• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT JASA MARGATbk

SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

ALI FAHIR SYAHIR

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT. Jasa MargaTbk Sebelum dan Setelah Privatisasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

(4)

ABSTRAK

ALI FAHIR SYAHIR. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi. Dibimbing oleh ABDUL KHOHAR IRWANTO.

PT Jasa Marga selaku BUMN telah mengupayakan perbaikan kinerja melalui penawaran publik perdana pada tanggal 1 November 2007. Penelitian dilakukan untuk (1) Menganalisis trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk selama periode 2004-2013 serta meramalkannya periode 2014-2015. (2) Membandingkan kinerja keuangan Jasa Marga selama empat periode sebelum dan setelah privatisasi. (3) Menguraikan pengaruh yang signifikan pada rata-rata rasio kinerja keuangan Jasa Marga setelah perseroan diprivatisasi. Hasil analisis trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk menunjukkan bahwa neraca perusahaan dan laba cenderung meningkat pada tahun 2004-2013 dan diramalkan akan cenderung meningkat pada tahun 2014-2015. Sementara analisis kinerja keuangan menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan menurun. Berikutnya tingkat likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan meningkat dari tahun 2004-2013. Setelah dilakukan pengujian signifikansi menggambarkan peningkatan nilai setelah setelah privatisasi yang dialami oleh rata-rata rasio kas, rasio lancar, ROE, DER dan DAR tidak berpengaruh secara signifikan. Peningkatan nilai yang berpengaruh secara signifikan terjadi pada rata-rata ROA, NPM dan TATO. Kata kunci: Analisis trend, kinerja keuangan, peramalan privatisasi, uji paired sample T test

ABSTRACT

ALI FAHIR SYAHIR. Financial Performance Analysis of PT Jasa Marga Enterprise Before and After Privatization. Supervised by ABDUL KHOHAR IRWANTO.

PT Jasa Marga as BUMN has been struggling to do some improvement through Initial Public Offering (IPO) since November, 1st 2007. This research is done to (1) Analyses finances condition trend PT Jasa Marga Tbk during 2004-2013 period then predict during 2014-2015. (2) Compares between financial performance Jasa Marga during four periode before privatization and after privatization. (3) Explains significant factorin financial performance average ratio Jasa Marga, after enterprise is private. The analysis results finances condition trend PT Jasa Marga Tbk shows that enterprise balance and profit end to increase during 2004-2013, and estimated to increase during 2014-2015. While financial performance analysis shows that enterprise solvabilitity level is tend to decrease. Next, liquidity level, profitability, and enterprise activity ends to riseduring 2004-2013. After signification test is done, it shows some increased scores after privatization which is experienced by average cash ratio, current ratio, ROE, DER and DAR, is not affects significantly. The increasing value which is affects significantly are ROA, NPM and TATO.

(5)
(6)
(7)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. JASA MARGA, Tbk

SEBELUM DAN SETELAH PRIVATISASI

ALI FAHIR SYAHIR

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk Sebelum dan Setelah Privatisasi

Nama : Ali Fahir Syahir

NIM : H24100161

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2014 sampai Maret 2014 ini ialah keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT Jasa Marga Tbk sebelum dan Setelah Privatisasi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Abdul Kohar Irwanto selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, seluruh keluarga, serta sahabat atas doa dan kasih sayangnya.

Tujuan pembuatan skripsi ini untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi, yang merupakan salah satu syarat kelulusan bagi setiap mahasiswa Program Sarjana Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 3

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Badan Usaha Milik Negara 4

Kinerja Keuangan 5

Penelitian Terdahulu 5

METODE 6

Kerangka Pemikiran Penelitian 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Jenis dan Sumber Data 6

Metode Pengolahan Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 10

Gambaran Singkat PT Jasa Marga Tbk 10

Analisis Trend dan Peramalan 11

Rasio Keuangan 20

Analisis Uji Beda Paired T Test 24

Implikasi Manajerial 27

SIMPULAN 28

DAFTAR PUSTAKA 29

(12)

DAFTAR TABEL

1 Laporan ringkas keuangan PT Jasa Marga Tbk pra dan pasca privatisasi

1 2 Indikator dan bobot penilaian kinerja keuangan BUMN

3 Rasio likuiditas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011 17 4 Rasio solvabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011 18 5 Rasio profitabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011 23

6 Rasio aktivitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011 23

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka Pemikiran 5

2 Perkembangan analisis trend kondisi neraca keuangan 2004-2013 9

3 Prekembangan dan peramalan total aktiva 10

4 Perkembanga dan peramalan total pasiva 11

5 Perkembangan dan peramalan ekuitas 12

6 Perkembangan analisis trend kondisi laba rugi 2004-2013 12 7 Perkembangan dan permalan pendapatan perusahaan 13

8 Perkembangan dan peramalan laba usaha 14

9 Perkembangan dan peramalan laba sebelum pajak 15 10 Perkembangan dan peramalan laba bersih perusahaan 16 11 Output perhitungan rasio kas paired t test di SPSS 19 22 12 Output perhitungan rasio lancar paired t test di SPSS 19 22 13 Output perhitungan rasio hutang atas modal paired t test di SPSS 19 22 14 Output perhitungan rasio hutang atas aktiva paired t test di SPSS 19 23 15 Output perhitungan Return on Asset paired t test di SPSS 19 23 16 Output perhitungan Return on Equity paired t test di SPSS 19 23 17 Output perhitungan Net Profit Margin paired t test di SPSS 19 24 18 Output perhitungan Total Asset Turnover paired t test di SPSS 19 24

DAFTAR LAMPIRAN

1 Output uji beda paired t test rasio kas 28

2 Output uji beda paired t test rasio lancar 28

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Privatisasi telah menjadi salah satu topik bahasan dominan dalam kancah kebijakan publik, khususnya berkenaan dengan peran pemerintah dalam perekonomian. Privatisasi sendiri dilakukan melalui mekanisme pasar dengan menawarkan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baik sebagian maupun seluruhnya kepada publik. Penjualan saham tersebut bisa dilakukan melalui mekanisme penawaran umum saham kepada publik (IPO) dan atau dapat pula dilakukan melalui mekanisme strategic sales, yaitu menjual langsung ke investor strategis tanpa melalui mekanisme pasar modal. Pemerintah melakukan privatisasi pada perusahaan-perusahaan sektor publik mempunyai tujuan tertentu (Mangkusubroto 2011). Pemberlakuan IPO akan memiliki manfaat yang diperoleh selain dana segar dari penjualan saham juga semakin luasnya pasar serta berubahnya budaya perusahaan karena tuntutan profesionalisme (Primiana, 2009). Tujuan dilakukannya penjualan perusahaan-perusahaan negara adalah meningkatkan efisiensi sektor publik (Kirmizi 2009). Selain itu, privatisasi juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara.

