• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORI PSIKOGENIK DALAM MENJALIN RELATIONSHIP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN TEORI PSIKOGENIK DALAM MENJALIN RELATIONSHIP."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TEORI PSIKOGENIK DALAM MENJALIN RELATIONSHIP

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.psi)

Dalam Bidang Psikologi

Dosen Pembimbing :

Dr. Dr. Hj. Siti Nur Asiyah. M. Ag

Oleh :

Ardi Hamzah

NIM. B07209064

Fakultas Psikologi dan Kesehatan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

INTISARI

Dalam kajian teori psikoanalisa, ketika seseorang yang berkecenderungan menjalin hubungan dengan sesama jenis kelamin yang sama khususnya seorang pria yang suka dengan sesama pria maka dapat dikatakan suatu bentuk dari pertahanan diri terhadap ketakutan akan heteroseksualitas. Dimana kondisi ini menunjukkan suatu bentuk pola pengasuhan ibu yang seduktif dan sosok ayak yang bersifat memusuhi dan menolak (Riess, dalam Mears 1979). Jika ditinjau dari teori Psikoanalisis seseorang yang cenderung suka dengan sesama jenisnya kemungkinan besar anak laki-laki tersebut mengalami fiksasi dalam perkembangannya terhadap sosok ayah karena kurangnya kehangatan dan kasih sayang seorang ayah, minimnya pendekatan secara emosional dari ayah juga akan menyebabkan kompensaasi yang berlebihan pada anak akan keinginan untuk memiliki sosok ayah yang seperti diharapkannya dalam masa dewasanya. Penelitian ini hendak mengetahui mengetahui makna cinta dan seksualitas jika dikaji dengan teori psikogenik, yang terdiri dari psikoanalisa dan sosial behavioristik. Berdasarkan hasil dari data penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa cinta dalam seksualitas sebenarnya bukanlah faktor utama, berganti-ganti pasangan seksual sudah menjadi kultur mereka. Bahkan yang sudah menjalin komitmen dengan pasangannya, sudah bukan hal yang asing lagi ketika salah satu dari mereka juga melakukan hubungan seksual dengan lelaki yang lain. Dengan alasan menginginginkan fariasi seksual.

Kata Kunci : Makna cinta, Teori Psikogenik

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KEASLIAN PENELITIAN ... ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Homoseksualitas ... 8

B. Cinta ... ... 15

C. Seksualitas ... 18

D. Kerangka Teoritik ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 21

H. Pengecekan Keabsahan Temuan ... 28

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR BAGAN

(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kajian teori psikoanalisa, ketika seseorang yang berkecenderungan menjalin hubungan dengan sesama jenis kelamin yang sama khususnya seorang pria yang suka dengan sesama pria maka dapat dikatakan suatu bentuk dari pertahanan diri terhadap ketakutan akan heteroseksualitas. Dimana kondisi ini menunjukkan suatu bentuk pola pengasuhan ibu yang seduktif dan sosok ayak yang bersifat memusuhi dan menolak (Riess, dalam Mears 1979). Jika ditinjau dari teori Psikoanalisis seseorang yang cenderung suka dengan sesama jenisnya kemungkinan besar anak laki-laki tersebut mengalami fiksasi dalam perkembangannya terhadap sosok ayah karena kurangnya kehangatan dan kasih sayang seorang ayah, minimnya pendekatan secara emosional dari ayah jiga akan menyebabkan kompensaasi yang berlebihan pada anak akan keinginan untuk memiliki sosok ayah yan g seperti diharapkannya dalam masa dewasanya.

Jika ditilik lebih lanjut lagi, teori belajar sosial dapat dijadikan referensi untuk menyajikan dan memahami akan suatu hubungan sejenis. Teori tersebut mengatakan bahwa terciptanya hubungan sejenis tersebut merupakan hasil dari usaha seseorang mengartikan suatu hal yang tak terdefinisikan, ambigu, dan pengalaman seksual yang membingungkan (Plummer, dalam Victor 1980).

(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Perilaku menyimpang sesama jenis sebagai salah satu bentuk dari homoseksualitas sendiri telah lama ada diindonesia bahkan didunia, saat ini masalah homoseksual sudah tidak dianggap lagi sebagai kelainan seksual atau gangguan jiwa. Pada tahun 1973, karena menganggap homoseksual memiliki perbedaan hanya pada orientasi seksualnya, APA tidak lagi menggolongkan homoseksual sebagai mental disorder. WHO dan American Law Institute menghapus predikat penyakit mental mulai tahun 1981, sedangkan di Indonesia pada tahun 1983 oleh Perhimpunan Psikiater Indonesia

Kaum sesama jenis ini tidak ingin dikucilkan atau diasingkan dari masyarakat namun mereka yang merupakan bagian dari makhluk social yang membutuhkan pengakuan akan dirinya oleh masayarakat sekelilingnya. Salah satu problem yang dihadapi kaum ini selain pengakuan dan penerimaan masyarakat akan dirinya, adalah bagaimana kaum homoseksual ini dapat bertindak secara tepat dan berarti sehingga bisa diterima oleh masyarakat disekitarnya. Jelasnya manusia adalah makhluk social yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kesanggupan manusia untuk menyesuaikan diri dan dapat diterima oleh masyarakat sehingga terhindar dari kecemasan, kegelisahan, dan ketidakpastian.

(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dari survy awal yang dilakukan oleh peneliti, peneliti mendapatkan bahwa seorang pecinta sesama jenis mempunyai keinginan untuk mendapatkan kasih sayang dari orang-orang yang disukainyawalaupun sesama jenis seperti layaknya orang normal. Contohnya A, Usia 26 tahun pada survey awal mengatakan:

……aku juga pengen ngerasain dicintai dan disayangi sama smua orag yang

bener-bener aku suka.Wajar gak sih, perasaanku” ……..abisnya orang lain pasti liatnya

aneh, masak laki sama laki gandengan, mesra banget. Pasti langsung ngejudgenya gak

bener. Padahal kita juga punya keinginan yag sama.”

Dicermati lebih lanjut dari kelompok komunitas kaum pria yang juga suka dengan sesama pria ini, lebih berani memunculkan eksistensinya dalam masyarakat, walaupun tidak secara langsung akan tetapi melalui komunitas-komunitasnya. Berdasarkan latar belakang itulah, peneliti ingin meneliti tentang bagaimana seseorang pria yang suka dengan sesama pria memaknai pola hubungan cinta, kasih sayang dan erotisme seksual mereka.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan cinta dan seksualitas terhadap kaum gay.

C. Keaslian Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Mamin Suparmin, M.kes tentang Makna

Psikologi Perkembangan Peserta Didik memfokuskan mencari pengetahuan tentang

(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Nur Alfian dan Dewi Retno Suminar tentang Perbedaan Tingkat Kebermaknaan Hidup Remaja Akhir Pada Berbagai Status Identitas

Ego dengan Jenis Kelamin Sebagai Kovariabel (Penelitian Terhadap Mahasiswa Madura

di Surabaya) yang bertujuan untuk menguji perbedaan tingkat kebermaknaan hidup pada

mahasiswa dari Madura yang memiliki status identitas achieve, moratorium, foreclosure

dan identity difusion, dengan mengendalikan variabel jenis kelamin.

Penelitian yang dilakukan oleh diana Nova Fauzana tentang Makna Cinta Pada

Pasangan Tunanetra ini memfokukan pada bagaimana pasangan tunanetra memaknai

cinta mereka, apa saja komponen-komponen cinta serta apa saja tipe-tipe cinta yang terdapat pada pasangan tunanetra. Hasil penelitian ini adalah cara subjek dan pasangan memaknai cinta mereka adalah subjek dan pasangan subjek tetap saling memberikan perhatian, saling mengetahui kelebihan dan kekurangan satu sama lain, menerima pasangan apa adanya, serta tetap menjaga komitmen.

