• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

NOVIKA NIM. 081000008

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT RAWAT INAP DI RSU Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010-2011

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM. 081000008 NOVIKA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

ABSTRAK

Infark Miokard Akut adalah nekrosis miokard akibat ganguan aliran darah ke

otot jantung, biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner. Di RSU Dr. Pirngadi Medan terdapat 110 penderita infark miokard akut pada tahun 2010-2011.

Untuk mengetahui karateristik penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel adalah seluruh data penderita yang dirawat

inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 sebanyak 110 orang (total sampling). Analisis data dengan uji Chi-square, Exact Fisher, t-test dan Anova.

Hasil penelitian didapat kenaikan trend dengan persamaan garis Y = 2,5x + 44,9 tahun 2007-2011. Proporsi tertinggi pada kelompok umur 55-59 tahun (19,1%), laki-laki (63,6%), suku Batak (53,6%), Islam (69,1%), SLTA (66,4%), Wiraswasta (33,6%), dalam kota Medan (74,5%), nyeri dada

(93,6%), faktor risiko hipertensi (83,7%), aritmia (50,9%), penatalaksanaan medis obat-obatan (93,6%) Lama rawatan rata-rata 5,45 hari, Pulang berobat jalan (65,4%), CFR (28,2%). Ada perbedaan proporsi umur berdasarkan status komplikasi (p=0,003). Ada perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan status komplikasi (p=0,016). Ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber pembiayaan (p=0,027). Ada perbedaan proporsi status komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,001). Ada perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,03).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar meningkatkan penanganan pada pasien infark miokard akut untuk mengurangi jumlah kematian. Kepada dokter dan perawat RSU Dr. Pirngadi Medan agar memberikan pemahaman kepada pasien khususnya riwayat hipertensi untuk menerapkan pola hidup sehat dan rutin mengontrol tekanan darah.

Kata kunci : Infark Miokard Akut, Karakteristik penderita

(4)

Acute myocardial infarction is myocardial necrosis due to interuption of blood flow to the heart muscle. Myocardial infarction is usually caused by coronary

artery thrombus. There are 110 patients in RSU Dr. Pirngadi Medan from 2010-2011.

In order to know the characteristics of patients with acute myocardial infarction hospitalized in RSU Dr. Pirngadi Medan in 2007-2011 conducted a descriptive reseacrh design with case series. Population and sample data are all patients who hospitalized for 2010-2011 as many as 110 data (total sampling). Data analysis using Chi-square, Exact Fisher, t-test and ANOVA.

The result obtained with rising trend line equation Y = 2,5x + 44,9 from 2007 to 2011. The highest proportion in the age group 55-59 years (19,1%), male

(63,6%), Batak etnic (53,6%), Moslem (69,1%), self-employed (33,6%), from Medan (74,5%), chest pain (93,6%), hypertension risk factors (83,7%), complications of arrhythmia (50,9%), medical treatment drugs (93,6%), the average treatment time 5,45 days, come home outpatients (65,4%), CFR (28,2%). There is significant difference proportion age based on the status of complications (p=0,003). There is significant difference proportion medical treatment based on the status of complications (p=0,016). There is significant difference the average treatment time based on cost sources (p=0,027). There is significant difference proportion status of complications based on circumstances when go home (p=0,001). There is significant difference proportion medical treatment based on circumstances when go home (p=0,03).

It is expected to enhanced the hospital for treatment in patients with acute myocardial infartion to reduce mortality. To the doctors and nurses in RSU Dr. Pirngadi Medan for giving an understanding to patients especially those who have a history of hypertension to adopt a healthy lifestyle and routine control their blood pressure.

Keywords : Myocardial infarction, Patient Characteristics

(5)

1. Nama : Novika

2. Tempat/ Tanggal Lahir : Saentis/ 10 November 1990

3. Agama : Islam

4. Anak Ke : 1 dari 3 bersaudara 5. Status Pernikahan : Belum menikah 6. Nama Ayah : Sunarto S.Pd 7. Nama Ibu : Uspa Lubis S.Pd

8. Alamat : Desa Cinta Rakyat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, SumateraUtara 9. Riwayat Pendidikan

a. Tahun 1994 – 1996 : TK Siaga Muda Percut Sei Tuan b. Tahun 1996 – 2002 : SD N 104209 Percut Sei Tuan c. Tahun 2002 – 2005 : SMP N 3 Percut Sei Tuan d. Tahun 2005 – 2008 : SMA N 1 Percut Sei Tuan

e. Tahun 2008 – 2012 : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan

10. Riwayat Orgsanisasi

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Karakteristik Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2010-2011.” Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh

gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini penulis persembahkan kepada ayahanda Sunarto S.pd dan ibunda Uspa Lubis S.pd yang telah membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta memberikan dukungan dan do’a kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan

Terima kasih kepada dosen pembimbing I Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH dan dosen pembimbing II Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes sekaligus sebagai Ketua Departemen Epidemiologi serta dosen penguji I Bapak Drs. Jemadi M.Kes dan dosen penguji II Bapak dr. Heldy B.Z, MPH. yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberi saran, kritikan, bimbingan serta masukan kepada penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

(7)

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS selaku dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Asfriyati SKM, M.Kes selaku Dosen Wali/ Penasehat Akademik yang telah setia membimbing penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Kepala direktur RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin kepada penulis serta staf Litbang yang senantiasa membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

4. Kepala Sub bagian Rekam Medik serta pegawai-pegawai di bagian rekam medik yang juga membantu dalam pengumpulan data.

5. Seluruh Dosen serta Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada keluargaku tersayang : ayahanda dan ibunda, adik-adikku, Lia Pusvita dan Andi Tia Darma. Kalian telah memberikan arti dalam hidupku melalui dorongan semangat, kasih sayang dan do’a yang tidak pupus dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Buat teman dekatku Habidah Lubis, Suryati, Eva Koiriyah Hrp, Helda Miantari, Nurmala Sari, Widari Banurea, Lia Puspita, Tika Hrp, Hugo Winoto, Eko, Agus, dan Suaimam Siringo-ringo terima kasih telah mau mendengar keluh kesah penulis selama menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas dukungan, motivasi waktu dan do’anya.

(8)

Merlin, Tari, Dian, Ervany, Stella, Edy dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan. Semoga persaudaraan kita tak lekang oleh waktu.

9. Buat teman-teman seperjuangan stambuk 2008: Hilma Farhani, Sari Rahmadhani, Marina aprina, Sophia, Titan Amaliani, Azhary Azwar, Risky Iman Perdana, Zul salasa Akbar dan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan. Semoga persaudaraan kita tak lekang oleh waktu.

10. Teman-temanku : Kak Dwi SKM, Kak Dhina SKM, Kak Maharani SKM, Kak Sry SKM, Kak Tari SKM, dan rekan-rekan peminatan Epidemiologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaan yang telah kita jalin selama menyelesaikan skripsi ini.

11. Buat Kakak/Abang/Adik-adik di HMI Komisariat FKM USU, terima kasih atas dorongan motivasi dan dukungan nya selama menyelesaikan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya.

