PENULISAN PUISI
ANWAR EFENDI FBS UNY
EMPAT POKOK
BAHASAN
Elemen Puisi
Modal Menulis Puisi
Model Menulis Puisi
PENGANTAR
• Bahasa adalah media pengucapan karya sastra • Poetry is the best word in the best order (puisi
adalah kata-kata terbaik dalam susunan yang terbaik
• Bahasa dalam sastra tidak sekadar media, tetapi juga tujuan
• Penyair bergelut dengan bahasa dan tidak sekadar menjumput kata-kata begitu saja • Kata-kata adalah segalanya dalam puisi
Bahasa Keilmuan
Bahasa Sastra
• Bersifat mengajar (to teach)
• Murni denotatif
• Korespondensi tanda dan arti
• Sistem tanda
(matematika/logika) • Ragam resmi
• Meniadakan nada personal
• Bersifat menggerakkan (to move) perasaan
• Tidak hanya menerang-kan, juga ekspresif
• diresapi air peristiwa sejarah, kenangan
• Mengandung asosiasi • Penuh homonim dan
ELEMEN-ELEMAN
PEMBENTUK PUISI
Struktu Fisik
(Bentuk/Metode)
Struktur Batin
(Makna/Hakikat)
• Diksi• Citraan (Imaji) • Kata Konkret
DIKSI
• Diction (pilihan kata)
• Choise and use of words
• Kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai gagasan yang akan
disampaikan
• Kemampuan untuk menemukan bentuk yang
sesuai denagn situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar
CITRAAN
• Bahasa yang mampu membangkitkan gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental atau
bayangan visual
• Untuk memberi gambaran yang jelas, menimbul-kan suasana khusus, membuat lebih hidup gam-baran dalam pikiran dan pengindraan, menarik perhatian
• Imaji berguna untuk mengintensifkan, menjer-nihkan, dan memperkaya pikiran
• Ide-ide abstrak dalam puisi dikonkretkan dengan menggunakan alat-alat keindraan
JENIS CITRAAN
•
Citraan Penglihatan
: dihasilkan dengan
memberi rangsangan indra penglihatan,
berupa sumber dan kualitas cahaya
•
Citraan Pendengaran
: dihasilkan dengan
menyebutkan atau menguraikan sumber
dan kualitas bunyi
• Citraan Pencecapan: dihasilkan dengan
menyebutkan dan menguraikan sumber dan kualitas rasa
• Citraan Perabaan: berupa rangsangan kepada perasaan atau sentuhan, biasanya berupa
kualitas dan permukaan bahan
• Citraan Pikiran: dihasilkan oleh adanya asosiasi dan analogi pikiran
• Citraan Gerak: dihasilkan dengan cara
KATA KONKRET
• Kata-kata yang digunakan penyair untuk
menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud membangkitkan imaji pembaca
• Kata-kata diupayakan agar dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh
• Kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadi pencitraan (pengimajian dalam puisi) • Dengan kata konkret pembaca dapat
Beberapa Contoh
• Pengemis/gembel: gadis kecil berkaleng
kecil daripada gadis peminta-minta
• Dunia penuh kemayaan: hidup dari
kehidupan angan-anagn yang gemerlapan
• Kedukaan: bulan di atas itu tak ada yang
punya // kotaku hidupnya tak punya tanda
• Penuh dosa: aku hilang bentuk/ remuk
Bahasa Figuratif
• Bahasa yang mempergunakan kata-kata yang susunan dan artinya sengaja disimpangkan
• Bentuk penyimpangan dari bahasa normatif, baik dari segi makna maupun rangkaian kata-katanya
• Bertujuan untuk mencapai efek estetis, kesegaran dan kekuatan ekspresi
Kategori Bahasa Figuratif
• Kategori Perbandingan
a. Simile: perbandingan bersifat eksplisit, dengan kata-kata pembanding langsung Contoh: bagai, laksana, seperti, bak
b. Metafora: perbandingan dua benda atau hal secara implisit, tanpa kata
pembanding ekplisit
Kategori Perwakilan
a. Sinekdoki: menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal untuk benda atau hal itu sendiri, sebagian untuk keseluruhan (pars pro toto), keseluruhan untuk sebagian (totem pro parte)
