• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK PRAKTIKUM Genetik REVISI 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PETUNJUK PRAKTIKUM Genetik REVISI 2014"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

GENETIKA

Oleh :

Fitriyah, M.Si

Andik Wijayanto

Dr. Alvi Milliana

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

(2)

TATA TERTIB PRAKTIKUM

Dalam praktikum Genetika, saudara bekerja dengan bahan-bahan dan peralatan yang sensitive terhadap lingkungan oleh karena itu hendaknya berhati-hati karena seluruh bahan maupun alat-alat ini sangat peka terhadap lingkungan. Peralatan dan bahan yang digunakan tergolong mahal dan persediaannya terbatas.

Laksanakan dengan tertib dan seksama semua petunjuk yang telah diberikan oleh pembimbing, serta patuhilah semua tata tertib laboratorium sebagai berikut:

1. Letakkan tas dan benda-benda lain milik saudara yang tidak diperlukan pada tempat yang telah disediakan. Jangan sekali-kali meletakkan barang-barang lain diatas meja praktikum 2. Dilarang melakukan aktivitas makan dan minum didalam

laboratorium Genetika

3. Bagi praktikan laki-laki diharuskan memakai celana yang berbahan dasar kain bukan jins, panjang rambut depan tidak melebihi alis mata dan rambut belakang tidak melebihi kerah baju.

4. Gunakanlah baju / jas laboratorium sebelum masuk laboratorium dan selama praktikum masih berlangsung karena saudara akan bekerja dengan bahan-bahan kimia dan mikroorganisme

5. Lepaskanlah sepatu dan gunakanlah sandal khusus laboratorium saudara, gunakanlah masker dan sarung tangan (hands glove steril) bila perlu

6. Sebelum mulai bekerja dipelajari betul apa yang akan dilakukan. Buatlah skema kerja yang baik sehingga saudara dapat bekerja dengan tepat, cepat dan teliti

7. Kondisi steril penting dalam praktikum Genetika, oleh karena itu ikutilah selalu cara kerja secara tepat dan steril. Apabila hal ini diabaikan maka tidak menutup kemungkinan saudara akan mengalami kegagalan

8. Jauhkan tangan saudara dari mulut, hidung, telinga selama bekerja di laboratorium

(3)

10. Setelah praktikum selesai, bersihkan semua alat-alat yang telah digunakan menurut ketentuan laboratorium. Meja dibersihkan dengan menggunakan desinfektan atai alcohol setelah selesai mengerjakan praktikum

11. Setiap kali selesai praktikum DIWAJIBKAN menyerahkan jurnal pekerjaan atau laporan sementara kepada asisten pendamping masing-masing untuk mendapatkan persetujuan keabsahannya

12. Buatlah laporan praktikum paling lambat 1 minggu setelah didapatkan hasil yang telah di ACC asisten kemudian diserahkan kepada asisten pendamping masing-masing untuk di evaluasi

13. Sebelum meninggalkan laboratorium, matikan gas atau kompor pemanas, lampu, air dan jangan lupa mencuci tangan dengan desinfektan

Saya sudah membaca dan memahami semua peraturan laboratorium Genetika. Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia mematuhi semua peraturan laboratorium Genetika, dan saya bersedia dikenakan sanksi apabila melanggar salah satu dari peraturan laboratorium Genetika.

Praktikan Genetika

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

PERATURAN PRAKTIKUM ...

DAFTAR ISI ...

TOPIK I

Peluang dan Pewarisan Sifat ... 01

TOPIK II

Penyusunan dan Analisis Kariotipe Manusia... 02

TOPIK III

Ekstraksi DNA Sederhana ... 06

TOPIK IV

PCR (Polymerase Chain Reaction) ... 12

TOPIK V

GENETIKA POPULASI

(5)

TOPIK I

PELUANG DAN PEWARISAN SIFAT

A. Pendahuluan

Anda akan mensimulasikan percobaan Mendel tentang peluang dan pewarisan sifat dengan menggunakan koin sebagai perwakilan genotipe tanaman. Kemudian Anda bandingkan apa yang Anda harapkan dan apa yang sebenarnya terjadi.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami hukum Mendel tentang peluang dan pewarisan sifat

C. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan berupa 2 buah Koin

D. Cara Kerja

1. Dibagi menjadi beberapa kelompok dengan satu kelompok beranggotakan 2 orang.

2. Satu orang melempar 2 koin bersamaan dan satu orang lagi mencatat hasilnya.

E. Diskusi

1. Berapa rasio AA:AB:BB pada 4 kali lemparan? 50 kali lemparan? 100 kali lemparan?

2. Apakah persis sama atau mendekati hukum Mendel? Jelaskan

(6)

TOPIK II

PENYUSUNAN DAN ANALISIS KARIOTIPE MANUSIA

A. Pendahuluan

Kromosom ialah struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapat di dalam nukleus. Masing-masing kromosom terdiri atas molekul DNA yang sangat panjang dan protein terkaitnya.

