• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh permainan bola sumpit dalam Kepramukaan Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh permainan bola sumpit dalam Kepramukaan Untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERMAINAN BOLA SUMPIT DALAM KEPRAMUKAAN UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MTS UNGGULAN

AL-JADID WARU SIDOARJO SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Nuryil Ayu Pratama NIM. B03213021

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Nuryil Ayu Pratama (B03213021), Pengaruh Permainan Bola Sumpit Dalam Kepramukaan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

Penelitian ini dilakukan karena keingintauan peneliti tentang

pengaruh permainan bola sumpit dalam kepramukaan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa mts unggulan al-jadid waru sidoarjo. Keingintauan ini kemudian dikemas dengan rumusan masalah ”bagaimana proses permainan bola sumpit dalam kepramukaan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa mts al-jadid waru sidoarjo?”. Permasalahan ini tentu membutuhkan jawaban agar lebih jelas dan mudah dipahami.

Dalam menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dengan penelitian kuantitatif peneliti ingin menggali secara mendalam pengaruh permainan bola sumpit dalam dunia kepramukaan yang bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Disini peneliti meningkatkan kedisiplinan siswa menggunakan permainan bola sumpit yang dirancang sekreatif mungkin, caranya yaitu siswa harus memindahkan bola pingpong yang sudah didalam mangkok, lalu dipindahkan dengan hati-hati disini memang tujuan permainan ini untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Setelah permainan bola sumpit diberikan oleh peneliti kepada siswa, kemudian siswa mengisi angket yang telah diberikan oleh peneliti, angket adalah butir-butir soal untuk mengukur kedisplinan siswa.

Hasil akhir dari penelitian ini dikategorikan berhasil, karena siswa yang dahulu tidak disiplin sekarang menjadi lebih disiplin ini disebabkan karena melakukan permainan bola sumpit yang telah dirancang untuk siswa mts unggulan al-jadid waru sidoarjo.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN OTENTISITAS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

BAGIAN INTI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penulisan ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian... 7

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian ... 7

2. Populasi ... 7

3. Variabel dan Indikator Pendelitian ... 9

4. Definisi Operasional ... 11

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Teknik Analisis Data ... 18

F. Sistematika Pembahasan ... 19

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik ... 21

1. Permainan ... 21

a. Pengertian Permainan ... 21

b. Sifat Permainan ... 22

c. Manfaat Permainan... 24

d. Nilai Pendidikan dalam Permainan ... 24

e. Macam-macam Permainan ... 26

2. Bola Sumpit... 27

a. Pengertian Kepramukaan ... 29

b. Sifat Kepramukaan ... 31

(8)

d. Sasaran Pendidikan Kepramukaan ... 36

e. Tujuan Gerakan Pramuka ... 36

f. Tugas Pokok Gerakan Pramuka ... 36

g. Prinsip Dasar Kepramukaan ... 37

h. Ciri Khas Kepramukaan ... 37

i. Sistem Nilai ... 38

j. Penggolongan Pramuka Menurut Usia... 38

k. Kode Kehormatan Pramuka ... 38

4. Kedisiplinan ... 40

a. Pengertian... 40

b. Terbentuknya Disiplin... 43

c. Unsur-unsur Disiplin... 45

d. Bentuk-bentuk Disiplin ... 46

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ... 47

f. Cara-cara Menanamkan Disiplin... 49

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 50

C. Hipotesis Penelitian... 51

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 53

1. Deskripsi Lokasi ... 53

2. Keadaan Bangunan dan Sarana ... 62

3. Struktur Pengurus ... 63

4. Data Siswa Kelas VII-A, VII-B ... 64

B. Deskripsi Konselor dan Klien ... 69

C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 75

D. Hipotesis Penelitian... 91

BAB IV : ANALISIS DATA A. Analisis Proses Konseling... 92

B. Pengujian Hipotesis... 95

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator dan Ciri-Ciri Variabel

Tabel 1.2 Item Favorable

Tabel 2.1 Permainan dapat dilihat dari beberapa Teori Modern

Tabel 3.1 Status Kepegawaian

Tabel 3.2 Kelas (Rombongan Belajar) Siswa

Tabel 3.3 Program Kegiatan Pramuka MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.4 Sarana Prasarana MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.5 Struktur Pengurus MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo

Tabel 3.6 Data Siswa Kelas VII-A

Tabel 3.7 Data Siswa Kelas VII-B

Tabel 3.8 Data Siswa Kelas VIII

Tabel 3.9 Daftar Nama Responden

Tabel 3.10 Item Uji Variabel X Pengaruh Permainan Bola Sumpit

Tabel 3.11 Item Uji Variabel Y Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Tabel 3.12 Uji Reabilitas X

Tabel 3.13 Uji Reabilitas Y

Tabel 3.14 Daftar Nama Siswa yang Kedisiplinannya Meningkat

Tabel 4.1 Analisis Proses Konseling dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kedisiplinan merupakan pelajaran berharga yang bisa membuat seseorang

dan sangat dihormati, karena sepantasnya kedisiplinan sudah diterapkan sejak

kecil agar bisa membentuk karakter yang baik kedepannya. Namun

belakangan kedisiplinan sudah mulai luntur khususnya di kalangan remaja

terutama mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama

seperti yang terjadi di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo. Dimana

kurangnya kedisiplinan Siswa Siswi MTS tersebut dilihat dari terlambat

datang ke sekolah, tidk mengerjakan tuga sekolah (PR), tidak membawa buku

pelajaran, ketgihan game online, dan atribut tidak lengkap. Maka dari itu

peneliti sangat tertarik untuk memberikan permainan bola sumpit ini dengan

tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan Siswa di MTS Unggulan Al-Jadid

Waru Sidoarjo.

Permainan bola sumpit merupakan gabungan dari tiga kata, yaitu

permainan, bola, dan sumpit.

Permainan menurut Hughes, seorang Ahli Perkembangan Anak dalam

bukunya Children, Play, and Development, mengatakan bahwa bermain

merupakan hal yang berbeda dengan bermain dan belajar. Suatu kegiatan bisa

dikatakan sebagai suatu permainan jika terdapat beberapa unsur diantaranya

adalah mempunyai tujuan, Memilih dengan bebas dan atas kehendak sendiri,

(11)

2

menikmati, menghayal untuk mengembangkan daya imajinatif dan kreativitas,

melakukan secara aktif dan sadar.1

Seperti halnya Garvey, kebanyakan pengarang mengatakan bahwa

permainan adalah sukarela, aktivitas spontan yang tidak mempunyai tujuan

yang nyata.2

Adapun pengertian bola secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah benda bulat yang dibuat dari karet dan sebagainya

untuk bermain- main.3

Sedangkan pengertian sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia

Timur, berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara

jari-jari salah satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan

makanan dari wadah, dari piring ke satu piring yang lain atau memasukkan

makanan ke dalam mulut.4

Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastic

yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapisi dengan bahan pelapis

seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.5

Jadi dapat disimpulkan bahwa permainan Bola Sumpit adalah salah satu

permainan dalam kepramukaan yang dirancang untuk melatih ketelitian siswa,

1

Andang Ismail, Education Games “Menjadi Cerdas dan Ceria Dengan Permainan Edukatif”(Yogyakarta: Pilar Media–Anggota IKAPI, 2007), hal. 13-14.

2

Paul Henry Mussen,Perkembangan dan Kepribadian Anak(Jakarta: Penerbit Erlangga, 1984), hal. 135.

