6EA{B.AD"A
JURNAL KEBUDAYAAN
KABUPATEN
SLEMAN
Pelindung Penasehat
Ketua Sekietaris
Anggota
Sekretariat
Iklan dan Promosi
Bupati Sleman
Wakil Bupati Slcman
Drs. Sumaryadi, M.Pd.
MH Sutrisno, A.Md
Dr. Pujiharto, M.Hum. Drs. Supriyadi HN, M.Sn.
HYAji
Wulantoro, S.H., M.M.Drs. I wayan Suardana, M.Sn.
Drs.
!X
Supardi Sancoko, S.PdSuja^vo, S.Pd.
Lamincm, S.H.
HM Kurtubi
Ganang Suradjijo
Awang Eka Harmauan, B.Sc.
H. Sunaryo Sunaryo, A.M-Kg.
Dewan Kebudayaan Sleman (DKS)
JL Titibumi Balat 59 Patran Banyuraden camping Slcman
Yogyakafia Telp: 08122953518 dan 08j8681iE777
Website: wwwdewankebudalaansleman com
Penerbit
Alamat Sekretariat
,
Redaksi nenerima anikel hasilpel:.::=::::€:-::::
:=:,-:
riltubungan
dengan kajianilnialr
tenung
seni- budz\- :l_-:r ::_::
-==-i-,!
i",1,an r"errrungPcndid
ar
c":
ij-
:re-
t
j-
r-:::::
:
EETYIB"AD.A
JURNAL KEBI]DAYAAN KABWATEN SLEMAN
Vol. 2, No, 2, Oldober 2014ISSN : 2339-0123
DAI'IAR ISI
Xtfe P€rgetu ( K€tur Dewa! Kebudsys.o Sleoatr)
Snaryadi.tratuhas Bdhosa ddk Seni LtNvJ Ketua DNM Kebudayoaa Slena,
SleEu Petrylrgga Ketltlnewaln DIY
FajE Suda./ro / Pe eliti Pacla I8titut Reserarch Fot Enpowenett (IRE) Yog/aka d
Ir.13 Mady! : SeDi Musik Sla*af.r di sleme
S"tiono/Ju ak Petulidikar Seni Tan Fakuhas Bah6a ddk Seni Ltl
Pengenbangln Desr Berbaib Budryr d.d SleBu untukYogy*rf{ Istimewa
Pujihano /Fdkult6 lltuu Badoya UGLI Kootdi^otot Sek:i 561ft DKS
S.ri Tsri drn PenbentukL.r Krrlk'ier PeDrrl hni Secno Riai /Ju6on Pen.lidikaa Seni Tan FBS U Y
Pils. -pilar Pedidike Berbisis Nilal Karakter
Sa Krrsrdti /Gaa SMP Negen 3 J@dpolo/Abftni Pendidika^ Se i Tdn FBS UtW Wiymg Dahm P€Bpeldrl Pendiitilrin
Muhanbad Mukti Eatubas Bah6a don S.ni UNI
PeDede
Nihi 'rild
Kar*ter Mel&lui CeritrGanang Stadjiyo Dumabakn PrdMta Hun6 Badan TenaAa Nuklit N6io al Iog)alefid
Fungsi Tari PaharryD drhln Pery€lenggrle Uprcar.