D.

Tujuan Penelitian

mengetahui makna cinta seksualitas kaum gay ditinjau dari latar belakang, proses menjadi gay, kehidupan keseharian yang meliputi pengalaman menjalin hubungan cinta, sehinga penulis berharap dapat memberi masukan bagi individual terutama kaum gay, agar mereka dapat melakukan intropeksi diri, merasakan bagaimana sebenarnya mereka memaknai cinta mereka terhadap pasangannya. Dengan demikian, diharapkan kaum gay mampu memanfaatkan hasil penulisan dengan baik untuk meningkatkan kualitas hubungan dengan pasangannya, serta memberikan motivasi yang membangun.

(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Apabila penelitian ini dilaksanakan, maka hasil penelitiannya akan bermanfaat sebagai

1. Teoritis

Sebagai bahan informasi penting untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya untuk psikologi abnormal dan psikologi klinis.

2. Praktis

a. Sebagai informasi penting bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengalami homoseksual khususnya gay agar lebih bisa memahami, menerima, merawat serta memberikana pendekatan yang positif.

b. Bagi masyarakat umum, agar bisa menerima, memahami, dan bisa melakukan pendekatan yang positif pada orang yang mengalami homoseksual bukan malah mengejek dan mengucilkannya.

c. Memberi inspirasi bagi orang lain yang menderita gangguan yang serupa maupun yang tidak memderita gangguan serupa agar mampu keluar dari masalahnya dan berbuat lebih baik lagi.

d. Bagi dunia konseling atau Paraterapis dapat memahami bagaimana terbentuknya perilaku gay dan bagaimana proses penerimaan diri bagi kaum gay.

F.

Sistematika Pembahasan

(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Bab I akan menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, fokus penelitian, penelitian terdahulu, tujuan penelitian, manfaat penelitianserta sistematika penulisan.

Bab II akan memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dimuat adalah teori yang menjelaskan tentang homoseksualitas, cinta, seksualitas dan kerangka teoritik.

Bab III akan memuat uraian tentang metode dan langkah-langkah penelitian secara operasional yang berisi tentang pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan data.

Bab IV akan memuat uraian tentang data dan temuan yang diperoleh dengan menggunakan metode dan prosedur penelitian pada BAB yang sebelumnya. Hal yang harus dipaparkan pada BAB IV ini adalah setting penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

(16)

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Homoseksualitas

1. Definisi Homoseksualitas

(17)

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 2. Karakteristik Homoseksual

Umumnya, hampir setiap kebudayaan tidak memberikan nilai negative pada suatu hubungan intim antara dua wanita dibandingkan hubungan intim antara dua laki-laki. Wanita bisa saling mencium, memeluk, bergandengan tangan di tempat umum, pria tidak terlihat lumrah jika melakukan hal tersebut. Adam dan Chiodo (dalam Carson, dkk., 1988) mengatakan bahwa banyak laki-laki gay dan perempuan gay memiliki

catatan masa lalu dimana mereka adalah individu yang sifatnya “sissies

dan “tomboy” selama masa perkembangan mereka. Perempuan yang

tomboy” adalah suatu kebanggaan tetapi laki-laki yang disebut “sissies

umumnya dimaknai negative. Wanita wajar jika mengenakan atribut laki-laki selama perilakunya tidak terlalu berlebihan, tidak akan mengundang perhatian namun tidak berlaku sebaliknya bagi laki-laki.

(18)

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id penulisan antropologi dan lintas budaya pada kebanyakan lingkungan, kaum lesbian umumnya tetap lebih jarang jika dibandingkan dengan homoseksual laki-laki. Terlebih lagi, jumlah penulisan dan hasil karya tulis mengenai homoseksual wanita jauh lebih sedikit dibandingkan dengan topic mengenai homoseksual laki-laki. Telah diteliti bahwa pola perkembangan yang terjadi antara wanita homoseksual dan heteroseksual adalah sama (Gagnon dan Simon; Martin dan Lyon, dalam Davison, 1978).

3. Faktor-faktor penyebab homoseksualitas

3.1. Genetik dan faktor hormon

Loraine dan koleganya (dalam Davidson, 1978) berpendapat bahwa testosterone pada pria homoseksual memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita heteroseksual. Penulisan lain juga menunjukkan konsentrasi testosterone yang tinggi pada urin gay dibandingkan dengan kaum heteroseksual. (Griffiths et al., dalam Mears, 1979). Kemudian juga ditemukan bahwa tingkat plasma testosterone juga berhubungan dengan gay (Gartrell et al., dalam Mears, 1979).

3.2. Teori Psikogenik a) Teori Psikoanalisa

(19)

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kebalikan dari bentuk pengasuhan dimana ibu adalah sosok seduktif dan ayah adalah sosok yang memusuhi dan menolak (Riess, dalam Meras 1979). Psikoanalisis kemudian melihat anak laki-laki mengalami fiksasi dalam perkembangannya terhadap sosok ayah karena kurangnya kehangatan dan kasih sayang dari ayah. Hal ini menyebabkan kompensasi yang berlebihan pada anak akan keinginan memiliki seorang ayah, dalam masa dewasanya, pria ini mencari pria lain yang mungkin dalam tahap ketidaksadarannya, sebagai pengganti ibunya.

b) Teori Belajar

(20)

hal-12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id hal yang tidak menyenangkan. Sehingga, faktor utama dari gay adalah keengganan terhadap heteroseksual (Feldman dan MacCuulloh, dalam Mears 1979). Berkaitan dengan pengalaman homoseksual dan reinforcement positif, perkembangan homoseksual sering dihubungkan dengan pengalaman homoseksual selama masa remaja atau dwasa awal.

Hasil perilaku manusia juga tak terlepas dari akibat mengobservasi pengalaman orang lain. Efek positif akibat dari suatu perbuatan cenderung ditiru dan efek negetif dihindari. Kondisi seperti in disebut Observational leraning, bahwa respon individu dipengaruhi oleh hasil mengobservasi orang lain, yang biasa disebut Model (Bandua, dalam Weiten, 1977). Perilaku homoseksual juga bisa diperkuat sebagai akibat dari observational leraning yang membawa efek positif dan menyenangkan.

c) Pola keluarga

Wyden dan wyden (dalam Meras dan Gatchel, 1979) menemukan beberapa korelasi yang menarik antara tipe keluarga terhadap timbulnya homoseksualitas.

1. Homoseksualitas jarang ditemui pada keluarga besar

(21)

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 3. Ketika anak-anak prahomoseksual masih kecil, cenderung

menganggap permainan seksual dengan anak perempuan adalah menjijikan.

4. Ayah dari anak laki-laki homoseksual, tidak seperti ayah dari anak laki-laki normal lainnya cenderung lebih kasar, juga lebib pasif dan menurut terhadap istri.

5. Ayah yang penuh cinta kasih dan maskulin dan memliki figure kuat di dalam keluarganya, jarang memiliki anak gay.

Heilbrun (dalam Mears, dan Gatchel, 1979) juga mengatakan bahwa identitas gender baik untuk anak laki-laki maupun perempuan akan berkembang baik jika ayah bersikap mengayomi dan memiliki peran yang kuat.

d). Pengasingan

(22)

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id terjadi pada kalangan remaja awal dan remaja karena adanya larangan yang ketat akan eksplorasi hubungan heteroseksual sehingga mereka mengekspresikannya melalui perilaku homoseksual tersebut.

3.3. Faktor Sosial Budaya

(23)

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id B. Cinta

1. Definisi Cinta

Cinta, satu kata yang memiliki ribuan makna. Manusia memiliki ketertarikan sendiri dalam merasakan, menggambarkan dan memaknai arti kata ini. Erich from menekankan cinta sebenarnya pada cinta yang dewasa. Cinta yang dewasa adalah penyatuan di dalam kondisi tetap memelihara integritas seseorang (Fromm, 2005).