3

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 4

Juandana, Aizza, Tentang Sumpit (Chopsticks), (http//spagiari.blogspot.com/ 2006/01/tentang.sumpit.chopstick.html , diakses 23 februari 2017). Pukul 00.03

5

(12)

3

meningkatkan kedisiplinan siswa, dan kehati-hatian siswa dalam melakukan

suatu perbuatan yang bisa diartikan siswa harus berfikir dulu sebelum

bertindak sesuatu tindakannya baik atau buruk untuk dilakukan, permainan

bola sumpit ini dilakukan diluar ruangan.

Kepramukaan adalah salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang di

dalamnya berisi kegiatan yang mengandung pendidikan, menyenangkan, dan

dilakukan di alam terbuka di luar jam sekolah dalam kepramukaan juga

berperan untuk membentuk karakter siswa karena di dalam pramuka telah

mengajarkan kepada kita untuk selalu disiplin, jujur, bertanggung jawab, ulet,

tangguh, dan bekerja keras. Semua itu merupakan modal yang harus

ditanamkan kepada setiap generasi muda, agar sumber daya manusia

Indonesia mempunyai daya kompetisi dengan bangsa lain. Generasi muda

sekarang sebagian besar termasuk generasi yang “lemah” baik secara fisik

maupun mental. Pendidikan pramuka bukan hanya menngajarkan ketrampilan,

dan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan moralitas dan karakter, bagaimana

menjadi kesatria yang rela berkorban untuk orang lain, suka bekerja keras,

tabah dan ulet, serta mempunyai sifat jujur, bertanggung jawab dan dapat

dipercaya.

Pendidikan pramuka juga bukan hanya dengan teori, namun dengan

praktek langsung dalam kehidupan nyata dan disertai keteladanan dari para

Pembina. Model pendidikan semacam ini tepat untuk membangun moralitas

dan karakter, apalagi jika dimulai sejak dini. Pembangunan karakter melalui

(13)

4

dan SMP/ MTS. Pada masa tersebut, pemikiran anak masih belum diliputi

oleh banyak kepentingan (masih murni). Jika kita kaitkan dengan teori John

Look (tabula rasa), maka pembangunan moral dan karakter lebih tepat pada

usia dini. Selain itu, pendidikan pramuka yang lebih menekankan pada

kegiatan yang menarik (permainan) secara psikologi lebih tepat untuk

anak-anak. Sebagaihomo ludens(makhluk yang suka bermain), anak-anak lebih

suka dengan permainan. Pramuka telah menjadikan permainan sebagai media

pendidikan, karena pramuka sendiri menjadikan permainan sebagai pelepas

kebosanan.

Salah satu ciri kegiatan dalam kepramukaan adalah dengan game

(permainan) dimana fungsi permainan dalam kepramukaan yaitu merupakan

kegiatan yang selalu dicari anak karena kegiatan tersebut memberikan

kesenangan bagi anak.6 Kegiatan dalam kepramukaan sebisa mungkin

dirancang dengan menarik, suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan

yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang

dewasa artinya proses pendidikan dalam kepramukaan dikemas semenarik

mungkin berbeda dengan proses pendidikan yang kita kenal didalam kelas.

Didalam kelas ada guru dan siswa yang dapat diartikan sebagai orang tua dan

anak.

Ada aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada

gurunya. Apa yang dipelajari didalam kelas cenderung formal. Sedangkan

pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan anak.Yang hanya ada

6

(14)

5

kakak dan adik, sehingga cenderung santai dan fleksibel. Kegiatannya tidak

berfokus kepada materi-materi akademik. Melainkan materi-materi khusus

kepramukaan yang diselingi atau dipadukan dengan game, sehingga dapat

mengurangi rasa jenuh.7

Disiplin adalah kepatuhan atau menghormati dan melaksanakan suatu

sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah, atau

peraturan yang diberlakukan bagi dirinya sendiri.8 Misalnya senam pagi

adalah salah satu disiplin pribadi.Kepatuhan seseorang terhadap keputusan,

perintah, atau peraturan diberlakukan bagi suatu sistem dimana orang itu

terlibat disebut disiplin perorangan. Disiplin perorangan menuntut orang yang

bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kepatuhan. Tanggung

jawab atas perbuatannya dan pelaksanaan atas keputusan, perintah, dan

peraturan dengan segala akibatnya terletak di tangan orang yang memberi

perintah atau yang membuat keputusan dan perintah. Disiplin perorangan

bersifat individual yaitu berkaitan dengan sifat yang langsung melekat pada

diri seseorang. Jadi, kedisiplinan ialah suatu sistem yang mempunyai tujuan

untuk melatih siswa agar mempunyai sikap bertanggung jawab.

Ada banyak ragam permainan yang dimainkan dalam kegiatan-kegiatan

kepramukaan, permainan-permainan tersebut tentunya memiliki makna, tujuan

dan manfaat bagi setiap individu yang melakukan permainan itu, salah satu

manfaat tersebut yaitu dapat meningkatkan kedisiplinan setiap individu. Hal

ini sesuai dengan permainan Bola Sumpit.

7

Amin Abas dkk, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka(Jakarta: Beringin Jaya, 1994), hal.4.

8

(15)

6

Fenomena siswa MTS Unggulan Al-Jadid mengenai tingkat kedisiplinan

di sekolah, menurut peneliti tingkat kedisiplinan siswa MTS Unggulan

Al-Jadid masih kurang seperti tidak mengerjakan tugas tepat waktu, sering

terlambat datang disekolah. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan

kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid dengan menggunakan permainan

bola sumpit namun, di dunia kepramukaan.

Dengan melihat pembahasan tersebut di atas peneliti ingin mengkaji

tentang kedisiplinan siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Permainan Bola Sumpit Dalam Kepramukaan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses permainan bola sumpit dalam kepramukaan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

2. Bagaimana pengaruh permainan bola sumpit dalam kepramukaan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses permainan bola sumpit dalam kepramukaan

untuk meningkatan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al- Jadid Waru

(16)

7

2. Untuk mengetahui pengaruh permainan bola sumpit dalam kepramukaan

untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru

Sidoarjo

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Untuk membuktikan teori-teori tentang permainan bola sumpit dalam

kepramukaan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan

Al-Jadid Waru Sidoarjo.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

Melalui penelitian ini diharapkan siswa dapat mempunyai sikap

disiplin yang akan bermanfaat untuk kehidupannya ke depan.

b. Bagi konselor

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

konselor dalam usaha membantu siswa menjadi disiplin tanpa

menggunakan hukuman.

c. Bagi sekolah

Memberikan bahan acuan bagi pihak sekolah untuk membentuk

pribadi siswa yang disiplin.

E. Metode Penelitian

1.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian dengan jenis

(17)

8

Karena penelitian di sini merupakan penelitian lapangan yang memerlukan

analisis statistic (menggunakan angka-angka untuk memperoleh kebenaran

hipotesis).9 Selain itu penelitian yang dilaksanakan juga merupakan

penelitian yang deskriptif, korelasional, karena penelitian ini adalah

penelitian yang menggambarkan tentang pengaruh permainan bola sumpit

dalam kepramukaan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS

Al-Jadid Waru Sidoarjo.

2. Populasi, sampel dan teknik sampling

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau

subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya. Di sini peneliti mengambil 80 siswa di MTS Unggulan

Al-Jadid Waru Sidoarjo.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Bila populasi terbesar dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Misalnya karena

keterbatasan dana tenaga dan waktu, maka peneliti tidak menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang di pelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi

9

(18)

9

harus betul-betul respresentatif (mewakili). Sampel di ambil dari kelas

VII dan VIII MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

c. Tehnik Sampling

Tehnik sampel yang digunakan adalah Simple Random sampling.

Yaitu sampel diambil secara acak, tanpa memerhatikan tingkatan yang

ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang yang sama

dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.10Variabel dan Indikator

penelitian.

