• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KAPAL KMP.TELUK SINABANG (Studi Kasus Labuhan Haji - Simeulue) - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KAPAL KMP.TELUK SINABANG (Studi Kasus Labuhan Haji - Simeulue) - Repository utu"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI PENUMPANG TERHADAP KUALITAS

PELAYANAN KAPAL KMP.TELUK SINABANG

(Studi Kasus Labuhan Haji - Simeulue)

Suatu Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-sayarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Teknik (S-I)

Disusun Oleh :

FERDI SAPUTRA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

2016

(2)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi sangat erat kaitannya dengan proses perkembangan suatu

negara, semakin baik transportasi yang dimiliki baik dalam segi sarana, moda

maupun sistem transportasinya dapat terlihat kemajuan dari setiap negara. Setiap

negara memilki karakteristik dan wilayah yang berbeda-beda untuk memenuhi

kebutuhan akan transportasinya. Dengan kondisi geografis yang berbeda-beda

memungkinkan terjadi perbedaan keseluruhan sistem transportasi tersebut, dengan

kata lain tidak dapat disamakan antara negara yang sebagian besar wilayahnya

daratan dengan wilayah yang merupakan kepulauan atau terdapat banyak perairan.

Melihat dari kondisi geografisnya maka Indonesia termasuk negara kepulauan.

Suatu transportasi dikatakan baik, apabila pertama waktu perjalanan cukup

cepat, tidak mengalami kemacetan. Kedua, frekuensi pelayanan cukup. Ketiga,

aman dan kondisi pelayanan yang nyaman. Untuk mencapai kondisi yang ideal

seperti itu sangatlah ditentukan oleh berbagai faktor yang menjadi komponen

transportasi, yaitu kondisi prasarana serta sistem jaringannya, kondisi sarana, serta

yang tidak kalah penting adalah sikap mental pemakai fasilitas transportasi itu

sendiri (Sinulingga, 2005: 148).

Kabupaten Aceh Selatan (Aceh), tepatnya di ujung pesisir laut bagian

timur beribukota labuhan haji terdapat sebuah pelabuhan, pelabuhan yang

menghubungkan masyarakat baik dari kota-kota lain untuk menuju kepulauan

simeulue, maupun masyarakat simeulue untuk menuju kekota-kota lain. Untuk

menuju ketempat tujuan tersebut masyarakat mengunakan sarana angkutan

transportasi laut yang berupa kapal penumpang yang biasa disebut juga dengan

kapal ferri, dengan biaya yang lumayan murah dengan jarak penyeberangan

ditempuh 85 mil laut (157,42 km). tak terkecuali, didalam pengunaan kapal ferri

ini banyak juga yang harus diketahui oleh masyarakat semestinya, diantaranya

(3)

2

faktor kenyaman, kesejahteraan penumpang dalam pelayaran menuju tempat

tujuan dengan selamat.

Armada angkutan laut kedepan dihadapkan dengan peluang yang

menantang kinerja pelayanannya, yaitu dengan semakin meningkatnya mobilitas

masyarakat sebagai akibat dari peningkatan aktivitas dengan tata guna transportasi

yang beragam. Akankah moda transportasi laut (ferri) mampu memberikan

kualitas pelayanan yang memadai kepada penggunanya, Untuk mengetahui

bagaimana moda transportasi laut dapat meningkatkan kualitas pelayanannya

maka diperlukan suatu studi penelitian yang dapat memberikan penjelasan kepada

penumpang angkutan tentang pelayanan pada kondisi eksisting dan kualitas

pelayanan seperti apa yang harus diberikan pada kondisi yang seperti itu. Dalam

studi ini Penulis nantinya akan meninjau atribut apa saja yang paling berpengaruh

atau dominan dalam persepsi transportasi laut yang layak digunakan oleh penguna

transportasi laut tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

perumusan masalah yang diajukan adalah:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penilaian kualitas pelayanan

Transportasi laut (ferri) terhadap penggunanya.

2. Bagaimana persepsi pengguna kapal penumpang terhadap kualitas

pelayanan Transportasi laut yang diberikan.

3. Perbaikan kualitas pelayanan mana yang perlu mendapat prioritas sebagai

satu usulan rekomendasi perbaikan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui faktor-faktor yang dominan mempengaruhi penilaian

(4)

3

2. Mengetahui persepsi penumpang angkutan laut dalam menilai kualitas

pelayanan jasa yang diberikan oleh pengelola Pelabuhan Labuhan Haji dan

operator kapal penumpang.

3. Merumuskan suatu rekomendasi perbaikan kualitas pelayanan kepada

pengelola Pelabuhan Labuhan Haji dan operator kapal penumpang untuk

pelayanan yang diberikan kepada penumpangnya.

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari penelitian yang terlalu luas serta memudahkan dalam

penyelesaian masalah, maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Moda yang digunakan dalam penulian ini adalah kapal feri Kmp.Teluk

Sinabang rute Labuhan Haji menuju ke Simeulue.

2. Variabel atribut pelayanan angkutan laut pada kapal penumpang

berdasarkan responden yaitu penumpang nya.

3. Masyarakat yang disurvei adalah responden terwakili sebagai kelompok

penguna kapal penumpang yang menaiki transportasi laut.

4. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil survei

kuesioner yang dibagikan kepada responden.

5. Metode yang digunakan penulis adalah Metode Analisis Inportance

Performance Analisis (IPA)

1.5 Manfaat penelitian

Suatu karya Ilmiah diharapkan dapat berguna serta bisa menghasilkan

sesuatu yang lebih baik bagi orang lain, demikian dengan skripsi ini dapat berguna

pada perkembangan masa-masa yang akan datang. Adapun kegunaan yang

diharapkan sebagai berikut.

1. Manfaat Akademis : Sebagai sumber informasi untuk menambah wawasan

ilmu pengetahuan dalam bidang transportasi laut khususnya kapal ferri dan

(5)

4

meneliti tentang menganalisis persepsi penumpang terhadap kualitas

pelayanan transportasi laut

Manfaat Praktis : Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai

salah satu bahan masukan bagi masyarakat dan Pemerintah di Kabupaten

Aceh Selatan.

1.6 Hasil penelitian

Didalam meneliti sebuah studi kasus didapat Hasil penelitian yang

mengidentifikasi beberapa faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelayanan

dan tingkat kesesuaian responden/penumpang sarana transportasi laut yang berupa

kapal Kmp.teluk sinabang mengunakan Analisis Indeks Persepsi. Analisis yang

hasil dari Importance Performance Analysis didapat peneliti pada Tingkat Kinerja

Kapal untuk Tingkat kesesuaian Responden (Tki) 0.09, pada Penilaian Persepsi

menurut Tingkat Kinerja Kapal didapat hasil Tingkat kesesuaian Responden (Tki)

2.33, dan pada Penilaian Persepsi menurut Tingkat Kepentingan didapat hasil

Tingkat kesesuaian Responden (Tki) 1.00. Sehingga dari hasil keseluruhan

importance dan performance di dapatkan hasil persepsi penumpang keseluruhan

dari Tingkat Kesesuaian Responden 73.94 = 74 (Tki 74%). Tingkat kesesuaian

Responden (Tki) adalah hasil Pernyataan hipotesis yang membuktikan apabila

nilai rata-rata performance/ kinerja diatas serta nilai rata-rata importance/harapan

dalam tingkat kesesuaian responden angkutan kapal ferri KMP.Teluk Sinabang

dibawah Tki<100%, Yang berarti pelayanan angkutan kapal ferri KMP. Teluk

(6)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab tinjauan pustaka harus diuraikan dengan mendalam pelbagai

aspek teoritis yang mendasari penelitian. Hal yang telah ditulis dalam latar

belakang perlu dirinci, dan hubungan antar-variabel dibahas. Perlu dikemukakan

bahwa pembuatan tinjauan pustaka secara terpisah biasanya diperlukan pada

usulan penelitian untuk keperluan pendidikan (pembuatan skripsi, tesis, dan

disertasi).

2.1 Pengertian Umum Angkutan Laut

Angkutan laut adalah kegiatan mengangkut dan atau memindahkan

penumpang dan atau barang dengan menggunakan kendaraan air yang memiliki

bentuk dan jenis tertentu, serta dapat digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga

angin atau bentuk energi lainnya (Jinca,2011). Angkutan dibutuhkan karena

keberadaan pusat-pusat produksi yang letaknya berbeda dengan pusat-pusat

konsumsi. Perbedaan ini menyangkut kelainan nilai hasil produksi daerah asal

untuk dijual ke daerah tujuan guna mempertinggi nilai barang hasil produksi.

Kapal dan pelabuhan merupakan sarana dan prasarana angkutan laut

yang memiliki hubungan saling ketergantungan dalam menunjang perdagangan

dan lalu lintas penumpang dan muatan barang. Fungsi utama sarana dan

prasarana angkutan laut adalah memperpendek jarak tempuh,memindahkan hasil

produksi dan melancarkan hubungan antar daerah.

Moda angkutan laut memiliki karakteristik tersendiri antara lain

aksesibilitas dan ketersediaan jaringan pelayaran berupa akses pelabuhan yang

terbatas, mobilitas dan kenyamanan penumpang rendah, efisiensi tinggi dengan

biaya rendah untuk angkutan muatan barang secara massal dengan keamanan

(7)

6 2.2 Kualitas Pelayanan Angkutan Laut

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kualitas berarti tingkat baik buruknya

sesuatu, derajat atau taraf kepandaian, kecakapan atau mutu. Pengertian kualitas

menurut Tjiptono (1995) adalah kesesuaian dengan persyaratan, kecocokan untuk

pemakaian, perbaikan berkelanjutan, bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan

kebutuhan pelanggan sejak awal dan setiap saat, melakukan segala sesuatu

secara benar, dan sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Menurut Ibrahim (1997) kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen,

kemampuan sumber daya manajemen, modal, teknologi, peralatan, material serta

sumber daya manusia. Sedangkan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pelayanan

memiliki tiga makna yaitu perihal atau cara melayani, usaha melayani kebutuhan

orang lain dengan memperoleh imbalan uang, dan kemudahan yang diberikan

sehubungan dengan jual beli barang atau jasa.