Ptutuula6ih Wula$dn /Fdkt1t6 Bah6a dan Seti LtNv
Kilrkiti
Pdgeebug.n KethoprakMadilo/Pelahu da Penelhdn Kefiopruk/Anggotd DNdh KebrdataM Slenaa Peugaruh Sent Lukir Modem Terhldrp Perkembrtrgr! Seli Pra3i di
Bili
I Waran SuaddhalFakultas Bahao.ldn Seni WY/Arggota Dddn Kebudayadn Slehah
Nild yegTerbtrdung dalm
Perorin:
TrldisionAr*diJswa
ba Anani /Fakult6 FilsaJat UGMP€ndidikD Senl Dram! - T€at€r di Selrolair Perlu K€peduli!tr
Ssbaryadi lFakultN Bah6a dat Seni L\\tYKetua DNan Kebud€t@n Slenat
101- 105
106 - 111
2 - 116
11, t - 129
130- 135
136 - 144
145 - 152
't53 -
1,62
163 - 167
168 - 17',7
178 - 187
188 - 197
PEIIDIDIKAN SEM DRAMA-Tf,ATER DI SEKOLAH
:PERI,I] KEPEDIII,I,.{N
Sumaryadi
Fakultas Bahasa dan Seni
UNY
Ketua
Dewar
Kebudayaan Kabupaten Sleman swnaryadi@rocketmail. comAbstract
The implementation of drama-theater learning/education
at
schoo! is
still
fal
from what is expected. The existence or lifeof
drcma-theater at scllaal ls deteftlined by seteral factors,bro
oflrhiah
are the pli]?cipal'€ atfinrde and students'interest-Keyt+'Gr.ls:
rilana-theate4 attitude,
interest, principal,
studefttsPendahuluan
Kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan (pembelajaran) seni
di
sekolah, yang mestinya meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama (teater),belum
seperti yang diharapkan. Pendidikan seni rupasempat
me[duduki
peringkat pertama, pendidikan seni musik berada diperingkat kedua, dan
pendidika.nsed tari
adadi
peringkat
ketiga. Sementaraitu, Dewi
Foduna belum mau berpihak kepada pendidikanseni drama
(teater). Pendidikanseni
drama (teater)belum
mampu 'meraih peringkat' sama sekali karena 'belum ada" sat$ sekolah pun yang'tertarik' untuk
melaksaaakar:nya,meski
dengan argumentasi yang berbeda-beda (Sumaryadi, 20 1 1).Dari
berbagai
pihak
yang
memberikan perhatian
terhadap kehidupan keseniandi
sekolah-sekolah, terutama cabang-cabang seniperhmjukan,
pada
umumnya mereka merasa
cul_upprihatin
ataskehidupan keseniaa
di
sekolah-sekolah. Padahal,jika
dikaji
secarasunggul-sunggxh, banyak sekali malfaat atau nilai yang dapat
diambil
dari kegiatan pergaulan dengaa karya seni dimaksud.Sinyalemen yang bertiup santer dewasa ini mengisyaratkan bahwa pelaksanaan pembinaan apresiasi seni dmma-teater
di
sekoiah masihiauh dari
memadai. Kehidupanseni
drama-teaterdi
sekolah belums€
te
hz
te
kt
K
S] se
br
d(
SE
dI bt ol
se
'r
P(
m
dr d(
SE
fa
si
kt
m
PI
K
kt
'k
s€ dr
ir
k,
II
!:li:
!"x!
alE:
=a:
aEs x?:-.
Ebl
rhq z
Esl
rhftl
Drarna -Teater, Sikap, Headmaster, Minat,
Siswa
189sep€rti yang diharapkan. Dua hambatan utama diduga menjadi penyebab
teladillya
keldala
itu. Pertama, masihlar:gkwryaguu
kesenian, dalamha1
ini
gunr,/pendidik/pembinaseni
drama-teater
Kedua,
kwatg
tepatnya pemberiatr penafsiran tentang tujuan dall cita-cita pendrdikan kesenian di sekolal (Sadhono, 1988).
Sumaxyadi (2011) menambabkan bahwa hambatar pertama terjadi karena adanya saling menunggu antaxa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikatr
(LPTK) penghasil'guu
drama (teater)yarg memiliki
SIM mengajar, yalcri
memiliki
kompetensi profesional, dengan sekolah-sekolah 'penggunajasa'
lulusanLPTK
tersebut.Pihak
LPTK
belum berani membuka jurusan/program studi pendidikan seni drama teatet dengan pertimbangan output-nya akan dikemanakan.Pihak
sekolah-sekolah
belum
menyelenggarakanpendidikar
(pembelajaran) seni drarna (teater) karena memmggu tersedianyaguu-guru
dfama yang berkompetensi profesional tadi. Adapun hambatan yaog kedua terjadi oleh adanyapenafslan
yangmiring
bahwa pendidikan (pembelaiaran)seni
drama(teater)
di
sekolah-sekolah (umum,/non-SMK) bertujuan 'membentuk' senirnan-seniman drama (teater) itu saj a.Hambatan pertama
tettunya
hanya dapat diselesaikaajika
para pemangku kepentingan (stakeholdefs)yang
relevanmau duduk
satu meja unhrk mencarititik
temu, sehingga 'drama saling menunggu, tadi dapat segeradiakhiri.