Webster (dalam Myers, 1996) mendefinisikan cinta sebagai:

 Intensitas afeksi dan perasaan hangat pada seorang individu lain  Gairah seksual yang kuat pada seorang individu

 Rrasa suka dan antusiasme yang kuat  Kesediaan mengalah dan berkorban.

2. Karakteristik cinta

Secara umum hubungan romantic hampir selalu melibatkan keintiman secara fisik, hal ini yang membedakan dengan hubungan persahabatan, dimana intimasi secara verbal lebih mendominasi. Pengaruh budaya juga menentukan tingkat kontak fisik yang dapat diterima masyarakat setempat.

(24)

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Passion atau gairah yaitu dorongan yang mengarahkan pada daya tarik fisik

serta perilaku seksual.

b. Intimacy, meliputi perasaan akan kedekatan, keterhubungan, keterikatan

dalam hubungan cinta. Komponen ini mengandung perasaan kagum dan ingin memberikan perhatian terhadap orang yang dicintai. Sternberg percaya bahwa komponen tersebut sama dengan cinta kepada pasangan kekasih, seorang anak atau seorang sahabat.

c. Commitment: mengarah kepada kepada keputusan jangka pendek untuk

mencintai seseorang, dan pada jangka panjang untuk tetap memelihara cinta ttersebut. Ini adalah komponen cinta yang paling kognitif.

Berdasarkan 3 komponen cinta ini, Strenberg membagi cinta dalam 7 jenis:

a. Liking atau friendship love: Hubungan yang hanya melibatkan

keintiman tanpa gairah dan komitmen. Ada kedekatan, saling pengertian, dukungan emosionaldan kehangatan.

b. Infatuation: Hubungan yang hanya melibatkan gairah, misalnya one

night stand.

c. Empty love: Hubungan dengan komitmen tanpa gairah dan keintiman.

d. Romantic love: cinta yang melibatkan gairah dan keintiman.

(25)

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

e. Companionate love: Cinta yang terdiri dari keintiman dan komitmen

tanpa melibatkan gairah seksual, sperti hubungan persahabatan.

f. Fatuous love: Cinta yang melibatkan gairah dan komitmen tanpa

intimacy, seperti cinta pada pandangan pertama.

g. Consummate love atau cinta yang sempurna, terdiri dari seluruh aspek

yang ada baik gairah, keintiman, maupun komitmen yang biasa dijuumpai pada hubungan cinta orang dewasa atau hubungan anatara orang tua dan anak.

Duffy dan rusbult (dalam Myers, 1996) menyatakan bahwa orang akan lebih komitmen pada suatu hubungan ketika :

a). Mereka puas dengan hasil yang mereka peroleh

b). Tidak adanya alternative hubungan lain yang dapat dimasukinya

c). Mereka telah menginvestasikan beberapa sumber yang cukup besar dalam hubungan itu (seperti waktu, usaha, pengungkapan diri, persahabatan yang timbale balik, berbagi milik).

C. Seksualitas

(26)

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id cara individu mendefisinikan dirinya sendiri menyangkut seksualitasnya (Munti, 2005). Dari definisi tersebut dapat dirumuskan menjadi tiga kategori antara lain:

Pertama, biologis, merupakan seks sebagai kenikmatan biologis, baik untuk

tujuan prokreasi atau rekreasi. Kedua, sosial termasuk hubungan individu yang melakukan hubungan seksual baik yang disahkan ataupun yang dipandang menyimpang. Ketiga, subjektif yang berarti kesadaran tentang identitas diri sendiri ataupun kelompok (Jackson&Scott, 2005;dalam munti).

D. Kerangka Teoritik

Gay adalah sebuah label yang ditujukan kepada homoseksualitas laki-laki yang mempunyai pola hubungan cinta, kasih sayang, dan erotisme seksual pada sesama laki-laki. Sebagian besar dari mereka menjalin hubungan cinta layaknya pasangan hetero seksual dan juga diselingi dengan aktivitas seksual, Banyak dari mereka yang masih menyembunyikan atau menutupi identitas seksualnya yang sebenarnya, karena banyaknya konsekuensi buruk yang akan didapatkan ketika harus mengakuinya. Dengan berbagai siasat, hingga kini mereka bisa tetap mempertahankan identitas seksualnya guna memenuhi kebutuhan cinta dan seksualnya.

(27)

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pencapaian orgasme daripada hubungan seksual dengan laki-laki dan perempuan yang memiliki harapan erotis (Bode dan Hite, dalam Victor 1980). Namun saat ini pernikahan sesama jenis kelamin masih belum mendapatkan legalitas. Kondisi tersebut membawa penulis ingin mengetahui dan menganalisis lebih dalam bagaimana kaum gay memaknai cinta dan seksualitas dalam menjalin hubungan cinta dengan pasangannya dilihat dari latar belakang, proses menjadi gay, kehidupan gay dan pengalaman menjalin gay.

Bagan Kerangka Teoritik

Proses menjadi gay

Kesadaran diri dan penerimaan diri

Makna cinta dan seksualitas Pengalaman menjalin

(28)

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Dimana metode studi metode kasus menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan teliti terhadap seorang individu, keluarga, kelompok, lembaga atau unit sosial lain.

Tipe dari studi kasus yang dipilih dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik. Studi kasus intrinsik adalah Penelitian yang dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu studi kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi. Selanjutnya mengeksplorasi tema yang dianggap penting dalam penelitian ini, yaitu Kajian teori psikogenik dalam menjalin relationship.

B. Kehadiran Penelitian

(29)

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

subyek dan informan. Sedangkan peneliti berperan sebagai pengamat ketika peneliti hanya melihat aktifitas yang dilakukan subyek dengan lingkungan sekitar tanpa ikut terlibat secara langsung. Adapun status peneliti ini keberadaannya diketahui oleh subyek dan informan yang terlibat.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil setting tempat tinggal subyek yang masing-masing tinggal berada di daerah Surabaya dan Sidoarjo, Taman Bungkul serta Cafe-cafe dimana dijadikan tempat nongkrong subyek.

Adapun pertimbangan yang mendasari peneliti memilih rumah subyek sebagai tempat penelitian ini yaitu subyek masih ada yang tinggal satu atap dengan keluarga dimana bisa dijadikan informan sehingga mempermudah mendapatkan data baik melalui wawancara maupun observasi. Dan untuk melihat bagaimana subyek berinteraksi dengan komunitasnya maka Peneliti melakukan penggalian data di Taman Bungkul serta Cafe-cafe yang sering dijadikan nongkrong subyek dengan komunitasnya.

D. Sumber Data

(30)

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

belakang subyek penelitian dan data hasil wawancara dengan orang gay dan informan yang lain.

Sumber dara adalah dari mana data penelitian dapat diperoleh.

Sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengambil data antara lain dari :

1. Library Research yaitu data yang berasal dari berbagai referensi, buku-buku ilmiah, dokumen-dokumen, serta informasi-informasi lainnya (yang berhubungan dengan permasalahan penelitian) untuk dijadikan rujukan yang lebih mendasar atau rasional serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Zed, 2004).

2. Field Research yaitu mencari data dengan cara terjun langsung pada subyek penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data yang kongkrit teantang segala sesuatu yang diteliti baik dengan wawancara maupun observasi terhadap subyek dan informan penelitian (Mardalis, 1995).

Adapun yang dijadikan peneliti sebagai sasaran sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Menurt Dede Oetomo ( 2011 ) berdasarkan perannya gay terbentuk

menjadi 3 jenis, Yaitu gay “Top” merupakan gay yang peran seksualnya sebagai

(31)

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Informan dalam penulisan ini dipilih dengan syarat, yaitu pertama, kaum gay yang tinggal di Surabaya dan Sidoarjo, mencakup tiga peran yang ada dalam

dunia gay yaitu “Top”, “Bottom”, dan “Verstile”. Yang kedua, kaum gay yang

relatif sudah pada tahap penerimaan diri ataupun yang sudah coming out.

