• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 4-1 Peta Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 4-1 Peta Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

Profil Kabupaten Kutai Kartanegara

4.1

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Kabupaten Kutai Kartanegara termasuk dalam wilayah administrasi Propinsi Kalimantan Timur. Sedangkan letak secara geografisnya kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115o26'28" BT - 117o36'43"BT dan 1o28'21" LU - 1o08'06" LS. Batas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara adalah:

 Sebelah Utara : Kabupaten Malinau.

 Sebelah Timur : Kabupaten Kutai Timur dan Selat Makasar.

 Sebelah Selatan : Kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kota Balikpapan.  Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Barat.

Luas wilayah daratan Kabupaten Kutai Kartanegara sekitar 27.263.10 km² atau 2.726.310 Ha (12,89 % dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur) sedangkan untuk luas wilayah perairannya 4.097 km². Dengan adanya perkembangan dan pemekaran wilayah, Kabupaten Kutai Kartanegara dibagi menjadi 18 kecamatan. Sedangkan dari lingkup desa, Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari 220 desa/kelurahan. Kecamatan di wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara antara lain:

01. Samboja 02. Muara Jawa 03. Sanga-sanga 04. Anggana 05. Muara Badak 06. Marang Kayu

07.Tenggarong Seberang 08.Loa Janan

09.Loa Kulu 10.Tenggarong 11.Sebulu 12.Muara Kaman

13. Kota Bangun 14. Muara Muntai 15. Muara Wis 16. Kenohan

17. Kembang Janggut 18. Tabang

(2)

Gambar 4-1

(3)

4.2

Kondisi Fisik Wilayah

4.2.1

Jenis Tanah

Jenis-jenis tanah yang terdapat di daerah ini menurut Soil Taxonomi USDA termasuk kedalam golongan Ultisol, Entisol, Histosol, Inceptisol dan Mollisol, sedangkan menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor terdiri dari jenis tanah Podsolik, Alluvial, Andosol dan Renzina. Mayoritas jenis tanah yang ada adalah tanah podsolik merah kuning, dan tanah organosol glei humus. Tanah organosol glei humus terbentuk dari tanaman dan bahan organik yang tertimbun kemudian tergenang oleh air sungai. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah cekungan di sekitar Sungai Mahakam yang tergenang air, yaitu di Kecamatan Muara Muntai, Kota Bangun, Kenohan, Kembang Janggut, Muara Kaman, Sebulu, Tenggarong dan Loa Kulu.

Jenis tanah alluvial banyak terdapat di pesisir pantai dan delta Sungai Mahakam, yaitu tersebar di Kecamatan Samboja, Muara Jawa, Sanga-sanga, Anggana, dan Muara Badak. Tanah podsolik merah kuning di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mencapai 723.933 Ha atau 27,72 % dari luas total wilayah kabupaten. Podsolik merah kuning terbentuk dari batuan beku dan endapan pada daerah bukit dengan pegunungan lipatan. Komplek podsolik merah kuning, latosol dan litosol kuning terbentuk dari batuan beku, endapan, dan metamorf pada daerah pegunungan patahan, yang luasnya mencapai 825.628 Ha atau 31,61 % dari luas total wilayah kabupaten.

4.2.2

Fisiografi

Kondisi fisiografi Kabupaten Kutai Kartanegara sangat bervariasi dan dapat dikelompokkan menjadi sepuluh (10) satuan fisiografi, yakni: (1) Daerah Endapan Pasir Pantai (Sediment); (2) Daerah Rawa Pasang Surut (Tidal Swamp); (3) Daerah Dataran Alluvial (Alluvial Plain); (4) Daerah Jalur Kelokan Sungai (Meander Belt); (5) Daerah Rawa (Swamp); (6) Daerah Lembah Aluvial

(Alluvial Valley); (7) Daerah Teras (Terrain); (8) Daerah Dataran (Plain); (9) Daerah perbukitan

(Hill); dan (10) Daerah Pegunungan (Mountain).

