• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

 Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun 2013 digambarkan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga berlaku sebesar 47.524,92 milyar rupiah dan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 16.157,18 milyar rupiah.

Laju pertumbuhan ekonomi triwulan IV dibanding triwulan III tahun 2013 (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar -3,99 persen. Pertumbuhan negatif ini didorong oleh terjadinya penurunan produksi yang relatif besar pada sektor pertanian yaitu sebesar 16,17 persen, sektor Pertambangan dan penggalian sebesar 6,22 dan sektor Industri pengolahan sebesar 0,50 persen meskipun sektor-sektor lainnya mencatat pertumbuhan positif.

Bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2012 (y-o-y), terlihat bahwa PDRB Sulawesi Selatan triwulan IV tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 7,90 persen, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Pertanian sebesar 13,10 persen.

 Kumulatif PDRB Sulawesi Selatan hingga triwulan IV 2013 dibanding kumulatif PDRB Sulawesi Selatan hingga triwulan IV tahun 2012 (c-to-c) bertumbuh sebesar 7,65 persen. Sumber pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 14,18 persen.

Sumber pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2013 q-to-q dengan sumbangan terbesar dari sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 0,33 persen, selanjutnya sumber pertumbuhan ekonomi y-o-y terbesar berasal dari sektor Pertanian sebesar 2.01 persen, dan secara kumulatif c-to-c sumbangan terbesar diperoleh dari sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,67 persen.

Dari sisi penggunaan perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun 2013 secara q-to-q mengalami kontraksi sebesar 3,99 persen. Hampir semua komponen melambat, kecuali komponen impor yang mulai membaik dibanding triwulan sebelumnya, meskipun masih tumbuh negatif 4,98 persen. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 1,10 persen di triwulan IV tahun 2013; pengeluaran konsumsi nirlaba sebesar 0,86 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 3,81 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,13 persen; ekspor sebesar 0,12 persen.

Sedangkan bila diamati menurut y-on-y pada triwulan IV tahun 2013 perekonomian Sulawesi Selatan bertumbuh sebesar 7,90 persen yang didorong terutama oleh pertumbuhan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 6,74 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 7,80 persen; dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 13,48 persen.

No. 11/02/73/Th. VIII, 5 Februari 2014

E

KONOMI

S

ULAWESI

S

ELATAN

T

RIWULAN IV

2013

BERKONTRAKSI

S

EBESAR

3,99

P

ERSEN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

(2)

I. Nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2000 Triwulan III Dan IV Tahun 2013

Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan selama tahun 2013 atas dasar harga berlaku secara berurutan diperoleh dari triwulan I sebesar Rp 42.886,09 milyar, triwulan II Rp 45.115,04 milyar, triwulan III Rp 49.257,02 milyar dan triwulan IV sebesar Rp 47.524,92 milyar atau nilai totalnya hingga triwulan IV mencapai Rp 184.783,06 milyar. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, triwulan I tahun 2013 mencapai Rp 15.303,01 milyar, triwulan II Rp 15.995,17 milyar, triwulan III Rp 16.828,38 milyar dan triwulan IV Rp 16.157,18 milyar atau mencapai nilai kumulatif hingga triwulan keempat sebesar Rp 64.284,43 milyar.

Tabel 1

PDRB Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 12 498,86 10 600,02 4 490,91 3 764,87

2. Pertambangan dan Penggalian 2 970,82 2 639,84 1 229,99 1 153,43

3. Industri Pengolahan 5 774,92 5 796,50 2 209,88 2 198,78

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 426,09 441,18 177,77 181,42

5. Konstruksi 2 839,05 2 967,58 1 022,39 1 057,76

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 8 487,60 8 750,01 2 965,99 3 021,78

7. Angkutan dan Komunikasi 3 885,07 3 955,31 1 660,26 1662,78

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 3 816,01 3 944,63 1 467,53 1 480,49

9. Jasa-jasa 8 558,60 8 429,86 1 603,66 1 635,86

PDRB 49 257,02 47 524,92 16 828,38 16 157,18

Dari tabel 1 terlihat tiga sektor ekonomi yang menunjukan nilai tambah bruto terbesar atas dasar harga berlaku pada triwulan IV 2012 adalah sektor pertanian yang mencapai Rp 10.600,02 milyar atau dengan andil sebesar 22,30 persen terhadap total PDRB, kemudian sektor perdagangan-hotel-restoran Rp 8.750,01 milyar (18,41 persen), dan sektor jasa-jasa Rp 8.429,86 milyar (17,74 persen).

