• Tidak ada hasil yang ditemukan

Affordable and Accessible Quality Healthcare for Indonesia People: Strategic Approach

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Affordable and Accessible Quality Healthcare for Indonesia People: Strategic Approach"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Affordable and Accessible Quality

Healthcare for Indonesia People:

Strategic Approach

Prof. Dr. dr. Akmal Taher

Director General of Health Services

Ministry of Health - Repubic of Indonesia

(2)

PELAYANAN KESEHATAN INDONESIA YANG,

BERMUTU, MUDAH DAN TERJANGKAU:

PENDEKATAN STRATEGIS

Prof Dr. dr. Akmal Taher. Sp.U (K)

DIREKTUR JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(3)

DEKLARASI ALMA ATA 1978 - PRIMARY HEALTH CARE

UKW

UKM UKP

Individu & Keluarga

• Pembangunan nasional berwawasan kesehatan (pertanian, transportasi, industri, makanan, dll) • Tata ruang alam –

manusia & kegiatannya • Pencegahan primer

UKW

UKM

• Air bersih & Sanitasi • Gizi masyarakat

• Pendidikan Kesehatan • Surveilans penyakit • Pencegahan primer &

sekunder

Kontak pertama ke SISTEM

pelayanan kedokteran

Tersier

Sekunder

(Yankes Primer mampu mengatasi sebagian besar kebutuhan kesehatan individu

& keluarga)

Primer

(Yankes Spesialistis) (Sub-Sp)

UKP = Upaya Kesehatan Perseorangan UKW = Upaya Kesehatan Wilayah

(4)

ARAH PEMBANGUNAN KESEHATAN RPJMN ke III

RPJMN I

2005 -2009

Arah pengembangan upaya kesehatan, dari kuratif bergerak ke arah

promotif, preventif sesuai kondisi dan kebutuhan

Bangkes

diarahkan untuk meningkatkan akses dan mutu yankes Akses masyarakat thp yankes yang berkualitas telah lebih berkembang dan meningkat Akses masyarakat terhadap yankes yang berkualitas telah mulai mantap Kes masyarakat thp yankes yang berkualitas telah menjangkau dan merata di seluruh wilayah Indonesia VISI: MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

RPJMN II

2010-2014

RPJMN III

2015 -2019

RPJMN IV

2020 -2025

KURATIF-REHABILITATIF

PROMOTIF - PREVENTIF

4

(5)

NO INDIKATOR STATUS AWAL (2009) CAPAIAN TARGET 2014 STATUS 2010 2011 2012

1

Umur harapan hidup (tahun)

70,7 70,9 71,1 71,1 72,0

2

Angka kematian ibu

melahirkan per 100.000

kelahiran hidup

228 n.a n.a n.a 118

3

Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih

84,3 84,8 86,38 88,64 90

4 Angka kematian bayi per 1.000

kelahiran hidup 34 34 34 32

3)

24

5

Total Fertility Rate

(TFR

) 2,6 2,4 4) n.A 2,63) 2,1

6

Persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang berkualitas

47,7 44,19 42,76 n.A 68

7

Persentase penduduk 15 tahun ke atas yang memiliki pengetahuan HIV dan AIDS

66,2 1) 57,5 2) n.a 79,5 3) 90

8

Annual Parasite Index (API)

1,85 1,96 1,75 1,69 1

9 Persentase penduduk yang memiliki

jaminan kesehatan n.a 59,1 63,1 64,58 80,10

MIDTERM REVIEW RPJMN BIDANG KESEHATAN

5

(6)

PILAR I:

Reformasi Cakupan Semesta - JKN

PILAR II:

Reformasi Pelayanan Kesehatan - PHC

PILAR III:

Reformasi Kebijakan Publik

PILAR IV:

Reformasi Kepemimpinan

PEMERATAAN UPAYA KESEHATAN PENEKANAN PADA UPAYA PREVENTIF MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MELIBATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELIBATKAN KERJASAMA LS

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

6

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

(PRIMARY HEALTH CARE) 2008

(7)

