• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5 0 C"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMBINASI KUNING TELUR DENGAN AIR KELAPA

TERHADAP DAYA TAHAN HIDUP DAN ABNORMALITAS

SPERMATOZOA DOMBA PRIANGAN PADA PENYIMPANAN 5

0

C

(The Effect of Combination Egg Wolk with Coconut Water on Viability and Abnormality of Priangan Sheep Spermatozoa Stored at 5o C)

QOMARIYAH1, S. MIHARDJA2 danR. IDI2 1Puslitbang Bioteknologi LIPI, Bogor

2Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang

ABSTRACT

The experiments were using some combination of egg yolk with coconut water. The combination of diluter were 10% egg yolk with 90% coconut water (KT-10), 15% egg yolk with 85% coconut water (KT-15), 20% egg yolk with 80% coconut water (KT-20), 25% egg yolk with 75% coconut water (KT-25), and 30% egg yolk with 70% coconut water (KT-30. The diluter of coconut water with egg yolk were using for alternative sperm diluter because its more cheaper and easy to find by people’s. The objective of this study was investigate the better combination of egg yolk and coconut water against viability and abnormality of spermatozoa stored at 50C until 40% motility. The viability and abnormality of spermatozoa until 40% motility were evaluated.

The data were analyzed with ANOVA and followed by Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that KT-10 = 28.5 hour, KT-15 = 38.75 hour, KT-20 = 49.25 hour, KT-25 = 71.25 hour, KT-30 = 79.0 hour. Viability of spermatozoa at KT-25 and KT-30 were more significant (P<0.01) than KT-20, KT-15, KT-10. Abnormality of spermatozoa were non significant at KT-10 = 10.75%; KT-15 = 8.25%; KT-20 = 10%; KT-25 = 12.25; KT-30 = 11.50%. The combination of diluter KT-30 and KT-25 were better on spermatozoa viability and abnormality Priangan sheep stored at 5+C.

Key words: Viability of spermatozoa, stored at 50C, Priangan sheep, egg yolk, coconut water

ABSTRAK

Dalam penelitian ini digunakan beberapa kombinasi kadar kuning telur dengan air kelapa diantaranya, nisbah 10% kuning telur dengan 90% air kelapa 10), nisbah 15% kuning telur dengan 85% air kelapa (KT-15), nisbah 20% kuning telur dengan 80% air kelapa (KT-20), nisbah 25% kuning telur dengan 75% air kelapa (KT-25) dan nisbah 30% kuning telur dengan 70% air kelapa (KT-30). Pengencer air kelapa dengan kuning telur ini digunakan sebagai alternatif pengencer semen yang lebih ekonomis dan mudah diperoleh di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase kadar kuning telur denga air kelapa yang paling baik terhadap daya tahan hidup dan abnormalitas spermatozoa sampai motilitas 40% pada penyimpanan 50C. Peubah yang diamati adalah daya tahan hidup dan abnormalitas spermatozoa sampai motilitas 40%. Data

yang diperoleh kemudian dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji beda Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KT-10 = 28,5 jam; KT-15 = 38,75 jam; KT-20 = 49,25 jam; KT-25 = 71,25 jam; KT-30 = 79,0 jam. Hal ini menunjukkan bahwa daya tahan hidup spermatozoa pada KT-30 dan KT-25 berbeda sangat nyata (P<0,01) dibandingkan dengan KT-20,KT-15 dan KT-10. Abnormalitas spermatozoa tidak berpengaruh nyata pada kombinasi KT-10 =10,75%; KT-15 =8,25%; KT-20 =10%; KT-25 = 12,25%; KT-30 = 11,50%. Dengan demikian KT-30 dan KT-25 merupakan persentase paling baik dalam mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa domba priangan pada penyimpanan 50C.

Kata kunci: Daya tahan hidup spermatozoa, penyimpanan 50C, domba Priangan, kuning telur, air kelapa

(2)

PENDAHULUAN

Ternak domba merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di Indonesia, terutama daerah pedesaan di Propinsi Jawa Barat. Salah satu jenis bangsa ternak yang umum dipelihara masyarakat Jawa Barat adalah bangsa domba Priangan dan oleh masyarakat disebut juga domba Garut. Fungsi domba ini selain sebagai penghasil daging juga dimanfaatkan sebagai domba aduan. Jumlah pejantan unggul yang tersedia sangat terbatas dapat diatasi dengan menggunakan teknologi Inseminasi Buatan sehingga keterbatasan pejantan unggul dapat digunakan secara maksimal. Volume ejakulat yang dihasilkan dari pejantan tersebut dapat didistribusikan dengan menambah pengencer kedalam semen. Fungsi pengenceran semen adalah untuk mempertahankan kondisi semen yang berada diluar tubuh tenak dan memperbanyak volume semen untuk keperluan Inseminasi Buatan. Suatu pengencer harus mempunyai unsur-unsur yang dapat berfungsi sebagai sumber energi; pelindung terhadap cold shock; mencegah adanya perubahan pH; mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan elektrolit; mencegah pertumbuhan kuman serta memperbanyak volume semen (TOELIHERE,1985a).

