• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan, statistik, penelitian, pengembangan dan penataan ruang;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan, statistik, penelitian, pengembangan dan penataan ruang;"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

B

B

A

A

B

B

V

V

I

I

K

K

E

E

R

R

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

K

K

E

E

L

L

E

E

M

M

B

B

A

A

G

G

A

A

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

R

R

E

E

G

G

U

U

L

L

A

A

S

S

I

I

K

K

A

A

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

E

E

N

N

B

B

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

6

66...111... KKKeeerrraaannngggkkkaaa KKKeeellleeemmmbbbaaagggaaaaaannn

6

66...111...111... SSStttrrruuukkktttuuurrr OOOrrrgggaaannniiisssaaasssiii,,, TTTuuugggaaasss dddaaannn FFFuuunnngggsssiii UUUnnniiittt yyyaaannnggg ttteeerrrkkkaaaiiittt dddeeennngggaaannn

P

PPeeemmmbbbaaannnggguuunnnaaannn IIInnnfffrrraaassstttrrruuukkktttuuurrr BBBiiidddaaannnggg CCCiiippptttaaa KKKaaarrryyyaa a

Kelembagaan merupakan unit kerja yang sangat menentukan dalam

keberhasilan pengelolaan prasarana dan sarana wilayah. Komponen kelembagaan ini

terdiri dari instansi/badan, person/tenaga kerja dan kelengkapan kerja.

Instansi/badan tersusun dalam struktur organisasi dimana tiap bagian dalam susunan

tersebut diberikan fungsi untuk melaksanakan programnya. Person/tenaga kerja

dinyatakan dalam bentuk jumlah pegawai, profesi, pendidikan dan ketrampilan dari

tenaga kerja yang bersangkutan. Sedangkan kelengkapan kerja adalah berupa sarana

dan fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan investasi program

pembangunan prasaranandan sarana wilayah.

Kelembagaan yang terkait dalam pengelolaan sektor-sektor prasarana dan

sarana dasar di bidang air bersih, persampahan, drainase, air limbah, tata bangunan

dan lingkungan serta pengembangan permukiman antara lain:

a. Bappeda Kabupaten Bangka

b. Dinas PU Kabupaten Bangka

c. Asisten Perekonomian dan pembangunan (Bagian Hukum dan Bagian Administrasi

Pembangunan Setda Kabupaten Bangka )

d. Setda Kabupaten Bangka

e. Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

(2)

VI - 2 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Dalam rangka mewujudkan terlaksananya kegiatan investasi program

pembangunan jangka menengah di Kabupaten Bangka dalam bidang prasarana dan

sarana kecipta-karyaan, maka diperlukan kesamaan dan keseragaman koordinasi,

integrasi, kesamaan visi dalam pembangunan dan keterpaduan dalam pelaksanaan

program-program di masing-masing instansi yang terkait. Dengan demikian akan

tercapai hasil sesuai dengan target yang diharapkan.

1. Bappeda Kabupaten Bangka

Badan yang langsung berada dibawah koordinasi dan tanggung jawab kepala

daerah. Bappeda kabupaten Bangka berdasarkan Peraturan Bupati Bangka Nomor

26 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka, maka tugas dan fungsinya yaitu :

Tugas :

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

perencanaan pembangunan daerah

Fungsi :

 Perumusan kebijakan bidang perencanaan pembangunan, statistik, penelitian,

pengembangan dan penataan ruang;

 Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, statistik,

penelitian, pengembangan dan penataan ruang;

 Pembinaan dan pengendalian perencanaan pembangunan daerah yang meliputi

perencanaan pembangunan ekonomi, pemerintahan, sosial, budaya, sarana,

prasarana wilayah dan lingkungan hidup serta statistik, penelitian dan

pengembangan;

 Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan perencanaan

pembangunan Daerah, statistik, penelitian, pengembangan dan penataan ruang;

dan;

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas pokok

(3)
(4)

VI - 4

Susunan Organisasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bangka

PRASARANA BID SOSIAL DAN

BUDAYA

SUBBID

PENGENDALIAN SUBBID PENELITIAN SUBBID EKONOMI

SUBBID INFRASTRUKTUR

SUBBID SUMBER DAYA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

SUBBID EVALUASI SUBBID STATISTIK SUBBID SUMBER

(5)

Sedangkan Bidang Badan yang berkaitan dengan keciptakaryaan yaitu Bidang

Sarana dan Prasarana yang membawahi Sub Bidang Infrastruktur dan Sub Bidang

Penataan Ruang, Lingkungan Hidup dan Pertanahan, dengan tugas dan fungsi sebagai

berikut :

a. Bidang Sarana dan Prasarana

Tugas :

Melaksanakan perumusan kebijakan dan pelaksanaan penyusunan rencana

pembangunan Daerah di bidang Sarana dan Prasarana.

Fungsi :

- Penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan Daerah dalam

urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi dan

informatika, penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan hidup

dan pertanahan;

- Pengkoordinasian dan pengsinkronisasian perencanaan pembangunan

Daerah dalam urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan,

komunikasi dan informatika, penataan ruang, perencanaan pembangunan,

lingkungan hidup dan pertanahan;

- Pelaksanaan penyusunan perencanaan pembangunan Daerah dalam urusan

pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi dan

informatika, penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan hidup

dan pertanahan;

- Pelaksanaan hubungan kerja di bidang perencanaan pembangunan Daerah

dalam urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi

dan informatika, penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan

hidup dan pertanahan;

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas

dan fungsinya;

- Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Badan tentang

(6)

VI - 6 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

b. Sub Bidang Infrastruktur

Tugas :

- Penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan Daerah dalam

urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi dan

informatika;

- Pengkoordinasian dan pengsinkronisasian pelaksanaan kebijakan

perencanaan pembangunan Daerah dalam urusan pekerjaan umum,

perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi dan informatika;

- Penyusunan rencana pembangunan Daerah dan rencana pendanaannya

dalam urusan pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi

dan informatika;

- Pengkajian kebijakan perencanaan pembangunan Daerah dalam urusan

pekerjaan umum, perumahan rakyat, perhubungan, komunikasi dan

informatika;

- Penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bidang

Infrastruktur;

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sarana dan

Prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya;

- Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sarana dan

Prasarana tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam

bidang tugasnya.

