*
Strategi Pengendalian
Risiko dalam Pengawasan
(Pengalaman IPB)
Oleh Dr Wonny Ahmad Ridwan, MM Kepala Kantor Audit Internal – IPB Tlp Kantor : 0251 8621291 HP. 087870297113 Email : [email protected]
" The Auditor "
(Elbert Hubbard - The Buyer – 1922)
• The Typical Auditor Is A Man Past Middle Age, Spare and Wrinkled, Intellegent, Cold , Passive,
• Noncommittal, With Eyes Like Codfish, Polite In Contact, But At The Same Time Unresponsive,
• Calm and As Damnably Composed As A Concrete Post Or Plaster Of Paris Cast; A Human Petrification
• With Heart Of Feldspar And Without Charm, Minus Bowels , Passion Or Sense Of Humor. Happily,
"THE AUDITORS"
(William G Phillips-IIA - June 70)
• The Typical Auditor is a beautiful man/women, Intellegent, Warm and considerate with an ability to put himself in other
man's shoes and understand his problem, Polite in contact and
helpful.
• But at the same time objective. Calm and as composed in crisis as Stravinsky on opening night. A human person with a heart
• Of gold and with the charm of a friendly Poodle, plus brain,
business foresight and a sense of humor.
Auditee
*
PERCEPTIONS
OF INTERNAL AUDITORSAuditee Auditor VS
*
PERCEPTIONS
OF INTERNAL AUDITORSMENYELESAIKAN
MASALAH TANPA
BAHASAN
1.Pemahaman
2.Pengertian Risiko
3.Strategi Pengendalian Risiko
*
Bisnis Proses Perguruan Tinggi
Mahasiswa Baru Proses Pembelajaran Sistem Evaluasi Program pendukung pembelajaran Tutorial dan latihan-latihan Hubungan Luas Mendunia Kerjasamakepakaran yang luas
Laboratorium Interaksi di kelas
Perpustakaan dan Informasi
Praktikum dan Tugas Akhir Pembelajaran
Berbasis ICT
Lulusan
Berkualitas Tinggi
Pembelajaran Berbasis ICT
“Internal Audit" is an independent examination of a
quality system
It measures the effectiveness of an organisation's quality management system.
It is a documented and systematic tool
It should be done periodically by independent and qualified people
“Audit" itself is a checking system, NOT a quality assessment
As a communication tool of management policies. All personnel have to understand and do their jobs well
IIA, 2000
Audit Internal
MANFAAT AUDIT INTERNAL
Tells you the health of a quality system
Identify the root of a problem
and plan for
corrective and preventive actions with timeline
Achieve better allocation of resources
Able to avoid potentially big problem
Learn what an auditors look for
Continuous improvement
IIA, 2000
*
Kewenangan
AUDIT INTERNAL
1. Melakukan review dan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal pada semua unit kegiatan di lingkungan institusi
2. Menentukan strategi, ruang lingkup, metode, dan frekuensi audit intern secara independen;
3. Memperoleh informasi antara lain namun tidak terbatas pada laporan keuangan, laporan kegiatan operasional, rencana strategi bisnis dari semua unit dilingkungan institusi
4. Memperoleh penjelasan dari semua level manajemen berkenaan dengan pelaksanaan tugas internal audit ;
5. Memperoleh ijin untuk mengakses seluruh informasi dan atau melakukan peninjauan fisik atas seluruh aset milik institusi;
6. Menyampaikan laporan hasil audit, termasuk hambatan dan tindak lanjut yang telah, sedang, dan atau belum dilakukan manajemen kepada pimpinan tertinggi
IIA, 2000
•
sesuai dengan
‘
standar
’
•sesuai dengan
harapan
‘
pelanggan
’
•
sesuai dengan
harapan
‘
pihak-pihak terkait
’
•
sesuai dengan yang
‘
dijanjikan
’
•
semua
karakteristik produk & pelayanan
yang
memenuhi
persyaratan
dan harapan
Pengertian MUTU
1. Pemahaman
*
Perencanaan Audit Tahunan
Daftar Unit (kegiatan) yang akan diaudit,
Tingkat prioritas (risiko),
Jenis audit,
Lokasi audit,
Rencana pelaksanaan,
Jumlah hari pemeriksaan,
Anggaran biaya*
Pertimbangan dalam penetapan
Tujuan Audit
1. Prioritas Pimpinan Perguruan Tinggi 2. Persyaratan sistem manajemen
3. Persyaratan peraturan perundangan 4. Persyaratan pelanggan
5. Kebutuhan pihak lain yang berkepentingan
6. Risiko terhadap organisasi
7. Ad hoc atau fire engine 8. Permintaan auditee
9. Permintaan Stake Holder 10. Telaah Hasil Reviu
17
*
Definisi
*
Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang membawa akibat yang tidak diinginkan atas tujuan, strategi, sasaran, dan target organisasi.*
Karakteristik Risiko :a.