4.3

Gambaran Demografi

4.3.1

Jumlah Penduduk

(4)

Gambar 4-2

Grafik Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 - 2010

Pertambahan jumlah penduduk ini tidak linier di setiap kecamatan, karena ada beberapa kecamatan yang mana jumlah penduduknya bertambah banyak sedangkan di kecamatan lain jumlah penduduknya justru berkurang.

Tabel 4-1

Jumlah Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 - 2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2004 2005 2006 2007 2008 2010

1. Anggana 25.411 27.289 27.607 28.696 28.756 32.725 2. Kembang Janggut 19.608 20.563 20.451 21.033 21.728 23.839 3. Kenohan 11.178 11.717 11.884 11.692 11.893 9.847 4. Kota Bangun 26.096 27.850 28.001 28.745 29.240 31.280 5. Loa Janan 45.800 51.648 51.209 49.757 50.879 55.859 6. Loa Kulu 32.458 37.381 38.745 38.374 38.201 39.836 7. Marang Kayu 22.038 21.630 22.117 23.836 25.637 23.511 8. Muara Badak 33.136 34.437 36.190 36.527 37.583 39.823 9. Muara Jawa 22.592 24.077 24.519 27.209 28.359 33.835 10. Muara Kaman 30.566 31.972 32.043 32.841 34.282 33.968 11. Muara Muntai 15.264 15.291 17.674 16.976 17.587 17.222 12. Muara Wis 7.877 8.185 8.396 8.482 8.549 8.506 13. Samboja 40.297 41.314 44.170 44.184 51.336 54.466 14. Sanga-sanga 12.739 13.852 14.667 15.239 15.016 17.611 15. Sebulu 31.804 33.819 33.797 33.930 36.886 36.500 16. Tabang 9.384 9.817 10.100 10.655 13.462 9.651 17. Tenggarong 68.514 67.639 71.270 72.458 78.371 95.508 18. Tenggarong Seberang 48.947 48.715 49.393 49.393 52.583 60.225

(5)

Penduduk Kutai Kartanegara dari tahun ke tahun mencatat kenaikan yang cukup berarti. Jumlah Penduduk pada tahun 2006 sebesar 542.233 jiwa, meningkat menjadi 550.027 jiwa pada tahun 2007. Berarti dalam periode tersebut penduduk Kutai Kartanegara telah bertambah lebih dari tujuh ribu orang setiap tahunnya. Pada tahun 2007 sebagian besar penduduk Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Tenggarong (13,17 %), yang merupakan ibukota Kabupaten di Kutai Kartanegara. Selebihnya berada di Kecamatan Loa Janan (9,05 %), Kecamatan Tenggarong Seberang (8,98 %), Kecamatan Samboja (8,03 %), Kecamatan Loa Kulu (6,98 %), dan tersebar di kecamatan lain kurang dari 6 persen. Pola persebaran penduduk seperti ini sejak tahun 1990 tidak banyak berubah.

Pertumbuhan penduduk Kutai Kartanegara sebenarnya tidak merata sepanjang tahun. Sebagai contoh, pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 2,85 persen dan pada tahun 2007 sebesar 1,44 persen.

4.3.2

Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk akan selalu mengikuti perkembangan jumlah penduduk, karena nilainya antara jumlah penduduk dan luas wilayah. Nilai kepadatan penduduk berbanding terbalik dengan angka daya dukung lingkungannya, karena semakin padat penduduk maka angka daya dukung lingkungannya akan semakin rendah. Pada tahun 2008 Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan masing-masing adalah sebesar 197 jiwa/Km² dan 120 jiwa/Km². Sedangkan pada tahun 2010 kepadatan penduduk tertinggi tetap di Kecamatan Tenggarong 240 jiwa/Km² dan Kecamatan Tenggarong Seberang 138 jiwa/Km².