Top Manajemen BUMN di masa mendatang yang tidak terlalu jauh akan menghadapi lingkungan usaha di mana privatisasi merupakan paradigma yang dominan. Kondisi ini menjadi semakin jelas karena sejalan dengan upaya perusahaan mengatasi krisis keuangan, dan bersamaan dengan persiapan menghadapi era perdagangan dan investasi bebas dalam waktu kurang dari lima tahun ke depan (Mangkusubroto 2011). BUMN sebagai sebuah perusahaan berfungsi tidak hanya sebagai agen pembangunan tetapi juga mengemban kebijakan dan program pemerintah (Dibyo 2004), di sisi lain BUMN juga dituntut untuk menjadi unit usaha yang sehat. Pada dasarnya BUMN memiliki tiga misi utama yaitu berperan sebagai stabilisator ekonomi, meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional, serta sebagai unit usaha yang harus tetap mampu mendapatkan laba. Selain itu BUMN harus dapat memperluas kesempatan kerja dan memanfaatkan sumber dana dan sumber daya secara optimal.

(14)

Tabel 1 Laporan ringkas keuangan PT Jasa Marga Tbk pra privatisasi dan pasca Laba Usaha 517.463 653.673 1.819.543 1.015.949

Laba Bersih 230.807 307.544 462.567 277.982

Sumber: PT Jasa Marga Tbk (2004-2011)

PT Jasa Marga telah mengupayakan perbaikan kinerja melalui penawaran publik perdana pada tanggal 1 November 2007. Hal ini diperoleh dari pernyataan efektif Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui Surat No. S-5526/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum perdana saham sebanyak 2.040.000.000 saham atas nama seri B dengan nilai nominal Rp 500 (Rupiah penuh) setiap saham yang berasal dari saham dalam simpanan (portepel) perusahaan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 1.700 (Rupiah penuh) per saham melalui pasar modal dan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Peningkatan kualitas dan kinerja BUMN merupakan suatu tuntutan yang memiliki peranan sebagai pendorong dalam pembangunan nasional dapat berjalan. Dua indikator penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat perusahaan tersebut telah menjalankan kaidah-kaidah manajemen yang baik adalah dengan melihat sisi kinerja keuangan dan non-keuangan.

(15)

3 ini dapat dijadikan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh privatisasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan latar belakang, maka pada penelitian ini melakukan pengukuran kinerja menurut rasio keuangan berupa profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas, serta analisis trend perkembangan neraca dan laporan laba rugi. Sementara, uji perbandingan dua data kinerja keuangan sebelum dan sesudah privatisasi akan menggunakan paired sample t test, sehingga dapat dijadikan informasi oleh investor untuk menginvestasikan modalnya pada PT Jasa Marga Tbk.

Perumusan Masalah

Perubahan status Jasa Marga dari BUMN menjadi perusahaan publik adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan mengembangkan usahanya. Maka setelah privatisasi tersebut, diharapkan PT Jasa Marga Tbk dapat memperbaiki kinerja keuangannya. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah: (1) Bagaimana trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2013 dan kondisi keuangan dalam peramalan periode 2014-2015 ? (2) Bagaimana kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk sebelum (periode 2004-2007) setelah privatisasi (periode 2008-2011) melalui IPO ? (3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada rata-rata rasio kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO ?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk selama periode 2004-2013 serta meramalkan kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk periode 2014-2015. (2) Membandingkan kinerja keuangan Jasa Marga sebelum (periode 2004-2007) dan setelah privatisasi (periode 2008-2011) melalui IPO. (3) Menguraikan pengaruh yang signifikan pada rata-rata rasio kinerja keuangan Jasa Marga setelah perseroan diprivatisasi melalui IPO.

Manfaat Penelitian

(16)

(4) Sebagai infomasi bagi pemegang saham dan calon investor untuk pertimbangan investasi pada saham perusahaan Jasa Marga.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh privatisasi melalui IPO terhadap kinerja keuangan Jasa Marga. Kondisi keuangan dan kinerja keuangan dianalisis dengan rasio keuangan dan dibandingkan dengan analisis deskriptif serta analisis trend untuk melihat kecenderungan kondisi dimasa depan. Perbandingannya adalah kondisi keuangan sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi selama periode 2004-2011. Sementara untuk menganalisis keberadaan privatisasi yang berpengaruh atau tidak dapat diuji dengan analisis perbandingan 2 rata-rata variabel menggunakan paired sample t test.

TINJAUAN PUSTAKA

Badan Usaha Milik Negara

Menurut Undang-undang Nomer 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara, BUMN adalah : Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (bumn.go.id 2014)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN, privatisasi didefinisikan sebagai penjualan saham persero, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas kepemilikan saham oleh masyarakat. Kriteria BUMN persero yang dapat diprivatisasi harus memenuhi kriteria: (1) Industri/sektor usahanya kompetitif, adalah industri/sektor uasaha yang pada dasarnya dapat diusahakan oleh siapa saja seperti BUMN ataupun swasta, (2) Industri/sektor usahanya terkait dengan teknologi yang cepat berubah, adalah industri/sektor usaha kompetitif dengan ciri utama terjadinya perubahan teknologi yang sangat cepat dan memerlukan investasi yang sangat besar untuk menangani teknologi tersebut. Sedangkan BUMN persero yang tidak dapat diprivatisasi adalah (1) Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peratuan perundang-undangan hanya boleh dikelola oleh BUMN, (2) Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan keamanan negara, (3) Persero di sektor terentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk melaksanakannya demi kepentingan masyarakat, dan (4) Persero yang bergerak di bidang sumber daya alam dan berdasar UU dilarang untuk diprivatisasi (Rorong 2008).

(17)

5 BUMN tersebut. Berdasarkan pasal 3 Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No: KEP-100/MBU/2002 bahwa penilaian tingkat kesehatan ditetapkan setiap tahun. Tingat kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dibedakan atas Sehat, Kurang Sehat dan Tidak Sehat. Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi penilaian aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi.

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu alat analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi 2010). Dalam pelaporan kinerja keuangan terdapat pihak-pihak yang berkepentingan terhadap proses keuangan tersebut maupun perkembangan suatu perusahaan adalah para pemilik perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para investor dan pemerintah dimana perusahaan tersebut berdomisili, buruh, serta pihak-pihak lainnya (Munawir 2007).

Penelitian Terdahulu

Wiranta (2011) melakukan penelitian tentang Privatisasi BUMN dan Perannya terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional: Kasus PT. Garuda Tbk. Masalah yang dihadapi Garuda dalam masa awal privatisasi adalah perlawanan yang kuat dari berbagai kalangan untuk implementasi nilai kompetensi penyelenggaraan privatisasi sehingga cenderung tidak produktif. Privatisasi akan efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang kompetitif, sistem hukum yang jelas, dan faktor institusional pendukung yang kondusif. Dan rekomendasinya adalah governance yang baik merupakan sebuah prasyarat kelembagaan terhadap pilihan kebijakan apapun yang akan diambil sehingga Garuda harus melaksanakan public governance yang baik, sekaligus corporate governance yang baik. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi yang komprehensif dalam privatisasi Garuda.

