• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 406b808d22 BAB II2. PROFILok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 406b808d22 BAB II2. PROFILok"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Wilayah Administrasi

Kabupaten Pesawaran merupakan Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Lampung

Selatan dan terbentuk melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 2007, diresmikan oleh

Menteri Dalam Negeri Pada Tanggal 2 November 2007.

Secara geofrafis Kabupaten Pesawaran terletak pada koordinat 104,92o - 105,34o Bujur Timur, dan 5,12o - 5,84o Lintang Selatan. Secara administratif luas wilayah Kabupaten Pesawaran adalah 1.173,77 KM2 (117.377 Ha) dengan batas-batas wilayah adalah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah

b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Teluk Lampung Kabupaten Tanggamus

c. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus

d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran dan Kota Bandar

Lampung

Kabupaten Pesawaran mempunyai 10 kecamatan dan 133 desa, Kecamatan tersebut yaitu :

Padang Cermin, Punduh Pidada, Kedondong, Way Lima, Gedong Tataan, Negeri Katon,

Marga Punduh, Way Khilau dan Tegineneng.

Selain itu Kabupaten Pesawaran mempunyai 37 Pulau yaitu 7 Pulau berada di Kecamatan

Padang Cermin dan 30 Pulau Pulau berada di Kecamatan Punduh Pidada. Pulau Kelagian

(435 Ha), Pulau Pahawang (694 Ha) dan Pulau Legundi (1.742 Ha) dan Pulau Siuncal (330

Ha) merupakan pulau-pulau yang besar yang ada di Kabupaten Pesawaran.

BAB

II

(2)
(3)

2.2 POTENSI WILYAH KABUPATEN 2.2.1 Penggunaan Lahan

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran

Sumber : BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka 2010 dan 2011

Terlihat pada tabel tersebut, pada tahun 2010 penggunaan lahan di Kabupaten Pesawaran

untuk lahan sawah sebesar 14.350 Ha (12,23%) dan bukan lahan sawah sebesar 103.027

Ha (87,77%). Tiga jenis penggunaan lahan mendominasi penggunaan lahan di Kabupaten

Pesawaran, yaitu : Hutan Negara merupakan penggunaan lahan yang paling besar yaitu

sebesar 32.372 Ha (27,58%), Tegal/Kebun sebesar 27.812 Ha (23,69%), dan Perkebunan

(4)

Gambar 2.2. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran

2.2.2 Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pesawaran tahun ditunjukkan oleh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, sebesar 5,21%.

A. Kondisi Perekonomian Daerah

Berikut Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Pesawaran Tahun 2014 : Penggunaan Lahan Kabupaten Pesawaran

(5)

Tabel 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pesawaran

Sumber : Pesawaran Dalam Angka, 2015

2012 % 2013* % 2014**

(Rp) (Rp) (Rp)

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.583.980,30 45,06 3.761.571,00 42,48 3.926.670,60 44,39 Pertambangan dan Penggalian 89.251,50 1,12 1.621.745,70 18,31 109.326,80 1,24 Industri pengolahan 1.109.806,00 13,95 101.357,70 1,14 1.232.657,80 13,93 Pengadaan Listrik dan Gas 3.756,00 0,05 4.168,10 0,05 4.546,60 0,05 Pengadaan Air , Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 4.911,70 0,06 5.030,50 0,06 5.319,90 0,06

Konstruksi 767.798,50 9,65 813.432,70 9,19 847.664,60 9,58

Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.146.986,20 14,42 1.205.313,80 13,61 1.277.371,60 14,44 Transportasi dan Pergudangan 175.115,00 2,20 188.329,30 2,13 202.320,50 2,29 Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 75.126,50 0,94 80.573,20 0,91 86.801,50 0,98

Informasi dan Komunikasi 223.087,50 2,80 241.862,40 2,73 261.111,70 2,95 Jasa Keuangan dan Asuransi 33.693,30 0,42 35.878,60 0,41 37.891,60 0,43

Real Estate 160.511,40 2,02 175.625,60 1,98 187.984,80 2,13

Jasa Perumahan 4.091,00 0,05 4.636,60 0,05 5.248,70 0,06

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 260.003,90 3,27 273.032,60 3,08 289.051,50 3,27

Jasa Pendidikan 216.612,10 2,72 236.922,70 2,68 259.281,90 2,93

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 45.052,30 0,57 48.639,70 0,55 52.730,30 0,60