Terwujudnya Sistem

Manajemen Kinerja Fasyankes Terwujudnya

Optimalisasi Peran UPT Vertikal

Terbentuknya Sistem Kolaborasi Pendidikan Nakes (Dokter

Spesialis dan Layanan Primer)

Terwujudnya Kemitraan yang Berdaya Guna Tinggi Tersedianya SPA, Nakes,

Obat Sesuai Standar Terwujudnya Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya Sistem

Perencanaan yang Terintegrasi

Tersedianya

Dukungan Regulasi

Tersedianya SDM Kompeten & Berbudaya Kinerja

Terwujudnya Ketepatan Alokasi Anggaran

OUTCOME

SUMBER DAYA

Akses Pelayanan Kesehatan yang

Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat

Terakreditasinya Fasyankes PROSES STRATEGIS Terwujudnya Penguatan Sistem Rujukan Terwujudnya Penguatan Mutu, Organisasi BUK Terwujudnya Penguatan Mutu, Advokasi, Pembinaan dan Pengawasan

Terwujudnya Inovasi Pelayanan Kesehatan

(8)

POKOK KEGIATAN

KEGIATAN

1. Regulasi • Revisi UU No 32, PP No.38, PP No.41

• PP ttg Pelayanan Kesehatan Primer

• Permenkes ttg Puskesmas, Permenkes tth Akreditasi • Review Panduan Praktik Klinis di FKTP

• Kebijakan distribusi tenaga kesehatan 2. Sarpras, obat, alkes • Pengadaan dari APBD & APBN (DAK, TP)

• E-planning, e-catalog, e-procurment, e-logistik,

3.SDM • Penyiapan Program Dokter Layanan Primer,

Pendidikan DLP

• PTT tenaga kesehatan, Penugasan khusus, PPDSBK 4.Manajemen Puskesmas Pelatihan PJJ manajemen Puskesmas, Manajemen

keuangan, manajemen SDM 5. Peningkatan akses di daerah

terpencil/ST

Gugus Pulau, Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak, telemedicine, radio komunikasi medik

6. Penguatan Sist.Informasi Kesehatan SIK Nasional, SIKDA, Review SP2TP

7. Akreditasi Puskesmas Pembentukan kelembagaan, Pelaksanaan akreditasi

PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

(9)

Tersier

Sekunder

Primer

Gatekeeper

sebagai kontak pertama pada

pelayanan kesehatan formal dan

penapis rujukan sesuai dengan

standar pelayanan medik.

MODEL SISTEM RUJUKAN

PELAYANAN BERJENJANG

UKP

UKM ? Rujukan balik Rujukan

Keterangan:

FAKTA:

>70% Penyakit yang ditangani

Rumah Sakit adalah Penyakit

Kewenangan tingkat pertama

(puskesmas)

PONED

PONEK

PONEK

MENDORONG

PENCAPAIAN MDGs

(10)

LATAR BELAKANG

1. Pentingnya Pelayanan Kesehatan Primer

a. Masalah kesehatan lebih banyak ditemui di layanan primer

sehingga perlu penguatan pelayanan di strata primer.

b. Pelaksanaan JKN menuntut pelayanan primer yang

berkualitas dengan prinsip kendali mutu kendali biaya dan

sistem rujukan berjenjang.

2. Pendidikan profesi dokter merupakan pendidikan dasar

kedokteran. Perlu peningkatan kompetensi dan kemahiran

untuk penguatan pelayanan primer dalam bentuk

pendidikan lanjutan formal dokter layanan primer (

General

(11)

Dokter Spesialis

Mahal Kompetensi

Bidang ilmu kedokteran

In tern al M ed ic in e Ob s-G yne co logy Sur ger y P ed ia tric s O ph tha lmolog y Derma tolo gy Et c

