkan sebelumnya, jika seorang guru memiliki jiwa dinamis,

bertanggung jawab dan disiplin terhadap tugasnya, maka tujuan pendidikan

yang direncanakan akan mudah diraih, dan tidak kalah pentingnya mencapai

tujuan pendidikan adalah sikap disiplin baik dari pendidik dan peserta didik.10

Pondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan adalah salah

satu pondok pesantren yang menerapkan peraturan wajib salat berjamaah bagi

santrinya. Salat berjamaah disini adalah wajib santri ikut serta menjalankan

ibadah salat lima waktu, yakni salat Subuh, salat Dhuhur, salat Asar, salat

Magrib dan salat Isya yang di imami oleh kiai atau ustad di masjid.

10

(16)

7

Bagi santri yang tidak salat berjamaah maka akan dikenakan sanksi

berdiri ditengah asrama selama 1 (satu ) jam dan membaca yasin 1 (satu) kali,

dan dihitung kelipatanya jika tidak mengikuti salat berjamaah.

Penulis ingin mengetahui sisi positif dari peraturan yang diwajibkanya

salat berjamaah bagi santri. Apakah salat berjamaah dapat melatih santri

untuk lebih disiplin?. Dari latar belakang tersebut yang penulis tuturkan di

atas, maka penulis tertarik untuk mendalami masalah ini lebih jauh lagi dalam

bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Salat Berjamaah Terhadap Kedisiplinan Santri Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Bakriyah

Lomaer Blega Bangkalan”. Agar bisa menjelaskan adanya pengaruh atau

tidak bagi santri yang telah mengerjakan salat malam berjamaah dapat

mempengaruhi sikap disiplin pada setiap kegiatan yang dijalani.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan penelitian

ini dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan salat berjamaah di pondok pesantren Al-Bakriyah

Lomaer Blega Bangkalan?

2. Bagaimana kediplinan santri dipondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer

Blega Bangkalan?

3. Adakah pengaruh shalat berjamaah terhadap kediplinan santri di pondok

(17)

8

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan salat berjamaah dipondok pesantren

Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

2. Untuk mengetahui kediplinan santri dipondok pesantren Al-Bakriyah

Lomaer Blega Bangkalan.

3. Untuk mengetahui pengaruh salat berjamaah terhadap kedisiplinan santri

dipondok pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya

mengembangkan kompetensi peneliti serta untuk memenuhi salah satu

syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1).

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian ilmu yang

tetap di pondok pesantren dari pengaruh salat berjemaah terhadap

(18)

9

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi pengalaman sebagai masukan sekaligus sebagai

pengetahuan dalam mengetahui tingkat kedisiplinan santri dalam

mengikuti kegiatan salat berjamaah.

b. Bagi Lembaga

Penelitian ini menjadi rujukan pesantren untuk meningkatkan kualitas

peraturan dan sanksi dalam mengikuti kegiatan salat berjamaah.

c. Bagi Santri

Dapat menambah pengetahuan santri dalam meningkatkan kualitas

kedisiplinan mengikuti kegiatan salat berjemaah dan menjadi renungan

bagi pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan pelaksana, agar

dapat menyuguhkan pendidikan yang lebih berkualitas.

d. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan ilmu pengetahuan, bahwa salat berjemah memiliki

keistimewaan yang baik dan menjadikan kehidupan lebih teratur dan

(19)

10

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo”

(Sementara) dan “thesis” (pernyataan atau teori). Sedangkan menurut

bahasanya hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul.11

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y

(Independent dan Dependent Variabel). Jadi hipotesis alternatif (Ha)

dalam penelitian ini adalah: “Kegiatan salat jamaah mempunyai

pengaruh dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren

Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan”.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antara variabel X dan

Y (Independent dan Dependent Variable). Jadi hipotesis nol dalam

penelitian ini adalah: “Kegiatan salat jamaah tidak mempunyai pengaruh

dalam meningkatkan kedisiplinan santri di pondok pesantren

Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan”.

11

(20)

11

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah kegiatan shalat

Berjamaah dan Kedisiplinan Santri, lokasi yang diambil adalah Pondok

Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

Agar jelas dan tidak meluas pembahasan dalam skripsi ini, maka kiranya

peneliti untuk memberikan batasan masalah adalah:

1. Pembahasan tentang salat berjamaah.

2. Pembahasan tentang kedisiplinan santri.

G. Definisi Oprasional

1. Pengaruh Salat Berjemaah

Pengaruh adalah Suatu daya yang membentuk watak dan perbuatan

seseorang. Menurut bahasa, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul

dari sesuatu yang berkuasa.12

Salat berjamaah adalah Apabila dua orang sembahyang

bersama-sama dan salah seorang diantara mereka mengikut yang lain, keduanya

dinamakan salat berjamaah.13

2. Kedisiplin Santri

Menurut Prof. Komaruddin, kedisiplinan adalah suatu kedaan yang

menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur yang dihasilkan oleh

12

W.J.S. Poerwardamita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN. Balai Pustaka, 1985), hlm 731

13

(21)

12

orang yang berada di bawah naungan sebuah organisasi karena peraturan

yang berlaku harus dihormati dan ditaati.14

Sedangkan yang dimaksud kedisiplinan disini adalah kedisiplinan

santri dalam hal keaktifan dan kerutinan dalam salat, tepat waktu dalam

melaksanakan salat dan juga sesuai dengan tata cara yang ditentukan.

H. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan. Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitin terdahulu, Definisi

Oprasional, hipotesis penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : Landasan teori, berisi tentang pengertian salat berjamaah, tujuan

salat berjamaah, tata tertib berjamaah, Keutamaan salat berjamaah,

pengaruh salat bejamaah, pengertian disiplin, pentingnya sikap

disiplin, faktor yang mempengaruhi disiplin dan shalat berjamaah

dan displin.

BAB III : menguraikan tentang metode penelitian yang meliputi: jenis

penelitian, rancangan penelitian, penentuan populasi dan sampel,

metode pengumpulan data, instrument penelitian dan teknik

analisis data.

BAB IV : tentang pertama, diskripsi data yang di dalamnya terdapat gambar

umum obyek penelitian yang menguraikan sejarah berdirinya

14

(22)

13

pondok pesantren, visi dan misi pondok pesantren, struktur

organisasi, keadaan guru dan santri, keaadaan sarana dan

prasarana. Kedua penyajian data dan analisis data.

BAB V : merupakan bab terakhir dari pembahasan penulisan skripsi yang

meliputi kesimpulan, saran, lampiran, dan penutup.