Kariotipe ialah metode atau cara untuk pengorganisasian kromosom suatu sel dalam kaitanya dengan jumlah, ukuran dan jenis. Kariotipe bermanfaat untuk mengidentifikasi abnormalitas tertentu dari kromosom. Teknisi medis biasanya mempersiapkan kariotipe dengan menggunakan komponen darah berupa Leukosit (sel darah putih). Selain itu, pengambilan sampel untuk analisa karyotiping bias diambil dari beberapa sumber berikut :

a. Bayi yang sudah lahir / manusia dewasa 1. Darah

2. Bone marrow

3. Jaringan kulit atau jaringan tubuh lainnya b. Bayi yang belum lahir

1. Cairan amniotic

2. Extra-Embrionic cells (dari Chorionic villi)

Pada praktikum ini akan dilakukan analisa kromosom manusia dengan menyusun gambar kariotipe-kariotipe kromosom yang telah diacak, dengan harapan praktikan dapat memahami macam-macam bentuk kromosom manusia dan perananya dalam sel manusia.

B. Tujuan

1. Menyusun kariotipe kromosom

(7)

C. Alat dan Bahan

1. Kertas berisikan gambar kromosom dalam keadaan acak 2. Gunting

3. Lem

4. Kertas A4 putih

5. Alat tulis termasuk penggaris

D. Cara Kerja

Masing-masing lembar kerja dikerjakan dengan cara sebagai berikut;

1. Baca bagian studi kasus yang terdapat pada lembar lampiran!

2. Persiapkan kertas pada bagian lampiran yang berisikan gambar kromosom dalam keadaan acak!

3. Gunting masing-masing gambar kromosom menggunakan gunting

4. Pasangkan masing-masing kromosom dengan kromosom homolognya

5. Tempelkan pengelompokan kariotipe kromosom sesuai dengan bentuk kromosom dan urutan nomor

6. Buat analisa dari hasil kariotipe tersebut

Table 1. pengelompokan karyotipe kromosom manusia No. Kelompok Urutan nomor, bentuk kromosom 1 A 1 & 3 besar dan metasentris, 2

besar dan submetasentris

2 B 4 & 5 sedang dan submetasentris 3 C 6 s/d 12 sedang dan lebih kecil dari

(8)

Lampiran Pasien tersebut sedang berusaha mengetahui penyebab mengapa dia belum memiliki anak. Kromosom diperoleh dari sel-sel yang memiliki nukleus dari darah pasien.

Pasien C

Pasien C adalah bayi yang meninggal sesaat setelah dilahirkan dengan beberapa kelainan termasuk polidactili dan bibir sumbing. Kromosom diperoleh dari sampel jaringan.

Membaca kariotipe

Teknisi laboratorium akan mengkompilasi kariotipe, kemudian dengan menggunakann notasi atau penulisan spesifik mengkarakterisasi kariotipe.

Notasi tersebut mencakup jumlah total kromosom, kromosom seks dan kromosom yang lebih atau hilang.

Contoh:

47, XY, +18 menunjukkan bahwa paseien tersebut memiliki 47 kromosom, seorang laki-laki dan memiliki kromosom autosomal ekstra pada kromosom 18.

46, XX menunjukkan bahwa pasien adalah seorang wanita dengan jumlah kromosom normal

47, XXY menunjukka bahwa pasien memiliki kromosom seks ekstra.

Membuat diagnosa

(9)

kromosom. Pada pasien dengan jumlah kromosom normal, setiap pasang hanya akan berisi 2 buah kromosom. Keberadaan kromosom ekstra atau adanya kromosom yang hilang pada umumnya mengakibatkan janin tidak berkembang atau keguguran. Pada kasus janin tetap bertahan dan berkembang, maka akan terdapat kelainan unik secara klinis tergantung pada kromosom penyebabnya. Pada daftar berikut terdapat beberapa sindrom yang disebabkan oleh kelainan pada jumlah kromosom.

Diagnosa Kelainan Kromosom Jumlah kromosom

normal

Penyebab masalah pada pasien tidak disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom tapi disebabkan oleh hal lain.

Klinefelter's Syndrome

Terdapat satu atau lebih ekstra kromosom seks (misal, XXY) Down's Syndrome Trisomy 21, kromosom ekstra pada

kromosom 21 Trisomy 13

Syndrome

Kromosom ekstra pada kromosom 13

Laporan Sementara

1. Susunan kariotipe normal yang diperoleh, tulis notasinya 2. Pasien A, B dan C Jumlah autosom, kromosom seks dan

kelainannya jika ada (tuliskan dalam bentuk notasi)

3. Abnormalitas bentuk dan struktur yang teramati, beri penjelasan singkat

(10)

TOPIK III

EKSTRAKSI DNA SEDERHANA

A. Pendahuluan

Asam nukleat berupa asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme.

DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa.

DNA dapat diisolasi, baik dari sel manusia maupun sel tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi dari cairan darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon dioksida). Plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan trombosit (platelet). Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, di mana terdapat DNA di dalamnya.

(11)

dilakukan dengan memecahkan dinding sel baik dengan cara mekanik maupun dengan cara kimiawi. Dengan cara mekanik dapat dilakkan melalui penggerusan atau pemblenderan dengan menggunakan morta dan pistil, sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan menambahkan detergen.

Pada praktikum ini akan dilakukan isolasi DNA dengan metode sederhana dengan menggunakan sampel daging buah untuk mendapatkan DNA.

B. Tujuan

1. Dapat mengetahui proses isolasi DNA dari sel-sel buah

2. Dapat memahami gambaran umum DNA hasil isolasi sebagai unit hereditas

C. Alat dan Bahan:

Alat-alat yang digunakan terdiri dari : mortar, pisau, beaker glass 50 ml, gelas ukur, penyaring, waterbath, sendok pengaduk, pipet tetes, timbangan.

Sedangkan bahan yang digunakan : 100 gram buah berdaging lunak seperti kiwi, strawberi, papaya atau tomat, 5 gram detergen (bubuk / cair), aquades/ air biasa, spiritus atau ethanol absolute dingin.

D. Cara Kerja :

1. Larutkan detergen sebanyak 5 gram kedalam 50 ml air dan aduk secara perlahan sampai homogen

2. Haluskan 100 gram daging buah menggunakan mortar 3. Pindahkan daging buah yang telah halus kedalam beaker

glass yang berisi cairan detergen yang telah homogen 4. Aduk campuran Saring larutan menggunakan saringan

dan ditempatkan pada beakerglas baru yang bersih

5. Tetesi hasil saringan (alikot) dengan spiritus dingin secara perlahan melalui dinding gelas.

(12)

E. DISKUSI

1. Bagaimanakah hasil praktikum kali ini? Struktur apakah yang tampak pada hasil praktikum?

(13)

TOPIK IV

PCR (POLYMERASE CHAIN REACTION)

A. Pendahuluan

1. Prinsip Dasar PCR

PCR merupakan teknik amplifikasi DNA selektif in vitro yang meniru fenomena replikasi DNA in vivo. Komponen reaksi yang diperlukan dalam teknik ini adalah untai tunggal DNA sebagai cetakan, primer (sekuens oligonukleotida yang mengkomplementeri akhiran sekuens cetakan DNA yang sudah ditentukan), dNTPs (deoxynucleotide triphosphates), dan enzim polimerase DNA.

2. Reaksi PCR

Secara umum prinsip reaksi PCR membutuhkan tiga tahap, yaitu:

1. Denaturasi

Prinsipnya adalah memisahkan DNA untai ganda menjadi komponen untai tunggal, sehingga memungkinkan terjadinya hibridisasi primer .

2. Annealing

Pada tahap ini terjadi hibridisasi primer PCR pada sekuens targetnya.

3. Elongasi (ekstensi rantai DNA)

Tahap ini penting untuk mengamplifikasi daerah yang sudah dihibridisasi oleh primer, dari 5'end ke 3'end. Sebagian besar enzym polimerase membutuhkan suhu elongasi 72 0C.

Catatan: Secara detail, protokol suatu PCR tergantung dari tujuan, enzim polimerase, primer, bahkan kit yang digunakan.

B. Tujuan

(14)

C. Alat dan Bahan

1. Mesin Thermal Cycler untuk proses PCR 2. Tabung Eppendorf

3. Blue, yellow, white tip 4. Mikropipet

5. Vortex

6. Mesin Centrifuge 7. Rak tabung 8. Sarung tangan

9. Enzim Taq Polymerase 10. dNTP

11. Buffer PCR 12. Primer

13. DNA Template 14. Aquades steril

D. Cara Kerja

1. Tentukan jumlah sampel untuk analisis PCR

2. Siapkan tabung PCR 0.2 ml atau 0.5 ml yang sudah steril. Jumlah tabung tergantung pada jumlah sampel

3. Beri label pada setiap tabung PCR

4. Tambahkan DNA template ke dalam setiap tabung PCR 5. Buat “master mix” dan tambahka sejumah tertentu ke

dalam tabung yang berisi DNA template

(15)