Sedaagkan hambatar kedua dapat diselesaikan dengan meluruskan persepsi orang ya.ng belum pas,yalcri
pendidikan seni drama (teater)di
sekolah umum(non-SMK)
dilaksanakaa dalam ratrgkauntuk
meningkatkan (menumbuh kembangkan) kemampuansiswa berapresiasi seni drama (teater).
Hambatan kedua
yaog terjadi
karena adanya penafsiran bahwakehidupan
seni
drama-teatq
di
sekolah
diupayakandalam
rangka membentuk seniman-seniman teater, sudahmulai
dapat
diluruskan. Petrdidikanseni
drama-teatd
di
sekolah-sekolahumum
(non-SMK
Kejuruan.SMKl)
dilaksanakan
dalam
rangka
meni0gkatkan
kemampuaa siswa berapresiasi sed drama-teater (Sadhono, 1988).
Tulisan
ini
disusun dalam upaya mencobamenyibak
tabir
ke-'kwang
beres'-anyang
tedadi
ataskehidupan seni
drama-teaterdi
sekolahyang
temyata persoala.n bertumpu pada:a)
kehidupan seni drama-teater di sekolah-sekolah temyata masih jauh dari memadai, halitu
dihrnjukkan oleh
banyaknya pemyataanyang dilontarkan, baik
190
SEMB'{D.A, VoL 2 No.2, Okober 2014 : 188 - 197di
sekolah, sebabtidak mustahil
kebijakan Kepala Sckolah diambil setelah mendengar masukar-masukan dari paragum; d) minat
siswa terhadap seni drama-teater juga tampak ikut menenhrkan ada-tidaknya, hidup-matinya, dan pasaog-surutnya keberadaan seni drama-teaterdi
sekolahnya, mengingat bahwa seni drama-teaterdi
sekolah memang dihidupkan sebagai ajang aktivitas dan kreativitas siswa, dan ibf mutlak meDuntut adanyapemn
serta siswa; dane)
L-uargnya
atau-
lebihtepahya
-
belurn
adanya
guru seni
drama-teateryang
memiliki
kompetensi prcfesionalikut
pula menentukar keberadaan seni drama-teaterdi sekolah.Tulisan ini di sampirg d iharapkao bisa menginisiasi para pjmpinan
sekolah,
para guru
(khususnyaguru
seni-budaya),para
siswa,juga
dibarapkan merupakan bahan masukan bagi perguriranrbggi
yang terapkonsen
dengannafas
LPTK-[ya,
satu
di
artara{ya yang ada
di
Yogyakarta adalahUNY,
sebut saja semuatrya itu stakeholders.IINY
sendiri memiliki Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) yang awalnya'sempat'
memiliki
JurusanPendidikan
Sendratasik(Seni
Drana,
Taxi,
danMusik),
namun
sampaidetik
ini,
ketika
Jurusanitu
babkan sudah 'dipecah'menjadi
Jurusan Pendidikan SeniTari
sendiri dan Jurusan Pendidikan Seni Musik sendiri, 'nasib' Jurusar Pendidikan Seni Drama belum membaik kareqa belum diberi 'lampu hij au' unfirk berdiri. Padahal dengan eksisnya Jurusan Pendidikan Seni Drama, maka 'kebuhrhan' guru-guruseni
drama-teatqdi
sekolah-sekolahyang
dipersyaratkaa memiliki kompetensi-prcfesional dapatterakomodasi. Dengan kesiapaaseperti
itu,
pada
gilirannya tranti,
kebe@tan sekolahuntuk
tidak menyelenggarakanpendidikaa seni &ama-teater segeradapatdisudahi.Permasalahan
yang
sebenamyajuga
mendasardan
mendesakadalah adanya persepsi bahwa di dalam sosok yang bemama drama atau teater itu tidak ada yang bisa diambil manfaatrya, selain hanya sebagai kegiatan hura-hura yang
justru
dibayangkat akan cenderung nerusak karakter anak.Anak
dibayangkar akan menjadi liar,tidak
terketrdali, ketas, kasar, bahkan brutal dan anarklis.Teltu
saja persepsi sepertiitu
tidak pada tempatnya. Maka, tugas mulia kita adalah berupaya secaraarif
meyakhkan khalayak atau masyamkat, baik masyarakat luas maupun masyarakat pendidikan, bahwa anak-anak yang akrab bergaul dengan seni drama atau teater bukanlah anak-anak
'ya[g
sesat'. Sebalilnya, nereka adalah anak-anak yargjustu
aka[
metrdapatkan berbagainilai
atau banyaknilai
yarg
pada gilirannyanarti
akar
sangat bemanfaat secarastategis untuk
mereka dalam kaitantrya dengan pendidikan, pembentukan, dan pembinaan karakter (Indonesia) (Sumafyadi, 20 I 1 ).As
ber
Be
m2 m€ se!