Jasa Lainnya 54.532,40 0,69 56.929,80 0,64 59.926,40 0,68

Total PDRB 7.954.315,60 100 8.855.050,00 100 8.845.906,80 100

Keterangan : * Angka Sementara, ** Angka Sangat Sementara

Lapangan Usaha

Tahun

(6)

Gambar 2.3. Grafik PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kabupaten Pesawaran

B. Keuangan Daerah

Dalam struktur keuangan atau APBD dikenal adanya Pendapatan Daerah dan Pengeluaran

Daerah. Pendapatan Daerah meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas

Umum Daerah, yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak Daerah dalam

satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan Daerah

terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD);

b. Dana Perimbangan; dan

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Selain pendapatan daerah tersebut, sumber pendapatan yang dapat dipergunakan sebagai

bagian dari pembiayaan daerah diantaranya : sisa lebih tahun perhitungan anggaran yang

(7)

Berikut disajikan realisasi Pendapatan Pengelolaan Pengeluaran Daerah Kabupaten

Pesawaran tahun 2013 dan tahun 2014 :

Tabel 2.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pesawaran

Sumber : Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, Tahun 2014

2.3 Demografi

Menurut BPS, Kabupaten Pesawaran Dalam Angka 2014, Jumlah Penduduk Kabupaten

Pesawaran berjumlah 421.497 jiwa, tercatat pada 107.255 rumah tangga yang terdiri dari

217.814 jiwa penduduk laki-laki dan 204.313 penduduk perempuan. Kecamatan dengan

jumlah penduduk yang terbesar adalah Kecamatan Padang Cermin dengan jumlah

penduduk sebesar 95.958 jiwa, sedangkan kecamatan yang terkecil jumlah penduduknya

adalah Kecamatan Punduh Pidada dengan jumlah penduduk 13.317 jiwa.

1. Populasi (2010) : 398.848 Jiwa (sensus penduduk)

2. Populasi (2014) : 421.497 Jiwa (Proyeksi)

3. Populasi (2015) : 423.589 Jiwa (Proyeksi)

4. Jumlah Kepadatan : 359 Jiwa/Km2

5. Jenis Kelamin

a. Laki–Laki : 51,53 %

b. Perempuan : 48,47 %

6. Usia Tengah (median) : 40 tahun

7. Upah Minimum Regional : Rp 1.582.000.,- (Non Sektor)

(sumber : BPS Provinsi Lampung 2015)

NO PENDAPATAN 2013 2014

1 Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(8)

Berikut gambar Piramida Penduduk dan Tabel Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan

Kepadatan Penduduk per Kecamatan Kabupaten Pesawaran.

Gambar 2.4. Piramida Penduduk Kabupaten Pesawaran

Tabel 2.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan

Kabupaten Pesawaran

No Kecamatan

Luas Area Penduduk Kepadatan

Penduduk

Km2 % Jumlah total %

1. Punduh Pidada 113,19 9,64 20.362 3,47 179,89

2. Marga Punduh 111,00 9,46 20.689 3,52 186,38

3 Padang Cermin 127,34 10,85 43.484 7,41 341,48

4. Kedondong 67,00 5,71 50.326 8,57 751,13

5. Way Khilau 64,11 5,46 40.640 6,92 633,91

6. Way lima 99,83 8,51 48.217 8,21 482,99

7. Gedung Tataan 97,06 8,27 123.663 21,07 1.274,09

8 Negri Katon 152,69 13,01 83.877 14,29 549,33

9. Tegineneng 151,26 12,89 67.382 11,48 445,47

10. Way Ratai 112,95 9,62 40.692 6,93 360,27

11. Teluk Pandan 77,34 6,59 47.683 8,12 616,53

JUMLAH 1 173,77 100,00 587.015 100,00 500,11

(9)

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota

A. Isu Strategis

Isu strategis di Kabupaten Pesawaran adalah terkait dengan kondisi fisik wilayah. Secara

lebih rinci isu-isu strategis tersebut adalah sebagai berikut :

1. Secara geografis Kabupaten Pesawaran berada di jalur distribusi utama Pulau Sumatera

dan berada diwilayah pengaruh langsung Kota Metropolitan Bandar Lampung yang

merupakan salah satu pusat distribusi untuk Kawasan Indonesia Barat, sehingga

berpotensi sangat besar untuk berkembang di masa mendatang.