(18)

METODE

Kerangka Pemikiran

PT Jasa Marga Tbk merupakan perusahaan basis BUMN yang mengelola, mengembangkan dan memelihara sarana prasarana jalan tol di Indonesia. Perusahaan ini telah melakukan sebuah penetrasi bisnis yang baik dengan melakukan privatisasi. Hal ini penting dilakukan dengan harapan agar dapat memperbaiki kinerja keuangan di masa mendatang. Hadirnya investor publik mengharuskan Jasa Marga membuat transparansi keuangan dalam bentuk laporan keuangan.

Kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio profitabilitas, likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Laporan neraca dan laporan laba rugi memberikan cerminan laju perkembangan kondisi neraca dan laporan laba rugi apakah mengalami kenaikan, penurunan, atau stabil dengan menggunakan analisis trend. Hasil analisis trend tersebut memberikan informasi untuk meramalkan kondisi neraca dan laporan laba rugi perusahaan di masa yang akan datang. Hasil dari perhitungan analisis kinerja keuangan, analisis trend, analisis peramalan dan perbandingan kinerja keuangan sebelum dan setelah privatisasi Jasa Marga diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran kepada pihak manajemen perusahaan serta investor PT Jasa Marga Tbk mengenai kondisi perusahaan agar dapat mengambil keputusan dan pengembangan pada perusahaan. Adapun kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data sekunder. Data sekunder terdiri dari laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk pada periode 2004-2013 yang sudah dipublikasikan, jurnal, buku pustaka, dan internet. Sumber data penelitian diperoleh dari PT Jasa Marga Tbk. laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk yang telah diaudit.

Lokasi dan Waktu Penelitian

(19)

7

Gambar 1 Kerangka pemikiran

Metode Pengolahan Data

Analisis Trend

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan estimasi atas peramalan pada masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan program minitab 15 untuk menganalisa trend dari kinerja keuangan perusahaan. Analisis trend dilakukan untuk melihat perkembangan kondisi neraca dan laporan laba rugi pada PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2013. Sementara peneliti akan mengkalkulasi peramalan kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk pada periode 2014-2015 terhadap perkembangan kondisi neraca dan laporan laba rugi pada tahun 2004-2013. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

PT. Jasa Marga, Tbk

Laporan Keuangan

Neraca Konsolidasi Laporan Laba Rugi

Analisis Kinerja Keuangan

likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas

Hasil Penelitian

Rekomendasi

INVESTOR

Analisis Trend, Peramalan

Analisa perbandingan kinerja keuangan sebelum dan setelah

(20)

Rxt = ...(1) Dimana:

Nilai persentase untuk tahun ke-t

Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pos t dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar

Setelah diketahui arah trennya maka dilakukan peramalan untuk 2 tahun kedepan yaitu tahun 2014-2015. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis trend. Pemilihan nilai peramalan digunakan dengan melihat nilai MAPE terkecil dari trend linear, trend quadratic, trend eksponensial growth, ataupun trend S-curve (Iriawan, Septin 2006).

Analisis Rasio Keuangan

Peneliti melakukan pemberian batasan terhadap variabel yang diteliti dalam pengujian hipotesis. Variabel kinerja keuangan yang digunakan antara lain likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,dan aktivitas. Sementara variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel kinerja keuangan Jasa Marga sebelum melakukan privatisasi (X1) dalam jangka waktu empat tahun mulai dari tahun 2004 hingga 2007. 2. Variabel kinerja keuangan Jasa Marga setelah melakukan privatisasi (X2)

dalam jangka waktu empat tahun mulai dari tahun 2008 hingga 2011. Rasio kinerja keuangan yang digunakan peneliti untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah (Harahap 2004):

1. Likuiditas a. Rasio Kas

Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan kas dan setara kas dalam melunasi kewajiban lancarnya.

Rumus Rasio Kas = ...(2) b. Rasio Lancar

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar. Semakin besar hasil perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek. Rumus Ratio Lancar = ...(3) 2. Sovabilitas

a. Rasio hutang atas modal

Merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dngan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termauk utang lancar dengan seluruh equitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan.

(21)

9 b. Rasio hutang atas aktiva

Menggambarkan aktiva yang digunakan oleh perusahaan untuk menutup hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rumus rasio hutang atas aktiva= ...(5) 3. Profitabilitas.

a. Return on Asset (ROA)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Rumus ROA = ...(6) b. Return On Equity (ROE)

Merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.

Rumus ROE = ...(7) c. Rasio Marjin Laba Bersih

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rasio NPM = ...(8) 4. Aktiva

Total Assets Turn Over

Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap aktiva.

Rumus Total Assets Turnover = ...(9) Tingkat kesehatan rasio keuangan akan merujuk kepada Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MBU/2002 tentang penilaian kesehatan keuangan BUMN. Hal tersebut dijelaskan dalam tata cara penilaian tingkat kesehatan BUMN non jasa keuangan sebagai berikut ini.

TATA CARA PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BUMN NON JASA KEUANGAN

Aspek Keuangan 1. Total Bobot

BUMN INFRASTRUKTUR 50 BUMN NON INFRASTRUKTUR 70

(22)

Dalam penilaian aspek keuangan ini, indikator yang dinilai dan masing-masing bobotnya adalah seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 2 Indikator dan bobot penilaian kinerja keuangan BUMN

Indikator Bobot

Periode pengembalian 4 5

Perputaran persediaan 4 5

Perputaran total aset 4 5

Rasio modal terhadap

aktiva 6 10

Total Bobot 50 70

Sumber: Keputusan Menteri BUMN No: KEP-100/MB

Uji Paired-Samples t Test

Uji Paired-Samples t Test dengan uji Wilcoxon) digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan rata-rata dua sampel bebas (Singgih 2012). Dua Sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO, sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kinerja keuangan Jasa Marga sebelum dan sesudah privatisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Singkat PT Jasa Marga, Tbk

(23)

11 mengembangkan usaha lain, seperti tempat istirahat, iklan, jaringan serat optik dan lain-lain, untuk meningkatkan pelayanan kepada pemakai jalan dan meningkatkan hasil usaha perusahaan, (4) Mengembangkan usaha lain dalam koridor jalan tol. Ekstensifikasi aktivitas tersebut diharapkan dapat memperbaiki keuangan perusahaan.

Analisis Trend dan Peramalan

Perkembangan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun dapat digambarkan secara grafik melalui metode analisis trend. Alat analisis ini mampu memudahkan pembacanya dalam membuat kesimpulan apakah kinerja perusahaan menurun, meningkat, atau stabil. Software yang dipilih peneliti untuk perhitungan analisis trend adalah minitab 15. Periode pengamatan dari penelitian terhadap PT Jasa Marga Tbk selama 9 tahun, yaitu tahun 2004-2013. Dalam Penelitian ini tahun 2004 dijadikan sebagai tahun dasar.

Output dari analisis trendini menghasilkan sebuah pola grafik yang menghubungkan data dari masing-masing variabel pad periode 2004-2012. Pola grafik ini dapat dimanfaatkan sebagai input dari sebuah permalan kuantitatif. Peramalan ini melihat nilai MAPE MAD MSD terkecil dari model grafiktrend linear, trend quadratic, trend eksponensial growth, ataupun trend S-curve.

