• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Adaptasi Budaya Para Ekspatriat di Timor Leste T2 912010015 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Adaptasi Budaya Para Ekspatriat di Timor Leste T2 912010015 BAB I"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Saat ini ekspansi bisnis Internasional terus meningkat maka jumlah tenaga kerja Internasional yang bekerja di luar negeri pun juga semakin bertambah. Pasar untuk sebagian besar barang dan jasa kini juga bersifat global, banyak produk yang dijual didunia melewati batas nasional dengan bebas dan ribuan perusahaan multinasional yang beroperasi dinegara lainpun relatif bebas tampa batas nasional.

(2)

2

perusahaan berasal yang sedang bekerja pada satu cabang perusahaan di luar negeri. Selanjutnya Noe et al (2006) juga menyebutkan bahwa ekspatriat adalah seorang karyawan yang dikirim oleh perusahaan untuk bekerja di negara lain. Jadi ekspatriat adalah seseorang yang sedang tinggal dan bekerja pada salah satu perusahaan diluar negeri yang tidak terdaftar sebagai warga negara.

(3)

3

mengisi posisi atau sebagai sarana pengembangan manajemen, pengendalian, koordinasi sekaligus untuk mempertahankan struktur organisasi dan pengambilan keputusan. Timor Leste juga mengalami hal yang sama bahwa penggunaan sumber daya manusia di perusahaan multinasional masih didominasi oleh tenaga kerja ekspatriat karena kurangnya kemampuan, keahlian dan ketrampilan sumber daya manusia domestik.

(4)

4

(5)

5

penelitian ini karena kondisi lingkungan makro tidak berbeda jauh dengan Timor Leste.

Selain itu ekspatriat yang berasal dari China, Korea Selatan, Brasil dan Portugal juga tidak dapat diteliti dalam penelitian ini karena para ekspatriat tidak bersedia untuk diwawancarai oleh peneliti. Oleh sebab itu, para ekspatriat yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari 27 ekspatriat yang berasal dari 11 Negara yaitu Australia, Amerika Serikat, Japan, Singapore, Malaysia, Filipina, India, Vietnam, Thailand, Bangladesh dan Pakistan.

Keragaman (diversitas) karyawan ini bila dikelola dengan baik akan menjadi suatu kekuatan (resource-based) dalam perusahaan yang akan memberikan pengaruh positif atau value-added bagi perusahaan. Namun salah satu hal yang perlu juga diperhatikan adalah adaptasi budaya, sebab adaptasi budaya adalah suatu proses kognitif sosial yang mana mengurangi ketidakpastian dan suatu proses afektif yang mengurangi kecemasan hasil adaptasi budaya termasuk kesejahteraan psikologi dan kepuasaan serta kompetensi sosial (Gao and Gudy Kunst,1990; ward and Kennedy,1992)

(6)

6

berbagai cara untuk menyesuaikan diri dengan budaya tuan rumah. Dalam riset ini menunjukkan bahwa para bisnis ekspatriat di Timor Leste melakukan adaptasi budaya secara individual yang didukung oleh self efficacy, relation skills dan

perception skills. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mendenhall dan Oddou, (1985) bahwa keberhasilan pelaksanaan tugas ekspatriat tergantung pada pemilikan kecakapan (skill) tertentu, yaitu: kecakapan pribadi, kecakapan bergaul dan kecakapan persepsi. Kecakapan pribadi yang dimiliki individu menyangkut kematangan mental dan emosional seseorang. Seseorang yang memiliki kemampuan individu akan lebih mudah beradaptasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, khususnya dengan orang asing (Harris dan Moran 1979).

(7)

7

lebih awal (return early) dikarenakan ketidakpusaan terhadap pekerjaan dan kesulitan penyesuaian diri terhadap lingkungan baru. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Hodgan & Goodson (1999) bahwa 40 persen manejer Amerika Serikat gagal dalam penugasan luar negeri karena ketidakmampuan adaptasi. Maka faktor terpenting kembalinya para ekspatriat sebelum waktunya (premature return) dalam penugasan terletak pada ketidakmampuan mereka sendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru (Black dan Gregersen dalam Sirait dan Raharjo 2009).

Kegagalan penugasan Internasional akan menimbulkan banyak konsekuensi bagi perusahaan karena selama masa penugasan internasional

(8)

8

sampai $150,000 (Copeland dan Griggs, 1985; Harris and Moran, 1979; Misa dan Fabricatore, 1979).