Jumlah informan dalam penulisan ini adalah fleksibel, artinya dapat bertambah atau berkurang tergantung pada data yang diperoleh mampu memberikan penjelasan dan pemahaman tentang permasalahan yang akan diteliti. Kesediaan informan untuk berpartisipasi juga diperhatikan

E. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan. Menurut Hadi (1990) agar dalam penelitian ini memperoleh data yang valid, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Metode Observasi

Peneliti menggunakan metode ini untuk terjun secara langsung mengamati obyek yang diteliti yaitu tempat tinggal subyek dan lingkungan sekitarnya maupun subyek penelitian. Peneliti memperhatikan langsung bagaimana situasi dan keadaan tempat tinggal subyek dan lingkungan sekitarnya.

(32)

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ada alat standart lain untuk keperluan tersebut (Nasir, 1995). Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah melihat secara langsung bagaimana kondisi dan sikap subyek ketika proses wawancara berlangsung serta bagaimana aktifitas subyek ketika berada di rumah dan ketika bergaul dengan teman komunitasnya.

2. Metode Interview

Interview merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam dua orang atau lebih bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, 1988).

(33)

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id F. Pertanyaan Penelitian

Berikut ini pertanyaan penelitian yang akan diajukan kepada subyek penelitian berdasarkan aspek-aspek yang akan diungkap:

1. Who am I....????

Pada aspek ini pertanyaan yang disajikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang berisi tentang bagaimana proses atau yang melatar belakangi dia menjadi gay.

2. Am I Gay..???

Pada aspek ini pertanyaan yang disajikan berupa pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana mulai subjek menyadari dirinya seorang gay dan bagaimana cara subjek mulai menerima bahwa dia gay.

3. What Life Beneath

Pada aspek ini pertanyaan yang disajikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang mencakup aktivitas subjek, pandangan subjek tentang hidupnya ke depan, Proses coming out serta menjalin relasi sosial baik dengan kaum homoseksual maupun heteroseksual.

4. Would you be my boyfriend....?????

Pada aspek ini pertanyaan yang disajikan berupa pertanyaan-pertanyaan yang mencakup peran kaum gay dalam hal aktivitas cintanya dan bagaimana perilaku subjek dalam menjalin hubungan cinta.

(34)

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Aspek ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana subjek mempertahankan existensi cintanya terhadap pasangannya.

6. Me against the world

Bagian ini merupakan bukan bagian pertanyaan, melainkan hasil analisis terpadu dari kelima macam subpertanyaan tersebut

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data berdasarkan tema, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensistensikan, menentukan dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan yang akan dipelajari dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan pada orang lain (Moleong, 2005).

Dalam penelitian ini langkah penting pertama sebelum analisis dilakukan adalah dengan membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari.

(35)

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

terakhir peneliti menyeleksi kategori yang paling mendasar dan menghubungkan dengan kategori-kategori lain dan dan menvalidasi hubungan tersebut.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan

Teknik keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini adalah melalui beberapa cara yakni:

1. Perpanjangan keikutsertaan peneliti dalam melakukan wawancara. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara dengan subyek maupun informan penelitian secara bertahap.

2. Ketekunan pengamatan dimaksudkan untuk menentukan data dan informasi yang relevan dengan persoalan yang sedang dicari oleh Peneliti, kemudian Peneliti memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Ketekunan peneliti dalam Penelitian Kualitatif menunjukkan satu kegigihan dalam menemukan atau mengejar data yang sudah diperoleh untuk lebih diperdalam dan data yang belum ada terus diupayakan keberadaannya.

(36)

28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih tujuh bulan dimulai sejak pertengahan bulan januari 2014 dan berakhir pada akhir september 2014. Adapui rentang waktu penelitian ini dihitung sejak proses pencarian objek penelitian hingga disusunnya laporan hasil penelitian ini secara bertahap. Waktu penelitian ini adalah waktu efektif. Setiap tahapan yang terjadi tidak berjalan secara mutlak, namun bisa diselingi dengan tahap selanjutnya demi efektifitas waktu tanpa mengurangi esensi dari penelitian itu sendiri.

(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

data yang akan diberikan, sehingga Peneliti memilih untuk mencari subjek lain.

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahapan yang pertama adalah penentuan karakteristik dan status subjek penelitian ini ingin mengetahui bagaimana makna cinta dan seksualitas pada kaum gay. Dalam hal penentuan karakteristik dan status subyek, pada awalnya peneliti menemukan karakteristik yang berbeda sebelum dan sesudah terjalin kedekatan subjek dengan peneliti. Namun setelah dikaji lebih mendalam melalui teori serta pendekatan diri peneliti terhadap semua subjek, akhirnya disusunlah kriteria untuk subjek penelitian berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam BAB III.

Tahap kedua adalah penelusuran informasi tentang subjek penelitian. Hal yang pertama kali dilakukan peneliti adalah mengikuti kegiatan kumpul bersama dengan komunitas subjek, selain itu melakukan observasi selama acara berlangsung dan memilih beberapa calon subjek kemudian peneliti melakukan pendekatan dengan melakukan wawancara di masing-masing rumah atau cafe di mana sudah disepakati sebelumnya untuk menjalin kepercayaan subjek terhadap peneliti, peneliti berusaha untuk mengakrabkan diri selama pembicaraan dan berusaha untuk menjadi pendengar yang baik.

(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

32

terungkap dan terseleksi 1 subjek yang berinisial AS, namun setelah beberapa hari subjek melakukan wawancara lanjutan, AS mengundurkan diri karena pasangan AS cemburu terhadap Peneliti dan mengancam akan membunuh AS dan Peneliti jika proses penggalian data dilanjutkan. Selanjutnya peneliti mencari beberapa orang dengan dua kriteria yang berbeda yaitu Bottom dan Verstille melalui aplikasi semacam gay datting. Setelah peneliti mendapatkan yang sesuai dengan kriteria maka tahap selanjutnya melakukan negosiasi dan alhasil peneliti mendapatkan 2 subjek yang bersedia untuk diteliti dengan syarat subjek yang menentukan waktu pengalian data secara informan.

Tahap selanjutnya atau tahap yang ketiga adalah tahap pengumpulan data yang berupa wawancara langsung disertai dengan observasi, namun sebelum tahap ini dilakukan, terlebih disusun sebuah pedoman wawancara yang menjaga agar penggalian data ini tetap fokus pada data-data yang ingin diungkap. Pedoman wawancara tersebut tidak berlaku mutlak, namun menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Adapun proses pengambilan data untuk penelitian ini dapat diadministrasikan sebagai berikut:

Tabel 1: Jadwal Pengambilan Data

Identitas Tempat Waktu Kegiatan

(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

Pk.20.00-23.30 membangun report

Gagal Surabaya 25 Januari 2014

Pk.22.00-00.30

Observasi dan membangun report

Gagal Sidoarjo 29 Januari 2014

Pk.21.00-24.00

Wawancara

Gagal Surabaya 01 Februari 2014

Pk.23.00-02.00

Wawancara

JS Sidoarjo 08 Februari 2014 Pk.19.00-21.30

(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Pk.22.00-24.30 membangun report

KY Surabaya 26 April 2014

Pk.21.30-23.00

Wawancara I

JS Surabaya 31 April 2014 Wawancara III serta wawancara dengan

significant others

KY Sidoarjo 17 Mei 2014

Pk.23.30-02.00

Observasi

JS Surabaya 07 Juni 2014 Wawancara IV

KY Surabaya 23 Agustus 2014

Pk.22.00-00.15

Wawancara III serta wawancara dengan

significant others

KY Surabaya 20 September

2014 Pk. 21.00-23.00

Wawancara IV

(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

subjek asalkan tidak mengganggu proses wawancara yang lain. Proses observasi terhadap subjek dilakukan selama proses wawancara dengan membuat catatan-catatan kecil secara sederhana dan hal ini langsung disalin segera mungkin agar tidak lupa.