c. Sub Bidang Penataan Ruang, Lingkungan hidup dan Pertanahan

Tugas :

- Penyiapan perumusan kebijakan perencanaan pembangunan Daerah dalam

urusan penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan hidup dan

(7)

- Pengkoordinasian dan pengsinkronisasian pelaksanaan kebijakan

perencanaan pembangunan Daerah dalam urusan penataan ruang,

perencanaan pembangunan, lingkungan hidup dan pertanahan;

- Penyusunan rencana pembangunan Daerah dan rencana pendanaannya

dalam urusan penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan hidup

dan pertanahan;

- Pengkajian kebijakan perencanaan pembangunan Daerah dalam urusan

penataan ruang, perencanaan pembangunan, lingkungan hidup dan

pertanahan;

- Penyusunan rencana kerja pelaksanaan tugas dan fungsi Sub Bidang Penataan

Ruang, Lingkungan Hidup dan Pertanahan;

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sarana dan

Prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya;

- Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang Sarana dan

Prasarana tentang langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam

bidang tugasnya.

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Bangka

Berdasarkan Peraturan Bupati Bangka Nomor 17 Tahun 2015 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten

Bangka Susunan organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan terdiri dari :

a. Kepala Dinas;

b. Sekretaris membawahi :

1. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan;

2. Sub Bagian Keuangan; dan

3. Sub Bagian Umum.

c. Bidang Bina Marga membawahi :

1. Seksi Pembangunan peningkatan Jalan dan Jembatan;

2. Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; dan

(8)

VI - 8 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

d. Bidang Cipta Karya membawahi :

1. Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan;

2. Seksi Sarana dan Prasarana Pemukiman; dan

3. Seksi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang.

e. Bidang Pengairan membawahi :

1. Seksi Pengembangan Pengairan;

2. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Pengairan; dan

3. Seksi Sumber Daya Air.

f. Bidang Perumahan membawahi :

1. Seksi Pengembangan Kawasan Perumahan;

2. Seksi Pembangunan dan Bina Mitra Perumahan; dan

3. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Perumahan.

g. Kelompok jabatan fungsional;dan

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

1. UPTD Pemadam Kebakaran.

2. UPTD Peralatan dan Work Shop.

3. UPTD Kecamatan Sungailiat, Pemali dan Bakam

4. UPTD Kecamatan Belinyu dan Riau Sulip.

5. UPTD. Kecamatan Merawang, Mendo Barat, Puding Besar

(9)

Gambar 6.2

Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Bangka

Lembaga ini dibentuk untuk melaksanakan tugas pembangunan prasarana dan

sarana fisik di wilayah kewenangannnya. Lembaga ini memberikan ijin pendirian

bangunan dan penggunaan bangunan kepada pemakai baik pemerintah, swasta

maupun perorangan.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bangka Nomor 19 Tahun 2015 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten

Bangka, maka tugas dan fungsinya yaitu :

(10)

VI - 10 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Tugas :

Membantu Bupati dalam melaksanakan, membina, mengoordinasikan, merumuskan

dan menetapkan kebijakan dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah di bidang

pekerjaan umum dan perumahan.

Fungsi :

a. perumusan kebijakan perencanaan, pembinaan dan bimbingan serta perizinan di

bidang pekerjaan umum dan perumahan;

b. penyelenggaraan perencanaan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang

bina marga, cipta karya, pengairan, perumahan dan penyehatan lingkungan sesuai

peraturan/ketentuan yang berlaku;

c. penyelenggaraan tata usaha Dinas;

d. penyelenggaraan dan pengevaluasian kegiatan di bidang perencanaan, bina marga,

cipta karya, pengairan serta perumahan dan penyehatan lingkungan untuk

dijadikan sebagai bahan pembuatan laporan;

e. penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, pengelolaan Unit Pelaksana Teknis

(UPTD); dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas di bidang

pekerjaan umum dan perumahan.

Untuk melaksanakan tugas di bidang keciptakaryaan di Dinas Pekerjaan

Umum dan Perumahan Kabupaten Bangka yaitu Bidang Cipta Karya yang

membawahi Seksi Seksi Bangunan Gedung dan Lingkungan, Seksi Sarana dan

Prasarana Pemukiman dan Seksi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, dengan

tugas dan fungsinya sebagai berikut:

a. Bidang Cipta Karya

Tugas :

- melaksanakan penyusun dan pengelolaan proyek-proyek Cipta Karya,

pemberian Rekomendasi/fatwa Izin Mendirikan Bangunan, pengawasan di

bidang Penataan Bangunan dan Ruang Kawasan terbangun, Air Bersih dan

(11)

Fungsi :

- Pengkoordinasian perencanaan kegiatan Bidang Cipta Karya;

- Pengkoordinasian penyiapan petunjuk pelaksanaan Bidang Cipta Karya;

- Penyusunan, penetapan perencanaan ruang dan rencana teknis di Bidang

Cipta Karya;

- Pengelolaan Gedung-gedung Pemerintah dan Rumah Dinas;

- Pembinaan dalam pemberian izin mendirikan mendirikan bangunan dan

pengendalian pelaksanaan pembangunan dibidang Cipta Karya;

- Pengumpulan data dan pelaporan dibidang Cipta Karya;

- Pengevaluasian dan perumusan laporan kegiatan di Bidang Cipta Karya

sebagai pertanggungjawaban kepada atasan;

- Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas

dan fungsinya;

- Pemberian saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

b. Seksi pengembangan Wilayah dan Tata Ruang

Tugas :

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang.

