• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINETRON ANAK JALANAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGIS IMMANUEL KANT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SINETRON ANAK JALANAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA DEONTOLOGIS IMMANUEL KANT."

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

SINETRON ANAK JALANAN DALAM PERSPEKTIF ETIKA

DEONTOLOGIS IMMANUEL KANT

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Disusun Oleh:

EVI NURFADILAH NIM: E31212047

PRODI FILSAFAT AGAMA

JURUSAN PEMIKIRAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi membahas tentang nilai-nilai moral yang terkandung dalam sinetron Anak Jalanan. Dalam memahami dan menganalisis cerita dari sinetron tersebut menggunakan perspektif etika deontologis Immanuel Kant. Deontologi maksudnya adalah bertindak sesuai dengan kewajiban. Kewajiban yang dimaksudkan disini ialah bersumber pada dorongan hati nurani tanpa mengharapkan pamrih. Karena pamrih disini akan mengurangi nilai moral yang terkandung di dalamnya. Karena sebuah tindakan yang luhur adalah tindakan yang dilakukan demi kewajiban. Maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah dapat menganalisa nilai-nilai moral yang terkandung dalam sinetronAnak Jalananyang dinilai dari sudut etika deontologi Immanuel Kant. Moral dan etika adalah pegangan hidup dalam menilai baik buruknya suatu perilaku manusia. Persoalan dalam sinetron tersebut ada suatu tindakan yang dinilai memiliki nilai moral positif yaitu dalam karakter kelompok geng motorAnak Jalanan. Namun ada juga yang dinilai negatif paling banyak adalah karakter geng Black Cobra. Berdasarkan pemaparan singkat tersebut memunculkan pertanyaan sebagai obyek pembahasan skripsi ini.Pertama, apa saja yang membawa pengaruh negatif dan positif dalam sinetron Anak Jalanan? Kedua, bagaimana sinetron Anak Jalanan jika dinilai dari etika deontologis Immanuel Kant?. Dalam melihat sinetron Anak Jalanan, tentu ada yang hal negatif dan positif yang dapat dipetik. Oleh karena itu, sebagai penikmat televisi tentu harus dapat menilai mana yang baik dan buruk. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan analisisnya mengggunakan kefilsafatan. Di mana melalui etika Kant sebagai teori utama dalam menganalisis sinetron Anak Jalanan. Adapun teknik pengumpulan data sinetron Anak Jalanan adalah peneliti mengamati langsung penayangan sinetronnya, serta mengakses video sinetron melalui youtube, kemudian wawancara serta observasi untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap sinetron tersebut. Sedangkan teknik pengumpulan data mengenai etika Immanuel Kant adalah studi litelatur melalui buku, jurnal, serta hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

BAB I :PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian... 9

D. Penegasan Judul ... 10

E. Telaah Pustaka... 11

F. Metode Penelitian... 14

G. Sistematika Pembahasan ... 17

BAB II :IMMANUEL KANT DAN POKOK PEMIKIRANNYA ... 19

(8)

B. Karya-karya Immanuel Kant ... 23

C. Teori Mengenai Etika... 25

D. Konsep Etika Immanuel Kant ... 29

E. Kebaikan Tertinggi (Summum Bonum) ... 40

BAB III : PENYAJIAN DATA ... 43

A. Deskripsi Sinetron Anak Jalanan ... 43

B. Beberapa Profil Kerabat Kerja Sinetron Anak Jalanan... 49

C. Gambaran Umum Sinopsis Sinetron Anak Jalanan ... 51

D. Adegan Negatif dalam Episode Sinetron Anak Jalanan ... 55

E. Adegan Positif dalam Episode Sinetron Anak Jalanan ... 71

F. Tabel Penilaian Tindakan dalam Beberapa Episode Sinetron Anak Jalanan ... 74

G. Alur Cerita dalam Sinetron Anak Jalanan... 78

BAB IV :ANALISA TERHADAP FENOMENA SINETRON ANAK JALANAN A. Analisis Sinetron Anak Jalanan dalam Etika Deontologis Kant ... 82

B. Analisis Sinetron Anak Jalanan di Kalangan Masyarakat ... 94

BAB V :PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini semakin membuat manusia resah akan dampaknya, baik itu dampak negatif maupun dampak positif. Sadar atau pun tidak, manusia tampaknya telah terkontaminasi oleh nikmatnya kemajuan teknologi yang ditawarkan. Bagaimana tidak, melalui teknologi manusia dapat dipermudah dalam mempelajari dan menganalisis atau bahkan meniru sesuatu dari apa yang dilihatnya. Dengan demikian seakan-akan manusia dikendalikan oleh kemajuan tekonologi. Akibatnya seluruhnya berubah drastis dan kian modern. Arus teknologi dan informasi yang kian meluas di seluruh dunia, sehingga terciptanya istilah-istilah populer, seperti keberagaman pemberitaan maupun acara liputan yang ditayangkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata membawa dampak yang tidak kecil bagi masyarakat. Dampak tersebut tentu akan mempengaruhi perkembangan serta kemajuan peradaban. Sehingga saat ini, dunia seakan-akan bersiap melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta meningkatkan mobilitas sosial. Di samping itu kemajuan teknologi mampu mengatasi jarak ruang dan waktu.1 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemajuan

1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, (Jakarta: PT

(11)

2

teknologi banyak memunculkan banyak ragam kecanggihan yang kian mantap, sehingga memungkinkan beragam banyak kejadian dan acara khususnya pada acara program hiburan televisi sendiri.

Di era globalisasi saat ini, televisi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagian banyak orang menghabiskan waktunya di depan televisi dibandingkan dengan waktu untuk melaksanakan kegiatan lain. Masyarakat lebih tertarik menonton televisi daripada membaca koran yang hanya bisa dinikmati tulisan dan gambarnya saja, atau radio yang hanya bisa dinikmati suaranya saja tanpa gambarnya. Menurut sebagian banyak orang televisi adalah bagian hidup mereka. Kebanyakan dari sebagian orang televisi menjadi panduan utama masyarakat dalam memperoleh informasi, baik tentang masalah umum, gaya hidup, maupun masalah keagamaan. Hal tersebut karena televisi mempunyai pengaruh yang paling besar di antara media yang lain.

Namun disisi lain tidak banyak yang menyadari bahwa televisi dapat meracuni pemirsanya dengan berbagai program yang ditayangkan. Pengaruh televisi terhadap perkembangan zaman saat ini sudah sangat besar. Bagaimana tidak, di era globalisasi seperti ini begitu banyak tayangan televisi yang awalnya hadir dengan fungsi menghibur, namun pada akhirnya menghibur di sini tidak sampai pada fungsi mendidik maka, akibatnya

banyak tayangan menghibur tersebut justru malah menjauhi nilai dan norma

yang ada dalam masyarakat. Efeknya masyarakat akan meniru apa yang

(12)

3

memberikan nilai yang spektakuler dan pengaruh dalam sisi pergaulan hidup manusia, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan pertahan dan keamanan negara.2

Bagi orang awam yang tidak tahu menau seperti usia remaja dan

anak-anak dengan mudah mencontoh tayangan yang di televisi. Hal ini terjadi karena sifat istimewa televisi yang terletak pada suara dan gambar, sehingga seakan-akan gambar terlihat hidup dan bersuara yang tentu dapat menyentuh segi-segi kejiwaan manusia. Bahkan suara dan gambar itu dapat diterima oleh manusia pada saat sebuah peristiwa yang sedang terjadi melalui liputan secara langsung.

Bahkan saat ini, orang modern lebih dimanjakan lagi dengan handphone yang telah menggunakan teknologi lebih modern dan canggih. Melalui aplikasi android yang ditawarkan membuat manusia dengan mudah mengakses situs apapun yang diinginkan dan dikehendakinya. Misalnya mengakses film, gambar, dan game-game online. Sebab pada mulanya handphone diciptakan dengan tujuan mengefektifkan kehidupan manusia agar lebih mudah. Sehingga menjadikan manusia tidak pernah kehilangan informasi apapun itu. Hal ini membuktikan bahwa manusia modern saat ini sudah dengan gampangnya terpengaruh. Kemudian diaplikasikan dan ditiru. Hingga mengakibatkan rusaknya nilai-nilai moralitas dalam kehidupan nyata.

(13)

4

Dalam kritik etika, kurangnya mengembangkan sikap kritis dan otonom, dikatakan bahwa seseorang belajar keutamaan-keutamaan dari tokoh moral ideal atau dalam artian seseorang yang hidupnya secara moral dapat dicontoh dapat berakibat kurang mengembangkan sikap kritis dan otonom.3 Sedangkan etika sendiri adalah merupakan bagian dari perilaku manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Dengan demikian, objek material etika adalah tingkah laku manusia atau tindakan manusia sebagai manusia, sedangkan objek formalnya adalah segi baik-buruknya atau benar-salahnya tindakan tersebut berdasarkan norma moral.4Artinya, Orang tidak sampai ke penilaian moral yang mandiri dengan mengerti prinsip-prinsip moral yang mendasari baik buruknya kelakuaan manusia. Kalau seandainya ia menirukan dan melakukan ini dan itu hanya karena ia mau mengikuti teladan atau bahkan sekedar meniru orang lain yang dia kagumi, dan tidak pernah berusaha secara kritis bertanya mengapa ia melakukan seperti apa yang dilakukan orang lain, maka moralitasnya bersifat heteronom.5 Artinya seseorang secara sadar lambat laun akan terkontaminasi akan apa yang telah dijadikan panduannya, contohnya adalah sajian sinetron yang ditayangkan dalam media televisi, misalnya sajian gambar-gambar porno, atau bahkan video-video porno, dan kekerasan kini sudah tak tersensor lagi.