Setelah semua hasil wawancara ditulis dalam bentuk transkrip, maka kepada transkrip-transkip wawancara tersebut dilakukan koding, setelah koding ini selesai barulah bisa dilakukan analisis terhadap penelitian yaitu mengkategorikan data-data yang relevan dengan fokus masalah yang telah peneliti tetapkan. Data mana yang dapat dikategorikan sebagai jawaban dari bagaimana pemaknaan cinta dan seksualitas pada kaum gay.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Temuan Penelitian

Maka selanjutnya akan dipaparkan riwayat kasus subyek penelitian sebagai berikut :

Subjek 1

a. Who am I.??

Nama (inisial) : JS

Usia : 32 tahun

(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

Urutan anak : Anak terakhir dari empat bersaudara

Deskripsi :

JS hidup dari keluarga yang selalu memperhatikannya tidak pernah mendapat pukulan atau pengalaman buruk dari keluarga. Sampai sekarang setelah orang tua JS mengetahui bahwa anaknya adalah gay, perhatian mereka tidak pernah putus, bila JS tidak pulang rumah tanpa ada izin maka Ibu JS langsung menelfon atau mengirim bbm.

Hubungan dengan kakak laki-laki ketika masih kecil tidak begitu dekat, sebab JS tidak menyukai permainan dan menggunakan mainan milik anak laki-laki. Misalkan, ketika diajak bermain sepakbola oleh kakaknya JS tidak mau, karena JS tidak menyukainya. Baru setelah dewasa JS dekat dengan kakaknya karena sama-sama menyukai musik rock yang keras.

(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37

Ketika di rumah JS lebih senang membantu ibu, setiap berbelanja ke warung, atau diajak berbelanja ke pasar, begitu juga ketika disuruh membantu memasak. Sang ibu sendiri juga pernah mengakui kalau lebih senang menyurh JS untuk membantunya dari pada kakak-kakaknya. Dengan alasan JS lebih menurut dan mudah bila disuruh membantunya. Sehingga sampai sekarang pun memasak menjadi kebiasaan.

Semasa bangku Sekolah Dasar, subjek mempunyai teman akrab laki-laki dua orang, bersama mereka subjek berteman dekat. Ketika berteman akrab dengan mereka bukan berarti cara bermain sudah berubah, tetapi tetap seringkali bermain peran sebagai perempuan. Seperti bermain ibu-ibuan, ada yang menjadi wanita hamil dan lain sebagainya. Sehingga walaupun teman sekelompok laki-laki-laki tetapi bentuk permainan tetap seperti perempuan.

(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

jika diajak bermain oleh Satria, karena bentuk permainannyalaki-laki. Sehingga kalu bermain JS lebih suka dengan teman perempuannya.

JS ketika di SMA bertemu lagi dengan Satria, keakraban yang dulu pernah terjalin, sekarang bertambah dekat. Apalagi saat itu keluarga Satria sedang terjadi masalah besar (broken home), sehingga sering mencurahkan keluh kesahnya ke JS. Bersama Satria akhirnya JS berani berubah, yang dulunya pendiam maka ketika SMA JS sudah mulai main kemana-mana, tetapi tetap asalkan ada Satria. Bila Satria mengajak menenggak minum-minuman keras, maka JS juga ikut, Satria main kemana saja selalu diikuti, namun bila Satria tidak ada JS memilih tidak ikut.

(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

Akhirnya sampai pada kejadian yang tidak pernah dilupakan oleh JS, yakni ketika JS dan Satria berciuman. Saat itu kronologisnya dilatarbelakangi oleh Satria tidak naik ke kelas tiga, karena alasan itulah dia sempat diusir dari rumah. Maka dia pergi ke rumah JS, kondisi rumah JS saat itu lagi sepi dan kejadian yang tidak pernah terfikirkan oleh JS sebelumnya terjadi. Perasaan JS saat itu aneh, padahal sebelumnya tidak ada fikiran untuk berciuman atau hasrat seksual terhadap dia, tidak ada fikiran yang menjurus kearah sana.

Setelah kejadian tersebut, Satria mulai menjauh, digambarkan oleh JS Satria seperti jijik terhadap dia. Tidak ada komunikasi lagi diantara mereka berdua sehingga maksud ciuman tersebut sampai sekarang tidak pernah terdefinisikan. JS akhirnya menjadi bingung, dimana pun JS berada selalu teringat dengan Satria. Kebingungan-kebingungan mulai dialami oleh JS.

(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

b. am I Gay.???

JS mengetahui istilah gay dari Ani sahabat perempuannya ketika di SMA. Saat itu setelah ditinggal Satria, JS seperto orang kebingungan, selain bingung dengan konflik batin karena menyukai sesama jenis, juga karena kehilangan Satria. Akhirnya JS menceritakan permasalahannya kepada Ani. Dari situlah baru JS mengetahui kalau dia adalah gay, seperti Ani yang saat itu menjadi lesbi.

Mendengar penjelasan Ani, JS terpukul berat. Tidak tahu apa yang harus dilakukan dan harus bagaimana. Setelah lulus SMA, JS menutup diri, aktifitasnya diam diri di kamar sambil membaca buku. Tidak banyak hal lain yang JS lakukan.

Sempat JS bekerja di wartel, sebelum bertemu dengan teman-teman gay yang lain. Selama bekerja di wartel, ketika ada pengunjung perempuan, tidak ada rasa ketertarikan sama sekali, walaupun bisa dikatakan cantik. Namun sebaliknya jika ada pengunjung atau pejalan kaki laki-laki yang lewat didepan wartelnya, selalu ada keinginan untuk memperhatikan.

(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

41

serupa ternyata juga dialami oleh teman satunya, yang telah menjadi gay dan tinggal di pulau Bali.

JS mengetahui keberadaan perkumpulan para gay di kota Malang dari teman-temannya tersebut. JS diajak berkenalan dengan dunia malam para kaum gay. Dimana tempat mereka membangun komunitas dan membangun eksistensinya sebagai gay. Saat itu pergaulan JS menjadi lebih luas, banyak mempunyai kenalan gay-gay yang lain.

Berhubungan seksual belum pernah JS lakukan, sebelum mengenal dunia para gay. Baru setelah terjun dalam komunitas mereka, subjek seringkali melakukannya. Bagi JS setelah masuk menjadi bagian dari mereka, kebingungan dan dilema yang ada sudah berkurang. Dengan adanya mereka mampu menguatkan jati dirinya sebagi gay.

c. What Life Beneath

(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

42

gay. Pada saat kejadian tersebut orang tua tidak memarahi JS tetapi langsung menyalahkan diri mereka sendiri. Hanya saja kadangkala ibu JS sering memperingatkan jangan ciuman ya, terus ingat sholatnya. Sikap tersebut menurut JS sendiri merupakan suatu bentuk, bahwa mereka belum bisa menerima sepenunya atas kondisi anaknya yang menjadi gay.

Keluarga JS dapat menerima kondisinya, walaupun sampai sekarang masih ada keinginan dari mereka agar anaknya dapat berubah. Ketika keluarga mengetahui bahwa anaknya adalah seorang gay, pihak keluarga tentunya juga terkejut, tetapi tidak lantas bagi keluarga JS untuk melakukan kekerasan atau tindakan anarkis terhadapnya. Bahkan orang tua JS merasa menjadi penyebab atas keadaan JS yang menjadi gay.