Kedokteran Dasar

Family Medicine

Ib

II

III

III

II

I

Spesialis Dokter Pelayanan Primer (DK+DU) Terjangkau

Ia

Sub-Spesialis

SAAT INI

ERA JKN

B ia ya pela yana n

TRILOGY MEDICAL EDUCATION

BASIC POST GRADUATE CPD

DLP Kedokteran dasar (5 th) + Internsip (1 th) (Ia) PPDS

(Ib) CPD

DSP Kedokteran dasar (5 th) + Internsip (1 th) (Ia) PPDS

(II+III) CPD

PENDIDIKAN & KOMPETENSI DOKTER DALAM ERA JKN

Program

peningkatan

kompetensi

+80.000

dokter

Primary Care Medicine

Marjinalisasi Dokter

Pelayanan Primer

Revitalisasi Dokter Pelayanan Primer melalui program pendidikan dokter

GOAL

Dokter yg mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan individu & keluarga

(12)

UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN

(UU N0.20/2013)

PENDIDIKAN KEDOKTERAN

Pendidikan Akademik

Progr. S.Ked & S.Ked.gigi

Program Magister

Program Doktor

Pendidikan Profesi

Progr. Profesi dr & drg

Progr. Dokter layanan primer

,

dr

spesialis-subspesialis, drg

Spes-subspesialis

Program DLP:

kelanjutan dari program profesi dokter dan program intersip yang

SETARA

dengan progr. dokter spesialis

(13)

UU PRAKTEK KEDOKTERAN 2004:

HANYA ADA ISTILAH DOKTER & DOKTER SPESIALIS

DOKTER

SPESIALIS

SPESIFIK

(Layanan Sekunder)

SPESIALIS

GENERAL

(Layanan Primer)

MATERI

WAJIB

MATERI

PILIHAN

BERDIFERENSIASI

SETARA

BME

PGE

CPD

PENDIDIKANNYA SETARA

(UU DIKDOK NO.20 THN

2013)

sesuai dengan tugas sebagai generalis di layanan primer &

kebutuhan tempat bekerja

Ctt:

BME: Basic Medical Education PGE: Postgraduate Education CPD: Continuing Professional Development

(14)

DEFINISI*

DLP adalah dokter yang :

Melaksanakan pelayanan kesehatan primer

Memiliki kompetensi dalam bidang ilmu kedokteran

keluarga, serta ilmu kedokteran komunitas dan ilmu

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat Indonesia, yang diperoleh melalui proses

pendidikan kedokteran lanjut yang terstruktur.

Mampu menjadi ujung tombak dan penapis rujukan

(

gatekeeper)

Mampu melaksanakan pelayanan yang komprehensif

dan sinambung berorientasi pelayanan primer di era

sistem jaminan kesehatan nasional.

Mampu melaksanakan pelayanan tanpa memandang

usia, jenis kelamin dan penyakit, melayani kliennya

dalam konteks keluarga, komunitas, dan budaya, serta

selalu menghormati otonomi kliennya.

14

(15)

KOMPETENSI DLP

PERKOTAAN

UKP

UKM

Program Lokal Spesifik

TERPENCIL/ SANGAT TERPENCIL

UKM

Tambahan kemampuan

UKP

Program Lokal Spesifik

PERDESAAN

UKM

Program Lokal Spesifik

UKP

INTI

:

ilmu kedokteran

keluarga (80%)

TAMBAHAN

:

sesuai tempat pelayanan (20%)

+

15

Mencakup kompetensi:

Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer

Kedokteran Keluarga

Kemampuan Pemecahan Masalah

Pendekatan Holistik Dan Komprehensif

Orientasi Komunitas

(16)

PELAYANAN TERSIER PELAYANAN SEKUNDER PELAYANAN PRIMER

MASYARAKAT

Rujukan berjenjang Rujukan balik PERPRES 72/2012 SKN

UKM

UKP

Dilaksanakan melalui

sistem rujukan

Dinkes

Kab/Kota

Dapat

didelegasikan

ke fasyankes

primer

Fasyankes primer • Rumah, tempat kerja • Puskesmas & Jaringannya • Fasyankes milik masyarakat atau milik swasta • Kesehatan matra: haji, bencana, dll

(17)