3 J. Sudarminta,Etika Umum Kajian Tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika

Normatif,(Yogyakarta: Kanisius, 2013), 164.

4Ibid.,4.

5 Heterotom merupakan penyelewengan sikap moral yang sebenarnya. Merupakan sikap

(14)

5

Terdapat banyak variasi program yang disajikan dalam televisi, salah satunya adalah sinetron. Sinetron merupakan suatu bentuk aktualisasi komunikasi dan interaksi manusia yang diolah berdasarkan alur cerita untuk mengangkat permasalahan hidup manusia dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata lain isi atau pesan juga seakan-akan dapat mewakili aktualitas kehidupan masyarakat dalam realitas perilaku sosial dan moralnya.

Sinetron tampaknya telah banyak mencuri hati pemirsa. Hal ini menandakan bahwa sinetron telah mendapatkan banyak perhatian yang sangat luar biasa bagi penikmat televisi sendiri. Namun tampaknya tidak banyak sinetron yang menyajikan pesan-pesan positif bagi pemirsa demi menarik perhatian penikmat televisi. Dan pada akhirnya, segala macam suguhan acara tersaji begitu saja. Sehingga berdampak pada pemirsa meniru apa yang dilihatnya melalui media televisi tersebut. Sehingga hal ini bisa menyebabkan berkurangnya moral pada penikmat televisi.

Paket sinetron yang tampil di televisi adalah salah satu bentuk untuk mendidik masyarakat dalam bersikap dan berperilaku yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Tampaknya, sinetron saat ini telah dianggap sebagai mata acara primadona televisi. Namun anggapan demikian tidak selalu benar dan tepat. Sebab, tidak semua paket sinetron televisi berkualitas. Banyak sinetron yang telah ditayangkan televisi, terlihat asal jadi, baik dari segi pesan maupun penggarapannya.6

(15)

6

Jika ditelusuri lebih jauh, sebenarnya bukan sinetron yang dipermasalahkan, akan tetapi kandungan isi dan pesan pada tayangannya. Bagi masyarakat awam tentu hal-hal semacam itu diterima dengan senang hati menerima suguhan dan tayangannya tanpa tahu apa dampak yang akan ditimbulkan. Baik dikalangan remaja maupun anak-anak. Tentu hal tersebut akan menimbulkan dampak buruk bagi anak-anak yang kebanyakan waktunya dihabiskan dengan duduk menonton televisi. Sehingga pola pikirnya akan terkontaminasi dengan apa yang dilihatnya, hingga pada saat klimaksnya merambat pada golongan remaja, yang kian memuncak sehingga dapat menyebabkan kehancuran moral dan etika.

Persoalan moralitas dewasa ini kalau melihat fenomena sosial ternyata jauh dari harapan masyarakat yang pada dasarnya menginginkan ketenangan. Namun pada dasarnya selalu saja terjadi kekerasan yang seolah hampir setiap hari terjadi. Tentu saja hal ini menandakan bahwa setiap hari terjadi penyimpangan-penyimpangan moral.

(16)

7

moralitas.7 Etika deontologis Immanuel Kant memandang bahwa setiap perbuatan tidak pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini Kant menegaskan konsekuensi tidak boleh menjadi pertimbangan. Atau bisa dikatakan tidak memiliki nilai moral.8Artinya, Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Namun, disini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik.

Pada penelitian, akan menelusuri lebih jauh permasalahan mengenai

program sinetron yang ditampilkan di televisi yaitu “ Anak Jalanan”, yang

tayang di RCTI. Dalam sinetron tersebut beberapa kali muncul adegan yang mengandung nilai negatif. Sinetron ini, mengisahkan tentang percintaan drama remaja yang masih duduk dibangku sekolah yang dibalut dengan sekumpulan geng motor yang dikemas secara apik dan seru. Dalam sinetron

“Anak Jalanan” disajikan bagaimana suka duka dan perjuangan para remaja

dalam bercinta, berpacaran, perselisihan dan berantem dengan sajian aksi yang memukau, yang kemudian ditambah dengan serunya perjalanan anak geng motor yang berpalapan dan saling menyaingi satu sama lain antar geng motor tersebut. Ironisnya, geng motor tersebut tidak hanya dilakukan oleh kaum lelaki saja, namun juga kaum wanita yang ikut dalam geng motor tersebut.

7 Franz Magniz Suseno, 12 Tokoh Etika Sejak Zaman Yunani Sampai Abad ke-19,

(Yogyakarta: Kanisius, 1997), 144.

8S. P. Lili Tjahjadi,Hukum Moral: Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika Dan Imperatif

(17)

8

Dalam pembahasan ini, akan ditampilkan berbagai penampilan dalam beberapa episode sinetron Anak Jalanan yang diambil secara acak. Dalam sinetron ini, terdapat sekelompok anak-anak geng motor, dimana salah satunya adalahAJ (Anak Jalanan)danblack cobra (BC).Kedua geng motor ini sering kali menunjukkan pemusuhannya, apalagi black cobra (BC)yang sering kali mencari masalah denganAJ (Anak Jalanan).Mereka sering kali berantem dan adu pukul kekuatan, mengunggulkan masing-masing geng nya. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap permasalahan itu keren jika diselesaikan dengan berantem dan adu pukul.

Dewasa ini sinetron “Anak Jalanan” masih cukup populer dan selalu

mendapat ranking tertinggi di kalangan penggemar televisi, meski demikian tidak sedikit masyarakat yang beranggapan bahwa sinetron ini telah membawa dampak negatif bagi masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak. Apalagi baru-baru ini sinetron ini sempat pernah mendapat teguran dari pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Dalam beberapa episodenya kerap kali sinetron ini menampilkan adegan yang tidak layak untuk ditonton seperti, pengeroyokan, kekerasan, perkelahian, mencium, dan lain sebagainya. Melihat demikian, pihak KPI langsung ambil tindakan dan sempat menjatuhkan sanksi pada sinetron tersebut. Respon masyarakat juga turut menjadi negatif karena suguhan dari sinetron tersebut.9

9 Lihat di

(18)

9

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan yang telah

dipaparkan tersebut, peneliti tertarik pada nilai moral dalam sinetron “Anak

Jalanan” yang ditayangkan oleh stasiun televisi swasta RCTI, baik itu

berupa adegan-adegan dalam sinetron tersebut dan alur ceritanya, yang akan dikaji menurut etika deontologis Immnauel Kant. Serta apa saja yang membawa pengaruh negatif dan positif bagi penonton.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan tersebut diatas, maka penulis membatasi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apa saja yang membawa pengaruh negatif dan positif dalam sinetron

“Anak Jalanan”yang ditayangkan di RCTI?

2.Bagaimana sinetron “Anak Jalanan” tersebut jika dinilai dari etika deontologis Immanuel Kant?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa saja yang membawa pengaruh negatif dan positif

dalam sinetron “Anak Jalanan”, yang ditayangkan di RCTI.

2. Untuk mengetahui bagaimana sinetron “Anak Jalanan” jika dinilai dari

(19)

10

D. Penegasan Judul

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul yang diambil oleh penulis, maka perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang penting yang ada dalam rangkaian judul tersebut.

Sinetron Anak Jalanan: Drama cerita yang mengisahkan anak remaja SMA yang dibarengi dengan kelompok geng-geng motor yang ditayangkan di stasiun televisi swasta RCTI.

Perspektif: Menurut, Pandangan, Tinjauan.10

Etika Deontologis: Teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya.11 Artinya tidak motif lain di dalamnya, atau dapat dikatakan bahwa tidak ada seseorang yang memotivasinya.12 Ajaran etika tersebut dipelopori oleh salah satu filosof Barat yaitu Immanuel Kant.

Jadi yang dimaksudkan penulis dalam judul tersebut adalah

menganalisis beberapa episode sinetron “Anak Jalanan” darisudut pandang etika menurut Immanuel Kant. Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman yang lahir pada tahun 1724. Ia adalah sosok filsuf yang yang kuat

10Hamzah Ahmad dan Nanda Santoso,Kamus Pintar Bahasa Indonesia,(Surabaya: Fajar

Mulya, 1996), 288.

11J. Sudarminta,Ibid.,136.

12 Ali Mudhofir,Kamus Teori Dan Aliran Dalam Filsafat,(Yogyakarta: LIBERTY, 1988),

(20)

11

pemikirannya mengenai persoalan etika. Dia menilai bahwa tindakan yang paling baik itu dilakukan atas dasar kewajiban.