Medan, April 2012 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

2.3.2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia ... 10

2.4. Patofisiologi Infark Miokard Akut ... 12

2.5. Gejala Infark Miokard Akut ... 13

2.6. Komplikasi Infark Miokard Akut ... 13

(10)

2.6.2. Syok Kardiogenik ... 13

2.6.3. Regurgitasi Mitral Akut ... 14

2.6.4. Defek Septum Ventrikel ... 14

2.6.5. Ruptur Dinding Bebas ... 14

2.6.6. Perikarditis ... 14

2.6.7. Aneurisma Ventrikel Kiri ... 15

2.7. Epidemiologi Infark Miokard Akut ... 15

2.7.1. Disribusi Frekuensi ... 15

2.7.2. Faktor Risiko Infark Miokard Akut ... 17

2.8. Pencegahan ... 22

2.8.1. Pencegahan Primordial ... 22

2.8.2. Pencegahan Primer ... 22

2.8.3. Pencegahan Sekunder ... 24

a. Pemeriksaan Fisik ... 24

b. Pemeriksaan Penunjang ... 25

c. Diagnosis Infark Miokard Akut ... 26

d. Pengobatan Infark Miokard Akut ... 27

e. Revaskularisasi Koroner ... 27

2.8.4. Pencegahan Tersier ... 28

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep ... 29

3.2. Definisi Operasional ... 29

(11)

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

4.2.1. Lokasi Penelitian ... 34

4.2.2. Waktu Penelitian ... 34

4.3. Populasi dan Sampel ... 34

4.3.1. Populasi ... 34

4.3.2. Sampel ... 35

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 35

4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 35

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum RSU Dr. Pirngadi Medan ... 36

5.2. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut ... 39

5.3. Analisa Deskriptif ... 40

5.3.1. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Sosiodemografi ... 40

5.3.2. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Keluhan ... 43

5.3.3. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Status Faktor Risiko dan Jenis Faktor Risiko ... 44

5.3.4. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Status Komplikasi dan Jenis Komplikasi ... 45

5.3.5. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Penatalaskanaan Medis ... 46

(12)

Sumber Pembiayaan ... 47 5.3.8. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 48 5.4. Analisa Statistik ... 51 5.4.1. Umur Berdasarkan Status Komplikasi ... 51 5.4.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Status Komplikasi ... 52 5.4.3. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis ... 53 5.4.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Sumber Pembiayaan ... 54 5.4.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

Sumber Pembiayaan ... 55 5.4.6. Status Komplikasi Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang ... 56 5.4.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang ... 57 5.4.8. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang ... 58

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Tahun dan Kecendrungan ... 60 6.2. Analisa Deskriptif ... 60

(13)

6.2.2. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan

Sosiodemografi ... 63 6.2.3. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Keluhan ... 70 6.2.4. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan

Status Faktor Risiko dan Jenis Faktor Risiko ... 71 6.2.5. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Status Komplikasi dan Jenis Komplikasi ... 73 6.2.6. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Penatalaskanaan Medis ... 75 6.2.7. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita

Infark Miokard Akut ... 76 6.2.8. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Sumber Pembiayaan ... 78 6.2.9. Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 79 6.3. Analisa Statistik ... 82 6.3.1. Umur Berdasarkan Status Komplikasi ... 82 6.3.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Status Komplikasi ... 83 6.3.3. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

Penatalaksanaan Medis ... 85 6.3.4. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Sumber Pembiayaan ... 86 6.3.5. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

(14)

6.3.6. Status Komplikasi Berdasarkan Keadaan

Sewaktu Pulang ... 89 6.3.7. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang ... 91 6.3.8. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang ... 93

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... 94 7.2. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2011 ... 39 Tabel 5.2. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2010-2011 ... 40 Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan sosiodemografi di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 42 Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Keluhan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2010-2011 ... 43 Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Status Faktor Risiko di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 44 Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Jenis Faktor Risiko di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 44 Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Status Komplikasi di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 45 Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Jenis Komplikasi di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 46 Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2010-2011 ... 46 Tabel 5.10. Lama rawatan rata-rata penderita Infark Miokard Akut Rawat

Inap Tahun 2010-2011 ... 47 Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

Berdasarkan Keadaan Sumber Pembiayaan di RSU Dr.

(16)

Tabel 5.12. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2010-2011 ... 48 Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap

yang Meninggal Berdasarkan Karakteristiknya di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 49 Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Umur Penderita Infark Miokard Akut

Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 51 Tabel 5.15. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 52 Tabel 5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Infark Miokard Akut

Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 53 Tabel 5.17. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan

di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 54 Tabel 5.18. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Infark Miokard Akut

Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 55 Tabel 5.19. Distribusi Proporsi Status Komplikasi Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 56 Tabel 5.20. Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu

Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 57 Tabel 5.21. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Infark Miokard Akut

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr.

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Jantung ... 9 Gambar 2.2. Infark Miokard Akut... 12 Gambar 6.1. Grafik Garis Trend Penderita Infark Miokard Akut Rawat

Inap di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data

Tahun 2010-2011... 60 Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi Umur dan

Jenis Kelamin di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 61 Gambar 6.3. Diagram BarDistribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Suku di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2010-2011 ... 63 Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Agama di RSU Dr. Pirngadi

Medan Tahun 2010-2011 ... 64

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 66

Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 67 Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 68 Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Keluhan di RSU Dr. Pirngadi

(18)

Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Status Faktor Risiko di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 71 Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Jenis Faktor Risiko

di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 72 Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 73 Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011... 74 Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 75 Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 78 Gambar 6.15. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di

RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 79 Gambar 6.16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Infark Miokard

Akut Rawat Inap yang Meninggal Dunia di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2010-2011... 80 Gambar 6.17. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi

di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 82 Gambar 6.18. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis

Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2010-2011 ... 83 Gambar 6.19. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan

(19)

Gambar 6.20. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun

2010-2011 ... 86 Gambar 6.21. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Sumber

Pembiayaan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011 ... 87 Gambar 6.22. Diagram Bar Distribusi Proporsi Status Komplikasi

Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 89 Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis

Penderita Infark Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2010-2011 ... 91 Gambar 6.24. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Infark

Miokard Akut Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Analisa Kecendrungan dengan Persamaan Regresi Linear Lampiran 2. Master Data

Lampiran 3. Output Master Data

Lampiran 4. Surat Penelitian dari FKM USU

(21)

ABSTRAK

Infark Miokard Akut adalah nekrosis miokard akibat ganguan aliran darah ke

otot jantung, biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner. Di RSU Dr. Pirngadi Medan terdapat 110 penderita infark miokard akut pada tahun 2010-2011.

Untuk mengetahui karateristik penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 dilakukan penelitian deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel adalah seluruh data penderita yang dirawat

inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 sebanyak 110 orang (total sampling). Analisis data dengan uji Chi-square, Exact Fisher, t-test dan Anova.

Hasil penelitian didapat kenaikan trend dengan persamaan garis Y = 2,5x + 44,9 tahun 2007-2011. Proporsi tertinggi pada kelompok umur 55-59 tahun (19,1%), laki-laki (63,6%), suku Batak (53,6%), Islam (69,1%), SLTA (66,4%), Wiraswasta (33,6%), dalam kota Medan (74,5%), nyeri dada

(93,6%), faktor risiko hipertensi (83,7%), aritmia (50,9%), penatalaksanaan medis obat-obatan (93,6%) Lama rawatan rata-rata 5,45 hari, Pulang berobat jalan (65,4%), CFR (28,2%). Ada perbedaan proporsi umur berdasarkan status komplikasi (p=0,003). Ada perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan status komplikasi (p=0,016). Ada perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber pembiayaan (p=0,027). Ada perbedaan proporsi status komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,001). Ada perbedaan proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,03).