Selain itu ketika ada teman laki-laki JS yang datang ke rumah, maka sikap kedua orang tua JS seperti tidak bisa menerimanya. Mereka langsung menginterogasi dan bertanya banyak hal. Mencurigai setiap JS membawa teman laki-laki. Lain lagi ketika yang datang wanita, maka sikap kedua orang tuanya menanggapi dengan wajar seperti kedatangan tamu pada umumnya.

(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

43

menakutkan bagi gay karena dari situlah peling tidak sudah memberikan pola hidup yang berbeda. Ketika gay memilih melajang seumur hidupnya berarti harus menerima konsekuensi bagaimana masyarakat luas memandang dia. Bagi JS walaupun kedua orang tuanya sudah mengetahui dia sebagai gay tetapi tuntutan tersebut tidak hanya berasal dari keluarga tetapi juga masyarakat sekitarnya.

Kadangkala JS juga merasa ketakutan sendiri ketika ditanya pandangan masa depan. Ingin membahagiakan orang tua, dengan cara apa, tentunya bila ditanya mereka menginginkan anaknya bisa berkeluarga dan menjadi orang yang sukses. Kemudian jika tetap menjadi gay juga tidak akan menjadi bahagia dengan hanya diakui oleh negara, apalagi keinginan untuk sembuh, bagi JS itu tidak mungkin.

(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

44

Sebenarnya bila melihat pola penerimaan masyarakat Indonesia terhadap keberadaan homoseksual khususnya gay tidak perlu terlalu dikhawatirkan atau terlalu ditakutkan karena menurut JS di Indonesia tidak seberapa keras jika dibandingkan dengan negara yang lain seperti Filipina, Thailand dan Malaysia. Sehingga bila memandang orang homoseksual disudutkan itu tidak benar menurut JS asalkan seorang homoseksual bisa memposisikan diri ketika di lingkungan umum dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang umum, maka mereka juga bisa menerima, dan sebaliknya orang hetero juga tidak menyinggung kaum homoseksual maka semuanya akan baik-baik saja. Dengan adanya budaya toleransi yang ada di Indonesia menurut JS mampu menjembatani hubungan antara orang heteroseksual dan homoseksual.

4. Would you be my boyfriend. ??

(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

45

Gay mengetahui dirinya termasuk bottom atau sebaliknya tentunya setelah menjalani hubungan seksual dengan sesama gay, JS sendiri mengatakan bahwa dia vers setelah melakukannya. Awal dia melakukan hubungan seksual sesama gay setelah bertemu dengan komunitasnya. Dalam berhubungan seksual tersebut adakalanya membayangkan sangat diperlukan bagi JS dan juga menghayati peran tertentu.

Masalah percintaan, JS mempercayai adanya cinta diantara pasangan gay, padahal banyak diantara teman-temannya yang tidak mempercayainya. Dari yang JS rasakan dia bisa menyukai pasangannya dan meyakinkan pasangannya bahwa ada cinta diantara mereka. Sebelum mengenal JS, pasangannya tersebut juga tidak mempercayai adanya cinta. Dia sering bergonta ganti pasangan, dan baginya JS juga hanya menjadi pasangan sementara saja. Tetapi setelah lama mengenal JS dan rupa-rupanya JS tetap disampingnya bahwa baru dia percaya bahwa memang ada kemungkinan ada cinta diantara pasangan gay.

(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

46

menikah berdua ke luar negri, tetapi ketika dipikir ulang baginya buat apa pernikahan, karena hubungan mereka tidak seperti orang hetero yang semestinya pernikahan sebagai jalan mereka untuk mengesahkan suatu hubungan, tetapi kalau bagi pasangan gay untuk apa, pikir JS.

5. Love is love

Ketika ditanya kapan mulai berpacaran, JS mengaku ketika mengikuti suatu komunitas gay di daerahnya, disana dia bertemu dengan banyak teman yang sesama gay termasuk bertemu dengan pacar laki-lakinya. Namun kendala yang dihadapi JS saat menjalani percintaan dengan dasar komitmen ialah cemburu.

JS menerangkan setelah berkomitmen dan percaya adanya cinta diantara mereka kemudian tetap setia hanya melakukan hubungan seksual diantra keduanya. Itu tidak berlaku dalam bentuk hubungan seksual diantara mereka atau gay secara umum. Walaupun mereka sebagai pasangan, untuk menemukan fariasi seksual biasanya mereka mencari gay lagi untuk menemani mereka berhubungan seksual, dengan kata lain threesome. Atau ketika diluar daerah atau kota biasanya JS mencari lawan berhubungan dari gay lain tanpa sepengetahuan pasangannya tersebut.

(54)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

47

pasangannya tersebut, bagi JS ketika dia menginginkan seorang gay yang tidak dia kenal maka dia bisa melakukan hubungan seksual setelah mengenal lebih jauh, seperti berbincang-bincang terlebih dahulu, melakukan pendekatan dan baru kemudian JS bisa melakukannya. Tetapi menurut keterangan dia, banyak teman-temannya yang langsung bahkan kadang tanpa berbincang-bincang terlebih dahulu begitu terlihat pasangannya mau maka bisa langsung melakukan hubungan seksual.

Subjek 2

a. Who am I.??

Nama (inisial) : KY

Usia : 34 tahun

Pekerjaan : Konselor di salah satu LSM

Urutan anak : Anak terakhir dari empat bersaudara

Deskripsi :

(55)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

48

berperekonomian cukup, sehingga ketika KY diasu oleh pakdenya keluarga menganggap tidak ada masalah.

Seingat KY keluarga yang mengasuhnya bersikap baik terhadapnya, walaupun kadangkala KY sering ditinggal keluar kota karena masalah pekerjaan, sehingga kalau sudah seperti itu KY dititipkan ke tetangga. Pernah suatu saat KY ditinggal keluarga pakdenya ke Surabaya, sehingga dia dititipkan ke tetangga. Oleh tetangganya KY dicium, dipeluk hingga KY dioral oleh tetangganya yang berjenis kelamin laki-laki tersebut. Saat itu KY mengaku tidak merasakan apa-apa, dan kejadian tersebut KY ceritakan kepada budhenya. Ternyata oleh budhenya hanya dianggap cerita biasa dan ditanggapi dengan senyuman saja. Baru KY tahu setelah dewasa, ternyata tetangganya seorang gay.

Walaupun KY laki-laki ternyata ketika masih kecil sering dikatakan oleh tetangga-tetangganya cantik. Bahkan Ibu KY sendiri lebih senang mendandani KY seperti perempuan, misalkan dengan memberi poni. Akhirnya tidak jarang jika orang lain menanyakan KY itu laki-laki atau perempuan.

(56)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

49

KY juga lebih gemar menggunakan mainan perempuan, seperti boneka-bonekaan. Saat itu kalau KY menginginkan mainan anak perempuan dan tidak dibelikan maka akan menangis. Tetapi berbeda dengan JS, walaupun dia punya mainan anak perempuan, dia juga harus memiliki mainan anak cowok, sehingga meskipun punya boneka, KY juga punya mobil-mobilan. Begitu juga dengan teman, KY tidak hanya berteman dengan laki-laki tapi juga perempuan.

Semasa Sekolah Dasar, tepatnya kelas empat kehidupan KY kembali berubah. Dia kembali ke orang tua kandungnya, karena lagi-lagi permasalahan ekonomi. Keluarga pakdenya sedang mengalami keterpurukan perekonomian. Hal itu terjadi karena pakdenya atau bapak angkat KY mempunyai kebebasan minum-minuman keras. Maka sejak saat itu KY kembali kekeluarganya.

KY sering dikatakan bencong sama teman-temannya di lingkungan Sekolah Dasar, tetapi saat ini KY menganggapnya hal biasa. Teman yang dia miliki saat itu kebanyakan juga perempuan, kalaupun ada laki-lakinya jumlahnya lebih kecil.