E. Telaah Pustaka

Dalam proposal ini perlu melakukan kajian pustaka agar tidak terjadi penulisan ulang sehingga pembahasan yang dilakukan tidak sama dengan yang lain. Terdapat beberapa judul skripsi yang ada kaitannya mengenai etika yang di tulis oleh beberapa orang yang serupa namun tidak sama. Salah satunya adalah sebagai berikut:

(21)

12

Skripsi karya Nurhidayati Rukmana yang berjudul Implementasi Moralitas Agama Islam Pada Aktifitas Mahasiswa (Studi Atas Perilaku

Aktivis Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya),(Skripsi Program Strata Satu, tahun 2008, Jurusan Aqidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Ampel Surabaya). Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai pemahaman aktivis mahasiswa tentang nilai-nilai agama dan moralitas. Banyak sebagian mahasiswa yang kurang pemahaman terhadap nilai-nilai agama.Sebagian dari mereka memahami nilai-nilai agama hanya sebagai pengakuan, formalitas, dan identitas. Sedangkan pemahaman aktivis mahasiswa tentang moralitas kurang, kemudian implementasinya kurang mencerminkan nilai-nilai agama. Hal tersebut ditunjukkan oleh sebagian aktivis yang sering mengakhirkan waktu shalat, tidak puasa, dan minum-minuman keras. Hal seperti inilah terjadi karena faktor lingkungan baik internal maupun eksternal, ditambah lagi pergaulan yang mendukung dan berkembang.

Skripsi karya Uswatun Khasanah yang berjudul Reduksi Moral Dalam Sinetron: Analisis Isi Pada Sinetron Yang Muda Yang Bercinta di

(22)

13

jelas bahwa adegan dalam sinetron tersebut lambat laun akan merusak moral remaja dan anak-anak. Jika melihat kenyataan sekarang anak-anak dan remaja sendiri sering menghabiskan waktunya di depan televisi.

Skripsi karya Anggun Nur Tafik yang berjudul Etika Dalam Pandangan Muhammad Iqbal dan Immanuel Kant,(Skripsi Program Strata Satu, tahun 2004, Jurusan Aqidah Filsafat, Fakultas Ushuluddin, IAIN Sunan Ampel Surabaya). Dalam skripsi ini dijelaskan etika menurut Muhammad Iqbal dan Immanuel Kant adalah suatu gerakan kewajiban. Artinya, manusia kekuatan penggerak dan potensi untuk mengubah dunia menjadi lebih baik sebagai bentuk kewajibannya. Manusia yang baik adalah manusia yang telah menentukan kewajiban yang baik dan melakukan tindakana-tindakan yang baik. Dan disaat itulah manusia telah mencapai kebahagiaan dalam hidupnya, karena telah mencapai kebaikan tanpa syarat apapun.

Jadi Penelitian Skripsi yang berjudul “Sinetron Anak Jalanan Dalam Perspektif Etika Deontologis Immanuel Kant”, masih belum ada yang

(23)

14

pememikiran etika Kant dan Iqbal. Adapun berpedaan dari skripsi sebelumnya penulis ini memfokuskan etika dalam sinetron Anak Jalanan dalam perspektif etika Deontologi.

Metode Penelitian

1. Jenis Dan Pendekatan penelitian

Penelitian yang dimaksudkan disini adalah penelitian lapangan.Yaitu pengamatan secara langsung terhadap penayangan Sinetron Anak Jalanan, serta mengumpulkan data melalui website www.youtube.com, lalu kemudian dicatat hal-hal yang penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yang kemudian diambil beberapa episode secara acak untuk diteliti. Selain itu, peneliti juga terjun langsung ke lokasi penelitian, yaitu wawancara langsung kepada masyarakat penggemar atau pemirsa sinetron Anak Jalanan. sehingga dengan demikian data-data yang dibutuhkan dapat mencapai target.

2. Sumber Data

a. Data primer: Data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian, adapun lokasi penelitian yang dimaksudkan adalah Sinetron Anak Jalalan, dan hasil wawancara. Sehingga dapat memperoleh data yang konkret dan mendalam pada objek yang diteliti.

(24)

15

penelitian mendalam terhadap pemikiran Immanuel Kant mengenai etika,

yang kemudian dihubungkan dengan sinetron “Anak Jalanan”.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi

Sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti untuk turun ke lapangan dengan cara mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, dan peristiwa. Dengan demikian peneliti belajar tentang perilaku, dan makna perilaku.13 Pada tahap ini peneliti mencari data melalui www.youtube.com untuk mencari episode yang lama. Lalu kemudian mengamati secara langsung penayangan sinetron Anak Jalanan yang baru untuk memperkuat data.

b. Wawancara

Sebuah teknik penelitian yang dimana mempertemukan dua orang atau lebih yang saling bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam satu topik tertentu.14 Dalam melakukan wawancara tentu harus menyusun pertanyaan-pertanyaan berdasarkan dengan tema yang telah ditentukan. Sehingga nantinya akan menghasilkan data yang tepat berdasarkan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan wawancara bebas, di mana wawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga akan menanyakan data-data apa yang akan

(25)

16

dikumpulkan.15 Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara secara

terbuka dan tidak terstruktur. Adapun target responden yang dicari adalah kalangan mahasiswa, orang tua, tokoh masyarakat misalnya guru ngaji, dan anak-anak SMP dan SMA.

4. Metode Analisis Data a. Analisis deskriptif

Sebuah teknik yang mendeskripsikan perilaku etika di kalangan

masyarakat secara umum terhadap dampak dari sinetron remaja “Anak Jalanan”. Pada penelitian ini. Penulis menguraikan dampak dari sinetron remaja tersebut. Kemudian menjelaskan bagaimana respon dan tanggapan masyarakat yang berdampak pada etika masyarakat yang mulai meniru dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Lalu kemudian penulis mengaitkan dengan etika deontologis Immanuel Kant.

b. Analisis kefilsafatan

Teknik yang menganalisis teori etika deontologis Kant yang akan

dikaitkan dengan sinetron “Anak Jalanan” pada penayangan dan adegan -adegan yang ditampilkannya. Dimana etika deontologis memandang tindakan itu benar apabila selaras dengan kewajiban, apabila sebaliknya maka tindakan itu tidak disebut kewajiban. Hal tersebut tentu ada kaitannya dengan sinetron tersebut, yang berhubungan dengan nilai moral suatu tindakan. Maka dari itu, penulis menganalisis dengan menggunakan

15Joko Subagyo,Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

(26)

17

metode-metode kefilsafatan yakni gaya edukatif, maksudnya memberikan penjelasan secara teratur dan sistematis tentang seluruh bidang filsafat, atau salah satu bagian yang telah dihasilkan oleh ilmu pengetahuan yang telah ada.16

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan mendapatkan suatu hasil penelitian yang baik, maka diperlukan sistematika pembahasan yang baik pula. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini disusun oleh penulis terdiri dari lima bab untuk memudahkan uraian pembahasan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Bab I berisi, Pendahuluan yang menguraikan gambaran secara umum dari permasalahan seperti, latar belakang dan rumusan masalah.Kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian, penegasan judul, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Selanjutnya dalam Bab II, tentang sekilas biografi Immanuel Kant, hal-hal yang berkaitan tentang Immanuel Kant,teori etika secara umum, dan konsep etika menurut Immanuel Kant.

Berikutnya dalam Bab III berisi, tentang deskripsi sinetron “Anak Jalanan” yang membawa pengaruh negatif dan positif, lalu kemudian

mengambil secara acak episode yang telah ditetapkan oleh peneliti.

(27)

18

Sedangkan dalam Bab IV berisi, tentang analisis data yaitu berbagai data-data temuan lapangan yang membahas tentang pemahaman dan respon

masyarakat secara umum mengenai sinetron “Anak Jalanan” dan menurut

etika Immanuel Kant.

(28)

BAB II

IMMANUEL KANT DAN POKOK PEMIKIRANNYA

A. Riwayat Hidup Immanuel Kant

Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ia lahir di Jerman tepatnya di wilayah Konigsberg, Prusia Timur pada tanggal 22 April tahun 1724. Ayahnya adalah seorang pembuat pelana kuda, sedangkan ibunya yang memang rendah dalam pendidikan formal namun memiliki kecerdasan yang amat luar biasa. Kant diasuh dalam suasana keluarga yang mempunyai penghormatan tertinggi terhadap kehidupan agamanya.1 Dia sangat terlihat tekun dalam melaksanakan agamanya. Misalnya seperti Kant diajarkan nilai-nilai kejujuran, kerajinan, dan kesalehan yang ketat. Maka tidak heran jika Kant terkesan agamis dan patuh dalam menjalankan agamanya. Bahkan Kant sangat ingin dalam mendalami ilmu agamanya. Hingga ia benar-benar ingin mengetahui hal-hal yang mendasar. Dari sini terdapat banyak warna dalam hidup Kant, hingga sampai pada hidup sederhana yang berdasarkan prinsip moral yang ketat. Suasana pengasuhan seperti inilah besar pengaruhnya dalam pemikiran Kant yang sangat menjunjung tinggi kewajiban.2

1 Kasnun, “Etika Dalam Pendidikan: Telaah Atas Pemikiran Immanuel Kant”, Jurnal

Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 5 No 1 (Januari - Juni, 2007), 71.