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar meningkatkan penanganan pada pasien infark miokard akut untuk mengurangi jumlah kematian. Kepada dokter dan perawat RSU Dr. Pirngadi Medan agar memberikan pemahaman kepada pasien khususnya riwayat hipertensi untuk menerapkan pola hidup sehat dan rutin mengontrol tekanan darah.

Kata kunci : Infark Miokard Akut, Karakteristik penderita

(22)

Acute myocardial infarction is myocardial necrosis due to interuption of blood flow to the heart muscle. Myocardial infarction is usually caused by coronary

artery thrombus. There are 110 patients in RSU Dr. Pirngadi Medan from 2010-2011.

In order to know the characteristics of patients with acute myocardial infarction hospitalized in RSU Dr. Pirngadi Medan in 2007-2011 conducted a descriptive reseacrh design with case series. Population and sample data are all patients who hospitalized for 2010-2011 as many as 110 data (total sampling). Data analysis using Chi-square, Exact Fisher, t-test and ANOVA.

The result obtained with rising trend line equation Y = 2,5x + 44,9 from 2007 to 2011. The highest proportion in the age group 55-59 years (19,1%), male

(63,6%), Batak etnic (53,6%), Moslem (69,1%), self-employed (33,6%), from Medan (74,5%), chest pain (93,6%), hypertension risk factors (83,7%), complications of arrhythmia (50,9%), medical treatment drugs (93,6%), the average treatment time 5,45 days, come home outpatients (65,4%), CFR (28,2%). There is significant difference proportion age based on the status of complications (p=0,003). There is significant difference proportion medical treatment based on the status of complications (p=0,016). There is significant difference the average treatment time based on cost sources (p=0,027). There is significant difference proportion status of complications based on circumstances when go home (p=0,001). There is significant difference proportion medical treatment based on circumstances when go home (p=0,03).

It is expected to enhanced the hospital for treatment in patients with acute myocardial infartion to reduce mortality. To the doctors and nurses in RSU Dr. Pirngadi Medan for giving an understanding to patients especially those who have a history of hypertension to adopt a healthy lifestyle and routine control their blood pressure.

Keywords : Myocardial infarction, Patient Characteristics

(23)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan kultural bangsa menuntut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkat dan cenderung sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM). Pola konsumsi yang mengarah ke jenis makanan yang kaya lemak dan karbohidrat tetapi rendah serat, dapat memicu meningkatnya PTM yang salah satunya adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK). Dewasa ini PJK merupakan salah satu penyakit jantung yang diderita oleh jutaan orang dan merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara.1,2

(24)

40% hingga 75% dari seluruh penderita Infark Miokard Akut meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit.3

Kematian akibat penyakit jantung koroner umumnya terjadi melalui Sindroma Koroner Akut (SKA), yang berpuncak pada infark jantung dan kematian. Infark Miokard merupakan penyebab kematian nomor satu di Amerika Serikat, kurang lebih 30,3% orang terkena infark miokard akut setiap tahunnya. Enam puluh satu juta penduduk (25%) menderita penyakit jantung dan hampir 6 juta dirawat di RS setiap tahun, mengakibatkan kematian sebesar 267,8 per 100.000 penduduk.4

Di Indonesia, salah satu masalah kesehatan masyarakat yang sedang kita hadapi dalam pembangunan kesehatan adalah beban ganda penyakit yaitu disatu sisi pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani, di lain pihak semakin

meningkatnya penyakit tidak menular terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. 5

Penyakit Infark Miokard Akut adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. Infark Miokard Akut adalah penyebab kematian nomor dua pada negara berpenghasilan rendah, dengan Proportional Mortality Rate (PMR) sebesar 9,4%. Di Indonesia pada tahun 2002, penyakit Infark Miokard Akut merupakan penyebab kematian pertama, dengan Proportional Mortality Rate (PMR) sebesar 14%.6

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 dilaporkan Proportional Mortality Rate (PMR) penyakit kardiovaskular sebesar 29,3%, penyakit

jantung reumatik sebesar 0,6%, penyakit jantung hipertensi sebesar 1,5%, penyakit jantung iskemik sebesar 12,7%, penyakit cerebrovaskular sebesar 9,6% dan

(25)

kematian di dunia, 17,5 juta (30%) diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama oleh Infark Miokard Akut (43,43%), stroke (32,57%) dan penyakit jantung lainnya (24%). Pada tahun 2015 diperkirakan kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di dunia meningkat sebesar 14,28%.7

Berdasarkan data dari Ditjen Yanmedik Indonesia tahun 2005 Infark Miokard Akut memiliki CFR sebesar 13,31% yakni di urutan kedua setelah Aritmia Jantung (13,95%) dan pada tahun 2007 Infark Miokard Akut berada di urutan pertama dengan CFR sebesar 13,49% dan kemudian diikuti oleh gagal jantung (13,42%) dan penyakit jantung lainnya (13,37%).8,9

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mika Rumondang di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009 bahwa jumlah penderita Infark Miokard Akut sebanyak 228 orang dengan CFR sebesar 15,8%.10

Data yang diperoleh dari RSU Dr. Pirngadi Medan pada survei pendahuluan tercatat penderita Infark Miokard Akut yang dirawat inap pada tahun 2010-2011 sebanyak 110 orang, dengan rincian yaitu pada tahun 2010 sebanyak 49 orang dan pada tahun 2011 sebanyak 61 orang. Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita Infark Miokard Akut rawat inap RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011.

1.2. Perumusan Masalah

(26)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita Infark Miokard Akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2010-2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui trend (kecenderungan) penderita Infark Miokard Akut pada tahun 2007-2011 di RSU Dr. Pirngadi Medan.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal).

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan keluhan utama sewaktu masuk.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan status faktor risiko dan jenis faktor risiko.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan status komplikasi dan jenis kompilkasi.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan penatalaksanaan medis.

g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Infark Miokard Akut. h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Infark Miokard Akut

berdasarkan sumber pembiayaan.

(27)

j. Untuk mengetahui distribusi proporsi umur penderita Infark Miokard Akut berdasarkan status komplikasi.

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis Infark Miokard Akut berdasarkan status komplikasi.

l. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Infark Miokard Akut berdasarkan penatalaksanaan medis.

m. Untuk mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan medis penderita Infark Miokard Akut berdasarkan sumber pembiayaan.

n. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Infark Miokard Akut berdasarkan sumber pembiayaan.

o. Untuk mengetahui distribusi proporsi status komplikasi penderita Infark Miokard Akut berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

p. Untuk mengetahui distribusi proporsi penatalaksanaan Medis penderita Infark Miokard Akut berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

q. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita Infark Miokard Akut berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi RSU Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.

