• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 1503553206BAB VIBAB 6 PROFIL KABUPATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah - DOCRPIJM 1503553206BAB VIBAB 6 PROFIL KABUPATEN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

6.1

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian Selatan Barat Daya. Kabupaten Pacitan terletak di antara 07º 55’ - 08º 17’ Lintang Selatan 110º dan 55’ - 111º 25’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.389,8716 Km² atau 138.987,16 Ha yang sebagian besar berupa bukit, gunung, dan jurang terjal. Sebagaimana yang ditampilkan pada Peta 6.1 Administrasi Kabupaten Pacitan

Adapun batas wilayah Kabupaten Pacitan sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kab. Ponorogo dan Kab.Wonogiri (JawaTengah)

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Kab. Wonogiri (Jawa Tengah)

Sebelah Timur : Kab. Trenggalek

Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Pacitan terdapat 12 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 166 Desa (total 171 Desa/Kelurahan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 6.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan

(2)

6.2

Gambaran Demografi

6.2.1

Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data Pacitan Kecamatan Dalam Angka Tahun 2013 bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan adalah sebanyak 543.391 Jiwa yang tersebar dimasing-masing Kecamatan yang ada.

Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk

Gambar 6.1 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Tahun 2013

Berdasarkan persebaran penduduk yang ada dimasing-masing Kecamatan dapat dilihat bahwa Kecamatan Kecamatan Tulakan merupakan kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya yaitu sebesar 79.832 jiwa kemudian diikuti oleh kecamatan Pacitan dengan jumlah penduduk sebesar 63.042 jiwa, sedangkan untuk kecamatan yang paling kecil jumlah penduduknya adalah di Kecamatan Arjosari dengan jumlah penduduk 2.232 jiwa.

No Kecamatan Jumlah Desa Luas Kecamatan (Km2) Jumlah Penduduk Rata-rata Penduduk Kepadatan Penduduk

1 Donorojo 12 109,09 38.137 3.178 350

2 Punung 13 108,81 33.720 2.594 310

3 Pringkuku 13 132,93 30.387 2.337 229

4 Pacitan 25 77,11 63.042 2.522 818

5 Kebonagun 19 124,85 42.923 2.259 344

6 Arjosari 17 117,06 37.940 2.232 324

7 Nawangan 9 124,06 49.003 5.445 395

8 Bandar 8 117,34 42.348 5.294 361

9 Tegalombo 11 149,26 50.335 4.576 337

10 Tulakan 16 161.62 79.832 4.990 494

11 Ngadirojo 18 95,91 46.515 2.584 485

12 Sudimoro 10 71,86 29.209 2.921 406

161.62 543.391 40.932 4853

(3)

Sedangkan untuk kepadatan penduduk, Kecamatan yang memiliki kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Pacitan yaitu 818 jiwa/km², dan kecamatan dengan kepadatan penduduk terkecil adalah berada di Kecamatan Pringkuku dengan jumlah kepadatannya adalah 229 jiwa/km²

6.2.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jumlah penduduk menurut jenis kelamin yang ada di Kabupaten Pacitan dapat dilihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki yaitu sebanyak 278.804 jiwa, sedangkan untuk penduduk laki-laki sebanyak 264.587 jiwa dengan sex rasio secara keseluruhan adalah 1.139,12.

Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan masing-masing Kecamatan yang berdasarkan pada jenis kelamin tersebut dapat dilihat perbedaan antara jumlah penduduk yang

(4)

mendiami tiap-tiap kecamatan, untuk kecamatan dengan jumlah penduduk laki-laki terbanyak terdapat di Kecamatan Tulakan dengan jumlah 39.159 jiwa, sedangkan yang terkecil jumlah penduduk laki-lakinya adalah di Kecamatan Sudimoro dengan jumlah 14.055 jiwa, Sedangkan untuk yang berjenis kelamin perempuan Kecamatan yang paling banyak adalah Kecamatan Tulakan yaitu sebanyak 40.673 jiwa dan yang paling kecil terdapat di Kecamatan Sudimoro dengan jumlah 15.154 jiwa.