Setelah pembahasan dari kelima bab tersebut maka pada bagian akhir

dari penelitian ini disertakan beberapa lampiran yang dianggap perlu. Hal ini

dimaksudkan untuk memperjelas dan menjadi rujukan dari inti pembahasan

(23)

(24)

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Teoritis Tentang Salat Berjamaah

1. Pengertian Salat Jamaah

Salat berjamaah adalah salat bersama- sama, dimana salah satu orang

menjadi imam dan yang lain menjadi makmum.1Disebut jamaah, karena

ijtima’nya (berkumpulnya) orang-orang untuk melakukan salat dalam satu

waktu dan tempat. Bila berbeda keduanya (waktu dan tempat) atau salah

satunya, maka tidak disebut jamaah. Karena itu, salat mengikuti imam

melalui radio atau televisi tidak sah, karena yang demikian itu bukan salat

jamaah.2

Salat jamaah adalah pendidikan untuk semua kehidupan. Maka

barangsiapa yang tidak bisa melaksanakan hal ini secara baik, ia tidak akan

melaksanakan pekerjaan duniawi dan ukhrawi dengan baik.3

Sedangkan menurut Abu Zahra‟ salat berjamaah adalah salat

bersama-sama yang dipimpin seorang imam salat yang adil. Imam salat

yang adil itu adalah orang yang saleh.4 Menurut Shalih salat berjamaah

1

Sayyid Shaleh Al-Ja'tari, The Miracle of Shalat; Dahsyatnya Shalat, (Jakarta: Gema Insani , 2002), hlm 24

2

Aan Anwariyah, Et.all., Taudhih Al-Ahkam Min Bulugh Al-Maram, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), hlm 458

3

Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi, Empat Sendi Agama Islam,Ter. dari The four Pillars of lslam (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet.I., hlm 63

4

(25)

15

adalah keterikatan antara salat seorang makmum dan salat seorang imam

dengan syarat-syarat tertentu.5

Dari beberapa pendapat diatas mengenai arti salat berjamaah adalah

salat jamaah adalah salat yang dilakukan bersama-sama yang dipimpin oleh

imam, dan makmum mengikuti gerakan imam dengan syarat-syarat tertentu.

Salat berjamaah menjadi wajib bagi kaum laki-laki untuk melaksanakannya

di masjid, sedangkan bagi kaum wanita salat jamaah tidaklah diwajibkan.

Dalam salat berjamaah Allah melipatgandakan pahala yang diperoleh

sebanyak 27 derajat dibanding dengan salat seorang diri.

2. Dasar Hukum Salat Jamaah

Sebagian ulama menyatakan hukum shalat berjamaah adalah fardhu

'ain (wajib bagi seluruh individu muslim laki-laki) berdasarkan QS An-Nisa'

4:102 dan dua hadits yang disebut di bawah. Namun mayoritas ulama

madzhab empat menilai dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa shalat

berjamaah hukumnya fardhu kifayah. Yaitu, wajib bagi seluruh muslim

laki-laki, tapi gugur kewajiban itu apabila ada sebagian muslim yang

melakukannya.

5

(26)

16

a. Al Quran surah An-Nisa' 4:102

ي ُتْفي اّصلاي ليت قأفي ِ ِفيت ُكيا ِإ

يكع ي ِي فِئاط

ي فِئاطيِ ْأتْل ي ُ ِئا ي ِيا ُ ْفيا جسيا ِفي تحِسأيا ُ خْأ ْل

يّد ي تحِسأ ي ْ ِحيا ُ خْأ ْل يكع يا ُّص ْفيا ُّص ي لي خُأ

عي ُُفغ ي ليا فكي ِ ّلا

يً ي ُ عي ُ ِ في ُ ِتعِت أ ي ُ ِتحِسأي

ي ض ي ت ُكي أي ط ي ِي ًأي ُ ِبي اكيْ ِإي ُ عي ا جيا يً ِحا

يابا عي ِِفا ِْليّ عأي ّلايّ ِإي ُك ْ ِحيا ُ خ ي ُ تحِسأيا عض يْ أ

ا ِ

Artinya: Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu)

lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, maka

hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan

menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang salat besertamu)

(27)

17

dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang

golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu

bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap

siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu

lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu

kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan

senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau

karena kamu memang sakit; dan siap-siagalah kamu. Sesungguhnya

Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir

itu.

b. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan:

ي يمي،ي طتح في طحي ي أيت مي لي،ي بي سف ي لاي

يًااج يىإيفلاخأيمي،ي ا لاي فيًاج ي يمي،ياهي في اصلاب

يًاق عي جي أي ع ي لي بي سف ي لاي ي،ي ه بي عي حأف

اشعلاي شلينت سحي ا ِي أيًا م

Artinya: Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh aku

(28)

18

kemudian menyuruh seseorang menyerukan adzan, lalu menyuruh

seseorang pula untuk menjadi imam bagi orang banyak. Maka saya akan

mendatangi orang-orang yang tidak ikut berjama'ah, lantas aku bakar

rumah-rumah mereka.

c. Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim (muttafaq alaih) menyatakan:

ي لي ي،ي جفلاي اصي ي اشعلاي اصين فا ماي عي اصلايل ثأي إ

ي ي أيت مي لي ي،يًا حي لي يام أيا فيا ي ع

ي ع ي ط ايمي،ي ا لابي ص يًاج ي يمي،ي ا تفي اصلاب

زحي ع يلاج ب

ي

ي،ي اصلاي

ش ياي قيىإي طحي

ه بي عي حأف

Artinya: Shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat isya'

dan shalat subuh. Seandainya mereka tahu keutamaannya niscaya mereka

(29)

19

agar shalat dilaksanakan. Kemudian aku memerintahkan seorang lelaki

untuk shalat dengan yang lain (secara berjamaah).6

3. Syarat Sah Salat Jamaah

Syarat-syarat berjama’ah dapat dikategorikan menjadi dua, syarat

yang berhubungan dengan imam dan syarat yang berhubungan dengan

makmum.7

a. Syarat yang berhubungan dengan imam :

1) Islam

2) Akil

3) Baligh

4) Laki-laki

5) Imam haruslah orang yang mampu membaca Al-Qur’an dengan

baik.

b. Syarat yang berhubungan dengan makmum :

1) Posisi makmum tidak berada di depan imam.

2) Makmum nengetahui gerakan imam.

3) Makmum dan imam berkumpul di satu tempat dalam satu masjid.

6

http://ressinatasumanda.blogspot.co.id/2014/03/dalil-sholat-berjamaah.html (Diakses 26/04/2017 pukul 2:27)

7

(30)

20

4) Niat bermakmum atau berjama’ah kepada imam.