(28)
(29)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Infark Miokard Akut

Infark Miokard Akut adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung. Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus arteri koroner. Terjadinya trombus disebabkan oleh ruptur plak yang kemudian diikuti oleh pembentukan trombus dan trombosit.11,12

2.2. Anatomi Jantung13

Pada dasarnya jantung adalah alat tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah. Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Di bawah

jantung terdapat lambung. Di sebelah kiri dan kanan jantung terdapat kedua paru-paru.

Jantung terbentuk dari serabut-serabut otot bersifat khusus dan dilengkapi jaringan saraf yang secara teratur dan otomatis memberikan rangsangan untuk berdenyut. Dengan denyutan ini jantung memompa darah yang kaya akan oksigen dan zat makanan ke seluruh tubuh, termasuk arteri koroner serta darah yang kurang oksigen ke paru-paru untuk mengambil oksigen.

Agar dapat mendorong sirkulasi darah ke seluruh organ tubuh, jantung normal berdenyut rata-rata 70 kali per menit dan tiap kali berdenyut memompakan 60

(30)

dipompakan secara terus menerus sebanyak 6.048 liter. Dalam keadaan bekerja fisik atau berolahraga, kerja jantung meningkat menjadi 2 sampai 5 kali dibandingkan dengan keadaan istirahat, karena pada waktu bekerja berbagai alat tubuh membutuhkan zat-zat makanan dan oksigen yang lebih banyak melalui peredaran darah yang juga meningkat intensitasnya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ukuran jantung kira-kira sekepal tangan pemiliknya dan terdiri dari :

2.2.1. Dua ruang atas disebut serambi jantung atau atrium sebelah kanan dan kiri.

Dua ruang bawah disebut bilik jantung atau ventrikel sebelah kanan dan kiri.

2.2.2. Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik

kanan serta serambi dan bilik kiri (triscupid dan mitral). Sedangkan dua buah yang lain mengatur aliran darah keluar jantung dari bilik kiri dan kanan (aorta dan pulmonary). Klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah

dalam rongga jantung agar mengalir ke satu arah dan mencegah terjadinya arus balik menurut irama yang teratur.

2.2.3. Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinatrial node dan

Atrioventricular node serta serabut saraf yaitu suatu kelompok jaringan

(31)

Secara rinci anatomi jantung dapat di lihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1. Anatomi Jantung

2.3. Fisiologi Jantung13

2.3.1. Proses Memompa Darah

Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan paru-paru mengikuti urutan sebagai berikut :

a. Pada saat jantung sedang relaks (diastole), darah kurang oksigen dari vena tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi dengan darah kaya oksigen dari paru-paru.

(32)

c. Tahap berikutnya adalah pemompaan darah dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik mengkerut secara serempak. Ini mendorong darah yang kurang oksigen dari ke paru-paru. Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak ke dalam arteri utama yang disebut aorta dan dari sini darah disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Klep-klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik ke serambi.

d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur dan memungkinkan serambi terisi darah sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.

Untuk ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang istirahat.

2.3.2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia13

Sistem pembuluh dan peredaran darah merupakan suatu jaringan pembuluh nadi (arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar terdiri tiga sistem alirah darah, yaitu :

a. Sirkulasi Pulmonal

Dari bilik jantung (ventrikel) darah mengalir ke paru-paru melalui klep pulmonik untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbodioksida (CO2) kemudian masuk ke serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh

(33)

kedua paru-paru, kadar zat O2 meningkat menjadi kira-kira 96% serta CO2 menurun. Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus dan berdinding sangat tipis dimana gas O2 dari udara diserap oleh komponen sel darah merah. Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan. Dengan demikian darah yang memasuki serambi kanan dikatakan darah kotor karena kurang O2 sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut darah bersih yang kaya O2.

b. Sirkulasi Sistemik

Darah kaya O2 dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh dan membawa zat O2 serta bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel dari alat-alat tubuh kita. Darah ini dipompakan keluar dari bilik kiri dan melewati klep aorta serta memasuki pembuluh darah utama dan selanjutnya melalui cabang-cabang pembuluh ini disalurkan ke seluruh bagian tubuh.

c. Sirkulasi Koroner

Pembuluh koroner utama dibagi menjadi Right Coronary Artery (RCA), Left Coronary Artery (LCA), left arterior descending artery dan circum flexi artery. Artinya, khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung yaitu melalui

pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan. Melalui sistem

(34)

2.4. Patofisiologi Infark Miokard Akut 13,14

Infark Miokard Akut biasanya terjadi karena penurunan mendadak pada aliran darah koroner yang mengikuti okulasi trombotik dari arteri koronaria yang sebelumnya menjepit oleh karena atherosclerosis. Progresi lesi atherosclerosis sampai dengan pembentukan trombus merupakan proses kompleks yang berhubungan dengan cedera vaskular. Dalam sebagian besar kasus terjadi akibat penyumbatan total arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plak atherosclerosis yang tidak stabil. Besarnya kerusakan yang disebabkan oleh oklusi koroner ini tergantung daerah yang dipasok oleh pembuluh darah yang terkena, pembuluh darah tersebut tertutup seluruhnya atau tidak, jumlah darah yang dipasok oleh pembuluh darah kolateral ke jaringan yang terkena dan besarnya kebutuhan O2 miokard yang pasokan darahnya mendadak menjadi terbatas.

(35)

2.5. Gejala Infark Miokard Akut15

Nyeri dada pada Infark Miokard Akut biasanya berlangsung lebih dari 20 menit, retrosternal, berlokasi di tengah atau dada kiri, menjalar ke rahang, punggung atau lengan kiri. Rasa nyeri ini dapat digambarkan oleh penderita sebagai perasaan

tertekan benda berat, seperti diremas-remas, seperti terbakar atau seperti ditusuk-tusuk. Kadangkala rasa nyeri ini dirasakan di daerah epigastrium sehingga

sering disalahinterpretasikan sebagai dispepsia. Gejala nyeri dada ini seringkali diikuti keringat dingin, rasa mual dan muntah, rasa lemas, pusing, perasaan melayang dan pingsan. Jika gejala-gejala ini timbul tiba-tiba dan dengan intensitas yang tinggi, kecurigaan terhadap Infark Miokard Akut harus diperhatikan.

2.6. Komplikasi Infark Miokard Akut16

2.6.1. Aritmia

Abnormalitas irama jantung yakni :

a. Takikardia : denyut cepat abnormal (didefinisikan sebagai lebih dari 100 denyut per menit)

b. Brakikardia : denyut lambat abnormal (didefinisikan sebagai kurang dari 60 denyut per menit)

c. Irama irreguler

2.6.2. Syok Kardiogenik

(36)

Pasien idealnya harus ditangani dalam unit perawatan intensif dan harus dipertimbangkan pembedahan jantung.

2.6.3. Regurgitasi Mitral Akut

Regurgitasi mitral akut didapatkan pada pasien Infark Miokard Akut sebagai kelainan geometris otot papilaris, susunan kuspis mitral yang tidak tepat atau dilatasi anular. Khasnya, pasien terlihat dengan edema paru akut atau syok kardiogenik dalam 10 hari pertama setelah infark dan kematian mendadak juga dapat terjadi.