Tabel 2.5. Daerah Aliran Sungai Di Kabupaten Pesawaran

No. Kecamatan

Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ha

Total %

1. Padang Cermin 714,82 34.707,61 0,00 35.422,43 30,18

2. Punduh Pidada 0,00 16.295,09 0,00 16.295,09 13,88

3. Kedondong 11.024,09 634,68 0,00 11.658,77 9,93

4. Way Lima 12.692,96 1.890,48 0,00 14.583,44 12,42

5. Gedongtataan 11.613,43 291,58 0,00 11.905,01 10,14

6. Negeri Katon 15.245,93 0,00 512,43 15.758,36 13,43

7. Tegineneng 3.766,65 0,00 7987,25 11.753,91 10,01

Jumlah 117.377,00

Sumber : BPDAS Way Sekampung, Way Sekampung DS, Way Seputih. Agustus 2008.

2. Kabupaten Pesawaran secara fisik mempunyai karakteristik fisik wilayah yang

beragam yaitu merupakan kawasan pantai, dataran dan perbukitan, sehingga perlu

penanganan dan perlakuan yang berbeda pada masing-masing karakteristik kawasan

tersebut.

3. Sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan tegalan, hal ini menyebabkan ruang

(10)

4. Kecenderungan perkembangan, pertumbuhan ekonomi serta peran dan fungsi

Kabupaten Pesawaran yang diperkirakan akan menjadi daerah wilayah pengaruh

langsung Kota Bandar Lampung serta adanya rencana jalan tol Terbangi–Bakauheuni.

Berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek

pengembangan di wilayah Kabupaten Pesawaran baik dari aspek fisik, sumber daya alam

(SDA) ekonomi dan sistem prasarana wilayah, maka pada dasarnya pengembangan

kegiatan di Kabupaten Pesawaran yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus

mempertimbangkan/diarahkan :

- Pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau harus benar-benar diperhatikan karena

akan menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi dengan

wilayah-wilayah lainnya rendah.

- Pengembangan Wilayah sekitar Gedongtataan pengembangannya diharapkan dapat

menjadi pendukung pengembangan wilayah pesisir dan utara.

Pelayanan fasilitas dan prasarana hendaknya dilakukan dengan sistem banyak pusat,

meskipun dengan skala yang lebih rendah.

B. Kondisi Exsisting Air Minum

Sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih di Kabupaten Pesawaran antara lain dipenuhi

dari sistem penyediaan air bersih yang

dikelola oleh Pemerintah Daerah dan sistem

penyediaan air bersih individu berupa sumur

gali, sumur pompa tangan, sumur pompa

listrik dan lain-lain.

Sistem Non Perpipaan :

Sebagian besar wilayah Kecamatan di Kabupaten Pesawaran masih menggunakan sistem

penyediaan air minum non PDAM / air bersih pedesaan dalam memenuhi kebutuhan air

minum dan air bersih sehari – hari. Demikian juga sebahagian daerah yang termasuk

(11)

daerah pelayanan PDAM, sebagian besar penduduknya juga masih menggunakan sistem

penyediaan air minum non PDAM.

Untuk penyediaan air bersih yang bukan jaringan perpipaan di wilayah perkotaan

Pesawaran, menggunakan atau memanfaatkan sumur-sumur dangkal. Baik dengan cara

menggali sumur atau membuat pengeboran air tanah dangkal dan menggunakan pompa air

untuk pemanfaatan airnya.

Secara volume kuantitas air tanah dangkal di wilayah ini banyak dipengaruhi oleh iklim.

Saat iklim kemarau, banyak sumur-sumur dangkal yang ada mengalami penurunan

kapasitas. Hal ini merupakan peluang bagi PDAM untuk menambah jumlah sambungan

baru. Dan secara kualitas air tanah dangkalnya kurang baik dan banyak mengadung unsur

kapur dan mineral logam, hal ini hampir rata-rata kondisi air tanah dangkal sama disemua

tempat di Provinsi Lampung. Sehingga banyak masyarakat perkotaan membeli air kemasan

sebagai sumber air minumnya. Sedangkan air sumur dangkal hanya digunakan untuk

kebutuhan mandi, cuci dan kakus (MCK).