Menurut Lovelock (1991), pelayanan adalah produk yang tidak berwujud,

berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami. Artinya pelayanan merupakan

produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga tidak ada bentuk yang

dapat dimiliki,tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima pelayanan. Secara

etimologis ,pelayanan tersebut berasal dari kata layan yang berarti membantu

menyiapkan atau mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang (Poerwadarminta,

1995).

Dari uraian tersebut, maka pelayanan dapat diartikan sebagai aktivitas yang

diberikan untuk membantu, menyiapkan dan mengurus baik itu berupa barang

atau jasa dari satu pihak kepada pihak lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi

penilaian kualitas layanan menurut Zethaml dkk (1990) adalah sebagai berikut :

1. Word of mouth communication, apa yang didengar pengguna jasa dari

pengguna jasa lain melalui percakapan dari mulut ke mulut merupakan

faktor potensial untuk membentuk penilaian kualitas pelayanan oleh

pengguna jasa.

2. Personal needs, kebutuhan pribadi akan menimbulkan kualitas pelayanan

dalam tingkatan yang berbeda, tergantung karakteristik individu dan

(8)

7

3. Past experience, pengalaman masa lalu pengguan jasa sehubungan

dengan penggunaan jasa dimaksud ataupun yang serupa.

4. External communication, komunikasi eksternal dari penyedia jasa

memainkan peranan penting dalam membentuk kualitas pelayanan

pengguna jasa, melalui komunikasi eksternal faktor harga/tarif memegang

peranan sangat penting.

Untuk penilaian kualitas tentang pelayanan, ditemukan sepuluh dimensi yang

mempengaruhi kualitas pelayanan (Zenthaml dkk, 1990), yaitu :

1. Tangibles: fasilitas yang tampak nyata, peralatan personil dan peralatan

atau material komunikasi.

2. Reliability: kemampuan untuk dapat menjanjikan layanan yang bisa

diandalkan atau ditentukan secara akurat.

3. Responsiveness: kemauan untuk dapat membantu customer dan

menyediakan layanan yang dijanjikan dan cepat d i tanggapi dalam

memecahkan permasalahan dari customer.

4. Competence: peningkatan permintaan keahlian dan pengetahuan untuk

menyediakan layanan.

5. Courtesy: kesopanan, respon, kehati-hatian dan keramahan untuk

berhubungan dengan customer.

6. Credibility: kepercayaan, bisa dipercaya, jujur dalam menyediakan

layanan.

7. Security: aman dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.

8. Access: pendekatan dan adanya kontak karena kasus.

9. Communication: menjaga customer dengan diinformasikan dalam

bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka dan mendengar keluhan dari

customer.

10.Understanding the customer: membuat penawaran untuk mengetahui

(9)

8

2.3 Atribut Pelayanan Jasa Transportasi Laut

Atribut pelayanan merupakan atribut dari sistem transportasi yang biaya

bahan bakar,biaya transportasi tidak langsung seperti biaya pemeliharaan dan

yang mempengaruhi kepuasan konsumen,seperti kapan,dimana,untuk apa,dengan

moda apa,dengan rute yang mana,melakukan pergerakan/perjalanan. Konsumen

yang berbeda akan mempertimbangkan atribut pelayanan yang berbeda-beda pula.

Dalam kenyataan konsumen tidak mempertimbangkan suatu atribut pelayanan

yang ada pada suatu jenis pelayanan tertentu,tetapi hanya mengidentifikasikan

beberapa variabel pelayanan yang dianggap paling besar pengaruhnya terhadap

profesinya (Manheim, 1979).

Beberapa atribut untuk pelayanan jasa dibidang transportasi dari berbagai

pertimbangan para konsumen telah dirumuskan oleh Manheim,(1979). Atribut-

atribut tersebut dianggap bisa mewakili pelayanana terhadap konsumen dan

berpengaruh terhadap tiap aktivitas konsumen yang berbeda.

Contoh atribut yang dirumuskan oleh Manheim (1979) adalah sebagai berikut :

1. Waktu yang indikatornya terdiri dari waktu perjalanan total, keandalan

(variasi waktu perjalanan), waktu perpindahan (transfer), frekuensi

perjalanan dan jadwal perjalanan.

2. Biaya yang indikatornya terdiri dari biaya transportasi langsung seperti

tarif dan asuransi.

3. Keselamatan dan keamanan yang indikatornya terdiri dari kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan perasaan aman.

4. Kesenangan dan kenyamanan pengguna jasa yang indikatornya terdiri

dari jarak perjalanan, kenyamanan fisik (suhu, kebersihan), kesenangan

perjalanan (penanganan bagasi, ticketing, pelayanan makan dan minum,

kesenangan lainnya seperti adanya hiburan musik).

5. Pelayanan ekspedisi berupa adanya asuransi kerugian dan hak

(10)

9 2.4 Landasan Teori

1.4.1 Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Kotler (1995) mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan Saran

Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer-oriented)

perlu memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk

menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang digunakan

bisa berupa kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat strategis (yang mudah

dijangkau atau sering dilewati pelanggan), kartu komentar (yang bisa diisi

langsung maupun yang bisa dikirim via pos kepada perusahaan), saluran

telepon,dan lain- lain.