Selanjutnya PDRB menurut harga konstan 2000, sektor-sektor dengan kontribusi yang relatif besar antara lain sektor pertanian yang mencapai Rp 3.764,87 milyar atau dengan andil sebesar

23,30 persen terhadap total PDRB, kemudian sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar Rp 3.021,78 milyar (18,70 persen) dan sektor industri pengolahan Rp 2.198,78 milyar (13,61

(3)

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV Tahun 2013

Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV tahun 2013 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q), mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar -3,99 persen. Kontraksi disebabkan pertumbuhan negatif pada sektor Pertanian sebesar 16,17 persen, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 6,22 persen serta sektor Industri pengolahan sebesar 0,50 persen. Sementara sektor lainnya yang mengalami pertumbuhan positif diawali dengan persentase pertumbuhan tertinggi pada sektor konstruksi sebesar 3,46 persen, diikuti sektor Listrik,gas dan air bersih bertumbuh sebesar 2,05 persen, sektor Jasa-jasa bertumbuh sebesar 2,01 persen dan terendah pada sektor Angkutan dan komunikasi hanya bertumbuh sebesar 0,15 persen.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persentase) Lapangan Usaha Triwulan III 2013 Terhadap Triwulan II 2013 Triwulan IV 2013 Terhadap Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013 Terhadap Triwulan IV 2012 Triw. I s/d IV 2013 Terhadap Triw. I s/d IV 2012 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pertanian 10,65 -16,17 13,10 3,95

2. Pertambangan dan Penggalian 4,15 -6,22 -4,62 9,62

3. Industri Pengolahan 1,05 -0,50 5,76 8,12

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,61 2,05 8,06 8,36

5. Konstruksi 6,08 3,46 10,73 10,92

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,12 1,88 7,98 9,38

7. Angkutan dan Komunikasi 2,93 0,15 7,09 8,92

8. Keuangan, Real estat & Jasa Perusahaan 3,81 0,88 10,62 14,18

9. Jasa-jasa 4,88 2,01 5,92 3,67

PDRB 5,21 - 3,99 7,90 7,65

Berdasarkan pola musim tanam padi palawija diketahui bahwa biasanya pada triwulan IV luas tanam dan luas panen padi palawija sangat kecil dibanding triwulan sebelumnya. Oleh karena itu, diperoleh penurunan luas tanam dan luas panen padi palawija yang cukup tinggi. Kondisi ini menjadi penyebab terjadi pertumbuhan negatif sektor Pertanian sebagai sektor penyumbang nilai tambah terbesar di Sulawesi Selatan. Selain itu, produksi komoditi yang termasuk sub sektor peternakan dan kehutanan juga mengalami penurunan.

Selanjutnya melemahnya permintaan dan harga nikel di pasar dunia sebagai komoditi terbesar penyumbang ekspor Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2013 berdampak terhadap kinerja sektor Pertambangan dan Penggalian yang mencatat pertumbuhan negatif yang berarti, meskipun secara kumulatif selama tahun 2013 produksinya komoditi ini mengalami peningkatan relatif besar dibanding tahun sebelumnya.

(4)

Depresiasi nilai tukar rupiah dan kebijakan pemerintah mengenai kenaikan bahan bakar minyak (BBM) memberikan pengaruh terhadap aktifitas industri pengolahan selama triwulan IV 2013. Kondisi tersebut digambarkan dengan menurunnya kinerja sektor Industri pengolahan yaitu berkotrraksi sebesar 0,50 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Capaian perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2013 bila dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y) mengalami pertumbuhan sebesar 7,90 persen. Menarik untuk disimak bahwa meskipun sektor Pertanian secara (q-to-q) mengalami kontraksi namun secara (y-o-y) menjadi sektor pendorong terbesar terhadap pertumbuhan agregat PDRB Sulawesi Selatan yaitu bertumbuh sebesar 13,10 persen. Selanjutnya terbesar kedua adalah sektor Konstruksi yang tumbuh mencapai 10,73 persen yang digambarkan oleh pesatnya pembangunan hotel, apartemen dan perumahan. Meskipun ada kecenderungan permintaan jasa perbankan menurun seiring melemahnya nilai tukar rupiah yang berdampak terhadap kenaikan suku bunga kredit, namun hingga triwulan IV 2013 sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan masih mencatat pertumbuhan sebesar 10,62 persen.