5) Gerakan makmum harus sejalan dengan imam baik dalam hal

melakukan atau meninggalkan sunnah yang mempunyai bentuk

yang sangat berbeda.

6) Mengikuti gerakan imam.8

4. Tata Cara Salat Jamaah

Imam dan makmum adalah sebutan orang muslim yang

mengerjakan salat secara berjamaah. Salat yang dilakukan secara

bersama-sama membutuhkan tata aturan, supaya pelaksanaan sesuai dengan ajaran

Islam. Umat Islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai dengan Al Quran

dan Hadist yang shahih. Sabda Rasulullah SAW “Salatlah kalian

sebagaimana kalian melihat aku salat”.

Amalan ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada

perintah ajaran dalam Islam dan sesuai tata tertib, sehingga diharapkan

tujuan dan makna ibadah tersebut dapat tercapai, maka tata tertib

mendirikan jamaah harus diketahui, baik tata tertib sebagai imam dan

makmum. Tata tertib salat berjamaah menyangkut sifat imam, adab imam

dan sikap makmum. Mengenai tata tertib tersebut yaitu, imam jamaah

hendaklah orang yang mempunyai sifat-sifat di bawah ini:

8

(31)

21

a. Hendaklah imam-imam jamaah menunaikan amanah Allah, yakni

memelihara diri dari fusuq (kefasikan), dari dosa besar dan dari

perkenalan dosa kecil.

b. Keadaan imam tidak cidera pembacaan Al Quran (Al Fatihah dan surah

dan dzikir) .

c. Islam, baliq, berakal, laki-laki tulen, sehat, suci dari hadast dan najis,

berlidah fasih.

Adab imam salat berjamaah yaitu:

a. Mengetahui hukum-hukum salat Yaitu mengetahui yang mengesyahkan

salat dalam segala sudut karena itu tidak syah diikuti orang-orang tidak

sedikit juga mengetahui Al Quran dan fiqh. Dikehendaki dengan

mengetahui fiqh disini ialah: mengetahui hukum-hukum bersuci dan

hukum salat.

b. Imam (laki-laki) hendaklah berdiri di tengah shaf (dan di belakangnya

orang-orang dewasa.

c. Berniat menjadi imam dan tidak ada dinding yang menghalangi imam

dan makmum.

Sikap makmum sholat yang dilakukan secara bersama-sama:

a. Makmum selalu mengikuti imam, takbirotul ihrom makmum dilakukan

setelah takbirotul ihrom imam.

b. Hendaklah para makmum mengingatkan imamnya apabila imam lupa

(32)

22

c. Jangan terdepan atau sama tempatnya dengan imam artinya makmum

tidak boleh di depan atau bersamaan tempatnya dengan imam.

5. Manfaat Salat Jamaah

Setiap ibadah mempunyai nilai keutaman bagi mukmin yang

mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah. Salat berjamaah

mempunyai beberapa keutamaan.

Di dalam ajaran Islam salat dapat mencegah manusia untuk

melakukan perbuatan-perbuatan yang terlarang, terlarang bagi orang lain

maupun bagi dirinya sendiri. Sebab, dengan mendirikan salat dapat

menjauhkan kita dari perbuatan keji dan munkar. Hal tersebut sesuai dengan

firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45:

يِ عي ي اّصلايّ ِإي اّصلايِ ِقأ يِ اتِ ْلاي ِيك لِإي ِح ُأيا يُل ا

ّلا ي ْكأيِّلاي ْكِ ل يِ ْلا يِاشحفْلا

ع ص يا ي ع ي

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al

Qur'an) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari

(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat

Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang

lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.9

9

(33)

23

Sedemikian besar keutamaan salat jamaah, dibanding salat sendirian,

tentu ada hikmah dan makna yang tersirat dibalik keutamaan yang

dinyatakan Rasulullah SAW.Nikmatnya salat akan lebih terasa kalau orang

yang mengerjakan ibadah ini menghayati manfaatnya.10 Disini akan dibahas

mengenai hikmah atau manfaat salat.

a. Jika ditinjau dari segi kejiwaan, maka salat berjamaah itu dapat

membantu konsentrasi pikiran. Di samping itu setiap pekerjaan yang

dilakukan dengan bersama-sama akan menambah semangat orang yang

melakukannya, seperti timbulnya perasaan bahwa yang dikerjakan itu

penting, sehingga dorongan untuk mengerjakannya meningkat.

b. Anak-anak yang dapat melakukan salat berjamaah, akan mendapat

pengalaman melalui contoh bacaan imam.

c. Salat berjamaah juga membawa dampak yang positif bagi remaja, karena

suasana keagamaan yang terjadi dalam setiap kali salat berjamaah

dilaksanakan, menimbulkan rasa akrab dengan seluruh anggota keluarga.

d. Manfaat lainnya dari salat jamaah juga mampu memberikan pengajaran

kepada Imam dalam berlaku disiplin dan jujur terhadap jamaah.11

e. Menumbuhkan rasa persaudaraan diantara para jamaah. Pertemuan

sukarela itu memberikan masyarakat muslim kecepatan untuk bertindak

pada saat-saat darurat. Mereka berkumpul pada saat panggilan salat

10

Sudirman Tebba, Nikmatnya Salat, (Jakarta: Pustaka irVan, 2008), Cet. I, hlm 50 11

(34)

24

dikumandangkan. Dengan itu pertemuanlah yang menyatukan mereka

dengan tujuan yang sama untuk mematuhi perintah Tuhan.12

f. Doanya tidak ditolak. Ada waktu dimana doa yang tidak ditolak antara

azan dan iqomat. Faktor yang menyebabkan kita menggunakan waktu

yang berharga tersebut untuk berdoa diantaranya adalah salat berjamaah.

Sebab pada umunya, orang yang datang ke masjid sebelum iqamat selalu

menyibukkan diri dengan zikir dan doa.13

g. Rasulullah sangat memperhatikan lurusnya shaf-shaf salat, karena hal ini

merupakan sarana utama untuk terwujudnya faedah berjamaah. Shaf salat

yang benar seumpama bangunan yang kokoh.14

Dari beberapa penjelasan mengenai keutamaan salat berjamaah,

dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang baik akan menimbulkan

manfaat yang tidak merugikan setiap orang. Salah satunya adalah kegiatan

salat berjamaah yang dilakukan bersama-sama di masjid. Dari beberapa

penjelasan mengenai manfaat yang terjadi bila kita menjalankan salat

berjamaah salah satunya adalah mempererta tali persaudaraan antar ummat.