Trend dan Peramalan Kondisi Neraca

Analisis kondisi neraca dapat dicerminkan atas beberapa komponen pada laporan keuangan. Komponen tersebut adalah total aktiva, total kewajiban dan total ekuitas. Hasil analisis trend kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2013 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Perkembangan kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk

Pe

rse

n

(

(24)

a. Total aktiva

Grafik total aktiva pada gambar 2 menunjukan peningkatan yang positif dari tahun ke tahun. Nilai total aktiva PT Jasa Marga Tbk pada tahun dasar 2004 sebesar Rp 7.969.740.126.000. Nilai ini bertumbuh pada tahun 2005 dan 2006 masing-masing sebesar 21,91% dan 28,30% terhadap tahun dasar menjadi Rp 9.715.807.119.000 dan Rp 10.225.697.089.000. Peningkatan di kedua tahun

tersebut karena adanya peningkatan piutang lain-lain. Pelonjakan total aktiva yang cukup mencolok terjadi pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp 13.847.227.161.000. Pelonjakan lebih disebabkan oleh adanya kebijakan privatisasi pada bulan November 2007. Pada tahun 2008, nilai aktiva meningkat menjadi Rp 14.642.760.013.000. Fakta dibalik kenaikan tersebut terdapat nilai aktiva lancar yang menurun di tahun tersebut, peningkatan lebih ditutupi oleh aset tetap dalam konstruksi yang bernilai Rp 1.135.689.526.000. Pada tahun 2009, nilai total aktiva kembali meningkat sebesar 19,94% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan adanya peningkatan sebesar Rp 1.014.762.020 pada komponen hak pengusaha jalan tol dan komponen baru perusahaan yaitu goodwill. Secara berturut-turut peningkatan total aktiva terjadi pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 34,85%, 31,11%, 41,67% dan 45,33 dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini berbanding lurus dengan peningkatan aktiva lancar dan aktiva tetap masing-masing tahun.

Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai aktiva pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 3. Peramalan total aktiva ini menggunakan model quadratic. Peramalan nilai total aktiva pada tahun 2014 sebesar Rp 31.467.637.000.000. Nilai ini meningkat 38,91% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total nilai aktiva dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 35.188.532.000.000 atau meningkat 46,68% dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

(25)

13 b. Total kewajiban

Grafik total kewajiban pada Gambar 2 menunjukan peningkatan yang positif dari tahun ke tahun. Nilai kewajiban pada tahun dasar 2004 sebesar Rp 6.124.680.765.000. Nilai ini mengalami peningkatan pada dua tahun berikutnya maisng-masing sebesar 26,50% dan 1,99% dibanding tahun sebelumnya di tahun berikutnya atau sebesar Rp 7.747.988.022.000 dan Rp 7.870.032.878.000. Peningkatan total kewajiban pada dua tahun tersebut berbanding lurus dengan peningkatan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Total kewajiban sempat mengalami penurunan pada tahun 2007 walaupun kecil sebesar -3,877% atau sebesar Rp 7,632.542.945.000. Pada tahun 2008, total kewajiban kembali menningkat tidak signifikan sebesar 2,063% dibanding tahun 2007. Peningkatan kembali terjadi di sisi tahun analisis hingga tahun 2013. Besaran kenaikan bervariasi dari 9% - 50%. Kenaikan total kewajiban perusahaan dari tahun ke tahun menandakan kebutuhan akan dana yang diperlukan perusahaan untuk melakukan penetrasi bisnis yang semakin meningkat. Dana ini menutupi kekurangan atas modal sendiri.

Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai kewajiban pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 4. Peramalan total kewajiban ini menggunakan model linear. Peramalan nilai total kewajiban pada tahun 2014 sebesar Rp 16.216.463.000.000. Nilai ini menurun 20,95% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total nilai kewajiban dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 17.331.954.000.000 atau meningkat 18,21% dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

Gambar 4 Perkembangan dalam peramalankondisi total Pasiva tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

c. Ekuitas

(26)

1.844.968.118.000. Peningkatan ekuitas terjadi pada dua tahun berikutnya sebesar 6,51% dan 22,65% dibandingkan tahun dasar, Kenaikan ekuitas lebih disebabkan oleh peningkatan saldo laba yang ditahan. Lonjakan besar ekuitas terjadi pada tahun 2007 dimana nilai ekuitas perusahaan sebesar Rp 5.975.315.883.000 atau meningkat 323,87%. Pelonjakan ekuitas secara signifikan ini disebabkan adanya kebijakan perusahaan mengenai privatisasi. Kebijakan ini memungkinkan perusahaan mengambil dana investasi sebesar-besarnya dari masyarakat untuk operasi bisnis perusahaan. Sementara disisa tahun analisis hingga tahun 2013 tercatat PT Jasa Marga Tbk mampu mencetak peningkatan ekuitas dari tahun ke tahun dengan kisaran peningkatan sebesar 29% - 81%.

Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai ekuitas pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 5. Peramalan ekuitas ini menggunakan model eksponencial growth. Peramalan nilai ekuitas pada tahun 2014 sebesar Rp 17.024.010.000.000. Nilai ini meningkat 333,72% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total nilai ekuitas dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 21.024.472.000.000 atau meningkat 216,83% dibanding tahun 2014 dalam peramalan. Peningkatan yang signifikandalam permalan ini terjadi karena model exponencial growth, sehingga pertumbuhan menjadi sangat pesat.

Gambar 5 Perkembangan dalam peramalan kondisi ekuitas tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

Trend dan Peramalan Kondisi Laba Rugi

(27)

15

Gambar 6 Perkembangan kondisi laba rugi keuangan PT Jasa Marga Tbk a. Pendapatan usaha

Kecenderungan nilai pendapatan usaha yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk adalah positif dari tahun ke tahun. Pendapatan usaha di tahun dasar 2004 sebesar Rp 1.631.554.172.000. Nilai ini tumbuh secara positif di tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 2012 terdapat lonjakan pendapatan usaha. Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu memperoleh pendapatan 43,43% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp 3.353.632.332.000. Pelonjakan pendapatan usaha yang signifikan terjadi pada tahun 2012, presentase kenaikannya adalah 251,89% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp 9.070.219.074.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha meningkat lebih dari dua kali lipat adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk.

Pengamatan terhadap analisis trend yang menghasilkan peramalan nilai pendapatan usaha pada tahun 2014-2015 dapat dilihat pada gambar 7. Peramalan ekuitas ini menggunakan model quadratic trend. Peramalan nilai pendapatan usaha pada tahun 2014 sebesar Rp10.294.667.635.000. Nilai ini meningkat 75,05% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total pendapatan dalam peramalan tahun 2015 sebesar Rp 12.406.011.000.000 atau meningkat 129,41% dibanding tahun 2014 dalam peramalan.