Untuk lebih jelasnya pertumbuhan sektor Pertanian secara y-o-y pada triwulan IV 2013 yang mencapai sebesar 13,10 persen didorong oleh pertumbuhan keseluruhan subsektor dengan pertumbuhan tertinggi pada subsektor tanaman bahan makanan sebesar 18,56 diikuti subsektor Perikanan sebesar 14,70 persen dan terendah pada subsektor peternakan sebesar 2,82 persen.

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Dan IV Tahun 2012 - 2013

Bila diamati secara q-to-q diperoleh bahwa pada triwulan IV tahun 2013 diperoleh dua sektor mengalami pergeseran kontribusi bernilai negatif yaitu sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan penggalian. Sementara sektor-sektor lainnya mengalami kenaikan andil dibanding triwulan sebelumnya.

Tabel 3

Struktur PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III dan IV Tahun 2012/2013

(Persentase)

Lapangan Usaha Triwulan III 2012 Triwulan IV 2012 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 26,20 20,71 25,37 22,30

2. Pertambangan dan Penggalian 5,73 6,82 6,03 5,55

3. Industri Pengolahan 11,68 12,34 11,72 12,20

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,87 0,93 0,87 0,93

5. Konstruksi 5,51 6,09 5,76 6,24

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 17,84 18,74 17,23 18,41

7. Angkutan dan Komunikasi 7,87 8,33 7,89 8,32

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7,25 7,92 7,75 8,30

9. Jasa-jasa 17,05 18,11 17,38 17,74

(5)

Selajutnya bila dibandingkan secara y-o-y diperoleh empat sektor yang mengalami penurunan kontribusi, yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor Jasa-Jasa.

Sumber pertumbuhan menurut sektor ekonomi menggambarkan andil masing-masing sektor ekonomi terhadap pertumbuhan agregat perekonomian (PDRB). Menurut q-to-q diperoleh bahwa ekonomi Sulsel bertumbuh negatif (kontraksi) sebesar 3,99 persen, nilai tersebut bersumber dari sektor Pertanian sebesar -4,31 persen, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar -0,45 persen dan sektor Industri Pengolahan sebesar -0,07 persen meskipun sektor lainnya mencatat pertumbuhan positif yaitu tertinggi pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 0,33 persen dan terendah pada sektor Angkutan dan Komunikasi sebesar 0,01 persen.

Tabel 4

Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2013 (Persentase)

Sektor Ekonomi

Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan Q to Q Y on Y C to C Q to Q Y on Y C to C

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian -16,17 13,10 3,95 -4,31 2,91 1,03

2. Pertambangan & Penggalian -6,22 -4,62 9,26 -0,45 -0,37 0,67

3. Industri Pengolahan -0,50 5,76 8,12 -0,07 0,80 1,09

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 2,05 8,06 8,36 0,02 0,09 0,09

5. Konstruksi 3,46 10,73 10,92 0,21 0,68 0,65

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1,88 7,98 9,38 0,33 1,49 1,67

7. Angkutan dan Komunikasi 0,15 7,09 8,92 0,01 0,74 0,89

8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 0,88 10,62 14,18 0,08 0,95 1,18

9. Jasa-jasa 2,01 5,92 3,67 0,19 0,61 0,37

PDRB -3,99 7,90 7,65 -3,99 7,90 7,65

Selanjutnya secara y-on-y diperoleh pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 7,90 persen, yang bersumber dari kontribusi pertumbuhan positif keseluruhan sektor kecuali sektor Pertambangan dan penggalian berkontribusi negatif sebesar 0,37 persen. Adapun tiga sektor yang memberikan andil pertumbuhan terbesar meliputi: sektor Pertanian sebesar 2,91 persen, sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,49 persen dan sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,95 persen sedangkan kontribusi pertumbuhan terendah berasal dari sektor Listrik, gas dan air bersih sebesar 0,09 persen. Apabila diamati lebih detail akan diperoleh pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan menurut c-to-c sebesar 7,65 persen yang utamanya disumbangkan oleh tiga sektor dengan share pertumbuhan tinggi yaitu sektor Perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,67 persen; sektor Keuangan, real estate dan

(6)

jasa perusahaan sebesar 1,18 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 1,09 persen. Sementara sektor Pertanian sebagai sebagai sektor penyumbang nilai tambah bruto terbesar hanya memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 1,03 persen.