Pola persebaran penduduk Kutai Kartanegara menurut luas wilayah sangat timpang, sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat kepadatan penduduk antar kecamatan yang mencolok. Wilayah kecamatan Tabang dengan luas 28,48 persen dari wilayah Kutai Kartanegara dihuni oleh sekitar 1,94 persen dari total penduduk Kutai Kartanegara. Sedangkan sekitar 13,17 persen menetap di daerah Kecamatan Tenggarong dengan luas 1,46 persen dari wilayah Kutai Kartanegara seluruhnya. Akibatnya kepadatan penduduk di kecamatan Tabang hanya berkisar 1,37 jiwa/Km² Sedangkan kepadatan penduduk di Kecamatan Tenggarong adalah 182,01 jiwa/Km².

Tabel 4-2

Kepadatan Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 - 2010

(6)

No Kecamatan Luas Wilayah

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka Tahun 2005-2010

Ketidakmerataan penyebaran kepadatan penduduk terlihat dari perbedaan angka kepadatan penduduk yang cukup mencolok, karena pada Kecamatan Tebang hanya 1 jiwa/Km². Kesenjangan kepadatan penduduk tersebut disebabkan karena perbedaan kondisi geografis dari masing-masing wilayah. Selain itu, perbedaan perkembangan wilayah juga akan sangat memengaruhi. Misalkan saja Kecamatan Tenggarong yang telah berkembang dan memiliki fasilitas pelayanan yang lengkap, tentu saja orang akan lebih memilih tinggal di kecamatan ini daripada di kecamatan yang sulit untuk mengakses fasilitas pelayanan.

4.3.3

Struktur Penduduk

Struktur penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara, apabila dilihat dari angka angkatan kerjanya maka dapat diketahui angka penduduk produktifnya, yang menunjukkan sumbedaya manusia yang ada.

Pada tahun 2008 memiliki penduduk angkatan kerja yang bekerja sebanyak 390.223 orang dan pada tahun 2010 penduduk angkatan kerja yang sudah bekerja mengalami peningkatan menjadi 399.723 orang. Hal ini memperlihatkan kondisi dimana angka penduduk yang berusia diatas 15 tahun semakin meningkat. Pada tahun 2010 angka angkatan kerja mencapai angka 65,96 % dengan 58,46 % telah bekerja dan sisanya sedang mencari pekerjaan. Sedangkan penduduk yang bukan angkatan kerja banyaknya 136.055 orang atau 34,04 %, sejumlah 25.023 jiwa sedang bersekolah, dan 23,04 % atau sejumlah 92.110 jiwa adalah penduduk yang mengurus rumah tangga.

Tabel 4-3

Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia 1 Tahun Ke Atas Berdasarkan Kegiatan Utama Kutai Kartanegara Tahun 2004 - 2010

Jenis Kegiatan 2008 2010

Orang % Orang %

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, Tahun 2010

(7)

Tabel 4-4

Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, Tahun 2010

Gambar 4-3

Diagram Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

(Sumber: Analisis Data Tahun 2011)

4.3.4

Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kutai Kartanegara masih lebih banyak dibanding perempuan. Ini terlihat dari rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100. Sedangkan penduduk dilihat dari struktur umurnya didominasi kelompok umur 0-4 tahun dan selalu bertambah setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari tabel berikut.

Tabel 4-5

Penduduk Menurut jenis Kelamin Tahun 2003 - 2008

Tahun/ Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/

(8)

Tahun/ Laki-laki/ Perempuan/ Jumlah/

Year Male Female Total

2008 295.120 266.679 561.798

Sumber : Kab. Kukar dalam Angka, 2008

Gambar 4-4

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin 2006 -2007

Tabel 4-6

Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2003 - 2008

Kelompok Umur

Sumber: Kab. Kukar dalam Angka, 2008

4.3.5 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/Tingkat Kesejahteraan

4.3.5.1 Mata Pencaharian (Aspek ketenagakerjaan)

(9)

Tabel 4-7

Penduduk Usia 1 Th Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan usaha dan Jenis Kelamin

Lapangan Usaha Laki-Laki Perempuan Total %

[1] [2] [3] [4] [5] 1. Pertanian 63.334 17.603 80.937 44,4 2. Pertambangan & Penggalian 13.716 580 14.296 7,9 3. Industri 8.943 4.955 13.898 7,5