6.3

Gambaran Topografi

Topografi Kabupaten Pacitan terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Kondisi tersebut membawa konsekuensi munculnya keberagaman perilaku masyarakat terutama perbedaan mata pencaharian. Kondisi topografi tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

Datar (kelas kelerengan 0-5%) dengan luas 55,59 Km2 atau 4% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan;

Berombak (kelas kelerengan 6-10%) dengan luas 138,99 Km2 atau 10% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan;

Bergelombang (kelas kelerengan 11-30%) dengan luas 333,57 Km2 atau 24% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan;

Berbukit (kelas kelerengan 31-50%) dengan luas 722,73 Km2 atau 52% dari luas wilayah Kabupaten Pacitan;

(5)

Berdasarkan fungsi kawasan di Kabupaten Pacitan terbagi atas 2 (dua) kawasan yaitu kawasan budi daya dan kawasan lindung. Kawasan budi daya terdiri dari kawasan hutan produksi/hutan rakyat, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan lahan kering, kawasan perikanan, kawasan perkebunan, kawasan pertenakan, kawasan pariwisata, kawasan permukiman, kawasan perindustrian dan kawasan pertambangan. Sedangkan kawasan lindung meliputi kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam dan kawasan hutan lindung yang senantiasa dikawal dengan kegiatan yang diarahkan untuk menjaga agar pemanfaatan sumber daya alam tidak merusak keseimbangan alam sehingga kelestarian lingkungan hidup dapat terjaga.

Lahan kritis di Kabupaten Pacitan pada tahun 2006 seluas 27.170,10 ha dan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi seluas 23.629,5 Ha. Penurunan ini dapat menahan laju lahan kritis baru akibat maraknya pemanfaatan hutan rakyat yang kurang terkendali. Kondisi lahan yang demikian, banyak menyebabkan timbulnya potensi bencana tanah longsor dan banjir. Selain hal tersebut, potensi rawan bencana di kabupaten Pacitan antara lain gempa bumi, angin puting.

6.4

Gambaran Geohidrologi

Di Kabupaten Pacitan terdapat lima daerah aliran sungai (DAS) yang besar meliputi DAS Grindulu yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tegalombo, DAS Lorok yang berlokasi di wilayah Kecamatan Ngadirojo, DAS Baksooko Punung, DAS Pagotan yang berlokasi di wilayah Kecamatan Arjosari dan DAS Bawur yang berlokasi di wilayah Kecamatan Sudimoro. Debit air permukaan secara keseluruhan ± 1,400 juta m³/tahun, sedangkan untuk debit DAS Grindulu di Pos AWRL 10-80 m³/dt.

Di Kabupaten Pacitan tidak terdapat danau maupun rawa, tetapi hanya embung. Jumlah Embung di Kabupaten Pacitan 89 embung. Keberadaan embung yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan dimanfaatkan untuk sarana irigasi lahan pertanian, dapat disajikan dalam tabel

(6)

Tabel 6.4 Jumlah Embung, Lokasi dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab. Pacitan

6.5

Gambaran Geologi

Kondisi geologi wilayah Kabupaten Pacitan umumnya berupa Kars dan Vulkanik. Sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut, dengan material-material hasil letusannya berbentuk padat batu gamping serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk pegunungan (otogenesa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografi yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa batuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 2 satuan wilayah morfologi, yaitu:

Morfologi Perbukitan

(7)

Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala. Bukit-bukit kecil berjulang antara 20-50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut, kerucut terpancung, meja, tabung, dan sebagainya dipengaruhi oleh ragam batugamping penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah S. Baksoko yang kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan.

Morfologi Dataran

Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai-sungai besar. Setempat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di sekitar S. Lorog.

6.6

Gambaran Klimatologi

Di Indonesia terdapat dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Selama tahun 2011, musim penghujan di Kabupaten Pacitan terjadi pada bulan Januari-Mei dan bulan Nopember-Desember. Diantara bulan tersebut, hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Januari yaitu 29 hari hujan disusul dengan bulan Desember sebanyak 28 hari hujan. Musim kemarau di Kabupaten Pacitan terjadi pada bulan Juni-Oktober. Bulan Pebruari mempunyai rata-rata curah hujan yang terbesar yaitu 19,69 mm3, sedangkan bulan dengan rata-rata curah hujan terkecil yaitu bulan Agustus sebesar 0 mm3 karena sepanjang bulan ini tidak ada hujan. Air hujan ini mengalir melalui 3 sungai besar yang terdapat di Kabupaten Pacitan yaitu Sungai Grindulu-Gunungsari,Sungai Lorok-Wonodadi dan Sungai Kedungpring-Nawangan.