IV. Perkembangan PDRB Perkapita Tahun 2008-2013 Tabel 5

PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Sulawesi Selatan 2009 – 2013 Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Milyar Rp) PDRB Atas Dasar Konstan 2000 (Milyar Rp) Penduduk

(Jiwa) PDRB Perkapita (Rupiah)

(1) (2) 3) (4) (5) 2009 99.954,59 47.326,08 7.953.505 12.567.364 2010 117.862,21 51.199,90 8.060.400 14.622.377 2011 137.389,81 55.093,74 8.156.100 16.845.037 2012 159.859,93 59.718,50 8.250.000 19.376.961 2013 184.783,06 64.284,43 8.342.200 22.150.399

Selama periode 2009-2013 terlihat PDRB perkapita Sulawesi Selatan mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu sebesar 76,25 persen Nilai PDRB perkapita pada tahun 2009 masih sebesar Rp 12.567.364 meningkat mencapai Rp. 22.150.399 pada tahun 2013.

V. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan IV Tahun 2013

Kinerja perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan IV 2013 menunjukkan pertumbuhan negatif (kontraksi). Hampir semua komponen melambat, kecuali komponen impor yang mulai membaik dibanding triwulan sebelumnya. Komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga hanya tumbuh sebesar 1,10 persen di triwulan IV tahun 2013; pengeluaran konsumsi nirlaba sebesar 0,86 persen; pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 3,81 persen; Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 3,13 persen; ekspor sebesar 0,12 persen.

Komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga masih mampu tumbuh positif meskipun melambat dibanding triwulan sebelumnya, yaitu hanya tumbuh sebesar 1,10 persen. Pertumbuhan positif pengeluaran konsumsi rumahtangga didorong oleh momentun hari raya Idul Adha dan Natal di triwulan IV. Besaran pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan IV tahun 2013 diperoleh dari kenaikan pengeluaran konsumsi rumahtangga dari triwulan III tahun 2013 sebesar Rp 8.365,05 milyar menjadi Rp 8.456,76 milyar pada triwulan IV tahun 2013. Kondisi serupa diperoleh bila pengeluaran konsumsi rumahtangga pada triwulan IV tahun 2012 dibandingkan dengan triwulan IV

(7)

tahun 2013 (y-o-y) bertumbuh sebesar 6,74 persen. Sedangkan secara kumulatif (c-to-c) sampai triwulan IV 2013 pengeluaran konsumsi rumahtangga tumbuh sebesar 6,68 persen.

Komponen pengeluaran nirlaba secara q-to-q juga mengalami perlambatan dibanding triwulan sebelumnya, yaitu hanya tumbuh 0,86 persen. Namun secara y-on-y maupun c-to-c komponen pengeluaran konsumsi nirlaba di triwulan IV 2013 jauh lebih baik dibandingkan triwulan IV 2012. Secara y-on-y tumbuh sebesar 10,63 persen, sedangkan secara c-to-c tumbuh sebesar 10,51 persen. Perbaikan kinerja pengeluaran konsumsi nirlaba secara kumulatif ini dipengaruhi oleh pelaksanaan pemilu gubernur di bulan Januari 2013 dan beberapa pilkada kabupaten/kota yang terjadi dibeberapa kabupaten/kota sepanjang tahun 2013.

Tabel 6

Laju Pertumbuhan Komponen-Komponen PDRB Penggunaan (Persentase) Jenis Penggunaan Triw. III 2013 Terhadap Triw. II 2013 Triw. IV 2013 thd Triw. III 2013 Triw. IV 2013 Terhadap Triw. IV 2012 Triw I sd Triw. IV 2013 Thdp Triw I sd Triw. IV 2012 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,78 1,10 6,74 6,68