2 F. Budi Hadiman, Filsafat Modern: Dari Machiavelli Sampai Nietzche, (Jakarta: PT

(29)

20

Dalam usia 18 tahun Kant masuk di Universitas Konigsberg. Perjalanan kuliah Kant dibantu oleh pihak gereja Pietist Local karena Kant memiliki masalah dalam urusan keuangan. Namun Kant tetap saja berusaha dalam membiayai kuliahnya sendiri dengan memberikan les privat kepada teman-temannya yang dari keluarga kaya di sekitar pedesaan tempat tinggalnya. Saat itu, Kant sempat berhenti kuliah, namun kemudian Kant bangkit kembali dan sukses meraih gelar doctor di tahun 1755 dalam usia 31 tahun. Kepandaian Kant lambat laun terus bertambah dengan mengajarkannya hingga ia diberi julukan oleh murid-muridnya “sang guru yang cakap”.3Meski dibilang sedikit telat memperoleh gelar tersebut namun Kant begitu banyak menguasai berbagai bidang dan ilmu seperti fisika, metafisika, filsafat, matematika, dan teologi. Tidak hanya itu, Kant juga ditunjuk sebagai dosen pada tahun 1770 di Universitas Koningberg hingga kemudian ia menerbitkan karyanya yang berjudul The Critique of Pure Reason (pembahasan mengenai akal budi murni). Oleh karena itu, tidak heran jika Kant masuk dalam filsuf Barat yang tercantum dalam sejarah filsafat. Beberapa karya Kant yang lain juga terbit seperti The Critique of Practical Reason (pembahasan mengenai tentang akal budi praktis), Critique of Judgment (pembahasan mengenai teologi Tuhan) dan terbukti memiliki pengaruh pada saat itu.

3 S. P. Lili Tjahjadi,Hukum Moral: Ajaran Immanuel Kant Tentang Etika dan Imperatif

(30)

21

Dalam kehidupan pribadinya Kant adalah seorang yang sangat tertib. Ia hidup membujang selama hidupnya. Hingga ia tidak menikah. Terdapat kebiasaan unik dalam perjalanan hidup Kant, yakni setiap kali waktu menunjukkan pukul setengah empat sore seluruh penduduk Konigberg tahu dan faham bahwa Kant akan melewati rumah-rumah mereka berjalan-jalan sore dengan mengangkat tongkat kayu dan jas kelabunya. Rutinitas lain yang dilakukan Kant yang lainnya di setiap ia terbangun dari tidur, Kant selalu minum teh, menghisap pipa, dan belajar. Selain itu, Kant juga mengatur rutin jadwalnya dengan tamu yang datang. Kant juga begitu tetatur dan tersusun rapi menjalani hidupnya. Selaras demikian membuat Kant menjadi sosok pribadi yang sangat disiplin.

Kant adalah sosok filsuf besar yang paham dan mengetahui tentang banyak hal mengenai kesehatan dan tentang penyakit dari semua professor ilmu kedokteran yang ia peroleh dari universitas Konigsberg. Dengan berbagai bidang dan ilmu yang ia kuasai Kant menjadi sosok yang sangat kritis dan cerdas. Hal tersebut dibuktikan Kant dalam pemikirannya dan gagasan-gagasan yang tentu berpengaruh pada saat itu.

(31)

22

1804 tanggal 12 Februari Kant meninggal dunia dalam usia 80 tahun. Begitu banyak pelayat yang datang dari berbagai penjuru Konigsberg dan seluruh masyarakat Jerman untuk memberikan penghormatan terakhir. Kant dimakamkan di katedral. Kuburan itu kemudian rusak dan diperbaiki di tahun 1881. Hingga pada tahun 1924 tepat peringatan 200 tahun kelahiran Kant yang tersisa hanyalah tulang-tulang beluangnya. Ketika saat itu terdapat perang dunia kedua yang berporak-poranda, kuburan Kant menjadi rusak akibat perang tersebut. Seorang yang tak dikenal membongkar peti batunya kuburan Kant dan membawanya kabur. Hingga saat ini yang tertinggal hanyalah sebuah batu nisannya yang bertuliskan “ Langit berbintang di atas saya, hukum moral di batinku.”4

B. Karya-karya Immanuel Kant

Karya-karya Kant memang terlihat istimewa untuk dapat dipahami. Namun Karya Kant memang terlihat agak sulit untuk dipahami. Namun demikian tidak banyak penulis yang menguraikan dan menulis karya Kant dalam versi bahasa Indonesia yang telah berhasil diterjemahkan.

Adapun beberapa karya Kant yang penting adalah Kritik atas Akal Budi Murni(The Critique of Pure Reason, 1781), yang kemudian di revisi pada tahun 1787; Pengantar Metafisika Masa Depan (Prolegomena toany

(32)

23

Future Metaphysics,1783); Pendasaran Metafisika Kesusilaan (Grundlegung zur praktischen Vernunft,1785); Kritik atas Akal Budi Praktis (Kritik der Praktisvhen Vernunt, 1788); Kritik atas Daya Pertimbangan (Kritik der Urteilskraft, 1790); Pembahasan Mengenai Teologi Tuhan(Critique of Judgment, 1790);Agama di dalam Batas Budi Melulu(Die Religion innerhalb den Grenzen der blossen Vernunft, 1793); Menuju Perdamaian Abadi (Zum ewigen Frieden, 1795); Metafisika Kesusilaan(Mataphysik der Sitten,1797); Dan terakhir Antropologi dalam Sudut Pandang Pragmatis (Anthropologie in pragmatischer Hinsicht, 1797).5

Dari beberapa karya Kant yang lain, ada beberapa yang membuat penulis berminat untuk mendalami secara ringkas, antara lain:

1. Critique of Pure Reason(Kritik atas Akal Budi Murni): Dalam karya ini kritisisme Kant dianggap dapat mendamaikan rasionalisme dan empirisme. Di mana dalam menentukan kebenaran tidak cukup hanya menggunakan nalar logis saja, akan tetapi di sini peran rasionalisme yang sangat menekankan unsur a priori atau ide bawaan dari alam metafisika juga diperlukan. Namun empirisme yang menekankan pengalaman indrawi juga berperan penting. Menurut Kant, baik rasionalisme maupun empirisme keduanya baik. Akan tetapi di sini

(33)

24

keterkaitan ilmu pengetahuan saja tidak cukup. Hukum alam lah yang berlaku selalu di mana-mana.6

2. Critique of Practical Reason(Kritik atas Akal Budi Praktis): Bagian ini membicarakan mengenai moral. Filsafat moral adalah cabang filsafat yang melalui kegiatannya dengan pertanyaan apakah manusia itu bebas? Bagaimana perbedaan baik dan buruk?. Tujuan hakiki filsafat moral adalah membantu kita menjadi orang yang lebih baik. Dalam Critique of Practical Reason, Kant menunjukkan rasio praktis memberikan perintah yang mutlak yang disebutnya imperatif kategoris. Suatu kategori yang tidak bisa dihindari, karena ini merupakan landasan tindakan moral. Imperatif kategoris ini memberikan kerangka penalaran praktis kepada kita. Karena tujuannya di sini memberikan kewajiban bagi manusia. Adapun ajaran pokok imperatif kategoris adalah

Bertindaklah sedemikian rupa sesuai dengan sebuah prinsip atau kaidah tindakanmu itu bisa sekaligus kau kehendaki sebagai kaidah

yang berlaku secara universal”.7

3. Kritik der Urteilskraft (Kritik atas Daya Pertimbangan): Dalam karya

ini Kant memadukan antara “Kritik atas rasio umum” dan “Kritik atas rasio praktis”. Kritik daya pertimbangan ini menyesuaikan keduanya

dengan konsep finalitas. Artinya sebelum menentukan kepastian maka harus diselidiki dulu. Tentunya di sini rasio bekerja amat keras. Karena

6 Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum Dari Metologi Sampai

Teofilosofi, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2008), 284.

(34)

25

di samping rasio menarik kesimpulan, dan pengalaman sebagai tolak ukur namun tidak sepenuhnya. Karena tidak semua pengalaman benar-benar nyata. Dengan demikian, rasionalisme dan empirisme harus bergabung. Agar keduanya dapat melahirkan suatu paradigma baru bahwa kebenaran empiris harus rasional sebagaimana kebenaran rasional harus empiris.8

C. Teori Mengenai Etika

Etika seringkali disebut dengan kata etik atau ethics. Istilah Etika cukup dekat dengan moral. Dari segi etimologis “etika” dari bahasa Yunani

adalah ethos yang secara harfiah adalah adat kebiasaan, watak seperti kelakuan manusia, perasaan dan cara berfikir yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Etika sebenarnya adalah sebagai sistem nilai.9 Ini berarti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan hidup atau sebagai pedoman penilaian baik-buruknya suatu perilaku manusia, baik secara individual maupun dalam suatu masyarakat.