RS Rujukan Regional

RS Pratama

Puskesmas Puskesmas Puskesmas

RS di Kabupaten/kota, balai Puskesmas Klinik DPM BPM RS di Kabupaten/kota, balai RS Rujukan Provinsi Rujukan Regional 4 Rujukan Regional 1 Rujukan Regional 2 Rujukan Regional 3 Rujukan Regional 5

Primer (GK)

Rujukan Sekunder

Rujukan Tersier (tidak berlaku pada daerahdengan kondisi tertentu)

Keterangan:

(18)

Pembinaan

Upaya Kesehatan

Sasaran :

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan yang berkualitas bagi

Masyarakat

Indikator Kinerja Utama:

1. % kecamatan dengan kesiapan akses primer

2. % kab/kota dengan kesiapan akses rujukan

3. % Rumah Sakit yang terakreditasi

4. Jumlah Puskesmas yang terakreditasi

Kecamatan dengan kesiapan akses primer adalah :

Jika 1 Kecamatan memiliki minimal 1 Puskesmas yang memenuhi standar

pelayanan kesehatan primer (bangunan, alkes, tenaga dan management)

Kab/kota dengan kesiapan akses rujukan adalah :

1. Rasio TT di RS dan klinik utama dibanding jml penduduk adalah 1: 1000, dan

2. Memiliki RS dengan minimal kelas D, dan

3. Memiliki RS yang berjejaring ke RS rujukan regional atau RS rujukan

provinsi

(19)

5 Yan 12 Yan 16 Yan

RS TERAKREDITASI

RSUD & vertikal

Swasta BUMN

TNI

-

Polri

RSUD & vertikal Swasta BUMN TNI Polri TOTAL : 1277 RS (92.67 %) RS operasional >2 Th :1632 RS Terakreditasi 78.24 % (PMK No.12/2012) 940 RS / 73.61% 132 RS / 10.33% 205 RS / 16.06%

(20)

2018

2014

- Terbitnya Permenkes tentang Akreditasi Fasyankes Primer

- Terbitnya SK Menkes tentang Komisi Akreditasi Fasyankes Primer

- Uji coba implementasi akreditasi Puskesmas dan Klinik

2015

250 Puskesmas terakreditasi

Pelatihan Surveyor di 10 Prov Prioritas 1

Pelatihan TOT Pendamping di 10 Prov Prioritas I

Pelatihan Pendamping di 10 Prov Prioritas I

Workshop Akreditasi di 6 Prov Prioritas II

2016

750 Puskesmas

terakreditasi

2017

1.250 Puskesmas

terakreditasi

3000 Puskesmas

terakreditasi

2019

2000 Puskesmas

terakreditasi

Sumber : Pedoman IKT Yankes Dasar

AKREDITASI PUSKESMAS

(21)

PILAR I:

Reformasi Cakupan Semesta - JKN

PILAR II:

Reformasi Pelayanan Kesehatan - PHC

PILAR III:

Reformasi Kebijakan Publik

PILAR IV:

Reformasi Kepemimpinan

PEMERATAAN UPAYA KESEHATAN PENEKANAN PADA UPAYA PREVENTIF MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA MELIBATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT MELIBATKAN KERJASAMA LS

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

21

PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

(PRIMARY HEALTH CARE) 2008

(22)

22

No. Kelompok Peserta Jumlah

A Peserta PBI

1 PBI (APBN) 86.400.000 2 PBI (APBD) 3.586.564 Sub Total A 89.986.564 B Peserta Non PBI

1 Eks Askes Sosial 16.137.133 2 TNI 955.720 3 POLRI 788.260 4 Pekerja Mandiri 342.388 5 Badan Usaha 8.222.181 Sub Total B 26.445.682 Total A+B 116.432.246

•Jumlah peserta per tgl. 14 Februari 2014 mencapai 117.172.858 jiwa, termasuk peserta Pekerja Mandiri sebanyak 635.321 jiwa.