Merupakan suatu kejadian.b.
Kejadian tersebut masih merupakan kemungkinan, (dapat terjadi, atau tidak terjadi).c.
Jika sampai terjadi, ada akibat yang ditimbulkannya, yaitu kerugian.*
Jenis Risiko
1.
Dilihat dari Sumber Risiko :
Risiko Lingkungan (Eksternal) : Kekuatan- kekuatanlingkungan yang menghalangi atas pelaksanaan strategi dan tujuan institusi.
Risiko Proses (Internal) : Proses bisnis yang tidakterdefinisikan secara jelas sehingga dimungkinkan terjadinya gap dengan strategi dan tujuan bisnis.
Risiko Informasi (Eksternal/Internal) : Adanya2.
Kategori Jenis :
Risiko Keuangan :a.
Risiko Kredit.b.
Risiko Likuiditas.c.
Risiko Pasar.
Risiko Non Keuangan (Operasional) :a.
Risiko Strategis.b.
Risiko Reputasi,
c.
Risiko Hukum.d.
Risiko Kepatuhan.*
Definisi Manajemen Risiko
(Australian Risk Management Standard 4360: 2004)
Manajemen Risiko adalah kultur, proses, dan struktur yang diarahkan kepada pengelolaan yang efektif terhadap
peluang-peluang yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang merugikan.
(PBI Nomor : 5/8/PBI/2003)
*
Pengukuran Risiko
Risiko = Dampak X Kemungkinan Kejadian
Dampak * Kemungkinan Terjadi **
1. Insignificant (Tidak Signifikan)
2. Minor (Rendah)
3. Moderate (Menengah)
4. Major (Besar)
5. Catastropic (Dahsyat)
1. Rare (Jarang)
2. Unlikely (Kemungkinan Kecil)
3. Moderate (Kemungkinan Sedang)
4. Likely (Kemungkinan Besar)
*
STRATEGI
*
PREVENTIF
: mencegah potensi kerugian
dengan penerapan pengendalian intern yang
memadai.
27
*
Perlakuan Risiko (
Risk Treatment
)
Menghindari risiko.
Mentransfer risiko.
Mengubah sifat/tingkat kemungkinan terjadinya
risiko.
Mengubah dampak risiko.
Berbagi risiko dengan pihak lain.
Memilih mempertahankan tingkat risiko yang
*
Contoh Model Risiko dan Pemilik Risiko
NO .
PEMILIK KEGIATAN RISIKO Tingkat Keseringan 1. KEUANGAN 1.1. KELOLA UTANG/
KREDIT
1.1.1. KENAIKAN TINGKAT SUKU BUNGA
1.1.2. KESULITAN MENCARI DANA
1.2. KELOLA PIUTANG 1.2.1. MACET/ TIDAK TERTAGIH 1.2.2. TERLAMBAT BAYAR
1.3KELOLAASURANSI
1.3.1. MANFAAT TIDAK OPTIMAL 1.3.2. KLAIM LAMA/ SULIT
1.3.3. BIAYA/ PREMI MAHAL
1.4KELOLA PAJAK
1.4.1. DENDA KETERLAMBATAN 1.4.2. RESTITUSI SULIT/ LAMA
1.5. KELOLA KURS
1.5.2. KENAIKAN NILAI KURS 1.6 KELOLA
BUDGETING
1.6.1. SALAH ESTIMASI 1.6.2. TIDAK TERKENDALI 1.6.3. KETERBATASAN DANA
1.7. KELOLA PENCATATAN
NO .