Sedangkan menurut Louis O. Kattsoff menjelaskan bahwa makna etika terdapat dua arti. Pertama, etika merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia,

seperti yang terdapat pasa ungkapan “Saya pernah belajar etika”. Kedua, etika merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal,

(35)

26

perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia tertentu dengan hal-hal, perbuatan-perbuatan manusia-manusia yang lain. Dalam arti bersifat “etik”, seperti “Aku harus bersikap jujur”. Jadi etika merupakan penilaian dan predikat perbuatan seseorang sesuai dengan kaidah dan ukurannya.10

Etika juga disebut ilmu normatif. Maksudnya adalah ketentuan norma-norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya disini norma-norma kesusilaan tertentu dipandang tidak hanya merupakan fakta, melainkan bersifat layak, dan karenanya berlaku sah. Dengan demikian berpihak karena memberikan persetujuannya kepada moral tertentu.11

Etika pada umumnya sama dengan pengertian moral karena sama-sama terkait dengan urusan baik dan buruk, namun pada dasarnya berbeda. Etika adalah ilmu yang membahas atau mempelajari tentang baik dan buruk, sedangkan moral adalah praktiknya. Jadi bisa dikatakan bahwa etika berfungsi sebagai teori sedangkan moral adalah praktiknya. Dan dalam disiplin filsafat etika disamakan dengan filsafat moral.12Namun etika tidak selalu dipakai dalam arti itu saja. Etika dibedakan dari semua cabang filsafat

10 Muchsin, Menggagas Etika dan Moral di Tengah Modernitas, (Surabaya: CV. Adis,

2002), 12.

11 De Vos, Pengantar Etika , terj. Soejono Soemargono (Yogyakarta: PT TIARA

WACANA YOGYA, 2002), 11.

12 M. Amin Abdullah,Antara Al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, terj. Hamzah

(36)

27

lain karena tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan bagaimana manusia harus bertindak. Yakni bertindak sesuai dengan norma dan hukum.

Etika dan moral sebagai sarana orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Sebenarnya dalam situasi seperti ini etika membantu manusia mencari orientasi. Karena tujuan etika sendiri adalah membantu manusia agar tidak hidup dengan cara ikut-ikutan saja terhadap berbagai pihak yang menetapkannya, melainkan agar manusia dapat mengerti sendiri mengapa kita harus bersikap begini atau begitu, semua itu untuk manusia agar dapat mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri.13

Norma-norma tersebut terbagi atas norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral. Norma yang paling penting bagi manusia adalah norma moral, karena berasal dari suara hati. Norma-norma ini merupakan bagian dalam bidang etika. Tujuan etika sendiri adalah untuk menolong manusia dalam mengambil sikap terhadap segala norma dari luar maupun dari dalam, agar manusia dapat mencapai kesadaran moral yang otonom.14

Otonom yang dimaksudkan di sini adalah seseorang yang menyadari bahwa kalau dia mentaati apa yang menjadi kewajiban moralnya, ia bukannya secara buta dan terpaksa menaati hukum yang melulu ditentukan

13 Kasnun, “Etika Dalam Pendidikan: Telaah Atas Pemikiran Immanuel Kant”, Jurnal

Kependidikan dan Kemasyarakatan, Vol. 5 No 1 (Januari - Juni, 2007), 70.

(37)

28

dari luar, melainkan menaati hukum yang juga ditetapkan sendiri oleh akal budinya. Maksudnya, ia menaati hukum ia sendiri setujui dan dikehendaki. Dengan demikian dalam memenuhi kewajiban moralnya sebagai manusia ia sebenarnya mentaati dirinya sendiri. Dengan kata lain, dia menaati hukum itu secara bebas karena menyadari nilai-nilai manusiawi yang mau dijamin oleh hukum-hukum tersebut.15

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa etika merupakan sesuatu yang pasti dan akan dipakai dimana pun itu tempatnya. Karena dalam pengkajian etika sendiri adalah merupakan bagian dari perilaku manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Dengan demikian, objek material etika adalah tingkah laku manusia atau tindakan manusia sebagai manusia, sedangkan objek formalnya adalah segi baik-buruknya atau benar-salahnya tindakan tersebut berdasarkan norma moral. Sehingga dapat dijadikan pegangan hidup manusia baik itu kelompok masyarakat maupun individu dalam mengatur tingkah lakunya.

D. Konsep Etika Immanuel Kant

Dalam ruang lingkup filsafat etika, Immanuel Kant termasuk pada filsafat aliran etika deontologis. Etika deontologis adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan untuknya. Atau dalam artian

(38)

29

tindakan itu dianggap benar apabila itu adalah kehendak baik. Karena bagi Kant tidak hal yang lebih baik secara mutlak kecuali “kehendak baik”.16

Baik tersebut dalam artian kehendak yang “baik” pada dirinya, dan tidak

tergantung pada yang lain.

Menurut teori etika deontologi mengatakan bahwa betul salahnya suatu tindakan tidak dapat ditentukan dari akibat-akibat tindakan itu, melainkan ada cara bertindak yang begitu saja terlarang ataupun wajib. Jadi ketika kita akan melakukan sesuatu tindakan yang buruk, kita tidak perlu memikirkan apakah akibat dari tindakan tersebut.17 Karena tindakan itu akan dinilai moral, ketika tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajiban untuk bersikap baik. Dengan dasar demikian, etika deontologi sangat menekankan pentingnya motivasi dan kemauan baik dari para pelaku. Sebagaimana yang diungkapkan Immanuel Kant bahwa kemauan baik harus dinilai baik pada dirinya terlepas dari akibat yang ditimbulkannya.18

Wujud dari kehendak baik itu sendiri adalah bahwa seseorang tersebut telah mau menjalankan kewajiban. Hal tersebut menegaskan bahwa untung atau tidak nya, dalam kaitan ini tidak dipermasalahkan, karena pada dasarnya ada sesuatu dorongan dari dalam hati.19Artinya, bahwa seseorang yang telah melakukan tindakan untuk memenuhi kewajiban sebagai hukum

16F. Budi Hadiman,Ibid.,145.

17Juhaya S. Praja,Aliran-aliran Filsafat Dan Etika,(Bandung: Yayasan Piara, 1997), 43. 18J. Sudarminta,Etika Umum: Kajian Tentang Beberapa Masalah Pokok dan Teori Etika

Normatif, (Yogyakarta: Kanisius, 2013), 138.

19 Franz Magnis Suseno, Tiga Belas Model Pendekatan Etika, (Yogyakarta: Kanisius,

(39)

30

moral di batinnya yang diyakini sebagai hal yang wajib ditaati dan dilakukannya, maka tindakan tersebut telah mencapai moralitas. Dengan demikian menurut Kant kewajiban adalah suatu keharusan tindakan yang hormat terhadap hukum. Tidak peduli apakah itu membuat kita nyaman atau tidak, senang atau tidak senang, cocok atau tidak, pokoknya itu wajib bagi kita. Lebih jelasnya adalah tanpa pamrih, dan tanpa syarat.

Suatu tindakan itu disebut baik itu bukan karena tindakan karena menghasilkan hasil yang baik dan menguntungkan atau merugikan. Tetapi karena tindakan itu dilakukan karena kepatuhan kepada perintah kalbu dan hukum moral yang baku yang datang dari pengalaman indrawi. Ia begitu saja ada dana prioriterhadap seluruh tindakan. Satunya-satunya kebaikan di dunia ini adalah kemauan yang baik. Yaitu kemauan yang mau mengikuti hukum moral. Membuang jauh-jauh sifat pamrih, mengharapkan sesuatu.20 Di dunia ini manusia berjuang untuk melawan hawa nafsu yang ada pada dirinya. Maka kehendak bisa dilakukan dengan maksud-maksud dan motif tertentu, yang tentunya tidak baik pada dirinya. Dalam tindakan menunaikan kewajiban menurut Kant manusia harus meninggalkan pamrih-pamrihnya. Dengan begitu kehendak baik di dunia ini akan terwujud dalam pelaksanaan kewajiban.

Menurut Kant, ketika manusia meninggalkan pamrih-pamrihnya, maka kehendak baik di dunia ini akan terwujud dalam pelaksanaan kewajiban. Kant membedakan antara tindakan yang sesuai dengan

(40)

31

kewajiban dan tindakan yang dilakukan demi kewajiban. Untuk tindakan yang sesuai dengan kewajiban baginya tidak berharga secara moral, sedangkan tindakan yang dilakukan demi kewajiban itu bernilai moral. Menurut dia, semakin sedikit pamrih kita untuk menunaikan kewajiban, maka semakin tinggilah nilai moral tindakan kita. Sebuah tindakan moral yang luhur adalah tindakan yang dilakukan demi kewajiban. Dalam hal ini pandangan Kant kerap disebut rigorisme moral. Artinya ia melakukan tindakan tersebut demi sebuah kewajiban, dan menolak dorongan hati, belas kasih sebagai tindakan moral.21 Padahal sebenarnya Kant mengatakan bahwa dalam moralitas yang penting adalah pelaksanaan kewajiban. Meskipun terkadang kurang mengenakkan di perasaan kita. Dorongan hal semacam itu bisa saja baik, akan tetapi moralitas tidak terletak pada dirinya. Ketaatan akan pemenuhannya akan kewajiban ini, muncul dari sikap batin seseorang yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada dalam diri manusia. Menurut Immanuel Kant, terdapat tiga kemungkinan seseorang menjalankan kewajibannya. Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya. Kedua, ia terdorong dari perasaan yang ada di dalam hatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, ia memenuhi kewajiban karena kewajibannya tersebut memang ingin ia penuhi sebagai kewajibannya. Tindakan terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Karena suatu bentu tindakan yang

21 F. Budi Hardiman, Filsafat Modern: Dari Machiavelli Sampai Nietzche.(Jakarta: PT.

(41)

32

dilakukan dengan sungguh-sungguh yang berasal dari kehendak baik, ini merupakan kemurnian motivasi sebagai ciri pokok tindakan moral. Dan kemurnian ini tampak dari sikap mentaati kewajiban moral demi hormat terhadap hukum norma yang mengatur tingkah lakunya, bukan demi alasan lain. Dan inilah yang dinamakan paham deontologis murni.22

Istilah deontologi dipakai pertama kali oleh C.D. Broad dalam bukunyaFive Types of Ethical Theory. Dalam bahasa Yunanideonberarti

“kewajiban yang mengikat”. Artinya mematuhi tindakan sesuai dengan

kewajiban moralnya karena sikap hormat terhadap hukum moral.