Kegagalan adaptasi ini terjadi karena setiap negara mempunyai kondisi lingkungan makro yang berbeda satu dengan yang lain, terutama negara maju (developed country) dan negara sedang berkembang (developing country) mempunyai kondisi yang berbeda. Maka para ekspatriat bekerja di negara maju (developed country) dan sedang berkembang

(developing country) juga mengalami hal yang berbeda pula. Namun ada beberapa penelitian tentang adaptasi budaya yang telah dilakukan di negara maju

(developed country) dan sedang berkembang

(developing country) menemukan hasil adaptasi yang sama, bahwa saat kedatangan para ekspatriat akan melakukan penyesuaian terhadap tiga dimensi adaptasi yang disebut in-country adjustment

diantaranya work adjustment, general adjustment dan

(9)

9

curve theory of adjustment” (Oberg., 1960; black et al,

1991; Hofstede, 1960, 1991; Lysguard, 1955; Black & Mendenhall, 1990; Unsunier, 1998; Selmer, 1999; Kaye & Taylor, 1997; Bhaskar-Shrinivas et al, 2004; Emyliana, 2009). Lihat table 2.3.2

Walaupun demikian penelitian lain yang dilakukan oleh Marx (1999), dengan membagi kuesioner pada 73 manajer di seluruh dunia menyatakan hasil yang berbeda bahwa, tahapan adaptasi dimulai dari tahap hanoymoon, culture shock, recovery, culture shock dan breaking through. Disamping itu, Marx juga menegaskan bahwa tidak semua individo melakukan tahapan adaptasi sesuai dengan model atau teori kurva Oberg dkk. (Lihat table 2.3.3)

Dari kedua model tahapan adaptasi yang diungkapkan diatas dapat diasumsikan bahwa masih ada kontradiktif dalam hasil penelitian tentang tahapan adaptasi (phases of adaptation).

(10)

10 1. 2 PERSOALAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah di paparkan diatas, maka dapat dirumuskan persoalan penelitian sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa yang mendukung para ekspatriat melakukan adaptasi terhadap general adjustment, work adjustment dan social interaction adjustment ?

2. Bagaimana upaya para ekspatriat melakukan adaptasi budaya di lihat dari general adjustment,

work adjustment, social interaction adjustment dan tahap-tahapan apa saja yang dialami oleh ekspatriat dalam melakukan adaptasi?

1. 3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mendukung para ekspatriat melakukan adaptasi terhadap general adjustment, work adjustment dan

social interaction adjustment ?

(11)

11

yang dialami oleh ekspatriat dalam melakukan adaptasi ?

1. 4 MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi akademis agar dapat menambah literatur yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan berpikir peneliti melalui karya ilimiah dan sekaligus sebagai penerapan ilmu yang diperoleh dalam proses adaptasi yang dilakukan oleh ekspatriat.

2. Manfaat Praktisi

Diharapkan agar penelitian ini dapat menjadi informasi bagi pihak yang berkepentingan seperti perusahaan multinasional dalam merekrut dan mempersiapkan ekspatriat, khususnya dalam hal membantu ekspatriat melakukan adaptasi sehingga ekspatriat tidak mengalami tahap culture shock dan

Gambar

table 2.3.3)

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, tugas akhir mereka melalui proses yang nyata dari pengalaman yang mereka temui di lapangan.. PR

Learning Intelligen ce Economics Intelligence Political Intelligence Kinesthetic Intelligence Intellectual Intelligence Socio-ecological Intelligence Emotional-spiritual

Sejumlah 200 peserta yang terdiri dari fungsionaris mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ikut ambil bagian sesi di lokasi out door milik Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Dengan komunikasi yang dapat mencerminkan kejelasan yang diberikan sesuai dengan kedudukan masing-masing anggota organisasi dalam struktur organisasi maka komunikasi

Seperti yang sudah kita diskusikan diatas bahwa Paulo, sebagai refresentatif pemikir pendidikan barat, hanya memandang pendidikan humanisasi pada kepentingan yang

Dari hasil penilaian yang dilakukan ke- pada masing-masing website pemerintah kabupaten/kota dengan dengan kriteria yang sama, dapatdiambil kesimpulan bah- wa website

Hal ini tentu tidak sesuai dengan pernyataan Kraemer mengenai pluralisme, bagaimana mungkin seseorang yang berada di luar kekristenan dapat menjadi orang percaya

Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma digunakan untuk