•Peningkatan pelayanan pendaftaran peserta mandiri antara lain dilakukan pendaftaran melalui

website (± 14.000 peserta)

•Jumlah Faskes yang bekerjasama 1750 Faskes Lanjutan meningkat 15,46% dibanding akhir tahun 2013 (jumlah Faskes 16.252). Penambahan terbesar melibatkan Faskes milik Swasta

terutama di Faskes Tingkat Pertama.

Kesiapan RS dalam JKN:

Kinerja Kepesertaan & Pelayanan

(31 Jan 2014)

No Jenis Faskes Jumlah

A Faskes Tingkat Pertama

1 Puskesmas 9.599 2 Dokter Umum 3.715 3 Klinik Pratama 1.724

4 Dokter Gigi 620

5 Faskes Tingkat 1 Milik TNI a. TNI AL 144

b. TNI AD 509

c. TNI AU 117

d. Mabes TNI 5

e. Kemenhan 4

6 Faskes Tingkat 1 Milik POLRI 558

7 RS D Pratama / setara 19

Sub Total A 17.014 B Faskes Lanjutan 1 Rumah Sakit Pemerintah 641

2 Rumah Sakit Swasta 919

3 Rumah Sakit Milik TNI a. TNI AD 63

b. TNI AL 22

c. TNI AU 23

4 Faskes Tingkat 1 Milik POLRI 45

5 Klinik Utama / Balai Kesehatan 37

Sub Total B 1.750

(23)

Tantangan Pemenuhan Pembinaan

Upaya Kesehatan Kedepan

2015

2019

RPJMN KE III

AKSES YANKES BERKUALITAS

MANTAP

ROADMAP JKN

TERPENUHINYA UHC DI 2019

AGENDA PASCA MDGs

GOAL 1.MENGAKHIRI KEMISKINAN &

GOAL 4. MEMASTIKAN KEHIDUPAN YANG

SEHAT

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

MENGHADAPI KETERBUKAAN SEKTOR KESEHATAN

TERMASUK SEKTOR

RUMAH SAKIT

(24)

UU No.44 2009 Tentang

Rumah Sakit

Permenkes Nomor : 659/2009 Tentang RS Indonesia Kelas Dunia

Permenkes Nomor : 147/2010 Tentang Perizinan Rumah Sakit

Permenkes Nomor : 340/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Permenkes Nomor : 012/2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit

SK Menteri Kesehatan Nomor: 428/2012 Tentang Penetapan Lembaga Independen Pelaksana Akreditasi RS di Indonesia

Standar Akreditasi RS 2012

(Keputusan Dirjen BUK Nomor: HK02.04/I/2790/11)

Permenkes Nomor :755/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik

Permenkes Nomor :001/2012 Tentang Sistem Rujukan Perseorangan

Permenkes Nomor 1438/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran

Permenkes Nomor 1691/2011 Tentang Keselamatan Pasien di RS

SK Menteri Kesehatan Nomor: 238/2013 FORMULARIUM NASIONAL

Permenkes No 69 th 2013 tentang Tarif JKN PERUBAHAN TARIF

Permenkes no 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kes pada JKN

(25)

Terwujudnya Sistem

Manajemen Kinerja Fasyankes Terwujudnya

Optimalisasi Peran UPT Vertikal

Terbentuknya Sistem Kolaborasi Pendidikan Nakes (Dokter

Spesialis dan Layanan Primer)

Terwujudnya Kemitraan yang Berdaya Guna Tinggi Tersedianya SPA, Nakes,

Obat Sesuai Standar Terwujudnya Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Terwujudnya Sistem

Perencanaan yang Terintegrasi

Tersedianya

Dukungan Regulasi

Tersedianya SDM Kompeten & Berbudaya Kinerja

Terwujudnya Ketepatan Alokasi Anggaran

OUTCOME

SUMBER DAYA

Akses Pelayanan Kesehatan yang

Terjangkau dan Berkualitas Bagi Masyarakat

Terakreditasinya Fasyankes PROSES STRATEGIS Terwujudnya Penguatan Sistem Rujukan Terwujudnya Penguatan Mutu, Organisasi BUK Terwujudnya Penguatan Mutu, Advokasi, Pembinaan dan Pengawasan

Terwujudnya Inovasi Pelayanan Kesehatan

(26)

Pelayanan Kesehatan pada era Jaminan

Kesehatan Nasional di Rumah Sakit

Kendala

1.