Etika deontologis juga sering disebut sebagai etika yang tidak menganggap akibat tindakan sebagai faktor yang relevan untuk diperhatikan dalam menilai moralitas suatu tindakan. Karena yang dilihat dari deontologis ini adalah bertindak sesuai dengan kewajibannya. Artinya jika tindakan tersebut tidak sesuai dengan kewajiban dan tidak sesuai dengan kehendak baik, maka tindakan tersebut tidak menguntungkan baginya, dan sebaliknya apabila tindakan itu sesuai dengan kewajiban dan kehendak baik maka akan menguntungkan dirinya ataupun orang lain.

Immanuel Kant sebagai penganut dan pelopor etika deontologis berpendapat bahwa norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak. Bagi Kant memandang bahwa deontologi

(42)

33

merupakan perbuatan moral itu dapat diketahui dengan kata hati. Dan melakukan kewajiban bagi Kant merupakan norma berbuat baik.

Adapun contoh dari etikadeontologimisalnya “jangan bohong” atau “bertindaklah secara adil”. Tindakan tersebut harusnya dilakukan dan tidak perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah menguntungkan atau tidak, disenangi atau tidak. Tindakan tersebut melainkan tindakan yang harusnya dimana pun harus ditaati, entah apapun akibatnya. Hukum moral mengikat mutlak semua manusia sebagai makhluk rasional.23

Bagi Kant yang menghubung-hubungkan kewajiban moral dengan akibat baik dan buruk justru malah akan merusak moral. Sebab hal inilah yang dinamakan pamrih karena alasan.24 Padahal jika seseorang ingin berbuat baik harusnya tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun. Semua resmi terdorong dari lubuk hatinya.

Menurut istilah Kant, seseorang yang bertindak dalam rangka

memenuhi hukum moral, berarti bertindak karena “kehendak baik”karena

kewajiban”.Bertindak karena cinta diri bisa jadi baik atau bisa jadi buruk. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindakan itu lahir karena cinta sebagai kecenderungan semata. Tetapi tindakan karena kehendak baik, menurut Kant selalu baik dan tidak pernah menjadi buruk. Dengan demikian baik tanpa kualifikasi atau baik secara universal. Tindakan yang didorong dan dituntun oleh kehendak moral rasional, dengan maksud untuk

(43)

34

melakukan kewajiban, melakukan apa yang benar, tindakan itu mengandung sebagai tindakan moral bahkan walaupun tindakan itu menghasilkan sesuatu yang buruk sebagai akibat dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak tepat yang berada di luar kontrol pelakunya. Dari keterangan ini dapat disimpulkan tindakan-tindakan yang baik secara moral, dan tindakan yang diniatkan baik secara moral adalah tindakan yang keluar karena kewajiban. Artinya tindakan seperti itu kata Kant mempunyai nilai dalam.25

Kant yakin bahwa tindakan-tindakan yang baik secara moral adalah tindakan-tindakan dengan niat baik secara moral, dan tindakan yang diniatkan baik secara moral adalah tindakan yang keluar karena kewajiban. Tindakan seperti itu kata Kant berarti mempunyai nilai. Ini berarti bahwa tindakan itu tidak hanya harus sesuai dengan apa yang diperintahkan kewajiban, tetapi juga harus dilakukan demi memenuhi kewajiban si pelaku. Sebuah tindakan bisa sesuai dengan kewajiban jika dilakukan dengan apa yang diperintahkan oleh kewajiban.

Sebenarnya tujuan Kant adalah untuk menetapkan dasar yang paling dalam guna menentukan keabsahan peraturan paling dalam ini terletak pada akal budi murni, dan bukan pada kegunaan atau nilai lain moralitas baginya menyediakan kerangka dasar prinsip peraturan yang bersifat rasional dan yang meningkatkan serta mengatur hidup setiap orang, lepas tujuan-tujuan

25 H. B. Acton, Dasar-dasar Filsafat Moral: Elaborasi Terhadap Pemikiran Etika

(44)

35

dan keinginan-keinginan pribadinya.26 Norma moral meningkatkan setiap orang di mana pun dan kapan pun, tanpa terkecuali. Dasar moralitas mesti ditemukan dalam prinsip-prinsip akal budi yang dimiliki secara umum oleh setiap orang. Suatu sikap atau tindakan secara moral benar hanya kalau itu sesuai dengan norma atau hukum moral yang dengan sendirinya mengikat setiap orang yang berakal budi.

Kant menyatakan jika tindakan yang dilakukan sesuai dengan kewajiban, maka tindakan tersebut mengandung kehendak baik. Karena segala yang berkehendak baik adalah yang wajib. Kant yakin bahwa tindakan yang dilakukan karena kewajiban sebagai tindakan demi memenuhi hukum moral yang murni a priori.27 Menurut Kant, hukum dikatakan murni jika ia tidak berisi konsep-konsep empiris. Prinsip moralitas yang tertinggi ini adalah murni dalam arti bahwa prinsip-prinsip ini tidak berkenaan dengan tindakan-tindakan secara spesifik. Artinya disini penerapan tindakan yang berasal dari dorongan hatinya yang sesuai dengan hukum moral.

Maksud moralitas menurut Kant adalah kesesuaian sikap dan perbuatan kita dengan norma atau hukum batiniah kita, yakni apa yang kita pandang sebagai kewajiban. Bagi Kant, kewajibanlah yang akan menjadi tolak ukur sebagai tindakan boleh atau tidaknya suatu tindakan yang akan

26J. Sudarminta,Ibid.,137

27 a priori yang dimaksudkan disini adalah tindakan yang tidak berdasarkan pengalaman

(45)

36

dilakukan. Di sini pengetahuan moral berperan penting. Hal demikian berguna untuk memilih tindakan yang benar dan tidak benar, tentang apa yang harus dilakukan atau harus tidak dilakukan; tentang sikap apa yang harus diambil.28Sehingga nantinya akan menghasilkan kehendak yang baik untuk dikehendaki untuk dilakukan. Dari sinilah nantinya akan menghasilkan kebaikan tertinggi (Summum Bonum), di mana sesuatu tindakan tersebut dinilai yang dipandang sebagai kenikmatan, karena pemenuhan kewajiban atau hati nurani atau panggilan Tuhan. Kehendak baik, cinta dan kemanusiaan.29

Selanjutnya moralitas oleh Kant dibedakan menjadi dua yaitu moralitas heteronom dan moralitas otonom. Moralitas heteronom adalah sikap dimana kewajiban ditaati dan dilaksanakan bukan karena kewajiban itu sendiri, melainkan karena sesuatu yang berasal dari luar kehendak si pelaku sendiri. Misalnya karena mau mencapai tujuan yang diinginkannya atau pun karena perasaan takut pada penguasa yang memberi kewajiban itu. Sikap macam ini menurut Kant adalah menghancurkan nilai moral. Tidak ada yang lebih mengerikan dari pada tindakan seseorang yang harus tunduk kepada kehendak pihak lain. Adapun yang dimaksud dengan moralitas otonom adalah kesadaran manusia akan kewajibannya yang ia taati sebagai suatu yang dikehendakinya sendiri karena diyakini sebagai hal yang baik.30

28Franz Magnis Suseno,Ibid.,136.

29 M. Amin Abdullah,Antara Al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, terj. Hamzah

(Bandung: Mizan, 2002), 95.

(46)

37

Dalam moralitas otonom di mana kesadaran manusia akan kewajibannya yang ia taati dipandang sebagai sesuatu yang dikendakinya sendiri karena diyakini sebagai baik. Seorang yang mampu mengikuti dan menerima hukum lahiriah bukan lantaran mau mencapai tujuan yang diinginkannya, melainkan karena itu dijadikan kewajibannya sendiri karena nilainya yang baik. Atau biasanya disebut dengan Kant kehendak baik tertinggi.