2.6.4. Defek Septum Ventrikel

Defek Septum Ventrikel dapat timbul pada 1-3% kasus Infark Miokard Akut. Defek Septum Ventrikel yang mengkomplikasi infark anterior lebih umum daripada yang terjadi pada infark inferior meskipun infark inferior memiliki mortalitas bedah yang lebih buruk. Kebanyakan pasien dengan defek septum ventrikel memiliki infark berukuran luas sementara regurgitasi mitral akut sering hanya mengalami infark kecil yang melibatkan otot papilaris.

2.6.5. Ruptur Dinding Bebas

Hingga 15% pasien meninggal mendadak setelah Infark Miokard Akut akibat ruptur dinding bebas anterior. Ruptur jantung lebih sering terjadi pada manula. Diagnosis biasanya jelas pada ekokardiografi dan pilihan terapi adalah pembedahan.

2.6.6. Perikarditis

(37)

2.6.7. Aneurisma Ventrikel Kiri

Perluasan infark dini dapat dikaitkan dengan penipisan, dilatasi dan fibrosis miokard sehingga terbentuk penonjolan yang jelas, dimana terjadi pergerakan paradoksikal sehingga menurunkan fungsi ventikel keseluruhan. Penggunaan penghambat ACE dan obat-obatan trombolitik dini telah menurunkan insidensi pembentukan aneurisma.

2.7. Epidemiologi Infark Miokard Akut

2.7.1. Distribusi Frekuensi

a. Orang

Infark Miokard Akut biasa terjadi pada pasien dengan usia di atas 40 tahun. Walaupun demikian, usia yang lebih muda dari 40 tahun dapat juga menderita penyakit tersebut. Beberapa penelitian menggunakan batasan usia 40-45 tahun untuk mendefinisikan pasien usia muda dengan Infark Miokard Akut. Persentase penderita dengan usia di bawah 40 tahun ada sekitar 2-8% dari seluruh penderita Infark Miokard Akut dan sekitar 10% pada penderita dengan usia dibawah 45 tahun.17

Menurut The Health Survey for England (Departement of Health) pada tahun 1996 menyatakan bahwa 3% penduduk dewasa menderita angina dan 0,5% penduduk dewasa telah mengalami infark miokard dalam 12 bulan terakhir, masing-masing sama dengan 1,4 juta dan 246.000 orang.16

(38)

Berdasarkan data rekam medis Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) pada tahun 2006 dari 962 penderita Infark Miokard Akut terdapat 92 orang (10,1%) yang berusia di bawah 45 tahun. Di tahun 2007 menjadi 117 orang dari 1.096 penderita (10,7%). Sedangkan di tahun 2008 menjadi 108 orang dari 1.065 penderita Infark Miokard Akut (10,1%).17

Kejadian Infark Miokard Akut bervariasi diseluruh Inggris antara laki-laki dengan perempuan. Oxford Record Linkage Study (ORLS) memberikan perkiraan insiden sebanyak 67.000 penderita Infark Miokard Akut per tahun pada laki-laki (59,3%) sedangkan 46.000 pada perempuan (40,7%).18

b. Tempat

Di Amerika Serikat PJK merupakan penyebab kematian nomor satu dan lebih dari 50% disebabkan oleh Infark Miokard Akut. Berdasarkan data dari National Health And Nutrition Examination Survey (NHANES) tahun 2006, Prevalence Rate

Infark Miokard Akut di Amerika Serikat sebesar 3,6%. Infark Miokard Akut merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang hingga kini merupakan penyebab kematian dan kematian terbesar di negara-negara Barat.19

(39)

c. Waktu

Lebih dari 180.000 orang di Inggris dan 500.000 orang di Amerika Serikat meninggal setiap tahunnya karena penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga Departemen Kesehatan, sejak tahun 1992 penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat terus proporsinya sebagai penyebab kematian terutama di atas 40 tahun.21

Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 1993, penyakit jantung memiliki Proportional Martality Rate (PMR) sebesar 19,8% dan meningkat di tahun 1998 menjadi 24,4%. Sedangkan menurut hasil Survei Kesehatan Nasional di tahun 2001, PMR penyakit jantung dan pembuluh darah adalah sebesar 26,3%.22,23

Di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta tercatat jumlah pasien Infark Miokard Akut sebanyak 386 orang selama tahun 2000-2001.24

2.7.2. Faktor Risiko Infark Miokard Akut

a. Umur dan Jenis Kelamin

Seseorang menjadi semakin rentan terkena penyakit jantung seiring bertambahnya usia. Orang yang berusia lebih tua lebih banyak yang mengalami serangan jantung atau Infark Miokard Akut daripada orang yang lebih muda. Sekitar 80% orang yang meninggal akibat Infark Miokard Akut berusia di atas 65 tahun. Di Amerika, risiko serangan jantung atau Infark Miokard Akut mulai meningkat pada pria setelah mereka mencapai usia 45 tahun dan pada wanita setelah usia 55 tahun.25

(40)

daripada pada wanita. Hormon estrogen bersifat protektif pada wanita, namun setelah menopause insiden PJK meningkat dengan pesat, tetapi tidak sebesar insiden PJK pada pria.16,26

Di Inggris insidens Infark Miokard Akut rata-rata untuk mereka yang berusia antara 30-69 tahun adalah sekitar 600 per 100.000 penduduk untuk pria dan 200 per 100.000 untuk perempuan.27

b. Angina Pektoris Tak Stabil

Beberapa penelitian melaporkan bahwa angina pektoris tak stabil merupakan risiko untuk terjadinya Infark Miokard Akut dan kematian. Beberapa penelitian retrospektif menunjukkan bahwa 60-70% penderita Infark Miokard Akut pada riwayat penyakitnya mengalami angina pektoris tak stabil.28

Di Amerika Serikat setiap tahun 1 juta pasien dirawat di rumah sakit karena angina pektoris tak stabil, dimana 6-8% kemudian mendapatkan Infark Miokard Akut. 29

c. Hipertensi

(41)

d. Diabetes Mellitus

Secara umum, penyakit jantung koroner terjadi pada usia lebih muda pada penderita diabetes dibandingkan pada penderita non diabetes. Pada DM tipe II risiko terjadinya PJK dua hingga empat kali lebih tinggi daripada populasi umum.16

Menurut penelitan Nadeem Sarwar dari University of Cambridge di Inggris (2000-2010), diabetes meningkatkan kematian akibat Infark Miokard Akut, stroke atau gangguan jantung lainnya. Diabetes menyebabkan 1 dari 10 kematian akibat penyakit kardiovaskular.31

e. Hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia merupakan masalah yang cukup penting karena termasuk faktor risiko utama PJK disamping hipertensi dan merokok. LDL (Low Density Lipoprotein) kontrol merupakan jenis kolesterol yang bersifat buruk atau merugikan

karena kadar LDL yang meninggi akan menyebabkan penebalan dinding pembuluh darah. HDL (High Density Lipoprotein) kolesterol merupakan jenis kolesterol yang bersifat baik atau menguntungkan karena mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang sehingga mencegah penebalan dinding pembuluh darah atau mencegah terjadinya atheroclerosis. Trigliserida terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh dan lemak trans. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terjadinya PJK.30

f. Obesitas

(42)

kuadrat (m2). Menurut WHO (2000), seseorang dikatakan obesitas apabila nilai BMI diatas 30.32

Orang dengan berat badan berlebihan mempunyai kemungkinan terkena penyakit jantung dan stroke lebih tinggi. Kelebihan berat badan meningkatkan beban jantung. Ini berhubungan dengan penyakit jantung terutama pengaruhnya pada tekanan darah, kadar kolesterol darah dan diabetes mellitus. Seseorang yang mengalami obesitas kemungkinan menderita penyakit jantung 2 kali lipat dari seseorang yang memiliki berat badan normal.33

g. Kebiasaan Merokok.