Pe

rse

n

(

(28)

Gambar 7 Perkembangan dalam peramalan kondisi pendapatan tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

b. Laba usaha

Kecenderungan nilai laba usaha yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk adalah positif dari tahun ke tahun. Pendapatan usaha di tahun dasar 2004 sebesar Rp 543.552.784.000. Nilai ini tumbuh secara positif di tahun-tahun berikutnya hingga pada tahun 2012 terdapat lonjakan laba usaha. Peningkatan laba usaha ini berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan dan beban usaha pada tahun 2005, 2006, dan 2007 sehingga besaran pendapatan usaha masing-masing tahun adalah Rp 633.092.343.000, Rp 819.453.449.000, dan 1.015.949.442.000. Nilai ini kembali meningkat sebesar 65,43% di akhir tahun 2007 atau sebesar Rp 1.371.624.076.000. Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu meraup laba usaha 65,43% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp 1.371.624.076.000. Pelonjakan pendapatan usaha yang signifikan terjadi pada tahun 2012, presentase kenaikannya adalah 127,65% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp 2.975.235.917.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha meningkat seratus persen lebih adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk. Pada tahun 2013 terjadi penurunan laba usaha sebesar 57,41% dibandingkan tahun sebelumnya.

(29)

17

Gambar 8 Perkembangan dalam peramalan kondisi laba usaha tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

c. Laba sebelum pajak

Grafik nilai laba sebelum pajak yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk menunjukan pertumbuhan fluktutatif positif dari periode 2004-2014. Laba sebelum pajak di tahun dasar 2004 sebesar Rp 346.957.684.000. Nilai ini mengalami penurunan di tahun 2005 sebesar 48,96%. Penurunan ini disebabkan oleh beban lain bersih. Nilai ini kembali meningkat sebesar 94,77% di akhir tahun 2006 atau sebesar Rp 505.899.302.000. Penurunan terjadi pada akhir tahun 2007 sebesar -29,93% atau sebesar Rp 402.056.683.000. Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu meningkatkanlaba sebelum pajak sebesar 156,72% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp 945.822.260.000. Tahun berikutnya laba sebelum pajak terus mengalami peningkatan hingga pada akhir tahun 2012, persentase kenaikannya adalah 94,76% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp 2.055.256.702.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha meningkat hampir seratus persen adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk. Pelonjakan terjadi pada tahun 2013, laba sebelum pajak hanya sebesar Rp 1.237.820.534.000.

(30)

Gambar 9 Perkembangan dalam peramalan kondisi EBT tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

d. Laba bersih

Grafik nilai laba bersih yang didapat oleh PT Jasa Marga Tbk menunjukan pertumbuhan fluktutatif positif dari periode 2004-2014. Laba bersih di tahun dasar 2004 sebesar Rp 293.136.950.000. Nilai ini mengalami peningkatan di tahun 2005dan 2006 sebesar 17,69% dan 68,03% dari tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada akhir tahun 2007 sebesar -74,11% atau sebesar Rp 277.981.735.000. Pada tahun 2008, setahun perdana setelah privatisasi, PT Jasa Marga Tbk mampu meningkatkan laba bersih sebesar 172,57% dibandingkan tahun 2007 atau sebesar Rp 707.797.979.000. Tercatat di tahun tersebut sebagai peningkatan yang paling tajam laba bersih PT Jasa Marga Tbk periode 2004-2012. Tahun berikutnya laba sebelum pajak terus mengalami peningkatan hingga pada akhir tahun 2012, presentase kenaikannya adalah 86,22% dibandingkan tahun 2011 atau sebesar Rp 1.536.346.216.000. Kontribusi terbesar yang menyebabkan pendapatan usaha meningkat hampir seratus persen adalah pendapatan konstruksi PT Jasa Marga Tbk. Penurunan laba bersih terjadi pada tahun 2013 19,51% menjadi sebesar Rp 1.236.626.699.000.

(31)

19

Gambar 10 Perkembangan dalam peramalan kondisi laba bersih tahun 2004-2015 (dalam juta rupiah)

(32)

Jasa Marga bisa dilihat dari PER-nya). Kinerja nilai saham JSMR yang baik membuatnya terdaftar senagai anggota indeks LQ 45, sebuah indeks yang menggambarkan saham yang memiliki tingkat liquiditas yang tinggi.

Rasio Keuangan

Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang dapat digunakan untuk menginterpretasikan nilai rasio keuangan sehingga dapat menentukan kesehatan atau kinerja perusahaan baik pada saat ini maupun masa mendatang. Analisis rasio yang akan dibahas peneliti adalah rasio keuangan PT Jasa Marga Tbk pada tahun 2004 sampai 2011. Rasio-rasio yang akan dianalisis pada penelitian ini sebagai berikut:

Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menujukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas yang akan dibahas adalah rasio kas dan rasio lancar. Komponen yang ada dalam rasio ini kas, aktiva lancar, dan kewajiban lancar.

Tabel 3 Rasio likuiditas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011

Sumber: PT Jasa Marga Tbk (2004-2011) a. Analisis rasio kas

Berdasarkan perhitungan analisis rasio kas PT Jasa Marga Tbk pada tahun 2004-2011 menunjukan adanya nilai yang fluktuatif positif baik pada saat perusahaan belum diprivatisasi maupun sudah diprivatisasi. Periode sebelum privatisasi menunjukan rataan rasio sebesar 95,1% yang berarti setiap Rp100 hutang lancar dijamin dengan kas senilai Rp 95.1, maka dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya cukup baik karena aktiva yang mampu menutupi kewajiban lancar perusahaan lebih dari 95%. Kas rasio pada tahun 2004 sebesar 29,6% dan hanya meningkat 0,3% pada tahun 2009 menjadi sebesar 29,9%. Hal ini menandakan tidak banyak perubahan positif yang dilakukan perusahaan. Bahkan pada tahun 2006 rasio ini menurun tajam di angka 19,2%. Berdasarkan komponen yang tesedia, penurunan rasio ini disebabkan oleh menurunnya kas yang dimiliki perusahaan. Pada tahun 2007, perusahaan membenahi manajemen dengan melakukan IPO pada bulan November, sehingga dampak peningkatannya langsung dapat dirasakan pada tahun berjalan. Nilai rasio lancar pada tahun 2007 sebesar 301,8%.

Nilai rasio kas pada masa setelah privatisasi (2004-2011) menunjukan kinerja naik turun. Penurunan nilai rasio terjadi berturu-turut pada tahun 2008 dan 2009 penurunan masing-masing sebesar 28,8% dan 161,3%. Penurunan ini selain

(33)

21 disebabkan oleh penurunan komponen kas perusahaann dan meningkatnya utang usaha dan utang bank secara signifikan. Rasio kas sempat mengalami kenaikan pada tahun 2010 menjadi 161,9%. Penurunan kembali terjadi pada tahun 2011 menjadi 99,9%. Sementara rataan rasio kas setelah privatisasi sebesar 109,18%. Sehingga terjadi peningkatan rataan rasio kas pada 4 tahun berjalan setelah privatisasi. Rasio yang mencapai 109,18% menunjukan peringkat yang sangat baik dalam skala kesehatan yang ditetapkan Menteri BUMN. Namun yang menjadi cataan bagi perusahaan adalah kurang mampu dalam menjaga kestabilan kinerja rasio kas di periode awal privatisasi terbukti dengan adanya nilai rasio kas yang naik turun bahkan cenderung signifikan.

b. Analisis rasio lancar

Berdasarkan perhitungan analisis rasio kas PT Jasa Marga Tbk pada tahun 2004-2011 menunjukan adanya nilai yang fluktuatif positif baik pada saat perusahaan belum diprivatisasi maupun sudah diprivatisasi. Periode sebelum privatisasi menunjukan rataan rasio sebesar 161,6% yang berarti setiap Rp100 hutang lancar dijamin dengan aktiva lancar senilai Rp161.1. Dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangatbaik karena aktiva lancar yang mampu menutupi kewajiban lancar perusahaan dan bahkan lebih dari 61,6% dari kewajiban lancarnya. Rasio lancar pada tahun 2008 sebesar 38,1% dan menurun di tahun berikutnya menjadi 32,7%. Peningkatan secara signifikan terjadi pada tahun 2006 menjadi 60,9%. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya kas dan investasi perusahaan. Peningkatan tajam kembali terjadi pada tahun 2007 hal ini dikarenakan adanya kebijakan privatisasi yang dilakukan oleh Jasa Marga, nilai rasio di tahun tersebut sebesar 307,5%.