Informasi yang di peroleh melalui metode ini dapat memberikan ide-ide

baru dan masukan yang sangat berharga kepada perusahaan tersebut, sehingga

memungkinkannya untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi

masalah-masalah yang timbul. Akan tetapi,karena metode ini bersifat pasif,

maka sulit mendapatkan gambaran yang lengkap mengenai kepuasan atau

ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas akan

menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih pemasok dan

tidak akan membeli produk perusahaan tersebut lagi.

Upaya mendapatkan suatu saran yang bagus dari pelanggan juga sulit

diwujudkan dengan metode ini. Terlebih lagi bila perusahaan tidak memberikan

imbal balik dan tindak lanjut yang memadai kepada mereka yang telah bersusah

payah berpikir (menyumbang ide) ke pihak perusahaan.

2. Ghost Shopping

Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan

pelanggan adalah dengan memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk

berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli potensial produk perusahaan

dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat

(11)

10

menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan. Ada baiknya

setiap manajer perusahaan terjun langsung menjadi ghost shopper untuk

mengetahui Langsung bagaimana karyawan nya berinteraksi langsung dan

memperlakukan para pelanggannya. Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau

atasannya sedang melakukan penelitian atau penilaian (misalnya dengan cara

menelepon perusahaannya sendiri dan mengajukan langsung berbagai keluhan

atau pertanyaan). Bila mereka tahu sedang dinilai, tentu saja perilaku mereka

akan menjadi sangat manis dan hasil penilaian akan menjadi biasa.

3. Lost Customer Analysis

Perusahaan semauanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti

membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa

hal t e r s e b u t terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/

penyempurnaan selanjutnya.Bukan hanya exit interview saja yang perlu,tetapi

pemantauan customers loss rate juga penting,di mana peningkatan customers

loss rate dapat menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan

pelanggannya.

4. Survei Kepuasan Pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan yang

dilakukan dengan metode survei, baik dengan survei melalui pos, telepon,

pembagian kuesioner maupun wawancara pribadi (McNeal dan Lamb dalam

Peterson dan Wilson, 1992). Melalui survei perusahaan akan memperoleh

tanggapan dan umpan balik (feedback) secara langsung dari pelanggan dan juga

memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian

terhadap para pelanggannya.

Dalam penelitian ini peneliti memilih metode yang keempat yaitu metode

dengan survey kepuasan pelanggan. Peneliti terjun ke lapangan dan melakukan

wawancara serta membagikan kuesioner kepengguna jasa angkutan laut,

sehingga dapat langsung mengetahui persepsi pengguna jasa angkutan laut

(12)

11 1.4.2 Uji Kuisioner

1. Uji Validitas

Uji Validitas i n i digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

pertanyaan kuesioner dalam mendefenisikan suatu variabel.Butir-butir pertanyaan

kuesioner pada prinsipnya harus mendukung variabel tertentu yang dijadikan

variabel penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menilai hasil uji validitas

adalah nilai korelasi (r), yang disebut dengan koefisien validitas. Nilai r hasil

perhitungan dibandingkan dengan nilai r tabel dimana jika nilai r tabel lebih

kecil dari nilai r hitung maka butir pertanyaan tersebut dianggap valid

(Sujarweni, 2007).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas atau kehandalan merupakan ukuran kestabilan dan

konsistensi responden dalam menjawab butir-butir pertanyaan yang berkaitan

dengan dimensi variabel penelitian. Reliabilitas memberikan gambaran sejauh

mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya artinya sejauh mana skor hasil

pengukuran terbebas dari kesalahan pengukuran (measurement error).

Tinggi rendahnya nilai reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu

angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis besarnya koefisien

reliabilitas berkisar antara 0,0-1,0 dan dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

reliabilitas sangat tinggi(0,8-1,0),reliabilitas tinggi(0,6-0,8),reliabilitas cukup(0,4-

0,6),reliabilitas rendah(0,2-0,4),dan reliabilitas buruk(0,0-0,2),sehingga besarnya

koefisien reliabilitas minimal yang harus dipenuhi oleh suatu alat ukur adalah

0,4 (Sujarweni, 2007).

2.4.3 Teknik Pengukuran Kinerja 1. Teknik Pengukuran

Prosedur dalam pengukuran dan pemberian angka-angka pada variabel

diharapkan bersifat isomorphic terhadap realita,artinya ada persamaan dengan

(13)

12

dikembangkan pertama kali oleh Steven pada tahun 1946, yakni tingkat ukuran

nominal, ordinal, interval dan rasio.

a) Ukuran nominal, merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam

ukuran ini tidak ada asumsi tentang jarak maupun urutan antara

kategori-kategori dan angka hanya menunjukan kedudukan atau berupa label.

b) Ukuran Ordinal, merupakan ukuran yang mengurutkan responden dari

tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut

tertentu tanpa ada penunjuk yang jelas tentang berapa jumlah absolut

atribut yang dimiliki oleh masing-masing responden tersebut dan berapa

interval antara responden dengan responden lainnya.

c) Ukuran interval, merupakan ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan

orang atau obyek berdasarkan suatu atribut,tetapi memberikan informasi

tentang interval antara satu obyek dengan obyek lainnya.Tetapi ukuran itu

tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut atribut yang dimiliki

obyek.

d) Ukuran rasio, merupakan ukuran yang diperoleh selain informasi tentang

urutan dan interval antara obyek-obyek juga terdapat informasi tambahan

tentang jumlah absolutatribut objek yang jaraknya diukur dari titik nol.