(43)

Penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada pria perokok 10 x lebih besar daripada bukan perokok dan pada wanita perokok 4,5 x lebih besar daripada bukan perokok.35

Selain orang yang merokok dapat menyebabkan kematian pada penyakit kardiovaskular, orang yang tidak merokok dan tinggal bersama perokok (perokok pasif) memiliki peningkatan risiko terkena penyakit jantung sebesar 20-30% dibandingkan dengan orang yang tinggal dengan orang yang bukan perokok.16 Dalam sebuah kajian gabungan yang dilakukan oleh Royal Medical School of London, St. Bartholomew School, dan Wolfson Institute of Preventive Medicine menarik kesimpulan bahwa orang yang terpaksa bekerja atau hidup bersama perokok memiliki risiko 30% lebih tinggi untuk terserang penyakit jantung. Bahkan sekalipun orang yang tidak merokok jika terpapar pada satu batang rokok per hari, dapat menghadapi risiko yang sama besarnya dengan perokok yang menghisap 9-10 batang rokok sehari. 34

(44)

h. Ketidakaktifan fisik

Aktivitas fisik dapat meningkatkan kadar HDL kolesterol, memperbaiki fungsi paru dan pemberian O2 ke miokard, menurunkan berat badan dan menurunkan tekanan darah. Olahraga yang teratur berperan penting dalam mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah.37

2.8. Pencegahan Infark Miokard Akut

2.8.1. Pencegahan Primordial

Yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap penyakit jantung dalam suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko penyakit jantung. Sasaran dari pencegahan ini adalah masyarakat yang sehat secara umum. Upaya ini terutama ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular.1

Upaya primordial dapat berupa anjuran kesehatan, peraturan-peraturan atau kebijakan nasional nutrisi dalam sektor agrokultur, industri makanan, impor ekspor makanan, pencegahan hipertensi, promosi aktivitas fisik atau olahraga dan peringatan pemerintah pada iklan rokok.38

2.8.2. Pencegahan Primer

(45)

Upaya-upaya pencegahan disarankan meliputi:39

a. Mengontrol kolesterol darah, yaitu dengan cara mengidentifikasi jenis makanan yang kaya akan kolesterol kemudian mengurangi konsumsinya serta mengkonsumsi serat yang larut.

b. Mengontrol tekanan darah. Banyak kasus tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan. Keadaan ini berasal dari suatu kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor risiko seperti stress, kegemukan, terlalu banyak konsumsi garam dan kurang gerak badan. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah mengatur diet, menjaga berat badan, menurunkan stress dan melakukan olahraga.

c. Berhenti merokok. Program-program pendidikan umum dan kampanye anti merokok perlu dilaksanakan secara intensif di rumah sakit dan tempat umum lainnya.

(46)

2.8.3. Pencegahan Sekunder

Yaitu upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi melalui tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan yang tepat pada penderita penyakit jantung. Disini diperlukan perubahan pola hidup terhadap faktor-faktor yang dapat dikendalikan dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah menderita penyakit jantung. Pencegahan ini ditujukan untuk menurunkan mortalitas.1

Dalam hal ini dilakukan beberapa pemeriksaan yakni:

a. Pemeriksaan Fisik

Penderita sering tampak ketakutan, gelisah dan tegang. Mereka sering mengurut-urut dadanya (Levine sign). Penderita dengan disfungsi ventrikel kiri

(47)

b. Pemeriksaan Penunjang

b.1. Pemeriksaan Laboratorium

Ada beberapa serum marker untuk Infark Miokard Akut, yaitu creatinekinase (CK), CK isoenzim (CK-MB), serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT), lactic dehydrogenase (LDH) dan cardiac troponin (cTnI,cTnT). Enzim CK

meningkat dalam 4-8 jam dan menurun ke kadar normal dalam 2-3 hari dengan kadar puncak pada 24 jam. , CK isoenzim (CK-MB) meningkat dalam 3-12 jam pertama dan mencapai puncak dalam 18-36 jam selanjutnya menjadi normal setelah 3-4 hari. Sementara lactic dehydrogenase (LDH) meningkat pada 10 jam dengan kadar puncaknya tercapai dalam 24-28 jam kemabali normal setelah 10-14 hari.2

b.2. Elektrokardiografi

Pemeriksaan EKG menunjukkan adanya elevasi segmen-ST sesuai dengan lokasi dinding ventrikel yang mengalami infark. Pada fase hiperakut, perubahan EKG didahului oleh gelombang T yang meninggi, kemudian elevasi segmen-T selanjutnya terbentuk gelombang Q yang patologis disertai elevasi segmen-ST.2

b.3. Ekokardiografi

(48)

b.4. Arteriografi Koroner

Dengan kateter khusus melalui cara kateterisasi perkutan, disuntikkan zat kontras ke dalam arteri koroner yang hendak diperiksa. Dengan cara ini tampaklah arteri koroner yang menyempit dan beratnya stenosis dapat pula dinilai.40

b.5. Radioisotop

Pemeriksaan sistem kardiovaskular dengan radionuklear dilakukan dengan menyuntikkan zat radioaktif secara intravena, kemudian zat tersebut dideteksi di dalam tubuh manusia. Zat-zat yang biasa digunakan adalah thallium dan technetium 99m (Tc-99m).40

c. Diagnosis Infark Miokard Akut

Berdasarkan kriteria WHO tahun 2000, diagnosis Infark Miokard Akut ditegakkan berdasarkan terpenuhinya minimal 2 dari 3 kriteria berikut yakni :

c.1. Nyeri dada anterior tetapi timbulnya nyeri yang berkepanjangan tidak seketika itu juga ( > 30 menit, biasanya dirasakan sebagai rasa terbius), yang dapat menyebabkan aritmia, hipotensi, shock atau gagal jantung.

c.2. Kadang-kadang tanpa nyeri, sehingga sering dikelirukan dengan gagal jantung kongestif akut, pingsan, stroke dan syok.