Dimana Allah menjaminkan surga bagi mereka yang terus menjaga tali

silaturrahmi hambanya. Dengan ini yang hanya bertemu satu orang, di

masjid ia akan lebih banyak bertemu dengan orang yang belum dikenalinya

12

Sudirman Tebba,op.cit. hlm 117 13

Abu Abdillah Musnid Al-Qathani, 40 Manfaat Salat Berjamaah, (Jakarta: Yayasan Al- Sofwa, 1997) Cet.I., hlm 64

14

(35)

25

hingga persaudaraan itu terus berjalan. Manfaat itu sendiri akan dirasakan

bagi mereka yang bersungguh-sungguh menjalankan salat berjamaah

tersebut.

B.Tinjauan Teoritis Tentang Kedisiplinan 1. Pengertian Disiplin

Istilah disiplin berasal dari bahasa latin “Discere” yang berarti

berawal dari kita, dasar ini timbul kata “displus” yang artinya murid adalah

pelajaran, dan kata “dispiclina” yang artinya latihan. 15 Mendikbud

menambahkan arti disiplin dengan pendidikan kesopanan dan kerohanian

serta pengemangan tabiat.16

Kata disiplin sering digunakan dalam dunia pendidikan. Kata

disiplin menggambarkan sifat positif yakni tingkah laku yang dikehendaki

atau patut.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1999), kata „disiplin‟

mempunyai tiga arti, dua diantaranya tata tertib, ketaatan (kepatuhan) pada

peraturan (tata tertib dsb). Sebagai istilah pendidikan,kata „disiplin‟

pengertiannya mengacu kesuasana kelas waktu peljaran berlangsung, seperti

15

Neiny Rachmaningsih, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMU Kelas 2, (Bandung: Srafindo Media Prtama, 1997), hlm 58

16

(36)

26

murid-murid berisik, berkelahi di kelas. Masalah disiplin hakikatnya adalah

masalah tingkah laku.17

Sejalan dengan itu Drs. Peter Salim dan Yeny Salim dalam Kamus

Bahasa Indonesia Kontemporer mengartikan istilah disiplin “sebagai

kepatuhan kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan,18 sehingga

dalam pembicaraan sehari-hari istilah tersebut mengikuti pola-pola tertentu

yang terarah ditetapkan terlebih dahulu.19

Pengetian yang sama juga dikemukakan oleh Prof. Komaruddin

yaitu “suatu kedaan yang menunjukkan suatu yang ditertibkan dan teratur

yang dihasilkan oleh rang-orang yang berada di bawah naungan sebuah

organisasi karena peraturan yang berlaku harus dihormati dan ditaati.20

Adapun pengertian disiplin menurut H. M Alisuf Sabri disiplin

adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan peraturan-peraturan

yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena terpaksa, tetapi kebutuhan

atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya memathui peraturan-

peraturan itu. Disiplin harus ditanamkna dan ditumbuhkan dalam diri siswa,

sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubai siswa itu

17

Munandir, Ensikopedia Pendidikan, (Malang: UM-Press, 2001), Cet. I, hlm 51 18

Peter Salim dan Yeny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991), hlm 345

19

Soejono Soekanto, Remaja dan Masalahnya, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. II, hlm79 20

(37)

27

sendiri. dengan demikian pada akhirnya disiplin itu menjadi disiplin diri

(Self Dispicliner).21

Dalam Kamus Ilmiah Populer Istilah disiplin mengandung arti yaitu

tata tertib, ketaatan kepada peraturan.22 Sedangkan dalam Kamus Saku

Bahasa Indonesia disiplin mengandung arti latihan batin dan watak supaya

menaati tata tertib atau kepatuhan dan peraturan.23

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian disiplin, dapat

disimpulkan bahwa disiplin berarti aturan-aturan yang harus di taati oleh

setiap individu. Dimana tujuan dekat dari disiplin adalah untu membuat

siswa-siswa terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan kepada mereka

bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas dan tidak pantas atau masih asing

bagi mereka. munculnya sikap disiplin karena keseriusan dan kesunngguhan

dalam mentaati segala peraturan yang ada. Munculnya sikap kedisiplinan

juga tidak dari diri sendiri, namun adanya dorongan dan motivsi dari

orang-orang sekeliling, terutama bagi orang-orang tua.

2. Tujuan Disiplin

Secara umum tujuan disiplin adalah mendidik seseorang agar dapat

mengembangkan diri untuk melatih anak mengatur dirinya dan bertanggung

jawab terhadap dirinya sendiri sehingga menjadi pribadi kearah tidak

21

H. M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya: 1999), Cet. I, hlm 40 22

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: GITAMEDIA, 2006), Cet. I, hlm 92 23

(38)

28

ketergantungan dan mengikuti segala peraturan. Disekolah, disiplin banyak

digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang di kehendaki

agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.24 Hal ini oleh

Piet Sahertian dalam bukunya ”dimensi-dimensi administrasi sekolah”

bahwa:

Dalam buku Leadership In Elementary Schooladministrasion and supervision, Elsbree menjelaskan bahwa: “he sould accept the philosophy

that discipline anyaction have two purpose”

Kedua tujuan itu adalah:

a. Menolong anak menjadi matang pribadinya dan berubah dari sifat

ketergantungan kearah tidak ketergantungan.

b. Mencegah timbulnya persoalan-persoalan disiplin dan menciptakan

situasi dan kondisi dalam belajar mengajar agar mengikuti segala

peraturan yang ada dengan penuh perhatian.25

Dalam kaitan ini Piet Sahertian lebih lanjut mengatakan bahwa:

Disiplin dalam sekolah modern adalah merupakan pertolongan kepada

murid-murid supaya dapat berdiri (help for self help).

Menolong dalam mengenal dirinya untuk menciptakan kondisi yang

lebih baik maupun menegakkan disiplin diri yang timbul dari dalam diri

anak untuk mencapai cita-cita hidup.26

24

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta 2004), cet. Ke-2, hlm 134 25

(39)

29

Bagi siswa, kedisiplinan akan dapat mempunyai pengaruh yang

positif bagi kehidupan mereka setelah mereka keluar dari jenjang

pendidikan dan disiplin tersebut akan tumbuh dan menjadi bekal untuk

mereka dimasa yang akan datang. Dengan adanya praktek yang dilakukan

siswa dalam disiplin, siswa akan terlatih dalam mengendalikan diri sehingga

pada akhirnya akan terbentuk disiplin itu sendiri. Seperti dikatakan oleh

Ahmad Rohani; dengan disiplin para peserta didik bersedia untuk tunduk

dan mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan

semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam rangka

memelihara kepentingan bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas

sekolah.27 Dari pernyataan tersebut bisa dikatakan juga bahwa kedisiplinan

digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang dikehendaki

agar tugas-tugas di sekolah dapat berjalan dengan optimal.28

3. Faktor-faktor yang Mengaruhi Disiplin

Dalam merealisasikan suatu disiplin ada suatu dorongan sehingga

siswa-siswi mau menerapkan rasa disiplin. Adapun faktor- faktor disiplin

sebagai berikut:

a. Teladan Pemimpin

26

Piet Sahertan, Dimensi-Dimensi Administrasi, hlm 127 27

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, hlm134 28

(40)