Nilai rasio lancar pada masa privatisasi menunjukan nilai yang naik turun. Rasio lancar pada tahun 2008 sebesar 315,8% dan menurun tajam sebsesar 115,6% di tahun berikutnya. Rasio kembali naik pada tahun 2010 menjadi 165,0% dan turun kembali di tahun berikutnya menjadi sebesar 106,1%. Sehingga rataan rasio lancar pada 4 tahun awal privatisasi sebesar 175,6%. Nilai ini termasuk skala yang sangat baik dalam penetapan nilai kesehatan kinerja keuangan menurut keputusan Menteri BUMN. Fenomena kinerja rasio lancar yang naik turun di empat tahun masa awal privatisasi menandakan masa adaptasi bagi Jasa Marga. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Komponen dalam penilaian rasio ini adalah total aktiva, total kewajiban dan ekuitas. Nilai rasio ini mengalami fluktuasi yang cenderung positif.

Tabel 4 Rasio solvabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011

Sebelum Privatisasi

(34)

a. Rasio hutang atas modal (debt to equity ratio)

Berdasarkan perhitungan analisis DER PT Jasa Marga periode sebelum privatisasi menunjukan kinerja yang fluktuatif positif. Nilai rataan rasio sebesar 295,8% yang berarti setiap Rp100 hutang dijamin dengan modal senilai Rp295,8. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya tidak baik karena dibutuhkan dana lebih sebesar Rp 195,8 yang bersumber dari modal sendiri untuk menutupi setiap Rp 100 kewajiban perusahaan. Penurunan rasio ini sebelum privatisasi terjadi pada tahun 2005 sebesar 393,8%. Sementara peningkatan tajam terjadi pada tahun 2007 sebesar 127,7%.

Nilai rataan rasio hutang atas modal pada empat tahun awal privatisasi sebesar 152,9% yang berarti setiap Rp100 hutang dijamin dengan modal senilai Rp 152,9%. Hal ini mengindikasikan perusahaan harus mencari dana tambahan sebesar Rp 52,9 untuk setiap Rp 100 kewajiban perusahaan. Dua tahun masa awal privatisasi terjadi kenaikan secara berturut-turut menjadi sebesar 118,1% dan 117,3%. Sementara pada dua tahun berikutnya terjadi naik turun masing-masing 136,9% dan 131,9%. Kesimpulan nilai rasio solvabilitas PT Jasa Marga Tbk meningkat di masa privatisasi ini dibandngkan masa sebelum privatisasi.

b. Rasio hutang atas aktiva (debt to asset ratio)

Berdasarkan perhitungan analisis DAR PT Jasa Marga periode sebelum privatisasi menunjukan kinerja yang fluktuatif positif. Nilai rataan rasio sebesar 72,2% yang berarti setiap Rp100 hutang dijamin dengan modal senilai Rp72,2. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya baik karena jaminan aktiva yang dimilikin perusahaan lebih besar dari kewajibannya. Penurunan rasio ini sebelum privatisasi terjadi pada tahun 2005 sebesar 79,7%. Sementara peningkatan tajam terjadi pada tahun 2007 sebesar 55,1%.

Nilai rataan rasio hutang atas modal pada empat tahun awal privatisasi sebesar 60,5% yang berarti setiap Rp100 hutang dijamin dengan modal senilai Rp 60,5. Hal ini masih mengindikasikan perusahaan mampu menutupi setiap Rp 100 kewajiban perusahaan dengan setiap Rp 60,5 assetnya. Dua tahun masa awal privatisasi terjadi kenaikan secara berturut-turut menjadi sebesar 53,0% dan 52,1%. Sementara pada dua tahun berikutnya terjadi naik turun masing-masing 55,9% dan 56,9%. Kesimpulan nilai rasio solvabilitas PT Jasa Marga Tbk meningkat di masa privatisasi ini dibandngkan masa sebelum privatisasi.

Rasio Profitabilitas

(35)

23 Tabel 5 Rasio profitabilitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011

Sebelum Privatisasi

Rata-Sumber: Laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk (2004-2011) a. Return on asset (ROA)

ROA digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas investasi yang ditanamakan ke dalam perusahaan. Rasio ini membandingkan laba bersih dengan total aktiva. Semakin tinggi nilai rasio ini menujukkan kondisi perusahaan yang semakin baik. Periode empat tahun sebelum privatisasi menunjukan adanya pergerakan nilai naik turun. ROA turun terjadi pada tahun 2005 dan 2007 sementara kenaikan nilai ROA hanya terjadi pada tahun 2006. Rataan nilai ROA sebelum privatisasi sebesar 2,7% yang berarti setiap Rp100 aktiva yang diinvestasikan akan mengalami keuntungan Rp 2,7. Sementara pada 4 tahun periode awal privatisasi menunjukan pergerakan nilai ROA positif. Peningkatan ROA terjadi di tahun 2008-2010 dimana nilainya secara berturut-turut 4,9%, 5,5%, dan 6,2%. Rata-rata nilai ROA empat tahun awal perivatisasi sebesar 5,7% yang berarti setiap Rp100 aktiva yang diinvestasikan akan mengalami keuntungan Rp 5,7. Adanya privatisasi berdampak positif kepada nilai ROA.

b. Return on equity

ROE digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atas modal sendiri yang ditanamkan ke dalam perusahaan. Rasio ini membandingkan laba bersih dengan ekuitas. Semakin tinggi nilai rasio ini menujukkan kondisi perusahaan yang semakin baik. Periode 4 tahun sebelum privatisasi menunjukan adanya pergerakan nilai naik turun. ROE turun terjadi pada tahun 2005 dan 2007 sementara kenaikan nilai ROE hanya terjadi pada tahun 2006. Rataan nilai ROE sebelum privatisasi sebesar 10,7% yang berarti setiap Rp100 modal sendiri yang diinvestasikan akan mengalami keuntungan Rp 10,7. Sementara pada empat tahun periode awal privatisasi menunjukan pergerakan nilai ROE positif. Peningkatan ROE terjadi di tahun 2008-2010 dimana nilainya secara berturut-turut 11%, 12,3%, dan 15,3%. Sementara hanya sekali terjadi penurunan menjadi sebesar 14,3% di tahun 2011. Rata-rata nilai ROE empat tahun awal privatisasi sebesar 13,2% yang berarti setiap Rp100 modal sendiri yang diinvestasikan akan mengalami keuntungan Rp13,2. Sehingga dengan kenaikan ini menggambarkan dampak positif nilai ROE setalah adanya kebijakan privatisasi. Nilai ini tergolong baik dalam skala penilaian kesehatan kinerja keuangan menurut keputusan Menteri BUMN.