(st
0-i
seL a12
ata
tid
dal adi mc
(SL
s+
se!
ser
sei
ser
me
tea
slla
ruI
teI' Bu pel
1)
sik me
pa(
@bil
riswaoy4
Er
di
Dang
rflak
lebih
triliki
AIIET-ritran
juga
Etapadi
"tY
ryat'
dan odah usatrEEIIA
hhal
ftan'
(h
rps!
idak
i.
esakarau
aFr
usak&I,
iitu
r
arif
|pTE
Uen
TIY4
nilei
&at
kE,
r).
Drama -Teater, Sikap, Headmastet, Minat,
Siswa
191Aspek-aspek dalam Mapel Seni-Budaya
Ditinjau dari
aspek mediumnya, suatu karya senimemilili
nilai
bentuk,
.nilai
indrawi,
dlai
pengetahuan,
dan
nilai
kehidupan. Berdasarkannilai-nilai
tersebut
seni
dapat
berhubungan
dengau masyarakat.M€lunjukkal
tingginya
nilai
seniitu
kepada pengamat membuat orang sadar akall realita subjekti4 serta pemahaman terhadapseggnap tata kehidupall dan pengetahuan yang terkandung di dalannya (Sumaryadi, 1987).
Karya
seni memang harus mempunyainilai.
Karya
seni tersebut adalahbam,
segar,dinamis,
mengandung s€mangatdan
nilai-nilai
moml,
estetis,
dan
membabarkannilai-nilai
pelasaan petrciptarya (Sumaryadi, 1987). Berangkat daritinggilya
peran ataunil;i
karia s;ni
seperti
itu,
tampaknya teramattidak
bijaksanajika
siswa-siiwa di
sekolah dij auhkan dari seni yang, dalam konteks ini seni drama-teaterSemula
terbit
Surat Keputusan
(SK)
Mendikbud
RI
Nomor
04,86N/1984 yang menyatakan bahwa unhrk pendidjkan seni, setiap sekolah diwajibkan memberikan seni rupa dan satu cabang seni yanglain
ataulebih
(Depdikbud, 1987). Tiga altematif pelaksanaan pendidikan seni,yaitu:
[a] tiap
sekolahminimal
harus melaksanakan dua cabang seni, yaitu: (a) seni rupa + seni musik; (b) seni rupa + seni tari: atau(cj
seni
rupa
seni
lealeri
fbl
dimungkinkan suatu sekolah
mampumelaksanakan tiga cabang seni. yairu: (a) seni
rupa
senimusih
- seniteater; atau (b) seni rupa + seni musik + seni teater; dan [c]
dinungkintan
suatu sekola.h mampu melaksanakan keempat cabang seni,
yaitu:
seni rupa + seni musik + seni ,ari + seni teater.Jr4eskipun pada dasamya pelaksanaan pendidikan seni sepertidi
atas. bergantung kepada 'kemampuan' masing-masing sekolah,
paling
tidak, dapat diharapkan bahwa seni drama-teater sempit ikut
terpii<irkai
dar terperhatikan oleh sekolah-sekolah..
. Pada dewasaini
sudah terjadi perkembangan selanjutnya,yahi
terbitnya Paniuan Pengembangan Silabus untuk Mata pitaiaran -Seni_
Budaya
rDirjen
Mandikdasmen Depdiloras.
2006).