30

Dalam hal ini pemimpin dimaksud adalah kepala sekolah, dewan

guru, dan para staf lainnya. Pada dasrnya setiap orang cenderung untuk

mengikuti sikap dan tingkah laku pimpinan. Dalam kepemimpian

itusendiri terdapat proses saling mempengaruhi. Selain itu kepala

sekolah, dewan guru, dan staf lainnya adalah orang-orang yang bertugas

menjalankan disiplin sesuai dengan peraturan yang dibuatnya. Sebab alah

satu syarat terjadinya internalisasi nilai-nilai adalah adanya model, maka

model-model disini adalah staf akademik, staf administrasi, dan

orang-orang yang menjalankan disiplin itu.29

Dari contoh sikap keteladan bisa diambil dari keteladan seorang

pemimpin yang perbuatannya kerap diikuti oleh bawahannya. Teladan

pemimpin ini dapat dicontohkan mulai dari kedatangan, pembelajaran,

adabberpakaian, dan lainnya. Misalnya saja seorang kepala seklah yang

sangat mengeaskan kepada siswa akan pentingnya kehadiran di sekolah

sebelum bel dibunyikan maka begitupun dengan kepala sekolah ia juga

harus berada di sekolah sebelum bel berbunyi. Selain itu rasa segan atau

wibawa juga muncul jika pimpina mempunyai adab dan sopan santun

yang baik seperti cara berpakaian yang rapi dan sopan, tutur kata yang

halus dan ramah, dan saling menghormati. Jika kepala sekolah

melakukan teladan pimpinan ini dengan baik maka bukan hanya siswa

29

(41)

31

yang termotivasi untuk melakukan hal yang sama tetapi para guru dan

staf lainnya pun juga akan ikut termotivasi untuk memperlihatkan

keteladan meskipun secara bertahap.

b. Pengawasan

Pengawasan merupakan tindakan nyatayang efektif untuk

mewujudkan kedisiplinan. Dengan adnya pengawasan yang konsisten

maka akan mempengaruhi juga terhadap disiplin siswa karena tentunya

siswa akan merasa selalu mendapat perhatian dan pengarahan apabila

berbuat kesalahan.

Pengawasan dapat dilakukan oleh kepala sekolah kepada para guru

dan juga siswa, pengawsan guru kepada siswa, dan pengawasan siswa

kepada siswa lainnya. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah

kepada para guru dapat dilaksanakan dengan memperhatikan kehadiran

guru dalam melaksakan jadwal pembelajaran yang telah ditetapkan,

memperhatikan adab berpakaian dan tutur kata yang baik.

Pengawasan yang dilakukan kepada siswa dapat dilaksanakan

dengan mengawasi langsung kebersihan kelas, kerapihan berpakaian

siswa dan lain sebagainya. Sedanngkan pengawasan siswa terhadap siswa

lainnya dapat dilakukan dengan cara melaksanakan pemilihan ketua kelas

yang nantiya akan bertanggung jawab dengan kedisplinan dalam kelas.

(42)

32

Sanksi dan hukuman diperlukan dalam memlihara kedisiplian.

Pemberian sanksi dan hukuman dimaksudkan disini tidak seperti

hukuman penjara atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah hukuman

yang bersifat mendidik, hukuman yang bersifat mendidik inilah yang

diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan siswa dalam melanggar disiplin

dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan

pelajaran yang ketinggalan atau apa saja yang bersifat mendidik.30

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa yang

telah diuraikan diatas. Sikap kedisiplinan itu muncul tidak hanya dari diri

sendiri, tapi ada beberapa faktor agar munculnya sikap kedisiplinan,

dengan adanya faktor, siswa akan diberikan penambahan sikap agar

dirinya memiliki sikap disiplin. Sikap disiplin sangatlah penting dalam

kehidupan, setiap kegiatan yang kita lakukan menunjukkan arti

kedisiplinan, maka dari itu dispilin haruslah dibiasakan dari dini.

C.Tinjauan Teoritis Tentang Shalat Berjamaah dan Kedisiplinan

Perintah untuk mengerjakan salat dalam Al-Quran banyak sekali, dan

dalam mengerjakan salat tidak terbatas pada keadaan tertentu saja, seperti pada

waktu badan sehat, situasi aman, tidak sedang berpergian dan lain-lain

melakukan dalam keadaan tertentu diberikan keringanan-keringanan. Melihat

begitu ketatnya perintah salat, maka hal ini menunjukkan bahwa salat salah

30

(43)

33

satu indikator orang bertakwa kepada Allah. Begitu juga dengan pelaksanaan

salat secara berjamaah yang dinilai sangat penting sampai-sampai Rasulullah

SAW pernah bersabda melalui hadits yang disanadkan oleh Abu Hurairah :

ج د ني ْشعو عْ سب ّ فْلا اص ْنم لضْفأ عامجْلا اص

Artinya: “Shalat berjamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian sebanyak 27 kali lipat.” (H.R. Bukhari dan Muslim)31

Dikatakan kelak pada hari kiamat, ada sekelompok orang yang

dibangkitkan dalam keadaan wajah-wajah mereka laksana bintang gemerlapan.

Malaikat akan bertanya kepada mereka :”apa gerangan amal-amal kalian?” dan

mereka akan menjawab:”Kami dahulu, apabila mendengan azan segera bangkit

untuk berwudhu, tak satupun menyibukkan kami darinya”. Kemudian akan

dibangkitkan sekelompok lainnya, wajah-wajah mereka laksana bulan purnama

dan setelahditanya, mereka akan berkata “kami selalu berwudhu, sebelum

masuk waktu salat. “kemudian, dibangkitkan pula lainnya, wajah-wajah

mereka laksana matahari dan mereka akan berkata, “kami selalu mendengar

azan di dalam masjid”.32

Banyak sekali manfaat atau hikmah dalam salat berjamaah, jika kita

dengan bersungguh-sungguh melakukan salat jamaah tersebut tidak akan terasa

nikmat yang kita dapatkan melalui salat jamaah tersebut. Salat berjamaah salah

31

K.H. Bisri Mustofa, Sullamul Afham terjemah Bulughul Maram Juz 1-2, loc.cit. hlm 29 32

(44)

34

satu pengaplikasian kita dalam menerapkan sikap disiplin, karena ketika azan

berkumandang, itu berarti panggilan untuk kita agar tergegas ke masjid untuk

salat. Dengan begitu kita bisa mengatur waktu ketika datangnya waktunya salat

semua aktivitas harus kita tinggalkan. Disitulah sikap kedisiplinan muncul

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

Sebelum memasuki pembahasan masalah metode Penelitian dan agar

mempermudah untuk memahami gambaran objek yang akan diteliti, berikut

penulis paparan data tentang objek penelitian.