Sistem Perpipaan :

PDAM Kabupaten Pesawaran adalah pengelola sistem penyediaan air minum dengan

sistem perpipaan dengan memanfaatkan sumber air baku dari mata air dan air permukaan

(sungai). PDAM Kabupaten Pesawaran pada awalnya dikelola oleh PDAM Tirta Yasa

Kabupaten Lampung Selatan. Sehubungan dengan pemekaran Kabupaten Lampung

Selatan yaitu pembentukan Kabupaten Pesawaran berdasarkan Undang-undang No. 33

tahun 2007 tentang pembentukan Kabupaten Pesawaran di Provinsi Lampung (Lembaga

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 99 Tambahan Lembaga Negara Republik

Indonesia Nomor 3739). Sejalan dengan pemekaran Kabupaten Lampung Selatan dibentuk

Kabupaten Pesawaran maka pengelolaan sistem penyediaan air minum yang ada di

wilayahnya menjadi pengelolaan PDAM Kabupaten Pesawaran berdasarkan peraturan

Daerah Kabupaten Pesawaran Nomor 8 Tahun 2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang

(12)

Tabel 2.6. Data Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Pesawaran

Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2013

Pada tahun 2011 dari 7 Kecamatan yang ada di Kabupaten Pesawaran baru 4 Kecamatan

yang sudah dilayani oleh Sistem Perpipaan Air Minum yaitu : IKK Gedung Tataan, IKK

Way Lima, IKK Kedondong dan IKK Padang Cermin dengan total kapasitas terpasang 65

lt/dt. Sumber air IKK berasal dari mata air gravitasi kecuali IKK Way Lima yang

bersumber dari air permukaan.

Pada TA. 2012 Pemerintah Pusat membangun kembali IKK Gedung Tataan dan IKK

Punduh Pidada, sehingga total kapasitas terpasang Sistem Perpipaan Air Minum di

Kabupaten Pesawaran pada tahun 2012 menjadi 105 lt/dt.

Pada tahun 2012, dari Sistem Perpipaan SPAM IKK yang sudah terbangun tersebut baru

melayani 3.583 SR (Sambungan Rumah) atau melayani sebanyak 21.512 jiwa (penduduk).

Persentase terhadap jumlah penduduk Kabupaten Pesawaran, cakupan pelayanan PDAM

Pesawaran baru mencapai 5,28%.

2011 2012

1 Jumlah Penduduk Jiwa 402.419 407.610 2 Jumlah Pelanggan Jiwa 19.572 21.512 3 Penduduk Terlayani % 4,86 5,28

1 Kapasitas Terpasang Lt/dt 65 105 2 Kapasitas Produksi Lt/dt 56 96 3 Kondisi PDAM Sehat/Sakit - -4 Biaya Produksi di PDAM Rp/M3 3.206 3.500

1 Kapasitas Distribusi Lt/dt 56 96 2 Asumsi Kebutuhan Air Lt/Org/hr 120 120 3 Air Terjual m3/th 394.824 531.278 4 Air Terdistribusi m3/th 669.768 915.996 5 Total Penjualan Air Rp 1.003.247.784 1.593.834.000

Tarif Rata-rata Rp/m3 2.541 3.000

Jumlah Sambungan Rumah (SR) Unit 3.262 3.583

(13)

Sumber air dari mata air gravitasi menyebabkan biaya produksi yang relatif kecil (tidak

memerlukan bahan bakar) didukung tarif air yang cukup besar, sehingga harapan ke depan

PDAM Pesawaran berkembang menjadi PDAM yang sehat dan mampu meningkatkan

pelayanannya dengan optimalisasi sistem sehingga persentase cakupan penduduk yang

dilayani bisa meningkat.

c. Persampahan

Kondisi pelayanan persampahan di Kabupaten Pesawaran masih relatif minim, hal ini

akibat dari sarana dan prasarana yang minim dan kurang memadai, sehingga saat ini

tingkat pelayanan di Kabupaten Pesawaran masih rendah dari yang seharusnya disyaratkan

oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Mulai tahun 2010 melalui

program dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Lampung telah direncanakan pembangunan

TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) untuk Kabupaten Pesawaran seluas 1,7 Ha yang

terletak di Kecamatan Gedong Tataan.

Sistem pengangkutan sampah dibagi menjadi 2 (dua) sistem yaitu:

1. Pengelolaan persampahan pada tiap kelurahan (SOKLI) dilayani dengan gerobak

dorong. Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan pada tempat penampungan

sementara (TPS) baru kemudian ke TPA.