Tujuan
marapelajaran_Sebi Budaya adalah agar pesena
didik memiliki
kemampuao:192
6EMB"A,D"A, Vol. 2 No.2, Oktober 2014 : 188 - 197Adapun
ruang lingkup Mata
Pelajaran
Seni-Budaya meliputi aspek-aspek: (a) Seni Rupa, mencakup pengeta.huan, keterampilan, dannilai
dalam menghasilkankarya
seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya; (b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olahvokal,
memainkan alatmusik,
apresiasi karyamusik;
(c)
Seni Tari, mencaLnp ketorampiian gerak bcrdasarkan olah tubuh dengan dan taopa raagsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari; dan(d)
Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir,da.nolal
suara yang pementasannya memadukan unsur senimusik, sed tari,datr setriperan.
Di antaxa keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkaa
satu
bidang
seni budaya
sesuai dengan kemampuaa sumber dayamanusia
sefia fasilitas yallg
tersedia.Pada
sekolahyang
mampu menyeletrggarakar pembelajararlebih da.i
satu bidangsed,
p€sertadidik
diberi
kesempatanunhrk memilih bidang seni yang
akandiikutinya.
Melaksanakaa pendidikan keseniandi
sekolah merupakar salah satu tugas sekolah atas siswanya. Termasuk dalam pendidikan kesenian ini adalah pendidikar seni drama-teater Oleh karena itu, sudah sepantaslyalah j ika pendidikar/pembelaj aran seni dft ma-teater daojuga
aktivitas berseni drama-teater
di
sekolah mendapatkan perhatian dan petranganan secara sungguh+ungguh.Keberadaan seni drama-teatq
di
sekolah dimaksudkan keadaall kehidupan,ada{idaknya,
atau subur keringnya kegiatan seni drama-teaterdi
suatu sekolah.Di
berbagai sekolah dimungkinkan terdapatvariasi
dalam
keberadaanseni
drana-teater.
Di
beberapa sekolah berlangsung kcgiatan seni drama-teater,di
beberapa sekolah yang lain temyata tidak.Di
beberapa sekolah kehidupar seni drama{eater dapat tumbuh berkembaag secamsubru, sgmentaraitu, di
beberapa sekolah yang 1ah temyata kering.Suatu sekola.h
dikatakar kering
kehidupan seni dmma{eatemyajika
sekolahitu
tidak memaadangperlu
diselenggarakannya kegiatan seni drama-teaterbagi
para siswanya. Dernikian halnya, seni drama-teater sebagai salah satu mata pelajarar pendidikan senipilihar,
tidak
dipilih
unhrk diselenggarakan.Hal
itujuga
tampak pada sekolah yang tidak pemah atau jarangikut
ambil bagian dalam setiap kegiatan lombaatau festival drama-teater yang ada. Juga, tidak diselenggarakan kegiatan drama-teater
dalam
rangka peringatanhari-hari
besarnasioral
atau keagamaan, tutup ta.hun, dar seterusnya.!(
It n
il
ti
t
1i
a
n
iI
Si S(
AL
p
d
IT
D o
o
si
s
]
d
1
b
SI
mi
EA
lb"
at
ya ah4
ao4
8r1
4-6
ah
in
61fi
ra
m
a-lk
rg
E
ID
tu
Itr
yz
pu da aaAIl an
al
I
m
Dlama -Teater, Sikap, Headmaster, Minat.
Siswa
193Terkait
Sikap Kepala SekolahBerbagai kemungkinaa penyelenggaraan
kegiataa
seri
drama_teater di.sekolah
tampaknya
cukup
bergantungkepada
pimpinanlembaga_ itu_ masing-masing.
Sikap
Kepala
Sekolah diduga
c-ukupmenentukan hidup dan matinya kegiatan drama-teater di sekodh itu.
H;l
itu dapat dipahami mengingat Kepala Sekolah merupakal1 orang 'nomor
satu' di sekolah.
'S1kap' (attitude) n\eupal<an produk da.ri proses sosialisasi di mana
seseorang bereaksi sesuai dengaa rangsang yang diterimanya (Max,at, 1982:
9).
