• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga T2 942012004 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Bersaing Sekolah Menengah Atas Kristen 1 Salatiga T2 942012004 BAB II"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TELAAH PUSTAKA

Banyak informasi mengenai strategi bersaing yang tersedia. Namun sebagian besar sumber yang ada tidak terkait langsung dengan penerapan di dunia pendidikan. Oleh sebab itu telaah pustaka dalam penelitian ini disusun dengan mengumpulkan informasi dari jurnal, internet dan buku-buku mengenai strategi bersaing pada dunia bisnis yang kemudian diaplikasikan dalam dunia pendidikan sesuai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini.

2.1 Strategi Bersaing

(2)

1. Perencanaan

Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan pada masa akan datang. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa yang akan datang yang belum dilaksanakan, tetapi starategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, misalnya pola-pola perilaku bisnis yang dilakukan pada masa lampau misalnya kualitas, pelayanan, dan kebersihan. Inilah yang menjadi strategi perusahaan McDonald s.

2. Pola

Menurut Mintzberg, strategi adalah pola (srategy is patern) namun dapat di sebut intended strategy apabila telah dilakukan oleh perusahaan.

3. Posisi

Definisi stratedi ketiga menurut Mintzberg adalah strategy position yaitu memosisikan produk tertentu ke pasar yang dituju.

4. Prespektif

(3)

kebawah dan keluar, sebaliknya prespektif cenderung melihat kedalam, yaitu organisasi dan ke atas, yaitu melihat grand vision dari perusahaan.

5. Permainan atau taktik

Disamping keempat definisi strategi sebelumnya ada juga definisi kelima yang lebih kusus yaitu play. Menurutnya itu adalah strategi dengan maneuver tertentu untuk memperdaya lawang atau pesaing. Sesuatu merek misalnya, meluncurkan merek kedua agar posisi tetap kukuh dan tidak tersentuh karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan merek kedua tadi.

(4)

Kehadiran lembaga pendidikan sebagai salah satu pranata sosial budaya saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang kompleks. Lembaga pendidikan kini berhadapan dengan derasnya arus perubahan akibat globalisasi yang memunculkan persaingan dalam pengelolaan lembaga pendidikan, baik negeri maupun swasta. Akibat adanya globalisasi sebagaimana disebutkan di atas, persaingan kini telah menjadi semakin sengit karena tidak lagi terbatas pada persaingan antar sesama perusahaan domestik, tetapi juga dengan perusahaan multinasional dari manapun juga. Ini terjadi pada hampir semua bidang usaha, bukan hanya pada bidang bisnis saja, tetapi persaingan tersebut juga telah merambah ke dunia pendidikan kita, mulai dari Play group, SD, SLTP, SLTA, Universitas, bahkan ke institusi-institusi pendidikan lainnya (Subiliyanto 2012).

(5)

mau akan tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.

Dalam situasi lingkungan yang penuh dengan dinamika ini, manajemen pendidikan harus dapat menciptakan organisasi yang dapat memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat pada umumnya dan objek pendidikan (Siswa dan orangtua) pada khususnya. Saat yang bersamaan dapat pula bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam konteks global (Tjiptono 1996). Dengan kata lain dunia pendidikan kini dituntut untuk mengembangkan manajemen strategi dan operasi yang pada dasarnya banyak diterapkan dalam dunia usaha, sebagai langkah antisipatif terhadap kecenderungan-kecenderungan baru guna mencapai dan mempertahankan posisi bersaingnya, sehingga nantinya dapat dihasilkan manusia-manusia yang memiliki sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman (Porter 2007).

Salah satu sumber (staff.uny.ac.id) menyebutkan bahwa beberapa faktor secara dominan mempengaruhi daya saing sebuah lembaga pendidikan antara lain:

(6)

b. Keunggulan nilai, misalnya kelebihan kurikulum yang diterapkan, sumberdaya manusia, sarana prasarana hingga keunggulan kerja sama.

c. Kebutuhan Masyarakat, hal ini berkaitan dengan kemampuan lembaga pendidikan dalam memberikan kualitas yang baik dalam bidang Kurikulum (Pembelajaran) maupun Ekstrakurikuler guna memenuhi kebutuhan masyarakat (Kutipan).