c. Net profit margin

(36)

dalam periode empat tahun sebelum privatisasi mengalami fluktuasi naik turun. Rataan nilai NPM sebelum privatisasi adalah 15,3% yang berarti setiap Rp100 penjualan yang dilakukan perusahaan mengalami keuntungan bersih senilai Rp15,3. Sementara nilai NPM dalam empat tahun periode setelah privatisasi mengalami kenaikan dan hanya mengalami sekali penurunan di tahun 2011. Rataan nilai NPM sebelum privatisasi adalah 5,9% yang berarti setiap Rp100 penjualan yang dilakukan perusahaan mengalami keuntungan bersih senilai Rp5,9. Kesimpulannya terjadi penurunan rataan nilai NPM setelah privatisasi terhadap nilai NPM sebelum privatisasi.

Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aset yang dimiliki. Pada rasio ini, penelitian difokuskan terhadap aktivitas jasa marga dalam mengelola total aktiva milik Jasa Marga dalam rangka meraup pendapatan dan keuntungan.

Tabel 6 Rasio aktivitas PT Jasa Marga Tbk 2004-2011

Sumber : Laporan keuangan PT Jasa Marga Tbk (2004-2011) a. Total asset turnover (TATO)

Rasio ini menggambarkan efektivitas penggunaan seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk melakukan penjualan perusahaan dan memperoleh keuntungan (laba). Semakin tinggi nilai TATO maka semakin baik kinerjanya. Nilai TATO dalam periode empat tahun sebelum privatisasi menunjukan nilai yang naik turun. Rataan nilai TATO sebelum privatisasi adalah 20,5% yang berarti setiap Rp100 total aktiva yang dimanfaatkan akan menghasilkan penjualan sebesar Rp 20,5. Sementara rataan nilai TATO empat tahun setelah privatisasi sebesar 23,0% yang berarti Rp100 total aktiva yang dimanfaatkan akan menghasilkan penjualan sebesar Rp23,0. Sehingga dengan adanya kebijakan privatisasi mampu meningkatkan rasio TATO. Nilai ini tergolong sangat baik dalam skala penilaian kesehatan keuangan menurut keputusan Menteri BUMN.

Analisis Uji Beda Paired T Test

Paired sample T test atau uji t sampel berpasangan digunakan untuk menguji perbandingan dan rata-rata sampel yang berpasangan. Uji ini dilakukan terhadap objek sebelum dan sesudah adanya perlakuan, dalam hal ini privatisasi. Intrepretasi output dapat dilihat dari nilai t dan Sig.(2-tailed). Kesimpulan dapat

(37)

Rata-25 diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan. Nilai α dalam t tabel adalah 0,05 (Singgih 2012), yaitu:

1. Ho diterima jika t-hitung <t-tabel atau t-hitung > -t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) >level of significant ().

2. Ho ditolak jika t-hitung >t-tabel atau –thitung<-t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.(2-tailed) <level of significant ().

Uji Beda Rasio Kas

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio kas, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 11, t hitung sebesar -0,696 dan signifikansi 0,536. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (-0,696 < 3,182).

Gambar 11 Output perhitungan rasio kas paired t test di SPSS 19 Uji Beda Rasio Lancar

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio lancar, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 12, t hitung sebesar -0,663 dan signifikansi 0,554. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (-0,663 < 3,182).

Gambar12 Ouput perhitungan rasio lancar paired t test di SPSS 19 Uji Beda Rasio Hutang Atas Modal

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio hutang atas modal, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikansi antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 13, t hitung sebesar 2,800 dan signifikansi 0,068. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (2,800 < 3,182).

(38)

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio hutang atas aktiva, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 14, t hitung sebesar 2,671 dan signifikansi 0,067. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (2,671 < 3,182).

Gambar 14 Ouput perhitungan rasio hutang atas aktiva paired t test di SPSS 19 Uji Beda Return On Assets

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio hutang atas modal, menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 15, t hitung sebesar -4,356 dan signifikansi 0,022. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < -t tabel (-4,356 < -3,182).

Gambar 15 Ouput perhitungan rasio ROA paired t test di SPSS 19 Uji Beda Return On Equity

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio hutang atas modal, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 16, t hitung sebesar -0,753 dan signifikansi 0,506. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < t tabel (0,753 < -3,182).

Gambar 16 Ouput perhitungan rasio ROE paired t test di SPSS 19 Uji Beda Net Profit Margin

(39)

27

Gambar 17 Ouput perhitungan rasio NPM paired t test di SPSS 19

Uji Beda Total Assets Turnover

Hasil uji beda Paired-Samples t Test pada rasio hutang atas modal, menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara sebelum dengan sesudah privatisasi. Terlihat pada Gambar 18, t hitung sebesar -3,563 dan signifikansi 0,038. Diperoleh t tabel pada signifikansi α = 0,05 dalam penelitian ini sebesar 3,182. Jadi t hitung < -t tabel (-3,563 < -3,182).

Gambar 18 Ouput perhitungan rasio TATO paired t test di SPSS 19

Implikasi Manajerial

PT Jasa Marga selaku BUMN yang hingga saat ini telah mengoperasikan 531 km jalan tol atau 72 % dari total panjang jalan tol di Indonesia (www.jasamarga.com). Jasa Marga menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan pengembang dan operator jalan tol. Pertumbuhan pembangunan jalan tol yang tinggi dikarenakan oleh pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang semakin berkembang. Salah satu program jangka panjang (2011-2025) yang sedang diusung pemerintah terkait usaha percepatan pertumbuhan ekonomi adalah MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia).

Program MP3EI memfokuskan pada pengembangan sektor infrastruktur, salah satunya adalah sektor transportasi. Pembangunan infrastruktur transportasi menjadi salah satu pilar utama dalam program kebijakan ini. Sebagaimana diketahui bahwasanya sektor ekonomi tidak dapat beranjak di tempat dan tentu membutuhkan mobilitas yang baik. Hal ini tentu menjadi peluang bagi PT. Jasa Marga Tbk beserta konsorsium lainnya dalam memaksimalkan strategi penggunaan dan belanja modal. Dengan terlibatnya PT Jasa Marga Tbk dalam MP3EI dapat memberikan dampak langsung terhadap return on equity perusahaan. Nilai ROE negatif sangat mungkin didapat diawal pelaksanaan MP3EI dan laba perusahaan baru dapat dirasakan dalam jangka panjang.