b. Metonimia: pemindahan istilah atau nama
suatu hal atau benda ke suatu hal atau benda lainnya yang mempunyai kaitan rapat
Pengertian yang satu dipergunakan sebagai pengganti pengertian lain karena adanya
unsur-unsur yang berdekatan
Kategori Pemberian Ciri Insani
• Personifikasi: mempersamakan benda
atau hal dengan manusia
Benda atau hal yang digambarkan dapat
bertindak dan mempunyai kegiatan seperti
manusia
VERSIFIKASI
• Versifikasi berkenaan dengan karakteristik karya puisi, yakni persajakan
• Versifikasi meliputi: (a) ritma, (b) rima, dan (c) metrum • Ritma (rhythm), yaitu pergantian turun naik, keras
lembut, panjang pendek, tinggi rendah ucapan bunyi bahasa dengan teratur
• Rima (rhyme), yakni pengulangan bunyi dalam baris atau larik, berupa aliterasi, asonansi, persamaan bunyi awal/tengah/akhir
TIPOGRAFI
• Tipografi berkenaan dengan bentuk lahir, yang langsung dikenali
• Pembeda (sementara) antara puisi dan prosa/drama
• Baris-baris puisi tidak selalu di awali dari tepi kiri dan berakhir di tepi kanan
• Mengenal adanya enjabement (lompatan baris) • Baris kata atau kalimat dalam puisi membentuk
TEMA
• Sesuatu yang menjadi pikiran pengarang,
• Sesuatu yang menjadi dasar bagi penulisan puisi • Dapat berupa “segala permasalahan hidup”
• Permasalahan tersebut disusun dan diperkaya dengan ide, gagasan, cita-cita, dan sikap
(pendirian) penyair
• Dalam tema selain sesuatu yang dipikirkan penyair, juga terbayang pandangan hidup penyair, bagaimana penyair melihat
permasalahan ang dipikirkannya itu
NADA
• Sikap penyair kepada pembaca
• Dalam menulis puisi, penyair bisa jadi
bersikap menggurui, menasehati,
mengejek, menyindir kepada pembaca
• Adakalanya penyair hanya bersikap lugas,
sekedar menceritakan sesuatu
SUASANA
• Suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi
• Artinya, sebuah puisi dapat membawa
akibat psikologis pada pembacanya
AMANAT
• Amanat atau tujuan adalah hal-hal yang
mendorong penyair untuk menciptakan puisinya
• Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan di balik tema yang diungkapkan
• Dalam puisi tema berkaitan dengan arti, sedangkan amanat berkaitan dengan makna karya sastra
• Arti puisi bersifat kias, subjektif, dan umum
• Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, situasi, tempat penyair
MODAL
MODAL
MENULIS PUISI
MODAL MENULIS PUISI
• FAKTA EMPIRIK (
event
)
Bagaimana cara memberi makna pada setiap pengalaman?
Salah satu caranya
“memutus rutinitas”
Jika ingin bisa
menulis puisi,
sebaiknya Anda
HUMANISME
• Cinta Kasih
• Keindahan
• Penderitaan
• Keadilan
• Tanggung Jawab
• Pandangan Hidup
LATIHAN
MENULIS
Pengantar
• Kata orang kalau kita mau belajar melukis, maka menurut cara Barat kita harus belajar garis dan bentuk dulu,
kemudian anatomi, perspektif, warna dan sebagainya menurut urut-urutan yang sesuai dengan pendirian guru yang mengajar.
• Konon di Cina pada zaman dahulu tidak demikian halnya. • Orang yang ingin menjadi pelukis akan diberi sebuah
lukisan yang sudah jadi dan baik.
• Biasanya lukisan itu dibuat oleh seorang master, yaitu orang yang ahli melukis yang terkenal.
• Sesudah sepuluh-duapuluh kali mencoba, sang calon akan mendapat master baru untuk ditiru.
• Metode ini biasanya dinamakan copy the master, yang artinya meniru lukisan seorang ahli.
• Metode ini menuntut banyak latihan sesuai dengan master
( sebut saja contoh) yang diberikan.
• Model-model ini harus dibacakan terlebih dulu dan dilihat apakah unsur-unsurnya sudah ada ataukah belum, baru sesudah itu siswa disuruh menulis.