(57)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

50

sehingga mereka menjadi lebih tidak takut lagi ketika memanggilnya bencong. Sebab itulah KY lebih senang berteman dengan anak perempuan, karena ketika KY dilecehkan maka teman-teman perempuannya pasti langsung akan membela.

Ditengah-tengah pelecehan yang kerap kali KY terima, KY menyimpan perasaan suka dengan teman laki-lakinya. Tetapi perasaan tersebut hanya mau KY pendam. Secara lebih jauh saat itu KY tidak mengetahui apakah perasaan itu cinta atau yang lainnya, tetapi yang dia tahu saat itu, ada perasaan senang terhadapnya. Tidak ada dilema ketika menyukai teman sejenisnya, karena KY sendiri menganggap saat itu belum mengetahui apa-apa tentang dirinya.

Ternyata sakit hati ketika dilecehkan dengan panggilan bencong, menjadi prinsip bagi KY untuk berani melawan. Maka ketika KY memasuki SMA. KY sudah mulai melawan jika ada teman atau orang lain yang melecehkannya.

(58)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

51

Hanya saja kebingungan dan dilema tersebut KY salurkan pada aktifitas-aktifitas di sekolah. Seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahan. Hampir semua jenis kegiatan KY ikuti. Mulai dari voli, basket, sampai menari dan karawitan. Teman-temannya juga diajak, baik teman perempuan yang jumlahnya lebih banyak, ataupun teman laki-lakinya. Tidak jarang teman laki-laki KY yang mau diajak mengikuti kegiatan kesenian khas perempuan seperti menari dan karawitan.

Prinsip KY yang menyukai aktifitas-aktifitas perempuan, juga tetap diimbangi dengan tetap bisa memainkan kegiatan khas laki-laki. Tetapi seringkali ketika KY sedang tidak ada aktifitas, kebingungan yang dirasakan muncul kembali. Dilema-dilema tersebut kembali membayangi, kenapa dia bia menyukai teman laki-lakinya sendiri.

(59)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

52

Keluarga besar KY ada yang juga gay, ada dari salah satu pamannya dan sepupunya yang KY lihat sebagai gay.

Lingkungan rumah KY, seperti tetangga-tetangganya tidak lain adalah saudara-saudaranya sendiri. Jadi bila digambarkan keluarga besar KY, seperti paman, pakdhe, tinggal dalam satu daerah atau satu desa. Sehingga KY sendiri sangat hati-hati untuk menyimpan identitas diri dia yang sebenarnya.

b. am I Gay..??

KY mengetahui kalau dirinya termasuk seorang homoseksual dari majalah GAYa Nusantara atau lebih dikenal dengan majalah GN. Dari sana dia mengetahui beberapa alamat gay yang dapat dihubungi, KY datangi tempat tersebut dan akhirnya mulai kenal dengan beberapa orang gay. Itulah awal dimana KY mengenal dunia gay. Sejak saat itu dia lebih memilih dengan dunia barunya.

(60)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

53

tidak pernah mengatakan secara verbal kepada orang tuanya atau salah satu dari keluarganya kalau sebenarnya dia gay, tetapi KY yakin keluarga sudah tahu siapa dirinya, semua itu bisa dilihat dari perilaku KY, dan aksesoris yang dia kenakan. Sebab pernah suatu saat dompet KY hilang, dan ada yang mengembalikan ke rumah. Padahal di dalam dompet tersebut terdapat foto dia ketika berdandan cantik, dan KY mengaku kalau foto itu memang dirinya, dari situ KY menganggap bahwa orang tuanya sudah mengetahui.

KY sendiri kadangkala menginginkan orang tuanya tahu siapa dirinya, tanpa KY mengatakannya. Tetapi lain kali dia merasa kasihan pada orang tuanya kalau mengetahui tentang siapa dirinya. Kasihan kalau nanti sampai memikirkan kondisinya.

c. What Life Beneath.??

Keluarga besar KY juga mengetahui sebatas tau dia bencong, Bila keluarga kecilnya tidak sampai melakukan pelecehan terhadap KY, tetapi lain lagi dengan keluarga besarnya, pernah melontarkan kata-kata kasar pada KY dan juga mengolok-ngoloknya. Sejak saat itu KY menjadi enggan jika harus pergi ke rumah saudara-saudaranya.

(61)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

54

pernikahan bagi seorang gay adalah hal yang sangat serius. Tidak sesederhana hanya mampu menghamili seseorang perempuan tetapi sudah pada pertaruhan antara identitas sebagai gay dan beban terhadap istri ketika sudah menikah nantinya. Anggapan KY ketika gay dihadapkan pada pernikahan, maka gay tersebut harus sudah mampu melepas pergaulannya dengan dunia gay, sebab bila seorang gay masih bergaul atau berhubungan dengan komunitasnya maka tidak akan mungkin bagi dia untuk bisa berubah. Kedua bila harus tetap menikah dan tidak meninggalkan kehidupan dia sebagai gay, maka bagaimana nantinya dengan kondisi istrinya, ada yang bisa menerima tetapi sangat jarang, kalau tidak maka akan terjadi perceraian. Bila menikah hanya untuk bercerai, bagi KY itu hanya menjadi hal yang sia-sia.

d. Would you be my boyfriend ?

(62)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

55

KY seringkali dandan untuk mencari pasangan dalam berhubungan seksual. Dengan berdandan seperti layaknya seorang perempuan KY mencari pasangan yang tidak termasuk gay atau lelaki normal. KY tidak mau jika berhubungan seksual dengan sesama gay, alasannya sama-sama banci. Sehingga jika tidak mendapatkan lelaki normal, bisa dengan anak jalanan.

e. Love is love

(63)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

56

Semua itu hanya sesaat, KY mengetahui bahwa perempuan tersebut ternyata hanya memanfaatkan dirinya sebagai pelarian dan pelampiasan karena dia ditolak oleh seorang laki-laki yang dicintainya. Mengetahui hal itu KY sangat kecewa dan merasa sakit hati. KY menyadari kalau awalnya dia menerima perempuan tersebut untuk membuktikan pada teman-temannya kalau dia bisa seperti laki-laki pada umumnya, tetapi pada akhirnya ketika kenyataan itu diketahui, KY juga merasakan sakit hati.

KY lalu memutuskan untuk pulang ke Surabaya dan berhenti bekerja walaupun oleh atasannya tidak diperbolehkan, namun dia tidak mau mengurungkan niatnya tersebut. Padahal rencana pernikahan dengan perempuan itu sebelumnya sudah dirancang, KY sudah memberikan kabar pada ibunya kalau dia mau menikah dan ibunya sangat gembira dengan kabar tersebut, tetapi akhirnya semua dibatalkan oleh KY.

(64)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

57

Kisah KY ketika dihadapkan pada masalah pernikahan tidak selesai sampai disini. Setelah kasus tersebut KY berusaha dijodohkan oleh ibunya. Ibu KY mengatur sebuah kesepakatan dengan ayah calon istri KY untuk mau memberikan lowongan pekerjaan kecil-kecilan untuk KY setelah menikah. Setelah kesepakatan itu disetujui, dengan tawaran pekerjaan KY menyanggupi permintaan ibunya untuk menikah, karena dengan adanya pekerjaan tersebut berarti KY bisa keluar dari komunitas gay, sebab selama itu salah satu alasan KY tidak bisa keluar dari dunia gay karena pekerjaan. Dengan pandangan seperti itu KY ingin mencoba.

Ternyata rencana itu gagal, ternyata calon mertua ibu KY sebelumnya tidak mengetahui kesepakatan yang dibuat antara ibu KY dengan calon bapak mertuanya. Begitu mengetahui hal itu calon ibu mertua KY mengagagalkan rencana pernikahannya.