PEMILIK KEGIATAN RISIKO TINGKAT KESERINGAN
. Kepegawai an
2.1. ORGANISASI
2.1.1. TIDAK IDEAL
2.1.2. BEBAN KERJA TIDAK SEIMBANG
2.2. REKRUITMEN
2.2.1. TIDAK AKURAT
2.2.2. PROSES TIDAK OBYEKTIF
2.3. MUTASI/ ROTASI/ PROMOSI
2.3.1. TIDAK SESUAI SKILL/ KEAHLIAN 2.3.2. TERDAPAT GAP KOMPETENSI 2.3.3. KECEMBURUAN SOSIAL
2.4. PEMBINAAN & PENGEMBANGAN
2.4.1. PRODUKTIVITAS RENDAH 2.4.2. KOMPETENSI RENDAH
2.4.3. PERILAKU BURUK (LOYALITAS, dll)
2.5.
KESEJAHTERAAN
2.5.1. KETIDAKPUASAN/ KERESAHAN 2.5.2. PROTES, MOGOK, SABOTASE
2.6. SISTEM & PROSEDUR
2.6.1. OBSOLETE/ KETINGGALAN 2.6.2. KESULITAN IMPLEMENTASI 2.6.3. KELEMAHAN PROSEDUR 2.6.4. TIDAK ADA PROSEDUR
2.7. KECELAKAAN
KERJA
2.7.1. JATUH, TERPELESET, TERPELANTING
2.7.2. KEJATUHAN ALAT
2.7.3. TERJEPIT, TERGILAS, TERGORES, dll 2.7.4. TERKENA BAHAN BERBAHAYA
NO .
PEMILIK KEGIATAN RISIKO TINGKAT KESERINGA
N
UNIT PENGAD AAN
PROSES/PEMBELIAN 1. TIDAK READY STOCK
2. PASOKAN TIDAK KONTINU 3. PEMBELIAN TERTUNDA 4. PROSES LAMA
PENETAPAN KUALITAS 1. KUALITAS JELEK
2. TIDAK SESUAI SPESIFIKASI 3. SPESIFIKASI TIDAK STANDAR
PENETAPAN HARGA 1. KENAIKAN HARGA
2. HARGA MONOPOLI
PENGIRIMAN/ KEDATANGAN 1. TERLAMBAT
2. TIDAK SESUAI JADWAL 3. BARANG HILANG/ RUSAK
TRANSPORTASI 1. TARIF ANGKUTAN NAIK
2. SULIT MENCARI ALAT ANGKUT 3. ANGKUTAN KURANG MEMADAI
PENERIMAAN 1. VERIFIKASI LAMA/ LAMBAT
2. VERIFIKASI TIDAK AKURAT
PENYIMPANAN 1. BARANG HILANG
2. BARANG RUSAK 3. TIDAK TERTATA
4. SELISIH STOCK (OVER/UNDER)
31
Pasal 28 menyatakan bahwa dalam Organisasi PTN dan PTS paling sedikit terdiri atas unsur :
a. penyusun kebijakan;
b. pelaksana akademik;
c. pengawas dan penjaminan mutu;
d. penunjang akademik atau sumber belajar;
e. pelaksana administrasi atau tata usaha.
PP No 4 Tahun 2014 Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
Pasal 29
a. senat Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/
Politeknik/Akademi/Akademi Komunitas sebagai unsur
penyusun kebijakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf a, yang menjalankan fungsi penetapan dan
pertimbangan pelaksanaan kebijakan akademik;
b. Pemimpin Perguruan Tinggi sebagai unsur pelaksana
akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf b, yang menjalankan fungsi penetapan kebijakan nonakademik
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi untuk dan atas nama Menteri;
c. satuan pengawas internal yang dibentuk oleh
Pemimpin Perguruan Tinggi sebagai unsur pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 huruf c, yang
UU No 12 tahun 2012, Tentang Pendidikan Tinggi, Pasal 64 menyatakan
1. Otonomi pengelolaan Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 meliputi bidang akademik dan bidang
nonakademik.