Sumber: RPJMD Kab. Kukar, 2005-2010

4.3.5.2 Angkatan Kerja

Untuk mengukur kondisi penduduk yang berkaitan dengan ketenagakerjaan dapat menggunakan Indeks Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja atau (TPAK) yang dapat diukur dari rasio antara angkatan kerja dengan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan data Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka Tahun 2010, jumlah angkatan kerja pada tahun 2008 ada 253.751 jiwa yang terdiri dari 177.411 jiwa laki- laki dan 76.340 jiwa perempuan, sedangkan pada tahun 2009 bertambah menjadi 263.668 jiwa, 184.993 jiwa laki-laki dan 78.675 jiwa perempuan. angka TPAK di Kabupaten Kutai Kartanegara mengalami peningkatan dari tahun 2008 ke tahun 2009, dari angka 85,37% menjadi 86,87%. Peningkatan angka TPAK ini seiring dengan terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk.

Tabel 4-8

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008 - 2009

Jenis Kelamin 2008 2009

AK TPAK (%) AK TPAK (%)

Laki-laki 177.411 85,37 184.993 86,87 Perempuan 76.340 41,85 78.675 42,12 Jumlah 253.751 65,03 263.668 65,96

Sumber: Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka, Tahun 2010

Keterangan:

AK = Angkatan Kerja, UK = Usia Kerja,

TPAK = Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

4.3.5.3 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Pengangguran Terbuka dapat dihitung dengan membuat perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja pada tahun 2008 adalah 253.751 orang, diantaranya yang mencari pekerjaan ada sekitar 24.930 orang, dengan demikian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2008 adalah 9,82 persen. Jadi dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja 9-10 diantaranya adalah pencari kerja (pengangguran). Angka TPT tahun 2009 meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya 2008, pada tahun 2009 angka TPT menjadi 11,38 atau dari 100 penduduk yang termasuk angkatan kerja 11- 12 diantaranya adalah pencari kerja (pengangguran).

4.3.6 Tingkat Kesejahteraan (Kemiskinan)

(10)

meningkat menjadi 75.404 orang. Dan mengalami penurunan lagi di tahun 2005. Tingkat kesejahteraan yang sudah teridentifikasi di kawasan Kabupaten Kutai Kartanegara berada di Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Loa Janan dan Kecamatan Tenggarong dengan jumlah keluarga miskin keseluruhan yang diketahui sekitar 2.460 keluarga. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4-9

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara

Tahun Jumlah Penduduk Persentase (%) Miskin dari Jumlah Penduduk

2001 85.400 19,75 % 2002 75.400 16,39 % 2003 72.900 14,96 % 2004 75.404 13,94 % 2005 70.385 12,84 %

Sumber : RPJMD Kab. Kukar, 2005-2010

Tabel 4-10

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kesejahteraan

No Kecamatan Desa/Kelurahan

Jumlah keluarga miskin

Jumlah penduduk/jiwa dalam keluaga Pra-Sejahtera, Pemegang Kartu Sehat & Surat

Miskin

Sumber: PJM PRONAMGKIS, 2007

4.4

Gambaran Topografi

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki wilayah yang berupa perairan dan daratan. Wilayah sebelah timur berupa pantai dan mempunyai ketinggian dari 0 – 7 meter dari permukaan air laut (dpal). Daerah ini merupakan daerah pasang surut yang selalu tergenang dan memiliki sifat asam. Luas wilayah yang berupa pantai sebesar 22,87% dari total luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara di dominasi oleh wilayah yang bergelombang dan berbukit dengan kemiringan lereng dari landai hingga curam. Daerah yang memiliki topografi datar sampai landai dengan ketinggian antara 7 - 25 meter dari permukaan air laut (dpal), dengan karakteristik fisik kandungan air tanah cukup baik, kadang tergenang, dan sistem pengairan baik sehingga cocok untuk pertanian lahan basah.