A.Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Profil Umum Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan

Nama :Al-Bakriyah

Alamat : Ds. Jumpora Desa Lomaer Kecamatan Blega Kota

Bangkalan Provinsi Jawa Timur

No Telepon : 031 3041604

Tahun Berdiri : 1373H/1954 M

Pendiri : KH. Ach. Zayyadi

Pimpinan : KH. Hamim Hakam

2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan

Pondok pesantren Al-Bakriyah adalah lembaga pendidikan pertama

yang ada di desa lomaer. Berdiri pada tahun 1954 M. Tepatnya di desa

Lomaer Kecamatan Blega kabupaten Bangkalan. Didirikan oleh

KH.Achmad Zayadi bin Ismail. Beliau berasal dari desa Ombul Kecamatan

Tambelangan Sampang.Disana beliau mendirikan pondok pesantren yang

(46)

35

ke kecamatan Blega lalu mendirikan pondok pesantren juga. Beberapa tahun

kemudian beliau hijrah ke desa Lomaer, ditempathijrah yang terakhir ini

beliau kembali merintis pondok pesantren. Namun pada tahun 1970 M,

KH.Achmad Zayadi Wafat dan pondok pesantren diteruskan oleh cucu

beliau KH. Abdul HakamFudholi. Semula pondok pesantren asuhan KH.

Achmad Zayadi pondok pesantren belum mempunyai nama lembaga.

Namun pada masa asuhan KH. Abdul Hakam Fudholi lembaga ini diberi

nama Al-Bakriyah, sesuai dengan nama julukan KH. Achmad Zayadi yaitu

Bindereh Bekri”.

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Visi dari Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

ini adalah mencentak santri yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

Misi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan:

1. Berakhlak Mulia

2. Beriman Sempurna

3. Berilmu luas

4. Beramal ikhlas

4. Lokasi Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Pondok Pesantren Al-Bakriyah terletak di desa Lomaer, tepatnya di

wilayah kecamatan Blega Bangkalan Madura Provinsi Jawa Timur.adapun

jalur yang dapat dilewati untuk menuju pondok pesantren Al-Bakriyah

(47)

36

sebelum depan pasar Lomaer ada gapura, masuk lurus. Begitu juga dari

arah timur melalui jalur besar Sampang-Bangkalan sampai depan pasar

Lomaer. Lokasi Pondok Pesantren yang terletak di daerah pedesaan

membuat Pesantren ini menjadi asri sehingga dapat tercipta suasana yang

nyaman dan kondusif untuk proses pendidikan.

5. Jumlah dan Keadaan Kyai, Ustadz dan Santri Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Jumlah dan keadaan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer

Blega Bangkalan.

Tabel 3.1

Jumlah Pengasuh Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Pengasuh Ponpes Jumlah Pengasuh Menurut Pendidikan

Formal & Jenis Kelamin Jumlah Pengasuh

yang Berpendidik an Pesantren

Jumlah Pengasuh

Keseluru han Tidak

Berpend idikan Formal

SMA S1 S2

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

[image:47.595.136.525.253.522.2]
(48)

37

[image:48.595.137.523.153.520.2]

Keadaan Ustadz di Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan

Tabel 3.2

Jumlah Ustadz Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Ustadz Ponpes Jumlah Ustadz Menurut Pendidikan Formal

& Jenis Kelamin Jumlah Ustadz yang Berpendidik an Pesantren Jumlah Ustadz Keseluru han Tidak Berpend idikan Formal

SMA S1 S2

Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr

0 0 23 20 3 0 2 0 27 20 27 20

Keadaan Santri di Pondok Pesantren Al-BakriyahLomaerBlega Bangkalan

Tabel 3.3

Jumlah Santri Ponpes Al-Bakriyah Jumlah Santri

Santri Mukim (Tinggal di Asrama)

Santri Non Mukim (Tidak Tinggal di

Asrama)

Jumlah Santri Keseluruhan

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

170 150 0 0 170 150

6. Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Untuk menunjang berbagai kegiatannya, Pondok Pesantren

Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan memiliki sarana dan prasarana antara

(49)

38

Tabel 3.4

Sarana Ponpes Al-Bakriyah

Sarana Jumlah

Asrama Santri 2

Gedung Madrasah Diniyah (MADIN) 2

Gedung SMA 1

Gedung SMP 1

Ruang Kelas MADIN 18

Ruang Kelas SMA 6

Ruang Kelas SMP 6

Kantor 4

Masjid 1

Mushola 1

Perpustakaan 1

Koprasi Pesantren 2

Aula 1

Laboratorium Komputer 1

Kantin 2

Dapur 2

Kamar Mandi 4

Toilet 8

7. Jadwal Kegiatan Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Berikut ini dipaparkan jadwal kegiatan yang dilakukan santri

[image:49.595.133.509.114.510.2]

Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan:

Tabel 3.5

Jadwal Kegiatan Harian Santri Pesantren Al-Bakriyah

No Waktu Kegiatan

1 03:30-04:30 SalatTahajjud

2 04:30-05:30 Jama’ahSalat Subuh

3 05:30-06:30 Pendidikan Al-Quran

5 05:30-06:30 Pembacaan Manaqib Abdul Qodir

5 06:30-07:00 Kajian Kitab Kuning (Tafsir Jailani)

6 07:00-12:00 Sekolah SMP-SMA

7 07:00-12:00 Sekolah Nidhomiah

(50)

39

9 14:00-15:00 Sekolah Madin

10 15:00-16:00 Jama’ahSalatAsar

11 16:00-17:00 JiarohMaqbaroh

12 17:30-18:00 Jama’ahSalatMaghrib

13 18:00-18:30 Pendidikan Al-Quran

14 18:30-19:00 Jama’ahSalatIsya’

15 20:00-22:00 Sekolah Marhala

[image:50.595.132.519.110.519.2]