Strategi bersaing yang efektif mencakup tindakan-tindakan menyerang (ofensif) ataupun bertahan (defensive) guna menciptakan posisi bertahan yang aman (defendable position). Tujuan dari strategi bersaing adalah untuk membina posisi dimana suatu lembaga dapat melindungi diri sendiri dengan sebaik-baiknya terhadap kekuatan tekanan persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif. Kunci untuk mengembangkan strategi adalah menyelidiki dan menganalisis sumber masing-masing kekuataan tersebut (Porter 2007).

(7)

dari pesiangnya dalam suatu lingkup usaha (David 2008).

Pemikiran yang melandasi konsep strategi generik adalah bahwa keunggulan bersaing adalah inti dari strategi apapun, dan mencapai keunggulan bersaing mengharuskan suatu lembaga untuk menentukan pilihan (Porter 1992). Suatu lembaga harus memilih jenis kelunggulan bersaing yang akan dicapainya serta cakupan pasar tempat lembaga akan mencapainya. Lembaga tersebut juga perlu melakukan yang lebih baik dari pada pesainggnya, misalnya menemukan produk baru; memberikan kualitas yang terbaik, harga yang paling rendah, layanan pelanggan yang terbaik; atau mempunyai teknologi pintas yang terbaik ( Sarwono 2011).

(8)

strateginya sendiri yang mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik dari pada sekolah yang besar. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi bersaing, setiap sekolah harus mengembangkan keunggulan bersaing yang tidak mudah diimitasi oleh pesaing. Keunggulan bersaing tersebut diciptakan melalui efisiensi, kualitas produk, dan inovasi (Wijaya 2008).

KEUNGGULAN STRATEGIS Keunggulan yang

[image:8.516.64.455.97.617.2]

dirasakan Posisi Biaya Pelanggan Rendah

Gambar 2.1 Tiga Strategi bersaing Generik (Porter 2007)

2.1.1 Keunggulan Biaya

Dalam srategi keunggulan biaya, suatu lembaga berusaha menjadi produsen berbiaya rendah dalam bidangnya. Biaya rendah adalah kemampuan sebuah unit bisnis atau suatu lembaga untuk merancang, membuat, dan memasarkan sebuah produk sebanding dengan cara yang lebih efisisen dari pada pesainggnya (Hunger & Wheelen 2003).

Dalam konteks lembaga pendidikan keunggulan biaya yaitu strategi sekolah dalam mengefisienkan Tingkat Strategis

Cakupan Luas Diferensiasi Keunggulan biaya

Hanya Segmen Tertentu

(9)

seluruh biaya operasionalnya sehingga menghasilkan jasa yang bisa dijual lebih murah dibandingkan pesaingnya. Strategi keunggulan biaya ini berfokus pada harga, sehingga pada umumnya sekolah tidak memperhatikan berbagai faktor pendukung dari jasa atau harga. Hal utama bagi pihak sekolah adalah menawarkan jasa dengan harga yang sangat bersaing (Wijaya 2008). Akan tetapi, dalam menjalankan strategi ini setiap sekolah perlu menetapkan harga yang paling tepat sehingga dapat memberikan keuntungan, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang (Lubis 2004). Keunggulan sekolah juga tidak selalu harus memberikan harga yang selalu murah, namun sekolah boleh memberikan harga yang lebih tinggi tetapi pelanggan harus merasakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan harganya.

(10)
[image:10.516.65.455.164.656.2]

pesaingnya, posisi biaya rendah dari sekolah yang unggul biaya ini akan terwujud dalam bentuk keuntungan yang lebih tinggi (Porter 1992).

Table 2.1 Ciri-ciri Strategi Keunggulan Biaya Ciri-ciri Startegi Keunggulan Biaya Basis dari keunggulan

Kompetatif Biaya-biaya lebih rendah biladibandingkan dengan pesaing-pesaing

Target Startegi Pangsa pasar yang luas

Penekanan Produksi Pencarian menerus untuk

pengurangan biaya tanpa

mengurangi kualitas yang diterima dan fitur-fitur yang penting.

Penekanan Pemasaran Mencoba membuat fitur-fitur produk lebih baik yang ditawarkan dengan harga rendah

Mempertahankan Strategi Harga-harga yang ekonomis. Kuncinya adalah mengelola biaya-biaya menurun setiap tahun dalam semua aspek.