(8)

Tabel 6.5 Klimatologi Kabupaten Pacitan

Sumber: Kabupaten Pacitan Dalam Angka Tahun 2012

6.7

Penggunaan Lahan

Secara garis besar penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan terdiri dari tanah sawah dan tanah kering. Pada tahun 2012 luas tanah sawah dan tanah kering masing-masing 130, 15 Km² ((9,36%) dan 1.259,72 Km² (90,64%), Luas tanah sawah terluas terdapat di Kecamatan Nawangan , yatiu 19,31 Km², sedangkan wilayah kecamatan dengan tanah terkecil adalah kecamatan Donorojo seluas 0,85 Km².

Penggunaan tanah wasah di Kabupaten Pacitan terdiri dari irigasi teknis, irigasi ½ teknis, irigasi sederhana dan sawah tadah hujan. Sebagian besar tanah sawah di Kabupaten pacitan merupakan sawah tadah hujan, dimana luas sawah ini sebesar 6.707,09 Ha.Kecamatan Nawangan memiliki luas sawah tadah hujan terbesar, yaitu 1.314,26 Ha

Secara lebih terperinci untuk penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan terdiri dari tanah ladang, pemukiman, hutan sawah, pesisir dan tanah kososng :

(9)

6.8

Kondisi Sosial dan Ekonomi

6.8.1

Tingkat Kesejahteraan

Pada fokus kesejahteraan sosial dijelaskan tentang indikator bidang pendidikan, kesehatan dan ketenagakerjaan.

Pendidikan

Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu jenjang pendidikan dalam kelompok sesuai jenjang pendidikan tersebut. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu kelompok usia tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya.

Capaian kinerja dinas pendidikan Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Fokus RPJMD Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Target

2.2.1 Angka Partisipasi Sekolah (%) :

- Kelompok usia 7 – 12 tahun 99,99 99,99 99,99 99,99 99,99

(10)

No. Fokus RPJMD Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

2.4 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) (%) :

2.7 Nilai rata-rata ujian nasional (%) :

- SD/MI 6,85 6,79 7,73 7,14 7.43

(11)

No. Fokus RPJMD Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

2.11 Sekolah yang memiliki akreditasi minimal B (%) :

Pembangunan Kesehatan merupakan salah satu upaya Pembangunan Nasional yang diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan kesehatan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah, swasta dan masyarakat. Hal ini dikarenakan kondisi derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan dan faktor genetika.

Pembangunan kesehatan di Kabupaten Pacitan dilaksanakan secara berkesinambungan, berkelanjutan, menyeluruh, terarah dan terintegrasi. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Kabupaten Pacitan secara garis besar meliputi program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang harus dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga percepatan perwujudan tujuan dari pembangunan kesehatan segera dapat direalisasikan. Dalam rangka pelayanan kesehatan dasar perlu diprioritaskan bagi penduduk yang kurang mampu, baik yang masuk dalam kuota maupun non kuota dengan pendataan penduduk yang lebih baik.

(12)

pemenuhan pelayanan dasar yang meliputi peningkatan derajat kesehatan dan gizi yang baik, lingkungan yang sehat dan aman, pengembangan psikososial/emosi, kemampuan berbahasa dan pengembangan kemampuan kognitif (daya pikir dan daya cipta) serta perlindungan anak.

Lebih detail, indikator derajat kesehatan di Kabupaten Pacitan dapat dilihat tabel berikut:

Pertanahan

Prosentase luas lahan bersertifikat adalah proporsi jumlah luas lahan bersertifikat (HGB, HGU, HM, HPL) terhadap luas wilayah daratan. Indikator pertanahan ini bertujuan untuk mengetahui tertib administrasi sebagai kepastian dalam kepemilikan.

Hak Milik (HM) merupakan hak turun-menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Sifat-sifat hak milik yang membedakannya dengan hak-hak lainnya adalah hak yang “terkuat dan terpenuh”, maksudnya untuk menunjukkan bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dipunyai orang, hak miliklah yang paling kuat dan penuh.

Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara dalam jangka waktu paling lama 25 tahun. Hak Guna Usaha merupakan hak khusus untuk mengusahakan tanah yang bukan miliknya sendiri guna perusahaan, pertanian, perikanan dan peternakan.

(13)

karena itu dapat diberikan atas tanah yang dikuasai langsung oleh negara maupun tanah milik seseorang.

Hak Pengelolaan Lahan (HPL) adalah hak untuk mengelola lahan yang hanya diberikan atas tanah negara yang dikuasai oleh Badan Pemerintah, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Berikut ini disajikan prosentase luas lahan bersertifikat di Kabupaten Pacitan: dasar harga konstan 2000, mengalami kenaikan di bandingkan dengan tahun 2012. PDRB atas dasar harga berlaku menjadi 4.826,39 milyar rupiah meningkat sebesar atau 14,57 persen, sedangkan atas dasar harga konstan 2000, menjadi 1.868,72 milyar rupiah atau meningkat sebesar 6,02 persen.