2. Sistem pengelolaan persampahan di permukiman dan pusat kegiatan lainnya pada

jalan–jalan protokol dilayani dengan mobil pengangkut sampah (Dump Truck).

Sampah tersebut diangkut dan dibawa ke TPA.

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kabupaten Pesawaran berada di Kecamatan

Negeri Katon. TPA tersebut masih menggunakan sistem pengolahan open dumping dimana

sampah hanya dibuang/ditimbun tanpa melakukan penutupan dengan tanah. Sistem ini

dapat menimbulkan gangguan terhadap lingkungan, tempat berkembangnya vektor

penyakit seperti lalat dan tikus, menimbulkan bau, pencemaran terhadap air tanah dan

rawan terhadap nahaya kebakaran sehingga TPA tersebut perlu dilakukan penataan dan

pembenahan. Namun dengan tingkat perkembangan penduduk maka TPA Negeri Katon ini

akan segera ditutup dan diganti dengan lokasi baru yaitu di Wilayah Kecamatan Gedong

(14)

Volume timbunan sampah di Kabupaten Pesawaran dengan jumlah penduduk 418.256 jiwa

pada tahun 2007 diperkirakan totalnya sebesar 627,38 m3/hari atau 228.994,9 m3/tahun.

Saat ini belum seluruh kecamatan pada kawasan perkotaannya yang terlayani armada

angkutan sampah dengan volume sampah terangkut hanya ± 22 %, Sedangkan untuk

kawasan perdesaan jumlah sampah yang dihasilkan relatif sedikit bila dibandingkan

dengan lahan yang ada, dan jenis sampahnya terdiri dari bahan organik yang mudah

dihancur secara alami oleh alam sehingga masyarakat perdesaan dalam membuang sampah

dilakukan di halaman pekarangannya sendiri-sendiri dengan cara di timbun dan dibakar.

Banyaknya timbunan sampah di Kabupaten Pesawaran sebagian besar dihasilkan dari

warga masyarakat yang tinggal di perkotaan, seperti di Kec. Gedong Tataan, Kec. Way

Lima dan Kedondong. Sebagian besar timbunan sampah tersebut belum dapat terangkut.

Pengelolaan sampah persampahan hingga saat ini masih beroriantasi di kawasan perkotaan

yang berada di wilayah Gedongtaan dan kawasan pasar di ibukota kecamatan lainnya.

Sedangkan untuk kawasan lainnya di luar perkotaan, sistem pengelolaan sampahnya

dilakukan secara individual setiap rumah tangga dengan cara ditimbun atau dibakar.

Tabel 2.7. Data Pengelolaan Persampahan Kabupaten Pesawaran

No Uraian Satuan

Besaran

2011 2012

Data Pengumpulan Sampah

1 Jumlah Penduduk Jiwa 402.419 407.610

2 Asumsi Produksi Sampah Lt/org/hr 2,5 2,5

3 Asumsi Produksi Sampah m3/hr 1.006.048 1.019.025

4 Cakupan Layanan Geografis Ha -

-5 Cakupan Layanan Penduduk Jiwa -

-Data TPA

1 Nama TPA TPA Wiyono (Gedong Tataan+

2 Status TPA Milik Pemda

3 Luas TPA Ha 2

4 Kapasitas m3

(15)

No Uraian Satuan Besaran

2011 2012

6 Jarak ke Permukiman Terdekat Km

-7 Jarak ke Permukiman Terjauh Km

-Data Transportasi Persampahan

4 Transfer Depo Unit 3 3

5 Jumlah TPS Unit

Tidak

tercatat

Tidak

tercatat

Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2013

d. Sanitasi dan Air Limbah

Sampai dengan saat ini Kabupaten Pesawaran belum memiliki instalasi pengolahan limbah

baik IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja) maupun IPAL (Instalasi Pengolahan Air

(16)

Kabupaten Pesawaran saat ini belum memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

dan armada sedot tinja sendiri, sehingga penyedotan septictank masih mengandalkan dari

Kabupaten di sekitarnya yaitu dari Bandar Lampung atau Pringsewu.