Sedangkan metode survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan

pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut :

a) Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan seperti “Ungkapkan seberapa puas saudara terhadap pelayanan perusahan X pada skala berikut : sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, sangat puas” (directly reported satisfaction).

b) Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka

mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka

rasakan (derived dissatisfaction).

c) Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka

hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta

untuk menuliskan perbaikan yang mereka sarankan (problem analysis).

(14)

13

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa

baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen (importance /

performan ratings). Teknik ini dikenal pula dengan istilah

Importance-Performance Analysis (Martilla dan James, 1997).

Dalam penelitian ini teknik pengukuran yang digunakan adalah teknik

keempat yaitu Importance-Performance Analysis.

a. Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah Skala

Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) dan terkenal dengan

nama Likert’s Summated Ratings (LSR) atau Skala Likert (Sedarmayanti, 2011).

Beberapa faktor yang menyebabkan skala Likert banyak digunakan sebagai

berikut:

 Skala ini relatif mudah dibuat.

 Bebas memasukan item-item pernyataan.  Jawaban dapat berupa beberapa alternative  Tingkat reliabilitas yang tinggi dapat dicapai.  Mudah untuk diterapkan pada berbagai situasi.

b. Pendekatan Importance-Performance Analysis (IPA)

Importance-Performance Analysis (IPA) merupakan alat bantu dalam

menganalisis atau untuk membandingkan sampai sejauh mana kinerja/pelayanan

yang dapat dirasakan oleh pengguna jasa dibandingkan terhadap tingkat kepuasan

yang diinginkan. Untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan/

kinerja terhadap jawaban responden, digunakan skala lima tingkat. Dari hasil

penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja, maka akan diperoleh

suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan

tingkat pelaksanaannya.

Tingkat kesesuaian merupakan hasil perbandingan antara skor kinerja

pelaksanaan dengan skor kepentingan, sehingga tingkat kesesuaian inilah yang

akan menentukan skala perioritas yang akan dipakai dalam penanganan

(15)

14

Ada dua buah variabel yang akan menentukan tingkat kinerja penyedia

jasa pelayanan (diberi simbol X) dan tingkat kepentingan pengguna jasa (diberi

simbol Y) sebagaimana dijelaskan pada modul matematika sebagai berikut :

Tki =

Tki = Tingkat kesesuaian responden

xi = Skor penilaian kinerja

Yi = Skor harapan responden

Selanjutnya unsur-unsur dari atribut akan dikelompokkan dalam salah

satu dari empat kuadran yang disebut dengan diagram kartesius yang dibatasi

oleh sumbu X dan sumbu Y, seperti terlihat dalam Gambar 2.1.

Importance

Performance

Gambar 2.1 . Importance-Performance Grid Diagram Kartesius

Apabila unsur pelayanan berada pada :

 kuadran A, maka dapat diartikan juga bahwa menunjukkan Harapan

(Importance) terhadap elemen pelayanan yang diberikan pada tingkat yang

diinginkan namun Perusahaan belum melaksanakannya sesuai keinginan

konsumen sehingga masih perlu diprioritaskan dalam membenahi elemen

(16)

15

 Kuadran B, menunjukkan elemen pelayanan yang diberikan telah sangat

baik dan perusahaan tersebut harus memelihara kinerja yang telah dicapai

(Pertahankan prestasi).

 kuadran C, menunjukkan elemen pelayanan yang masih kurang dan

diberikan dengan cara yang sedang saja, tetapi tidak memerlukan perhatian

perusahaan, karena dianggap kurang penting oleh konsumen (Prioritas

rendah).

 kuadran D, menunjukkan elemen pelayanan yang dianggap kurang penting

oleh pelanggan, tetapi sudah diberikan oleh perusahaan dengan sangat

baik (Berlebihan).

2.5 Populasi Sampel

Menurut Miro (2005), Salah satunya yang paling populer dipakai adalah

cara penarikan secara acak yang tujuannya tidak lain adalah agar seluruh objek

pada masing-masing tingkat dapat memiliki populasi, dan dengan demikian dapat

pula memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Jumlah sampel untuk cara ini

biasanya ditetapka sebesar 10% dari populasi seperti rumus berikut :

...( 2.12)

di mana :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

2.6 Peneliti Terdahulu

Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

(17)

16

hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik

penelitian.

Nama Tahun Judul Penelitian Obyek Penelitian Sri Pamono 2005 Faktor-Faktor Yang

(18)

17 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan hasil suatu perencanaan yang baik maka harus

dilakukan metode yang baik. Dalam perencanaan ini metode perencanaan akan

dijabarkan dalam setiap langkah-langkah perencanaan.