2. Pengeluran Konsumsi Nirlaba 4,46 0,86 10,63 10,51

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,21 3,81 7,80 5,06

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,96 3,13 13,48 14,07

5. Perubahan Inventori -105,47 705,98 -21,54 -33,28

6. Ekspor Barang dan Jasa 9,48 0,12 0,29 6,42

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa -15,39 13,46 4,45 4,02

P D R B 5,21 -3,99 7,90 7,65

Pencapaian target penyerapan anggaran konsumsi pemerintah biasanya direalisasikan pada triwulan IV setiap tahunnya. Fenomena tersebut terlihat dari kenaikan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar Rp 2.199,95 milyar pada triwulan III tahun 2013 menjadi Rp 2.283,74 milyar pada triwulan IV tahun 2013 atau bertumbuh sebesar 3,81 persen. Keadaan yang sama diperoleh bila pengeluaran konsumsi pemerintah pada triwulan IV tahun 2013 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) bertumbuh sebesar 7,80 persen. Demikian pula halnya dengan kumulatif pengeluaran konsumsi pemerintah hingga triwulan IV tahun 2013 dibandingkan dengan tiwulan IV tahun sebelumnya (c-to-c) sebesar 5,06 persen.

(8)

Pada triwulan IV tahun 2013 PMTB mencatat pertumbuhan sebesar 3,13 persen atau mengalami kenaikan nilai PMTB dari Rp 4.380,96 milyar pada triwulan III tahun 2013 menjadi Rp 4.528,20 milyar pada triwulan IV tahun 2013. Keadaan yang sama diperoleh jika nilai PMTB triwulan IV tahun 2013 dibanding dengan nilai PMTB pada triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y) yaitu mengalami pertumbuhan sebesar 13,48 persen. Demikian pula halnya bila kumulatif nilai PMTB hingga triwulan IV tahun 2013 dibanding dengan kumulatif nilai PMTB hingga triwulan IV tahun sebelumnya (c-to-c) yaitu bertumbuh sebesar 14,07 persen.

Tabel 7

PDRB Menurut Penggunaan Triwulan III dan Triwulan IV Tahun 2013

(Milyar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 22.466,38 22.899,34 8.365,05 8.456,76

2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba 420,59 439,79 110,36 111,31

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 16.066,05 16.973,93 2.199,95 2.283,74

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 14.505,63 15.278,56 4.380,96 4.518,20

5. Perubahan Inventori -358,09 -938,33 -57,87 -466,43

6. Ekspor Barang dan Jasa 9.905,62 9.871,01 6.168,67 6.176,38

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13.849,17 16.999,40 4.338,73 4.922,78

PDRB 49.257,02 47.524,92 16.828,38 16.157,18

Pada komponen ekspor, juga terjadi perlambatan kinerja ekspor di triwulan IV tahun 2013 bila dibandingkan triwulan III tahun 2013. Meskipun terjadi penurunan kinerja ekspor antar daerah di triwulan IV tahun 2013, namun masih mampu diimbangi oleh kinerja ekspor luar negeri dengan masih meningkatnya ekspor beberapa komoditi unggulan Sulawesi Selatan sehingga memicu kinerja ekspor secara umum tetap tumbuh positif pada triwulan IV tahun 2013. Sebagai konsekuensinya komponen ekspor barang/jasa pada triwulan IV tahun 2013 hanya tumbuh kecil yaitu sebesar 0,12 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Terjadi peningkatan nilai ekspor barang/jasa Sulawesi Selatan dari Rp 6.168,67 milyar pada triwulan III tahun 2013 menjadi sebesar Rp 6.176,38 milyar pada triwulan IV tahun 2013. Keadaan serupa diperoleh bila nilai ekspor pada triwulan IV tahun 2013 dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y ) yaitu hanya tumbuh sebesar 0,29 persen. Namun demikian secara kumulatif (c-to-c) kinerja ekspor pada tahun 2013 masih jauh lebih bagus dibandingkan tahun 2012, dimana pertumbuhannya secara c-to-c mencapai 6,42 persen.

(9)

Tabel 8

Distribusi Komponen-Komponen PDRB Penggunaan Triwulan III dan Triwulan IV Tahun 2013

(Persentase)

Sektor Ekonomi

Harga Berlaku Harga Konstan

Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013 Triwulan III 2013 Triwulan IV 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga,Nirlaba 45,81 48,18 49,71 52,34