Prasarana dan sarana air limbah di Kabupaten Pesawaran untuk air limbah saat ini masih

bersifat setempat (on site system), 60 % masyarakat telah memiliki tempat pembuangan air

besar sendiri baik itu dalam bentuk jamban maupun tangki septik umumnya daerah

kota-kota kecamatan. Sedangkan untuk daerah perdesaan sebagian menggunakan jamban atau

kakus dan segaian menggunakan tempat pembuangan air besar umum (MCK umum), dan

segaian lagi masih pedu mendapat perhatiaan khusus dikarenakan masyarakatnya masih

menggunakan tempat pembuangan air besar di tempat terbuka seperti tepi pantai, sungai,

saluran irigasi, kebun, hutan dan pekarangan. Di beberapa lokasi seperti Desa Pulau

Pahawang dan Desa Pulau Legundi perlu ditingkatkan kesadaran masyarakatnya untuk

memiliki tempat buang air besar sendiri. Hal ini disebabkan karena di kawasan tersebut

masih banyak dijumpai tempat-tempat terbuka sebagai lokasi buang air besar. Pengelolaan

limbah kakus di lingkungan permukiman banyak ditangani oleh masyarakat. Masyarakat

lebih cenderung memilih cara untuk membangun tangki septiktank yang baru setelah

tangki septik yang lama sudah terisi penuh. Hal ini tentu saja berpotensi menimbulkan

pencemaran air tanah terutama pada sumur-sumur air dangkal di permukiman warga.

Untuk mengatasi masalah dalam pengelolaan air limbah Pemerintah dalam hal ini Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran merencanakan dalam 5 (lima) tahun kedepan

melakukan Pengembangan dan pembangunan MCK ++ (SANIMAS) dengan sistem septic

tank dan resapan untuk perumahan dengan kepadatan rendah, sistem ini dengan

mempertimbangkan bahwa muka air tanah antara 1– 7 m terutama disekitar aliran sungai

(17)

Tabel 2.8 Data Pengelolaan Sanitasi/Limbah di Kabupaten Pesawaran

Sumber : Dokumen RPI2JM Kabupaten Pesawaran, 2012

e. Drainase

Sistem saluran drainase khusunya di ibukota Kabupaten yaitu di Kecamatan Gedong

Tataan sudah dibangun saluran drainase yang bermuara di sungai. Sungai tersebut secara

fungsional berfungsi sebagai saluran primer, sedangkan saluran-saluran buatan yang ada di

kiri kanan jalan berfungsi sebagai saluran sekunder dan tersier.

Kondisi Sistem drainase yang ada di Wilayah Kabupaten Pesawaran yaitu :

a. Kondisi Drainase dengan Saluran Alami

Sistem drainase ini berupa saluran tanah dan saluran yang belum membentuk suatu

sistem. Pada sistem ini biasanya sering terjadinya pendangkalan dan penyumbatan

saluran yang dikarenakan permukaan saluran longsor karena terkikis air. Bentuk

konstruksi drainase ini terdapat hampir diseluruh wilayah Kabupaten Pesawaran.

b. Sistem ini memiliki saluran drainase primer, sekunder dan tersier. Konstruksi dari

sistem ini telah dibangun menggunakan konstruksi pasangan bata, batu kali dan beton.

Sistem drainase terpadu di wilayah Kabupaten Pesawaran baru terealiasasi di Kawasan

Perkotaan dan sepanjang jalan-jalan utama dan permukiman yang terstruktur.

Solusi penanganan permasalahan pendangkalan dan penyumbatan pada saluran drainase

induk / primer Way Tataan adalah dengan cara perkuatan dinding / tebing saluran serta

menormalisasikan saluran. Gerusan pada tebing saluran yang kerap terjadi mengakibatkan

2010 2011 2012

1 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 206.952 209.705 212.494 2 Asumsi Produksi Limbah Lt/org/hr 60 60 60 3 Kapasitas Septic Tank m3/hr 0,15 0,15 0,15 4 Jumlah Septic Tank Unit 41.390 41.941 42.499

1 Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 236.443 239.828 242.103 2 Asumsi Produksi Limbah Lt/org/hr 85 85 85 3 Kapasitas IPLT m3/hr - - -4 Jumlah Septic Tank Unit 47.289 47.966 48.421 5 Cakupan Off Site Jiwa - - -6 Jumlah Komunal MCK Unit 4 8 11 7 Jumlah Komunal Septink Tank Unit 4 8 11

Uraian Satuan Besaran

Data Sanitasi On Site

(18)

terjadinya pendangkalan pada saluran primer. Perkuatan dinding / tebing dapat dilakukan

dengan pembangunan bronjong (gabion matras) atau rehab lining saluran pada sepanjang

saluran yang labil. Pembuatan bronjong flood control juga diperlukan dalam upaya

pengendalian banjir akibat meluapnya drainase primer / sungai way seputih.