Sumber: Widhyaestoeti (2012) dalam Jubelina (2013) 2.1.2 Diferensiasi

(11)

pendidikan sekarang menuntut untuk melakukan berbagai strategi guna menciptakan produk yang dapat diterima baik oleh konsumen dan tidak kalah bersaing dengan produk lainnya. Dasar pemikiran strategi diferensiasi menuntut sekolah untuk memiliki keistimewaan yang bisa membedakan dirinya dari para pesaing. Misalnya kualitas kinerja, layanan yang lebih baik, merek yang lebih unggul, gaya dan rancangan, inovasi produk dan sebagainya (wijaya 2008).

Untuk tercapainya diferensiasi yang lebih baik dari pada pesaingnya maka diperlukan biaya yang sangat mahal (Porter 2007). Sebab, dengan melakukan diferensiasi atau menjadi berbeda maka lembaga tersebut akan memberikan sesuatu yang bernilai. Itulah alasan untuk membayar sebuah produk atau jasa dengan harga yang tinggi. Harga tinggi untuk sebuah produk yang ditawarkan menunjukan bahwa produk tersebut sangat bernilai. Harga yang tinggi menjadi keunggulan kualitas bagi produk itu sendiri Trout dan Rivkin (2001) dalam Jubelina (2013).

(12)

diferensiasi dengan beban yang tinggi atas produknya harus menyediakan segala hal dengan kualitas yang tinggi sehingga pelanggan merasa puas dengan layanan sekolahnya.

Keberhasilan sekolah yang dilihat dari strategi diferensiasi yaitu pada kurikum, program pendidikan, fasilitas, kemudahan askes, proses pendidikan dan layanan pendidikan. Semakin banyak aspek yang dimiliki tentu memperkuat struktur lembaga pendidikan secara maksimal (Purwanto 2011).

Sekolah kemudian melakukan diferensiasi untuk membuatnya terus unggul. Mendapat kepercayaan dan kesetiaan dari pelanggan, mendapatkan hasil yang lebih besar dari biaya diferensiasi serta mencegah para pesaing mengembangkan cara untuk meniru hal unik yang diterapkan (David 2008 dan Tjiptono 2001).

(13)
[image:13.516.63.457.161.568.2]

agar sekolah dapat menikmati hasil dari usaha yang telah dilakukan dan sekolah benar-benar dianggap unik.

Table 2.2 Ciri-ciri Startegi Diferensiasi Ciri-ciri Strategi Diferensiasi Basis dari keunggulan

kompetatif Kemampuan sesuatu yang berbeda darimenawarkan pesaing-pesaing

Target Strategis Pangsa pasar yang luas

Penekanan produksi Menemukan cara-cara untuk menciptakan nilai kepada masyarakat dan mendorong ke produk yang berkualitas

Penekanan Pemasaran Membangun fitur-fitur yang dapat membuat masyarakat bersedia membayar dengan harga yang tinggi untuk menutupi biaya ekstra dari fitur-fitur yang berbeda

Mempertahankan Strategi Mengkomunikasikan sesuatu yang berbeda dengan cara menguntungkan. Menekankan inovasi-inovasi untuk selalu berada di depan pesiang-pesaing yang meniru

Sumber: Widhyaestoeti 2012 dalam Jubelina 2013

2.1.3 Fokus

(14)

efisien dibandingkan pesaing yang bersaing lebih luas. Strategi ini menjadi paling efektif ketika konsumen memiliki persyaratan yang unik dan ketika lembaga pesaing lainnya tidak berusaha untuk berspesialisasi dalam target segmen yang sama (David 2008). Sebagai akibatnya, suatu lembaga akan mencapai diferensiasi karena mampu memenuhi kebutuhan target tertentu (Porter 2007).

Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar yang cukup, terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu.

(15)

Sedangkan dalam menggunakan fokus diferensiasi, suatu lembaga mencari diferensiasi dan memanfatkan kebutuhan khusus masyarakat pada segmen tertentu. Strategi ini dihargai karena ada keyakinan bahwa lembaga yang memfokuskan usaha-usahanya dalam sasaran yang sempit lebih efektif dari pada pesaingnya. (Hunger & Wheelen 2003).

Strategi fokus dalam lembaga pendidikan, yaitu sekolah mampu menggarap satu target pasar tertentu. Hal ini diawali dengan penentuan pangsa pasar oleh lembaga pendidikan. Dalam masyarakat terdapat tiga kelompok utama secara ekonomi yaitu kelompok masyarakat tidak mampu, kelompok masyarakat menengah dan kelompok masyarakat mampu. Dari tiga kelompok masyarakat ini, lembaga pendidikan memilih dengan melihat pada kondisi sekolah termasuk dana pendidikan yang diperlukan (Purwanto 2011).