Bila
sikapitu
tertuju
kepada sesuatu hal, penyesuaiandiri
terhadap sesuatu
itu
dipengaruhi oleh lingkungan sosial daojuga
oleh kesediaan orarg tersebut untuk bereaksi.Thursrone melibar bahwa sikap merupakan suatu lingkatao afeksi (perasaan),
baik
bersifatpositif
maupunnegati!
dalam hubungannya dengaa objek-objekpsikologik (Edwaxds, 1957: 2).Afeksi positifadalih
afeksi^yang senarrg, adanya sikap menerima atau setuju.
Afeksi
yangnegatif,
sebaliknya, adalah
afeksi yang
tidak
senang,sikap yan!
menolak. Hanya saja,
perlu
diketahui bahwa sikaptidak
aapai Aiiitrat secara langsung, melainkan harusmelalui penafsirat terlebih
dalulu
sebagai tingkah lakuyang masih tetutup (Mar,at, 1982: 10).
Secara operasional pengertian sikap menunjuk kepada konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap
kategori
stihulus
tertenhir. Dalam penggunaan pral(1is, sikap seringkali dihadapkan pada rangsaag sosialdan
reaksi
yang bersifat
emosional
(Maiat,
tiSZ:lOy.
-Sitap
juga
rnerupakan kumpulan dari berpikir, keyakinan, dan pengetahuar.Dalam konteks
ini
tamlaknya
sikapperlu
diberi bitasan
yangiebih operasional,ya!4
d€rajal atau tingkatkesesuai-
,"seoruogt"rludup
objek
tedentu(Mar'at,
1982:10).
Dengatr demikiaa,yang dimaksui
l{up.
flu-
hal
ini
adalahderajat
atautingkat
kesisuaian
Kepala Sekolah di suatu sekolah terhadap seni drama-teater di sekolah itu.Sesuai atau
tidaknya
seseorang denganobjek
dinyatakan dalam bentuk skala. Skala yang dibuat betganhng kepada tujuan dan kegrmaaa studinya. Skalaini
metrunjukkan pencapaian suahr ketetapan demjat afeksi yang disosialisasikan dengan objek psikologik. Objekpsikologik
itu
sendiri mempunyai axti atau simbol, kalimat slogan oiang,in$idsi,
serta ide yang ditujukan agar orang dapat membedakan antara afeksi yaag
positifdan
yang negatif O{ar,at, 1982: 144). Dapatlah dikatakan,194
6EMB"A.D"A, Vol. 2 No. 2, Okober2014 | 188 - 197Untuk
selarjutnya, sikapdipisahtan
atas sikapyarg
positif
dan sikap yang negatif- Alasannya, seseorang yang menghubungkan afeksi yangpositif
dengan beberapa objekpsikologik,
artinya seseorargitu
mempunyai
pemsaan senang terhadapobjek
atau
-
katakanlah -mempunyai sikap yarg sesuai dengan objek. Jika kondisinya scperti itu, dapat dikatakan bahwaorang
temebutmemiliki
sikap yang
positif
terhadap objek.
Di
sisi
sebaliknya, seseonngmutrgkil
mengasosiasikan afeksi yarg negatif terhadap objek psikologik.Artinya,
orarlg itu menyatakan tidak senarg terhadap objek. Jika kondisinya seperti itu, dapat dikatakan bahwa orang tersebutmempunyai sikap yang negatif terhadap objek.Berdasarkan
paotauan
yang
sempat
dilakukan
oleh
penulisteftadap 12
orang Kepala
Sekolahdari
12 SMA Negeri
di
Kota Yogyakaxta,yarg
perhitungannya secaraLrantitatif
membandingkanmean empirik
dengat mean
teoritik
(Sumaryadi,2011)
diperoleh kenyataan bahwa paraKepala
Sekolahte$ebut
meuunjukkan sikapyang
positif
terhadap
seni
dnma-teater
di
sekolah.