2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba 0,85 0,93 0,66 0,69

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 32,62 35,72 13,07 14,13

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 29,45 32,15 26,03 27,96

5. Perubahan Inventori -0,73 -1,97 -0,34 -2,89

6. Ekspor Barang dan Jasa 20,11 20,77 36,66 38,23

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 28,12 35,77 25,78 30,47

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00

Sedangkan pada komponen impor barang/jasa di triwulan IV secara umum terjadi perbaikan kinerja. Nilai impor barang/jasa atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan III tahun 2013 sebesar Rp 4.338,73 milyar naik menjadi Rp 4.922,78 milyar pada triwulan IV tahun atau naik sebesar 13,46 persen. Kondisi yang sama diperoleh bila pertumbuhan nilai impor barang/jasa pada triwulan IV tahun 2013 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-o-y) yaitu tumbuh sebesar 4,45 persen. Demikian juga bila kumulatif nilai impor barang/jasa hingga triwulan IV tahun 2013 dibandingkan kumulatif nilai impor barang/ jasa sampai triwulan IV tahun sebelumnya (c-to-c) juga mengalami peningkatan sebesar 4,02 persen.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan secara q to q pada triwulan IV tahun 2013 mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) sebesar 3,99 persen. Pertumbuhan impor yang cukup tinggi serta berkurangnya inventori yang cukup besar di triwulan IV 2013 memberikan share pertumbuhan masing-masing 3,47 persen dan minus 2,43 persen. Sementara komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto, pengeluaran konsumsi rumahtangga dan pengeluaran konsumsi pemerintah mampu memberikan share yang positif sehingga kontraksi yang terjadi di triwulan IV 2013 tidak terlalu dalam, yaitu masing-masing 0,82 persen, 0,54 persen dan 0,50 persen.

Sementara bila dilihat menurut y-o-y diperoleh pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan sebesar 6,90 persen dimana share pertumbuhan terbesar diberikan oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 3,58 persen. Selanjutnya komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga memberikan share pertumbuhan sebesar 3,57 persen dan komponen konsumsi pemerintah sebesar 1,10 persen.

(10)

Demikian pula bila kumulatif nilai PDRB hingga tiwulan IV tahun 2013 dibandingkan dengan kumulatif nilai PDRB hingga triwulan IV tahun sebelumnya (c-to-c), ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh sebesar 7,65 persen. Sumber pertumbuhan terbesar disumbangkan oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 3,47 persen. Selanjutnya komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga sebesar 3,46 persen, ekspor sebesar 2,35 persen dan pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 0,67 persen.

Tabel 9

Pertumbuhan Dan Sumber Pertumbuhan Ekonomi Triwulan IV 2013 (Persentase)

Jenis Penggunaan Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan

Q to Q Y on Y C to C Q to Q Y on Y C to C

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga,Nirlaba 1,10 6,74 6,68 0,54 3,57 3,46

2. Pengeluaran Konsumsi Nirlaba 0,86 10,63 10,51 0,01 0,07 0,07

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,81 7,80 5,06 0,50 1,10 0,67

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,13 13,48 14,07 0,82 3,58 3,47

5. Perubahan Inventori 705,98 -21,54 -33,28 -2,43 0,85 -1,16

6. Ekspor Barang dan Jasa 0,12 0,29 6,42 0,05 0,12 2,35

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 13,46 4,45 4,02 3,47 1,40 1,24

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan, sedangkan proporsi

Dilihat dari industri yang pesaingnya sedikit, dibutuhkannya kemampuan dan keahlian yang khusus, dan pelanggan yang relatif price- insensitive ini maka Penulis akan menggali

Seiring dengan kebijaksanaan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tentang Pengangkatan tenaga honorer menjadi Calon Pegawai Negeri

Untuk spesis A, haiwan tersebut memiliki bahagian abdomen yang besar, bagi spesis B, mereka memiliki perut yang bercorak, spesis C mempunyai tangan yang bercorak, spesis

Hal ini biasanya didasarkan pada perselisihan atara suami dan istri, perselisihan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat berasal dari salah

Susu skim bubuk sebagai bahan dasar pembuatan susu olahan baik susu olahan bentuk tepung maupun susu kental manis berasal dari tepung susu impor yang telah diambil zat gizinya

Aktual data base keanekaragaman hayati perikanan perairan umum daratan Sulawesi diperoleh dari sejumlah badan air yang sudah diteliti sekitar 214 buah yang terdiri atas 175 buah

Berdasarkan hasil analisis atribut produk pada perusahaan Gemilang Lima Jaya, ternyata pada saat sebuah perusahaan alas kaki hendak menentukan kualitas dari produk yang