(16)
[image:16.516.65.455.96.563.2]

Table 2.1 Ciri-ciri Strategi Fokus

Ciri-ciri Strategi Fokus

Basis dari keunggulan

kompetatif Biaya rendah dalam melayanikelompok tertentu atau

kemampuan menawarkan

sesuatu yang disesuaikan dengan kebutuhan dan selera dari kelompok tersebut

Target Strategis Segmen pasar sempit (kelompok tertentu)

Penekanan Produksi Dibuat khusus untuk segmen tertentu

Penekanan Pemasaran Mengkomunikasikan

kemampuan unik produk untuk memuaskan kebutuhan khusus dari pembeli

Mempertahankan Strategis Secara penuh melayani pelanggan dengan lebih baik dari pesaing-pesaingnya.

Sumber: Widhyaestoeti 2012 dalam Jubelina 2013

2.2 Sekolah Kristen.

(17)

Melalui sekolah Kristen maka nilai-nilai Kristiani diterjemahkan dalam proses belajar mengajar, penyelenggara organisasi serta kehidupan secara menyeluruh dan sebagai wujud nyata pelayanan kepada masyarakat luas (Sairin 2011). Sekolah Kristen terbuka bagi semua peserta didik tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan dan kedudukan sosial seseoang.

Menurut Suminto (1986) dalam Sulasmono (2010) menyebutkan bahwa perkembangan sekolah-sekolah Kristen dialami pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda pada abad ke 17. Namun berjalannya waktu, banyak sekolah-sekolah Kristen di berbagai tempat terpaksa harus di tutup, itu merupakan suatu persoalan serius dalam dunia pendidikan Kristen di Indonesia saat ini. Serius, karena secara langsung hal itu mengancam eksistensinya.

(18)

pada pola-pola pembentukan yang telah mapan. Akibatnya terciptalah suatu kelemahan manajerial dalam memberikan respons yang efektif terhadap perubahan lingkungan. Kelemahan manajemen, yang terjadi yaitu kerjasama yang tidak harmonis antara pengurus dengan kepala sekolah, konflik internal yang berkepanjangan, pengurus yang kurang perhatian terhadap perkembangan sekolah, dan masalah kesejahteraan yang tidak diperhatikan. Masalah-masalah ini sangat signifikan terhadap kesehatan manajemen sekolah.

2.2.1 Tujuan dan Fungsi Sekolah Kristen

Dalam dunia pendidikan, sekolah Kristen hadir dengan tujuannya yaitu menyediakan sekolah Kristen yang berekualitas, melaksanakan amanat Tuhan Yesus melalui bidang pendidikan dan memberikan subangsi bagi bangsa Indonesia dalam rangka mencerdaskan bangsa (Wirowidjojo 2011).

Sekolah Kristen juga memiliki beberapa fungsi yaitu (Sairin 2011)

a. Fungsi pendidikan dan pengajaran, yaitu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Fungsi pembinaan, yaitu menolong dan membimbing peserta didik.

(19)

d. Fungsi kesaksian dan pelayanan yaitu sebagai wahana untuk menyaksikan injil kristus serta memperkenalkan kehidupan Kristen.

2.3 Penelitian yang Relevan

(20)

bidang kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Gambar

Gambar 2.1 Tiga Strategi bersaing Generik (Porter 2007)
Table 2.1 Ciri-ciri Strategi Keunggulan Biaya
Table 2.2 Ciri-ciri Startegi Diferensiasi
Table 2.1 Ciri-ciri Strategi Fokus

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Assalamu’alaikum Wr. Al-hamdulillahirobbil ‘alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sholawat serta salam selalu

Untuk mengetahui daya saing sub sektor perikanan pada tingkat provinsi.

Penelitian terdahulu telah melakukan uji validasi silang terhadap teknik skinfold pada populasi Cina dan menyimpulkan bahwa untuk memprediksi persentase lemak badan wanita

[r]

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH DIMENSI

Terjadinya patah tulang lengan dan tungkai juga sangat mungkin terjadi akibat benturan yang cukup keras pada bagian tersebut.. Cedera ringan yang sering

Mata bor helix kecil ( Low helix drills ) : mata bor dengan sudut helix lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor terangkat ke atas