16 22:00-03:30 Istirahat

Tabel 3.6

Jadwal Mingguan Santri Al-Bakriyah LomaerBlega Bangkalan

No Hari Jam Kegiatan

1 Senin 19:00-22:00 Istighosa& ekstra

2 Selasa 06:00-07:00 Roan (bersih-bersih)

3 Kamis 19:00-21:00 Diba’iyah

4 Jumat 06:00-07:00 Roan (bersih-bersih)

6 Sabtu 19:00-21:00 Kajian kitab Ta’limulmuta’lim

8. Program Ungulan Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Pondok pesantren Al-Bakriyah juga mempunya beberapa program

unggulan, diaantarnya adalah :

a. Boarding School System: Pondok Pesantren adalah sistem pendidikan

berasrama di mana tri pusat pendidikan menjadi satu kesatuan yang

terpadu. Sekolah, keluarga, dan masyarakat berada dalam satu

lingkungan sehingga lebih memungkinkan dalam menciptakan suasana

yang kondusif dan memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman,

ilmu, dan amal, antara teori dan praktek dalam satu kesatuan. Hal ini

(51)

40

b. Miniatur Masyarakat Islami: Sebuah masyarakat mini yang terdiri dari

santri, guru, dan pengasuh/kyai. Ini adalah sebuah masyarakat kecil (a mini society) yang sesungguhnya. Dalam tradisi pesantren, para santri merupakan subjek dari proses pendidikan, mereka mengatur kehidupan

mereka sendiri (self government) melalui berbagai aktifitas, kreatifitas, dan interaksi sosial yang sangat penting bagi pendidikan mereka.

c. Agama 100% Umum 100%: Tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan

ilmu umum, karena orientasi pendidikan dan pengajaran di pondok

pesantren Al-Bakriyah adalah penanaman aqidah sebagai asas, menuntut

ilmu sebagai ibadah, dan kemasyarakatan sebagai amal.

Program-program unggulan diatas diterapkan didalam agenda-agenda

1) Program hafalan Al-Qur’an menggunakan sistemOne Day One Ayat. 2) Pengajaran kitab klasik (kitab kuning).

3) Pelatihan Tim Cyber dan IT oleh Trainer dan Praktisi IT Nasional.

4) Peningkatan tiga bahasa. Bahasa Inggris, Bahasa Arab dan Bahasa

Indonesia yang baik.

5) Study Tour Keilmuan dan Kebudayaan di Luar Negeri dan dalam negeri Study Tour Keorganisasian dan kepemimpinan.

9. Pelaksanaan Pembiasaan Salat Fardhu Lima Waktu Berjamaah di Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan

Pelaksanaan salatberjama’ahlima waktu ini sebenanyasudah

(52)

41

pondok pesantren Al-Bakriyah, yakni KH. Ach.Zayyadi. Pembiasaan ini

didasarkan pada aspek teologis, filosofis, psikologis maupun yang lain.

Dalam aspek teologis, pembiasaan salatberjamaah ini didasarkan pada dalil

naqli dan aqli, yang juga berkaitan dengan qoul ulama yang menekankan

untuk melaksanakan salat secara bejamaah, bahkan ada yang

menghukumisalatberjamaah adalah wajib. Sedangkan dalam aspek filosofis

dan psikologis, pembiasaan salatlima waktu berjamaah ini dilaksanakan atas

dasar keyakinan bahwa perintah Allah yang berupa salatberjamaah ini pasti

memiliki banyak faidah dan keutamaan dibaliknya. Atas dasar itulah,

pondok pesantren Al-Bakriyahmewajibkan para santri untuk melaksanakan

salat lima waktu secara berjamaah sebagai upaya dalam membiasakan para

santri untuk untuk melaksanakan salat secara berjamaah. 1

Tabel 3.7

Jadwal Shalat Fardhu Berjamaah Ponpes Al-Bakriyah

No Salat Waktu

1 Subuh 04:30

2 Duhur 11:50

3 Asar 15:15

4 Maghrib 17:50

5 Isya 19:00

Adapun salat lima waktu dilaksanakan di Masjid yang berada di

lingkungan pesantren. Sedangkan yang menjadi imam salatyakni dari salah

satu pengasuh.Jika terdapat halangan untuk mengimami maka digantikan

(53)

42

oleh ustadz atau pengurus yang sudah dijadwalkan. Dan untuk mengontrol

para santri agar benar-benar melaksanakan salatberjamaah, maka dibentuk

pula tim penggerak salat yang terdiri dari beberapa santri pengurus pondok

pesantren.2

Berikut ini adalah tata tertib shalat berjamaah di pondok pesantren

[image:53.595.122.517.237.521.2]

Al-Bakriyah:

Tabel 3.8

Tata Tertib Salat Berjamaah Ponpes Al-Bakriyah TATA TERTIB SALAT BERJAMAAH TIDAK BERJAMAAH

1x berdiri 1 jam dan membaca 1 surat yasin 2x berdiri 2 jam dan membaca 2 surat yasin 3x berdiri 3 jam dan membaca 3 surat yasin 4x berdiri 4 jam dan membaca 4 surat yasin

5x potong gundul (pada hari Jum’at)

LAIN-LAIN Tidak boleh Ramai dan Tidur ketika wiridan

berlangsung.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu

penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan menggunakan

analisa statistik yang biasanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan

antar variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai

nilai prediksi.3

(54)

43

Dalam penelitian ini, peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian

setelah dilakukan analisis data secara kuantitatif. Data kuantitatif adalah

jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa

informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau

berbentuk angka.4

2. Rancangan Penelitian

a. Tahapan Penelitian

Rancangan penelitian ini dibagi tiga tahap, yaitu:

1) Penentuan masalah penelitian dalam tahap ini peneliti mengadakan

studi pendahuluam yaitu membaca buku-buku yang relevan dengan

pemasalahan penelitian dan melakukan observasi awal atau

pemahaman awal terlebih dahulu.

2) Pengumpulan data, pada tahap ini peneliti mulai dengan

menentukan sumber data yaitu buku-buku dan data lapangan.

3) Analisis dan pengkajian data, yaitu menganalisis data yang masuk

dan akhirnya ditarik sutu kesimpulan.

b. Sumber Data

(55)

44

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian, menurut

Suharsimi Arikunto adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.5

Adapun sumber data terdiri dari dua macam:

1) Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti (atau petugasnya) dari sumber pertamanya.6 Dalam

penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah

hasil data tentang pembiasaan salat berjamaah dan kedisiplinan

santri Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan,

yang diambil dengan instrumen angket.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, yang berwujud

laporan, buku uraian dan sebagainya.7 Data sekunder yang

diperoleh penulis adalah data yang diperoleh langsung dari

pihak-pihak yang berkaitan.