Kehadiralrpetrdidikan seni
drama-teaterdi
sekolah, dengaademikian,
(akao) diterima oleh paxa Kepala Sekolah wrtuk diselenggarakan sebagai mana mestinya,dengal
catatan bahwa pembina,pendidik,
atauguru
seni drarna-teater bukar sekedar orang-orang yang pintar, piawai, atau Jago'bemain
drama-teat€r, melainka:r 'keluaran' dariLPTK,
sehingga ada jaminan bahwa merekamemiliki
kompetensi-profesional. Merekaitu
mesti paham
dengan
Psikologi, menguasaiIlmu
Pendidika4 piawai dalam Stategi Pembelajaran, dan seterusnya.Terkait Mitrat
SiswaHambatan terhadap
upaya
penumbuhsubwankehidupan
seni drama-teater di sekolah juga diduga datang dari siswa-siswa itu sendiri. Ti<iak dapatdipungkiri
bahwa tidak semua siswamenlukai
seni, tidak terkecuali seni dmlna-t€ater.Buntuhya,
tidak
semua siswabermhat
mengikuti kegiatan drama{eater di sekolah mereka. Sikap siswa sepertiitu
dapat membuat bervariasinya keberadaan dan pelaksanaankegiata[
drama-teater di sekolah.Kata'minaf
berhubungaaemt
dengan
'peftatian'.
Perhatianseseorang sebagian besar berganhmg kepada besamya minat orang
itu
ierhadap sesuatu tersebut. Minat yang dimaksud dapat timbul kar€na duafaktor pokok, yaitu: a)
dorongall untuk memperoleh pengetahuan; b) sikap emosi positifterhadap sesuatu (Hardjono, 1985: 5).r
a
i
I
c
r
I
t
a
I
(
S
i
de
lGi
itu
h-nr,
irif
Drama _Teater, Sikap, H€adnaster, MiDat,
Siswa
195Minat
dapat dikatakan semacamhasnt,
kemauan ataukeinginan seseorang
u!tr*
merespon sesuafu. Dengandemikiar,
terh"d;;il;;
u a r. rrutr at seseo rang saDgat m ungLin un
h*
be rbeda dari minat seseo re n oyang taur. yarg dalam konLeks
ini dipilahkar
atasm;ar
vale
rl"nn;-Jri
:iil
y-g,
r*da!,.
Minar yang
Linsgi
dr.randai"d;d ,;',e;;
scseora b g oa tiuD m e L ba d(an d iri terhadap sesuatu yang
dirnilatir
ya itu.,..
Terka ir dengan sen i drama-reater.ialam
t""i"ti*.
*"*-.r'J.*,
cu(aan€tr
mempunlai
minal yangtinggi
apabila 5iswajru
benai_bena,i,-11,,41l:,1T,-Csung
ambil bagian secara sunggr.rb_sungguh,akrif
(Iaraft Keglatan drama_lealer. pendek
kau.
mereka Uerpanisip'a"si secara nyata dalam kegialan dnrna{eater.Di
sisilang
lain. sebaliknya. seorang siswa dila{akan memnun,"ri.T"j,
yTg
rendah rerbadap sesuatu.dat;m
hal
ini
senidr;;;"i"
apaofla
slsqa
tfu
ltdak
punya _ walau sebenamyajuga punya
_ rasarenank
kepada seni drama_tearer. oamun sis$a-ir;
,ida]i
_; ,iJ;
oerseora. alau enggan unruk il-uramhil
bagjan ,"auru nyulu,lal1g"*g,
danaktifdalam
kegiaran drama_tearer rerseiut. Merekai.adans_i:J#
mau juga mcliiat/menontob drama-teater
dip"rg"l".k;,;,;;"h;;;:
maupun kualiras kehadjrarnya relari
lkecil
aiau iendah.,
Berdasarkan
paDtauanyang
sempat
djlakukan
oleh
oenLrlis
{er[aoap sampet para sisu a. r aknisiswr_5jsqra dari
l2
kelas yangterasai
F.i
]2
lyA
Negeridi
Korayogyalana.
yang perhinrnsaruva secaraKuirnalaul
membandngkah
mean
empiri]
dengan
ieai
teoritik
ls*-.dr.
201 I t..diperoleb kenlataatr
bahwai""rru
f,"."lrr,rlan
slswa-stswa
merollrkj mitrat vane
posirif
lerbadap seni drama_teate, disekolah. Kehadiran seni dramaiearer
di
sekolad.;;;gai;;"r,Lr;,
cukup diterima oleh para siswa.Penutup
,
K:simpulan_gjfr tulrsan ini dapardiuri
k
sebagaibeikut.
pe
amoKeoeraoaan 0te0dldrkaD) seni drama_lealer
di
sekolahyarg
selamaini
belum.terselenggara. remyara cukupdrlarapk
,
da
djdtufj,;;;
,n lampak dari.ilap
Kepala Sekolah dan minaip"r",i."_i"
"i""ar".