Maka etika Kant secara hakiki merupakan etika kewajiban. Dengan demikian etika Kant berbeda secara radikal dari pola etika eudomonistik para filosof Yunani sampai dengan Spinoza. Bukan apa yang mendekatkan kita kepada kebahagiaan menentukan kualitas moral kehendak kita, melainkan apakah kita mau taat pada hukum moral. Orang baik adalah orang yang bersedia melakukan apa yang menjadi kewajibannya. Penegasan itu amat berpengaruh pada etika selanjutnya. Sebagian besar etika modern menyetujui pendapat Kant bahwa hidup bermoral itu lebih daripada sekedar hidup secara bijaksana. Jadi dengan cara yang kondusif terhadap kebahagiaan, hidup bermoral ada hubungannya dengan kewajiban, lepas daripada apakah hal itu membahagiakan atau tidak.31

Kant menyatakan bahwa konsep tentang moral merupakan bagian yang mesti ada kesadaran manusia. Memang sulit untuk mengatahui mengapa gagasan moral mesti menjadi bagian dari susunan psikologis individu, dan kenyataannya bahwa sebagian besar orang sadar akan

31 Muhammad Chabibi, “Study Komparasi Pemikiran Etika Pandangan Muhammad Iqbal

(47)

38

pemahaman kewajiban. Sebagaimana diperkirakan, gagasan tentang rasa keadilan dan pemahaman tentang rasa kewajiban terkait erat satu sama lain. Kedua istilah itu, keadilan dan kewajiban diberi makna yang tepat oleh Kant. Bermacam rumusnya tentang apa yang harus kita lakukan untuk berperilaku secara etis atau imperatif kategoris telah menumbuhkan minat yang berlanjut pada filsafat moralnya. Artinya di sini ada keharusan.32Jadi tindakan yang bermoral adalah bahwa satu tindakan hanya mempunyai nilai moral apabila dilakukan semata-mata karena wajib dilakukan.33

Sebagai contohnya, semisal kita ingin berbuat kebajikan dan membantu orang lain. Dan kita tahu bahwa menolong merupakan tindakan sosial yang baik. Seharusnya kita tahu, bahwa menolong itu harus secara tulus dan tanpa pamrih, tanpa motif apapun. Jika hal demikian dilakukan maka itu merupakan bagian dari bersikap sosial yang secara tulus dianggap sebagai tindakan yang murni bermoral. Dengan demikian ciri utama dari tindakan kebajikan yang tulus ialah bahwa tindakan itu dilakukan atas dasar kewajiban. Satu-satunya pertimbangan yang mestinya tercetus dalam benak kita adalah fakta bahwa semestinya melakukan apapun yang harus dilakukan. Kant menjabarkannya seperti ini:“Dalam bertindak semata atas dasar kewajiban kita harus mengabstraksikannya dari semua materi

prinsip-prinsip yang bisa memotivasi kita.” Maka, kewajiban di sini ditekankan oleh Kant sebagai nilai moral pada tindakan seseorang.34Orang

32Franz Magnis Suseno,Ibid.,137. 33Ibid.,143.

(48)

39

bermoral tidak melakukan apapun yang semata karena dia ingin melakukannya apapun yang dilakukan itu karena dia merasa berkewajiban melakukannya.

E. Kebaikan Tertinggi (summum bonum)

Summum bonumdari bahasa latin artinya adalah kebaikan tertinggi. Maksud dari kebaikan tertinggi ialah dimana kebaikan yang dinilai puncak, terunggul, dan kebaikan akhir dalam kehidupan manusia yang deminya segala sesuatu dilakukan. Sesuatu tersebut dinilai atau dikehendaki sebagai pengalaman atau obyek yang sangat dinginkan dan yang di cari-cari.

Pemenuhan kewajiban yang berasal dari hati nurani atau dorongan dari Tuhan adalah salah satu bagian dari summum bonum, dimana Tuhan memberikan tekad batin yang kuat untuk bertindak atas dasar kewajiban dan keutamaan, hal demikian lah yang dianggap sebagai moral yang murni.

Menurut Kant, kebaikan tertinggi dalam dunia saat ini tidak pernah terealisasi secara sempurna. Oleh karena itu, wajib bagi manusia untuk merealisasikan tujuan tersebut. karena itu merupakan perbuatan moral. Disamping manusia memiliki sifat istimewa dan lebih baik dibandingkan dengan makhluk lainnya, sehingga ia merupakan makhluk yang bernilai.35 Lain halnya dengan binatang, mereka juga mempunyai nilai, akan tetapi hanya sejauh mengabdi pada tujuan manusia. Hal tersebut ditegaskan oleh

(49)

40

Kant dalam salah satu karyanya yang berbunyi “Tetapi sejauh berkaitan dengan binatang, kita tidak mempunyai kewajiban-kewajiban langsung.

Binatang ada hanya sebagai sarana untuk suatu tujuan. Dan tujuan itu

adalah untuk manusia.”

Menurut Kant, tentang kebaikan tertinggi merupakan tujuan beliau yang ingin merefleksikan implikasi dan rumusannya yang secara jelas mengenai ide tentang hukum alam. Paling tidak untuk pengalaman moralnya. Karena jika sesorang tersebut memahami hukum dan kodrat alam yang tidak bisa dirubah maka itu berarti seseorang tersebut telah menjadikan eksistensi Tuhan sebagai jiwa untuk bertindak.

Terdapat tiga postulat yang berhubungan dengan kebahagiaan sempurna, yaitu kebebasan kehendak, immoralitas jiwa, dan Tuhan.36 Moralitas adalah tuntutan akal budi praktis, membentuk basis dan di atas basis terdapat keyakinan praktis terhadap Tuhan dan moralitas. Karena bagi Kant yang disebut dengan moralitas adalah tindakan yang dilakukan atas dasar kewajiban yang bertujuan untuk kebaikan atau keutamaan moral, dan dengan demikian dapat mewujudkan kebaikan moral yang dilakukan dengan keras untuk kebaikan sempurna. Artinya berarti, bahwa manusia akan membawa kehendaknya ke dalam kesempurnaan sesuai dengan tuntutan-tuntutan hukum moral. Dengan demikian, kebahagiaan sempurna hanya dapat diciptakan oleh Tuhan.

(50)

41

Ide kebebasan menurut Kant dibangun secara praktis diatas hukum moral. Manusia mempunyai kewajiban-kewajiban moral, dan oleh sebab itu manusia mesti bebas untuk memenuhi kewajibannya. Tetapi kita sebagai manusia, juga harus bisa melihat kebebasan dari sudut pandang praktis, keabadian jiwa, dan eksistensi Tuhan. Dengan hal demikian, maka manusia dapat bertindak sesuai dengan kewajiban.

Immoralitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusia tidak mungkin dicapai di dunia ini. Dan keberadaan Tuhan yang menjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral akan merasakan ganjarannya di kemudian hari berupa kebahagiaan sejati.37 Hal demikian tidak perlu dibuktikan. Karena Tuhan itu Maha adil, ia akan memberikan nasib yang baik untuk orang yang baik, dan ganjaran kebahagiaan untuk orang yang baik pula. Artinya, seseorang yang bermoral berhak untuk menjadi bahagia. Namun, kebahagiaan itu tidak dapat dijamin sendiri dan bukan merupakan hasil otomatis hidup bermoral.38 Karena itu, agar hak yang dirasakan itu tidak percuma, maka perlu adanya Yang Maha Tahu, Maha Kuasa, dan Maha Suci. Dan hanya Dialah yang dapat menjamin kebagiaan. Karena keberadaan Tuhan menjamin harapan moral manusia untuk mencapai summum Bonum.39

37S. P. Lili Tjahjadi,Ibid.,56.

(51)

42

(52)

BAB III

PENYAJIAN DATA

A. Deskripsi Sinetron Anak Jalanan

Sinetron Anak Jalanan adalah mengisahkan drama remaja yang notabennya adalah anak SMA yang ditambah lagi dengan serunya oleh sekelompok anak geng motor yang kian membuat sinetron tersebut semakin menarik untuk disaksikan. Sinetron ini ditayangkan di RCTI yang diproduksi SinemArt Production, yang disutradarai Akbar Bhakti. Sinetron ini merupakan sinetron terbaru yang akan ditayangkan perdana oleh stasiun televisi swasta RCTI pada tanggal 12 Oktober 2015 Sinetron ini, akan tayang setiap hari mulai pukul 18.00 WIB.1

Dalam penayangan episode perdananya, sinetron ini tampaknya telah mencuri hati para pemirsa pecinta sinetron. Hal tersebut dibuktikan di media pertelevisian sinetron Anak Jalanan ini telah mendapat ranking tertinggi yang baru beberapa penayangan. Dibandingkan dengan sinetron lain, sinetron Anak Jalanan ini masih menjadi favorit di kalangan masyarakat. Artinya sinetron tersebut mampu memikat para pemirsa. Namun tidak sedikit yang menganggap bahwa sinetron ini mengajarkan hal yang negatif bagi masyarakat.

(53)

44

Dalam beberapa episode, sinetron Anak Jalanan kerap kali menampilkan adegan yang kiranya akan memicu negatif untuk masyarakat. Bahkan sinetron ini telah beberapa kali dikenakan teguran dan sanksi oleh pihak KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Karena diduga mengajarkan hal-hal negatif kepada masyarakat.