PDRB tahun 2013 baik adhb maupun adhk, penyumbang terbesar adalah sektor pertanian masing-masing sebesar 1.785,95 milyar rupiah dan 671,63 milyar rupiah. PDRB per kapita di tahun 2013 juga mengalami peningkatan di bandingkan tahun 2012, adhb sebesar 8,81 juta rupiah dan adhk 2000 sebesar 3,41 juta rupiah.

Bila dilihat peranan masing-masing sektor terhadap PDRB, sektor pertanian memberikan distribusi yang terbesar, baik adhb maupun adhk yang masing-masing sebesar 37,00 persen dan 35,94 persen. Distribusi terkecil berasal dari sektor listrik, gas dan air bersih baik adhb maupun adhk yang masing-masing sebesar 1,01 persen dan 0,97 persen.

(14)

dilihat dari indeks berantai atas dasar konstan 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pacitan tahun 2013 sebesar 6,02. Nilai ini turun sebesar 0,71 poin dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 6,73. Bila dilihat menurut sektor, laju pertumbuhan terbesar adalah sektor bangunan sebesar 13,45. Hal ini dikarenakan di tahun ini banyak pembangunan dilakukan Pemerintah Daerah setempat misalnya JLS. Sektor pertanian yang mempunyai distribusi terbesar ternyata laju pertumbuhannya terkecil dibandingkan sektor lainnya yaitu sebesar 1,92

(15)
(16)

Gambar 6.2 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK 2000 Kabupaten Pacitan Tahun

2009-2013

(17)
(18)

Tabel 6.9 Agregat Pendapatan Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita Atas

Dasar harga Berlaku Tahun 2012-2013

Tabel 6.10 Agregat Pendapatan Pendapatan Regional dan Pendapatan Perkapita Atas

(19)
(20)

BAB 6 PROFIL KABUPATEN Pacitan ... 6-1

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah ... 6-1 6.2 Gambaran Demografi ... 6-2

6.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 6-2 6.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 6-3 6.3 Gambaran Topografi ... 6-4

6.4 Gambaran Geohidrologi ... 6-5 6.5 Gambaran Geologi ... 6-6 6.6 Gambaran Klimatologi ... 6-7 6.7 Penggunaan Lahan ... 6-8 6.8 Kondisi Sosial dan Ekonomi ... 6-9

6.8.1 Tingkat Kesejahteraan ... 6-9 6.8.2 PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi ... 6-13

Gambar 6.1 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Tahun 2013 ... 6-2 Gambar 6.2 Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK 2000 Kabupaten Pacitan Tahun 2009-2013 ... 6-16 Gambar 6.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pacitan Tahun 2009-2013 ... 6-16

Peta 6.1 Administrasi Kabupaten Pacitan ... 6-19

Tabel 6.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan ... 6-1 Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk ... 6-2 Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 6-3 Tabel 6.4 Jumlah Embung, Lokasi dan Daerah Aliran Sungai (DAS) ... 6-6 Tabel 6.5 Klimatologi Kabupaten Pacitan... 6-8 Tabel 6.6 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Pacitan Tahun 2012-2013 ... 6-14 Tabel 6.7 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten Pacitan Tahun 2012-2013 6-15

Gambar

Tabel 6.1 Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan
Tabel 6.2 Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6.4 Jumlah Embung, Lokasi dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Analisis Pengaruh Perubahan Lahan Terhadap Kerawanan Banjir Di Daerah Aliran Sungai Tenggang Kota Semarang.. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi

[r]

Penulis ingin memberikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini maupun

yang terjadi di Kecamatan Tembalang dalam kurung waktu 2010 dan 2013,. kemudian akan dibahas tentang perubahan zona nilai tanah

Zona Nilai Tanah adalah Zona geografis yang terdiri atas. sekelompok objek pajak yang mempunyai satu Nilai Indikasi

tugas yang sejenis dengan ahli teknik listrik (umum) tetapi mengkhususkan di bidang sistem Ahli teknik pembangkit tenaga listrik mempelajari, merancang dan memberi petunjuk dengan

Analisis Zona Nilai Tanah Kecamatan Tembalang Tahun 2013 Berikut adalah tabel nilai tanah yang mewakili tiap zona di Kecamatan. Tembalang tahun