- Menyiapkan bahan perumusan rencana kegiatan Seksi Pengembangan

Wilayah dan Tata Ruang;

- Menyiapkan petunjuk pelaksanaan Seksi Pengembangan Wilayah dan Tata

Ruang;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengawasan, pemantauan dan evaluasi

terhadap pembangunan dibidang Cipta Karya;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan perencanaan dan pengawasan pembangunan

Gedung Negara dan bangunan umum;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengaturan dan pengendalian perizinan

(12)

VI - 12 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

- Menyiapkan bahan pengevaluasian dan perumusan laporan kegiatan Seksi

Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang sebagai pertanggungjawaban kepada

atasan;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

- Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

c. Seksi Permukiman dan Perumahan Tugas :

- Menyiapkan bahan perumusan rencana kegiatan Seksi Pemukiman dan

Perumahan;

- Menyiapkan petunjuk pelaksanaan Seksi Pemukiman dan Perumahan;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pembinaan dan penyuluhan pembangunan

perumahan serta penyehatan lingkungan pemukiman;

- Menyiapkan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap

penyehatan lingkungan pemukiman dan perumahan serta dampak

lingkungan;

- Menyiapkan bahan pengevaluasian dan perumusan laporan kegiatan Seksi

Pemukiman dan Perumahan sebagai pertanggungjawaban kepada atasan;

- Menyelenggarakan, mengatur dan menghimpun data jaringan dan Bangunan

Air Bersih yang sudah dibangun;

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan dan pengawasan pemanfaatan dan

pemeliharaan jaringan Air Bersih serta bangunan-bangunan pelengkapnya;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

- Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang

(13)

d. Seksi Bangunan Gedung Tugas :

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan dan pengelolaan pembangunan fisik

bangunan gedung;

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan pembangunan dan pengembangan

bangunan gedung;

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan pengaturan dan pembinaan

pembangunan beserta prasarana dan fasilitas lingkungan bangunan gedung;

- Menyiapkan bahan penyelenggaraan dan pengawasan prasarana dan Sarana

kawasan terbangun dan sistem manajement konstruksi;

- Menyiapkan bahan pembinaan dan koordinasi di bidang bangunan gedung;

- Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya;

- Memberikan saran-saran dan pertimbangan kepada Kepala Bidang tentang

langkah-langkah dan tindakan yang perlu diambil dalam bidang tugasnya.

3. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka merupakan Badan Otonom

daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun

2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah

Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah Kabupaten Bangka.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bangka Nomor 27 Tahun 2008 tentang Penjabaran

Tugas dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka, bahwa kedudukan

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka adalah unsur pendukung tugas

Bupati dalam urusan lingkungan hidup yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui

(14)

VI - 14 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

Lingkungan Hidup

Dalam menjalankan organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka

sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka terdiri dari :

1. Kepala Badan

2. Sekretaris

3. Kepala Sub Bagian

3.1 Sub bagian Perencanaan dan Pelaporan

3.2 Sub bagian Umum

3.3 Sub bagian Keuangan

4. Kepala Bidang

4.1 Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

- Sub bidang Analisis Dampak Lingkungan

- Sub bidang Pembinaan dan Perizinan

4.2 Bidang Pemantauan dan Pengawasan Lingkungan

- Sub bidang Pemantauan dan Pengawasan Pencemaran Lingkungan

- Sub bidang Pemantauan dan Pengawasan Kerusakan Lingkungan

4.3 Bidang Konservasi Lingkungan

- Sub bidang Reklamasi dan Pemulihan Kualitas Lingkungan

- Sub bidang Konservasi SDA dan Keanekaragaman Hayati

4.4 Bidang Kebersihan dan Pertamanan

- Sub bidang Operasional dan Peran Serta Masyarakat

- Sub bidang Sarana dan Prasarana

5. Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPA Kecamatan Sungailiat

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lingkungan Sungailiat

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Persampahan dan Pertamanan Belinyu

Bagan Susunan Organisasi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka dapat

(15)
(16)

VI - 16 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

4. Bagian Hukum Setda Kabupaten Bangka

Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Bangka Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Bangka.

Berdasarkan Peraturan Bupati Bangka Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangka sebagaimana telah diubah beberapa

kali, dan terakhir dengan Peraturan Bupati Bangka Nomor 4 Tahun 2015 tentang

Penjabaran Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka, Sekretariat

Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun

kebijakan dan mengkoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya

menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan pemerintah daerah;

b. pengoordinasian pelaksanaan tugas Dinas Daerah dan Lembaga Teknis

Daerah;

c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah;

d. pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari :

1. Sekretaris Daerah;

2. Asisten yang terdiri dari 3 (tiga) Asisten:

a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;

b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan;

c. Asisten Administrasi Umum.

3. Bagian yang terdiri dari 12 (dua) belas Bagian yaitu :

a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum;

(17)

c. Bagian Administrasi Kemasyarakatan;

d. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat;

e. Bagian Administrasi Pembangunan;

f. Bagian Administrasi Perekonomian;

g. Bagian Administrasi Sumber Daya Alam;

h. Bagian Telekomunikasi dan Informatika;

i. Bagian Hukum dan Organisasi;

j. Bagian Humas dan Protokol;

k. Bagian Umum;

l. Bagian Keuangan;

Susunan Organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari 3 (tiga) Asisten dan 12 (dua

belas) Bagian serta 36 (tiga puluh enam) Sub Bagian :

a. Asisten terdiri dari :

1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;

2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan;

3. Asisten Administrasi Umum.

b. Bagian terdiri dari :

1. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum;

2. Bagian Administrasi Pertanahan;

3. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan;

4. Bagian Hukum dan HAM;

5. Bagian Administrasi Pembangunan;

6. Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam;

7. Bagian Administrasi Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa;

8. Bagian Humas, PDE dan Santel;

9. Bagian Organisasi;

10. Bagian Rumah Tangga dan Protokol;

11. Bagian Umum dan Perlengkapan;

(18)

VI - 18 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Bagian dari Sekretariat Daerah yang berkaitan langsung dengan urusan

Infrastruktur Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya ini adalah Asisten

Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat serta Asisten Perekonomian dan

pembangunan. Pada Asisten pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat yang

berhubungan langsung dengan Pembangunan Infrastruktur adalah Bagian Hukum

dan Hak Azazi Manusia (HAM), sedangkan pada Asisten Perekonomian dan

Pembangunan khusus Bagian Administrasi Pembangunan dengan penjabaran

sebagai berikut:

1. Asisten Pemerintahan dan kesejahteraan Rakyat

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas

mengoordinasikan, merumuskan sasaran, membina dan mengevaluasi

penyelenggaraan Pemerintahan bidang Pemerintahan Umum (dengan ruang

lingkup meliputi bidang pengawasan, penyelenggaraan otonomi daerah,

dekonsentrasi dan tugas pembantuan, ketentraman dan ketertiban,

perlindungan masyarakat, kependudukan, agraria dan kerjasama),

Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan (dengan ruang lingkup meliputi

bidang pendidikan, kesehatan, sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, agama,

kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olahraga, penanggulangan bencana,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan perempuan dan keluarga

berencana), Hukum dan HAM (dengan ruang lingkup meliputi bidang Hukum,

pengkajian hukum, Dokumentasi Hukum dan HAM).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Asisten

Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi :

a. perumusan sasaran dan pengarah pelaksanaan program dan petunjuk teknis

dibidang pengawasan, tugas pembantuan, ketentraman dan ketertiban dan

perlindungan masyarakat, penanggulangan bencana, kependudukan, agraria,

kerjasama dan perbatasan, pendidikan, kesehatan, sosial, tenaga kerja dan

transmigrasi, pemberdayaan perempuan, keluarga berencana dan agama,

kesatuan bangsa dan politik, pemuda dan olahraga sertapemberdayaan

(19)

b. penyusunan rumusan kebijakan pembinaan hukum dan Pengoordinasian

penyusunan produk hukum Daerah;

c. pengoordinasian Inspektorat, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah

sesuai dengan tugas dan wewenangnya;

d. penyusunan laporan pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

dan fungsinya

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat terdiri dari :

a. Bagian Administrasi Pemerintahan Umum;

b. Bagian Administrasi Pertanahan;

c. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan;dan

d. Bagian Hukum dan HAM.

2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan

Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas mengoordinasikan,

merumuskan sasaran, membina dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemerintahan

bidang Administrasi Pembangunan (dengan ruang lingkup bidang perencanaan

pembangunan, penelitian dan pengembangan, statistik, perhubungan, pekerjaan

umum, budaya dan pariwisata), bidang Sumber Daya Alam dan perekonomian

(dengan ruang lingkup meliputi bidang pertanian, ketahanan pangan dan

pelaksana penyuluhan, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan

energi, lingkungan hidup, ESDM, kelautan dan perikanan, koperasi, Usaha Kecil

dan Menengah (UKM)), penanaman modal, pelayanan perizinan terpadu ,

perindustrian dan perdagangan dan Badan Usaha Daerah), pelayanan pengadaan

Barang dan jasa dan bidang Humas, PDE dan Santel (dengan ruang lingkup

meliputi bidang hubungan masyarakat, telekomunikasi dan informatika).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Asisten

(20)

VI - 20 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

a. perumusan sasaran dan pengarah pelaksanaan program dan petunjuk teknis

dibidang Administrasi Pembangunan (dengan ruang lingkup bidang perencanaan

pembangunan, penelitian dan pengembangan, statistik, perhubungan, pekerjaan

umum, budaya dan pariwisata), bidang Sumber Daya Alam dan perekonomian

(dengan ruang lingkup meliputi bidang ketahanan pangan dan pelaksana

penyuluhan, pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan, pertambangan dan

energi, lingkungan hidup, ESDM, kelautan dan perikanan, koperasi, Usaha Kecil

dan Menengah (UKM)), perindustrian dan perdagangan dan Badan Usaha Daerah,

penanaman modal, pelayanan perizinan terpadu , pelayanan pengadaan Barang

dan jasa , bidang Humas, PDE dan Santel (dengan ruang lingkup di bidang

hubungan masyarakat,telekomunikasi dan informatika);

b. pengarahan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan tugas

dan fungsi masing-masing Organisasi perangkat daerah sesuai dengan lingkup

tugas dan wewenangnya;

c. pengoordinasian Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sesuai dengan tugas

dan wewenangnya;

d. penyusunan laporan pelaksanaan tugas; dan

e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan terdiri dari :

a. Bagian Administrasi Pembangunan;

b. Bagian Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam;

c. Bagian Administrasi Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa; dan

d. Bagian Humas, PDE dan Santel.

Dari ke empat bagian ini yang berkaitan langsung dengan pembangunan infrastruktur

Pekerjaan umum adalah Bagian Administrasi Pembangunan yaitu sebagai berikut:

Bagian Administrasi Pembangunan mempunyai tugas :

a. melaksanakan koordinasi dan kebijakan daerah dalam rangka penyusunan

pedoman dan administrasi program pembangunan, pembinaan, pemantauan

serta evaluasi pelaksanaan urusan perencanaan pembangunan, penelitian dan

(21)

b. melaksanakan hubungan kerja dan kerjasama dengan instansi terkait dalam

pelaksanaan koordinasi dan kebijakan daerah urusan perencanaan pembangunan,

penelitian dan pengembangan, statistik, perhubungan, pekerjaan umum, budaya

dan pariwisata di lingkungan Pemerintah Daerah;

c. melaksanakan koordinasi dan kebijakan daerah dalam rangka pengendalian,

pemantauan, analisa dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan anggaran kegiatan

pembangunan daerah;

d. melaksanakan koordinasi dan pengendalian operasional Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE);

e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan lingkup tugas

dan fungsinya

Asisten Perekonomian dan Pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

melaksanakan koordinasi dengan dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang terdiri

dari :

a. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

b. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan;

c. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

d. Dinas Kelautan dan Perikanan;

e. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

f. Dinas Pertanian dan Peternakan;

g. Dinas Pertambangan dan Energi ;

h. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

i. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

j. Badan Lingkungan Hidup;

k. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM); dan

l. Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.

Untuk lebih jelas gambaran mengenai struktur organisasi kesekretariatan Daerah

(22)

VI - 22

Bag. Admin. Pembangunan Bag. Admin.

Perekonomian dan SDA

Bag. Organisasi Bag. Rumah Tangga dan

Protokol

Bag. Umum dan

Perlengkapan Bag. Keuangan

(23)

5. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka

Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka

berkontribusi khususnya dalam penganggaran dan pengelolaan aset dalam

pembangunan Infrastruktur Keciptakaryaan di Kabupaten Bangka.

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 9 tahun 2015 tentang Penjabaran Tugas

dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Bangka maka tugas dan fungsi dinas tersebut adalah sebagai berikut:

DPPKAD adalah unsur pelaksana teknis Pemerintah di bidang Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

DPPKAD mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

b. penyusunan anggaran pendapatan belanja daerah, pengesahan dokumen

perencanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah;

c. pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah;

d. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas

daerah dan pelaksanaan verifikasi penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank

dan/atau lembaga keuangan lainnya yang telah ditunjuk;

e. pelaksanaan pendataan, penggalian potensi dan pemungutan pendapatan daerah

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan;

f. pelaksanaan penyelengaraan sistem akuntansi, pelaporan keuangan daerah,

penyajian informasi keuangan daerah dan pedoman pengelolaan serta

penghapusan barang milik daerah;

g. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD dan

penetapan Surat Penyediaan Dana serta pembayaran berdasarkan permintaan

pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah;

h. penyimpanan uang daerah, pelaksanaan penempatan dan pengelolaan uang daerah

serta penyelenggaraan tertib administrasi aset daerah;

i. pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah daerah dan

(24)

VI - 24 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang

tugasnya.