(49)

d. Pengobatan Infark Miokard Akut

Infark Miokard Akut adalah keadaan gawat karena dapat menyebabkan kematian yang mendadak. Penderita harus mendapat penanganan segera (cepat) dan tepat. Segera dilakukan pemasangan infus dan diberikan oksigen 21/menit dan penderita harus istirahat total serta dilakukan monitor EKG 24 jam (di ICCU). Selain itu dilakukan pemberian obat seperti analgetik (biasanya golongan narkotik diberikan secara intravena dengan pengenceran dan diberikan secara pelan-pelan), nitrat, aspirin, trombolitik terapi, betablocker, ACE-inhibitor.2

e. Revaskularisasi Koroner

e.1. Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner (Coronary ArteryBypass Grafting)

Revaskularisasi bedah menggunakan CABG pertama kali dilakukan awal tahun 1960-an dan sekarang merupakan salah satu prosedur pembedahan yang paling sering dilakukan.16

Operasi bedah pintas koroner harus dipertimbangkan pada kasus-kasus komplikasi Infark Miokard Akut, pasien dengan kondisi klinik dan anatomi koroner yang sesuai untuk tindakan bedah pintas koroner.15

e.2. Angiosplasti/Stent Koroner

(50)

2.8.4. Pencegahan Tersier

Merupakan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian serta usaha untuk rehabilitasi. Komplikasi penyakit infark miokard akut tak terbatas hanya saat pasien dirawat di rumah sakit saja, demikian pula tanggung jawab para ahli kesehatan agar pasien hidup sehat sejahtera, tidak berarti selesai dengan keluarnya pasien dari rumah sakit. Sedini mungkin, pasien mengikuti program rehabilitasi kardiovaskular, dan kemudian terus dilanjutkan meskipun pasien pulang ke rumah. Pengertian rehabilitasi jantung oleh American Heart Association dan The Task Force on Cardiovascular Rehabilitation of the National Heart, Lung and Blood Institute, adalah proses untuk memulihkan dan memelihara potensi fisik, psikologis, sosial, pendidikan dan pekerjaan pasien.13

(51)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1. Trend penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan data tahun 2007-2011 menunjukkan kenaikan dengan persamaan garis Y = 2,5x+44,9. Proporsi penderita tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebanyak 23,3% (61 orang).

7.1.2. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan sosiodemografi umur dan jenis kelamin pada laki-laki tertinggi pada kelompok umur 55-59 tahun 13,6% dan perempuan pada kelompok umur 65-69 tahun 8,2%.

7.1.3. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan sosiodemografi tertinggi yaitu suku Batak 53,6%, agama Islam 69,1%, pendidikan SLTA 66,4%, pekerjaan wiraswasta 33,6%, berasal dari kota Medan 74,5%.

7.1.4. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah nyeri dada sebesar 93,6% (103 orang)

(52)

7.1.6. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 yang ada komplikasi 55,5% (61 orang) dan jenis komplikasi terbanyak adalah aritmia 50,9% (56 orang).

7.1.7. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan penatalaksanaan medis tertinggi pada penatalaksanaan medis dengan obat-obatan 93,6% (103 orang).

7.1.8. Lama rawatan rata-rata penderita infark miokard akut yang dirawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 adalah 5,45 hari.

7.1.9. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan berdasarkan tahun 2010-2011 sumber pembiayaan tertinggi adalah ASKES 41,8% (46 orang).

7.1.10. Proporsi penderita infark miokard akut rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011 berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi yaitu pulang berobat jalan 65,4% (72 orang).

7.1.11. Ada perbedaan antara proporsi umur berdasarkan status komplikasi. (p=0,003) 7.1.12. Ada perbedaan antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan status

komplikasi. (p=0,016)

7.1.13. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan penatalaksanaan medis. (p=0,837)

7.1.14. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan sumber pembiayaan. (p=0,774)

(53)

7.1.16. Ada perbedaan antara proporsi status komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,001)

7.1.17. Ada perbedaan antara proporsi penatalaksanaan medis berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,03)

7.1.18. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. (p=0,058)

7.2. Saran

7.2.1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar lebih meningkatkan penanganan pada pasien infark miokard akut untuk mengurangi jumlah kematian akibat infark miokard akut.

7.2.2. Kepada dokter dan perawat RSU Dr. Pirngadi Medan agar memberikan pemahaman kepada pasien khususnya yang memiliki riwayat hipertensi untuk menerapkan pola hidup sehat dan rutin mengontrol tekanan darahnya.

7.2.3. Kepada penderita infark miokard akut yang pulang berobat jalan, dapat melakukan rehabilitasi jantung untuk mencegah terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan nyawa dan menyebabkan kematian serta diharapkan dapat menja pola hidup sehat dengan cara menjaga pola makan yang kaya serat dan menghindari makanan tinggi lemak dan kolesterol.

7.2.4. Kepada masyarakat yang mengalami keluhan angina (nyeri dada) harus lebih berhati-hati terkena infark miokard akut dan segera mencari pertolongan segera serta menjaga pola hidupnya.

(54)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT Rineka Cipta, Jakarta.

2. Joewono, B., 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press, Surabaya.

3. Yahya, A., 2005. Sebelum Jantung Anda Berhenti Berdetak. Penerbit Kaifa, Bandung.

4. Haryadi, W., 2011. Infark Miokard Akut. http:

Di akses 16 Januari 2012

5. KepMenKes RI Nomor 854/MenKes/SK/IX/2009. Pedoman Pengendalian

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta.

6. World Health Organization., 2008. The World Health Report 2004.

Di akses 16 Januari 2012

7. World Health Organization., 2002. The World Health Report 2001.

Reducing Risks Promoting Healthy Life Di akses 16 Januari 2012

8. Depkes RI., 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta. 9. Depkes RI., 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta.

10. Rumondang, M., 2011. Karakteristik Penderita Infark Miokard Akut

Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009. Skripsi

FKM USU. Medan.

11. Udjianti, W., 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

12. Setianto, B., dkk., 2003. Hubungan angka leukosit pada infark miokard akut dengan kejadian cardiac event selama dirawat di rumah sakit.

Bagian llrnu Penyakit Dalarn. Fakultas Kedokteran UGM RS Dr. Sardjito. Yogyakarta. Berkala Ilmu Kedokteran Vol 35. No 1. 2005

13. Wilson, L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.

(55)

14. Noer, S., 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Ketiga. Jilid 1. FKUI. Jakarta.

15. Kalim., dkk., 2004. Pedoman Perhimpunan Dokter Spesialis

Kardiovaskular Indonesia. PERKI. Jakarta.

16. H, Huon., dkk., 2002. Lecture Note: Kardiologi. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga, Jakarta.

17. Sulastomo, H., 2010. Sindroma Koroner Akut dengan Gangguan Metabolik pada Wanita Usia Muda Pengguna Kontrasepsi

Hormonal

18. British Heart Foundation Statistics Website., 2010. Insidence of Myocardial

Infarction

19. American Heart Association., 2010. Heart Disease & Stroke Statistics 2010

Update At-A-Glance.

Januari 2012

20. Dinkes Provinsi Sumatera Utara., 2008. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara 2008. Medan.

21. Arief, I., 2007. Kesehatan Jantung Kit

Di akses 20 Januari 2012.

22. Direktorat Penyakit Tidak Menular Depkes RI., 2007. Pedoman

Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta.

23. Badan Litbang Depkes RI., 2003. Laporan Studi Mortalitas 2001: Pola

Penyakit Penyebab Kematian di Indonesia. Jakarta.