(11)

terdapat hampir di seluruh Kecamatan, yaitu ada sekitar 10 gunung. Gunung yang paling tinggi di Kutai Kartanegara yaitu Gunung Lengkup dengan ketinggian 485 meter yang terletak di Kecamatan Loa Kulu. Sedang untuk danau yang berjumlah sekitar 16 buah. danau yang paling luas yaitu Danau Semayang dengan luas 13 000 hektar.

Tabel 4-11

Topografi Wilayah Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara

Kecamatan Lembah/ DAS

Lereng/ Punggung

Bukit Dataran Jumlah

[1] [2] [3] [4] [5] 1 Semboja - 12 1 13 2 Muara Jawa 2 - - 2 3 Sanga sanga 1 - 2 3 4 Loa Janan 2 1 5 8 5 Loa Kulu - - 12 12 6 Muara Muntai 9 - 4 13 7 Muara Wis 7 - - 7 8 Kota Bangun 9 9 2 20 9 Tenggarong 2 2 9 13

10 Sebulu 4 7 2 13

11 Tenggarong Seberang 10 3 5 18

12 Anggana 4 - 1 5

13 Muara Badak - 1 7 8 14 Marang Kayu - 5 2 7 15 Muara Kaman 15 2 2 19

16 Kenohan 7 - 1 8

17 Kembang Janggut 11 - - 11 18 Tabang 19 - - 19

Jumlah 102 42 55 199

(12)

Gambar 4-5

Peta Topografi Kabupaten Kutai Kartanegara

(13)

4.5

Gambaran Klimatologi

Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografisnya yaitu iklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26° C, dimana perbedaan antara suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5° - 7° C. Jumlah curah hujan wilayah ini berkisar 2.000 - 4.000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 130 - 150 hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 - 2.000 mm/tahun tersebar di wilayah pantai, dan semakin meningkat ke wilayah pedalaman atau ke arah barat. Curah hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dibagi ke dalam 6 (enam) klasifikasi curah hujan, dengan penyebarannya sebagai berikut.

Tabel 4-12

Luas Dan Penyebaran Daerah Curah Hujan di Kabupaten Kutai Kartanegara

No Klasifikasi Curah Anggana, Loa Janan, Loa Kulu, Tenggarong, Sebulu, Muara Kaman

1.403,35 5,15 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering

5 3500-4400 mm/thn

Sebagian wilayah Kec. Tabang (membujur dari selatan ke utara)

1.487,66 4,46 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering

6 <4400 mm/thn Pada ujung barat wilayah Kec. Tabang

3.136,84 11,51 Tidak terdapat bulan lembab dan bulan kering

(14)

Gambar 4-6

Peta Curah Huan Kabupaten Kutai Kartanegara

(15)

4.6

Kondisi Sosial dan Perekonomian

Pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Kutai Kartanegara beberapa tahun ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dan memberikan dampak positif terhadap berbagai aktifitas pembangunan khususnya dibidang ekonomi, hal ini dapat dilihat dari perkembangan PDRB baik harga konstan maupun harga berlaku terus mengalami peningkatan. Kondisi perekonomian di Kabupaten Kutai Kartanegara akan dijabarkan melalui sektor-sektor yang mengacu pada PDRB, sehingga identifikasi perekonomian berdasarkan sektor akan mengarah pada potensi strategis perekonomian yang akan menjadi unggulan sektoral. Malalui gambaran kondisi perekonomian dapat diketahui kontribusi masing-masing sektoral terhadap perekonomian daerah maupun pertumbuhan ekonomi Propinsi Kalimantan Timur.

Gambaran perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara diperlukan dalam mengidentifikasi sektor strategis yang memiliki keunggulan dan siap untuk dikembangkan. Sektor-sektor penting yang berkontribusi dalam perekonomian wilayah dilihat dari potensi, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja akan dijabarkan berdasarkan wilayah maupun sektoral.