(40)

Perseroan terus melakukan usaha pada penambahan panjang jalan tol yang ada melalui pembangunan ruas-ruas jalan tol baru yang terkoneksi dengan jalan tol yang beroperasi. Sehingga aktivitas ini mampu meningkatkan aset, rasio aktivitas, dan keuntungan perusahaan.

Kestabilan kinerja keuangan PT Jasa Marga Tbk merupakan dampak positif dari kebijakan privatisasi yang dilakukannya. Nilai ini harus dijaga dengan baik. Strategi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memasuki pasar internasional. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah Good Corporate Governance (GCG). PT Jasa Marga Tbk sebagai perusahaan BUMN yang telah diprivatisasi perlu melakukan perluasan kepemilikan saham kepada masyarakat dengan tidak mengurangi proporsi kepemilikan modal yang patut bagi pemerintah. Tujuan perusahaan untuk menerapkan manajemen dan kinerja keuangan agar tetap terjaga. Dan tujuan sosial dan utama PT Jasa Marga sebagai BUMN dapat berkontribusi bagi kebutuhan negara dan kebermanfaatan sosial masyarakat Indonesia.

SIMPULAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil analisis trend kondisi keuangan PT Jasa Marga Tbk menunjukkan bahwa neraca perusahaan cenderung meningkat 46% pada tahun 2004-2013, dan diramalkan akan cenderung meningkat pada tahun 2014-2015. Kondisi trend laba rugi cenderung meningkat pada tahun 2004-2013, dan laba bersih akan diramalkan meningkat 52% pada tahun 2014-2015.

2. Hasil analisis kinerja keuangan menunjukkan bahwa tingkat solvabilitas perusahaan cenderung menurun kisaran 10% per tahun sejak 2009-2011. Berikutnya tingkat likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas perusahaan cenderung meningkat masing-maisng berkisar 60%, 30% dan 3% dari tahun 2004-2012.

3. Peningkatan nilai setelah setelah privatisasi yang dialami oleh rata-rata rasio kas, rasio lancar, ROEdan penurunan rasio hutang atas modal dan rasio hutang atas aktiva ternyata tidak berpengaruh secara signifikan setelah diuji menggunakan Paired Sample t Test. Peningkatan nilai yang berpengaruh secara signifikan terjadi pada rata-rata ROA, NPM dan TATO.

Saran

(41)

29 2. Perusahaan perlu mengoptimalkan struktur modal antara swasta dan

pemerintah agar efisiensi dan efektifitas privatisasi dapat dicapai.

3. Perusahaan perlu menerapkan prinsip Good Coporate Governance secara konsisten agar dapat mencapai signifikansi manfaat dari kebijakan privatisasi.

4. Sebagai perusahaan yang berada pada kondisi Star (dalam BCG Matrix), Jasa Marga perlu melakukan ekspansi produk melalui kesempatan pembangunan pada proyek MP3EI 2011-2025.

DAFTAR PUSTAKA

[BUMN] Badan Usaha Milik Negara. 2014. Undang-Undang Tentang Badan Usaha Milik Negara [Internet]. [diunduh pada 2014 Jun 5]. Tersedia pada

www.bumn.go.id.

Dibyo SP. 2004. Refleksi BUMN 1993-2003. Yogyakarta (ID): MediaPressindo. Fahmi I. 2011. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung (ID): Alfabeta.

Harahap S. 2004. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta (ID): Grafindo. Iriawan N, Septin PA. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah

Menggunakan Minitab 14. Jakarta (ID). Andi Offset.

Kirmizi. 2009. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara Sebelum dan Sesudah Privatisasi di Indonesia. Jurnal Ilmu Administrasi Negara. 9(2):103-113.

Mangkusubroto K. 2011. Privatisasi sebagai Kecenderungan Lingkungan Usaha BUMN. Jurnal Manajemen Teknologi. 10 (2) : 115-126.

Munawir S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta (ID): Liberty.

PT. Jasa Marga Tbk. 2007. Laporan Keuangan Tahun 2007. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2009. Laporan Keuangan Tahun 2009. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2010. Laporan Keuangan Tahun 2010. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2011. Laporan Keuangan Tahun 2011. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2012. Laporan Keuangan Tahun 2012. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

PT. Jasa Marga Tbk. 2013. Laporan Keuangan Tahun 2013. Jakarta (ID): PT Jasa Marga Tbk.

Primiana I. 2009. Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung (ID): Alfabeta.

Rorong I P. 2008. Privatisasi Badan Usaha Milik Negara (Bumn) Di Indonesia. Journal of Indonesian Applied Economics. 2 (2) : 154-163

(42)

Wardani S, Rachma F. 2010. Analisis Komparasi Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Penawaran Umum Saham Perdana. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi. 17 (2): 90-100.

Wiranta S. 2011. Privatisasi BUMN dan Perannya terhadap Pembangunan Ekonomi Nasional: Kasus PT. Garuda. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. 2(1): 371-394.

RIWAYAT HIDUP

Ali Fahir Syahir dilahirkan di Bogor, 31 Januari 1993 sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Syarif Dhiya Fauzi bin Yahya dan Ibu Sidah Fatimah bin Syech Abu Bakar bin Salim. Penulis menempuh pendidikan formal TKA Akbar (1997-1998), pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Papandayan 2 Bogor (1998-2004), pendidikan menengah pertama di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 11 Bogor (2004-2007), dan pendidikan menengah keatas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Bogor (2007-20010).

(43)

31 Lampiran 1 Ouput uji beda Paired t Test Rasio Kas

Lampiran 2 Ouput uji beda Paired t Test Rasio Lancar

(44)

Lampiran 4 Ouput uji beda Paired t Test Rasio Hutang atas Aktiva

Lampiran 5 Ouput uji beda Paired t Test Return on Assets

(45)

33 Lampiran 7 Ouput uji beda Paired t Test Net Profit Margin

Gambar

Tabel 1 Laporan ringkas keuangan PT Jasa Marga Tbk pra privatisasi dan pasca privatisasi (dalam juta rupiah)
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Gambar 2 Perkembangan kondisi neraca keuangan PT Jasa Marga Tbk
Gambar 3  Perkembangan dalam peramalan kondisi total aktiva tahun 2004-2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Makassar merupakan pintu gerbang wilayah timur Indonesia yang memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata. Salah satunya yaitu pariwisata budaya melalui

belajar IPS Sejarah dan telah terintegrasi dengan nilai-nilai Islam. Hal ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji lebih jauh melalui penelitian

Karena nilai beta yang dominan dari variabel gejala perilaku maka hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa gejala perilaku sebagai variabel yang berpengaruh dominan terhadap

experiential or ideational, interpersonal, and textual.The objectives of the research are (1) To find out the sequences of meanings of the Jakarta Post headline

[r]

Dalam tahap pengumpulan kebutuhan pengguna ini penulis memulai dengan melakukan survei ke lokasi penelitian untuk memperoleh apa saja yang diperlukan oleh pimpinan

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 25 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Ketenagakerjaan (Lembaran Daerah

diambil sampel tenaga kerja. Hasil yang didapat adalah bahwa 1) pengalaman kerja tidak berpengaruh tetapi umur mempunyai hubungan yang negatif dan signiftkan