"*"
Kepala Sekotah yaog
ditrubungi oleb
penrili"
rn.ril,k
.ji;;;l;;
lernadap senj dra-ma-leaterdi
sekolah. Kel/ga.parasi,*u
ounn-ait"_,,i
ureolpenursmenut*l
minar yang posirifrerhadupseru dr-amalreater
Ji
196
6EMRA.D.A, Vol.2 No. 2, Oldober 2014 |188
197Berargkat
dari
kasunlatan
tersebutdi
atas, saranyang
dapat disampaikan sebagai b e'ik:J't. Pertama, sebagai salah satualtematifdari
pendidikan senidi
sekolah, yangkurikulumnya pun
sudah tersedia, scbaiknya paraorarg
Inomor satu'di
sekolah mengambil kebijakanuntuk
menyelenggarakanpendidikan
seni
drama-teaterdi
sekolah masing-masil1g.Untuk
semetrtarawaktu,
sebelumgur.r
seni drama-teater tersedia secaF 'khusus', tugasitu
dapatdititipkan
ke?ada gulu-guru Bahasa dan Sastra Indonesia, yang notabena pemah mendapatkanmata kuliah Drama, meskipun bobotnya
relatifkecil,
di samping bahwatidak
semua mahasiswa yang dimaksud seflang/suka,terminat kepadaseni dmma-teater. rKedra, beberapa universitas matrta.n LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kepcndidikan) seperti
IINY
dan seterusnya yang mempunyaiFakultas
Bahasadan
Seni,
yaag
dl
dalamnya sempatbemaung Jurusan Pendidikan
Seni
Drama,
Tari,
dan
Musik,
(Sendratasik)seyogianya
segera merealisasikanlahimya
Program Studi/Jurusan Pcndidikan Seni Drama-Tcater agar kekosongan guru seni drama-teaterdi
sekolah-sekolah segeradapat
diatasi
sebagaimatra mestinya.DaftarPustaka
Depdikbud. 7997. Kurikulum SMA: GBPP Mata Pelajaran Pendidikan Kesenian- Jakafia.
Dirjen
MandikdasmenDepdilalas. 2006. Panduan
Pengembangan Sildbusu
tuk Mdta Pelajarah Seni Budayd. Jakafia.Hardjono, T. 1985. Psikologi
Belajar-Me
gajar Bahasa As,,?8. Jakarta:FPS IKIP Jakarta.
Mat'at. 1982. Sikap Makusia: Perubahan setta Pengukura
nya.Iakaftal
Ghalia Indonesia.Sadhono,
Sri.
7988. Pelaksanaan Pendidikan Seni Teatel,di
SM4 danSMfl.
Makalah disajikan pada Seminar Prospek Perdidikan SeniTeater yang
diselenggarakan
oleh
UNSTRAT
IKIP
YOGYAXARTA,
3 1 Juli 1 988.Sumaryadi. 1987.
'Seni
dan
Ilmu:
SebuahSorotao
Kecil"
dalamCakrawala Pendidikan
No.
1,
VoltfiIe
VL
Yogyakarta:
IKIP
EI
ri
4
E
ft
a-
tl-nr .N
ir
I
!g
d
k,
E
Di
le
Ilrama -Teater, Sikap, Headmastel
Minal
Sisvr'a 197Sumaryadi. 2011. "Seni Drama dan pendidikan
Karalter,,
disampaikan pada Seninar Nasional ,Seni Berbasis pluralitas Budaya trfenujuPendidikarKarakte/Yogyakarta,
1l-l2November20li.
Sumaryadi.
2011. '?endidikan Seni
Drama./Teaterdalam
Tatapan Kepala Sekolah danMinat Si,swt' dalamnadisi.
JurnalSeniian
Budaya.Yol.l.
No. 2.Februari20l
L yogyakarra: ApSIDIy.
Et
l;
E
t
i