24. Sitorus, L., 2007. Ejection Fraction sebagai Faktor Prognostik Utama Penderita Pasca Infark Miokard Akut di Rumah Sakit Jantung dan

Pembuluh Darah Harapan Kita Tahun 2000-2001

(Analisis Kasintasan 5 tahun)

Di askes 05 Februari 2012

25. Freeman, M., and Junge, C., 2005. Kolesterol Rendah Jantung Sehat.

Penerbit PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

26. American Heart Association., 2007. Risk Factors and Coronary Heart

(56)

27. Tidy, C., 2010. Acute Myocardial Infarction.

Di akses 05 Februari 2012

28. Bahri, T., 2004. Angina Pectoris Tak Stabil. FK USU. Medan.

29. W, Aru., dkk., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jilid III. Jakarta.

30. Bahri, T., 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hipertensi. FK USU. Medan.

31. Sarwar, N., 2010. Diabetes mellitus, Fasting Blood Gucose Concentration, and Risk of Vascular Disease: A Collaborative Meta-Analiysis of

102 Prospective Studies

Februari 2012

32. Soeharto, I., 2000. Pencegahan dan Penyembuhan Penyakit Jantung

Koroner Panduan Bagi Masyarakat Umum. Penertbit Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

33. Diah, K., dan Rina, Y., 1999. Perencanaan Menu Bagi Penderita Jantung

Koroner. Penerbit PT. Trubus Agriwidya, Jakarta.

34. Barnard, C., 2002. Kiat Jantung Sehat. Penerbit Kaifa, Bandung. 35. Bahri, T., 2004. Faktor Risiko Penyakit Jantung. FK USU. Medan.

36. Arief, I., 2007. Rokok dan Kesehatan Jantung.

Di akses 20 Januari 2012.

37. Kaplan., 1994. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Penatalaksanaan

Praktis Faktor-Faktor Risiko. Penerbit ECG, Jakarta.

38. Bustan, MN., 1997. Pengantar Epidemiologi. PT.Rineka Cipta, Jakarta. 39. Damayanti, S., 2009. Karakteristik Penderita PJK Rawat Inap di RSU Dr.

Pirngadi Medan tahun 2003-2006. Skripsi FKM USU. Medan.

40. Santa, J., 2001. Diagnosis Penyakit Jantung. Widya Medika, Jakarta.

(57)

42. RSU. Dr. Pirngadi Medan, 2006. Propil RSU Dr. Pirngadi Medan tahun

2006. Medan

43. Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara. 200

Diakses 30 Maret 2012

44. Purnama S, E., 2010. Karakteristik Penderita Kanker Colorectal di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2005-2009. Skripsi FKM USU. Medan.

45. Henny., M., 2009. Karakteristik Penderita Glaukoma di RSU

Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007. Skripsi FKM USU. Medan.

46. Bahri, T., 2004. Patofisiologi dan pelaksanaan Penyakit Jantung Koroner.

FK. USU. Medan.

(58)

Lampiran 1.

Analisis Kecendrungan dengan Persamaan Regresi Linear

Memakai rumus : Y = a + bx

Jumlah Penderita Infark Miokard Akut di RSU Dr. Pirngadi Medan Berdasarkan Data Tahun 2007-2011

Tahun Tahun dalam

kode (X) Y XY X

∑ ∑Xi=15 ∑Yi=262 ∑XiYi=811 ∑Xi2

(59)

jika X=1 maka Y = 2,5 (1) + 44,9 = 47,4 jika X=2 maka Y = 2,5 (2) + 44,9 = 49,9 jika X=3 maka Y = 2,5 (3) + 44,9 = 52,4 jika X=4 maka Y = 2,5 (4) + 44,9 = 54,9 jika X=5 maka Y = 2,5 (5) + 44,9 = 57,4

(60)
(61)
(62)
(63)

102

brmaulin

sng 63 6 2 1 1 2 4 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 3 2

103 marlan 47 3 2 1 2 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 4 2

104 m. ansyor 48 3 2 1 3 1 3 4 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1

105 adiarto 37 1 1 1 2 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 8 2

106 Ngolu

smboln 52 4 2 1 1 2 4 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 1 7 2

107 murni 63 6 2 2 2 1 4 5 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 5 2

108 Satria

sbring 53 4 2 1 1 2 4 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 3

109 syamsul 65 7 2 1 3 1 4 4 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3

(64)

Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data

1. Analisis Deskriptif

Karakteristik Penderita Infark Miokard Akut

Umur penderita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(65)

agama penderita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Dalam Kota Medan 82 74.5 74.5 74.5

Luar Kota Medan 28 25.5 25.5 100.0

(66)

nyeri dada penderita

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tercatat 104 94.5 94.5 94.5

Tidak Tercatat 6 5.5 5.5 100.0

(67)

Frequency Percent Valid Percent

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(68)

hiperkolesterolemia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(69)

status komplikasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(70)

sumber pembiayaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Std. Deviation 4.001

Variance 16.011

Minimum 1

Maximum 20

keadaan sewaktu pulang

Frequency Percent Valid Percent

(71)

2. ANALISA STATISTIK

Umur penderita * jenis

kelamin 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

Umur penderita * jenis kelamin Crosstabulation

(72)

% within jenis kelamin 10.0% 22.5% 14.5%

% of Total 6.4% 8.2% 14.5%

70-74 Count 4 7 11

% within Umur penderita 36.4% 63.6% 100.0%

% within jenis kelamin 5.7% 17.5% 10.0%

% of Total 3.6% 6.4% 10.0%

75-79 Count 5 2 7

% within Umur penderita 71.4% 28.6% 100.0%

% within jenis kelamin 7.1% 5.0% 6.4%

% of Total 4.5% 1.8% 6.4%

80-84 Count 0 1 1

% within Umur penderita .0% 100.0% 100.0%

% within jenis kelamin .0% 2.5% .9%

% of Total .0% .9% .9%

Total Count 70 40 110

% within Umur penderita 63.6% 36.4% 100.0%

% within jenis kelamin 100.0% 100.0% 100.0%

(73)

Crosstabs umur berdasarkan status komplikasi

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

status komplikasi * Umur

penderita 110 100.0% 0 .0% 110 100.0%

status komplikasi * Umur penderita Crosstabulation

Umur penderita

Pearson Chi-Square 9.307a

1 .002

Continuity Correctionb 7.063 1 .008

Likelihood Ratio 11.917 1 .001

Fisher's Exact Test .003 .003

Linear-by-Linear Association 9.222 1 .002

N of Valid Casesb 110

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Jantung
Gambar 2.2. Infark Miokard Akut

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian ini ditunjukan respon dari frekuensi tegangan terbangkit generator set terhadap perubahan beban, arus beban untuk menunjukkan perubahan beban dan

Agar dapat memperbaiki kondisi keuangan atau tingkat kesehatan perusahaan yang direfleksikan dengan hasil dari model analisis Z-Score maka disarankan untuk lebih

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel kemudahan berpengaruh signifikan terhadap variabel minat menggunakan dan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya

[r]

Berbeda dengan banyak penelitian terdahulu dimana kinerja keuangan hanya diukur menggunakan pengukuran akuntansi, pada penelitian ini kinerja keuangan perusahaan diukur dengan

Katakanlah : “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan

Penelitian ini dengan rancangan experimental pre test and post test group design yang bertujuan untuk membandingkan perbandingan myofasial release dengan ischemic compression

All modified ZALs were characterized and analyzed before being used in digester as microbial immobilization in the anaerobic digestion on biogas production from POME.. Physically