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan prosedur yang sistemik dan harus

memperhatikan garis yang ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

data yang tidak terpakai karena informasi yang diperoleh tidak relevan dengan

keperluannya. Seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat

dikelompokkan menjadi data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan

data dalam penelitian ini yaitu dengan 2 (dua) cara :

3.3.1 Data primer

Data primer, yaitu data – data yang langsung dicari dan dikumpulkan oleh peneliti dan cara mengumpulkannya dengan melakukan wawancara baik secara

lisan (tanya jawab) maupun menggunakan alat bantu daftar pertanyaan (kuesioner)

yang sudah disiapkan sebelumnya. Dapat dilihat pada lampiran B1, Halaman 26,

Lampiran B2, Halaman 27, Lampiran B3, Halaman 28, lampiran B4, Halaman 29.

3.3.2 Data sekunder

Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait,

atau dari instansi lain yang dapat memberikan bantuan - bantuan informasi yang

berkaitan dengan pokok permasalahan penulisan tugas akhir ini.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Kabupaten Aceh Selatan, Penelitian tersebut

dilakukan pada jadwal keberangkatan kapal ferri rute labuhan haji - simelue.

(19)

18

dengan menggunakan kuesioner yang disusun sesuai dengan kebutuhan. Hal

ini bertujuan agar hasil atau data yang diperoleh relevan dan sesuai dengan tujuan

penelitian. Dapat dilihat pada lampiran A.1 pada Halaman 21.

3.3 Jumlah Sampel

Jumlah sampel diperoleh dari populasi jumlah rata-rata yaitu 50 orang

penumpang angkutan kapal ferri yang dilakukan selama 2 hari dalam 1 (satu)

minggu. Menggunakan rumus slovin :

Kapal ferri = = 280 = 28

1 + 280.102

Dapat dilihat pada pada rumus (2.12) halaman 15.

3.4 Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis hitungan Infortance

Performance Analisis (IPA) yang merupakan suatu analisis yang berfungsi untuk

menganalisis suatu data dalam nilai indeks kepuasan rata-rata pengguna jasa

transportasi laut terhadap factor - faktor pelayanan yang ada pada masyarakat

yang menaiki kapal ferri rute labuhan haji – simeulue yang mencangkup berapa persen masuk kriteria cukup puas. Dari analisis inilah akan didapatkan suatu

bentuk transportasi yang layak bagi pengunanya dan dapat dilihat pada Halaman

13-14.

1. Identifikasi berbagai faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pelaku

perjalanan diantaranya:

a) Faktor karakteristik perjalanan (tujuan perjalanan, waktu perjalanan)

b) Faktor karakteristik sistem transportasi (berhubungan dengan kinerja

pelayanan sisitem transportasi) seperti kenyamanan, kemudahan

pencapaian tempat tujuan dan ketepatan waktu.

2. nilai kepuasan pelaku perjalanan yang berhubungan dengan variabel yang

(20)

19 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan data dari hasil penelitian sesuai dengan

metodelogi yang telah dikemukankan pada bab III,disertai dengan pembahasannya

sesuai dengan teori - teori pada bab II.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden di sini dimaksudkan untuk menganalisis data

berdasarkan hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing masing

indikator pengukur variabel. Perhitungan Skor dapat dilihat pada tabel B2, B3, B4

dibawah ini.

Tabel B2 : Tingkat Pelayanan.

(21)

20 Tabel B2 : Tingkat Pelayanan.

(Tanggapan Responden Terhadap Persepsi pelayanan 2)

 Berdasarkan tabel B2 Penilaian Persepsi menurut Tingkat Pelayanan Kapal 1

dan 2 diketahui bahwa hasil penilaian rata-rata (performance) pelayanan kapal

KMP.TELUK SINABANG rute labuhan haji-Simeulue adalah 1.27 + 3.54 / 7

= 0.69.

 untuk hasil penilaian rata-rata (inportance) 50/7 = 7.14

 keterangan Tabel B3 Tingkat Pelayanan Kapal 1 :

V = VARIABEL. SB = SANGAT BURUK. B = BURUK.

N = NETRAL. B = BAIK.

SB = SANGAT BAIK.

 keterangan Tabel B3 Tingkat Pelayanan Kapal 2 :

TP = TIDAK PENTING. KP = KURANG PENTING. N = NETRAL.

P = PENTING.

(22)

21

Tabel B3 : Penilaian Persepsi Tingkat Kinerja Kapal. (Skor Tanggapan Responden 1)

(23)

22

Tabel B3 : Penilaian Persepsi Tingkat Kinerja Kapal. (Skor Tanggapan Responden 3)

(24)

23

Tabel B3 : Penilaian Persepsi Tingkat Kinerja Kapal. (Skor Tanggapan Responden 5)

(25)

24

Tabel B3 : Penilaian Persepsi Tingkat Kinerja Kapal (Skor Tanggapan Responden 7)

(26)

25

 Berdasarkan tabel B3 Penilaian Persepsi menurut Tingkat Kinerja Kapal 1,2,3

4,5,6,7,8 diketahui bahwa hasil penilaian rata-rata (performance) pelayanan

kapal KMP.TELUK SINABANG rute labuhan haji-Simeulue adalah 100 +

3.17 + 3.17 + 2.70 + 0.32 + 0.19 + 0.8 + 0.27 + 4.0 / 6 = 2.43.

 untuk hasil penilaian rata-rata (inportance) 50/6 = 1.04

 keterangan Tabel B3 Penilaian Persepsi menurut Tingkat Kinerja :

SB = SANGAT BURUK.