Jumlah Siswa-Siswi kelas VII, VIII di MTS Unggulan Al-jadid

waru Sidoarjo adalah 80 siswa. Penentuan jumlah sampel

menggunakan rumus Slovin.

n=1+ 2

= 80

1+ 100 0.052

= 64

Jadi Ada 64 siswa dan siswa MTS Unggulan Al-jadid waru

Sidoarjo yang mempunyai sifat kedisiplinan yang dihasilkan dari

pengaruh permainan Bola Sumpit dalam kepramukaan untuk

meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-jadid waru

Sidoarjo.

10

(19)

10

3. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.11Sesuai dengan

judul penelitian ’’Pengaruh permainan bola sumpit dalam kepramukaan

untuk meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru

Sidoarjo’’.maka ditentukan variabel sebagai berikut:

a. Variabel bebas dan Variabel Terikat

Variabel bebas (X) di sebut pula variabel eksperimental, variabel

pengaruh, variabel perlakuan dan variabel kuasa.Variabel ini

merupakan variabel yang di manipulasi untuk di pelajari efeknya pada

variabel-variabel lain.12

Variabel terikat (Y) di sebut pula variabel terpengaruh, variabel tak

bebas, variabel efek tergantung.Variabel ini merupakan variabel yang

berubah jika berhubungan dengan variabel bebas.13

Dalam penelitian ini dua variabel akan di rinci sebagai berikut:

1) Variabel (X) : Pengaruh Permainan Bola Sumpit

2) Variabel (Y) : Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

Hubungan asimetris antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan:

dalam skema berikut ini :

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 61 12

Latipun, Psikologi Eksperimen edisi kedua (Malang:PT UMM Press, 2006), hal 60 13

Latipun, Psikologi Eksperimen edisi kedua (Malang: PT UMM Press, 2006) , hal 64

Pengaruh permainan Bola Sumpit

(20)

11

b. Indikator

Indikator adalah variabel yang membantu kita dalam mengukur

perubahan-perubahan yang terjadi baik secara langsung maupun tidak

langsung. Adapun indikator variabel adalah alat ukur variabel yang

berfungsi mendeteksi secara penuh variabel yang di ukur.

Tabel 1.1Indikator atau ciri-ciri Variabel

Variabel X Variabel Y

1. Memindahkan bola ke dalam

mangkok menggunakan

sumpit dengan cepat.

2. Menyelesaikan permainan

lebih cepat dari yang lain.

3. Menghargai waktu yang

disediakan.

4. Menyelesaikan permainan

sebelum waktu habis.

5. Berhati-hati dalam

memindahkan bola ke dalam mangkok agar tidak jatuh.

1. Memanfaatkan waktu dengan baik

4. Definisi Operasional

Dalam pembahasan ini definisi operasional adalah definisi yang

menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional

dalam kaitannya dengan proses pengukuran variabel tersebut.14

Oleh karena itu, kiranya peneliti membatasi dari sejumlah operasional

yang diajukan dalam penelitian yang berjudul ’’Pengaruh permainan bola

14

(21)

12

sumpit dalam kepramukaan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di MTS

Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

1. Permainan

Permainan adalah satu perbuatan yang mengandung keasyikan dan

dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan

bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu mengadakan

kegiatan tersebut. Permainan cukup penting bagi perkembangan jiwa anak.

Oleh karena itu perlu bagi anak-anak untuk diberi kesempatan dan sarana

di dalam kegiatan permainannya. Secara fungsional kegiatan bermain dan

bekerja mengandung perbedaan cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih

diarahkan kepada hasil yang akan dicapai, di samping adanya keterikatan

yang lebih ketat daripada sebuah permainan. Dua hal kegiatan anak yakni

bermain dan bekerja dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Bermain, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sifatnya bebas (tidak terlalu terikat oleh syarat).

b) Tidak berorientasi hasil, tujuannya hanya kesenangan dalam

bermain.

c) Hasilnya (kesenangan) ada dalam kegiatan itu.

d) Hakikatnya untuk anak.

2) Bekerja

a) Sifatnya terikat oleh syarat-syarat tertentu.

b) Berorientasi pada hasil (terutama kepuasan materi) gagal atau

(22)

13

c) Hasilnya ada di luar kegiatan, yakni setelah kegiatan tersebut

selesai.

d) Hakikatnya bagi orang dewasa.

Dalam perkembangan nanti, pada gilirannya permainan bagi seorang

anak suatu saat dapat berubah menjadi kegiatan bekerja (bagi orang

dewasa), jika kegiatan permainan tersebut sudah berubah orientasinya,

yakni berorientasi kepada pencapaian hasil.15

Secara lebih umum dalam terma psikologi, Joan Freeman dan Utami

Munandar mendefinisikan bermain sebagai suatu aktivitas yang membantu

anak mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual,

sosial, moral, dan emosional.16

Jadi, Permainan ialah suatu aktifitas yang menyenangkan untuk

dunia anak-anak yang bertujuan untuk melatih motorik anak, dan

perkembangan anak menjadi lebih baik.

2. Bola Sumpit

Bola secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah benda bula yang dibuat dari karet dan sebagainya untuk

bermain- main.17

Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk

dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu

tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari

15

Abu Ahmadi & Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal 69-70.

16

Andang Ismail,Education Games, hal 16. 17

(23)

14

wadah, dari piring ke satu piring yang lain atau memasukkan makanan ke

dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading

dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapisi dengan

bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan

terlihat bagus.18

Jadi , bola sumpit ialah salah satu permainan dalam kepramukaan

yang dirancang untuk melatih ketelitian siswa, meningkatkan kedisiplinan

siswa, dan kehati-hatian siswa dalam melakukan suatu berbuatan yang bisa

diartikan siswa harus berfikir dulu sebelum bertindak sesuatu tindakannya

baik atau buruk untuk dilakukan , permainan bola sumpit ini dilakukan

diluar ruangan.

3. Kepramukaan

Amin Abas menyatakan bahwa : Gerakan pramuka adalah badan non

pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam

membangun bangsanya khususnya di bidang pendidikan melalui kegiatan

kepramukaan dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Pendidikan

Kepramukaan (PDMPK).19

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara

tekun bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan

naskah-naskah buku. Bukan ! Kepramukaan adalah suatu permainan yang

menyenangkan di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi

18

Juandana, Aizza, Tentang Sumpit (Chopsticks), (http//spagiari.blogspot.com/ 2006/01/tentang.sumpit.chopstick.html , diakses 23 februari 2017). Pukul 00.03

19

(24)

15

bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik,

membina kesehatan, ketrampilan, dan kesediaan memberi pertolongan.20

Jadi, kepramukaan ialah suatu kegiatan yang yang bertujuan untuk

mendidik siswa agar menjadi tunas muda yang lebih disiplin, tangguh.

Didalam kegiatan kepramukaan memang belajar sambil

bersenang-senang.

4. Kedisiplinan

Disiplin adalah kepatuhan atau menghormati dan melaksanakan

suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada keputusan, perintah,

atau peraturan yang diberlakukan bagi dirinya sendiri.21 Misalnya senam

pagi adalah salah satu disiplin pribadi.Kepatuhan seseorang terhadap

keputusan, perintah, atau peraturan diberlakukan bagi suatu sistem dimana

orang itu terlibat disebut disiplin perorangan.Disiplin perorangan menuntut

orang yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kepatuhan.

Tanggung jawab atas perbuatannya dan pelaksanaan atas keputusan,

perintah, dan peraturan dengan segala akibatnya terletak di tangan orang

yang memberi perintah atau yang membuat keputusan dan

perintah.Disiplin perorangan bersifat individual yaitu berkaitan dengan

sifat yang langsung melekat pada diri seseorang.