Jenis pengencer terdiri dari pengencer organik, anorganik dan pengencer gabungan antara organik dan anorganik. Pengencer organik terdiri dari bahan-bahan kimia seperti larutan NaCl, Na-sitrat, Ringer, Na-phospat dan lain-lain. Pengencer organik misalnya air susu, santan kelapa dan air kelapa (HAWK, 1965). Air kelapa yang hanya bersifat penyangga tidak cukup melindungi spermatozoa dari temperatur rendah, sehingga perlu ditambahkan kuning telur yang mengandung lipoprotein dan lesitin yang bekerja mempertahankan dan melindungi intensitas selubung lipoprotein dan sel spermatozoa dari keadaan penurunan suhu dingin yang tiba-tiba (SALISBURY dan VAN DEMARK, 1985). Phospotidylcholine (lesitin) kuning telur terbukti melindungi membran spermatozoa dengan menahan hilangnya fosfolipid pada kondisi cold shock (BLACKSHAW, 1954). Daya tahan hidup semen yang telah diencerkan selain dipengaruhi oleh komposisi pengencer juga dipengaruhi oleh suhu penyimpanan (PARTODIHARJO, 1992; LAKE, 1971). Suhu penyimpanan yang ideal untuk menghasilkan fertilitas yang baik adalah 2–5oC (SEXTON, 1978). Berbagai percobaan pendahuluan menunjukkan bahwa perbandingan terbaik untuk pengencer semen sapi adalah kombinasi air kelapa 80% dan kuning telur 20% (TOELIHERE, 1985a). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persentase kadar kuning telur dengan air kelapa yang paling baik terhadap daya tahan hidup dan abnormalitas spermatozoa domba Priangan sampai motilitas 40% pada penyimpanan 5oC.

MATERI DAN METODE

Pada penelitian ini menggunakan 2 ekor ternak domba Priangan yang berumur antara 1–1,5 tahun dengan berat badan rata-rata 25–0 Kg. Penampungan semen dilakukan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan kamis. Kedua ekor hewan penelitian ini setelah diperiksa kualitas sperma secara makroskopis dan mikkrokopis memiliki kualitas sperma yang seragam (rata-rata konsentrasi > 324,5 x 107; motilitas >70%; volume 1,025– ,075 ml/ejakulat; gerakan massa +++ ; pH 6,5 dan abnormalitas 7,26–7,34%). Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan kombinasi kadar kuning telur dengan air Kelapa (KT-10, KT-15, KT-20, KT-25, KT-30) dengan empat ulangan. Peubah yang diamati adlah daya tahan hidup dan abnormalitas spermatozoa sampai motilitas 40%. Data yang diperoleh kemudian dianalisis melalui sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji berganda Duncan).Pencampuran pengencer semen sesuai dengan konsentrasi penambahan pengencer air kelapa dan kuning telur (Tabel 1). Pengenceran dilakukan dalam tabung ependorf steril bervolume

(3)

1,5 ml. Perhitungan kebutuhan pengencer didasarkan pada konsentrasi semen segar dan dosis inseminasi buatan berkisar 120-125 juta permilimeter spermatozoa (EVENS dan MAXWEL, 1987). Tabung ependorf yang telah berisi semen pengencer didinginkan secara perlahan-lahan dengan cara dimasukkan terlebih dahulu kedalam air dingin, kemudian disimpan pada lemari es dengan suhu 5oC. Parameter yang diukur adalah daya tahan hidup spermatozoa dalam jam dan abnormalitas spermatozoa sampai motilitas 40% (SALISBURY danVAN DENMARK, 1985).