• Tentu saja yang dituliskan tidak persis seperti modelnya: ini namanya menyalin, menjiplak, atau bahkan membajak. • Dalam latihan menulis itu yang di-copy adalah
LATIHAN SATU: KEINGINAN
• Setiap kita manusia pasti mempunyai banyak keinginan, baik keinginan yang dapat dijangkau maupun yang tidak terjangkau oleh kemampuan kita.
• Pada acara-acara tertentu, misalnya pada acara pesta atau perayaan ulang tahun, kita mengungkapkan
keinginan-keinginan kita.
• Dan semua yang hadir dalam acara itu turut mendo’akan demi terkabulnya keinginan kita itu.
Caranya:
1. Siswa menyiapkan selembar kertas.
2. Siswa menulis minimal satu baris, maksimal tiga baris puisi.
3. Baris puisi itu dimulai dengan aku ingin … 4. Masukkan ke dalam baris itu:
a. sebuah warna b. seorang manusia,
c. sebuah tempat (jalan, desa, kota, negara, benua) 5. Guru membacakan model.
6. Waktu menulis 10’ (menit)
7. Puisi dikumpulkan pada guru.
Model 1
• Aku ingin menjadi switer ketat warna merah
kalau hari dingin aku dipakai cewek cantik untuk menghangatkan badan dan dibawa jalan-jalan
ke puncak.
• Aku ingin menjadi penerjun melompat dari
LATIHAN KEDUA: SIMILE
• Kalau kita menerangkan sesuatu kepada seseorang, lalu seseorang itu tidak mengerti-mengerti juga, apa yang kita lakukan agar orang itu mengerti?
• Kita akan menggunakan perbandingan antara sesuatu itu dengan sesuatu yang lain yang sudah diketahuinya bukan?
• Perbandingan itu disebut juga simile.
• Perbandingan dalam puisi sama dengan perbandingan dalam kehidupan sehari-hari.
• Bedanya, perbandingan dalam puisi tidak hanya diterapkan antara sesuatu yang belum diketahui (abstrak) dengan sesuatu yang
sudah diketahui (kongkret), tetapi lebih sering digunakan
sebaliknya, yaitu untuk membandingkan sesuatu yang kongkret dengan sesuatu yang abstrak.
• Nah pada kesempatan ini mintalah siswa untuk membuat puisi yang berisi simile.
• Caranya adalah:
1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas.
2. Siswa menulis puisi antara yang panjangnya 4 – 7 baris.
3. Pada setiap baris ada simile, misalnya: a. seperti, b. mirip, c. bagai, d. laksana 4. Guru membacakan model.
5. Waktu menulis 20’ (menit)
6. Puisi dikumpulkan pada guru.
Model 2
Gugus awan di langit putih
bagai
kapas
Mendung berarak-arakan
seperti
kambing
digiring ke kandang
Gunung berhamburan
laksana
kapas yang
beterbangan
LATIHAN KETIGA: BUNYI
• Kalau telinga kita normal, setiap hari kita mendengar apa saja, bukan?
• Nah, kali ini suruhlah siswa untuk memasukkan bunyi-bunyi itu dalam puisi mereka buat.
• Caranya ialah:
1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas. 2. Siswa menulis puisi 4-7 baris.
3. Bunyi itu boleh berasal dari: benda,
hewan, mesin, instrumen musik, apa
saja yang mungkin mengeluarkan bunyi
4. Waktu menulis 20’ (menit).
5. Kertas dikumpulkan pada guru.
6. Pilihlah puisi yang bagus yang dibuat
siswa menurut versi guru.
Model 3
Nang ning nung ning nang ning nung suara nenekku menghibur adik,
Sebutir kelereng digelindingkan adik masuk ke kolam dan berbunyi plung.
Seekor kucing terkejut dan lari bagai kilat miaaau!
LATIHAN KEEMPAT: ALAM
• Kita ini hidup di alam, bukan? Ada berapa banyak benda-benda di alam ini? Coba mintalah siswa untuk menggambarkan dengan kata-kata tentang benda alam itu.