Untuk menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 DPPKAD

mempunyai tugas:

a. membantu Bupati dalam menyelenggarakan urusan bidang pendapatan

pengelolaan keuangan Daerah serta melaksanakan tugas pembantuan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundangan;

b. menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah

c. menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

d. melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah di tetapkan dengan

peraturan daerah;

e. melaksanakan fungsi Bendahara Umum Daerah (BUD);

f. menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD;dan

g. melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Kepala

Daerah.

Susunan Organisasi DPPKAD terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat membawahi:

1. Sub Bagian keuangan;

2. Sub Bagian perencanaan dan pelaporan; dan

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Perbendaharaan membawahi :

1. Seksi Perbendaharaan; dan

2. Seksi Penggajian dan Kasda.

d. Bidang Akuntansi dan Pelaporan membawahi:

1. Seksi Akutansi; dan

2. Seksi Pelaporan.

e. Bidang Anggaran membawahi:

1. Seksi Perencanaan APBD;dan

(25)

f. Bidang Aset membawahi:

1. Seksi Administrasi Aset;

2. Seksi Pengamanan Aset; dan

3. Seksi Penilaian Aset.

g. Bidang PBB, BPHTB dan Dana Perimbangan membawahi:

1. Seksi Pendataan dan Penilaian PBB dan BPHTB;

2. Seksi Keberatan PBB dan BPHTB;dan

3. Seksi Penagihan PBB,BPHTB dan Dana Perimbangan

h. Bidang Pendapatan Asli Daerah membawahi:

1. Seksi Pemeriksaan dan Pendataan;

2. Seksi Penetapan dan Penagihan; dan

3. Seksi lain-lain PAD yang sah.

i. Bidang Perencanaan dan Pengendalian Pendapatan membawahi:

1. Seksi Perencanaan Pendapatan; dan

2. Seksi Pengendalian dan Evaluasi Pendapatan.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD).

Untuk lebih jelasnya terkait struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

(26)

VI - 26

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bangka

KEPALA DINAS

SEKRETARIS

SUBBAG PERENCANAAN

DAN PELAPORAN SUBBAG KEUANGAN SUBBAG UMUM

BID PERBENDAHARAAN

BID AKUTANSI DAN

PELAPORAN BID ANGGARAN BID ASET

BID PBB, BPHTB DAN

DAN KAS DAERAH SEKSI PELAPORAN

(27)

6. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bangka

Pembentukan Perusahaan Daerah ini dibentuk melalui Peraturan Daerah

Kabupaten Bangka Nomor 12 Tahun 1991 Tentang Pendirian Perusahaan Daerah Air

Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Bangka.

Susunan Organisasi Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM

Kabupaten Bangka berdasarkan Keputusan Direktur PDAM Tirta Bangka No

800/17/PDAM-TB/2007.

Penggolongan PDAM Tirta Bangka masuk dlam Tipe A dengan jumlah

pelanggan belum sampai 10.000 sambungan langganan. Susunan organisasi PDAM

Tirta Bangka sampai dengan tanggal 13 Desember 2013 adalah sebagai berikut :

a. Badan Pengawas

Berdasarkan Keputusan Bupati Bangka No. 188.45/956/V/2007 tanggal 03

Desember 2007 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas PDAM Tirta Bangka,

susunan Bewan Pengawas terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota

b. Struktur Organisasi PDAM Kabupaten Bangka

Berdasarkan Keputusan Direktur PDAM Kabupaten Bangka

No.800/17/PDAM-TB/2007 tanggal 1 Desember 2007, susunan organisasi PDAM Tirta Bangka

adalah sebagai berikut :

 Direktur

 Bagian Administrasi dan Keuangan

 Sub Bagian Keuangan

 Sub Bagian Umum

 Sub Bagian Langganan

 Bagian Teknik

 Sub Bagian Produksi

 Sub Bagian Distribusi

 Sub Bagian Peralatan Teknik

 Sub Bagian Perencanaan

 Kepala Cabang

(28)

VI - 28 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta

Dharma Kabupaten bangka dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 6.6 STRUKTUR ORGANISASI

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BANGKA Keputusan Direktur PDAM Tirta Bangka No.800/17/PDAM-TB/2007

6

66...111...222... PPPooottteeennnsssiii dddaaannn PPPeeerrrsssoooaaalllaaannn ttteeerrrkkkaaaiiittt dddeeennngggaaannn OOOrrrgggaaannniiisssaaasssiii dddaaannn TTTaaatttaaa L

LLaaakkksssaaannnaaa PPPeeemmmbbbaaannnggguuunnnaaannn IIInnnfffrrraaassstttrrruuukkktttuuurrr BBBiiidddaaannnggg CCCiiippptttaaa KKKaaarrryyyaa a

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat membawahi 5 Direktorat yaitu Direktorat Keterpaduan Infrastruktur

Permukiman, Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Direktorat Penataan

(29)

Bangunan, Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Direktorat

Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. Sehingga dengan demikian

yang akan dibahas selanjutnya adalah sektor-sektor terkait Infrastruktur Bidang Cipat

Karya seperti yang tersebut diatas.

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Isu-isu strategis terkait penyediaan sarana prasarana permukiman di Kabupaten

Bangka adalah sebagai berikut:

 Sarana infrastruktur pada sektor air limbah di Kabupaten Bangka belum terkelola

dengan baik.

 Hanya 85,37% jumlah KK yang memiliki jamban sehat.

 Limbah rumah tangga (grey water) yang dihasilkan sebagian besar yaitu 65,06%

rumah tangga tidak memiliki akses saluran, mengalirkan air limbahnya ke lahan di

luar lingkungan rumah

 Sebagian masyarakat urban yang tinggal disepanjang bantaran sungai mereka lebih

banyak membuang limbah cair rumah tangga mereka ke sungai. hal ini dipicu oleh

adanya permasalahan ekonomi maupun tidak tersedianya lahan yang menimbulkan

kumuh.