Contoh : Campuran larutan dalam PCR untuk setiap reaksi Komponen Konsentrasi

Stock Soluion

X: tergantung konsenrasi sampel DNA

Y: diisi aqudes steril hingga volume total = 50 μl

Contoh : Perhitungan cara membuat “master mix” larutan PCR untuk 11 tabung PCR

Komponen Volume yang

(16)

TOPIK V

GENETIKA POPULASI (MELALUI KONSEP ALEL GANDA)

A. Pendahuluan

Alel adalah gen-gen berlainan yang menempati lokus-lokus yang sama pada kromosom homolog. Bila sebuah lokus-lokus dalam sebuah kromosom ditempati oleh beberapa atau suatu

seri alel maka alel demikian disebut Alel Ganda (=”multiple alleles”), atau jika terdapat dua/lebih alel yang mengontrol/mempengaruhi suatu sifat maka sifat tersebut dikatakan dikontrol oleh alel ganda. Peristiwanya disebut multiple allelomorfi. Alel ganda dapat dijumpai dalam golongan darah manusia yang terdiri dari alel IA, IB. dan i.

Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O. Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB), atau tidak sama sekali (tipe O). kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien, protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh resipien.

B. Tujuan

1. Mengetahui golongan darah tiap-tiap anggota populasi (populasi = kelas)

(17)

C. Alat dan Bahan

1. Gen alel ganda golongan darah sisitem ABO

a) Siapkan obyek glass yang bersih dan buatlah dua lingkaran dan beri tanda A dan B

b) Pengambilan darah dari jari tangan yang tidak digunakan untuk menulis/bekerja :

- Ayunkan dengan keras tangan saudara beberapa kali

- Bersihkan jari tangan saudara dengan kapas yang telah dicelupkan ke larutan alkhohol 70%, biarkan mengering sejenak dan jaga agar tidak terkontaminasi

- Tusukkan jari saudara dengan lancet steril dengan kuat dan cepat. Usaplah tetesan darah pertama yang keluar dengan kapas beralkhohol

- Kemudian teteskan darah berikutnya pada kedua lingkaran pada glass obyek yang telah dipersiapkan

- Teteskan serum anti-A pada lingkaran A dan serum anti-B pada lingkaran B, campurkan dengan cepat menggunakan spatula yang berbeda.

- Amatilah reaksi yang terjadi antara tetesan cairan darah dan serum tersebut. Apakah terjadi penggumpalan/reaksi aglutinasi atau tidak?

2. Tentukan genotip saudara

(18)

antara berbagai variasi etnik yang ada dalam populasi kelas. Bahas dalam laporan saudara

Laporan sementara

1. Fenotip dan Genotip praktikan : 2. Genotip populasi kelas :

A B AB O

3. Hitung frekuensi gen populasi kelas Lampiran

Tabel 1. Golongan darah sistem ABO

Golongan darah (fenotip)

Antigen dalam eritrosit

Alel dalam kromosom

Genotip

O - I Ii

A A IA IAIB atauIAi B B IB IBIB atau IBi AB A dan B IA , IB IAIB

Rumus Frekuensi Gen

a. Rumus frekuensi gen alel ganda

Jumlah = p2IAIA + 2prIAi + q2IBIB + 2qrIBi + 2pqIAIB + r2ii……….(2)

(p+q+r ) = 1

Gambar

Table 1. pengelompokan karyotipe kromosom manusia
Tabel 1. Golongan darah sistem ABO

Referensi

Dokumen terkait

sampai ke tingkat yang lebih tinggi agar pelaku bisa dipenjara. Semenjak diberlakukannya Undang-undang No 11 Tahun 2012 Tentang Peradilan Pidana Anak dan

Sebaliknya tinggi tanaman bawang merah pada umur 50 HST menunjukkan bahwa perlakuan mulsa plastik perak dan mulsa jerami padi yang menghasilkan tinggi tanaman tertinggi,

Titik yang terletak di bagian luar dari tangan, 3 jari di atas pergelangan tangan, di antara kedua tulang ( titik 7 a ).. Efek : meningkatkan mobilitas dari siku dan

mempertahankannya, hal itulah yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama dalam mencari solusi yang tepat.Permasalahan utama mengapa bangunan tua bersejarah itu

Metode yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model pengembangan ADDIE. 1) Analyze, pada tahap ini dilakukan analisis masalah perlunya suatu

Tujuan merupakan suatu perumusan kesatuan pandang dalam rangka melaksanakan visi dan misi untuk pencapaian hasil akhir dinas yang sesuai dengan tugas pokok,

Sebuah database dalam model ini disusun dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris (record) dan kolom (field), pertemuan antara baris dengan kolom disebut item data

Tabel 3 Diatas merupakan rekapitulasi hasil pembelian alat baru, produktivitas masing-masing alat berat, durasi dan besarnya biaya oprasional pada kondisi