C. Variabel, Indikator dan Instrumen Penelitian

(56)

45

1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian

sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang

akan diteliti.8 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel diartikan

sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian.9 Berdasarkan pengertian diatas, maka dalam penelitian ini

berlaku dua variabel yang menjadi obyek penelitian yaitu:

a. Variabel bebas atau Independen variable (variabel X) yaitu variabel

yang mempengaruhi dan mempunyai suatu hubungan dengan

variabel yang lain. Independen variabel pada penelitian ini adalah

pengaruh salat berjamaah sebagai variabel bebas, dengan

indikator-indikator sebagai berikut:

1) Pemantauan terhadap keikut sertaan santri dalam salat

berjama’ah.

2) Pemantauan terhadap kegiatan pembiasaan salat berjama’ah di

Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

3) Pemantauan terhadap tata tertib tentang salat berjama’ah.

4) Pemberian hukuman bagi santri yang tidak ikut salat berjama’ah.

(57)

46

5) Pemantauan ketersediaan sarana-prasarana untuk shalat

berjama’ah.

b. Variabel terikat atau Dependent variable (variabel Y) yaitu variabel

yang menjadi akibat dari variabel bebas. Dependent variabel pada

penelitian ini adalah kedisiplinan santri Pondok Pesantren

Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan sebagai variabel terikat, dengan

indikator:

1) Melaksanakan semua aktivitas sehari-hari secara konsisten

(istiqamah) dan kontinyu.

2) Selalu tepat waktu

3) Motivasi kedisiplinan

4) Sanksi ketidak disiplinan

2. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik.10 Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah metode angket, observasi dan dokumentasi.

Metode ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh salat berjamaah dalam meningkatkan kedisiplinan santri di

Pondok Pesantren Al-Bakriyah Lomaer Blega Bangkalan.

(58)

47

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.11 Berangkat dari

pengertian tersebut, dapatlah dipahami bahwa populasi merupakan

individu-individu atau kelompok atau keseluruhan subyek yang akan

diteliti dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah santri putra dan putri Al-Bakriyah Lomaer Blega

Bangkalan yang berjumlah 320 santri.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak

diteliti.12 Menurut Soemanto, sampel adalah sebagian subyek penelitian

yang dipilih dan dianggap mewakili keseluruhan populasi.13 Sedangkan

mengenai jumlah sampel yang akan diambil, maka peneliti mendasarkan

kepada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa, "Apabila subyek

penelitian kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semuanya, sehingga

penelitiannya adalah populasi." Aka n tetapi, bila subyeknya

lebih dari 100 orang, maka diperbolehkan untuk mengambil sampel 10%

-15% dan 20% - 25% atau lebih.14

11 Ibid., h. 115.

12 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, h. 61

13 Soemanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Metode Kuantitatif dan Statistik Dalam Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset Ed. II, 1995), h. 39

(59)

48

Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik

Stratified

Random Sampling, yaitu dengan mengambil 25% dari jumlah populasi

yang ada. Yaitu akan mengambil sampel sebesar 25%. Yaitu 320x

Dikarenakan populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata.

Strata dalam hal ini ditentukan menurut jenjang Madrasah Tsanawiyah

(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Dengan demikian masing-masing

sampel untuk tingkat jenis pendidikan harus proposional sesuai dengan

populasi. Berikut ini adalah perhitungan sampel berstrata:

Diketahui populasi sebanyak 320 santri yang terdiri dari santri

MTs = 171 dan santri MA 149.

MTs =

MA =

80 = 37 santri

Jadi jumlah sampel =43 + 37 = 80.

Berikut adalah responden yang diajukan sebagai sampel dalam penelitian

[image:59.595.149.515.195.556.2]

ini:

Tabel 3.9

Daftar Nama Responden

No Nama Usia Sekolah Jenis

(60)

49

1 Ahmad Muzaki 13 MTs L

2 Abdur Rahman 13 MTs L

3 Muhammad Fajar Maulana 13 MTs L

4 Ahmad Dziky Asrori 13 MTs L

5 Mohammad Nur Hadi 13 MTs L

6 Adib Subaktiar 14 MTs L

7 Muhammad Abdul Aziz 13 MTs L

8 Muhammad Rifqi R 13 MTs L

9 Gusti Ainul Y 13 MTs L

10 Ahmad Syaifudin A. K 13 MTs L

11 Abdu Rahman Ardusi 14 MTs L

12 Franch Maylana Aljufri 14 MTs L

13 Muhammad Rizki R 14 MTs L

14 Andi Maulana Prabawa 14 MTs L

15 Zain Zunfaqor 14 MTs L

16 Muhammad Nurdin Wahid 13 MTs L

17 Inzaghi Fidwido P 15 MTs L

18 Rochatul Qonaah 15 MTs P

19 Siti Taqdimul Kamaliyah 15 MTs P

20 Safira Rizqiah 13 MTs P

21 Yulita Eka 13 MTs P

22 Emi Syamila 13 MTs P

23 Sayyidatul Maghfioh 13 MTs P

24 Novia Umi Hanik 13 MTs P

25 Hasna Ulfadilah 13 MTs P

26 Sri Nur C

Gambar

      Tabel 3.1    Jumlah Pengasuh Ponpes Al-Bakriyah
 Tabel 3.2
Tabel 3.5  Jadwal Kegiatan Harian Santri Pesantren Al-Bakriyah
 Tabel 3.6 Jadwal Mingguan Santri Al-Bakriyah LomaerBlega Bangkalan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil : Dalam proses penyesuaian diri santri membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menyesuaikan diri terhadap kegiatan pesantren itu terbukti pada awal masuk

sebaik mungkin dalam memilih pelaksana pendidikan kedisiplinan santri, karena keterampilan dan kemampuan mereka merupakan unsur utama keberhasilan pencapaian tujuan

Konsep nilai Pendidikan Karakter yang ditawarkan oleh Yusuf Qardhawi ialah mengamalkan nilai-nilai yang bersifat Rabbani, sehingga selalu mendekatkan diri kepada Alloh SWT

Adapun jika dilihat dari tujuannya sebagian besar upaya menghidupkan al-Qur’an tidak hanya memiliki tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, namun juga bertujuan

Para transgender dalam penelitian ini memilih untuk berdamai dengan kondisi yang dimiliki dan memutuskan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan yang difasilitasi oleh

Alhamdulillahirabil’alamin penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

Para transgender dalam penelitian ini memilih untuk berdamai dengan kondisi yang dimiliki dan memutuskan untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan yang difasilitasi oleh

Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini membuktikan bahwa Dzikir Ratib Al-Haddad tidak hanya sebagai media mendekatkan diri kepada Allah saja melainkan juga sebagai media untuk