 Hanya 3,76% rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah.

 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terus berkurang karena lahan terbatas.

 TPS-TPS belum mampu menjangkau seluruh masyarakat perkotaan dan semakin

berkurangnya daya tampung TPA sementara sampah yang ditampung semakin

lama semakin banyak seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan tingkat

konsumsi masyarakat yang semakin beragam.

 Sistem drainase makro (major drainage systems) banyak rusak, tersumbat /

sedimentasi tinggi diakibatkan oleh penambangan masyarakat (tambang

inkonvensional / TI) terutama pada drainase primer.

 Kurangnya kesadaran masyakat, sehingga masih dijumpai banyak saluran drainase

yang mengalami pendangkalan dan tertimbun sampah serta masih rendahnya

(30)

VI - 30 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan permukiman,

antara lain :

 Belum terlembaganya sistem penyelenggaraan perumahan dan permukiman

 secara umum sistem penyelenggaraan di bidang perumahan dan

permukiman masih belum mantap ditinjau dari sumber daya manusia,

organisasi, tata laksana, dan dukungan prasarana serta sarananya.

 Belum mantapnya pelayanan dan akses terhadap hak atas tanah untuk

perumahan, khususnya bagi kelompok masyarakat miskin dan

berpendapatan rendah. Kapasitas pemerintah daerah juga relatif terbatas

untuk dapat melaksanakan secara efektif penyelenggaraan administrasi

pertanahan yang memadai, yang menjamin kecukupan persediaan lahan,

yang dapat mengembangakan pasar lahan secara efisien dan pemantapan

lahan yang berkelanjutan, yang dapat mengurangi hambatan hukum dan

sosial terhadap akses yang adil dan seimbang kepada lahan, terutama

kepada penduduk yang difabel, perempuan dan kelompok yang rentan, dan

yang mampu memfasilitasi akses kepada lahan dan keamanan status

kepemilikan bagi seluruh kelompok masyarakat.

 Belum efisiennya pasar perumahan. Untuk lebih menjamin pasar

perumahan yang lebih efisien, perlu dihindari intervensi yang mengganggu

penyediaan dan menyebabkan distorsi permintaan akan perumahan, dan

membuat instrumen yang fleksibel untuk regulasi perumahan, termasuk

pasar sewa perumahan dengan mengingat kebutuhan khusus dari

kelompok masyarakat yang rentan.

 Rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak dan

terjangkau

 tingginya kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau masih belum

dapat diimbangi karena terbatasnya kemampuan penyediaan baik oleh

masyarakat, dunia usaha dan pemerintah.

 ketidakmampuan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah untuk

mendapatkan rumah yang layak dan terjangkau serta memenuhi standar

(31)

berkelanjutan). Hal ini disebabkan karena terbatasnya akses terhadap

sumber daya kunci termasuk informasi, terutama yang berkaitan dengan

pertanahan dan pembiayaan perumahan.

 belum tersedianya dana jangka panjang bagi pembiayaan perumahan yang

menyebabkan terjadinya mismatch pendanaan dalam pengadaan

perumahan. Disamping itu, sistem dan mekanisme subsidi perumahan bagi

kelompok masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah masih perlu

dimantapkan. Baik melalui mekanisme pasar formal maupun melalui

mekanisme perumahan yang bertumpu pada keswadayaan masyarakat.

 Menurunnya kualitas lingkungan permukiman

 Secara fungsional, sebagian besar kualitas perumahan dan permukiman

masih terbatas dan belum memenuhi standar pelayanan yang memadai

sesuai skala kawasan yang ditetapkan, baik sebagai kawasan perumahan

maupun sebagai kawasan permukiman yang berkelanjutan. Masih terdapat

kawasan yang tidak dilengkapi dengan berbagai prasarana dan sarana

pendukung, seperti terbatasnya ruang terbuka hijau, lapangan olahraga,

tempat usaha dan perdagangan secara terbatas, fasilitas sosial dan fasilitas

umum, disamping masih adanya keterbatasan di bidang prasarana dasar

perumahan dan permukiman, seperti air bersih, sanitasi dan pengelolaan

limbah.

 Secara visual wujud lingkungan, juga terdapat kecenderungan yang kurang

positif bahwa sebagian kawasan perumahan dan permukiman telah mulai

bergeser menjadi tidak teratur, kurang berjati diri, dan kurang

memperhatikan nilai-nilai kontekstual sesuai sosial budaya setempat serta

nilai-nilai arsitektural yang baik dan benar. Selain itu kawasan yang baru

dibangun juga tidak secara berlanjut dijaga penataannya sehingga secara

potensial dapat menjadi kawasan kumuh yang baru. Perumahan dan

permukiman yang spesifik, unik, tradisional, dan bersejarah juga semakin

rawan keberlanjutannya, padahal merupakan asset budaya bangsa yang

(32)

VI - 32 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi

eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan

yang harus dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target

pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman di

tingkat Kabupaten Bangka meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten Bangka, maupun

Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan

analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Kebijakan pembangunan permukiman Kabupaten Bangka berdasarkan

Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)

yang kemudian diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Di dalam RPJMD Kabupaten Bangka, di amanatkan beberapa kebijakan

pembangunan permukiman Kabupaten Bangka seperti untuk meningkatkan

Pemerataan Pembangunan Infrastruktur dengan cara optimalisasi pembangunan,

rehabilitasi dan pemeliharaan jalan, jembatan , drainase dan irigasi, pembangunan

sarana sanitasi komunal di lingkungan pemukiman yang berbasis masyarakat, serta

optimalisasi pengelolaan sampah.

Sedangkan kebijakan penanganan permukiman kumuh perkotaan Kabupaten

Bangka Dalam UU No.1/2011, bahwa upaya penanganan permukiman kumuh harus

memuat unsur-unsur pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang

diterjemahkan dalam bentuk strategi, program, dan rencana aksi kegiatan sesuai

dengan ketentuan yang diamanatkan dalam Permen PUPR No.2 tahun 2016 tentang

peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Rencana

aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh kota terdiri dari 2 (dua) bagian,

yaitu :

a. Strategi peningkatan kualitas perumahan dan permukiman melalui kegiatan

pemugaran, peremajaan kawasan permukiman kumuh dan/atau pemukiman

(33)

b. Strategi pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya kawasan

permukiman kumuh baru melalui pemberdayaan, pengawasan dan

pengendalian.