B = BURUK.

CB = CUKUP BAIK. B = BAIK.

SB = SANGAT BAIK.

(27)

26

 Berdasarkan tabel B4 Penilaian Persepsi menurut Tingkat Kepentingan

diketahui bahwa hasil penilaian rata-rata (performance) pelayanan kapal

KMP.TELUK SINABANG rute labuhan haji – Simeulue adalah = 14.25 + 20.25 + 15.5 = 6.25.

 untuk hasil penilaian rata-rata (inportance) 50/8 = 6.25

 keterangan Tabel B4 Penilaian Persepsi menurut Tingkat Kinerja Kapal :

TP = TIDAK PENTING. KP = KURANG PENTING. CP = CUKUP PENTING. P = PENTING.

SP = SANGAT PENTING.

4.1.2 Importance-Performance Analysis (IPA).

Dari hasil diatas maka dilakukan analisa dengan menggunakan

rumus-rumus yang dipaparkan pada bab II berdasarkan pengolahan data-data primer

maupun sekunder terhadap tingkat perpepsi pelayanan pada kapal ferri

KMP.TELUK SINABANG dengan mengunakan Rumus Importance-Performance

Analysis (IPA).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan Important Performance Analysis

(IPA) diperoleh nilai rata-rata kinerja (performance),nilai rata-rata harapan

(importance),serta nilai rata-rata Performance dan Importance dari setiap variabel

kualitas pelayanan dan juga tingkat kesesuaian dari hasil penilaian responden pada

Lampiran Tabel B2 Tingkat Pelayanan Kapal, Tabel B3 Penilaian Persepsi

menurut Tingkat Kinerja, Tabel B4 Penilaian Persepsi menurut Tingkat

Kepentingan Kinerja Kapal diatas maka hasil penilaian importance-performance

analysis tiap variabel kualitas pelayanan dan perhitungan tingkat kesesuaian

perpepsi pelayanan pada kapal Kmp.teluk sinabang seperti terlihat pada variable

(28)

27

simbol Y) sebagaimana dijelaskan pada modul matematika sebagai berikut :

1,14 =

Selanjutnya unsur-unsur dari atribut akan dikelompokkan dalam salah

satu dari empat kuadran yang disebut dengan diagram kartesius yang dibatasi

oleh sumbu X dan sumbu Y, seperti terlihat dalam Gambar 2.1.

I

(29)

28 4.2 Pembahasan

1. Dari hasil tabel B3 didapat hasil untuk Tki 0.09, pada tabel B4 didapat

hasil Tki 2.33 dan pada tabel B5 didapat hasil Tki 1.00. Sehingga dari hasil

keseluruhan importance dan performance tabel B2,B3,dan B4 di dapatkan

hasil persepsi penumpang keseluruhan dari Tingkat Kesesuaian Responden

(Tki 74%).

2. Tingkat Kesesuaian Responden (Tki) adalah hasil Pernyataan hipotesis

yang membuktikan apabila nilai rata-rata performance/kinerja diatas serta

nilai rata-rata importance/harapan dalam tingkat kesesuaian responden

angkutan kapal ferri KMP.Teluk Sinabang dibawah Tki<100%, Yang

berarti pelayanan angkutan kapal ferri KMP. Teluk Sinabang belum

memuaskan.

3. Variabel yang menentukan tingkat kinerja penyedia jasa pelayanan (X)

dan tingkat kepentingan pengguna jasa (Y) sebagaimana dijelaskan pada

modul matematika diatas didapat tingkat kesesuaian perpepsi pelayanan

pada kapal KMP.TELUK SINABANG = 74%.

4. Dari hasil Importance-Performance Grid Diagram Kartesius yang terlihat

diatas unsur pelayanan yang menepati kuadran D, menunjukkan elemen

pelayanan yang dianggap kurang penting oleh pelanggan, tetapi sudah

(30)

29 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan dari perhitungan dengan Importance-Performance Analysis

sebagai Instrumen Penilaian Kualitas persepsi pelayanan diperoleh hasil

persepsi pelayanan dalam kapal angkutan kapal ferri KMP.TELUK

SINABANG rute labuhan haji-simeulue yang digerakkan oleh Dinas PT.

ASDP pada sarana transportasi angkutan penumpang kapal ferri

KMP.TELUK SINABANG belum memuaskan,dengan harapan agar dapat

kiranya meningkatkan pelayanan fasilitas yang lebih baik lagi kedepan

bagi semua terutama untuk penumpang kapal.

2. Variabel Deskripsi kinerjanya memiliki nilai terendah berdasarkan respon

dari responden/penumpang ,dimana terlihat posisinya di kuadran D pada

Diagram kartesius, yang berarti menunjukkan elemen pelayanan yang

masih kurang dan diberikan dengan cara yang sedang saja, tetapi tidak

memerlukan perhatian perusahaan, karena dianggap kurang penting oleh

konsumen.

3. Prioritas dari kuadran yang disurvei selama 2 hari dalam seminggu di

tempat penelitian ini didapat hasil bahwa prioritas dari kuadran D yang

didapatkan adalah prioritas rendah, dengan demikian prioritas untuk pihak

PT.ASDP dan Kapal KMP.TELUK SINABANG harus lebih dioptimalkan

untuk kedepan.