4.6.1 Profil Sosial dan Budaya

Kondisi sosial budaya Kabupaten Kutai Kartanegara sangat beragam dikarenakan penduduknya yang heterogen dengan berbagai suku yang masing-masing masih mempunyai kebiasaan atau adat yang masih melekat. Disamping itu pola penghidupan khususnya masyarakat pedalaman sangat khas baik cara bermasyarakat maupun cara bercocok tanam yang masih mengikuti cara nenek moyang yaitu berpindah-pindah. Disatu pihak berbagai ragam kegiatan penduduk yang mempunyai ciri tersendiri tersebut merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan sebagai aset budaya untuk dijadikan suatu atraksi atau tontonan yang menarik bagi masyarakat maupun pengunjung.

Kebiasaan penduduk pedalaman dan merupakan pemandangan khas adalah pemukiman yang cenderung berada di antara hutan dan tepian sungai. Suatu kondisi sungai yang telah menyatu dengan alam (hutan maupun sungai). Karena itu pola tanamnya masih tradisional atau berpindah dari satu lahan ke lahan yang lain dengan rentan waktu yang cukup lama antara 5 – 10 tahun, dengan maksud lahan yang ditinggalkan telah subur kembali. Budaya Kutai sangat terkenal di mancanegara terutama seni tradisionalnya baik berupa tari-tarian, rumah adat (lamin) maupun kerajinan tangan berupa patung kayu. Lamin merupakan rumah panjang berbentuk panggung dengan panjang 100 – 150 m yang mempunyai fungsi tempat tinggal dan dapat digunakan untuk upacara adat penyambutan tamu, ritual, kesenian dan juga penginapan bagi para pengunjung.

Disamping aspek budaya, pengembangan berbagai bidang di wilayah Kab.Kutai Kartanegara di tahun 2007 mengalami peningkatan seperti pendidikan dan kesehatan. Namun peningkatan ini juga diikuti dengan naiknya angka kriminalitas.

4.6.1.1 Pendidikan

(16)

Banyaknya sekolah dari tingkat SD hingga SMU/SMK sejak tahun pembelajaran 2005/2006 hingga 2006/2007 tercatat adanya peningkatan. Secara umum sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta yang berada di bawah Diknas jumlahnya jauh lebih besar bila dibandingkan dengan yang di luar Diknas. Pada tahun 2006/2007 dari SD hingga SMU dan SMK baik negeri maupun swasta tercatat jumlah sekolah sebanyak 621 sekolah, yang terdiri atas 445 untuk tingkat SD, 103 untuk tingkat SLTP, dan 73 untuk tingkat SMU/SMK umum dan kejuruan. Dibanding dengan tahun sebelumnya, jumlah sekolah yang berada dibawah Diknas naik sebanyak 7,44 persen.

Perbandingan atau rasio antara guru dan murid akan menggambarkan beban yang harus dihadapi seorang guru dalam mengajar. Tenaga pengajar di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk semua jenjang pendidikan sudah memadai walaupun pada tingkat SD mencatat beban guru relatif lebih berat dibanding jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan semakin tinggi jenjang pendidikan, membutuhkan tenaga pengajar yang menguasai bidang/ilmu pengetahuan yang diajarkan. Rasio murid Guru pada sekolah Dasar (SD) di bawah Diknas dalam periode 2006/2007 sekitar 15, artinya seorang guru dalam mengajar harus menghadapi 15 orang murid. Sedangkan beban yang harus dihadapi oleh seorang guru SLTP dan SMU/SMK hanya sekitar 12-14 orang murid.