Kabupaten Bangka memiliki kebijakan penanganan permukiman kumuh

perkotaan, seperti yang tertuang di dalam RTRW Kabupaten Bangka yaitu

berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni dari 700 unit pada kondisi sekarang,

menjadi kurang dari 50 unit pada tahun 2025, meningkatnya ketersediaan air

bersih untuk masyarakat dari 41,26% pada kondisi sekarang menjadi 70% pada

tahun 2025 serta meningkatnya Indeks Aksesibilitas (panjang jalan/luas wilayah

(km/km2)) dari 0,19 pada kondisi sekarang menjadi 0,30 pada tahun 2025.

Lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Bangka

meliputi sejumlah 5 (lima) lokasi, di 2 (dua) kecamatan, dengan total sebesar 105,42

Ha. Adapun lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Bangka,

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.1

Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh Kabupaten Bangka

No NAMA LOKASI

LINGKUP ADMINISTRATIF

LUAS (Ha)

RT/ RW KELURAHAN/

DESA KECAMATAN

1 Kudai RW 1 dan RW 4 Kudai Sungailiat 3,57

2 Nelayan I Sungailiat Sungailiat 26,32

3 Nelayan II Sungailiat Sungailiat 45,11

4 Kuto Panji RW 5 dan RW 6 Kuto Panji Beliny 2,44

5 Air Jukung RW 3 Air Jukung Belinyu 27,98

Sumber : Surat Keputusan Bupati Bangka nomor 188.45 /325.5/ PU /2014

Kawasan peruntukan permukiman diperuntukan bagi penyediaan hunian dan

sejenisnya. Kawasan ini dibedakan atas kawasan permukiman perdesaan dan kawasan

permukiman perkotaan.

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan disesuaikan

(34)

VI - 34 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

pertambahan permintaan akan kawasan permukiman ke depan meningkat dari luas

kawasan permukiman saat ini. Rencana pengembangan kawasan permukiman seluas

kurang lebih 14.802 hektar yang terdiri atas peruntukan pengembangan permukiman

kawasan perkotaan dan untuk pengembangan permukiman kawasan perdesaan.

Pengembangan pemukiman penduduk dan penataan ruang kota dilakukan

melalui penataan pemukiman yang sudah ada dan pengembangan kota serta

desa-desa yang menjadi pusat pelayanan dengan peningkatan penyediaan sarana dan

prasarana baik utama maupun penunjang. Pembangunan perumahan beserta

sarana dan prasarana pendukungnya diarahkan pada upaya fasilitasi pemenuhan

kebutuhan perumahan masyarakat secara mandiri, memadai, layak huni dan

terjangkau daya beli masyarakat. Pembangunan perumahan tersebut diharapkan

mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja bagi

masyarakat lokal, serta dalam upaya menciptakan pemerataan dan penyebaran

pembangunan dengan memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup

Adapun arahan kawasan permukiman perkotaan diarahkan pada

wilayah-wilayah yang secara eksisitng sudah menjadi permukiman (permukiman swadaya)

secara linear mengikuti perkembangan jaringan jalan dan tidak mengarah pada

wilayah sempadan pantai dan tidak mengekspansi hutan lindung. Rencana

pembangunan permukiman perkotaan di Kabupaten Bangka, diarahkan pada

Kecamatan Sungailiat, Pemali, Mendo Barat, Merawang dan Belinyu.

Pengembangan kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Bangka

diarahkan pada kawasan-kawasan yang sudah ada atau sudah terbangun dan pada

kawasan baru yang tumbuh secara linier dengan tetap memperhatikan keseimbangan

kawasan peruntukan lainnya seperti sawah dan kawasan lindung.

Rencana kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Bangka meliputi

lingkungan perdesaan diseluruh wilayah Kecamatan. Perluasan areal permukiman

tetap diperbolehkan dengan tetap memperhatikan kelestarian kawasan pertanian yang

merupakan peruntukan dominan di perdesaan.

Untuk mencapai target pengembangan permukiman sesuai arah kebijakan dan

(35)

Manusia yang kompeten. Dengan kondisi saat ini baik SDM maupun kemampuan

kelembagaan belum optimal untuk dapat melaksanakan pengembangan permukiman

yang berkelanjutan dan terpadu.

Selain itu diperlukan pendanaan yang sangat besar dan dukungan dari seluruh

sumber anggaran baik APBD, APBN, CSR mapun masyarakat agar pengembangan

permukiman secara terpadu dapat direalisasikan.

PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan bahwa Direktorat

Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai tugasmelaksanakan sebagian tugas

pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan

kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi

di bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan pengelolaan

gedung dan rumah negara.

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat Penataan

Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan penataan

bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah negara;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan pengelolaan

bangunan gedung dan rumah negara termasuk fasilitasi bangunan gedung

istana kepresidenan;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi penyelenggaraan penataan

bangunan dan lingkungan dan pengembangan keswadayaan masyarakat dalam

penataan lingkungan;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi kawasan dan

bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau, serta penanggulangan

bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan

kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan; dan

(36)

VI - 36 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan pada

sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan

penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dan kegiatan pemberdayaan

komunitas dalam penanggulangan kemiskinan seperti ditunjukkan pada Gambar 6.2.

Gambar 6.7 Lingkup Tugas PBL

Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik

sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

 Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

 Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

 Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan pemukiman

kumuh dan nelayan;

 Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan pemukiman

(37)

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

 Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan bangunan dan

lingkungan;

 Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan gedung;

 Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan arsitektur;

 Pelatihan teknis.

c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

 Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;

 Paket dan Replikasi.

Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program direktorat PBL

adalah dengan jumlah kelurahan/desa yang telah mendapatkan fasilitasi berupa

peningkatan kualitas infrastruktur permukiman perdesaan/kumuh/nelayan

melalui program P2KP/PNPM adalah sejumlah 10.925 kelurahan/desa. Untuk

jumlah Kabupaten/Kota yang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga

tahun 2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah

tersusun berupa Peraturan Bupati/Walikota adalah sebanyak 2 Kabupaten/Kota, 9

Kabupaten/Kota dengan perjanjian bersama, dan 32 Kabupaten/Kota dengan

kesepakatan bersama.

Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping kegiatan non-fisik

dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun 2013 juga telah melakukan

peningkatan prasarana lingkungan permukiman di 1.240 kawasan serta

penyelenggaraan bangunan gedung dan fasilitasnya di 377 kabupaten/kota. Dalam

RPIJM bidang Cipta Karya pencapaian di Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai

dasar dalam perencanaan.

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi

(38)

VI - 38 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

 Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL

untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan

infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

 Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan

ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage;

 Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan

permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran

daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan

SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

 Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif

dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

 Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar,

sedang, kecil di seluruh Indonesia;

 Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan,

kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan

Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan

kurang mendapat perhatian;

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta

rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan

keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan

efisien;

(39)

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

 Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka,

sarana olah raga.

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

 Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan

penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;

 Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan

peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

 Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan

gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh Kab/Kota, hendaknya

mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor PBL yang dinyatakan pada Permen

PU No. 8 Tahun 2010, seperti yang telah dijelaskan pada Sub bab 6.2.1.

Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat PBL meliputi:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK),

pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan

bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang

Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)

RTBL berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan didefinisikan sebagai panduan rancang

bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan

pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi

pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

(40)

VI - 40 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

Program Bangunan dan Lingkungan;

Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

Rencana Investasi;

Ketentuan Pengendalian Rencana;

Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RISPK atau Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran seperti yang dinyatakan

dalam Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan adalah sistem yang terdiri

atas peralatan, kelengkapan dan sarana, baik yang terpasang maupun terbangun

pada bangunan yang digunakan baik untuk tujuan sistem proteksi aktif, sistem

proteksi pasif maupun cara-cara pengelolaan dalam rangka melindungi

bangunan dan lingkungannya terhadap bahaya kebakaran.

Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan

lingkungan meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,

serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran sistem proteksi

kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.

RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan Rencana Sistem

Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk kurun waktu 10 tahun.

RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan kebakaran yang terdiri dari

kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya kebakaran pada kota, lingkungan

bangunan dan bangunan gedung, serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran

kepada masyarakat dan kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan

(41)

RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yang terdiri

dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta penyelamatan jiwa dan harta

benda.

Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan

Permukiman Tradisional adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;

2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspek

manusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;

3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting untuk

menjamin kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi

masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis

dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen PU No.14

tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait dengan SPM

Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang

salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di

perkotaan.

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi:

1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi

persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan,

kenyamanan dan kemudahan);

2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah

Negara;

(42)

VI - 42 R

RReeennncccaaannnaaaPPPrrrooogggrrraaammmIIInnnvvveeessstttaaasssiiiJJJaaannngggkkkaaaMMMeeennneeennngggaaahhh(((RRRPPPIIIJJJMMM))) K

KKaaabbbuuupppaaattteeennnBBBaaannngggkkkaaa

Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung dan rumah

negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga pendata HSBGN, sehingga

perlu dilakukan pendataan kegiatan pembinaan teknis penataan bangunan gedung.

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan

kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan P2KP

(Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). P2KP merupakan program

pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui

pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk

Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.

PERSAMPAHAN

Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola dibedakan menjadi 3 jenis

berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu:

a) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah

tangga (tidak termasuk tinja);

b) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial,

kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;

c) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran

bangunan, sampah yang tidak dapat diolah secara teknologi, dan sampah yang

timbul secara periodik. Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara

khusus. Apabila belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat

penampungan khusus di TPA secara aman sesuai peraturan perundangan.

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan

dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi,

pengolahan dan pemrosesan akhir sampah dengan mempertimbangkan faktor

kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor lingkungan

lainnya.

(43)

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan sampah

perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan bertambahnya penduduk,

pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi

peningkatan laju timbulan sampah.

b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan. Rendahnya kualitas

pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu berbagai protes

masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah mengakibatkan

masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah sembarangan

atau membakar sampah di tempat terbuka.

c. Keterbatasan Lahan TPA. Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah

terutama di kota-kota besar dan kota metropolitan. Fenomena keterbatasan

lahan TPA memunculkan kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun banyak

terkendala dengan banyak faktor kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Kabupaten Bangka adalah:

(1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi, jumlah

sampah per kapita meningkat);

(2) Belum optimalnya manajemen persampahan:

a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai dengan monitoring

dan evaluasi);

b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan persampahan

(kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);

(3) Belum memadainya penanganan sampah

1. Kemampuan Kelembagaan

Permasalahan utama yang sedang dihadapi Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bangka :

1) Struktur organisasi Badan Lingkungan Hidup yang menggabungkan 2

Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu SPM bidang Lingkungan Hidup dan

SPM bidang Pekerjaan Umum (Persampahan dan Pertamanan) yang

berpengaruh terhadap ketidakseimbangan sasaran pencapaian SPM Bidang

Gambar

Gambar 6.1 Susunan Organisasi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Gambar 6.2 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan
Gambar 6.3 Struktur Organisasi Badan Lingkungan Hidup
Gambar 6.4 Struktur Organisasi Sekretariat Daerah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ini berkaitan dengan viabilitas embrio dan efektifitas dalam penentuan jenis kelamin embrio(sexing embrio)., maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang terkomputerisasi untuk memudahkan proses administrasi pada sekolah tersebut.. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut,

Penerapan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai pelaksanaan langkah- langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan memperhatikan

- Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat membantu Pemerintah dalam mengetahui praktik pembagian harta bersama akibat pembatalan perkawinan karena adanya pemalsuan

Dalam tuntutan akhirnya, Jaksa Penuntut Umum meminta kepada pengadilan untuk menghukum terdakwa dengan hukuman penjara selama 6 bulan dan ditangguhkan selama 1 tahun karena

Adapun perubahan indeks harga konsumen (IHK) masing-masing kelompok pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: kelompok bahan makanan -4,95 persen; kelompok makanan

Dengan adanya perancangan sistem informasi pengadaan barang dan jasa bidang konstruksi yang dioperasikan secara optimal, diharapkan proses Pengadaan Barang/Jasa

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Klinik Musik hanya membuat laporan laba rugi dan analisis penyajian laporan keuangan Klinik Musik belum sesuai dengan apa