4. factor-faktor yang menyebabkan kelayakan dan kenyaman dalam

pelayanan yang belum tertata baik ini berdasarkan hasil dari penelitian

yang disurvei di kapal KMP.TELUK SINABANG rute labuhan

haji-simeulue ini harus memberikan speed perbaikan dalam kualitas untuk

menunjukkan keunggulan Kapal KMP.TELUK SINABANG serta PT

ASDP yang selayaknya, sehingga para penumpang kapal kedepan lebih

(31)

30 5.2 Saran

Setelah memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, selanjutnya dapat

diberikan rekomendasi atau saran terutama kepada KMP. TELUK SINABANG

rute labuhan haji-simeulue yang digerakkan oleh Dinas PT.ASDP untuk dapat

kiranya memperhatikan tingkat persepsi pelayanan dan tingkat kepentingan untuk

kinerja kapal (nahkoda dan anak buah kapal(ABK). Oleh karena kurangnya

perhatian dari pihak Dinas PT.ASDP yang sekarang ini belum sesuai dengan

harapan yang diinginkan penumpang kapal,serta fasilitas kapal yang belum

(32)

31 VI. DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Andi Wahyu,H.,(2008), Analisis Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Terminal Peti Kemas di Pelabuhan Semarang.

2. Ibrahim,B.,(1997) Total Quality Manajemen, Panduan untuk menghadapi Persaingan Global, Penerbit DJambatan,Jakarta.

3. Jinca,M.Y.,2011,Transportasi Laut Indonesia,Brilian Internasional, Surabaya.

4. Kotler,P.,1995, Manajemen Pemasaran Analysis Perencanaan dan Imple mentasi, Salemba Empat, Jakarta.

5. Khisty C. J.,Lall B.K.,2005, Dasar-Dasar Rekayasa Tranportasi, Penerbit Erlangga Jakarta.

6. Lovelock,C.H., dan Wright.L.K.,2007, Manajemen Pemasaran Jasa : Alih bahasa Agus Widyantoro, PT. INDEKS Jakarta

7. Manheim,L.,M.,1979, Fundamental Transportation Systems Analysis, Volume I, Basic Concept, The MIT Press, Cambridge.

8. Martila A. John and James C. John,1997,“The Analysis of the Importance and Satisfaction level of the Customers” Prentice Hall Inc.

9. Miro.,2005., Populasi sampel pada kepuasan pengguna transportasi laut.

10.M.Yamin Jinca.,2010, Jaringan Pelayanan Angkutan Laut Perintis di Kawasan Timur Indonesia.

11.Poerwadarminta,W.J.S.,2001, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

12.Singarimbun, M.,dan Effendi,S.,1995, Metode Penelitian Survei, Edisi Kedua, LP3ES, Jakarta.

13.Sinulingga.,2005, Transportasi yang dikatakan baik serta mendapatkan pelayanan yang sesuai keinginan

14.Sri Pramono,S.,2005, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Konsumen pada Jenis Kapal Angkutan Laut Semarang - Pontianak, Tesis.

15.Sujarweni,V.W.,2007, SPSS untuk Penelitian, Global Media Informasi, Yogjakarta.

(33)

32

17.Tjiptono,F.,1995, Manajemen Jasa, Penerbit Andi,ogyakarta.

18.Zeithaml,A.,V.,Parasuraman, A., and Berry, L., L., 1990, Delivering Quality,

Service Balancing Customer Perception and Expectation, The Press New

Gambar

Gambar 2.1 . Importance-Performance Grid Diagram Kartesius
Tabel B2 : Tingkat Pelayanan.
Tabel B2 :    Tingkat Pelayanan.
Tabel B3 :
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan tentang analisis data ini mengarah pada penyelesaian permasalahan yang telah penulis ajukan pada Bab I yakni Bagaimana pengaruh motivasi belajar

Kehadiran MPN diharapkan mampu melakukan pembinaan dan pengawasan, sehingga Notaris dapat menjalankan jabatannya sesuai UUJN, kode etik dan peraturan perundang-undangan terkait

1) Menurut anda, apakah daftar data yang direncakan telah mencakup seluruh data yang dibutuhkan ?.. Data-data yang sudah direncakan saat ini sudah baik, apalagi beberapa

2) Aktifitas dalam kegiatan pembinaan menunjukan bahwa seluruh guru dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik di setiap aspek. 3) Peningkatan mutu sekolah oleh

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa jenis perusahaan keluarga ini adalah perusahaan Family Business Enterprise (FBE) dimana kepemilikan perusahaan merupakan

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini antara lain ( a ) memotivasi ibu-ibu dharma wanita yang belum memiliki perpustakaan keluarga agar memiliki perpustakaan keluar- ga; ( b

Upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan memerlukan paradigma yang jelas, guna dijadikan dasar dalam penetapan tujuan yang ingin dicapai. Banyak aliran filsafat

Tidak ada SDM khusus &amp;  bersertifikat untuk karyawan yang menghandle chemical Pihak hotel seharusnya menunjuk karyawan yg  berkopeten &amp;  bersertifikat minimal petugas k3