Tabel 1. Konsentrasi bahan pengencer

Perlakuan Bahan KT-10 KT-15 KT-20 KT-25 KT-30 Kuning Telur (%) Air Kelapa (%) Antibiotik* 10 90 15 85 20 80 25 75 30 70 Keterangan: *Antibiotik : Penicilin 1000 IU dan streptomicin 1000 µg per milimeter pengencer

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik semen segar

Dalam penelitian ini dilakukan evaluasi semen segar secara makroskopis meliputi volume, warna, konsistensi, dan pH, sedangkan mikroskopis meliputi gerakan massa, konsentrasi, motilitas dan abnormalitas. Karakteristik semen segar secara makroskopis dan mikroskopis dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel2. Karakteristik semen segar domba Priangan secara makroskopis dan mikroskopis Domba Pengamatan

I II Volume (ml/ejakulat) 1,075 ± 0,139 1.025 ± 0,151

Bau Khas Khas

Warna Krem Krem

PH 6,5 6,5

Gerakan Massa +++ +++

Konsentrasi (106/ml) 3860 ± 77,34 3245 ± 34,96

Motilitas (%) 79,87 ± 3,58 80,87 ± 3,58

Abnormalitas (%) 7,34 ± 0,35 7,26 ± 0,33

Secara makroskopis maupun mikroskopis semen domba yang digunakan seragam dengan kualitas yang baik sehingga dapat diproses lebih lanjut.

(4)

Karakteristik semen setelah pengenceran dan pendinginan Daya tahan hidup spermatozoa

Rata-rata daya tahan hidup spermatozoa domba Priangan sampai motilitas 40% pada penyimpanan 50C pada setiap perlakuan dapat dlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata daya tahan hidup spermatozoa domba Priangan

Rata-rata daya tahan hidup Perlakuan (jam) KT-10 28,9 d KT-15 38,7 c KT-20 49,5 b KT-25 71,25 a KT-30 79,0 a

Keterangan: Huruf yang sama kearah kolom menyatakan berbeda tidak nyata

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata daya than hidup spermatozoa domba Priangan sampai motilitas 40% pada penyimpanan 50C pada perlakuan kuning telur 10%; 15%; 20%; 25%; 30% berturut-turut 28,9; 38,7; 49,5; 71,25; dan 79,0 jam. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan kadar kuning telur yang lebih tinggi dapat mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa, karena kuning telur mengandung lippoprotein dan lesitin yang berfungsi melindungi sperma dari cold shock (TOELIHERE, 1985a). Analisis data melalui sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi kuning telur dengan air kelapa berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap daya tahan hidup spermatozoa pada penyimpanan 50C sampai dengan motilitas 40%. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan Kombinasi kuning telur dengan air kelapa dilakukan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel di atas menunjukkan bahwa daya tahan hidup spermatozoa pada perlakuan KT-30 dan KT-25 berbeda sangat nyata dari pada KT-20; KT-15; dan KT-10. Penambahan kuning telur kedalam pengencer semen akan meningkatkan kandungan fosfolopid yang terdapat dalam lipoprotein membran plasma spermatozoa, sehingga terjadi peningkatan Low Density Lipoprotein Fraction (LDF) yaitu bagian dari fosfolipid yang aktif melindungi membran plasma spermatozoa yang disimpan pada temperatur 50C (WATSON, 1981). Air kelapa mengandung glukosa yang berfungsi sebagai sumber energi untuk spermatozoa sehingga dapat mempertahankan daya hidup lebih lama. Kombinasi Kuning telur dengan air kelapa sebagai pengencer dapat menghasilkan suatu sinergi yang mampu memelihara daya tahan hidup spermatozoa domba Priangan lebih lama pada penyimpanan 50C. Dalam pengencer harus erdapat cukup zat-zat makanan dan unsur lain yang berfungsi untuk mempertahankan daya hidup spermatozoa, keadaan tersebut didukung oleh SALISBURY dan VAN DENMARK (1985) dan TOELIHERE (1985 b).

Abnormalitas spermatozoa

Rata-rata abnormalitas spermatozoa domba priangan sampai motilitas 40% pada penyimpanan 50 C dapat dilihat pada Tabel 4.

(5)

Tabel 4. Rata-rata abnormalitas Spermatozoa domba Priangan

Perlakuan Rata-rata abnormalitas

(%) KT-10 10,75 KT-15 8,25 KT-20 10,00 KT-25 12,25 KT-30 11,50

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kombinasi kuning telur dengan air kelapa terhadap abnormalitas spermatozoa dengan menggunakan daftar sidik ragam, yang menunjukkan bahwa abnormalitas spermatozoa tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata pada setiap perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi kuning telur dengan air kelapa tidak berpengaruh terhadap abnormalitas, karena didalam pengencer terdapat zat-zat pelindung yang bermanfaat menjaga integritas untuk menjaga osmolaritas larutan dan integritas struktur spermatozoa. SALISBURY dan VAN DENMARK (1985) menyatakn bahwa lesitin dan lipoprotein yang terkandung dalam kuning telur mampu bekerja melindungi integritas selubung lipoprotein. Hasil penelitian menunjukkan abnormalitas spermatozoa masih lebih rendah dari 20% yang berarti komposisi pengencer yang digunakan dalam penelitian ini mampu memelihara spermatozoa sehingga layak untuk diinseminasikan (TOELIHERE,1985).