Menurut Mar’at disiplin adalah sikap perseorangan atau atau

kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap perintah-perintah

yang berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang perlu seandainya

20

Amin Abas dkk,Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka(Jakarta: Beringin Jaya, 1994), hal 5

21

(25)

16

tidak ada perintah. Hal ini merupakan hasil latihan-latihan yang efektif dan

kepemimpinan yang baik.22

Jadi, kedisiplinan ialah suatu sistem yang mempunyai tujuan untuk

melatih siswa agar mempunyai sikap bertanggung jawab.

5. Teknik pengumpulan data

Adapun cara atau metode pengumpulan data yang akan digunakan

berupa interview, angket, observasi dan dokumentasi. Untuk

mengumpulkan data, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara di gunakan sebagai teknik sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dan respondennya sedikit atau

kecil.23Metode ini di terapkan dalam rangka mencari informasi tentang

kedisiplinan siswa MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

b. Kuesioner (Angket)

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis mengenai sesuatu masalah kepada responden untuk

dijawabnya.24Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

pengaruh permainan Bola Sumpit dalam kepramukaan untuk

22

Lemhannas,Disiplin Nasional(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal 11 23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hal 137

24

(26)

17

meningkatkan kedisiplinan siswa MTS Unggulan AL-Jadid Waru

Sidoarjo.

Cara memberikan nilai dalam penelitian tersebut adalah dengan

menggunakan angket yang hanya memberikan tanda (x) pada lembar

soal yang telah di sediakan oleh peneliti.Quesioner berisi alternative

jawaban dari selalu, sering, pernah, tidak pernah sesuai dengan nilai

4-1 selain itu dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat

berupa pernyataan atau pertanyaan.25

Tabel 1.2 ItemFavorable

Angket Favorable 4 : Selalu

3 : Sering 2 : Pernah 1 : Tidak Pernah

c. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengumpulan data

dengan melakukan penelitian langsung terhadap kondisi lingkungan

objek penelitian yang mendukung kegiatan penelitian, sehingga di

dapat gambaran secara jelas tentang kondisi objek penelitian

25

(27)

18

tersebut.26Observasi berguna untuk menjelaskan, memeriksa dan

merinci gejala yang terjadi. Teknik observasi dilakukan dengan

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang telah

ditentukan, guna memperoleh data yang langsung dapat diambil oleh

peneliti. Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah

mengamati kedisiplinan siswa-siswi MTS Unggulan Al-Jadid Waru

Sidoarjo.

d. Dokumentasi

Merupakan metode pengumpulan data melalui peninggalan tertulis,

seperti arsip-arsip termasuk buku tentang pendapat teori-teori,

hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini

digunakan untuk mencari data tentang struktur organisasi di MTS

Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo, jumlah guru, jumlah siswa serta

sarana dan prasarana dan data- data lain yang di perlukan. Dalam metode

ini peneliti menggunakan instrument pengumpulan data berupa check

list.

6. Teknik analisis data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah di pahami dan temuannya dapat di

informasikan pada orang lain.

26

(28)

19

Seluruh sampel mengisi lembar jawaban yang telah disediakan dengan

cara memberikan tanda silang (x) pada lembar jawaban yang telah

disediakan. Tekhnik sampel yang digunakan adalah Simple Random

Sampling. Yaitu Sampel yang diambil secara acak, tanpa memerhatikan

tingkatan yang ada dalam populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang

yang sama dan diketahui untuk terpilih sebagai subjek.27

G. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini agar menjadi bahan kajian yang mudah maka peneliti

menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari : Latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian yang terdiri dari : pendekatan

dan jenis penelitian, populasi, variabel dan indikator penelitian, definisi

operasional, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan sistematika

pembahasan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang kajian teoritik yang membahas tentang permainan, game

bola sumpit, kepramukaan, dan kedisiplinan, agar nanti peneliti mengetahui

cara meningkatkan kedisiplinan siswa dalam kepramukaan melalui permainan

bola sumpit. Hasil penelitian yang terdahulu yang relevan dan hipotesis

penelian.

BAB III : PENYAJIAN DATA

27

(29)

20

Membahas tentang penyajian data, disini penulis memasukkan tentang sejarah

berdirinya, letak geografis, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana yang

ada di MTS Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.Setelah itu adapun deskripsi

hasil penelitian dan penguji hipotesis adakah pengaruh permainan bola sumpit

dalam kepramukaan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di MTS

Unggulan Al-Jadid Waru Sidoarjo.

BAB IV : ANALISIS DATA

Bab ini berisi pemaparan tentang argumentasi teoritis terhadap hasil pengujian

hipotesis. Misalnya, hipotesis penelitian ditolak atau tidak terbukti, maka

berikan alasan-alasan mengapa tidak terbukti.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan Merupakan jawaban

langsung dari penelitian. Hal ini perlu diingat bahwa simpulan harus sesuai

dengan fokus. Saran merupakan anjuran bagi kemungkinan dilaksanakan

tindakan atas dasar kesimpulan yang dihasilkan dan dikaitkan dengan manfaat

(30)

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik 1. Permainan

a. Pengertian Permainan

Permainan adalah satu perbuatan yang mengandung

keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa

paksaan dengan bertujuan untuk memperoleh kesenangan pada

waktu mengadakan kegiatan tersebut. Permainan cukup penting bagi

perkembangan jiwa anak.Oleh kerena itu perlu bagi anak-anak untuk

diberi kesempatan dan sarana di dalam kegiatan permainannya.

Secara fungsional kegiatan bermain dan bekerja mengandung

perbedaan cukup mendasar, sebab bekerja itu lebih diarahkan kepada

hasil yang akan dicapai, di samping adanya keterikatan yang lebih

ketat daripada sebuah permainan.

Dua hal kegiatan anak yakni bermain dan bekerja dapat

dibedakan sebagai berikut:

1) Bermain, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sifatnya bebas (tidak terlalu terikat oleh syarat).

b) Tidak berorientasi hasil, tujuannya hanya kesenangan

dalam bermain.

c) Hasilnya (kesenangan) ada dalam kegiatan itu.

(31)

22

d) Hakikatnya untuk anak.

2) Bekerja

a) Sifatnya terikat oleh syarat-syarat tertentu.

b) Berorientasi pada hasil (terutama kepuasan materi) gagal

atau berhasilnya menjadi masalah yang penting.

c) Hasilnya ada di luar kegiatan, yakni setelah kegiatan

tersebut selesai.

d) Hakikatnya bagi orang dewasa.

Dalam perkembangan nanti, pada gilirannya permainan bagi

seorang anak suatu saat dapat berubah menjadi kegiatan bekerja

(bagi orang dewasa), jika kegiatan permainan tersebut sudah berubah

orientasinya, yakni berorientasi kepada pencapaian hasil.28

Secara lebih umum dalam istilah psikologi, Joan Freeman

dan Utami Munandar mendefinisikan bermain sebagai suatu aktivitas

yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik

secara fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.29

b. Sifat permainan

1) Permainan gerak atau disebut juga permainan fungsi yakni,

permainan yang dilaksanakan anak dengan gerakan-gerakan,

dengan tujuan untuk melatih fungsi organ tubuh melatih panca

indera. Contoh: Anak melempar-lemparkan benda

menggerak-gerakan kaki meremas-remas benda lain.

28

Abu Ahmadi & Munawar Sholeh,Psikologi Perkembangan. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal 69-70.

29

(32)

23

2) Permainan fantasi atau peran, yakni seorang anak melakukan

permainan karena di pengaruhi oleh fantasinya. Ia memerankan

sesuatu kegiatan, seolah-olah sungguhan. Contoh: Bermain

mobil-mobilan dengan membalikkan kursi berperan sebagai

ABRI, sebagai ayah, mantan dan lain-lain.