2. Otonomi pengelolaan di bidang akademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan Tridharma.
3. Otonomi pengelolaan di bidang nonakademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional serta pelaksanaan:
a. organisasi; b. keuangan;
c. kemahasiswaan; d. ketenagaan; dan f. sarana prasarana.
PP No 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
Pasal 23
Otonomi pengelolaan pada PTN meliputi:
a. bidang akademik:
1. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan pendidikan terdiri atas:
a) persyaratan akademik mahasiswa yang akan diterima; b) kurikulum Program Studi; (membuka dan menutup prodi
– PTN BH)
c) proses Pembelajaran; d) penilaian hasil belajar;
e) persyaratan kelulusan; dan f) wisuda;
2. penetapan norma, kebijakan operasional, serta pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
b. bidang nonakademik:
1. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan organisasi terdiri atas:
a) rencana strategis dan rencana kerja tahunan; dan
b) sistem penjaminan mutu internal;
2. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan keuangan terdiri atas:
a) membuat perjanjian dengan pihak ketiga dalam lingkup Tridharma Perguruan Tinggi; dan
b) sistem pencatatan dan pelaporan keuangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
37
2. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan keuangan terdiri atas:
a) perencanaan dan pengelolaan anggaran jangka pendek dan jangka panjang;
b) tarif setiap jenis layanan pendidikan;
c) penerimaan, pembelanjaan, dan pengelolaan uang; d) melakukan investasi jangka pendek dan jangka
panjang;
e) membuat perjanjian dengan pihak ketiga dalam lingkup Tridharma Perguruan Tinggi;
f) memiliki utang dan piutang jangka pendek dan jangka panjang; dan
g) sistem pencatatan dan pelaporan keuangan;
b. bidang nonakademik:
3. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan
kemahasiswaan terdiri atas:
a) kegiatan kemahasiswaan intrakurikuler dan ekstrakurikuler;
b) organisasi kemahasiswaan; dan
c) pembinaan bakat dan minat mahasiswa;
4. penetapan norma, kebijakan operasional, dan pelaksanaan
ketenagaan terdiri atas:
a) penugasan dan pembinaan sumber daya manusia; dan b) penyusunan target kerja dan jenjang karir sumber
daya manusia;
a) persyaratan dan prosedur penerimaan sumber daya manusia; b) penyusunan target kerja dan jenjang karir sumber daya
manusia;
b. bidang nonakademik:
5. penetapan norma, kebijakan operasional, dan
pelaksanaan pemanfaatan sarana dan prasarana
terdiri atas:
a) penggunaan sarana dan prasarana;
b) pemeliharaan sarana dan prasarana; dan c) pemanfaatan sarana dan prasarana; sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rantai Nilai Perguruan Tinggi
Pendidikan
Penelitian
Pengabdian kepada Masyarakat
Keuan
gan SDM Sarana
+ Prasaran a Kemaha siswaan Organisa si
1. Reputasi
2. Keunggulan Tri Dharma • Akreditasi • WTP• Non fraud
• pengakuan
Non Akademik
Akademik
Menurut UU No 12 Tahun 2012 dan PP No 4 Tahun 2014
1. Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian
2. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu
3. Mahasiswa dan lulusan 4. Sumber daya manusia
5. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik
6. Pembiayaan, sarana dan srasarana, serta sistem informasi
7. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama
Standar Akreditasi Prodi dan Institusi
(BAN PT)
*
Kewenangan KAI
1. Melakukan review dan evaluasi terhadap sistem pengendalian internal /sistem penjaminan mutu pada semua unit kegiatan di lingkungan IPB
2. Menentukan strategi, ruang lingkup, metode, dan frekuensi audit intern secara independen;
3. Memperoleh informasi antara lain namun tidak terbatas pada laporan keuangan, laporan kegiatan operasional, rencana strategi bisnis dari semua unit dilingkungan IPB
4. Memperoleh penjelasan dari semua level manajemen berkenaan dengan pelaksanaan tugas internal audit ;
5. Memperoleh ijin untuk mengakses seluruh informasi dan atau melakukan peninjauan fisik atas seluruh aset milik IPB;
6. Menyampaikan laporan hasil audit, termasuk hambatan dan tindak lanjut yang telah, sedang, dan atau belum dilakukan manajemen
kepada Rektor
Piagam Audit KAI IPB, 2005 diadopsi dari IIA, 2000
Pengendali Risiko di IPB
1. Tim Manajemen Kinerja Ketua Tim, Direktur
SDM IPB, KAI dan Ka Biro dan Direktur pengelola manajemen menjadi Anggota.