Gambar 4-7

Rasio Murid Terhadap Guru di Sekolah Negeri Tahun 2006 - 2007

Sumber : Kab. Kukar dalam Angka, 2008

Untuk mengetahui tingkat kualitas kondisi penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara yang terus meningkat tiap tahunnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4-13

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kutai Kartanegara

KOMPONEN

Component 2002 2006 2007

[1] [2] [3] [4] 1. Angka Harapan Hidup (tahun) 66,2 67,5 67,8

0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

(17)

KOMPONEN

Component 2002 2006 2007

2. Angka Melek Huruf (persen) 95,7 96,41 96,41 3. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 7,7 8,30 8,31 4. Pengeluaran Perkapita Riil yang Disesuaikan (ribuan) 592,5 622,4 622,8 5. IPM 67,8 71,5 71,6 6. Peringkat IPM Dalam Prop. Kaltim 9 10 10 7. Peringkat IPM Secara Nasional 114 143

Sumber: Kab. Kukar dalam Angka, 2008

Prasarana Pendidikan

Keberadaan Fasilitas Pendidikan merupakan salah satu indikator dari pembangunan wilayah yang baik. Kebutuhan penduduk akan fasilitas pendidikan memang tidak dapat dipisahkan karena pendidikan sudah menjadi kebutuhan primer. Selain itu pendidikan merupakan modal pembangunan yang utama karena pendidikan yang baik akan menghasilkan Sumbedaya Manusia yang baik dan berkualitas.

Tabel 4-14

Jumlah Prasarana Pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan SD SMP SMA

Sumber : Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2010

(18)

berjumlah 142 unit menjadi 174 unit pada tahun 2009. Peningkatan jumlah fasilitas pendidikan ini mengindikasikan adanya upaya yang positif untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada.

4.6.1.2 Kesehatan

Pada dasarnya pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata, dan murah. Dengan meningkatnya pelayanan kesehatan, pemerintah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka memeratakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah dengan penyediaan sarana ke-sehatan terutama puskesmas dan puskesmas pembantu karena kedua fasilitas tersebut dapat menjangkau segala lapisan masyarakat hingga ke daerah terpencil.

Gambar 4-8

Grafik Jumlah Sarana Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2009

(19)

Upaya Pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan tercermin adanya pembangunan dan perbaikansarana kesehatan. Pada tahun 2009 tercatat jumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara tercatat 2 (dua) buah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) A.M. Parikesit di Kecamatan Tenggarong dan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kecamatan Samboja. Sedangkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu yang telah didirikan masing-masing sebanyak 30 dan 180 buah. Jumlah dokter yang melayani di puskesmas sebanyak 89 dokter umum dan 37 dokter gigi.

Tabel 4-15

Sumber: Hasil Analisis Kabupaten Kutai Kartanegara Dalam Angka 2011

Pembiayaan kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara antara tahun 2004-2006 secara kuantitas menunjukkan kenaikan yang cukup berarti, yaitu dari Rp 30,84 milyar pada tahun 2004 meningkat menjadi Rp 37,37 milyar pada tahun 2005. Pada tahun 2006 kembali mengalami peningkatan menjadi Rp 45,77 milyar. Secara total, biaya kesehatan per kapita di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk tahun 2004 sebesar Rp 56.291, tahun 2005 Rp 68.279, dan tahun 2005 mencapai Rp 85.377. Jumlah ini masih berada di bawah standar anggaran di tingkat internasional yang ditetapkan oleh Bank Dunia, yaitu sebesar Rp 120.500 per kapita per tahun, baik untuk kebutuhan biaya minimal maupun normatif.

4.6.2 Struktur Ekonomi

(20)

tersedia di suatu wilayah. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral. Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara dijabarkan atas nilai persentasi sektoral baik migas maupun non migas.

Tingkat kontribusi terhapat pembentukan PDRB dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Distribusi persensentase PDRB secara sektoral menunjukan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Tabel 4-16

Distribusi PDRB Kutai Kartanegara Atas Dasar Harga Berlaku Dengan Migas dan Tanpa Migas

No Lapangan Usaha

Dengan Migas Tanpa Migas

2000 2009 2000 2009 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Prusahaan-Jasa Prusahaan 0,68 0,38 3,34 1,32 9 Jasa-jasa 0,89 1,03 4,40 3,57

PDRB 100 100 100 100

Sumber: PDRB Kutai Kartanegara Tahun 2009

Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Kartanegara antara tahun 2000-2009 relatif mengalami perubahan meskipun tidak terlalu signifikan pada masing-masing kelompok primer, sekunder, dan tersier. Jika dilihat dari distribusinya, penurunan yang signifikan terjadi pada sektor pertanian, industri pengolahan, pengankutan dan komunikasi, serta Keuangan, Persewaan dan Jasa Prusahaan Jasa Prusahaan. Meskipun demikian sektor pertanian masih memberikan kontribusi yang relatif besar setelah sektor pertambangan.