KESIMPULAN

Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kombinasi kuning telur dengan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap daya tahan hidup spermatozoa sampai motilitas 40% pada penyimpanan 50 C tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap abnormalitas. Kadar kuning telur 30%; 25% dengan air kelapa 70%; 75% merupakan kombinasi yang paling baik dalam mempertahankan daya tahan hidup spermatozoa domba Priangan pada penyimpanan 50C.

SARAN

Kombinasi kuning telur 30%; 25% dengan air kelapa 70%; 75% dapat dipergunakan sebagai pengencer semen pada pelaksanaan inseminasi buatan pada domba Priangan. Disarankan penelitian lebih lanjut mengenai keutuhan struktur membran dan fertilitas sperma domba priangan akibat penggunaan pengencer kuning telur dengan air kelapa.

DAFTAR PUSTAKA

BLACKSHAW, A. W. 1954. The Prevention of Temperature Shock of Bull and Ram Spermatozoa. Australian. J. Biol. Sci. 7:578-581.

GARETTH EVANS and W.M.C. MAXWEL. 1987. Salomon’s Artivicial Insemination of Sheep and Goat.

Butterworths. Sidney.

HAWK, P.B., B.L. OSCAR andW.H. SUMMER SON. 1965. Practical Physiologycal Chemistry. Mc. Graw Hill Book Compagni. New York. Toronto London. 1077-1103.

(6)

LAKE, P.E. 1971. Physiology and Biochemistry of Semen. Dalam Anne Mc. Leren, ed, Advane in reproduction Physiology.Logos Academic Press. London New York. Toronto Sidney San Fransisco. 1-53.

PARTODIHARDJO, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Cetakan ketiga. Fakultas Kedokteran, veteriner jurusan Reproduksi Intitut Pertanian Bogor. Mutiara Sumber widya. Jakarta Pusat.

SALISBURY, G.W. danH.L., VAN DENMARK. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Sapi.

Penterjemah Prof. Drs. R. Djanuar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 274-302; 314-343; 350-380; 568-586.

SEXTON, T.J. 1978. A New Poultry Semen Extender 3. Effect of Storage Condition on Fertilizing Capacity of Chiken semen Storage at 50C. Poultry Sci. 28: 283-288.

TOELIHERE, M.R. 1985 a. Inseminasi Buatan pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung.

Gambar

Tabel 2. Karakteristik semen segar domba Priangan secara makroskopis dan mikroskopis
Tabel 3. Rata-rata daya tahan hidup spermatozoa domba Priangan
Tabel 4. Rata-rata abnormalitas Spermatozoa domba Priangan

Referensi

Dokumen terkait

SAVI kepanjangan dari Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual merupakan sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang baik dalam

menunjukkan bahwa pipilan kering setiap petak dari tanaman yang sebelum tanam benihnya disimpan dengan cara klobot cenderung lebih berat sedangkan pipilan kering per

jadi norma dasar pembagian harta bersama adalah pasal 97 Kompila- si Hukum Islam, (janda/duda cerai hidup masing-masing berhak se- perdua harta bersama). Menurut majelis

Realitas dalam karya sastra dapat dipahamkan pada alamat (ayat) Tuhan, di mana diungkapkan bahwa keindahan sepenuhnya milik Tuhan, baik dari ciptaannya manusia.Semua

Riskesdas merupakan riset pertama yang mengukur asupan pangan berskala nasional di Indonesia, namun suatu penelitian tidak akan terlepas dari kendala-kendala

Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan keragaman konsumsi pangan dan status gizi wanita usia 19-49 tahun di Provinsi DKI Jakarta berdasarkan data

Dari beberapa hasil wawancara yang telah diperoleh dapat dikatakan bahwa yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada

Formaldehid adalah suatu gas yang larut dalam air. Larutan ini bersifat asam dan tersedia dalam bentuk formaldehid 40% atau formalin, namun dengan konsentrasi ini tidak dapat