3) Permainan Receptif (menerima), yakni anak mengadakan

permainan berdasarkan atas ransangan yang di terima dari luar

baik melalui cerita, atau gambar serta kegiatan lain yang sangat

dilihat anak. Contoh: Asyik melihat gambar/TV, tidak mau

mandi seperti cerita yang ia terima, dan lain-lain.

4) Permainan bentuk yakni; anak mencoba membentuk (konstruksi)

suatu karya atau juga merusak (destruktif) suatu karya yang ada ,

karena ingin tahu atau ingin merubahnya.

Permainan ini ada tingkatnya:

a) Membuat sesuatu, tetapi belum dapat memberi nama.

b) Membuat sesuatu, dan dapat memberi nama.

c) Menentukan dan membuat nama dulu, sebelum membuat

sesuatu.

d) Membuat sesuatu, sudah lengkap agak mirip dengan

kondisi bentuk sebenarnya yang di kehendaki.30

30

(33)

24

c. Manfaat permainan

1) Untuk perkembangan aspek fisik ialah melatih otot tubuh , agar

tumbuh dan kuat.

2) Untuk perkembangan aspek motoric kasar dan halus ialah, agar

segala gerakan motorik akan mudah berkembang.

3) Untuk perkembangan aspek sosial ialah, agar menimbulkan rasa

kebersamaan, memecahkan masalah bersama, dan lain lain.

4) Untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian ialah, agar

dapat melepaskan ketegangan, memenuhi dorongan dalam diri.

5) Untuk perkembangan aspek kognisi ialah, agar dapat melatih

kreatifitas dapat berkembang melalui permainan.

6) Untuk perkembangan aspek penginderaan ialah, agar dapat

melatih panca indera akan semakin tajam.

7) Untuk perkembangan aspek keterampilan olahraga ialah,

kekuatan, keuletan, koordinasi akan berkembang.

8) Untuk media terapi ialah, agar permainan dapat dijadikan media

psikoterapi.31

d. Nilai pendidikan dalam permainan

1) Kesehatan dan kekuatan jasmani, untuk perkembangan dan

pertumbuhan jasmani (panca indera lebih tajam)

2) Kesegaran jasmani, untuk meningkatkan fungsi organ dan

meningkatkan kesegaran jasmani

31Drijakara,

(34)

25

3) Penguasaan bahasa, untuk keperluan berkomunikasi agar anak

menguasai bahasa

4) Rasa seni dan keindahan, untuk seni gerak, penguasaan irama ,

seni suara dan seni bahasa.

5) Budi pekerti baik, untuk menumbuhkan rasa kebersamaan,

meningkatkan kedisiplinan, keberanian, menghormati dan

lain-lain.

6) Perkembangan sosial anak, untuk memperkenalkan lingkungan,

dirinya, lawan dan lain-lain.32

2.1 Permainan dilihat dari beberapa teori modern

Teori Peran permainan dalam

perkembangan anak

Psikoanalitik Mengatasi pengalaman traumatic, coping

terhadap frustasi

Kognitif- piaget Mempraktekkan dan melakukan

konsolidasi konsep serta ketrampilan

yang telah dipelajari

Kognitif-Vygotsky Bisa mengatur diri

Kognitif-Bruner/Sulton

Smith

Memunculkan fleksibilitas perilaku dan

berfikir, imajinasi dan narasi

32Drijakara, “

(35)

26

Siger Mengatur anak terjaga pada tingkat

optimal dengan menambah stimulasi

Arousal Modulation Membuat anak terjaga pada tingkat

optimal dengan menambah stimulasi

Bateson Memajukkan kemampuan untuk

memahami berbagi tingkatan makna

Usia anak Remaja Sekolah Menengah Pertama (SMP) 10-12 tahun:

a) Anak lebih kritis

b) Tidak mau disamakan dengan tahun sebelumnya

c) Pertumbuhan putra lebih kuat

d) Dibedakkan latihan putra dan putri

e) Permainan beregu yang lebih sulit dan komplek33

e. Macam- macam permainan

1) Permainan Kecil

Yaitu suatu bentuk permainan yang tidak mempunyai

peraturan tertent, baik mengenai peraturan permainannya, alatnya,

ukuran lapangan, mengenai waktu pelaksanaan.

Macam-macam permainan kecil:

a) Permainan kecil tanpa alat (lari bolak-balik, menjala ikan,

kucing dan tikus, gobak sodor, dan lain-lain.

33Drijakara, “

(36)

27

b) Permainan kecil dengan alat (lari bolak-balik sambil

memindahkan benda, main tali, kasti, rounders, dan

lain-lain).34

2) Permainan Besar

Yaitu macam-macam permainan yang sudah mempunyai

wadah atau organisasi baik nasional maupun internasional.

Macam-macam perminan besar:

a) Permainan besar dengan bola kecil

b) Tenis meja, bulu tangkis, golf, base ball, soft ball, dan

lain-lain.

c) Bola voli, bola basket, sepak bola, polo air, bola tangan.35

2. Bola Sumpit

Bola secara bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah benda bula yang dibuat dari karet dan sebagainya untuk

bermain- main.36

Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk

dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah

satu tangan. Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan

makanan dari wadah, dari piring ke satu piring yang lain atau

34Drijakara, “

Permainan dan metodik II” (online),(http// Staff.uny.ac.id/Permainan , diakses 23 februari 2017). Pukul 00.03

35

Drijakara, “Permainan dan metodik II” (online),(http// Staff.uny.ac.id/Permainan , diakses 23 februari 2017). Pukul 00.03

36

(37)

28

memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa dibuat dari bahan

seperti bambu, logam, gading dan plastic yang permukaannya sudah

dihaluskan atau dilapisi dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat

supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus.37

Bola sumpit merupakan salah satu permainan dalam kepramukaan

yang dirancang untuk melatih ketelitian siswa, meningkatkan

kedisiplinan siswa, dan kehati-hatian siswa dalam melakukan suatu

perbuatan yang bisa diartikan siswa harus berfikir dulu sebelum

bertindak sesuatu tindakannya baik atau buruk untuk dilakukan ,

permainan bola sumpit ini dilakukan diluar ruangan.

a. Alat dan bahan

1) Bola pingpong plastik 33 biji

2) 11 pasang sumpit

3) 22 mangkok plastik

b. Petunjuk permainan

1) Peneliti menginstruksikan siswa untuk membentuk

masing-masing 6 ronde yang berisi 10 sampai 11 orang.

2) Kemudian peneliti menyiapkan 11 pasang sumpit dan 33 bola

yang di letakkan didalam mangkok, masing-masing mangkok

berisi 3 bola pingpong.

37

(38)

29

3) Masing-masing siswa memindahkan bola ke dalam mangkok

yang kosong dalam kurun waktu 3 menit dengan secepat

mungkin dan segera lari ke garis finish.

4) Jika ronde pertama sudah selesai akan di ambil 1 pemenang.

5) Dilanjutkan ronde selanjutnya,sampai ronde keenam dan

masing-masing ronde diambil 1 pemenang juga.

6) Dari 6 siswa yang menang itu adu kembali dan akan di ambil 3

terbaik sebagai pemenang permainan

c. Pelanggaran terhadap permainan Bola Sumpit

Bola jatuh ke tanah saat akan dikenakan diskualifikasi

3. Kepramukaan

a. Pengertian Kepramukaan

Amin Abas menyatakan bahwa : Gerakan pramuka adalah

badan non pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan

masyarakat dalam membangun bangsanya khususnya di bidang

pendidikan melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan

Prinsip Dasar dan Metode Pendidikan Kepramukaan (PDMPK).38

Kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari

secara tekun bukan pula merupakan suatu kumpulan dari

ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku.Bukan ! Kepramukaan adalah suatu

permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang

38

(39)

30

dewasa dan anak-anak pergi bersama- sama mengadakan

pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan,

ketrampilan, dan kesediaan memberi pertolongan.39

Dari pengertian kepramukaan di atas maka hakikat

kepramukaan adalah :

1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang

menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab

orang dewasa artinya proses pendidikan dalam kepramukaan

dikemas semenarik mungkin berbeda dengan proses pendidikan

yang kita kenal didalam kelas. Didalam kelas ada guru dan siswa

yang dapat diartikan sebagai orang tua dan anak. Ada

aturan-aturan yang membatasi siswa dalam berperilaku kepada gurunya.