2. Tim Manajemen Risiko Ketua Tim, Direktur
STANDAR MUTU
1. AKADEMIK
Permenristekdikti No 44 Tahun 2015, BAN PT, Standar Internasional
2. Non Akademik
Keuangan WTP, Non Fraud UU, PP, PMK, Permenristekdikti Peraturan Rektor,
Sarpras (Perpres PBJ, PMK, Permen PU)
Kepegawaian UU ASN, UU Guru Dosen, PP Dosen, PP,
Permenpan, Permenristekdikti, SE BKN, Peraturan Rektor
Organisasi UU Dikti, PP Dikti, Permenristekdikti ttg Org PTN, Permenpan, Statuta PTN,
CONTOH PETA RISIKO, PERLAKUAN DAN PEMILIK N o Jenis Risiko Tingkat Kesering an Dampak Terhadap reputasi Perlakuan Risiko Program
1 Mhs Sakit Tinggi Tinggi Transfer beban
Asuransi Kesehatan
2 Bea Siswa Sering diperiksa
Tinggi Mengubah dampak
Audit
3 Prestasi Sedang Tinggi Mengubah sifat
Program Kemahasis waan
4 Perkelahian Mhs
Sedang Tinggi Mengubah sifat
Program PMU
5 dst
6 dst
N o
Jenis Risiko Tingkat Keseringa n Dampak Terhadap reputasi Perlakuan Risiko Program
1 Kegagalan WTP
rendah Tinggi Mengubah sifat
Reviu LK
2 Salah bayar rendah Tinggi Mengubah dampak
Audit
3 Serapan rendah
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monev/revi u serapan 4 Salah saji
persediaan
Tinggi, sering
dilihat BPK
Tinggi, Mengubah dampak
Audit
5 Salah saji kas
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monev BA Kas
N o Jenis Risiko Tingkat Kesering an Dampak Terhadap reputasi Perlakuan Risiko Program
1 Substansi Penelitian
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monevin Penelitian
2 Pelaksanaa n Penelitian
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monevin Penelitian
3 PBJ
Penelitian
Tinggi Tinggi (sering diperiksa
BPK)
Mengubah Dampak
Audit
4 SPPD
Penelitian
N o
Jenis Risiko Tingkat Keseringa n Dampak Terhadap reputasi Perlakuan Risiko Program
1 Substansi PPM
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monevin PPM
2 Pelaksanaan PPM
rendah Tinggi Mengubah sifat
Monevin PPM
3 Kerjasama PPM
Tinggi Tinggi Mengubah Dampak
Audit
4 Pajak PPM Sedang Tinggi Mengubah Dampak
Audit
5
Kesimpulan
1. SPI mengawal capaian visi dan misi perguraun tinggi
2. Pembuatan Program Kerja Audit Tahunan (PKAT/PKPT), berbasis pada risiko
3. Setiap perguruan tinggi mempunyai risiko yang berbeda
4. Risiko yang ada di Kementrian berdampak pada risiko PTN
5. Risiko yang ada di PTN, berdampak pada risiko Kementrian
6. Keterbatasan sumberdaya menjadikan fokus pada risiko sebagai keharusan dalam menyusun rencana kerja audit tahunan