Permasalahan cukup krusial juga ditemui pada pertemuan ujung sungai sekunder dengan

sungai induknya. Pada umumya kawasan ini rentang terjadi banjir karena kapasitas saluran

induk menjadi penuh dan tak mampu menampung beban drainase pada musim banjir

tersebut. Pada lokasi seperti ini perlu dilakukan normalisasi dan pemasangan pintu

pengendali otomatis.

Solusi penanganan saluran tersier di beberapa lingkungan permukiman di sekitaran

kota-kota Kecamatan di Kabupaten Pesawaran antara lain dengan pembersihan, pengerukan

saluransaluran tersumbat yang dipenuhi oleh sampah dan sedimen, serta pembuatan sistem

saluran porus yang meneruskan air ke dalam tanah.

Selain itu juga perlu digalakkan partisipasi serta peran serta masyarakat akan kebersihan

lingkungan dengan berbagai program berkala seperti "Jum’at Bersih" atau kegiatan lainnya

yang kondusif yang bukan merupakan kegiatan yang insidentil.

f. Permukiman Kumuh

Di Kabupaten Pesawaran, permukiman kumuh mulai muncul di Kawasan Perkotaan

Gedong Tataan. Sedangkan permukiman kumuh karena disebabkan masih sedikit dan

rendahnya kualitas prasarana dasar terdapat di permukiman nelayan di pinggir pantai, dan

di Pulau Terpencil.

Sesuai uraian kawasan kumuh yang tertuang dalam SK Bupati Kabupaten Pesawaran

(19)

Tabel 2.9. Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Pesawaran

NO NAMA LOKASI LUAS (Ha) DESA KECAMATAN

A. SUKAWIJAHNA 7,9 Babakan loak

B. TELAGA SARI 3,71 Babakan loak

C. PICUNG MUARA 1,5 Babakan loak

A. KAMPUNG ROBOH 0,49 Sukamaju

B. PEMATANG TUTUNG 0,64 Sukamaju

A. CIKANTOR 7,54 Pantau

B. CIKUYUH 1,58 Pampangan

C. UMBUL BARU 2,07 Giham Sukamaju

D. UMBUL MASJID 2,61 Bedudu

DUSUN 4 TANJUNG KERTA 3,43 1. Tanjung Kerta

TANJUNG RAYA 4,23 2. Sukajaya

B. RT. 3 KAMPUNG SAWAH 23,15

A. DUSUN MUNCA 12,55

B. DUSUN 1 BANGUN REJO 15,86

A.TANJUNG KARANG 5,11

B. SUKARAJA 5,04

8 SINAR BARU 28,23 NEGARA SAKA NEGERI KATON

9 KALI BUNGUR 13,95 TRI MULYO TEGINENENG

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Pesawaran
Tabel 2.1. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran
Gambar 2.2. Penggunaan Lahan di Kabupaten Pesawaran
Tabel 2.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan dalam menanamkan Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren Muhammadiyah

Strategi merupakan salah satu cara yang sangat efektif digunakan oleh seorang guru dalam meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa, karena dengan adanya strategi yang

Oleh karena itu, dari kedua hasil di atas, untuk data jenis satu ini model yang sebaiknya diterapkan adalah model sederhana tanpa mempertimbangkan kategori yang ada yaitu

Motorik kasar atau (Gross Motor) adalah aktivitas atau kegiatan yang menggunakan koordinasi otot besar contohnya melompat, berlari, jalan dengan seimbang, lokomotor

Adapun data yang dikumpulkan adalah karakteristik sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, statsu bekerja, status menikah, pengawas minum obat (PMO), dan

Metode yang digunakan dalam penelitian industri perbankan periode tahun 2009 sampai 2011 ini adalah metode deskriptif dengan pen- dekatan kuantitatif Sampel yang

[r]

Software pendukung pemeriksaan lembar jawaban ini akan melakukan sebuah proses pengenalan atau disebut recognition pada text lembar jawaban ujian (LJU) yang sudah berupa