Overcapacity di RS Rujukan Tersier

2.

Peningkatan Rujukan di RS Rujukan Tersier

3.

Jumlah pasien NICU/PICU lebih banyak dari sarana NICU/PICU yang

tersedia.

Analisis

1.

Dibutuhkan Transfer of Knowledge SDM kesehatan ke RSUD Jejaring

regional dari RS Rujukan Tersier.

2.

Optimalisasi rumah sakit swasta untuk distribusi pasien rujukan ke

bawah dengan persyaratan

Standar Pelayanan dan Kompetensi sama Pembiayaan Sama

(27)
(28)

7,550 7,669 8,015 8,234 8,548 8,737 9,005 9,321 9,510 9,599 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kondisi Puskesmas 2013

Kondisi Bangunan Utama Puskesmas Rumah Dinas Dokter Rumah Dinas Perawat Baik 7,294 (75.9%) 5,868 (61.11%) Rusak Ringan 1.994 Unit

(20.8%) 2.367 Unit (24.6%) 3.371 Unit Rusak Sedang 100 Unit (1%) 1.289 Unit (13.4%) 1.850 Unit

Rusak Berat 211 Unit

(2.1%) 75 Unit (0.7%) 1.450 Unit

Jumlah Puskesmas 2004-2013

KONDISI

PUSKESMAS

(29)

KONDISI TEMPAT TIDUR

DAN RUMAH SAKIT

Sumber Ditjen BUK 30 April 2014

Kategori Kepemilikan RS Umum RS Khusus Total RS PUBLIK Pemerintah 761 92 853 Swasta Non Profit 522 203 725 RS PRIVAT SWASTA 429 235 664 BUMN 60 7 67 TOTAL : 1,772 537 2,309 Kelas RS A B C D Non Kelas Total TOTAL : 56 303 754 524 656 2,309 Kondisi Pemanfaatan Tempat Tidur Jumlah Kab/Kota Ada RS Swasta Tidak Ada RS Swasta BOR > 65% 105 68 37 BOR < 65% 264 102 162

Kab/kota yang telah mencukupi

kebutuhan TT 2013: 128 Kab/Kota

Kebutuhan TT untuk peserta JKN:

121.000

Ketersediaan TT RS Pemerintah:

115.158

Kebutuhan TT (

sebelum new

initiative

): 15.899

Jumlah TT RS Swasta:

83.621

Kemenkes &

BPJS kesehatan terus

mendorong peran Swasta 

termasuk melalui PPP/ KPS

(Kemitraan Pemerintah-Swasta)

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan yang akan dikaji dalam karya ilmiah ini adalah bagaimana merancang prototipe lampu operasi dilengkapi dengan pengaturan intensitas cahaya berdasarkan jarak

Hasil pengamatan pada TBM karet klon IRR Seri 300 di plot promosi Kebun Percobaan Sungei Putih, Sumatera Utara juga menunjukkan hasil yang sama bahwa klon IRR Seri

Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.) sebagai Bahan Pewarna Alternatif untuk

Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini, dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II

dapat dilihat bahwa hasil ekstraksi dengan metanol menggunakan metode refluks menghasilkan rendemen tertinggi ekstrak andaliman (6.29%) yang diperoleh dibandingkan dengan

b. Untuk mengetaui hubungan hukum antara developer perumahan, pemilik rumah dan PT. PLN Persero dalam kawasan perumahan menurut Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Menurut q-to-q diperoleh bahwa ekonomi Sulsel bertumbuh negatif (kontraksi) sebesar 3,99 persen, nilai tersebut bersumber dari sektor Pertanian sebesar -4,31 persen,

Model analisis dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2, dimana terdapat 1 variabel dependent, yaitu Behavioral Intention To Use the System (BIUS) dan 4 variabel