Sebelum adik-adik KY menikah, pernah ada niatan kembali pada dirinya untuk menikah karena kasihan melihat ibunya, tetapi setelah sekarang adik-adik KY suah menikah semua, niatan untuk menikah dia urungkan. Dia memutuskan untuk tidak menikah.

(65)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

58

macam-macam. Seperti kapan menikah?, sudah punya pasangan apa belum?, kenapa tidak segera menikah?. Daripada berhadapan dengan berbagai pertanyaan tersebut, KY lebih memilih untuk tidak hadir. Ketika ibu KY memaksa untuk menikah, dalam hati KY ingin untuk mengatakan saya ini berbeda, tidak bisa kalau harus menikah. Tetapi itu hanya sampai di ujung bibir dan tidak sanggup untuk diungkapkapkan.

Akhirnya KY memutuskan untuk tetap melajang sampai kapan pun. Mayoritas teman-temannya jika dihadapkan pada pernikahan, akan memutuskan salah satu dari tiga pilihan antara lain pertama, tetap menikah tetapi konsekuensinya akan bercerai, Kedua menikah dan istrinya mau menerima, dan ketiga terus melajang sepanjang hidupnya.

(66)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

59

2. Hasil Analisis Data

Untuk dapat lebih memahami makna cinta dan seksualitas yang dialami oleh subjek JS dapat dicermati dalam table berikut:

Tabel 2: Analisis Data

Subjek 1: JS

Aspek Makna Cinta yang

Diungkap

JS

Who am I ..??  Hubungan dengan kakak

laki-laki tidak begitu dekat, sebab JS tidak menyukai bermain dengan mengunakan mainan milik anak laki-laki.

 JS lebih sering bermain dengan

anak perempuan, begitu juga dengan mainannya.

 Ketika di rumah JS lebih senang

(67)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

60

memasak.

 Semasa SD, JS mempunyai

teman akrab laki-laki bukan berarti cara bermain sudah berubah, tetapi tetap seringkali bermain peran sebagai perempuan.

 Semasa SMP, JS hanya

mempunyai satu teman laki-laki, namanya Satria. Menurut JS Satria saat itu benar-benar menjadi teman dekat, walaupun hubungan mereka dekat, JS tidak mau bermain dengan Satria karena bentuk permainannyalaki-laki.

 Saat Satria mabuk berat, JS

(68)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

61

sayangnya.

 Akhirnya sampai pada kejadian

yang tidak pernah bisa dilupakan oleh JS, yakni ketika Satria dan JS berciuman.

Iam a Gay  JS menceritakan

permasalahannya kepada Ani, dari situlah baru JS mengetahui kalau dia adalah gay, seperti Ani yang saat itu juga menjadi lesbi.

 Selama bekerja di wartel, ketika

ada pengunjung perempuan, tidak ada rasa ketertarikan sama sekali. Namun sebaliknya jika ada pengunjung atau pejalan kaki laki-laki yang lewat di depan, selalu ada keinginan untuk memperhatikan.

 JS diajak berkenalan dengan

(69)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

62

Dimana tempat mereka membangun komunitas dan membangun komunitas dan membangun eksistensinya sebagai gay.

 Berhubungan seksual belum

pernah JS lakukan, sebelum mengenal dunia para gay. Baru setelah terjun dalam komunitas mereka, subjek seringkali melakukannya. Bagi JS setelah masuk menjadi bagian dari mereka, kebingungan dan dilema yang ada sudah berkurang. Dengan adanya mereka mampu menguatkan jati dirinya sebagi gay.

What life beneath  Kejadian keluarga mengetahui

(70)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

63

dengan kedua orang tuanya. Dari situlah untuk membela diri, kakak JS mengatakan pada kedua orang tuanya bahwa dia pernah melihat JS berciuman dengan teman laki-lakinya dirumah ini.

 Keluarga JS dapat menerima

kondisinya. Walaupun sampai sekarang masih ada keinginan dari mereka, agar anaknya dapat berubah.

 Keluarga Mencurigai setiap JS

membawa teman laki-laki. Lain lagi ketika yang datang wanita, maka sikap kedua orang tuanya menanggapi dengan wajar seperti kedatangan tamu pada umumnya.

 Selama ini yang dirasa JS

(71)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

64

sudah menyuruh untuk melangsungkan pernikahan.

 Bagi JS walaupun kedua orang

tuanya sudah mengetahui dia sebagai gay tetapi tuntutan tersebut tidak hanya berasal dari keluarga tetapi juga masyarakat sekitarnya.

 JS juga merasa ketakutan

(72)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

65

 Bila melihat pola penerimaan

masyarakat Indonesia terhadap keberadaan homoseksual khususnya gay tidak perlu terlalu dikhawatirkan atau terlalu ditakutkan karena menurut JS di Indonesia tidak seberapa keras jika dibandingkan dengan negara yang lain. Sehingga bila memandang orang homoseksual disudutkan itu tidak benar menurut JS asalkan seorang

homoseksual bisa memposisikan diri ketika di

lingkungan umum dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang umum, maka mereka juga bisa menerima

Would You be My BoyFriend. ???  peran seksual pada gay

(73)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

66

 Gay mengetahui dirinya

termasuk bottom atau sebaliknya tentunya setelah menjalani hubungan seksual dengan sesama gay, JS sendiri mengatakan bahwa dia vers setelah melakukannya

 Masalah percintaan, JS

mempercayai adanya cinta diantara pasangan gay, padahal banyak diantara teman-temannya yang tidak mempercayainya. Dari yang JS rasakan dia bisa menyukai pasangannya dan meyakinkan pasangannya bahwa ada cinta diantara mereka.

 Bagi JS komitmen sudah cukup

(74)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

67

hubungan mereka berdu cukup dengan membuat komitmen tanpa harus dengan melangsungkan pernikahan. Pernikahan bagi dia tidak begitu penting walaupun pada awalnya pernah ada impian untuk menikah berdua ke luar negri

Love is Love  JS mengaku ketika mengikuti

suatu komunitas gay di daerahnya, disana dia bertemu dengan banyak teman yang sesama gay termasuk bertemu dengan pacar laki-lakinya. Namun kendala yang dihadapi JS saat menjalani percintaan dengan dasar komitmen ialah cemburu

 JS menerangkan setelah

Gambar

Gambar 1 Kerangka teoritik Penelitian ……………………………………..20
Tabel 1 Jadwal Pengambilan Data ………………………………………….32 Tabel 2 Analisa Data ………………………………………………………..59
Tabel 1: Jadwal Pengambilan Data
Tabel 2: Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum hipotesis di uji penelitian akan melakukan pengolahan data hasil penelitian dengan menggunakan analisis kecenderungan distribusi data, uji normalitas distribusi

Dalam rangka mengemban misi dan tugas yang terkandung dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 33 tahun 2004, Pemerintah daera.h

Peralatan dalam suatu Laboratorium merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu praktikum maupun dalam melaksanakan penelitian Kimia. Pengetahuan

Naudanlihantuotannon ympäristökuormitus pienenee samansuuntaisilla toimenpiteillä, joilla voidaan parantaa tuotannon taloudellista kannattavuutta..

Demikian pula, dalam persamaan struktural yang dihasilkan, kualitas hidup dan Facebook secara bersama-sama memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1 upaya yang dilakukan guru untuk menerapkan sikap sosial tanggungjawab siswa adalah dengan pendekatan persuasif yakni memberikan

Gerak Mengintai merupakan gerak maknawi (gesture) dan termasuk gerak berpindah tempat (locomotion) yang memiliki makna dimulainya pemujaan pedang yang berada di

si pihak madrasah dalam iap akhir tahun ajaran antara pihak madrasah, dilaporkan kepada t kelanjutanya. Dari emberikan pengarahan ah ustadz dipertahankan, lain, atau diganti