• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Kejang Demam pada Balita Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Kejang Demam pada Balita Rawat Inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak setiap orang dan investasi untuk keberhasilan pembangunan suatu negara.1 Oleh karena itu, dilaksanakan pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud yang berpedoman pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009.2 Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain: ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut dan keluarga miskin.3

Dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005 – 2025 juga dinyatakan

bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka kesehatan bersama-sama dengan pendidikan dan peningkatan daya beli keluarga/masyarakat merupakan tiga pilar utama untuk meningkatkan kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan subjek dan sekaligus objek pembangunan dimana salah satu sasaran terpenting untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah anak.4

(2)

anak dapat mengalami berbagai gangguan kesehatan. Salah satu gangguan kesehatan khususnya gangguan neurologis yang sering dijumpai pada bayi dan anak adalah kejang demam.5

Pada tahun 2005 World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa berdasarkan studi yang dilakukan di Departemen anak RS Al-Jahra Kuwait pada 400 anak usia 1 bulan-13 tahun dengan riwayat kejang, paling banyak anak menderita kejang demam 77%.6 Kejang demam dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks.7 Di Asia sekitar 70%-90% dari seluruh kejang demam merupakan kejang demam sederhana dan sisanya adalah kejang demam kompleks. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Karimzadeh, P., dkk di Mofid Children’s Hospital, Iran dari April 2005 sampai April 2007 diperoleh sebanyak 302 kasus penderita kejang demam pada anak dimana 221 kasus (73.2%) merupakan kejang demam sederhana dan 81 kasus (26.8%) merupakan kejang demam kompleks.8

Sekitar 3% dari seluruh anak mengalami kejang ketika berumur kurang dari 15 tahun, dimana setengahnya merupakan kejang demam. Dua sampai lima persen anak di dunia yang berumur ≤ 5 tahun pernah mengalami kejang demam, lebih dari

(3)

Insidensi kejang demam Di Amerika Serikat dan Eropa berkisar 4%-5% pada anak usia ≤ 5 tahun.11,12

Di Jepang insidens kejang demam berkisar 8,3% pada anak usia 3 tahun.13 Berdasarkan penelitian prospektif Sillanpaa, M., dkk (2008) di Finlandia didapat insidens rate kejang demam 6,9% pada anak usia 4 tahun.14

Angka mortalitas akibat kejang demam relatif rendah. Berdasarkan studi kohort yang dilakukan di Denmark selama 28 tahun (1 Januari 1977 - 31 Desember 2004) pada bayi baru lahir sampai usia tiga bulan dimana populasi berjumlah 1.675.643 orang. Dari jumlah populasi diperoleh insidensi kejang demam 3,3% (55.125 kasus). Dari insidensi diperoleh Case Fatality Rate (CFR) 0,42% (232 kasus).15

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yuana, I., dkk di Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik RSUP dr. Kariadi Semarang mulai bulan April 2009 sampai Maret 2010 diperoleh 36 anak di bawah usia 5 tahun mengalami kejang demam, dimana laki-laki 52,8% dan perempuan 47,2%.16

(4)

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita kejang demam pada balita rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita kejang demam pada balita rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010-2011.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan sosiodemografi (umur dan jenis kelamin)

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan berat badan lahir.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan status gizi.

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan status riwayat kejang demam sebelumnya.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan riwayat kejang demam sebelumnya.

(5)

h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan klasifikasi kejang demam.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan penatalaksanaan medis.

j. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita kejang demam pada balita.

k. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan sumber biaya.

l. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita kejang demam pada balita berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

m. Untuk mengetahui distribusi proporsi klasifikasi kejang demam berdasarkan umur penderita kejang demam pada balita.

n. Untuk mengetahui distribusi proporsi jenis kelamin penderita kejang demam pada balita berdasarkan klasifikasi kejang demam.

o. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata penderita kejang demam pada balita berdasarkan klasifikasi kejang demam.

p. Untuk mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata penderita kejang demam pada balita berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi RSUD Dr. Pirngadi Medan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang terkait dengan kejang demam.

1.4.2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan penulis. 1.4.3. Sebagai sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis

mengenai Kejang Demam dan merupakan kesempatan bagi penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU.

Referensi

Dokumen terkait

Topologi jaringan komputer adalah suatu cara atau konsep untuk menghubungkan beberapa atau banyak komputer sekaligus menjadi suatu jaringan yang saling terkoneksi satu sama

Profesi drag queen yakni seorang laki-laki berpakaian seperti perempuan, dimana Judith Butler menjelaskan bahwa profesi ini hanya melakukan tindakan performative

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena atas ridho-Nya, penulis bisa menyelesaikan skiripsi dengan judul “PEMBERITAAN TENTANG ISU DEPARPOLISASI PILGUB DKI JAKARTA DI

Agar dapat memperbaiki kondisi keuangan atau tingkat kesehatan perusahaan yang direfleksikan dengan hasil dari model analisis Z-Score maka disarankan untuk lebih

Itu berarti seseorang dengan nAch. yang besar adalah orang yang berusaha berbuat sesuatu. Misalnya dalam penyelesaian tugas yang dipercayakan kepadannya, lebih

PERANCANGAN ARSITEKTUR 4.

[r]

The BFAST (Breaks For Additive Season and Trend) Monitor framework, which detects forest cover disturbances from satellite image time series based on empirical fluctuation tests,