Apa yang dipelajari didalam kelas cenderung formal. Sedangkan

pendidikan kepramukaan tidak ada status orang tua dan anak.

Yang hanya ada kakak dan adik , sehingga cenderung santai dan

fleksibel. Kegiatannya tidak berfokus kepada materi-materi

akademik. Melainkan materi-materi khusus kepramukaan yang

diselingi atau dipadukan dengan (game) sehingga dapat

mengurangi rasa jenuh.

2) Pramuka dilaksanakan diluar lingkungan pendidikan sekolah

dan diluar pendidikan keluarga yang menggunakan prinsip dasar

dan metode pendidikan kepramukaan. Artinya, pramuka

39

(40)

31

dilakukan di luar jam sekolah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam

bentuk estrakulikuler yang dapat dipilih oleh siswa sebagai

kegiatan tambahan selain belajar didalam kelas bersama guru.

Kegiatannya harus berprinsip pada metode dan dasar pendidikan

kepramukaan.

b. Sifat Kepramukaan

Resolusi konferensi kepramukaan sedunia tahun 1924, di

Kopenhagen Denmark menyatakan bahwa kepramukaan mempunyai

tiga sifat antara lain:

1) Nasional, artinya organisasi yang menyelenggarakan

kepramukaan di suatunegara haruslah menyesuaikan pendidikan

itu dengan keadaan, kebutuhan dankepentingan masyarakat,

bangsa dan negara itu.

2) Internasional, artinya organisasi kepramukaan di suatu negara

manapun didunia ini harus membina dan mengembangkan rasa

persaudaraan danpersahabatan antara sesama pramuka dan

sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan, agama,

golongan, tingkat, suku dan bangsa.

3) Universal, artinya kepramukaan dapat digunakan di mana saja

(41)

32

pendidikannya selalumenggunakan Prinsip Dasar dan Metode

Pendidikan Kepramukaan (PDMPK)40

c. Fungsi Kepramukaan

Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Kegiatan menarik bagi anak dan pemuda(game)

Kegiatan menarik ini maksudnya adalah kegiatan yang

menyenangkan tetapi mengandung pendidikan. Sedapat mungkin

kegiatan pramuka dirancang dengan menarik. Karena pesertanya

adalah usia anak-anak yang masih dalam taraf bermain maka

akan lebih cocok jika kegiatannya diisi dengan permainan yang

mendidik. Kegiatan permainan ini cocok untuk diterapkan pada

pramuka usia siaga (7-10 tahun) dan pramuka usia penggalang

(11-15 tahun). Kegiatan yang dilakukan antara lain : senam

tongkat, senam semaphore, belajar mengirim berita melalui

kata-kata sandi, belajar mengenal alam dengan mengajaknya

jalan-jalan santai dan belajar menyanyi.

2) Pengabdian(job)bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa pramuka bukan lagi bermain, melainkan

suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan

pengabdian. Kewajibannya adalah dengan sukarela membaktikan

dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi. Biasanya

40

(42)

33

kegiatan ini dilakukan oleh pramuka usia penegak (16-20 tahun)

dan pramuka usia pandega (21-25 tahun) akan lebih cocok jika

kegiatannya langsung diabdikan kepada masyarakat seperti:

pengumpulan dan untuk membantu korban bencana, menjadi

sukarelawan di daerah bencana dan lain-lain.

3) Alat(means)bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat. Dan juga alat bagi organisasi untuk

mencapai tujuan organisasinya.

Masyarakat pada dasarnya menginginkan kehidupan yang

aman, damai dan sejahtera. Untuk menciptakan kehidupan yang

demikian diperlukan insan-insan yang tangguh secara lahir dan

batin. Namun untuk menciptakan insan yang diharapkan tidak

hanya cukup dengan pendidikan formal saja. Masyarakat masih

membutuhkan peran lain di luar pendidikan formal. Salah

satunya adalah dengan kegiatan kepramukaan. Karena dalam

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 4 dijelaskan tujuan

gerakan pramuka yang salah satunya adalah membina dan

mendidik kaum muda Indonesia agar dapat membangun dirinya

secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas

pembangunan bangsa dan negara. Jadi kegiatan kepramukaan

yang diberikan sebagai latihan berkala dalan satuan pramuka itu

(43)

34

d. Sasaran Pendidikan Kepramukaan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka memberikan penjelasan

bahwa usaha gerakan pramuka dalam mencapai tujuan harus

mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental,

jasmani, rohani, bakat, pengetahuan, dan kecakapan kepramukaan

melalui kegiatan yang dilakukan secara praktik yang mengenalkan

sistem among dan prinsip dasar dan metode pendidikan

kepramukaan agar peserta didik memiliki:

1) keyakinan beragama yang kuat.

2) mental dan moral yang tinggi serta berjiwa pancasila.

3) sehat, segar jasmani dan rohani yang kuat.

4) cerdas, tangkas, terampil.

5) berjiwa kepemimpinan dan patriotic.

6) kesadaran dan peka terhadap perubahan lingkungan.

7) banyak pengalaman.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 11

menyebutkan bahwa metode kepramukaan merupakan cara belajar

progresif melalui hal-hal berikut ini:

1) Pengalaman terhadap Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran

kesadaran mengenai akhlak (budi dan perbuatan baik) yang

tersimpan di dalam hati seseorang sebagai akibat karena orang

(44)

35

adalah norma dalam kehidupan dan penghidupan para anggota

gerakan pramuka yang merupakan ukuran, norma atau standar

tingkah laku kepramukaan seorang pramuka Indonesia.Kode

kehormatan terdiri atas :

a) Janji atau Satya.

b) Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma).

2) Belajar Sambil Melakukan

Belajar sambil melakukan berarti belajar dengan langsung

praktek.Contohnya adalah kegiatan P3K. Pramuka tidak hanya

mempelajari bagaimana membalut luka, tapi juga langsung

mempraktekan pada manusia secara langsung dengan prosedur

yang tepat.

3) Sistem Berkelompok

Sistem berkelompok dilaksanakan supaya peserta didik

memperoleh kesempatan untuk belajar memimpin dan dipimpin,

belajar mengurus dan mengorganisir anggota kelompok, belajar

memikul tanggung jawab, belajar mengatur diri, menyesuaikan

diri dan bekerja sama dengan sesamanya.

4) Kegiatan yang Menantang dan Mendidik

Kegiatan menarik merupakan unsur yang diperlukan dalam

perkembangan kegiatan kepramukaan, karena menurut para ahli

dalam kegiatan kepramukaan aktivitas yang dilakukan sengaja

(45)

36

mendidik dan bermanfaat. Masing-masing kegiatan dibagi dan

dikelompokkan menurut usia sehingga tepat sasaran sesuai

perkembangan jasmani dan rohani.

e. Tujuan Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 4

mengemukakan bahwa tujuan gerakan pramuka adalah mendidik dan

membina kaum muda Indonesia agar menjadi manusia

berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang:

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, kuat

mental dan tinggi moral.

2) tinggi kecerrdasan dan mutu ketrampilannya.

3) kuat dan sehat jasmaninya.

Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila,

setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta

menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, dapat

membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki

kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal,

nasional, maupun internasional.

f. Tugas Pokok Gerakan Pramuka

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 5

menguraikan bahwa tugas pokok gerakan pramuka adalah

(46)

37

menumbuhkan tunas-tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih

baik, tangguh, tanggung jawab, dan mampu membina serta mengisi

kemerdekaan. Tugas Pokok Gerakan Pramuka juga bertugas

menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda

Indonesia menuju ke tujuan Gerakan pramuka sehingga dapat

membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan

sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat,

bangsa dan negara.

g. Prinsip Dasar Kepramukaan

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (ADGP) pasal 10 ayat 1

menyebutkan Prinsip Dasar Kepramukaan antara lain:

1) Iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

2) Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup, alam dan

seisinya.

3) Peduli terhadap diri pribadinya.

4) Taat kepada kode kehormatan pramuka.

h. Ciri Khas Kepramukaan

Kegiatan kepramukaan merupakan sebuah bentuk kegiatan

yang lain dari pada kegiatan yang lain. Kegiatan kepramukaan

memiliki ciri khas antara lain:

1) Bersifat sukarela.

2) Terbuka

(47)

38

4) Bermetode

5) Memiliki suatu sistem nilai.

i. Sistem Nilai

Sistem nilai gerakan pramuka dituangkan ke dalam kode etik

atau kode kehormatan gerakan pramuka yang disesuaikan dengan

golongan usia dan tingkat perkembangan jasmani dan rohani peserta

didik.

j. Penggolongan Pramuka Menurut Usia

Anggota pramuka digolongkan berdasarkan usia peserta didik

sebagai berikut:

1) Anak-anak dengan usia 7 s/d 10 tahun masuk golongan siaga.

2) Pemuda dengan usia 11 s/d 15 tahun masuk golongan

penggalang.

3) Pemuda dengan usia 16 s/d 20 tahun masuk golongan penegak.

4) Pemuda dewasa usia 21 s/d 25 tahun masuk golongan pandega

k. Kode Kehormatan Pramuka

Kode kehormatan pramuka adalah suatu norma dalam

kehidupan dan penghidupan para anggota gerakan pramuka yang

merupakan ukuran, norma, atau standar tingkah laku kepramukaan

seorang pramuka Indonesia. Kode kehormatan pramuka terdiri dari

(48)

39

1) Janji (Satya)

Janji yang dipegang itu adalah Tri satya (pramuka penggalang).

Rumusan

Tri satya untuk pramuka penggalang adalah sebagai berikut:

“Tri satya“

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

a) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan Pancasila

b) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri

membangun masyarakat.

c) Menepati Dharma Ketentuan-ketentuan Moral (Dharma)

Ketentuan-ketentuan moral berisi 10 prinsip. Sehingga

disebut Dasa Dharma yang meliputi:

a) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

c) Patriot yang sopan dan kesatria.

d) Patuh dan suka bermusyawarah.

e) Rela menolong dan tabah.

f) Rajin, terampil dan gembira.

g) Hemat, cermat dan bersahaja

h) Disiplin, berani, dan setia

i) Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

(49)

40

Kode kehormatan untuk masing-masing golongan usia

berbeda-beda disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan

rohani masing-masing golongan anggota pramuka, yaitu:

1) Siaga

a) Janji : Dwi Satya

b) Dharma : Dwi Dharma

2) Penggalang

a) Janji : Tri Satya

b) Dharma : Dasa Dharma

3) Penegak

a) Janji : Tri Satya

b) Dharma : Dasa Dharma

4) Pandega

a) Janji : Tri Satya

b) Dharma : Dasa Dharma

4. Kedisiplinan a. Pengertian

Dalam buku disiplin nasional yang disusun oleh Lembaga

Ketahanan Nasional .41

Istilah disiplin dalam Bahasa Indonesia

berasal dari bahasa Belanda yang kemudian dipengaruhi juga oleh

Bahasa Inggris. Istilah disiplin menurut pengertian dua bahasa

41

(50)

41

tersebut dari bahasa latin “diciplina’’. Muncul beberapa makna kata dalam disiplin sebagai berikut:

1) Latihan yang memperkuat. Disiplin dikatikan dengan latihan

yang memperkuat terutama ditekankan pada pikiran dan watak

untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh dan

sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan

kebiasaan patuh dapat dilihat pada penanaman disiplin di

kalangan Angkatan Bersenjata, ibadah puasa dapat digolongan

sebagai suatu latihan dalam arti penanaman disiplin yang

bertujuan mempertinggi kendali diri.

2) Koreksi dan sanksi. Arti disiplin dalam kaitannya koreksi atau

sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah

mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata

tertib dapat dilakukan dua macam tindakan yaitu berupa

koreksi untuk memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi.

Keduanya harus dilaksanakan secara kosisten untuk mencegah

terjadinya penyimbangan dalam pelanggaran terhadap norma

dan kaidah yang telah disepakati bersama.

3) Kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan. Orang

yang berdisplin adalah orang-orang yang mampu

mengendalikan dirinya. Hal ini dapat berpengaruh terhadap

(51)

42

ketertiban dan keteraturan menghasilkan suatu sistem dan

aturan tata laku.

4) Sistem aturan tata laku. Setiap kelompok, manusia, masyarakat,

dan bangsa selalu terikat pada berbagai peraturan yang

mengatur hubungan sesama anggotanya maupun hubungan

dengan masyarakat, bagsa, dan negara.

Jadi disiplin adalah kepatuhan atau menghormati dan

melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang tunduk pada

keputusan, perintah, atau peraturan yang diberlakukan bagi dirinya

sendiri.42Misalnya senam pagi adalah salah satu disiplin pribadi.

Kepatuhan seseorang terhadap keputusan, perintah, atau

peraturan diberlakukan bagi suatu sistem dimana orang itu terlibat

disebut disiplin perorangan.Disiplin perorangan menuntut orang

yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan

kepatuhan.Tanggung jawab atas perbuatannya dan pelaksanaan atas

keputusan, perintah, dan peraturan dengan segala akibatnya terletak

di tangan orang yang memberi perintah atau yang membuat

keputusan dan perintah.Disiplin perorangan bersifat individual yaitu

berkaitan dengan sifat yang langsung melekat pada diri seseorang.43

Menurut Mar’at disiplin adalah sikap perseorangan atau atau

kelompok yang menjamin adanya kepatuhan terhadap

perintah-perintah yang berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang

42

Lemhannas,Disiplin Nasional(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal 11 43

(52)

43

perlu seandainya tidak ada perintah.Hal ini merupakan hasil

latihan-latihan yang efektif dan kepemimpinan yang baik.44

Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa disiplin berasal dari

kata yang sama“disiple’’ yakni seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru

merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari

cara mereka hidup yang menuju kehidupan yang berguna dan

bahagia. Jadi disiplin merupakan masyarakat mengajari anak

perilaku moral yang disetujui kelompok.45

Dalam Gerakan Disiplin Nasional Menyongsong Era

Keterbukaan tahun 2020 mngemukakan bahwa disiplin adalah

ketaan terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat,

berbangsa dan bernegara yang berlaku dan dilaksanakan secara

sadar, ikhlas lahir batin sehingga timbul rasa malu terhadap sanksi

dan rasa malu terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Terbentuknya Disiplin

Dalam buku Disiplin Nasional yang disusun oleh Lembaga

Ketahanan Nasional disebutkan bahwa disiplin tidak terjadi dengan

sendirinya, melainkan harus ditumbuhkan, dikembangkan, dan

diterapkan dalam semua aspek menerapkan sanksi serta dengan

bentuk ganjaran dan hukuman sesuai dengan amal perbuatan para

pelaku. Disiplin seseorang adalah produk sosialisasi sebagai hasil

44

Lemhannas,Disiplin Nasional(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal 12

45

(53)

44

interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh

karena itu pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses

belajar. Dalam membentuk disiplin harus ada pihak yang memiliki

kekuasaan yang lebih tinggi sehingga mampu mempengaruhi tingkah

laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diinginkan. Secara garis

besar terbentuknya disiplin adalah sebagai berikut:

1) Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan harus

ditumbuhkan, dikembangkan, dan diterapkan dalam semua

aspek, menerapkan sanksi dan ganjaran serta hukuman sesuai

perbuatan para pelaku.

2) Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Hal

ini tercipta melalui proses binaan keluarga, pendidikan, dan

pengalaman atau pengenalan dari keteladanan lingkungannya.

3) Disiplin itu lahir, tumbuh dan berkembang dari sikap seseorang

di dalam sistem nilai budaya yang telah ada didalam masyarakat.

Disiplin akan tumbuh bila melalui latihan pendidikan atau

penanaman kebiasaan dengan keteladanan-keteladanan tertentu

yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan keluarga, pada

masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang menjadikannya

(54)

45

4) Disiplin yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan

terpancar dari hasil kesadaran manusia. Disiplin yang tidak

bersumber pada hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin

yang lemah dan tidak bertahan lama atau akan lekas pudar.

c. Unsur-unsur Disiplin

Sebelum seseorang memiliki sikap disiplin maka akan

didahului oleh serangkaian sikap yang akan mendorong terbentuknya

sikap disiplin. Sikap-sikap inilah yang kemudian disebut sebagai

unsur-unsur disiplin. Unsur-unsur disiplin meliputi tiga hal, antara

lain:

1) Pemahaman yang baik mengenai sistem peraturan,

perilaku,norma, kriteria dan standar sehingga menumbuhkan

pengertian yang mendalam.

2) Sikap mental (mental attitude). Sikap mental merupakan sikap

taat dan tertib sebagai hasil dan pengembangan dari latihan,

pengendalian pikiran, dan pengendalian watak.

3) Sikap kelakuan yang wajar yang menunjukkan kesungguhan hati

untuk mentaati segala hal secara hormat dan tertib.(Kwarnas

Gerakan Pramuka, Jadi, disiplin dapat dibedakan menjadi

disiplin dalam hal sikap mental, disiplin berkata-kata, disiplin

belajar, disiplin bertindak. Unsur tersebut membentuk suatu pola

keperibadiaan yang menunjukkan perilaku disiplin atau tidak

(55)

46

Selain pendapat di atas, Elizabeth B. Hurlock mengemukakan

unsur-unsur disiplin yang diharapkan mampu mendidik anak untuk

berperilaku sesuai dengan standar yang ditetapkan kelompok sosial

mereka. Ia harus mempunyai empat unsur pokok, yaitu:

1) Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku.

Pola tersebut bisa ditetapkan oleh orang tua, guru atau teman

bermain. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman

perilaku yang disetujui dalam situasi-situasi tertentu. Dalam hal

peraturan sekolah misalnya; peraturan ini mengatakan pada anak

apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilakukan sewaktu

berada didalam kelas, lapangan sekolah, kantin. Peraturan

berfungsi mendidik, sebab peraturan memperkenalkan pada

anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut.

Peraturan juga membantu mengekang perilaku yang tidak

diinginkan.

d. Bentuk-bentuk Disiplin

Bentuk-bentuk disiplin antara lain:

1) Datang dan pulang tepat waktu dari jadwal yang telah

ditentukan.

2) Berpakaian sesuai ketentuan yang berlaku di sekolah.

(56)

47

4) Mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan oleh sekolah

dengan tertib dan khidmat.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Menurut Hasan Basri ada dua faktor yang dapat membantu tegaknya

disiplin dalam kehidupan seseorang.

1) Faktor Internal

Keadaan yang dapat dianggap sebagai isi dari faktor

internal adalah:

a) Taraf kesadaran diri. Taraf kesadaran diri adalah kesadaran

yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang

tanpa paksaan dari pihak manapun. Ini merupakan hal yang

cukup ampuh untuk mewujudkan disiplin.

b) Motivasi intrinsik. Merupakan suatu bentuk dorongan untuk

menjalankan suatu bentuk kepatuhan terhadap tata tertib

tanpa adanya pengaruh dari luar.

c) Perasaan bertanggung jawab. Jika seseorang sudah memiliki

perasaan bertanggung jawab terhadap dirinya maka akan

melakukan tugasnya dengan rasa disiplin tinggi. Karena

merasa ada sebuah beban yang harus dipikul sebagai suatu

tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan dalam hidup.

d) Perasaan malu. Jika seseorang telah memiliki perasaan malu

maka tidak akan melakukan pelanggaran. Secara otomatis

(57)

48

akan merasa malu jika melakukan pelanggaran terhadap tata

tertib.

e) Nilai tertentu yang ingin dimasyaraktkan seseorang dan

sebagainya. Nilai ini bisa berupa nilai disiplin dalam

mematuhi sebuah tata tertib sekolah. Tata tertib yang dibuat

oleh sekolah akan disosialisaskan untuk di ketahui yang

pada akhirnya membawa kepatuhan.

2) Faktor Eksternal

Hal-hal yang dapat mendukung sebagai faktor eksternal

adalah sebagai berikut:

a) Presentasi yang ketat. Ketatnya presentasi dapat menekan

seseorang untuk dapat mematuhi tata tertib dengan tanpa

terkecuali. Sehingga disiplin yang terwujud adalah karena

pihak luar berupa tekanan.

b) Hukum yang adil. Hukuman yang adil ternyata merupakan

senjata yang ampuh untuk dapat membuat tegaknya disiplin

c) Motivasi luar. Dorongan dari pihak luar sebagai motivasi

dapat berupa pemberian ganjaran atau hadiah.

d) Upah atau penggajian yang cukup. Jika seseorang telah

bekerja maka upah atau gaji yang cukup dapat memicu

tumbuhnya disipin yang lebih baik.

e) Lingkungan tempat kerja yang menyenangkan. Tumbuhnya

Gambar

Tabel 1.1Indikator atau ciri-ciri Variabel
Tabel 1.2 Item Favorable
          Tabel 3.1
     Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan

Bagaimana kadar beberapa senyawa yang berkaitan dengan biokimia darah yang meliputi kadar enzim NaDH- Methemoglobin reduktase, kadar plasma K + , Na + , Cl -

Didalam pewarnaan Graf fase lampu lalu linyas menggunakan bahasa pemrograman Visual basic sama halnya dengan bahasa pemrograman Pascal yang berbasiskan Dos tetapi di Visual Basic

Berdasarkan tabel ( 5.5.) dapat diketahui bahwa sampel dengan karakteristik hipertensi derajat 2 memiliki jumlah yang paling banyak yaitu sebanyak 80 (84,2%) orang.. Dari

If the decision was handed to you by a USCIS Officer, you must file this Notice of Appeal within 30 calendar days.. If the decision was mailed to you by

melalui karya lukisan dalam skripsi penciptaan, dengan mengangkat tema dan judul “ Penciptaan Karakter Superhero sebagai Sumber Gagasan Berkarya Seni Lukis ”..

Bersama ini diberitahukan bahwa berdasarkan Penetapan Hasil Negosisasi Teknis dan Harga Nomor 07/PL-Pagar BBI/Disnak/2013 tanggal 24 April 2013 untuk Pekerjaan

Aplikasi Trigonometri pada Geografi dan Navigasi Tabel trigonometri diciptakan lebih dari dua ribu tahun yang lalu untuk perhitungan dalam astronomi.. Bintang-bintang