• Caranya adalah:
1. Siswa menyiapkan selembar kertas. 2. Tulis puisi antara 4-7 baris.
3. Pada setiap baris ada kata: (pilih salah satu) gunung, bukit, laut, danau, langit, awan, sungai, dan semacamnya, sebuah warna, manusia
4. Guru membacakan model. 5. Waktu menulis 20’ (menit)
6. Kertas dikumpulkan pada guru. 7. Guru memilih puisi terbaik.
Model 4
Danau
yang luas itu terbentang
biru
,
Sungai
keluar dari ujung danau yang
berhutan hijau,
Awan berarak
putih
terang, berhenti di atas
curamnya
jurang
,
LATIHAN KELIMA:
MIMPI
• Tanyakan kepada siswa, pernahkah mereka bermimpi?
• Sering bukan?
• Bagaimana mimpi mereka itu: indah, menyenangkan, buruk, menakutkan, menyeramkan?
• Mengapa tidak kita suruh saja mereka
• Caranya:
1. Siswa menyiapkan satu lembar kertas. 2. Tulis puisi antara 4-7 baris.
3. Puisi itu dimulai dengan Aku bermimpi …
4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, bunyi, manusia, nama tempat
5. Guru membacakan model. 6. Waktu menulis 20’ (menit). 7. Puisi dikumpulkan pada guru.
8. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru. 9. Guru/siswa membacakan puisi yang bagus di depan
Model 5:
Aku bermimpi sebuah sikat gigi warna ungu menggosok-gosok mulutku
supaya terbuka srek-srek-srek, usrek-usrek-usrek Ketika bangun pagi hari, aku pergi ke kamar mandi Sikat gigiku tinggal sepotong
Sepotong yang hilang itu agaknya tersesat dalam mimpiku dan tak bisa kembali
Aku bermimpi seluruh RT/RW-ku di malam hari berwarna putih salju, Terdengar ada tetangga yang bermain kecapi Cianjuran,
LATIHAN KEENAM:
FANTASI TAK MASUK AKAL
• Tanyakan kepada siswa, pernahkah mereka
mengkhayalkan sesuatu? Pasti pernah, sebab tanpa khayalan hidup ini menjadi tidak kreatif.
• Konon, sebelum akhirnya manusia benar-benar dapat menginjakkan kakinya di bulan diawali lebih dulu dengan berkhayal bagaimana caranya untuk sampai ke bulan. Lalu diciptakanlah pesawat apolo.
• Caranya:
1. Siswa menyiapkan selembar kertas. 2. Mulailah menulis puisi antara 4-7 baris.
3. Puisi dimulai dengan dengan kutemukan …
4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, hewan/benda, alam
5. Guru membacakan model. 6. Waktu menulis 20’ (menit). 7. Puisi dikumpulkan pada guru.
8. Guru memilih puisi yang bagus menurut versi guru. 9. Guru/siswa membacakan puisi yang bagus di depan
Model 6
Kutemukan buaya menggigit kaki gunung
Gunung itu menjerit kesakitan
Lalu hujan turun menyerakkan kebocoran tiga ribu
botol sampho
Gunung pun kedinginan dan awan putih
LATIHAN KETUJUH:
METAFOR
• Masih ingat simile?
• Metafor ini perbandingan juga, tetapi tidak
menggunakan kata pembanding, seperti, bagai, mirip dsb.
• Caranya:
1. Siswa menyiapkan selembar kertas. 2. Mulailah menulis puisi antara 4-7 baris.
3. Setiap baris ada metafor menggunakan kata adalah … 4. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, hewan/benda,
alam, tempat
5. Guru membacakan model. 6. Waktu menulis 20’ (menit). 7. Puisi dikumpulkan pada guru.
Model 7
Gerimis yang turun dari langit adalah bening air mata
pengungsi korban stunami yang malang nasibnya,
Awan putih di lereng bukit adalah bantal unggas yang kelelahan setelah terbang panjang seharian,
Samudera Pasifik yang biru adalah akuarium Tuhan yang amat indah,
Hari depanku adalah kepalaku di mulut buaya hitam
LATIHAN KEDELAPAN:
MENJELMA HEWAN, MENJELMA BENDA
• Tanyakan kepada siswa, pernahkah sewaktu kecil mereka bermain pasar-pasaran dengan teman kecilnya? Waktu itu mereka berpura-pura sebagai penjual atau pembeli, bukan? Nah, kalau mereka bisa menjadi pembeli atau pembeli, mereka juga bisa menjadi yang lain, bukan?