Adapun profil dari sinetron Anak Jalanan adalah sebagai berikut:

Dalam sinetron tersebut dibintangi para artis remaja yang tampan dan cantik salah satunya adalah Stefan William dan Natasha Willona serta sejumlah artis lainnya. Dalam sinetron ini berkisah seputar anak muda yang tergabung dalam sejumlah geng motor yang tidak lain adalah masih berstatus pelajar SMA.

Terdapat geng-geng motor yang terkenal dalam sinetron tersebut yaitu Serigala dan Warrior yang sekarang bubar dan terpecah menjadi beberapa geng motor, salah satu nya AJ (Anak Jalanan) dan BC (Black Cobra). Keduanya sering kali adu tanding dan saling mengunggulkan

Gambar 3.1

Profil Sinetron Anak Jalanan Pertama

Gambar 3.2

(54)

45

satu sama lain akibat perselisihan yang dulu sempat satu Geng motor yang sekarang menjadi terpecah. Permusuhan kedua geng tersebut sampai sekarang masih berlanjut. Hingga pada akhirnya mereka saling menjatuhkan satu sama lain.

Berikut beberapa nama-nama pemain, peranan dan karakter dalam sinetron Anak Jalanan2:

No Nama Peranan Hubungan Karakter

1. Stefan

Mondy - Anggota klub AJ dan wakil

- Kekasih Raya

- Baik - Cuek

2http:///Documents Biodata Artis Anak Jalanan RCTI Terbaru dan Sinopsis.htlm

(55)

Alex - Ketua geng BC

- Mantan anggota

Raya - Anggota klub AJ - Pembalap motor

nasional

- Kekasih Mondy

- Baik - Ramah

7. Adipura Bei - Papa Reva

- Istri Adriana

- Baik - Lugu 8. Angga

Putra

Ian - Anggota klub AJ - Kekasih Melly

Haikal - Anggota klub AJ - Kekasih Cindy

- Baik - Penolong 10. Yoelitta

Pilar

Marissa - Mama Boy - Baik

11. Umar Lubis

Wirawan - Papa Boy - Baik

12. Hana Saraswati

Cindy - Anggota klub AJ - Kekasih Haikal

(56)

47

13. Kathy Indera

Melly - Anggota klub AJ - Kekasih Ian

- Baik - Cerewet

14. Henny Timbul

Bibi Irah - Bibinya Boy - Baik dan Penyayang 15. Mischa C. Chandra - Teman baik Boy - Penolong

16. Evan 18. Donny M. Tristan - Anggota klub Black

Cobra

20. Roger D. Roger - Ketua klub mobil Spider

- Jahat

21. Devi P. Rengganis - Mama Mondy - Baik

- Perhatian

22. Philip D. Dado - Anggota AJ - Baik

- Lucu 23. Adjie P. Kobar - Preman

- Mantan ketua dan

(57)

48

guru BC

24. Aryani F. Kinar - Sepupu Boy - Baik

25. Leon

26. Giorgino Gino - Anggota BC - Jahat,

licik

27. Mike Bocin - Anggota BC - Jahat,

licik

28. Erick F. Boncel - Anggota klub BC - Jahat, licik 29. Yoga A. Agis - Anggota klub BC - Jahat,

licik

30. Aldo Bamar

Dadang - Asisten Abah - Baik

- Humoris 31. Firman

Maliksyah

Dudung - Asisten Abah - Baik

- Humoris

32. Windy W. Ana - Mama Adriana - Jahat

33. Dylan C. Rio - Anggota klub BC - Jahat

34. Yanah Surti - Bibi Reva - Baik

- Penolong - Humoris

(58)

49

- penolong

B. Beberapa Profil Kerabat Kerja Sinetron Anak Jalanan

Leo Sutanto lahir di Jakarta tanggal 19 Desember 1947. Beliau adalah seorang produser Dalam sinetron ini. Beliau memulai karirnya sebagai seorang produser mulai tahun 1995 sampai sekarang ini. Beliau adalah pemilik rumah produksi televisi SinemArt dan MD Entertaiment. Begitu banyak karya baik film layar lebar, FTV, maupun sinetron yang sukses melonjak dihasilkannya. Dan terbukti banyak diminati oleh para penonton.

Perjalanan karir Leo Sutanto berawal dari bergabung pada rumah produksi Era Mandiri Graindo bersama dengan sahabatnya Ilham Bintang. Kemudian ia bergabung di rumah produksi Indika sebagai

produser dalam karyanya yang pertama yang berjudul “Cinta”, yang

(59)

50

demikian dilakukan beliau dengan memberikan suguhan karya-karya yang diharapkan mampu menghibur penonton.3

Selain sinetron “Anak Jalanan”, adapun sinetron lain yang

diproduksinya adalah Anugerah Cinta, Tukang Bubur Naik Haji The Series, dan lain sebagainya. Selain Leo Sutanto, Istrinya Elly Yanti Noor juga berperan sebagai Co-Produser, sedangkan anak-nya Novi Christina, Mitzy Christina, Cindy Christina, dan Nataniel Gray Sutanto berperan sebagai Eksekutif Produser dalam beberapa sinetron yang digarap Ayahnya sendiri.

Kemudian Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis skenario dalam sinetron Anak Jalanan. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 25 Agustus tahun 1964. Beliau memulai karirnya sebagai penulis pada tahun 1986 sampai sekarang. Namanya dikenal sejak ia menulis cerita pendek yang ia beri judul Lupus. Kini beliau telah aktif menjadi penulis skenario dalam dunia pertelevisian seperti Cinta Fitri, Melati Untuk Marvel, dan lain-lain, termasuk salah satunya adalah sinetron Anak Jalanan.4

Sejak kecil, Hilman memang sangat suka menulis puisi, cerpen, atau bahkan cerita-cerita drama. Hingga ia menjadi aktif dalam dunia novel. Di tahun 1978, ia mengikuti sayembara mengarang. Hingga ia

3http://www.indonesian-film-leo-sutanto.html (diakses pada tanggal 24 Agustus 2016,

pukul 05.48).

4Lihat di http://profil-biografi-hilman-hariwijaya (diakses pada tanggal 26 Agustus,

(60)

51

berhasil memenangkan karya pertama yang berjudul “Bian, adikku yang tak pernah ada.”. sejak saat itulah ia menjadi terkenal dan dikenal oleh beberapa penulis dalam dunia sinetron. Dan saat itu pula ia beralih menjadi penulis skenario sinetron.5

C. Gambaran Umum Sinopsis Sinetron Anak Jalanan

Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai sinetron Anak Jalanan, berikut adalah gambaran secara umum atau sinopsis dari kisah sinetron tersebut:

Boy yang diperankan Stefan William adalah seorang remaja yang berpenampilan urakan dan cuek, tetapi juga shaleh. Gaya Boy yang keren dan gagah mengendarai motor dan sering memenangkan balapan, membuat ia menjadi pusat perhatian bagi gadis-gadis seusianya. Boy memiliki perkumpulan kelompok geng motor yang ia beri nama Warrior bersama dengan teman-temannya Alex, Ian, dan anggota lain. Sedangkan lawannya adalah geng motor Serigala yang terdiri dari Mondy, Oki, Rio, dan teman-teman lainnya. Kedua geng motor ini Warrior dan Serigala seringkali balapan dan Boy yang memenangkannya, hingga membuat Serigala tidak terima dan adu berantem. Sampai-sampai banyak teman mereka sendiri yang menjadi korban bahkan ada yang meninggal karena tawuran.

5Lihat di https://id.wikipedia.org/wiki/Hilman_Hariwijaya(diakses pada tanggal 26

Gambar

Gambar 3.1Gambar 3.2
  Gambar 3.4Alex diancam teman kelompoknya
Gambar 3.5
  Gambar 3.7Anak Jalanan di kejar Black Cobra
+7

Referensi

Dokumen terkait

Grafik pada gambar 5 memperlihatkan hubungan antara jarak pengukuran kumparan pengirim dan penerima terhadap efisiensi yang dihasilkan dari tiga buah kumparan dengan

Selain itu, sebagai bahan perbandingan antara pemakaian afiks dalam Friendster dengan afiks dalam ragam formal yang akan dilakukan pada bagian analisis, penulis pun

pertemuan Revisi: .. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dalam pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora

Pada praktikum kali ini, topik yang dibahas adalah kompilasi dan disassemble program Pada praktikum ini akan dilakukan 6 percobaan dengan tujuan untuk

merupakan suatu pelaksanaan Pematangan Lahan Pembangunan Perumahan Panorama Bukit Asri Samarinda, sangat diperlukan pemakaian alat berat, agar pelaksanaan pekerjaan

Dalam tulisan yang berbeda Din Syamsudin juga mengatakan bahwa Masyarakat madani secara umum bisa diartikan sebagai suatu masyarakat atau institusi sosial yang memiliki

Distribusi jawaban responden sebagaimana pada Tabel menunjukkan bahwa dari 90 responden yang dimintai pendapat mereka tentang tingkat keberhasilan pembangunan

Kaitan antara terjadinya dermatitis dengan intensitas mandi terjadi akibat dari kondisi kebiasaan mandi yang tidak baik dan benar meliputi mandi kurang dari 2 kali