(21)

Kontribusi sektor pertanian cenderung mengalami penurunan dalam sembilan tahun ini, dimana pada tahun 2000 kontribusinya sebesar 8,25 % menjadi 6,26 % (dengan migas) pada tahun 2009. Sektor pertanian sendiri memberikan kontribusi terhadap total PDRB tahun 2009 rata-rata di atas 21% pada tanpa migas.

Banyak faktor yang menyebabkan sektor pertanian ini semakin turun peranannya antara lain luas areal hutan produksi dan luas areal pertanian yang semakin menyempit, masih rendahnya pengetahuan tentang budidaya pertanian dan teknologi yang digunakan dalam pertanian. Rendahnya nilai tambah sektor pertanian digambarkan dengan nilai jual produk pertanian masih sangat rendah dibanding dengan sektor lainnya, sehingga menyebabkan sektor ini kurang banyak diminati untuk diusahakan. Di samping faktor-faktor tersebut, sektor pertanian mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap alam.

4.6.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian disuatu wilayah. Sehingga pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategi kebijakan bidang ekonomi. Demikian pula halnya di Kabupaten Kutai Kartanegara, dalam Rencana Strategis (Renstra), laju pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi salah satu indikator yang sangat penting untuk selalu dievaluasi.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Kutai Kartanegara pada 2009 melemah sebesar 2,40 poin yaitu tumbuh sebesar 2,27 % atau lebih rendah dibandingkan tahun 2008 yang sebesar 4,67 %. Sedangkan jika minyak bumi dan gas alam (migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka pertumbuhannya juga mengalami perlambatan dari 6,50 % pada tahun 2008 menjadi 4,34 % tahun 2009. Hampir semua sektor mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya, kecuali sektor Industri Pengolahan dan sektor Listrik, Gas & Air Bersih yang masih mengalami

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 10,4

6 8,94 4,88 10,4

6 8,94 4,88 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,37 6,86 6,63 6,37 6,86 6,63 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Prusahaan-Jasa

(22)

No Lapangan Usaha

Dengan Migas Tanpa Migas

2007 2008 2009 2007 2008 2009

PDRB -4,02 4,67 2,27 9,56 6,50 4,34 Sumber: PDRB Kutai Kartanegara Tahun 2009

Gambar

Gambar 4-1 Peta Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara
Gambar 4-2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2004 - 2010
Tabel 4-2
Tabel 4-3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2013.. No Kecamatan Luas

Dalam hal kepadatan penduduk, Kecamatan paguyaman merupakan wilayah yang terpadat penduduknya, hal ini cukup beralasan mengingat wilayah ini memang merupakan

1) Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Data kepadatan penduduk dihitung hingga tingkat Kecamatan dan Desa/Kelurahan. Sebaran penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Blora tahun 2014 tercatat sebanyak 93.358 jiwa.. Jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan penduduk laki-laki dengan sex rasio sebesar

selama tahun 2012 dari total penerimaan dan penerimaan perikanan masing-masing bernilai sebesar 1,14dan 1,88 atau berada disekitar nilai satu. Hal ini menunjukkan

Jumlah penduduk, luas wilayah dan kepadatan penduduk per km 2 menurut kecamatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :..

Luas Wilayah Rata-rata, Jumlah Penduduk per Desa, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Empat Lawang Tahun 2012.. No Kecamatan

Sex ratio penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 111,37 yang berarti jumlah penduduk laki-laki di wilayah Kutai Kartanegara 11 persen lebih banyak