• Sekarang mintalah mereka untuk berpura-pura menjadi hewan (maaf jangan marah, ya) atau menjadi benda. Kalau mereka kesulitan, suruh mereka memejamkan mata beberapa saat,
mengosongkan pikiran, menanggalkan diri, dan menjadi hewan atau benda.
• Apa yang mereka rasakan atau mereka alami selama menjelma menjadi hewan atau benda itu? Mintalah mereka untuk
• Caranya:
1. Siswa menyiapkan selembar kertas.
2. Siswa mulai menulis puisi antara 4-7 baris.
3. Di dalam puisi itu mereka seakan-akan menjelma menjadi hewan (semut, lebah, kucing, gajah, kuda, harimau dsb.) atau menjadi benda (pencil, terompet, mobil, TV, pistol, kapal terbang dsb.) 4. Di dalam puisi itu ada nama seekor hewan atau sebuah benda. 5. Dalam puisi itu masukkan unsur: warna, bunyi, manusia, tempat,
alam
6. Guru membacakan model. 7. Waktu menulis 20’ (menit). 8. Puisi dikumpulkan pada guru.
Model 8
Minggu yang lalu aku menjadi tanaman di tepi jalan kota
Pagi buta kupanggil embun untuk membasuh badanku, hijaulah aku
Siang sedikit banyak orang yang lalu lalang Karena senangnya dijewerlah daun telingaku dipatahkan ranting tanganku
Aku menangis
Telingaku juga bising oleh ngong, ngong, ngong tat, tit, tut, deru motor, bus, dan lebih-lebih truk
Model 9
Tahun yang lalu aku jadi lantai kantor pengadilan
Setiap pagi aku dipel dengan cairan deterjen berwarna biru
Setiap hari aku diinjak-injak hakim, jaksa, dana apesakitan
Sepatu mereka berbunyi gluduk-gluduk-gluduk
Dan fajar sampai matahari tenggelam, dari langit samar-samar
LATIHAN KESEMBILAN:
SAMBIL MENDENGARKAN MUSIK
1. Siapkan pita rekaman atau CD untuk diperdengarkan kepada siswa di kelas. Pilihlah musik instrumentalia (tanpa penyanyi) klasik, pop, dangdut, keroncong, rock, jazz, flamenco, gendang Afrika, kicau burung, deru kereta api, ombak lautan dsb.
3. Sesudah itu, tanyai siswa citra-citra apa yang
menyusup dalam relung mereka. Kota mana? Negara apa? Benua mana? Manusia seperti apa? Alam mana? Peristiwanya bagaimana? Cuacanya seperti apa?
Warnanya? Emosi macam bagaimana? Semua itu bahan untuk dituliskan menjadi puisi
4. Perdengarkan musik yang lain selama 20’ dan mintalah siswa untuk menulis puisi.
5. Pada tahap ini,, siswa bebas untuk menentukan
menulis puisi dengan cara yang mana saja. Apakah akan memulai dengan aku ingin … ; aku bermimpi
6. Unsur-unsur warna, bunyi, manusia, tempat, dan alam, semestinya sudah secara otomatis dituliskan, tidak perlu dipikir-pikirkan lagi.
7. Guru membacakan model.
8. Sesudah 20’ puisi dikumpulkan.
Model 10
Suasana kafe pojok jalan suatu malam yang hangat bersahabat
Kerdip lampu merah, kuning, biru menyala bergantian, membuat suasana hangat
berkeringat
Irama menghentak-hentak, pinggang goyang-bergoyang
Model 11
Di pesta besar ini, satu porsi seratus ribu rupiah
Musik bising Pepito Cha Cha dan Kopi Dangdut pula
Ikan patin, dendeng balado, nasi bali dan spaghetti italia Bertebaran di atas meja sepuluh meter panjangnya
Sampaikah ke kamp pengungsi saudara kita
Selamat mencoba, yakinlah
bahwa setiap huruf yang
terkatakan dan tertuliskan tak
kan pernah sia-sia. Semuanya
akan menjadi pernik catatan
sejarah kehidupan kita,